PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pasien pada komunitas ?
3. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan komunitas dengan sebuah kasus?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui serta memahami Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan komunitas.
2. Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan komunitas.
3. Mengetahuai diagnosa asuhan keperawatan komunitas.
4. Mengetahui intervensi asuhan keperawatan komunitas.
5. Mengetahui implementasi asuhan keperawatan komunitas.
6. Mengetahui evalusi asuhan keperawatan komunitas.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat secara teori
Mahasiswa mengetahui konsep asuhan keperawatan komunitas
2. Manfaat secara praktik
Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dasar asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TIJAUAN TEORI
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan
sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.
Ekonomi Pendidikan
Client
Keamana
n
Komunikas
i dan
Politik dan
Pelayanan
Pemerintah
Kesehatan an
Garis
pertahana
n fleksibel
(buffer zone)
Garis
Pertahanan
normal
Client
(kesehatan)
Garis
resistensi
(kekuatan
Inti (Individu) )
= Stresor
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial
dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan
resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
(misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang
tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan/keselamatan orang lain
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit
medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial
9)
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok,
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
4) Pengelolaan Data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
e.
5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H
Maslow:
• Keadaan yang mengancam kehidupan
• Keadaan yang mengancam kesehatan
• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan
memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen,
yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya terjadi.
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan
arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan
yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang
dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas
adalah (Mubarak, 2005):
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama
dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses
dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
1. Pengkajian
b. Tahap Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan pertemuan pertama dengan staf/petugas Kelurahan/Kepala
Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor. Melalui pertemuan ini
diperoleh profil demografi Kelurahan Gedung Johor. Berdasarkan karakteristik sosial masyarakat
yang ada, terdapat perkumpulan masyarakat seperti: perwiridan dan STM (Serikat Tolong
Menolong) berjalan dengan baik.
Dalam rangka mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa F.Kep
USU dengan warga di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor,
kelompok melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat dan tokoh agama daerah setempat.
c. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan penyusunan angket (kuesioner) yang akan diisi oleh
masyarakat. Penyusunan angket dilakukan melalui supervisi dan koordinasi dengan pembimbing
Keperawatan Komunitas. Melalui angket tersebut diharapkan akan diperoleh informasi tentang
masalah masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Setelah angket direvisi kemudian dilakukan penyebaran 101 buah angket secara langsung
kepada masyarakat yang menjadi sampel untuk mewakili keseluruhan masyarakat Lingkungan
IV Kelurahan Gedung Johor. Penyebaran angket berlangsung mulai tanggal 11
Maret – 14 Maret 2012. Pengisian angket dilakukan dengan metode wawancara. Setelah angket
terkumpul dilakukan tabulasi data melalui proses komputerisasi kemudian data disajikan dalam
bentuk diagram untuk selanjutnya dianalisa.
2. Analisa Situasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Mahasiswa Kelompok II keperawatan Komunitas
Profesi Ners USU 2012 maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Diagram 1
Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;Jumla PendudukSeries1;
h BerdasarkanSerieUsia1; Series1
;
bayi; 11;
anak-
lansia; balita; anak;
46; 11% 43; 10% 3% 45;
10%
Series1; Series1;
remaja;
dewasa; 58
226; 53% 13%
Analisa:
Dari diagram di atas terlihat bahwa penduduk dengan usia dewasa (21-54 tahun)
merupakan persentase terbesar yaitu 53% dan presentase terkecil yaitu bayi (0-< 1 tahun)
sebanyak 3%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah lingkungan IV memiliki salah satu modal
dasar berupa SDM pada usia produktif yang diharapkan dapat bermanfaat untuk menanggulangi
masalah kesehatan.
Diagram 2
Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;
Jumlah lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan
; 211; 49%
Series
1;
Laki-
laki;
217;
51%
Analisa:
Diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk mayoritas berjenis kelamin laki-laki
sebesar 51% sedangkan perempuan sebesar 49%. Berdasarkan data di atas dapat
dipertimbangkan pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas sehingga dalam
intervensi keperawatan komunitas dapat dipertimbangkan partisipasi kepala keluarga.
Diagram 3
Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;
Pend Tinggi;Pendidikan
7; 7%
Series1; SD;
36; 36%
Series1; SLTA; 42;
41%
Series1;
SLTP; 16;
16%
Analisa:
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan masyarakat adalah
SLTA/sederajat sebanyak 41% diikuti jenjang SD sederajat 36% dan SLTP 16%, dan perguruan
tinggi (D1-S2) sebanyak 7%. Berdasarkan data diatas perlu diperhitungkan faktor tingkat
pendidikan dalam memberikan tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan.
Diagram 4
Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;
Pekerjaan karyawa
n
Series1;
Tidak swasta;
9; 9
Series1;
Diagram 5
Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1; Series1;
Series1;
Islam; 97;
96%
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk beragama Islam sebanyak
96% dan agama Kristen 1%, Budha 1%, Hindu 2% . Data ini dapat menjadi masukan dalam
rencana kegiatan di masyarakat untuk melibatkan tokoh agama terkait.
Diagram 6
Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Keluarga di Lingkungan IV
Kelurahan Medan Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;
Penghasilan <500.000
;
Series1;
500.000
-
1.000.00
0;
37; 37%
Analisa :
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 49% keluarga yang
mempunyai penghasilan perbulannya > Rp.1000.000. Sebanyak 37% keluarga berpenghasilan
Rp. 500.000- 1000.000 dan yang berpenghasilan setiap bulannya < Rp.500.000 sebanyak 14%.
Dengan melihat data di atas dapat dipertimbangkan intervensi keperawatan yang berhubungan
dengan penghasilan keluarga.
Diagram 7
Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1; Series1;
Suku Series1;
Minang; 6;Melayu; 4; Batak;
6% 4% 10;
10%
Series1; Jawa;
81; 80%
Analisa :
Diagram di atas menunjukkan keberagaman suku di Lingkungan IV. Suku terbanyak
adalah suku Jawa (80%) diikuti dengan Batak (10%) dan suku minoritas adalah suku Minang
(6%) dan Melayu (4%). Dengan demikian, dalam perencanaan tindakan keperawatan komunitas
harus mempertimbangkan aspek sosial budaya/kultural yang ada di lingkungan tersebut
terutama budaya Jawa dan Batak.
Diagram 8
Proporsi Keadaan Penyakit pada Anggota Keluarga 6 Bulan Terakhir di Lingkungan IV
Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Maret 2012
Series
Series1; Series1; Series1; cacar; Series1; 1;
Penyakit 6 Bulan Terakhir Series1
;
stroke; 1; diare;
nyeri demam 3; 3% 1% asam 15;
berdarah lambung;
otot; 1; ; 1; 15%
1% 3; 3% 1%
Series1;
batuk,
pilek; 77;
76%
Analisa:
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penyakit yang diderita anggota keluarga dalam 6
bulan terakhir yang terbanyak adalah batuk/pilek sebanyak 76%, diare 15%, nyeri otot dan stroke
1%. Hal ini berpengaruh dari kebersihan udara yang dihirup oleh masyarakat yang berakibat
pada kesehatan individu dan didukung oleh perubahan cuaca yang terjadi. Kesemuanya itu tidak
luput dari keberadaan data sebelumnya dimana cara pembuangan sampah, air limbah, kaleng
bekas dan keadaan ventilasi dan cahaya dalam rumah yang kurang mendukung dapat berakibat
lebih buruk pada derajat kesehatan dan makin tingginya angka kesakitan pada masyarakat di
Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor.
Diagram 9
Proporsi Berapa Kali Keluarga Makan dalam Sehari di Lingkungan IV Kelurahan
Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1; 3
kali
sehari; 99;
98%
Diagram 10
Proporsi Komposisi Makanan Keluarga di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor
Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
nasi+sayur+la
uk Komposisi Makanan Series1;
nasi+lauk; 9;
pauk+buah 9%
+susu
8%
Series1;
nasi+sayur+lau
k
pauk+buah;
20;
20%
Series1;
nasi+sayur+l
auk
pauk; 64;
63%
Analisa:
Dari diagram di atas dapat terlihat pola konsumsi makanan keluarga mayoritas 3 kali
sehari sebanyak 98% dan yang makan 2 kali sehari 2%. Dengan komposisi makanan nasi + sayur
+ lauk pauk 63%, nasi + lauk pauk 9%, yang mengkonsumsi nasi + sayur + buah + susu 8% dan
nasi + sayur + lauk pauk + buah 8%. Pola makan dan komposisi makanan yang biasa dikonsumsi
keluarga di Lingkungan IV sudah baik walaupun mayoritas keluarga mengkonsumsi makanan
pokok saja yaitu nasi + sayur + lauk dan hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
kurang informasi kepada masyarakat tentang menu 4 sehat 5 sempurna serta manfaat buah-
buahan dan susu bagi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Diagram 11
Proporsi Pernah Mendapat Penyuluhan Gizi Keluarga di Lingkungan IV Kelurahan
Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1;
tidak
pernah; 9;
82%
Analisa:
Dari diagram di atas diketahui dengan penyuluhan kepada keluarga tentang gizi,
didapatkan data bahwa yang mendapat penyuluhan hanya 18% dan tidak pernah mendapat
penyuluhan 82%. Perlu dilakukan penyuluhan kepada keluarga guna meningkatkan derajat
kesehatan dan gizi keluarga.
Proporsi berat badan lahir bayi/balita di lingkungan V Kelurahan Titi Kuning Kecamatan
Medan Johor Bulan Maret 2012
Series1; di
Series1; di atas Berat Badan Bayi bawah
garis
garis hijau; 3; merah; 1;
9%
27%
Series1;
dibawah garis
Series1; di bawah garis
kuning; 1; 9%
hijau; 6; 55%
Analisa:
Diagram di atas menunjukkan bahwa 55% di bawah garis hijau, 27% di atas garis
hijau, 9% di bawah garis kuning, dan 9% dibawah garis merah. Dari hal ini di dapat masih
ada bayi/balita yang beresiko kurang gizi.
Diagram 13
Proporsi Lama Ibu yang Memberi ASI di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor
Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Lama
Series1; lebih Menyusui
dari 6 bulan;
3;
27%
Series1; 6 Series1;
bulan; 1;
9% kurang
dari
6 bulan;
7;
64%
Diagram 14
mberi ASI selain ASI di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret
2012
Diagram 15
Proporsi Usia Bayi diberi Makanan Tambahan
di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Analisa:
Dari ketiga diagram di atas dapat kita ketahui bahwa, lama ibu menyusui kurang dari 6
bulan (64%), lebih dari 6 bulan (27%), 6 bulan (9%). Ibu-ibu di lingkungan IV memberi
makanan tambahan selain ASI sebelum usia bayi kurang dari 6 bulan 91%, dan tidak diberi
makanan tambahan hanya 8%, sedangkan usia bayi diberi makanan tambahan 2-6 bulan (64%),
dan usia bayi lebih dari 6 bulan (36%). Hal ini dapat menunjukkan ibu di lingkungan IV masih
kurang memberikan ASI eksklusif.
Diagram 16
Proporsi Balita yang mendapatkan vitamin A di Lingkungan IV Kelurahan Gedung
Johor Kecamatan Medan Johor Bulan Maret 2012
Vitamin A
100%
Analisa:
Dari diagram diatas dapat kita ketahui bahwa 100% ibu membawa bayi/balitanya ke
puskesmas atau posyandu untuk mendapatkan vitamin A setelah usia 6 bulan. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu sudah paham pentingnya vitamin A tambahan bagi bayi/balita untuk
kesehatan bayi/balitanya.
Diagram 17
Proporsi Masyarakat yang Mendapat Penyuluhan Tentang Kesehatan Ibu, Bayi BalitaDi
Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Bulan
Maret 2012
Penyuluhan KB
Series1;
Tidak
Analisa:
Dari diagram di atas dapat kita ketahui bahwa ternyata para ibu di Lingkungan IV masih
sangat minim menerima informasi tentang kesehatan ibu, bayi dan balita. Hal ini dibutikan dari
hasil pengkajian yang telah dilakukan, dari 101 responden 52% ibu belum pernah mendapatkan
penyuluhan kesehatan, hanya 48% ibu yang telah mengikuti penyuluhan baik itu di kegiatan
posyandu, puskesmas ataupun dari klinik bidan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisi situasi wilayah binaan maka dapat dirumuskan masalah pada Lingkungan
IV yaitu
Peran serta aktif masyarakat Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor yang bertujuan
belum mampu meningkatkan perannya dalam melakukan upaya promotif dan perventif
lingkungan IV
patah tulang.
5. Implementasi
masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan. Peran tersebut dengan berfokus pada
1) Pencegahan primer
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak
2) Pencegahan sekunder
pencegahan sekunder yang dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
3) Pencegahan tertier
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
mereka.
Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor maka
dikatakan
bahwa masyarakat belum sepenuhnya melakukan upaya pencegahan tersebut. Walaupun telah
pernah dilakukan pendidikan kesehatan dari tenaga kesehatan seperti puskesmas atau mahasiswa
sebagaimana mestinya.
Masyarakat juga masih malas mendatangi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kesehatan
mereka sebagai upaya pendeteksian penyakit secara dini sehingga bisa diobati dengan tepat.
Berhubungan dengan kondisi tersebut perlu dlilibatkan peran aktif kader sebagai promoter
Peran kader seperti memberikan informasi mengenai masalah – masalah yang terdapat
dilingkungan dan mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan upaya
dapat meningkat.
Lurah dan kader kesehatan juga mengatakan akan berusaha meningkatkan perannya sebagai
promoter kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Lingkungan IV. Kader
akan lebih memantau dan bekerja sama dengan masyarakat dalam melaksana upaya pelayanan
kesehatan. Seperti saat kegiatan Posyandu, kader mengatakan perlu melakukan penyuluhan
mengenai KB, Pemberian makanan Tambahan, Kadarzi dan diskusi mengenai masalah tekait
kesehatan lainnya.
C. Pembahasan
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan ini secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2006).
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering
mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak
akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
Proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar
proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.
Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam masyarakat Lingkungan IV jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan
lebih cepat. Kerja sama seperti melakukan proses pemantauan oleh pihak terkait harus dilakukan
dengan optimal agar pelaksanaan kegiatan kesehatan di Lingkungan IV bisa dilihat apakah
Kelurahan gedung Johor seperti melakukan penyuluhan – penyuluhan kesehatan dan mengajak
masyarakat berperan aktif dalam melaksananakan upaya kesehatan seperti melakukan upaya