Anda di halaman 1dari 30

Materi KULIAH

Oleh dr, Nur Anna C. Sadyah, SpPD

Sistem Hormon
 Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan.

 Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan


perkembangan.

 Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan
bahkan beberapa tahun.

 Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan
tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam
pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke
seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua
hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun
hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon
tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.

 Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sangat kecil

2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target

3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target

4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus

5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :

1. kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada
proses metabolisme
2. kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin

3. kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus

Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :

No. Kelenjar endokrin Lokasi


1 Kelenjar hipofisis Terletak pada dasar otak besar, pada
lekukan tulang selatursika di bagian
tulang baji
2 Kelenjar tiroid Terletak di daerah leher
3 Kelenjar paratiroid Terletak di dekat kelenjar tiroid
4 Kelenjar pankreas Terletak di dekat ventrikulus (perut
besar)
5 Kelenjar adrenal Terletak di bagian atas ginjal
6 Ovarium Terletak di daerah abdomen (perut)
7 Testis Terletak di buah zakar dalam skrotum

Hubungan Saraf dan hormon

Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf
dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah
kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).

Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku.
Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat
dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja
jantung
Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf

No. Aspek pembeda Sistem hormon Sistem saraf


1 Aksi Bersifat lambat Bersifat cepat/segera
2 Pengaturan Jangka panjang, Jangka pendek,
misalnya misalnya denyut
jantung dan kontraksi
pertumbuhan dan
otot
perkembangan
3 Sekresi Hormon neurotransmitter
4 Komunikasi Komunikasi antarKomunikasi melalui
neuron melaluisistem sirkulasi
synapsis

Aryulina (2003 : 275)

 Kelenjar Endokrin meliputi hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal,


ovarium dan testis
1. Kelenjar Hipofisis (pituitary)

Kelenjar ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
(fitonline2000@yahoo.com)

Pembebasan hormon Adenohipofisis dikontrol oleh hipotalamus. Sel – sel neurosekresi di


hipotalamus mensekresi hormone pembebas dan hormone penghambat ke dalam jaringan kapiler
yang terletak di batang pituitary. Darah yang mengandung hormone tersebut mengalir melalui
pembuluh – pembuluh portal pendek kedalam jaringan kapiler kedua di dalam pituitary anterior.
Sebagai respon terhadap hormone pembebas spesifik, sel – sel endokrin di pituitary anterior
mensekresikan hormone tertentu ke dalam sirkulasi.

(Campbell, 1925)
a. Hormon yang dihasilkan anterior hipofisis

No. Hormon Prinsip kerja


1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan
anabolisme protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi
hormone oleh kelenjar
tiroid
3 Hormon Mengontrol sekresi
Adrenokortikotropik beberapa hormone oleh
(ACTH) korteks adrenal
4 Follicle Stimulating a. Pada wanita :
Hormon (FSH) merangsang
perkembangan
folikel pada ovarium
dan sekresi estrogen

b. Pada testis :
menstimulasi testis
untuk mengstimulasi
sperma
5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita :
bersama dengan
estrogen
menstimulasi
ovulasi dan
pembentukan
progesterone oleh
korpus luteum

b. Pada pria :
menstimulasi sel –
sel interstitial pada
testis untuk
berkembang dan
menghasilkan
testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran
dan memelihara sekresi
susu oleh kelenjar susu

Pratiwi, (2007 : 198)

Regulasi Hormon anterior hipofisis / Adenohipofisis

(fitonline2000@yahoo.com)

Sel – sel neurosekresi dalam hipotalamus mensintesis hormone ADH dan oksitosin.
Neurohipofisis membebaskan hormone itu ke dalam darah, dimana hormone itu
bersirkulasi. ADH berikatan dengan sel target di ginjal, oksitosin berikatan dengan sel
target di kelenjar susu dan uterus

b. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis


No. Hormon Prinsip kerja
1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot
polos pada rahim wanita
selama proses melahirkan
2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan
pembuluh darah

Pratiwi, (2007 : 198)

Regulasi hormon posterior hipofisis/neurohipofisis

(fitonline2000@yahoo.com)

c. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis

No. Hormon Prinsip kerja


1 Melanocyte stimulating Mempengaruhi warna kulit
hormon (MSH) individu
2. Kelenjar Tiroid (kelenjar gondok)

gambar anatomi tiroid

 Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri
dari dua buah lobus.

 Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin
(T3).

 Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung
yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu
kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan
pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.

No. Hormon Prinsip kerja


1 Tiroksin Mengatur metabolisme,
pertumbuhan, perkembangan,
dan kegiatan system saraf
2. Triiodontironin Mengatur metabolisme,
pertumbuhan, perkembangan
dan kegiatan sistem saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium
dalam darah dengan cara
mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang.

Regulasi hormon Tiroid

(fitonline2000@yahoo.com)

Hipotalamus mensekresi TRH (hormon pembebas TRH) yang merangsang pituitari


anterior untuk mensekresi TSH (hormon perangsang tiroid). Ketika TSH berikatan
dengan reseptor spesifik di kelenjar tiroid terjadi pembebasan T3 dan T4. Kadar T3
dan T4 yang tinggi, dan TSH dalam darah akan menghambat sekresi TRH oleh
hipotalamus. Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menghambat sekresi TSH oleh
pituitari anterior. Sistem umpan balik hipotalamus-pituitari anterior-kelenjar tiroid
menjelaskan mengapa defisiensi iodin menyebabkan penyakit gondok. Apabila iodin
tidak mencukupi, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T3 atau T4 dalam jumlah
mencukupi. Dengan demikian pituitari akan terus mensekresi TSH, dan
menyebabkan pembesaran tiroid. (Campbell, 1952 hal 140)
Salah satu keadaan yang diakibatkan kerusakan kelenjar tiroid adalah penyakit Grave.
Keadaan ini menyebabkan mata membengkak (kiri). Gondok adalah suatu keadaan
yang diakibatkan oleh pembesaran kelenjar tiroid (kanan).

Jenis penyakit tiroid yang utama:

 Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
 Hipotiroidisme

Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada


orang biasa. Antara penyebab penyakit ini ialah :
 Grave's disease. Antibodi di dalam badan menyebabkan tiroid membesar dan
mengeluarkan lebih hormon. orang yang menghidapi penyakit ini mengeluarkan
hormon berlebihan
 Thyroiditis (tiroid bengkak).

 Toxic nodule goitre. Terlalu banyak iodin di dalam makanan

Tanda-tanda orang yang menghidapi hipertiroidisme:

 Bengkak di leher
 Degupan jantung bertambah, sentiasa berdebar-debar

 Gementar dan gelisah,

 Haid tidak teratur, kurang atau tidak datang

 Kesuburan turun

 Mata menjadi besar (bulging)

 Kejang otot

 Oesteoporosis

 Pengeluaran keringat banyak,

 Suhu badan naik,

 Rambut rontok

 Sulit bernafas

 Susah tidur

 Tekanan darah naik

 Turun berat badan walaupun selera naik

 Lemah
http://ms.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_tiroid

3. Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak ginjal)

gambar anatomi paratiroid


 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid
 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium
dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel –sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah.

 Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

1. mengatur metabilisme fosfor


2. mengatur kadar kalsium darah

4. Kelenjar Timus

 Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.


 Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
 Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
 Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.

5. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)


gambar anatomi adrenal

 Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.


 Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis yang terbagi menjadi dua
bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

 Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No. Hormon Prinsip kerja


1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion
anorganik
a. Mineralokortikoid
Mengontrol metabolisme
b. Glukokortikoid glukosa
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja
sama dalam hal berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus

b. vasokonstriksi pada arteri

c. vasodilatasi pembuluh darah


otak dan otot

d. mengubah glikogen menjadi


glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur


kadar gula darah
 Regulasi hormon korteks adrenal

 Regulasi hormon medulla adrenal

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula


adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal.
Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan
cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks
adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara
mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146)
6. Kelenjar Pankreas (Langerhans)

gambar anatomi kelenjar pankreas


 Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,
sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.

 Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin


mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel.

 Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.

 Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis)


dan pembentukan lemak (lipogenesis).

 Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk


mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan
terhadap insulin.

 Pengaturan kadar gula darah

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada


manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel –
sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu
telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang,
maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

7. Kelenjar Kelamin

a. Ovarium

 Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,


hormone estrogen dan hormone progesterone.
 Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
 Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin
sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit
menjadi halus.
 Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
 Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel
telur yang sudah dibuahi.
 Fisiologi menstruasi

Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-


Hipofisis-Ovarium

Siklus Menstruasi Normal

 Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium
(indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2
bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi
menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

 Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal.


Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium
(lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan
terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus
menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri
dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

 Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan


hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin

 Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).

Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat
menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang
membuat estrogen.

Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang
kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh
releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.

Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium.
Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah
ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah
pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan


kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi
dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa
ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

 Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada
fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

 Regulasi hormon betina


b. Testis

 Testis pada mammalian terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel
germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.

 Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang


pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
membesarnya suara.

 Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis
bagian anterior.

 Regulasi hormone jantan


Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone
FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin
Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

2. Peran Hormon Pada Sistem KB

 KB adalah program pemerintah yang bertujuan menciptakan keluarga kecil


bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan melalui pengaturan jumlah anak dan
jarak kelahiran.
 Banyak macam teknik KB, ada yang permanent, ada yang sementara, dan ada
yang secara mekanik, kimia ataupun dengan menggunakan hormon.
 Teknik penggunaan hormone pada dasarnya adalah upaya mencegah terjadinya
ovulasi. Dalam hal ini menggunakan hormone estrogen dan progesterone
sintetik.
 Hormon – hormon tersebut ada yang dikemas dalam bentuk pil, suntikan,
ataupun susuk.
 Jika seorang wanita menelan pil KB setiap hari maka dia telah memasukkan
hormon estrogen dan progesterone sintetik ke dalam tubuhnya. Akibatnya,
kelenjar hipofisis tidak akan menghasilkan FSH dan LH. Tidak adanya FSH dan
LHmenyebabkan wanita tersebut tidak akan hamil, karena FSH dan LH berfungsi
merangsang terjadinya ovulasi yang jika dibuahi akan terjadi kehamilan. Selain
itu, progesterone juga berperan merangsang penebalan dinding rahim, sehingga
menolak terjadinya implantasi (penempelan embrio pada dinding rahim).

Kelainan – Kelainan Akibat Kelebihan atau Kekurangan


Hormon

No. Kelenjar Hormon yang Gangguan / Ciri - ciri


dihasilkan kelainan
1 Hipofisis Kekurangan Dwarfisme Penderita tampak
hormon bertubuh pendek
(hiposekresi) (hanya sekitar
hormon satu meter atau
pertumbuhan bahkan kurang)
(growth hormone) tapi tetap memiliki
proporsi tubuh
yang normal
Kelebihan Gigantisme Terjadi pada masa
hormon (giantism) kanak – kanak,
(hipersekresi) dimana terjadi
hormon pertumbuhan
pertumbuhan berlebihan bahkan
(growth dapat sampai
hormone) mencapai 8 kaki
Akromegali Terjadi pada saat
dewasa, penderita
mengalami
pembesaran tulang
rahang dan wajah.
Kulit bertambah
tebal, diikuti
gangguan akibat
penekanan saraf
oleh massa tulang
yang bertambah
2. Tiroid Hipersekresi Grave’s disease/ Penderita ini
hormone tiroksin morbus basedow mengalami
metabolisme yang
(Hipertiroidisme)
amat meningkat;
penderita cenderung
bertambah kurus
walaupun disaat
yang sama penderita
memiliki nafsu
makan yang
meningkat .
Keringat berlebihan,
denyut nadi yang
cepat, tidak tahan
panas dan
kelemahan badan.
Dapat juga
ditemukan
penonjolan bola
mata (exophtalmus)
Hiposekresi Kretinisme (Kerdil) Terjadi pada masa
hormon tiroid kanak – kanak,
(Hipotiroidisme) cirinya penderita
tidak dapat
mencapai
pertumbuhan fisik
dan mental yang
normal
Mix Oedema Terjadi pada orang
(Miksedema) dewasa, cirinya laju
metabolisme
rendah, berat badan
berlebihan, bentuk
badan menjadi
kasar, dan rambut
rontok
3 Paratiroid Hipersekresi Hiperparathormon Kelainan pada
hormon paratiroid tulang seperti tulang
rapuh, bentuk
abnormal dan
mudah patah.
Kelebihan kalsium
yang diekskresikan
dalam air seni
bersama ion fosfat
dapat menyebabkan
batu ginjal
Hiposekresi Hipoparathormon Terjadi gejala
hormon kekejangan otot
paratiroid (tetani)
4 Pankreas Hiposekresi Diabetes tipe I Penyakit ini
hormon insulin sepenuhnya
bergantung dengan
insulin, penyakit ini
sering didapatkan
pada anak-anak atau
dewasa muda.
Pengobatan dengan
mengganti insulin
sesuai dengan
jumlah yang
diperlukan
Diabetes tipe 2 pada penyakit ini
insulin diproduksi
dalam jumlah
memadai tetapi
terdapat gangguan
dalam kualitas dan
mekanisme
kerjanya. Faktor
resiko penyakit ini
seperti riwayat
keluarga dengan
Diabetes Mellitus
dan obesitas
5 Korteks Hipersekresi Cushing’s syndrome penderita
Adrenal hormon kelenjar mengalami
adrenal peningkatan tekanan
darah, gula darah
akibat pengeluaran
hormon kortisol
yang berlebihan.
Hiposekresi Addison’s disease Gejala berupa
hormon kelenjar
· Hipoglikemia
adrenal
(kadar gula
dalam darah
menurun),

· Gangguan
pembentukan
glukosa oleh
jaring
(glukoneogenesi
s)

· Penurunan kadar
glikogen di liver
yang menjadi
cadangan
glukosa dalam
tubuh

· Gangguan akibat
kekurangan
aldosteron
seperti
pengeluaran
natrium dan
cairan yang
berlebihan di
ginjal.

· Dehidrasi,

· Penurunan tekanan
6 Kelenjar Hiposekresi - dapat
gonad hormon kelenjar mengakibatkan
gonad gangguan terutama
dalam proses
reproduksi manusia.

Anda mungkin juga menyukai