Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


TENTANG SISTEM HORMON

Nama :
Faisal Muhaidin 2181000220056

Dosen Pengampu :
Nuril Hidayati, S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
SISTEM HORMON

KEMAMPUAN DIRI

1. Pituitari anterior/hipofisis anterior menghasilkan stimulus untuk


mengontrol kerja kelenjar sehingga mensekresikan hormon.
a. Hormon apa saja yg dikontrol oleh hipofisis anterior dan nama
kelenjarnya ? (misal di atas ada ovarium brarti nanti jawabnya kelenjar
ovarium menghasilkan hormon A dan B. Nama stimulus hormon pada
hipotalamus adalah X)
b. Bagaimana mekanisme pengontrolan atau regulasi sekresi dan
penghambatan hormon yg dibawah hipofisis anterior ?

2. Pituitari posterior/hipofisis posyerior menghasilkan stimulus untuk


mengontrol kerja kelenjar sehingga mensekresikan hormon.
a. Hormon apa saja yg dikontrol oleh hipofisis posterior dan nama
kelenjarnya ?
b. Bagaimana mekanisme pengontrolan atau regulasi sekresi dan
penghambatan hormon yg dibawah hipofisis posterior ?

3. Pada kondisi normal, suatu hormon dalam darah (jika hormon tersebut
dialirkan melalui pembuluh darah target hormon) memiliki konsentrasi
dalam jumlah banyak maka dengan cepat ikatan tubuh kita beralih
produksi dan sekresi hormon ini untuk dihentikan. Bagaimana tubuh kita
melakukan pengaturan terhadap sekresi hormone ?

JAWABAN :

1. Pituitari anterior/hipofisis anterior menghasilkan stimulus untuk


mengontrol kerja kelenjar sehingga mensekresikan hormon.
a) Hormon yg dikontrol oleh hipofisis anterior dan nama kelenjarnya,
yaitu:
a. Kelenjar Mamae yaitu dihasilkan oleh hormone steroid dari
cortex adrenal hormone. Hormon tersebut dipengatuhi oleh
prolactin yang berfungsi mensekresi dan mengaktifkan ASI.
Nama stimulus hormone pada hipotalamus adalah PRH
(Prolactin Releasing Hormone), hormon ini berfungsi
merangsang keluarnya prolactin.
b. Sistem Gerak (Otot dan Rangka) yaitu menghasilkan hormone
Somtomedin. Hormone tersbut diipengaruhi oleh GH (Growth
Hormone) atau Somatotropin (Hormon Pertumbuhan) yang
berfungsi sebagai pertumbuhan tulang, otot dan organ serta
memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan
stimulasi kepada hati untuk mensekresi hormon somatomedin,
sebuah hormon perkembangan yang memberikan stimulasi lebih
lanjut terhadap sel untuk berkembangbiak. Nama stimulus
hormone pada hipotalamus adalah SRH (Somatotropin Releasing
Hormone), hormon ini berfungsi merangsang keluarnya
somatotropin (Growth Hormone)
c. Kelenjar Tiroid yaitu menghasilkan 3 hormone, yaitu :
1. Tiroksin (T4)
2. Triiodothyronine (T3)
3. Kalsitonin.

Ketiga hormone tersebut dipengaruhi oleh TSH (Tiroid


Stimulating Hormone) adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofise otak bagian anterior dan berfungsi untuk
memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid dan
merupakan stimulator bagi sekresi hormon T4 dan T3 yang
dihasilkan oleh kelenjar tersebut. Hormon tirotropin adalah
glikoproten dan memiliki dua subunit, yaitu subunit α (alpha) dan
β (beta). Nama stimulus hormone pada hipotalamus adalah TRH
(Thyrotropin Releasing Hormone) atau Thyroid Stimulating
Hormone-Releasing Hormone, hormon ini berfungsi merangsang
keluarnya TSH (Tiroid Stimulating Hormone).
4. Kortek Adrenal yaitu menghasilkan hormone :
1. Mineralokortikoid (kortisol) yang mengatur natrium dalam
tubuh.
2. Glukokortikoid yang meningkatkan kadar glukosa darah.
3. Gonadokortikoid yang mengatur hormon seks.

Ketiga hormone tersebut dipengaruhi Adrenocorticotropin


(ACTH) yaitu adalah hormon stimulator hormon dari golongan
kortikosteroid. Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis
dan sekresi glukokortikoid dan androgen pada korteks adrenal
melalui pencerap ganda protein-G yang bergantung pada
mekanisme cAMP. Sebelum berlangsungnya sintesis steroid,
ACTH akan meningkatkan konsentrasi kolesterol esterase dan
mendifusikan kolesterol melalui membran mitokondria dan
meningkatkan sintesis pregnenolon. Nama stimulus hormone
pada hipotalamus adalah CRH (Corticotropin Releasing
Hormone), hormon ini berfungsi merangsang keluarnya ACTH
(adrenocorticotropin).

5. Ovarium dan Testis yaitu menghasilkan hormone Estrogen dan


Progesteron (Ovrium) dan Testosteron (Testis). Hormone tersebut
dipengaruhi oleh LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle
Stimulating Hormone), fungsi dari masing – masing tersebut
yaitu:
1. LH (Luteinizing Hormone) :
a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen menstimulasi
ovulasi dan pembentukan progesterone oleh korpus
luteum.
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel interstitial pada testis
untuk berkembang dan menghasilkan testoteron.
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone) :
a. Pada wanita : merangsang perkembangan folikel pada
ovarium dan sekresi estrogen.
b. Pada testis : menstimulasi testis untuk mengstimulasi
sperma.

Nama stimulus hormone pada hipotalamus adalah GnRH


(Gonadotropin Releasing Hormone) atau LHRH
(LuteinizingHormone Releasing Hormone), hormon ini berfungsi
merangsang keluarnya LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle
Stimulating Hormone).

b) Pada regulasi sekresi hipofisis anterior tidak ada hormon hipofisis


anterior yang disekresi secara konstan. Meskipun setiap hormon
mempunyai sistem kontrol yang unik, namun ada beberapa pola
regulasi yang umum. Dua faktor penting yang meregulasi hormon
hipofisis anterior adalah :
1. Hormon dari hipotalamus.
2. Feedback dari target organnya.

Sekresi dari setiap hormon hipofisis anterior distimulasi atau dihambat


oleh satu atau lebih dari tujuh hormon hipofisiotropik hormon dari
hipotalamus. Tergantung dari cara kerjanya, hormon ini ada yang
disebut releasing hormone atau inhibiting hormone. Cara kerja dari
hormon ini tergantung daripada namanya. Sebagai contoh thyrotropin
releasing hormone (TRH) menstimulasi pelepasan TSH dari hipofisis
anterior sedangkan prolaktin inhibiting hormone (PIH) yang dikenal
sebagai dopamin menghambat pelepasan prolaktin dari hipofisis
anterior. Hipofisiotropik hormon pada kebanyakan kasus termasuk
dalam tiga tingkat rantai hierarki hormon. Hipotalamik-hipofisiotropik
hormon mengatur pengeluaran dari hormon tropik dari hipofisis
anterior. Hormon tropik ini meregulasi sekresi dari target hormon
kelenjar endokrin yang kemudian menimbulkan efek fisiologik.
Hormon yang dihasilkan ini dapat memberikan feedback negatif ke
hipofisis dan hipotalamus. Sistem ini dikenal sebagai endokrin aksis
(HPA Aksis).

2. Pituitari posterior/hipofisis posterior menghasilkan stimulus untuk


mengontrol kerja kelenjar sehingga mensekresikan hormon.
a) Hormon yg dikontrol oleh hipofisis posterior dan nama kelenjarnya
a. Kelenjar Hipofisis menghasilkan Hormone Oksitosin adalah
hormon yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat
pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam
membantu proses kelahiran. Selain itu, Hormon ini juga berfungsi
untuk mensekresi air susu dengan merangsang kontraksi duktus
laktiferus kelenjar mammae (payudara) pada ibu menyusui.
Namun, Produksi air susu tersebut di atur oleh hormon Prolaktin.
Hormone ini distimulus oleh akan mengirimkan sinyal ke
hipotalamus untuk mensekresikan lebih banyak oksitosin. Hisapan
bayi akan mengakibatkan sinyal ke hipotalamus, mengakibatkan
lebih banyak lagi oksitosin. Hal tersebut menyebabkan kontraksi
sel mioepitel kelenjar mammae yang membantu pengeluaran ASI.
b. Kelenjar Hipofisis menghasilkan Hormon ADH (Anti Diuretic
Hormone) merupakan sebuah hormon peptida yang mengatur
penyerapan kembali molekul yang berada pada ginjal dengan
memengaruhi permeabilitas jaringan dinding tubulus ginjal,
sehingga berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin. Pada
sirkulasi darah akan mengatur homeostasis antara Natrium dan air.
Hormone ini distimulus ketika regulasi sekresi vasopresin melalui
impuls neural yang memicu pelepasan ADH yang diaktifkan oleh
peningkatan osmolalitas plasma (stimulasi fisiologik primer), stres
emosional (stres fisik) dan senyawa farmakologik (asetil kolin,
nikotin, morfin) yang memiliki efek peningkatan sintesis ADH dan
neurofisin. Inhibitor sekresi vasopresin yaitu penurunan
osmolalitas, epinefrin dan etanol.
b) Mekanisme pengontrolan atau regulasi sekresi dan penghambatan
hormon yg dibawah hipofisis posterior yaitu, oksitosin bersama
vasopresin mengalir melalui akson saraf ke ujung saraf hipofisis untuk
disimpan, bila dibutuhkan akan masuk ke dalam aliran darah. Pada
Oksitosis disintesis dalam nukleus para ventrikularis. Pengaturan
sekresi melalui stimulasi primer yaitu impuls neural yang terbentuk
dari perangsangan papile mammae, stimulasi sekunder yaitu
menstimulasi aktivitas vagina dan uterus, dan sekresi dirangsang
estrogen dan dihambat oleh progesteron. Fungsi fisiologis yang
terutama merangsang kontraksi sel-sel mioepitel kelenjar mammae
dengan meningkatkan aliran ASI ke dalam duktus alveoliaris maka
timbul mekanisme laktasi. Oksitosin dan neurofisin I juga diproduksi
oleh ovarium di duga menghambat steroidogenesis. Sedangkan pada
mekanisme kerja vasopressin / ADH pada ginjal belum diketahui jelas,
namun berikatan kuat pada jaringan ginjal, serta aktivitasnya melalui
pengaktifan pembentukan cAMP. Bila minum banyak menyebabkan
plasma encer merangsang hipofisis posterior untuk penurunan sekresi
vasopresin dan selanjutnya reabsorbsi air fakultatif menurun akibatnya
urin encer (osmolalitas kurang dari 285 mOsm/L) dan volume urin
meningkat. Sebaliknya bila kurang minum/kehilanngan air, darah
menjadi pekat, osmolalitas meningkat, terjadi rangsangan
osmoreseptor/hipofisa posterior menyebabkan peningkatan sekresi
ADH, akibatnya reabsobsi fakultatif meningkat serta volume urin
menurun dan Bj meningkat (pekat). Obat/keadaan yang mempengaruhi
sekresi vasopressin adalah alkohol dapat menurunkan sekresi ADH
serta menyebabkan volume urin meningkat. Stres pascaoperasi/obat
anastesi dapat meningkatkan sekresi vasopressin serta menybabkan
volume urin menurun (Oliguria). Regulasi sekresi vasopresin melalui
impuls neural yang memicu pelepasan ADH yang diaktifkan oleh
peningkatan osmolalitas plasma (stimulasi fisiologik primer), stres
emosional (stres fisik) dan senyawa farmakologik (asetil kolin, nikotin,
morfin) yang memiliki efek peningkatan sintesis ADH dan neurofisin.
Inhibitor sekresi vasopresin yaitu penurunan osmolalitas, epinefrin dan
etanol.

3. Tubuh kita melakukan pengaturan terhadap sekresi hormone yaitu ketika


hormon disekresi oleh kelenjar endokrin jika ada stimulus baik dari
lingkungan internal maupun eksternal dan juga melalui mekanisme
feedback. Hormon yang telah disekresi kemudian masuk ke pembuluh
darah untuk disirkulasi dibawah oleh protein khusus menuju sel target.
Pada sel-sel target hormon akan diterima oleh reseptor-reseptor yang
spesifik. Aktivitas hormon di kontrol oleh mekanisme refleks endokrin.
Reflek ini dipicu oleh adanya stimulasi humoral (perubahan komposisi
cairan ekstra sel), stimulasi hormonal (adanya hormon spesifik) atau
stimulasi neural (adanya neurotransmitter). Pada banyak kasus refleks
hormonal dilakukan melalui mekanisme negativ feedback. Kontrol
aktivitas hormon dilakukan pada level tinggi yaitu oleh kelenjar
hipotalamus dengan mensekresi hormon spesifik yang dapat menstimulasi
kelenjar hipofisis anterior untuk mensekresi hormon. Hormon-hormon
spesifik dari hipofisis anteior menstimulasi kelenjar target seperti kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, dan gonad. Kelenjar-kelenjar ini akan
menghasilkan hormon yang secara langsung beredar ke sirkulasi sistemik
untuk selanjutnya menuju sel target. Jika kadar hormon berlebihan atau
berkurang maka secara otomatis akan merangsang hipotalamus menambah
atau mengurangi sekresi hormon atau menghasilkan hormon lain yang
bekerja secara berlawanan. Manakala hormon mencapai sel target, hormon
akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda:
a. Pertama melalui penggunaan mediator intraselular.
b. Kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel.

Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate


(cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel.
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akanmengalami sedikit
perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan
dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan
berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan
pada akhirnya protein (misalnya enzim, steroid). Substansi
inimempengaruhi reaksi dan proses selular.

Anda mungkin juga menyukai