Anda di halaman 1dari 3

Hormon dan homeostasis

Peran hormon dalam homeostatis antara lain: Homeostasis glukosa oleh pankreas, kalsium oleh
kelenjar parathyroid dan keseimbangan air Hormon ADH pada tubulus ginjal.
Misalnya pada Homeostasis glukosa: jika terjadi penurunan kadar glukosa dalam darah (adanya
aktivitas yg berlebihan dan masukan pakan yg terbatas) akan merangsang sel alpha (a) dari pulau
Langerhans dalam pancreas melepaskan glukagon, hormon yg bekerja pada sel-sel hati utk melepaskan
glukosa, sehingga kadar glukosa darah kembali normal.
Peranan Neuroendokrin dalam homeostasis misalnya pada pencernaan. Setelah cairan lambung masuk ke
usus halus ion hydrogen dari HCl akan berhubungan dengan sel epitel usus yg menyebabkan dilepaskannya
hormon sekretin. Sekretin kmd masuk dalam darah dan bekerja pada sel pancreas untuk mensekresikan
cairan yang menetralkan asam dalam usus halus.
Pengontrolan pelepasan hormon: impuls diterima sensori, kemudian dijalarkan dari satu neuron ke neuron
lain sampai dilepaskannya hormon. Sistem saraf bersama system endokrin berperan penting dlm
homeostasis sejumlah proses fisiologis seperti keseimbangan air, pengaturan suhu tubuh bahkan tingkahlaku makan.
Hipothalamus
Merupakan bagian dari otak, terletak di bagian dasar diencepalon di bawah thalamus. Neuron-neuron di
dalam hypothalamus mensintesis dan sekresi hormon releasing (pelepas) dan inhibiting (penghambat) yang
mengatur sekresi hormon hipofisa anterior.

Hormon-hormon yang dihasilkan Hypothalamus


Hormon yg dikirim dan ditimbun di hipofisa posterior, Contoh : Oksitosin dan Vasopressin (ADH)
Releasing Hormon , antara lain Thyrotropin Releasing Factor (TRF) merangsang sekresi Tiroid Stimulating
Hormone (TSH) dari hipofisa anterior dan juga sekresi H prolactin
Gonadotropin Releasing Factor (GnRF): merangsang sekresi FSH maupun Luteinizing Hormon (LH) untuk
menghasilkan hormon gonad (estrogen maupun progesterone)
Growth Hormone Releasing Factor (GRF) : merangsang sekresi Growth Hormone
Corticotropin Releasing Factor (CRF):, merangsang sekresi ACTH
Prolactin Releasing Factor (PRF): Rangsangan sekresi prolaktin oleh hipofisa
Melanocyte Stimulating Hormone Releasing Factor (MSHR)
Mekanisme Kontrol sekresi Hormon hypothalamus-hipofisa (sekresi hipofisiotropin)
Neuron sensori di dalam otak menerima pesan endogen dan eksogen. Stimulus yang diterima diteruskan ke
otak merupakan informasi berupa rangsangan atau hambatan sekresi hipofisiotropin. Setiap neuron
melepaskan neurotransmitter pada transmisi sinaps. Akson dari neuron ini berasal dari bagian
ekstrahipotalamus menuju hypothalamus untuk inervasi sel yang memproduksi Hormon hipofisiotrofik
untuk penghamabt dan pelepas Hormon hipofisa.
Terdapat 3 mekanisme kontrol umpan balik sekresi Hormon yang dihasilkan Hipofisa dan Hipothalamus:
1. Long loop feedback
Beraksi pada Hipofisa anterior, Hipotalamus, pusat otak
2. Short loop feedback
H. Hipofisa yg bersirkulasi pd peredaran porta utk merangsang H. hipofisiotropis hipotalamus
3. Autoinhibisi (Autofeedback inhibition)
Sekresi H. hipofisa akan mengumpan-balik sel-sel asal (hipofisa) utk menghambat sekresinya sendiri

4.6.4. Kelenjar Hipofisa (Kelenjar Pituitari)


Ukuraan kecil, terletak pada dasar otak dan dihubungkan dengan otak oleh tangkai hipofisa..Terdiri dari 3
bagian :Anterior (pars anterior/ adenohypophysis): Intermedia (pars intermedia); Posterior (pars nervousa/
neuro hypophysis)
Hormon dari Kelenjar Hipofisa

Hipofisa Pars Anterior


- Follicle Stimulating Hormone (FSH)
fungsinya antara lain: Menaikkan pertumbuhan dan perkembangan folikel pada ovarium dan proses
spermatogenesis pada fase pertama (Spermatositogenesis).

Luteinizing Hormone (LH) / Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), fungsinya antara lain::
Merangsang sinthesa hormon Steroid pada semua sel di ovarium, sel sel interstitial, sel theka, sel
granulose dan sel dari korpus luteum.

Adreno Cortico Tropic hormone (ACTH) : Cortocotropin atau adrenotropin mendorong pertumbuhan
dan produksi hormon dari korteks kelenjar adrenal.

Thyrotropic Hormone (TTH) /Thyroid Stimulating Hormone /Tyrotropin Mendorong pertumbuhan


dan produksi hormon tiroksin dari kelenjar tiroid

Growth Hormone (GH) / Somatotropin / SomatoTropic Hormone, memberikan efek pertumbuhan


umum, mempercepat sintesis protein dalam tubuh dan mempercepat pertumbuhan tulang dan otot daging
dalam tubuh.

Hipofisa Pars Posterior


Oksitosin (Pitocin), fungsinya antara lain menggertak kontraksi dinding uterus untuk membantu proses
kelahiran.
Vasopresin (Pitressin), berfungsi dalam Vasokonstriksi pada pembuluh darah dan sebagai anti diuresis.
Anti Diuretic Hormone (ADH) mempunyai peranan dalam mempertahankan keseimbangan air di dalam
tubuh.
Saraf otonom
Terdiri dari dua komponen saraf, yaitu pre-ganglion yang menghantarakn rangsangan
dari SSP ke ganglion dan post-ganglion yang menghantarkan rangsangan dari
ganglion ke target.
Hormone/neurotransmitter
Pre-ganglion : acetylcholine
Post-ganglion simpatis : nor-epinephrine
Post-ganglion parasimpatis : acetylcholine
Efek parasimpatis
Pupil mengecil : cahaya masuk berkurang. Kekuatan focus lensa mata
bertambah .
Kelenjar hidung, air mata, saliva, mulut, lambung aktif.
Aktifitas saraf usus dan peristaltic naik
Kontraksi jantung melemah dan jarang
Pelebaran pembuluh darah pipi
Efek simpatis
Pelebaran pupil
Kelenjar pencernaan pekat dan kaya enzim
Keringat dan apokrin bertambah

Peristalsis usus berkurang


Jantung makin kuat dan cepat
Vasokonstriksi yang mengakibatkan tekanan darah naik.
Sistem saraf afferent
1. Kontrol kontraksi otot
- muscle spindle dan golgi tendon organ
- regangan pada serat otot dan tendon
2. Indera somatik
reseptor mekanik
taktil: raba,tekanan,getar,dan tickle
posisi: statik dan gerakan
reseptor suhu: panas atau dingin
reseptor nyeri: informasi kerusakan
3. Indera penglihatan
cahaya diterima oleh retina, dibawa NC II
gerakan bola mata oleh NC III, IV, dan VI
4. Indera pendengaran
dibawa NC VIII
bersama dengan indera keseimbangan
5. Indera kimiawi
taste: dibawa NC VII, IX dan X
smell: dibawa NC I

Anda mungkin juga menyukai