Anda di halaman 1dari 38

HORMON

Wahyu Kartika Sari, M. Farm., Apt.


25 April 2020
Sistem Endokrin
 Sistem endokrin merupakan sistem yang terdiri

dari kelenjar-kelenjar endokrin

 Istilah endokrin memiliki arti mengeluarkan

kedalam berarti bahwa sekresi kelenjar endokrin

bersifat internal artinya dikeluarkan ke dalam

darah

 Kelenjar endokrin, organ yang menghasilkan

hormon yang tidak memiliki pembuluh/ saluran,

sehingga hormon yang dihasilkan didistribusikan

ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah


Hormon
 Hormon berasal dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti “menimbulkan/

membangkitkan

 Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah

karena tidak memiliki saluran sendiri.

 Hormon adalah suatu zat kimia pembawa pesan yang disekresikan oleh jaringan spesifik,

dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target akhir jaringan

(responsive cell) di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau

fisiologi yang khusus

 Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau

kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini

disebut homeostasis, yang berarti seimbang.


Ciri – Ciri Hormon
Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil

Diangkut oleh darah menuju ke sel/ jaringan target

Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target

Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus

Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan
Klasifikasi Hormon
Berdasarkan Senyawa Kimia Pembentuknya :

Golongan Steroid, yang


termasuk golongan ini
adalah : turunan dari Golongan Eikosanoid yaitu
kolestrerol yaitu androgen, dari asam arachidonat
estrogen dan
adrenokortikoid

Golongan derivat Asam Golongan Polipeptida/


Amino dengan molekul Protein : insulin, glukagon,
yang kecil, yang termasuk GH, TSH, oksitosin
golongan ini adalah thyroid, vasoperin, hormon yang
katekolamin, epinefrin dan dikeluarkan oleh mukosa
tiroksin usus dan lain-lainnya
Klasifikasi Hormon
Berdasarkan Sifat Kaluratan Molekul Hormon :

Lipofilik
Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak, contoh :
hormon golongan steroid (estrogen, progesteron,testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (contoh : tiroksin)

Hidrofilik
kelompok hormon yang dapat larut dalam air, contoh insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin dan
katekolamin (contoh: dopamin, norepinefrin, epinefrin)
Klasifikasi Hormon
Berdasarkan Lokasi Reseptor Hormon :

Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor


intraseluler

Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma


membran)
Klasifikasi Hormon
Berdasarkan Pola Siklus Sekresi Hormon :

Sekresi diurnal adalah pola Kortisol, dimana kadar kortisol


yang naik dan turun dalam meningkat pada pagi hari dan
periode 24 jam turun pada malam hari

Pola sekresi hormonal pulsatif


dan siklik naik turun sepanjang Tipe sekresi hormonal variabel
waktu tertentu, seperti dan tergantung pada kadar
bulanan, contoh : estrogen subtrat lainnya, contoh hormon
dimana merupakan non siklik paratiroid dimana proses
dengan puncak dan lembahnya sekresinya tergantung respons
menyebabkan siklus terhadap kadar kalsium serum
menstruasi
Kelenjar Pituitari
Struktur ini terdiri atas 2 bagian yang
mempunyai fungsi dan perkembangannya
masing - masing :

 bagian depan yang mempunyai fungsi


kelenjar atau yang sering dinamai
adenohipofisis

 bagian belakang yang termasuk bagian


sistem saraf atau yang sering dinamai
Kelenjar pituitari adalah kelenjar seukuran
neurohipofisis
kacang, tulang berongga di dasar tengkorak,
di bawah otak dan di belakang jembatan Kedua bagian ini dikaitkan oleh struktur

hidung. yang dinamai dengan infundibulum


Kelenjar Pituitari
 Kelenjar pituitari memiliki dua bagian yang berbeda yaitu :

1. kelenjar hipofisis anterior

2. kelenjar hipofisis posterior

 Kelenjar ini melekat pada hipotalamus, bagian dari otak yang mengontrol aktivitasnya. Bagian
anterior kelenjar hipofisis terdiri dari sel-sel kelenjar yang terhubung ke otak oleh pembuluh darah
yang sangat singkat

 Kelenjar pituitari posterior sebenarnya adalah bagian dari otak dan mengeluarkan hormon langsung
ke dalam aliran darah di bawah komando otak

 Fungsi Kelenjar Pituitari :


1. Memproduksi hormon pertumbuhan
2. Mengontrol sistem endokrin
3. Menproduksi hormon yang berpengaruh pada fungsi otot dan ginjal
4. Menciptakan hormon yang mengatur kelenjar endokrin lain. Sebagai penyimpanan hormon yang
dihasilkan hipotalamus
Struktur Kelenjar Pituitari
1. Adenohipofisis

Adenohipofisi atau hipofisis anterior tersusun atas banyak jaringan epitel kelenjar.
Bersama dengan hipotalamus, hipofisis anterior akan membentuk sistem neuroendokrin
yang terdiri atas kumpulan neuron neurosekretorik yang badan selnya berada di 2
kelompok di hipotalamus yakni nukleus supraoptika dan nukleus paraventrikel.

Secara struktural, adenohipofisis termasuk perpanjangan dari kelenjar hipotalamus.


Hipofisis anterior menghasilkan banyak hormon penting yang disekresikan ke dalam
darah apabila diperlukan, hormon tersebut diantaranya yakni :

2. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone, Somatotropin), yakni hormon yang


memiliki fungsi guna mengatur perumbuhan dan metabolisme tubuh.

 Fungsi hormon pertumbuhan yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan

 Kekurangan  hormon pertumbuhan ini dapat menyebabkan kekerdilan (dwarfisme)


Struktur Kelenjar Pituitari
 Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan gigantisme pada anak dan
akromegali pada orang dewasa

 Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.


Hipotalamus menghasilkan faktor pengelepas hormon pertumbuhan yang
merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga
dijumpai somatostatin yang menghambat sekresi.

 Dengan demikian hipotalamus memegang peran dwi fungsi dalam pengaturan


hormon ini.

 Beberapa obat dan neutransmiter dapat mempengaruhi sekresi hormon


pertumbuhan.

 Dopamine diketahui dapat merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang


normal.
Struktur Kelenjar Pituitari
 Bromoktripin, suatu agonis dopamin derovat ergot, dipakai untuk menekan sekresi
hormon pertumbuhan pada pasien tumor hipofisis. Efek bromoktripin tidak segera
terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam
jangka panjang, sekresi hormon pertumbuhan kembali meningkat setelah
pemberian bromokriptin dihentikan. Bimokriptin  juga menekan sekresi prolaktin
yang berlebihan yang terjadi pada tumor hipofisis.
2. Thyroid Stimulating Hormon / Tirotropin (TSH), yakni hormon yang memiliki fungsi
untuk mengontrol sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
3. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH), yakni hormon yang berfungsi mengatur
sekresi kortisol oleh korteks adrena serta pertumbuhan korteks adrenal
4. Follicle Stimulating Hormone (FSH), pada pria hormon ini memiliki fungsi
meproduksi sperma, sedangkan pada wanita hormon ini berfungsi guna merangsang
pertumbuhan dan perkembangan sel ovum.
5. Luteinizing Hormone (LH), pada pria hormon ini berfungsi merangsang produksi
hormon testosteron, sedangkan pada wanita hormon ini berfungsi mengatur produksi
hormon estrogen dan progesteron dan juga berperan penting dalam proses ovulasi.
Struktur Kelenjar Pituitari

6. Prolaktin, yakni hormon yang memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan payudara dan juga memproduksi air susu pada wanita. Sementara pada
pria hormon ini masih belum jelas fungsinya, kemungkinan besar berhubungan dengan
pertumbuhan organ seks pria.

 Prolaktin mempengaruhi  fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, melalui dan


mempertahankan laktasi.

 Obat yang mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin, haloperidol,
imipramin, klorpromazin,  dan amitriptilin, yang sebagian merupakan antagonis
dopamin.

 Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat disertai galaktore, sedangka derivate
ergot dan I-dopa menghambat  sekresi prolaktin.
Struktur Kelenjar Pituitari

2. Neurohipofisis

Neurohipofisis atau hipofisis posterior ialah bagian dari kumpulan sel kelenjar diantara
pembuluh darah kapiler yang luas. Neurohipofisis mengandung banyak akson saraf dari
hipotalamus. Terdapat 2 bagian utama Neurohipofisis yakni :
 Pars Nervosa ialah bagian belakang neurohipofisis tempat penyimpanan oksitosin
dan vasopressin.
 Pars Infundibular (Infundibulum) ialah bagian tempat terhubungnya kelenjar
hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

Pada bagian neurohipofisis atau hipofisis posterior ini, ada 2 hormon utama yakni
oksitosin dan vasopressin. Kedua hormon tersebut bisa dibuat di hipotalamus akan
tetapi dikeluarkan melalui neurohipofisis.
Struktur Kelenjar Pituitari
3. Hormon Vasopressin (Antidiuretik)
 Vasopressin (VP) atau ADH (Antidiuretik Hormon) ialah hormon peptida yang
memiliki fungsi sebagai pengatur penyerapan kembali molekul yang melewati ginjal
dengan mempengaruhi permeabilitas dinding tubulus ginjal.
 Vasopressin akan mengontrol keseimbangan natrium dan air pada darah juga urin
maka dapat mengatur volume darah atau urin dalam tubuh.
 Selain itu, fungsi hormon vasopressin yakni bisa mempengaruhi tekanan darah pada
manusia. Hormon vasopressin ini dapat dijumpai di hampir semua mamalia.

4. Hormon Oksitosin
 Fungsi dari hormon oksitosin ini banyak sekali berhubungan dengan persiapan organ
reproduksi untuk proses kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada wanita.
 Target penting hormon oksitosin pada wanita yakni sel-sel otot rahim dan sel otak
kelenjar mamae atau kelenjar susu.
 Pada pria, hormon oksitosin mempunyai fungsi sebatai perangsang pertumbuhan
organ seksual sekunder. Dan juga hormon oksitosin bisa berpengaruh pada perasaan
seseorang, oleh sebab itu hormon oksitosin biasa disebut hormon cinta.
Gangguan Kelenjar Pituitari
Gangguan yang paling umum ditemukan pada kelenjar pituitari ialah tumor
pituitari. Tumor pituitari dikelompokkan menjadi 2 kategori yakni : sekresi dan non-
sekretorik.

Tumor non-sekretorik disebabkan oleh kurangnya jumlah dari hormon pituitari yang
diproduksi. Sedangkan, tumor sekretorik dikarenakan oleh produksi hormon yang
berlebihan. Tumor bisa diakibatkan oleh cedera, obat-obatan tertentu, perdarahan
internal, dan gangguan kesehatan lainnya.

Tumor ini jarang mengakibatkan kanker, namun tumor ini bisa menyebabkan
gangguan pada fungsi normal kelenjar. Dalam beberapa kasus, tumor ini bahkan
bisa bertumbuh besar maka menekan bagian-bagian otak yang berdekatan, yang
mungkin mempengaruhi pengelihatan dan indra lainnya.

Selain tumor pituitari, terdapat gangguan lain yang dikenal sebagai apopleksi
pituitari. Dalam kasus yang parah, hilangnya fungsi kelenjar secara tiba-tiba bisa
mengancam jiwa karena kekurangan hormon-hormon vital yang mendadak
Contoh Obat
1. Genotropin
 Komposisi : Somatropin
 Indikasi : Gangguan pertumbuhan yang disebabkan karena insufisiensi
sekresi GH endogen, sindrom turner, insufisiensi ginjal kronik, berat badan
lahir rendah
 Dosis : 0,5-0,7 iu/kg/BB/minggu terbagi dlm injeksi SK
 Kontra indikasi : Adanya aktivitas dari tumor, epifisis yang telah menutup
 Efek samping : Reaksi kulit lokal
 Mekanisme kerja : Hormon-hormon yg dikeluarkan hipotalamus dan
hipofisis adalah golongan peptide atau protein dengan berat molekul
rendah yang bekerja setelah terikat dengan reseptor di jaringan target
Contoh Obat

2. Saizen
 Komposisi : Somatropin
 Indikasi : Kegagalan pertumbuhan pada anak yang disebabkan karena
penurunan atau tidak adanya sekresi hormon pertumbuhan
 Dosis : Kegagalan pertumbuhan karena sekresi hormon pertumbuhan
endogen yg tdk adekuat : 0,7- 1 mg/ m² luas permukaan tubuh atau 0,025-
0,035 mg/kg/BB secara SK atau IM
 Kontra indikasi : Tumor
 Efek samping : Adanya antibodi yang melawan hormon pertumbuhan
manusia serta nyeri pd tempat injeksi seperti nyeri dan kemerahan
Hormon Tiroid
 Kedua bagian tiroid dihubungkan
oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi
kupu-kupu

 Dalam keadaan normal, kelenjar


tiroid tidak terlihat dan hampir
tidak teraba, tetapi bila membesar,
dokter dapat merabanya dengan
mudah dan suatu benjolan bisa
tampak dibawah atau di samping
jakun

 Kelenjar tiroid menghasilkan


hormon tiroid. Hormon tiroid
 Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan adalah hormon yang
diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, mengendalikan kecepatan
tepat dibawah jakun metabolisme tubuh
Hormon Tiroid

 Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu Tiroksin


(T4) dan Triiodontironin (T3)

 Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar


tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan
metabolisme tubuh

 Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk


aktif, yaitu Triiodontironin (T3). Perubahan ini menghasilkan
sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya
dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri
Hormon Tiroid
 Fungsi Hormon Tiroid : Meningkatkan metabolisme sel dan
penggunaan oksigen, mendorong sintesa protein dalam sel,
pertumbuhan sel, perkembangan otak/ SSP distimulasi kerja
jantung dan sirkulasi darah, peristaltik lambung dan usus
diperkuat

 Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino


(tiroksin) yang mengandung yodium

 Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah.


Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok
hingga 15 kali
Hormon Tiroid
No. Hormon Prinsip kerja

1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan, dan kegiatan system saraf

2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan dan kegiatan sistem saraf

3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah


dengan cara mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang.
Mekanisme Kerja Hormon Tiroid

Hormon tiroid masuk ke dalam sel, dan T3 berikatan dengan reseptor di inti. T4 juga dapat
berikatan, tetapi tidak terlalu erat. Terdapat 2 reseptor hormon tiroid, hTRα dan hTRβ.

Selain itu, seperti dinyatakan di atas, sebagian besar T4 dalam darah diubah menjadi T3, dan dalam
hal ini T4 adalah suatu prohormon untuk T3. Kompleks hormone tiroid-reseptor kemudian berikatan
dengan DNA dan meningkatkan ekspresi gen-gen tertentu. mRNA yang terbentuk mencetuskan
pembentukan berbagai enzim yang mengubah fungsi sel.

Riset mengenai pengikatan membuktikan bahwa 2 kompleks T3 reseptor berikatan dengan DNA
atau satu kompleks T3-reseptor dan satu dari sejumlah thyroid receptor auxiliary proteins (TRAPs)
juga dapat berikatan dengan elemen respons tiroid (tiroidresponse element, TRE) dalam gen yang
sesuai. TRAPs mencakup reseptor asam retinoat dan reseptor-reseptor ini memperkuat pengikatan.
Namun peran faali mereka masih perlu ditentukan.

Pada umumnya T3 bekerja lebih cepat dan 3-5 kali lebih kuat daripada T4. Hal ini disebabkan
karena hormon terikat kurang erat dengan protein plasma tetapi lebih erat dengan reseptor hormon
tiroid
Sekresi Hormon Tiroid

 Proses sekresi hormone ini dimulai dengan proses endositosis koloid oleh sel folikel
kelenjar.

 Di dalam sel butir – butir koloid ini meleburkan diri dengan lisosom yang mengandung
enzim proteolitik.

 Enzim ini memutuskan ikatan polipeptida antara senyawa iodotironin dengan


tiroglobulin, sehingga didalam sitoplasma didapat MIT, DIT, T4, dan T3.

 MIT dan DIT tetap didalam sitoplasma untuk didaur ulang dengan bantuan enzim
mikrosom iodotirosin deiodinase yang membebaskan iodium kembali.

 Sedangkan T3 dan T4 akan disekresikan ke dalam sirkulasi darah.

 Proses endositosis koloid dirangsang oleh TSH.


Pengontrol Fungsi Tiroid

Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar t iroid paling sedikit dikendalikan empat mekanisme

1) Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, dimana hormon pelepas-tirotropin


hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon perangsang-tiroid
hipofisis anterior (TSH), yang pada gilirannya merangsang sekresi hormon dan
pertumbuhan oleh kelenjar tiroid.

2) Deiodininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3.

3) Autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya
dengan suplai iodinnya.

4) Stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH (1,2).
Pengontrol Fungsi Tiroid
Ada dua jenis gangguan fungsi tiroid yang utama:

1. Hipertiroidisme/ Tirotoksikosis

1. Hipertiroidisme adalah terjadinya produksi hormon thyroid yang


berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktifitas metabolik meningkat,
berat badan menurun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung
meningkat dan pada hipertiroidisme berlebihan gejalanya adalah
toksisitas hormon. Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan
goiter eksoftalmik (penyakit Grave). Gejalanya berupa
pembengkakan jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata
menonjol.
Ada dua jenis gangguan fungsi tiroid yang utama:

2. Hipotiroidisme

Orang yang menghidap hypothyroidism pula tidak mempunyai


hormon tiroid yang cukup. Hipotiroidisme adalah penurunan
produksi hormon thyroid. Hal ini mengakibatkan penurunan aktifitas
metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental melambat dan
peningkatan simpanan lemak. Pada orang dewasa, kondisi ini
menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya akumulasi
air dan musin di bawah kulit, sehingga terlihat penampakan edema.
Sedangkan pada anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi
mental dan fisik.
Contoh dan Dosis Obat

Thyrax

 Komposisi : L-thyroxine Na
 Indikasi : Hipotiroidisme dengan sebab apapun. Supresi kadar TSH pada
penyakit gondok
 Dosis : Dewasa: awal 0,05-1 mg/hari. Dosis harian ditingkatkan tiap 2
minggu 0,025-0,05 mg sampai dengan hasil yangg diinginkan tercapai
 Konta indikasi : Hipersensitif terhadap tiroksin, tiritoksikosis
 Efek samping : Takikardia, cemas, tremor, sakit kepala, kemerahan muka,
banyak berkeringat, penurunan berat badan
 Mekanisme kerja : Meski mekanisme kerja tiroksin yang tepat belum
diketahui semua, tetapi nampaknya hormon ini bekerja melaui reseptornya
di inti sel. Triyodotironin berikatan dengan afinitas yang tinggi pada reseptor
di inti sel, yang kemudian terikat pada sekuen DNA yang spesifik pada gen
target. Disini triyodotironin memodulasi transkripsi gen dan terjadi sintesis
protein
Contoh dan Dosis Obat

Euthyrox 

 Komposisi : Levothyroxine Na.k


 Indikasi : Hipotiroid
 Dosis : Awal 25-50mcg, ditingkatkan 25-50 mcg pada interval 2-4 minggu
 Kontra indikasi : Hipotiroidisme oleh berbagai kecuali sebagai terapi
bersama dengan obat antitiroid utk mngobati hipertiroid setelah tercapai
fungsi yang normal
 Efek samping : Tremor pada jari tangan, palpitasi, aritmia, berkeringat
secara berlebihan, diare, penurunan berat badan, gangguan tidur, gelisah
Anti Tiroid

 Zat-zat yang berkhasiat untuk menekan produksi hormon tiroid.


Khususnya digunakan pada keadaan hiperfungsi kelenjar tersebut,
yang sering kali disertai dengan peningkatan sekresi tiroksin

 Anti tiroid berfungsi sebagai penghambat sintesis hormon tiroid


Anti Tiroid

Mekanisme kerja
Antitiroid menghambat sintesis hormon teroid dengan jalan
menghambat proses pengikatan/ inkorporasi yodium pada residu
tirosil dari tiroglobulin. Selain itu juga menghambat proses
penggabungan dari gugus yodotirosil untuk membentuk yodotironin.
Cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap
enzim peroksidase sehingga oksidasi ion yodida dan gugus
yodotirosil terganggu. Selain menghambat sintesis hormon.
Propiltiourasil ternyata juga menghambat deyodinasi tiroksin mnjadi
triyodotironin di jaringan perifer, sedangkan metilmazol tidak
memiliki efek ini.
Anti Tiroid

Indikasi
Antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme,baik untuk
mengatasi gejala klinik sambil remisi spontan,maupun sebagai
persiapan operasi.Selain itu,obat ini juga dapat dipakai dalam
kombinasi dengan yodium radioaktif,dengan tujuan mempercepat
timbulnya perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium
radioaktif.
Antitiroid bermanfaat pada hipertiroidisme yang disertai dengan
pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler.
Contoh Obat
Neo –mercazole
 Komposisi : Carbimazole
 Indikasi : Hipertiroidisme
 Dosis : Dewasa : awal 20-80 mg/hr. kasus ringan 5-10mg/hr, kasus sedang
30mg/hr, kasus berat 40-60mg/hr. diberikan dalam beberapa dosis terbagi.
Pemeliharaan 5-15 mg/hr
 Pemberian Obat : berikan secara konsisten, bersama atau tanpa makanan
 Kontra indikasi : Laktasi
 Efek samping : Mual, muntah
 Mekanisme kerja : Antitiroid golongan tionamida, misalnya propiltiourasil,
menghambat proses inkoporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin
dan juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk
membentuk  yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase
sehingga oksidase ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Propiltiourasil juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin
dijaringan perifer, sedangkan metimazol tidak memiliki efek ini
Contoh Obat
Thyrozol
 Komposisi : Thiamazole
 Indikasi : Dewasa terapi konservatif  hipertiroid: untuk menghambat
produksi hormon tiroid scr komplit, persiapan opersai untuk segala jenis
hipertiroid
 Dosis : Dewasa terapi konservatif  hipertiroid: untuk menghambat produksi
hormon tiroid secara komplit 25-40mg/hr. dosis harian maks: 40mg dalam
maks 20mg dosis tunggal
 Kontra indikasi : Granulositopenia, koestasis sebelum terapi dimulai,
sebelumnya sudah terjadi kerusakan sumsum tulang
 Efek samping : Reaksi alergi kulit, mual, muntah, rasa tidak nyaman pada
epigastrium, artralgia, parestesis, kehilangan daya pengecapan, alopesia,
mialgia, sakit kepala, pruritus, mengantuk, neuritis, edema, vertigo.
Tugas
1. Apa yang kamu ketahui tentang Hormon
2. Apa yang kamu ketahui tentang Hormon Pituitari
3. Apa yang kamu ketahui tentang Hormon Tiroid

Note :
Alamat email pengiriman tugas : why_kartika@yahoo.com
Batas waktu pengiriman tugas : Minggu/ 26 April 2020 (pukul 10.00 WIB)
Thank
You !!

Anda mungkin juga menyukai