Sistem Endokrin
Hipofisis Hipotalamus
Tiroid Paratiroid
Hipofisis anterior
(adenohypophysis)
Lobus
intermedia
Hipofisis Posterior
(neurohypophysis)
Hipofisis Anterior
(Adenohypophysis)
Hipofisis anterior menghasilkan
hormon yang mempengaruhi
payudara, adrenal, tiroid,
ovarium dan testis, di
samping beberapa hormon
lainnya. Hipofisis anterior
menerima sinyal yang dari
‘neuron parvoselular’ di otak.
Hipofisis anterior mensintesis dan mengeluarkan
hormon endokrin penting, seperti:
• Parathormon (PTH):
berperan dalam pengaturan
pemakaian ion kalsium
(Ca2+) dan fosfat
(PO43+) pada jaringan.
Berperan dalam
mengendalikan kadar
kalsium dalam darah.
Kelenjar Thymus
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastrinum di belakang os
strenum di dalam rongga toraks, kira – kira setinggi bifurkasi trakhea.
Warnanya ke merah – merahan dan terdiri dari dua lobus.
Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira – kira 10 gram,
ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30 – 40 gram dan
setelah dewasa akan mengerut.
Organ ini merupakan bagian dari kedua sistem limfatik, yang membuat
bagian utama dari sistem kekebalan tubuh, dan sistem endokrin, yang
mencakup semua kelenjar yang memproduksi hormon
Hormon yang dihasilkan Kelenjar Thymus
a) Hormone thymosin : memiliki fungsi sebagai system kekebalan tubuh
atau system imun
Kelenjar Suprarenalis
(Adrenalin)
Berbentuk ceper terdapat pada bagian atas dari ginjal. Beratnya kira
– kira 5 – 9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah ginjal.
Terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (kortesks) yang berasal dari
sel – sel ektodernal.
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino,
satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum
dapat berfungsi ia harus berikatan dengan protein reseptor yang
besar dalam membran sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar
glukosa darah. Kadar glukosa darah yang berlebihan akan
merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa normal atau
rendah maka sekresi insulin akan berkurang.
Mekanisme kerja insulin:
1) Insulin meningkatkan transpor glukosa ke daalam sel/jarigan tubuh kecuali otak,
tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa
adalah suatu proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa bebas antara
luar sel dan dalam sel.
2) Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel.
3) Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase, meningkatkan sintesis
lipida.
4) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekesi.
5) Meningkatkan sintetis protein di otak dan hati.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes
melitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler),
Kelenjar Kelamin (Gonad)
A. Hormon kelamin laki-laki
Hormon Hormon
Testiskular Hipofisis
• Fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari pertama menstruasi
dan berlangsung sampai hari ke-5 dari siklus menstruasi. Beberapa
sumber menyebutkan bisa berlangsung sampai hari ke-7 dan ini
masih dianggap normal.
• Peristiwa berikut terjadi selama fase haid ini:
• Hormon progesteron turun drastis.
• Lapisan rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah menstruasi.
• Darah yang keluar sekitar 10 ml sampai 80 ml.
• Pada fase menstruasi ini Anda mungkin mengalami kram perut. Kram
ini disebabkan oleh kontraksi rahim dan otot-otot perut untuk
mengusir darah haid.
Fase Folikular
• Disebut fase folikuler karena kelenjar pituitari (hipofisia) melepaskan hormon
yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang merangsang folikel
dalam ovarium untuk tumbuh menjadi dewasa (matang). Fase ini juga
dimulai dari hari pertama menstruasi, tetapi berlangsung sampai hari ke-13
dari siklus menstruasi.
a) Peristiwa berikut terjadi kelenjar hipofisis di otak mengeluarkan hormon
FSH yang merangsang sel-sel telur dalam ovarium untuk tumbuh.
b) Salah satu sel telur mulai masak di dalam struktur yang disebut folikel
(kantung).
c) Dibutuhkan 13 hari bagi sel telur untuk mencapai kematangan.
d) Ketika sel telur matang, folikel mengeluarkan hormon yang merangsang
rahim untuk membentuk lapisan pembuluh darah dan jaringan lunak yang
baru disebut endometrium. Ini merupakan langkah selama fase ini:
e) Untuk pemulihan dari fase menstruasi yang pertama.
Fase Ovulasi
• Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras tubuh selama fase
menstruasi sebelumnya.
• Atas perintah otak melalui produksi homron LH (luteinizing hormone) sel
telur yang sudah matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke saluran
tuba (tuba fallopi) dan akan bertahan selama 12-24 jam.
• Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur yang dilepaskan
tersapu ke tuba falopi oleh silia fimbriae.
Pada fase ini Estrogen dan testosteron meningkat ke tingkat puncak,
sehingga meningkatkan efek dari fase folikular.
• Selain itu, estrogen dan testosteron mulai meningkat selama fase ini.
Fase Luteal
• Disebut fase luteal karena pada fase menstruasi ini terbentuk korpus luteum
pada ovarium yang merupakan bekas folikel setelah ditinggal sel telur.
• Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
• Ini adalah fase menstruasi yang terkahir. Fase luteal dimulai pada hari ke-15
dan berlangsung sampai akhir siklus menstruasi.
• Peristiwa berikut terjadi selama fase luteal:
• Sel telur dilepaskan selama fase ovulasi tetap di tuba falopi selama 24 jam.
• Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu tersebut, sel telur
akan hancur.
• Hormon progesteron yang menyebabkan rahim untuk mempertahankan
endometrium akan habis pada akhir siklus menstruasi.
• Hal ini menyebabkan dimulainya kembali fase siklus menstruasi berikutnya.
• Pada fase luteal estrogen dan testosteron akan menurun dan sebagai
gantinya tubuh mulai memproduksi progesteron seperti penjelasan di atas.