Anda di halaman 1dari 8

Keterampilan Dasar Klinik

Kebidanan
“Persiapan Untuk Pemeriksaan Kebidanan”
Dosen Pengampu: Emy Yulianti S. Kep M. Kes
Dosen Pengajar : Wahyu Astuti SMIP, S. Pd, MM

N A M A K E LO M P O K :
R I Z KA FA D I TA ( 1 9 1 0 8 1 0 3 5 )
LU FT H I A M A L L I K A R I A N A ( 1 9 1 0 8 1 0 2 2 )
PERSIAPAN UNTUK
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan USG
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald.
Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan
sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D)
a. Indikasi
1) Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan begitu diketahui hamil,
penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester
kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
2) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai
ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.
3) Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon,
pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
4) Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian
pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll.
b. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pervaginam
a) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
b) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
c) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
d) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
f) Tidak menyebabkan keguguran.
2) Perabdominan
a) Probe USG di atas perut.
b) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru
menembus rahim.
c. Jenis Pemeriksaan USG
1) USG 2 Dimensi
2) USG 3 Dimensi
3) USG 4 Dimensi
4) USG Doppler
Pemeriksaan
a. Persiapan pemeriksaan
Rontgen
1) Radiografi konvensional tanpa persiapan.
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
2) Radiografi konvensional dengan persiapan.
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum
pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih
dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
b. Pemeriksaan dengan kontras
1) Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau
disuntikkan ke pembuluh vena.
a) Indikasi pemeriksaan
Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan foto
rontgen agar penanganannya tepat.
Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka
pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata
berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan manfaatnya.
Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya. Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto
rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.
Kardiotokografi (CTG)
1. Indikasi Pemeriksaan CTG
 Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi kronis, dll)
 Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
 Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
 Polihidramnion (air ketuban berlebih)
2. Pemeriksaan CTG
 Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
 Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
 Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.
 Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang
sesuai.
Konsultasi langsung dengan dokter kandungan
Laparoskopi Diagnostik

Laparoskopi diagnostik adalah prosedur kesehatan minim invasif untuk memeriksa organ
dalam, terutama perut dan panggul. Tidak seperti teknik bedah biasa, laparoskopi hanya
membutuhkan sayatan kecil. Maka dari itu, resiko pendarahan dan bekas luka dapat
diminimalisir, begitu juga dengan waktu pemulihan. Ketika pasien mengalami gejala di area
perut, misalnya nyeri, pembengkakan, sembelit , atau diare, mereka akan disarankan menjalani
rontgen atau USG untuk mengetahui penyebab masalah. Namun, bila hasil yang didapat belum
jelas, dokter seringkali menganjurkan laparoskopi diagnostik. Gejala yang disebutkan di atas
dapat menjadi tanda akan adanya gangguan pada organ perut dan panggul.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai