Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA MANUSIA

“SISTEM HORMON DAN ENDOKRIN PADA MANUSIA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah :
Dosen Pembimbing : drg.Kirana P.Sihombing,M.Biomed

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2:


1. ENDA LOVELYN SONITA BR KARO
2. DHEA TULRISKA
3. DIANA PERTIWI
4. EKA NURRAHMADINA
5. CINDY LOISE BR GINTING

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-III KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
1.DEFINISI SISTEM HORMON DAN ENDOKRIN PADA MANUSIA

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Kelenjar
pada sistem endokrin disebut juga sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar ini akan mengeluarkan
hormon langsung menuju aliran darah untuk mempengaruhi kerja organ atau jaringan lain di tubuh
kita.

Banyaknya organ dan juga jaringan yang kerjanya dipengaruhi oleh sistem endokrin menyebabkan
fungsi dari sistem endokrin juga beragam. Kamu bisa lihat fungsi sistem endokrin pada infografik
berikut.

2.MACAM MACAM ORGAN PENSEKRESI HORMON DAN HORMON YG DIHASILKAN

Kelenjar endokrin terdiri atas 7 macam yaitu hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas,
gonad, dan timus. Ketujuh macam ini dibedakan berdasarkan letaknya.

•Letak Kelenjar Endokrin:

a.Hipofisis (Pituitari)

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of gland
karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Hipofisis terbagi menjadi tiga lobus, masing-
masing lobus mengeluarkan beberapa hormon yang berbeda.

Hormon-Hormon Kelenjar Hipofisis

Manusia dapat mengalami kelainan pada kelenjar endokrin, termasuk kelenjar hipofisis yang dapat
menyebabkan terjadinya hiposekresi atau hipersekresi hormon yang diproduksinya. Hipersekresi
adalah sekresi hormon yang berlebihan. Sebaliknya, hiposekresi merupakan sekresi hormon yang
terlalu sedikit.
Kelainan pada kelenjar hipofisis salah satunya yaitu gigantisme (tubuh raksasa). Gigantisme
disebabkan oleh hipersekresi Growth Hormone (GH). Selain itu, ada juga dwarfisme (kekerdilan)
yang disebabkan oleh hiposekresi Growth Hormone (GH).

b.Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon yaitu tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin.

Hormon-Hormon Kelenjar Tiroid :

Kelainan pada kelenjar tiroid salah satunya yaitu morbus basedowi (grave disease). Morbus
basedowi merupakan penyakit gangguan imunitas yang menyebabkan hipersekresi hormon tiroid.
Selain itu, ada juga kretinisme (kekerdilan dengan kemunduran mental), yang merupakan kelainan
akibat hiposekresi hormon tiroid.

Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar paratiroid hanya menyekresi satu hormon saja, yaitu parathormon. Parathormon berfungsi
mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

Kelainan pada kelenjar paratiroid salah satunya yaitu hipersekresi parathormon. Hipersekresi
parathormon memicu pelepasan kalsium dari tulang ke darah, sehingga kadar kalsium darah menjadi
tinggi namun tulang menjadi rapuh.

Selain itu, ada pula hiposekresi parathormon yang dapat mengakibatkan kadar kalsium dalam darah
menurun, sehingga menyebabkan sensitivitas sel saraf semakin meningkat dan memicu kejang.

c.Adrenal (Suprarenalis / Kelenjar Anak Ginjal)

Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam (medula).

Hormon-Hormon Kelenjar Adrenal:

Kelainan pada kelenjar adrenal salah satunya yaitu virilisme. Virilisme ditandai dengan tumbuhnya
rambut wajah (kumis/jenggot) pada wanita. Kelainan ini disebabkan oleh hipersekresi hormon
androgen.

Selain itu, ada juga penyakit addison, yang disebabkan oleh hiposekresi hormon adrenalin.

d.Pankreas (Pulau-Pulau Langerhans)

Pada organ pankreas, tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya akan pembuluh darah. Kelompok
kecil sel-sel inilah yang disebut sebagai kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans. Kelenjar
pankreas menghasilkan dua hormon yaitu insulin dan glukogen.

Hormon-Hormon Kelenjar Pankreas:

Kelainan pada kelenjar pankreas dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus atau biasa disebut
kencing manis. Diabetes mellitus ini bisa timbul karena hiposekresi hormon insulin yang
menyebabkan kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi.
e.Gonad (Kelenjar Kelamin)

Kelenjar gonad dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria.
Kelenjar gonad pada wanita yaitu ovarium, sedangkan kelenjar gonad pada pria yaitu testis.

Hormon-Hormon Kelenjar GoGona

Kelainan pada kelenjar gonad salah satunya yaitu hipogonadisme. Kelainan ini disebabkan oleh
hiposekresi hormon yang diproduksi kelenjar gonad.

Hipogonadisme pada pria terjadi jika hormon testosteronnya terlalu rendah, sedangkan pada wanita
terjadi jika hormon estrogen dan progesteronnya terlalu rendah.

f.Timus (Kacangan)

Kelenjar timus terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan. Pada bayi yang baru lahir, bentuk
kelenjar timus sangat kecil, beratnya hanya sekitar 10 gram. Kemudian, ukurannya akan bertambah
besar pada masa remaja/pubertas, menjadi sekitar 30-40 gram. Namun, setelah dewasa kelenjar
timus akan berangsur-angsur menyusut.

Hormon-Hormon Kelenjar Timus:

Kelenjar timus dapat mengalami kelainan seperti halnya kelenjar endokrin yang lain. Beberapa
kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar timus yaitu hipoplasia timus, hiperplasia timus, kista timus,
dan timoma.

3. GAMBAR ORGAN PENGHASIL HORMON


4. FUNGSI MASING MASING HORMON YG DIHASILKAN

Fungsi Sistem Endokrin


Secara umum sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur berbagai fungsi tubuh
melalui pelepasan hormon seperti metabolisme, tumbuh kembang, fungsi dan reproduksi
seksual, tekanan darah, nafsu makan, dan siklus tidur. Namun, setiap hormon yang dihasilkan
dalam sistem endokrin mempunyai fungsi yang berbeda tergantung dari kelenjar mana
hormon tersebut dihasilkan. Yuk, simak setiap manfaatnya dari masing-masing kelenjar.

 Kelenjar Tiroid

Kelenjar yang terletak di bawah leher bagian depan ini menghasilkan hormon tiroid yang
mengatur metabolisme tubuh. Hormon tiroid juga berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tulang otak dan sistem saraf pada anak-anak. Selain itu, hormon tiroid juga
membantu menjaga tekanan darah, detak jantung, dan fungsi reproduksi.

 Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah dua pasang kelenjar kecil yang tertanam di setiap sisi permukaan
kelenjar tiroid. Kelenjar kecil ini melepaskan hormon paratiroid yang berfungsi untuk
mengatur kadar kalsium dalam darah dan metabolisme tulang.

 Hipotalamus

Hipotalamus mengeluarkan hormon yang merangsang dan menekan pelepasan hormon yang
disekresikan menuju kelenjar hipofisis melalui arteri. Hipotalamus juga mengeluarkan
hormon somatostatin yang menyebabkan kelenjar pituitari menghentikan pelepasan hormon
pertumbuhan. Selain itu, letaknya yang berada di tengah bagian bawah otak memiliki peran
penting dalam pengaturan rasa kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh.

 Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitari letaknya berada di dalam otak, tepatnya di bawah
hipotalamus. Setelah mendapatkan rangsangan dari hipotalamus, kelenjar hipofisis akan
memproduksi hormon yang membantu mengatur pertumbuhan, produksi dan pembakaran
energi, menjaga tekanan darah, serta berbagai fungsi pada organ tubuh lainnya.

 Kelenjar Adrenal

Kelenjar berbentuk segitiga yang berada di atas setiap ginjal ini terdiri dari dua bagian.
Pertama, bagian luar atau biasa disebut dengan korteks adrenal dan bagian keduanya adalah
medula adrenal yang terletak di bagian dalam. Bagian luar menghasilkan hormon yang
disebut kortikosteroid, yang mengatur metabolisme, fungsi seksual, sistem kekebalan, serta
keseimbangan garam dan air dalam tubuh. Sementara, bagian dalam atau medula adrenal
menghasilkan hormon yang disebut katekolamin yang berfungsi untuk membantu tubuh
mengatasi tekanan fisik dan emosional dengan meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah.
 Kelenjar Reproduksi

Pria dan wanita memiliki kelenjar reproduksi yang berbeda. Pada pria terdapat di testis yang
mengeluarkan hormon androgen yang memengaruhi banyak karakteristik pria seperti
perkembangan seksual, pertumbuhan rambut wajah, dan produksi sperma. Sementara pada
wanita terletak di ovarium yang menghasilkan estrogen dan progesteron serta telur. Hormon-
hormon ini mengontrol perkembangan karakteristik wanita seperti pertumbuhan payudara,
menstruasi, dan kehamilan.

 Pankreas

Pankreas adalah organ memanjang yang terletak di perut bagian belakang. Pankreas memiliki


fungsi pencernaan dan hormonal misalnya pankreas eksokrin yang mengeluarkan enzim
pencernaan. Selain itu, terdapat pankreas endokrin yang mengeluarkan hormon insulin serta
glukagon yang mengatur kadar gula dalam darah.

5.CONTOH PENYAKIT YG DIAKIBATKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HORMON

Apa itu gangguan hormon?

Gangguan hormon adalah kondisi ketika kelenjar memproduksi hormon dalam jumlah yang terlalu
sedikit atau terlalu banyak.

Jenis gangguan hormon

Gangguan pada produksi hormon dapat memicu berbagai macam penyakit. Jenis penyakitnya
berbeda-beda, tergantung kelenjar mana yang bermasalah.

1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi bila kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Hormon
tiroksin berperan dalam mengatur berat badan, tingkat energi, suhu tubuh, serta metabolisme
lemak dan karbohidrat.

Hipotiroidisme dapat mempercepat metabolisme tubuh. Alhasil, orang-orang yang memiliki kondisi
ini biasanya akan mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja atau detak jantung yang
cepat atau tidak teratur.

Beberapa gejala lainnya termasuk jantung berdebar, cemas, mudah gugup, gemetar halus pada
tangan, serta meningkatnya sensitivitas tubuh terhadap panas.

2. Hipotiroidisme

Berbeda dengan hipertiroidisme, hipotiroidisme merupakan suatu kondisi ketika kelenjar tiroid tidak
menghasilkan hormon yang cukup.

Pada awalnya, gejala dari gangguan hormon ini mungkin tidak terasa. Namun, tanda-tandanya akan
berkembang dengan perlahan dan bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.

Gejala awal meliputi mudah lelah, sembelit, naik berat badan, dan wajah bengkak. Seiring waktu,
hipotiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan obesitas, nyeri sendi, masalah kesuburan, dan
penyakit jantung.
3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Menstruasi sering tidak teratur? Bisa jadi ini merupakan tanda PCOS. PCOS atau sindrom ovarium
polikistik merupakan kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon reproduksi.

Normalnya, ovarium akan melepaskan sel telur setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasi
yang sehat. Ketika terjadi PCOS, sel telur tidak berkembang atau tidak dilepaskan selama ovulasi
sebagaimana mestinya.

Kebanyakan perempuan didiagnosis PCOS di antara usia 20-an dan 30-an. Meski demikian, kondisi
ini dapat terjadi pada usia berapa pun setelah pubertas.

4. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit akibat gangguan hormon yang paling umum di seluruh
dunia. Penyakit ini terjadi karena pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang cukup atau sel
tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik.

Insulin membantu memindahkan gula dari darah ke dalam sel. Begitu berada di dalam sel, gula
diubah menjadi energi untuk digunakan atau disimpan di kemudian hari.

Bila jumlah insulin terlalu sedikit atau sel tubuh tidak mampu merespons insulin sebagaimana
mestinya, gula akan menumpuk dalam darah.

Selain faktor keturunan, diabetes juga bisa dipicu dari kebiasaan sehari-hari, seperti gaya hidup yang
kurang aktif atau konsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula.

5. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing merupakan kondisi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol
dalam jangka waktu yang lama. Kortisol juga dikenal dengan sebutan hormon stres karena tugasnya
yang membantu tubuh dalam merespons stres.

Gejala sindrom Cushing akan terlihat lebih jelas pada orang-orang yang sudah terlalu lama memiliki
kadar kortisol tinggi.

Beberapa gejalanya yaitu penambahan berat badan, bentuk wajah yang bulat, peningkatan lemak di
sekitar pangkal leher, dan adanya punuk lemak di bahu.

Pada anak-anak, sindrom Cushing bisa menyebabkan obesitas dan pertumbuhan yang lebih lambat
daripada anak-anak sebayanya.

6. Penyakit Addison

Penyakit Addison merupakan kondisi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan hormon kortisol dan
aldosteron yang cukup. Kondisi ini terjadi karena sistem imun malah menyerang bagian luar kelenjar
adrenal, tempat produksi hormon kortisol dan aldosteron.

Jika kortisol membantu tubuh merespons stres, aldosteron berfungsi mengatur keseimbangan
natrium dan kalium dalam darah. Nantinya, mekanisme ini berpengaruh pada jumlah urine yang
dikeluarkan ginjal.

Gejala penyakit Addison dapat meliputi sakit perut, perubahan siklus menstruasi yang tidak normal,
mengidam makanan asin, dehidrasi, mudah marah, dan tekanan darah yang rendah.

7. Hipopituitarisme
Hipopituitarisme timbul ketika fungsi kelenjar pituitari terganggu. Padahal, kelenjar pituitari
berperan penting dalam pembentukan banyak jenis hormon. Akibatnya, produksi hormon jadi
terhambat.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari berfungsi untuk membantu pertumbuhan tulang dan
jaringan, mengatur kerja kelenjar penghasil hormon lainnya, serta mendorong perkembangan
reproduksi seksual.

Saat fungsi hormon pituitari mengalami gangguan, akan muncul berbagai dampak pada tubuh.
Beberapa contohnya yaitu terganggunya fungsi reproduksi, stunting pada anak, dan energi yang
berkurang.

8. Gigantisme

Gigantisme merupakan pertumbuhan tubuh yang abnormal akibat produksi hormon pertumbuhan
yang berlebihan pada masa kanak-kanak.

Gejala utama dari gigantisme yakni perawakan tubuh yang besar. Peningkatan tinggi badan anak
juga lebih pesat dibandingkan teman-teman sebayanya.

Selain itu, gigantisme dapat menyebabkan keterlambatan pubertas, pembesaran ukuran tangan dan
kaki, perubahan fitur wajah, pendalaman suara pada laki-laki, serta masalah kulit berminyak.

Bagaimana cara mendiagnosis dan mengobati gangguan hormon?

Periksa gangguan hormon

Gangguan hormon cukup sulit dideteksi, sebab gejalanya seringkali menyerupai gejala penyakit
lainnya. Untuk itu, dokter akan melakukan pemeriksaan khusus, salah satunya dengan tes hormon.

Pemeriksaan hormon dapat meliputi uji stimulasi dan supresi. Dalam prosedur ini, dokter akan
memberikan hormon dan zat lain yang dapat merangsang atau menghentikan produksi hormon
tertentu.

Dari hasil pemeriksaan, dokter dapat melihat bagaimana tubuh Anda merespons zat tersebut serta
mengetahui ada-tidaknya kelainan pada kelenjar hormon.

Terkadang, dokter juga melakukan pemeriksaan lain seperti CT scan, MRI, tes genetik, atau tes darah
guna mengetahui kemungkinan tumor atau kanker.

Bila perlu, tes urine akan dilakukan untuk memastikan bahwa gejala bukan disebabkan oleh kondisi
lain, seperti infeksi atau masalah ginjal.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda memiliki gangguan hormon, dokter akan
memberikan rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahannya.

Perawatan dapat meliputi pemberian suplemen penambah hormon untuk mengembalikan kadar
hormon tertentu atau obat penekan hormon untuk menghentikan produksi hormon yang
berlebihan.

Gangguan hormon juga bisa diatasi dengan prosedur operasi. Namun, operasi baru akan dilakukan
ketika dokter mencurigai adanya kanker atau jika obat-obatan sebelumnya tidak berhasil
memperbaiki kondisi Anda.

Anda mungkin juga menyukai