HORMON
Oleh
HERNI
16055/2010
PENDIDIKAN KIMIA
Dosen:
1.
2.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan
pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari
makalah ini yaitu Hormon. Tugas ini ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah
biokimia 1 semester Juli-Desember 2012.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan
menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.
2.
Rumusan Masalah
3.
Tujuan Penulisan
BAB 11 PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
B. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya
C. Klasifiikasi Hormon Berdasarkan Tempat Pembentukannya
D. Biosintesa Dan Sekresi Hormon
E. Mekanisme Kerja Hormon
F.
Transpor Hormon
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis agar penulis dapat berbagi pengetahuan tentang hormon,
terutama pembagiannya berdasarkan fungsi dan tempat pembentuknya,
biosintesa dan sekresi dan transpornya serta mengetahui peranan hormon
terhadap perasaan sedih dan senang.
Makalah ini juga ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah biokimia 1 semester JuliDesember 2012.
BAB 11
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya yang
menggerakkan, jadi hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antarkelompok sel. Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan
kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh.
Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan
ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah. Kebanyakan hormon
disekresi langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon disekresi oleh
jaringan yang secara primer bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya disekresi
oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan merupakan sasaran untuk hormon
tertentu hanya bila jaringan tersebut mengandung protein reseptor spesifik yang
mengikat hormon dan menimbulkan respon selular. Hormon mengatur aktifitas
jaringan sasarannya melalui 2 cara umum: (1) dengan mengatur aktivitas protein
yang sudah ada dalam sel pada saat kerja hormonal, dan (2) dengan mengatur
sintesis atau degradasi protein. (S.Colby.1999:263)
B.
C.
1.
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yangt melintasi trakea disebelah depan
dan terdapat didalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Atas pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise lobus anerior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari
hormon tiroksin ; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan
mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
3. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam
leher, kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang
menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing masing melekat
pada bagian belekang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam tubuh.
4. Kelenjar timus
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam
suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain
disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh
pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Beberapa contoh skema sintesa hormon,
(S.Colby.1999:268)
E.
Dari transkripsi gengen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA
mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein
dari gen ini.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon
Thyroid dikenal sebagai modulator tumbuh kembang penting pada usia balita
(http://repository.usu.ac.id/123456789bitstream//3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
F.
Transpor Hormon
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein
akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi
genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya
adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifansistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu
hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul
hormon dilepaskan langsung kealiran darah, walaupun ada juga jenis hormon
yang disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke
aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Hormon keluar sel mereka asal melalui exositosis atau cara lain dari transpor
membran.
G.
BAB 111
PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena
itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon.
Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu
pengetahuan dalam memahami hormon.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 10 Januari 2013,
pukul 17: 30
Anonim. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3541/1/biokimiamutiara2.pdf) diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
Anonim. (http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasihormon.html)diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
okimia)
Suryadi
10:07 PM
ArtikelBiokimiaMakalahTugasTugas Kuliah
BAB I
PENDAHULUAN
Klasifikasi hormone?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke
dalam peredaran darah utnuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jaringan
yang dipengaruhi (organ target) umumnya terletak jauh dari tempat hormon
tersebut dihasilkan. Misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimulating
hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipolisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu di ovarium. Tetapi dalam hal hormon pertumbuhan kekhususan
organ target menjadi kabur karena sebab hormon pertumbuhan mempengaruhi
berbagai jenis jaringan dalam badan.
Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi.
Tetapi beberapa hormon karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak
berfungsi untuk manusia seperti hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing
hormone). Cara lain untuk menghasilkan hormon alami dengan rekayasa genetik.
Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi
rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang
diinginkan.
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon.
Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi
klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat
yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa
kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang
masa kerjanya lebih panjang.
Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi
maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi
utama hormon adalah untuk terapi pengganti kekurangan hormon misalnya pada
hipotiroid. Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam
keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun. Pemberian
hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar
buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku,
keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah
menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai
kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).
Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh
(glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan
dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya
(Sturkie, 1987).
Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ
sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi
terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahanperubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov,
1964).
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil.
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target berlainan (Faisal, 2011).
Katekolamin.
4. Golongan Polipeptida/Protein Insulin, Glukagon, GH, TSH.
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok
hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP,
Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya,
2008).
Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary,
thyroid, parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula
dan korteks), gonad (ovari dan testes), thymus, dan membrana mukosa usus.
1. Hypothalamus
Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula
pytuitaria (salah satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur
lainnya yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian
anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu
kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria
bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :
Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk
memproduksi estrogen.
Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada
bagian stigma agar terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi
perkembangan testis.
Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica
ellia (kantong empedu).
3. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang
merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu
isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid
dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan
percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai
darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).
Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang
berfungsi:
a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang.
b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung.
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.
g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan
warna (Ensminger, 1992).
4. Parathyroid
Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
Pada hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian
tubuh, seperti:
Efek pada hati
Efek pada otot
Efek pada lemak
6. Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks
mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam
a. Estrogen.
Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan
ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama
phase estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).
Fungsi hormon estrogen adalah:
Menimbulkan tanda-tanda birahi.
Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.
Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.
Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan
menurun dan saat itulah LH meningkat terus sampai puncak.
Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan
berangsur-angsur meningkat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada Testis memproduksi hormon jantan yang disebut androgen. Yang paling
potensi dari androgen adalah Hormon Testosterone.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co.,
SanFransisco.
Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin,
Heidenberg, Tokyo.
Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak.
Penerbit Angkasa. Bandung.
http://images.ibnuaza.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SG5XlQoKCh8A
ABPwduU1/elektifIB.doc?nmid=104120862.
Diakses pada tanggal 23
November 2011, pukul 13.34 WIB.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar,
hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan
ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di leher, dan kelenjar
pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna memberikan
efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas &
Kekurangan estrogen setelah masa menopouse
Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan.
Sekarang dibuat secara sintetis.
Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis sangat tertarik
untuk membahas makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.
B.
Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi
Begitu banyak jenis dan fungsi Obat Endokrin sehingga perlu untuk
dipaparkan
A.
HORMON ADENOHIPOFISIS
Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus,
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain oleh obat yaitu hormon alamiah,
analog dan hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan sekresi
hormon dan zat zat kimia di sel target; sebaliknya hormon yang disekresi
tersebut juga sekresi hipotalamus. Intraksi berbagai hormon ini juga menjelaskan
mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengatauran pertumbuhan dan
perkembanagan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap setres. Hormon
hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok:
1.
Hormon somatropik yang meliputi hormone pertumbuhan (GH =
somatotropin), prolaktin (PRL), laktogen plasenta (PL).
2.
Glikoprotein yaitu tirotropin (TSH);luteinizing hormone (LH),hormone
pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia (HCG). Hormon
glikoprotein terdiri dari 2 subnit yaitu dan , yang masing masing mempunyai
gugus karbohidrat dan asam sialat.
3.
Kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon
hormon lain.
Pada umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap sepesies, sehingga di masa
lalusumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syrat hanya mungkin
didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon manusia ini
menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit creutzfledjacob dan kini tidak lagi digunakan.saat ini telah ditemukan cara rekayasa ginetik
untuk memproduksi hormon pertumbuhan dengan relatife besar disertai
kemungkinan untuk melakukan modifikasi kimiawi.
a.
pertumbuhan. Pada pasien bukan diabetes militus hormone ini dapat diberikan
dengan dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikimia, bahkan sebaliknya dapat
menyebabkan hipoglikimia pada pemberian akut karna mempermudah
glikoginesis.
Hormone pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P NA, K,
Ca dan Cl, unsure unsure terpenting untuk membangun jaringn baru. Nitrogen
terutama terdapat pada asam amino ; dibawah pengaruh hormone pertumbuhan
jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan untuk membentuk protein
meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun, sesuai dengan efek
anaboliknya.
Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi
IGF 1 , terutama dibentuk dalam hepar. Selain itu juga GH merangsang
produksi IGF 1 di tulang, tulang rawan, otot dan ginjal.GH merangsang
pertumbuhan longitudinal tulang samping epifisis menutup, hamper saat akhir
pubertas.
Baik pada anak anak maupun dewasa GH mempunyai efek anaboli pada otot
dan katabolik pada sel sel lemak sehingga terjadi peningkatan massa otot dan
pengaruh jaringan lemak terutama didaerah pinggang. Terhadap metaolisme
karbohidrat , GH dan IGF 1 mempunyai efek berlawanan pada sensitivitas
terhadap insulin.
PENGATURAN
Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan factor pengelepas hormone pertumbuhan (GHRF
= growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormone
pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH
=growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat
sekresi.demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan
hormone ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2
ng/mL,sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan
mencapai 8 ng/mL.kadar ini selalau meningkat setelah seseorang tertidur
lelap.pada orang dewasa kadar hormone pertumbuhan meningkat terutama
pada waktu tidur; sedangkan pada remaja meningkat pada waktu bangun.kadar
anak dan remaja lebih tinggi dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar
puncak terjadi pada saat remaja, kadar hormone pertumbuhan dapat mencapai
50 ng/mL.
Beberapa obat dan neutransmiter dapat mempengaruhi sekresi hormone
pertumbuhan, sekresi hormone pertumbuhan dapat ditekan dengan pemberian
agonis dopamin. Dopamine diketahui dapat merangsang sekresi hormone
pertumbuhan pada orang normal.bromoktripin,suatu agonis dopamin derovat
ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien tumor
hipofisis. Efek bromoktripin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone
dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang . sekresi hormon
pertumbuhan kembali meningkat setelah pemberian bromokriptin dihentikan.
Bimokriptin juga menekan sekresi prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada
tumor hipofisis.
INDIKASI.
Selama ini indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi
akibathipopituitarisme. Perlu pertimbangan manfaat resiko yang lebih luas yaitu
bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius misalnya
akromegali, gangguan kadiovaskuler, gangguan metabolisme glukosa yang
terjadi pada kelebihan hormone endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada
kegagalan terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Pada mencit justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten memperpendek umur.
Terapi hormone GH telah di setujui di USA untuk pasien kekurangan berat
(wasting)karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian pasien tersebut.
Hormone pertumbuhan harus diberikan 3 kali seminggu selama masa
pertumbuhan. Pada saat pubertas perlu ditambahkan pemberian hormone
kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yang sejalan dengan
pertumbuhan tubuh.
SEDIAAN
Hormone pertumbuhan yang digunakan dalam klinik saat ini adalah hasil
rekayasa ginetik.penggunaan hormone hasil rekayasa ginetik memperkecil
kemungkinan efek samping yang ditimbulkan leh bahan protein manisia yang
belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah setelah ditemukannya
khasus penyakit Creutzfeld-jacob, yaitu degenerasi susunan saraf yang
disebabkan oleh virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi,sehingga
kontaminasinyadalam sari hipofisis manusia tidak dapat dihindari. khasus yang
sangat jarang ini ditemukan pada pasien yang mendapat sediasan hormone
pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia.
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang
identik dengan GH manusia yang alamiah dan somatrem yang memiliki
tambahan residu metionin. Keduanya memiliki potensi yamg sama.
1.
Somatrem
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini memiliki
1 gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab
timbulnya antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada 30%
pasien,efek biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram somatrem
setara dengan 2.6 IU hormone partumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada
anak. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan
subkutan sebulan sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar
puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak
berhasil pengobatan harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh
spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa
penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan setiap hari.
Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak ada
lagi respons.
EFEK SAMPING. Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan
pasien dengan riwayat diabetes mellitus.
2.
Somatropin.
Somatomedin C (Igf-1).
Mekasermin
5.
Antagonis Gh.
PROLAKTIN
Walaupun peranan prolaktin pada berbagai sepsis telah lama diketahui, baru
belakang terbuktinya terdapat prolaktin pada manusia. Kini telah diakui prolaktin
pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadan patologik tertentu.
Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormone pertumbuhan,sebagian rantai
polipeptidanya identik dengan hormone tersebut, begitu pula mirip laktogen
plasenta. Prolaktin burung 80% identik dengan prolaktin manusia yang juga
sangat mirip dengan prolaktin biri-biri.
FAAL
Pada manusia, satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah dalam laktasi.
Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, melalui
dan mempertahankan laktasi. Fungsi laktasi ini juga dipengaruhi oleh
kortikostiroid, tirod dan hormone kelamin yang semuanya tergantung pada
hormone tropic hipofisis.
In vitro prolaktin mengancarkan proliferasi dan deferensiasi saluran dan epitel
alveolar kelenjar susu, juga terjadi peningkatan sitensis RNA dan pernangsangan
sintesis protein susu serta enzim untuk sintesis laktosa.
Pengaruh prolakyin pada ovarium belum jelas, selama ini hasil penelitian sangat
berbeda, tergantung sepesies yang digunakan. Pada manusia prolaktin
menghambat sekresi gonadotropin dan kerjanya pada gonad. Hisapan bayi pada
menyusui (suckling)merupakan perangsang sekresi prolaktin selama masa
menyusui. Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan terhdap
gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Hal tersebut
menjelaskan infertitas sementara pada ibu yang menyusui. Laktogen uri insan
(human placental lactogen). Zat ini terdapat pada urin serta memiliki efek
laktogen dan aktivitas hormone pertumbuhan. Secara imunologik zat ini mirip
hormone pertumbuhan manusia. Nama lainnya ialah somatomamotropin korion.
Fungsinya pada manusia diduga berhubungan dengan nutrisi fetus, serta
pertumbuhan dan perkembangannya.
PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada dibawah pengaruh hipotalamus, uniknya
factor pengambat (Prolactin Relese Inhibitoring Hormon = PRIH) lebih beperan
dari pada factor perangsang (Prolacting ReleasingFactor = PRF). Diduga
hambatan tersebut diprantarai oleh zat dopaninergrik.
Obat yang mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin,
haloperidol, imipramin, klorpromazin, dan amitriptilin, yang sebagian
merupakan antagonis dopamin. Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat
disertai galaktore, sedangka derivate ergot dan I-dopa menghambat sekresi
prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/mL,pada pria sedikit lebih rendah.
Kadarnya meningkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus
(200 ng/mL), juga pada setres fisik dan mental, hipoglikimia dan fluktusi kadar
estrogrn.
IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdapatnya kadar prolaktin pada keadaan patologik tertentu, maka
diharapkan penurunan kadar prolaktin pada keadaan tersebut dapat
memperbaiki keadaan. Pengedalian prolaktin dapat dilakukan dengan pemberian
I-dopa atau bromokripin.bromokripin lebih efektif untuk tujuan ini dan dapat
mengatasi glaktore, amenore sekunder dan hambatan ovulasi pada pasien tumor
hipofisis anterior. Beberapa tumor penghasil prolaktin mengecil pada
pengobatan dengan brokriptin. Bila pengobatan dihentikan tumor akan tumbuh
kembali.
Menghentikan laktasi pasca persalinan. Setelah melahirkan, kadar prolaktin
masih tinggi selama 2-3 minggu. Bila oleh suatu sebab laktasi harus segera
dihentikan, bromoktripin diberikan selama 14 hari pascapersalinan.
c.
GONADOTROPIN
INDIKASI
1.
Infetilitas. Gonadotropin berguna untuk menginduksi ovulasi pada wanita
yang kekurangan gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90% pasien yang diobati
dengan menotropin dan CG, dan 50% diantaranya menjadi hamil; 30% berupa
kehamilan ganda; 20%-30% dari yang hamil mengalami keguguran. Komplikasi
utama adalah pembesaran ovarium karna pematangan ganda denganakibat
kehamilan ganda. Perlu penelitian lanjut kapan diperlikan klomifen (satu
antiestrogen) atau GnRH sebagai perangsang ovulasi, sebab keduanya
memberikan hasil yang sama.
Gonadotropin juga memberikan kesuburan pada pria yang mandul akibat
hipopituitarisme. Efaluasi untuk efek ini baru terliat setelah 12 minggu.
Untuk vetilisasi in vitro hormon-hormon ini dipakai sama dengan perinsip diatas.
2.
Kriptorkisme. Diberikan dosis 500-4.000 IU gonadotropin, 2-3 kali
seminggu dengan pengobatan dihentikan setelah efek terapi tercapai. Bila terapi
obat tidak sukses perlu tindakan operasi sebab insidens tumor testis tinggi pada
kriptorkisme.
SEDIAAN
Menotropin (pergonal) ialah sediaan gonadotropin yang berasal dari urin wanita
mati haid/menopause (HMG), mengandung aktifitas FSH dan LH sama banyak.
Untuk indikasi ovulasi harus dibrikan brsama HCG yaitu masing-masing sebanyak
75 IU IM per hari selama 9-12 hari diikuti dengan 10.000 IU. HCG bila belum
berhasil bias diulang dalam beberapa siklus. Mungkin pula diperlukan dosis lebih
besar.
Suntikan genotropin korion (HCG pregnyl) berasal dari wanita hamil,
mengandung 1500 unit/mg. dosisnya 500-4.000 IU 2-3 kai seminggu selama
beberapa minggu untuk kriktropkisme atau hipogonadism pada pria. Untuk
merangsang ovulasi diberikan 5.000-10.000 IU suatu hari setelah pemberian
menotropin.
Gonadotropin serum kuda hamil (serum gonadotropin) mengandung kurngkurangnya 100 unit/mg.
Urofollitropin untuk injeksi adalah suatu preparat menotropin yang telah
dihilangkan komponen LHnya, jadi hanya menagandung FSH 75 IU.
A.
1.
HORMON TIROID
Biosintesis
Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu
asam amino dari tiroglobulin. Triglobulin merupakan glikoprotein yang
menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid.
Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormone terdiri
dari beberapa tahapan :
Ambilan yodida. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida.
Pada keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 g/dL),
tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat, hingga yodida dalam
kelenjar mencapai 20-50 kali. Mekanisme transpor yodida ke kelenjar dihambat
beberapa ion (tiosinat dan perklorat). System transfor yodida di picu hormone
titropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH).
Oksidasi dan yodinasi. Oksidasi yodinasi menjadi aktif diperantarai tiroid
peroksidase. Enzim ini berada di membrane sel dan terkonsentrasi di permukaan
paling atas dari kelenjar. Reaksi ini menghasilkan residu monoyodotirosil (MT)
dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin. Reaksi tersebut dirangsang TSH.
Pembentukan tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari yodotirosin. Reaksi ini
dikatalisasi oleh enzim tiroid peroksidase dimana kecepatannya dipengaruhi oleh
kadar TSH dan yodida. Penurunan jumlah yodium hanya akan berpengaruh
terhadap jumlah hormone tiroid yang keluar dari kelenjar.
Resorpsi, Proteolisis koloid, dan sekresi hormone tiroid. Proses proteolisis dimulai
dari endositosis koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan
reseptor tiroglobulin (megalin). Tiroglobulin dipecah menjadi gugus-gugus asam
amino yang dipicu oleh hormone tirotropin, agar hormone tiroid dapat dilepaskan
yang dibantu oleh TSH.
Farmakokinetik
Transfor Tiroid. Pada keadaan normal yodium di sirkulasi dalam 95% sebagai
yodium organic dalam bentuk tiroksin dan 5 % sebagai yodida berada di
triyodotironin.
Dalam darah hormone tiroid terikat kuat pada berbagai protein plasma, dalam
bentuk ikatan non kovalen. Adanya ikatan hormone tiroid dengan protein plasma,
menyebabkan tidak mudahnya hormone ini di metabolisme dan diekskresi
sehingga masa paruhnya cukup panjang. Hanya sekitar 0,03%tiroksin dan 0,3%
triyodotironin dari total hormone tersebut berada dalam keadaan bebas. Aktifitas
metabolic hormone tiroid hanya dapat dilakukan oleh hormone yang bebas.
Biotransformasi Dan Ekskresi. Tiroksin lambat sekali dieliminasi dari tubuh,
dengan masa paruh 6-8 hari. Pada hipertiroidisme masa paruhnya memendek 34 hari, dan pada hipotirodisme memanjang 9-10 hari. Perubahan ini dapat
menggambarkan adanya perubahan dalam kecepatan metabolismenya. Bila
pengikatnya dengan TBG meningkat maka klirensnya akan terganggu, hal ini
terjadi karena estrogen dapat menginduksi peningkatan asam sialat dalam TBG
yang terbentuk, dan menyebabkan klirensnya menurun. Keadaan sebaliknya
akan terjadi bila ikatannya dengan protein menurun atau terjadi hambatan
pengikatan oleh beberapa obat. T3yang ikatannya dengan protein tidak terlalu
kuat, masa paruhnya hanya sekitar 1 jam.
3.
TSH disekresikan secara pulsatif dan bersifat sirkadian, kadarnya dalam sirkulasi
paling tinggi pada saat tidur malam hari. Sekresinya dipengaruhi olehthyrotropinreleasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan kadar hormone tiroid yang bebas
dalam sirkulasi. Bila kecepatan sekresi hormone tiroid dari kelenjar tiroid
menurun, akan terjadi peningkatan sekresi TSH agar dapat merangsang kelenjar
tiroid untuk mengsekresikan lebih banyak hormone tiroid. Efek hormone tiroid
pada TSH ialah terjadinya penurunan sekresi TRH dari hipotalamus dan
berkurangnya jumlah reseptor TRH di sel-sel adenohipofisis.
Hormone Pemicu Tirotropin (Thyrotropin-Releasing Hormone = TRH). TRH
disintesis di hipotalamus, dan disekresikan ke sirkulasi portal hipotalamohipofisis, kemudian bekerja pada reseptor tirotropin. Rangsangan reseptor ini
menyebabkan sekresi TSH dari granul sekretorisnya dan juga merangsang
sintesis subunit dan dari TSH. Stimulasi TRH oleh TSH dapat dihambat oleh
somatotropin, dopamine, dan glukokortikoid.
Pemberian TRH pada hewan percobaan dapat mempengaruhi perilaku,
termoregilasi, tonus autonom, dan fungsi kardivaskular, peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung.
Efek TSH Pada Kelenjar Tiroid. TSH dapat merangsang semua fase biosintesis
dan proses sekresi hormone tiroid, mulai dari uptake yodida dan organifikasinya
e.
Hipotiroidisme Congenital terjadi pada bayi yang baru lahir, dan timbulnya
retardasi mental
f.
Hipotiroidisme non-goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan
atrofi kelenjar atau terjadi setelah oprasi tiroid atau destruksi akibat yodium
radioaktif
g.
Hipotiroidisme dengan goiter terjadi bila ada gangguan hormone tiroid yang
hebat. Denagn ciri-ciri muka sangat ekspresif, bengkak, pucat. Kulit dingin dan
kering, pada wanita dapat timbul gangguan haid.
Hiperfungsi Tiroid
a.
Tirotoksikosis adalah keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya
hormone tiroid bebas dalam darah
b.
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana produksi dan sekresi hormone
meningkat akibat hiperfungsi kelenjar tiroid.
c.
Subclinical hyperthyroidisme adalah keadaan apabila ada beberapa gejala
hiperteriodisme dengan kada TSH plasma yang rendah denagn kadar T3 dan T4
yang normal
Tes Fungsi Tiroid. Dengan radioimmunoassay, chemiluminescent, dan enzymelinked immunoassay, sekarang dapat dilakukan pengukuran kadar T4, T3, dan
TSH darah, dan diagnosis laboratorium gangguan fungsi tiroid menjadi lebih
baik. Sekarangtelah tersedia recombinant human TSH (thyrotropin alpha,
tirogen), dalam bentuk preparat suntikan yang digunakan untuk mengetahui
kapasitas jaringan tiroid dalam mengambil yodium radioaktif dan melepaskan
tiroglobulin, pada keadaan normal atau pada keganasan.
6.
Indikasi
terapi ini untuk mencapai kisaran kadar TSH normal (0,5-5,0 IU/mL), bila terapi
berlebihan akan terjadi suspense TSH sampai subnormal dan dapat
menyebabkan osteoporosis dan disfungsi jantung.
Hipotiroidisme subklinis.
Merupakan suatu hipotiroidisme dengan sedikit gejala klinis yang disertai
peningkatan TSH plasma. Terapi dilakukan dengan levotiroksin untuk
menormalkan TSH, dan hasilnya sangat bervariasi. Hipotiroidisme pada masa
kehamilan dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik fetus. Karenanya
sangat dianjurkan untuk pemeriksaan TSH pada kehamilan dini, terutama pada
para ibu yang tinggal di daerah endemic.
Koma Miksedema. Sindroma ini jaranga terjadi, dan disebabkan oleh
hipotioridisme yang hebat dan berlangsung lama. Keadaan ini termasuk sangat
berbahaya, yang meskipun segera diobati, mortalitasnya 60%. Dosis tiroksin
yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan stabilitas hemodinamik,
adanya gangguan jantung, dan keadaan keseimbangan elektrolit pasien. Tetapi
yang berlebihan justru dapat bersifat fatal.
Nodul Dan Kanker Tiroid. Nodul dan kanker tiroid lebih sering terjadi pada wanita.
Persentasi kejadian sekitar 0,1% pertahun dan akan meningkat 20 kali lebih
banyak dari pasien yang mengalami radiasi ionisasi. Dari jumlah pasien nodul
tersebut 8-10% mempunyai kanker tiroid. Tindakan utama untuk kanker tiroid
adalah operasi diikuti terapi dengan levotiroksin.
Pemberian levotiroksin pada nodul soliter dapat mensupresi TSH serum,
diharapkan nodul tidak akan membesar lagi atau ukurannya berkurang.
Keberhasilan terapi ini sangat bervariasi dan keberhasilannya dapat dilihat
dengan pemeriksaan kadar TSH serum dan radioisotope scanning.
Kretinisme. Keberhasilan terapi kretinisme sangat tergantung pada saat
dimulainya terapi, jika terapi di mulai sejak bayi lahir umumnya gangguan
perkembangan fisik dan mental dapat dicegah.
Kadar tiroksin bebas harus dipertahankan pada nilai di atas normal. Hormonereplacement I ini harus disertai monitoring pertumbuhan, perkembangan
motorik, meturasi tulang, dan keamjuan perkembangan si bayi.
7.
a.
Farmakokinetik
Propiotiourasil
Metimazol
75%
75 menit
4-6 jam
Volume distribusi
20 L
40 L
Normal
Menurun
Normal
Normal
Dosis
1-4 kali/hari
1-2 kali/hari
Rendah
Rendah
sedikit
Sedikit
Efek samping. Untuk metimazol, agranulositosis bersifat tergantung dosis (dosedependent). sedang untuk propiltiourasil, agranulositosis tidak tergantung dosis.
Reaksi yang paling sering timbul antara lain purpura dan popular rash yang
kadang-kadang hilang sendiri , nyeri dan kaku sendi terutama pada tangan dan
pergelangan.
Indikasi. Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme, untuk mengatasi
gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi.
Juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan yodium radioaktif untuk
mempercepat perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium
radioaktif.
Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme yang disertai dengan
pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler. Efek terapi umumnya
tampak setelah 3-6 minggu terapi. Besarnya efek hambatan fungsi tiroid
tergantung dari berat ringannya gangguan fungsi sebelum pemberian obat,
jumlah hormone yang tersedia dan besarnya dosis yangn diberikan. Dosis terapi
biasanya tidak sampai menghambat fungsi tiroid secara total. Waktu yang
diperlukan untuk menyembuhkan setiap pasien juga berlainan. Sebagian pasien
denagn hipertiroidisme dapat mengalami remisi spontan setelah menjalani terapi
antitiroid selama 1 tahun.
b.
Penghambat ion yodida adalah obat yang dapat menghambat tranfor aktif ion
yodida ke dalam kelenjar tiroid. Obat tersebut berupa ionin movalen yang bentuk
hidratnyamempunyai ukuran hamper sebesar hidrat ion yodida, misalnya
tiosianat, perklorat, dan fluoborat. Obat golongan ini dapat menghambat fungsi
tiroid dan menimbulkan goiter.
Mekanisme kerja obat ini, denagn menghambat secara kompetitif sodium-iodide
symporter (natrium-iodide symporter=NIS) yang dapat menghambat masuknya
yodium. Perklorat kekuatannya kira-kira 10kali kekuatan tiosianat. Tiosianat tidak
ditimbun dalam tiroid, tidak dimetabolisme dalam kelenjar tersebut dan
diekskresikan dalam bentuk utuh. Tapi sekarang obat ini jarang digunakan
karena obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik, demam, kelainan kulit,
iritasi usus, dan agranulositosis.
c.
Yodida
2.
3. Bila yodium didalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjadi
hambatan sintesis yodotironin dan yodotirosin (wolf-chaikoff effect)
4. Yodida terutama digunakan untuk persiapan operasi tiroid pada
hipertiroidisme. Biasanya yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan
setelah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan
selama 10 hari sebelum operasi dilakukan. Dengan cara demikian diperoleh
keadaan yang optimal untuk tindakan operasi.
5. Yodida sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi tunggal karena terapi
yodida saja tidak dapat sepenuhnya mengendalikan gejala hipertiroidisme.
Hambatan pada kelenjar tiroid akan hilang dalam waktu 2-8 minggu, dan bila
terapi yodida dihentikan, gejala hipertiroidisme dapat terjadi lagi, bahkan
memberat.
6. Yodida sebaiknya juga tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat
menembus sawar darah plasenta dan menyebabkan goiter pada fetus.
Efek samping. Yodisme ditandai dengan rasa logam dan terbakar dalam mulut
dan faring serta rangsangan selaput lender. Dapat juga terjadi radang faring,
laring dan tonsil serta kelainan kulit ringan sampai akneform berat atau kadangkadang erupsi fatal disebut yoderma. Sedangkan gejala saluran cerna biasanya
berupa iritasi yang dapat disertai dengan pendarahan.
d.
Yodium radioaktif
Pada proses radiasi oleh suatu unsure radioaktif dipancarkan sinar-sinar (inti
helium), sinar (elektron). Umumnya sinar-sinar tersebut dapat menimbulkan
kerusakan sel-sel tubuh, karena terjadinya perubahan molekul di dalam sel oleh
sinar yang berenergi tinggi. Dalam jaringan yang dilewati sinar radioaktif terjadi
ionisasi, electron dilepaskan oleh molekul yang terkena radiasi, sehingga
terbentuk ion positif dan partikel ion negative, oleh sebab itu proses radiasi
tersebut dinamaio radiasi ionisasi.
Sinar dan daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas
dan ion yang terbentuk didaerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat
dibatasi pada satu organ saja.
Sifat kimia dan fisika. Daya tembus sinar maksimal hanya 2mm tetapi kira-kira
90% destruksi sel setempat disebabkan oleh sinar tersebut.
Distribusi dan ekskresi. Distribusi radioisotope I dalam jumlah tubuh sama
dengan distribusi I nonradioaktif. Jumlah radioisotope yang diserap oleh tiroid
dipengaruhi oleh jumlah I dalam diet, demikian juga ekskresinya. Jumlah
radioisotope I yang diekskresi dalam urin berbanding terbalik dengan jumlah
radioisotope I yang diserap/ditahan oleh tiroid.
Efek terhadap tiroid. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkim
sekeliling folikel. Pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak terpebgaruh oleh
sinar yang dipancarkan. Pada dosis rendah sekali radioisotope tidak
menimbulkan ganguan fungsi tiroid yang nyata hanya merusak bagian sentral
saja sedangkan bagian perifer tetap berfungsi.
Indikasi. Radioisotope terutama digunakan pada pasien :
1.
4.
5.
Karsinoma tipoid
6.
C. HORMON PARATIROID
Hormone paratiroid (HPT) berasal dari anak kelenjar paratiroid ,merupakan
hormone polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 84 asam amino .tiga puluh
empat asam amino pertama merupakan bagian terpenting yang dapat
menentukan aktivitas biologiknya .aktivitas biologic HPT manusia, sapi dan babi
hampir sama tetapi secara imunologik ketiganya dapat di bedakan meskipun
ketiganya dapat mengadakan reaksi silang dengan satu macam anti bodi.
Tahun 1948 ditemukan antara beberapa kelainan klinik dengan
hiperfungsiparatiroid ,misal perubahan skelet pada pasien osteitis fibrosa sistika
dengan tumor paratiroid. Kecuali pada ca2+ plasma, HPT juga mempengaruhi
fospat dan metabolism vitamin D.gambar 28-1 memperlihatkan hubungan antara
HPT hemeostastis ca2+ plasma serta derivate vitamin D
Pada hiper paratirodisme jumlah radio isotop l yang diserap oleh tiroid
sangat meningkat, sedangkan pada pasien hipotiroidisme jumlah tersebut
berkurang, jumlah radio isotop lyang di ekresi dalam urin berbanding terbalik
dengan jumlah radio isotop l yang diserap /ditahan oleh tiroid. Pada normotiroid
kira-kira 65% dari jumlah yang diberikann telah di ekresi dalam 24 jam padda
hipotoroid 85-90% dan pada hipertiroid 5%.
EPEK TERHADAP TIROID.
Radioisotope l yang diberikan pada seorang pasien ikut terpakai dalam
biosintesis hormone tiroid dan terkumpul dalam koloid seperti halnya l-non
radioaktip. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkrim sekeliling
polikel.pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak sampai terpengaruhi oleh
radiasi tersebut. Pada dosis yang rendah sekali radio isotop 131l tidak
menimbulkan gangguan fungsi tiroid yang nyata, tetapi pada dosis yang cukup
besar epek sitotoksin sinar tersebut nyata sekali. Pada gambar histology tampak
piknosis dan nekrosis sel polikel, di ikuti dengan hilangnya koloid dan terjadinya
pibrosa kelenjar. Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja,
sedangkan bagianperiper tetap berfungsi.
INDIKASI
Radioisotope 131l terutama digunakan pada pasien:(1) hipertirodisme usia lanjut
atau penyakit jantung; (2) penyakit grave yang menetap atau kkambuh setellah
triodektomi subtotal atau setelah minum obat anti tiroid dalam jangka waktu
lama; (3) goiter nodular toksik;(4) goiter multi nodular non-toksik yang di sertai
gejala kompresi;(5) karsinomia tiroid; dan (6) sebagai alatdiagnostik fungsi tiroid
.
KONTRADIKSI
Bahan radioaktip tidak diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak. Yodium
radioaktip sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25 atau 30
tahun.
SEDIAAN
Larutan natrium yodida 131l dapat diberikan oral dan lv sedangkan kapsul
natrium yodida 131l tersedia untuk pemberianoral. Pada setiap sediaan biasanya
disebutkan jumlah dan macam campuran dalam larutan, dosis terapi dan
sebagainya.
PEMILIHAN SEDIAAN
Tujuan pengguanaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas
kelenjar tiroid pada pasien hipertiroid. Cara lain yang dapat di tempuh untuk
tujuan yang sama adalah radiasi dan pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara
dan obat apa yang akan digunakan untuk terapi hipertiroidisme tergantung dari
pasien dan pasilitas yang tersedia.
Di Amerika Serikat natrium yodida 131I lebih sering digunakan dari pada
pembedahan. Antitiroid digunakan untuk persiapan pasien dengan yang akan
dioprasi terapi krisis tirotoksikosis, terapi hipertiroidisme dengan gangguan
mata, dan sebagai terapi tambahan sebelum atau setelah terapi yodium
radioaktif. Efek penghambatan tiroid oleh yodium biasanya tidak lama bertahan
pospat menurun. Ekresi Ca2+ dan PO4 yang menigkat, sering menyebabkan
batu ginjal. Komplikasi berat lainya al.nefrokalsinosis dipus ,dan akhirnya
insufisiensi ginjal, atau sebagai gejala sisa urolitiasis, dapat juga terjadi
gambaran perubahan kimia darah, seolah-olah terjadi hiperparatiroidisme ,yakni
hiperpopaturia , hiperkalsimia dan hipopospatemia .hiperkalsimea dapat
merupakan penyebab gejala hiperparatiroidisme, al.hipotoni otot, kelemahan
otot yang umum dan gangguan pungsi otot polos seperti konstipasi, platulens,
anoreksia, mual dan muntah, akhirnya mungkin terjadi gangguan
jantung.persentasi timbulnya ulkus peptikum dan pancreatitis, lebih tinggi pada
pasien ini daripada orang normal, dan kadang-kadang mengalami gangguan
neuropsikiatri. Pemeriksaan laboraturium yang spesipik aadalah dengan
menentukan kadarHPT plasma, tetapi hasilnya biassanya tergantung dari anti
bodi yang di pakai.
Terapi hiperparatiroidismeprimer dilakukan dengan reseksi kelenjar yang
hiperplastik atau ardenoma. Pembedahan ini akan mengembalikan pasien ke
keadaan euparatiroid dan mencegah keruksakan ginjal dan disolusi tulang lebih
lanjut. Biasanya terjadi tipoparatiroidisme ;dan diperlukan vitaminD dan diet
yang mengandung Ca. bila pada seorang pasien tidak dapat dilakukan
pembedahan, dapat diberkan pospat secara oral, diet rendah Cadan sejumlah
csiran unntuk menurunkan kadar Ca plasma.
FARMAKOLOGI HORMON PARATIROID
HPT hanya dapat diberikan secara parenteral, pemberian oral akan dirusak
enzim saluran cerna. Masa paruhnya sekitar 20 manit, degradasinya terjadi di
hepar dan ginjal.dalam darah, sebagaiHPT terikat praksi alpa globulin plasma,
ekpresinya melalui urin kurang dari 1%
INDIKASI.
Dahulu HPT digunakan untuk meningkatkan kadar Ca2+ plasma, akan
tetapi kini hipokal semia diatasi dengan pemberian Ca2+ dan/ atau dengan
vitaminD sutikan HPT hanya digunakan untuk diagnosis
pseudohipoparatiroidisme. Pada pasien ini terdapat resistensi target organ
terhadap HPT sehingga pemberian hormone ini tidak akan menyebabkan
peningkatan Ca2+ plasma dan ekresi pospat dan siklik AMP.
derivate 16-hidroksil nya, urin wanita hamil merupakan sumber estrogen untuk
wanita pasca menopause.
FISIOLOGI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI
PERTUMBUHAN.Estrogen sangat penting perannya pada perubahan bentuk dan
fungsi tubuh masa pubertas anak perempuan menjadi bentuk tubuhyang
karakteristik untuk wanita dewasa fungsi sek sekunder, efeknya langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan vagina, uterus dan tuba falopi.bersama
hormone lain merangsang pertumbuhan duktuli, stroma dan akumulasi lemak
kelenjar mamae.
REGULASI NONENDOKRIN SIKLUS MENSTRUASI. Siklus menstruasi wanita diatur
oleh sistem neuro endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium. Suatu osilator
neuronal di hipotalamus secara periodic akan menginduksi
pengeluaran gonadotropin-releasing hormone (GnRH, hormone pemicu
gonadotropin ) ke pembuluh pontral hipotalamus-hipofisis yang akan
merangsang gonadotrop dan mengsekresikanluteinizing hormone ( LH )
dan follicle stimulatinghormone ( FSH ) dari hipofisis anterior. Kedua hormon ini
menyebabkan pertumbuhan dan pematangan folikel graff ovarium, dan juga
produksi estrogen dan progesteron. Bila kedua hormone terakhir ini kadarnya
meningkat, akan menghambat sekresi hormone hipotalamus hipofisis ( reaksi
umpan balik negatif ).
EFEK STEROID GONAD SECARA KLINIK PADA SISTEM REPRODUKSI. Selama fase
folikuler ovarium atau fase prolifarasi endometrium, estrogen akan mulai
membentuk kembali endometrium dengan cara merangsang proliferasi dan
diferensiasi. Terjadi berbagai mitosis, ketebalan lapisan endometrium bertambah
dan terjadi perubahan karakteristik kelenjar dan pembuluh darah endometrium.
Proses ini dan kelanjutan efek estrogen dan progesterone diduga sebagian besar
diperantarai olehpeptide growth factors yang mengatur kerja steroid dan
reseptornya di menyebabkan sel-sel dapat memberikan respons terhadap
hormon ini pada separuh fase kedua dari suatu siklus haid ( status luteal atau
fase sekretoris ). Pada fase ini, progresteron yang bersal dari korpus luteum
kadarnya meningkat secara tajam dan estrogen juga terus meningkat.
Progesteron akan membatasi efek proliferative estrogen terhadap endometrium
dengan cara menstimulasi diferensiasi.
EFEK METABOLIK. Pada organ ini nonendokrin terdapat reseptor estrogen
( ER ),karenanya banyak efek metaboliknya terjadi secara langsung pada
reseptor yang bersangkutan.
Efek estrogen pada masa tulang menguntungkan, karena mengurangi
proses resorpsi yang membentuk tulang. Pada usia 18-40 tahuan, pembentukan
dan resorpsi tulang berlangsung seimbang sehingga total bone mass dapat
dipertahankan, sesudah usia tersebut proses resorpsi terjadi lebih cepat.
Osteoklas dan osteoblas mempunyai reseptor estrogen ( ERs ), androgen ( ARs )
dan progesterone ( PRs ). Hormone ini menginduksi apoptosis osteoklas dan
mengantagonis efek osteoklastogenik dan pro-osteoklastik hormone paratiroid
dan interleukin-6,juga merangsang produksi leptin dari jaringan adipose. Efek
utama estrogen. Menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklas, menyebabkan
pertumbuhan tulang dan penutupan epifisis pada wanita dan pria. Priadengan
defek ER akan mengalami osteoporosis, epifisis tidak menutup, turnover tulang
Reaksi yang sering timbul, gangguan siklus haid, mual atau bahkan
muntah, rasa kembung, edema, berat badan bertambah. Yang lebih serius
pusing, migren, kloasma terutama pada kulit muka, peningkatan tekanan darah,
thrombosis, proliferasi endometrium atau varises. Estrogen dapat meningkatan
kadar globulin peningkatan tiroid. Pasien dengan fungsi tiroid normal dapat
mengkompensasi keadaan ini dengan membentuk lebih banyak hormone tiroid
hingga kadar T3 dan T4 serum normal. Tetapi pasien dengan thyroid hormone
replacement therapy bila menggunakan estrogen akan membutuhkan dosis tiroid
lebih tinggi. Kadar tiroid bebas pada pasien ini harus dimonitor agar kadarnya
berada dalam kisaran yang normal.
Penggunaan estrogen atau estrogen + prostin pernah dihubungkan
dengan meningkatnya risiko kejadian infrak miokard dan stroke, thrombosis vena
dan emboli paru. Bila timbul gejala atau ada suspek penyakit tersebut
penggunaanya harus segera di hentikan.
KONTRAINDIKASI
Wanita hamil atau menyusui, gangguan fungsi hepar, riwayat thrombosis
atau emboli, hipertensi, penyakit jantung, perdarahan vagina yang belum jelas
penyebabnya, adenoma mamae atau adanya tumor pada alat reproduksi.
INTERAKSI
Estradiol sebagian dimetabolisme oleh isozim CYP3A4. Penggunaan
bersama obat yang dapat merangsang isozim tersebut, missal fenobarbital,
karbamazepin, ripamfisin dapat mempercepat metabolism sehingga dapat
menurunkan efek terapinya atau mempengaruhi propel siklus haid yang normal.
Inhibitor isozim 3A4, seperti eritrosim, klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol dan
jus anggur dapat meningkatkan kadar estrogen darah dan dapat menyebabkan
timbulnya efek samping.
ANTIESTROGEN DAN SELECTIVE ESTROGEN RECEPTOR MODULATOR ( SERM )
ANTI ESTROGEN
klomifen
Klomifen, suatu trifeniletilen derivate 7-alkilamide estradiol, bersifat antagonis
murni estrogen pada semua jaringan. Pada jaringan klomifen terikat pada ligandbinding pocket dari ER dan ER, akan menghambat aktivitas P-glioprotein, gene
expression of aromatase, IGF-1 dan insulin receptor substrate-1. Pada ER
klomifen meningkatkan degradasi proteolik intraseluler sedangkan pada ER
berefek terhadap degrasi.
Dari beberapa penilitian telah terbukti bahwa klomifen dapat meningkatkan
amplitido sekresi LH dan FSH tanpa mempengaruhi frekuensi sekresinya yang
umumnya bersifat pulfasif. Ini menandakan bahwa klomifen bekerja di hipofisis
anterior untuk menghambat umpan-balik negative estrogen terhadap sekresi
gonadotropin dan menambahkan pulsasi sekresi GnRH dari hipotalamus
sehingga dapat merangsang ovulasi. Karenanya prepapat ini diindikasikan untuk
infertilitas wanita akibat siklus haid anovulatoar, tetapi dengan syarat tidak
PROGESTERON
Progesterone merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang di
produksi di tempat yang sama dengan estrogen. Direvat sintetiknya golongan
progestin, merupakan hasil modifikasi stuktur testosterone tanpa atom C19 atau
derivate 19-nontestosteron.
Sintesis Dan Sekresi
Progesterone di sekresi oleh ovariumbterutama dari korpus luteum selama
fase pertengahan kedua siklus menstruasi. Sekresi di mulai tempat sebelum
ovulasi kecuali ovarium, hormone ini juga sintetis di testis, kortek adrenal dan
placenta. Kecepatan sekresinya mulai dari beberapa mg sehari selama fase
folikuler dan meningkatbsampai 10-20 mg pada fase luteal, mencapai beberapa
ratus mg pda masa akhir kehamilan.
Fisiologi Dan Khasiat Farmakologi
FARMAKOKINETIK
Progesteron oral akan mengalami metebolisme lintas pertama di hepar,
karenanya bioavailabilitas oralnya rendah dan lebih banyak di gunakan IM atau
suppositoria vaginal atau diberikan bersama alat kontrasepsi dalam rahim.
Derivat progestin asetat dapat diberikan oral karena metabolisme hepar lebih
sedikit dari progesteron alami, masa kerja lebih panjang, 7-24 jam karenanya
cukup diberikan 1 x sehari.
INDIKASI
Kontrasepsi lihat di sub kontrasepsi, wanita pascamenopause, kombinasi
dengan estrogen, abortus iminens, ancaman lahir prematur, kanker
endometrium, pendarahan fungsional endometrium. Derivat progestin lebih
digunakan untuk terapi paliatif karsinima endometrium yang telah bermetatasis,
megestrol asetat sebagai terapi ini kedua untuk karsinoma mamae.
PREPARAT
Jenis preparat untuk kontrasepsi hormonal tablet noretisteron 5 mg. MPA
5 mg. allilestenol 5 mg.
ANTIPROGESTIN
Antiprogestin baru dikenal sekitar 1981an, yang sebelumnya dikenal
sebagai antagonis glukokortikoid / RU486. Preparat ini berbeda di beberapa
Negara dengan indikasi terminasi kehamilan dan pada tahun 2000 FDA
menyetujui penggunaan di USA.
KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah
kehamilan. Dikenal berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, penggunaan
kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim, tindakan sterilisasi, atau
penggunaan kontrasepsi hormonal. Cara terakhir.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL
Sampai sekarang baru dikenal kontrasepsi hormonal ( KH ) wanita. Untuk
pria belum ada yang dapat diterima oleh pria. Dalam hal KH, kecuali harus
efektif dan relative aman, juga harus mudah digunakan dan di terimabaik oleh
pria maupun wanita.
Dikenal 3 cara pemberian KH wanita:
1.
Oral.
2.
Suntikan.
3.
Implant subkutan.s
E. ANDROGEN
KIMIA DAN BIOSINTETIS
Andrigen adalah hormon steroid yang rumus kimianya yang berciri 19 atom
C dengan inti steroid. Di samping antrogen terdapat pula prekursor androgen
yang di sebut juga proan drogen.kadar testosteron dalam plasma relatif tinggi
pada masa 3 kefidupan laki-laki, yaitu pada tahap enbrio ketika sedang
deferensiasi fenotif, mulai usia 6 bulan sampai pubertas kadarnya < 50 ng/ Dl
FAAL DAN FARMAKODINAMIK
Fungsi antrogen tergantung periode kehidupan laki-laki. Pada masa
embrional (12-18 minggu) fungsinya ialah pembentukan penotif laki laki pada
masa noenatus di duga fungsinya ialah organisasi dan penandaan susunan saraf
pusat dalam hal tingkah laku dan fungsi seksual laki laki pada pubertas
fungsinya adalah menggubah laki-laki menjadi dewasa baik dalam pertumbuhan
dan perkembangan tulang dan rangka.
MEKANISME KERJA
Testosteron bebas dari plasm ayang masuk ke sel target dengan cara difusi,
tergantung jaringan dan fungsi sel yang di masukan testosteron yang dapat di
masiukan langsung sebagai endrogen melalui ikatan dengan reseptor
FARMAKOKINETIK
Testosteron dalam pelarutan minyak yang di suntikan diabsorsi lebih cepat
sehingga efeknya lemah, testosteron dalam bentuk ester kurang polar di
bandingkam betuk bebasnya sehingga dalam larutan miyak suntikan
intramuskular akan di absorsi lebih lambat dan masa kerjanya akanlebih
panjang.
SEDIAAN DAN INDIKASI
Sediaan androgen yang di gunakan dalam klinik untuk efek androgen dapat
di lihat di tabel sedangkan pada tabel 30-2 dapat diliat sedianya untuk efek
anaboliknya dan di sebut anaroid anabolik, efek anabolik dari efek androgen
ternyata tidak berhasil pada manusia efek samping androgen ternyata tetap
meyertai efek anabolik yang di tuju
TERAPISUBTITUSI dosis yang di perlukan paling sedikit setara 10 mg
testosteron ini bisa didapat misalnya pemberian testosteron propionat 25 mg
tiga kali seminggu bentuk ester kerja panjang spionat atau anatat dapat
diberikan tiap 2-3 minggu sebesar 200mg
EDEMA ANGIONNEUROTIK HEREDITER steroid 17 allkil efektif untuk
penggobatan edema , aktivitas hal ini sama dengan untuk perempuan dan laki
laki steroid 17 alkil meningkatkan kadar plasma glikoprotein yang di sentesi di
hepar termasuk beberapa faktor pembekuan dan inhibitor implemen
EFEK SAMPING steroid 17 alkil terhadap fungsi hepar steroid bersifat androgen
lemah misalnya danazol tidak kalah kuatnya di bamdimh androgen
OSTEOPOROSIS androgen haya bermangfaat untuk osteoporosis yang di
sebabkan oleh defisiensi androgen kegunaan pada osteoporosis jenis lain belum
tebukti pada perempuan kegunaan di kalahkan oleh estrogen sebab androgen
terbukti tidak bermangfaat dari pada entrogen sedangkan efek masulinisasi
menggangu
INFERTILITAS pada infertilitas akibat hipogonadisme sekunder di perlukan
gonadotropin untuk merangsang dan mempertahankan spermatogenesis
testosteron di gunaskan untuk terapi infertilitas yang di sebabkan oleh
oligossperma idiopatik sediaan depot (testosteron enantat atau sipionat 200 mg)
di suntikan IM sekali seminggu selama 12-20 minggu. Keberhasilan bervariasi
tetapi tidak melebihi 40% beberama kelemahan terapi ini ialah : (1) masa terapi
panjang dan hasilnya baru terlihat 3-4 bulan setelah yterapi di hentikan; (2)
perbaikan produksi sperma hanya bertahan selama 2-3 bulan; dan (3) ada
kemungkinan terjadi depresi spermatogenesis yang menetap
KELAINAN GINEKOLOGIS androgen dahulu di gunakan untuk kelainan ginekologis
misalnya pendarahan uterus, dismenore dan menopause, tetapi saat ini pilihan
jatuh pada estrogen dan atau progestin androgen tidak di anjurkan untuk
menghentikan pendarahan uterus yang di sebabkan oleh pemberian estrogen.
bilier tanpa kerusakan sel .kemudian oleh 17-alkil steroid. Testosteron dan ester
testosteron tidak menimbulkan efek samping ini, karena itu ester testosteron
lebih sering digunakan dalam klinik. Efek samping ikterus berhubungan dengan
dosis dan muncul 2-5 bulan setelah muali teraphy.karena itu steroid 17-alkil
dipakai hanya untuk jangka pendek 3-4 minggu,disusul masa istirahat yang
sama lamanya.
HIPERKALSEMIA Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan pasien
karsinoma payudara yang diobati dengan androgen .pada keadaan ini terapi
androgen harus dihentikan dan diberi cairan yang cukup ( hidrasi ) serta diberi
pengobatan terhadap hiperkalsemia.
INTERAKSI OBAT 17-alkil androgen meningkatkan efek anti koagulan oral
(kumarin dan indandion) sehingga perlu penurunan dosis antikoagulan untuk
mencegah terjadinya pendarahan .metandrostenolon menurunkan metabolisme
oksifenbutason sehingga efeknya menjadi lebih panjang ,lebih kuat, dan sulit
diduga.karena itu dianjurkan untuk tidak memakai kedua obat ini bersamaan
.metandrostenolon juga meningkatkan efektivitas dan efek toksi
kortikosteroid.anabolik steroid dapat menurunkan kadar gula darah pasien
diabetes melitus, sehingga kebutuhan akan obat antidiabetik menurun .lagi pula
anabolik steroid menghambat metabolisme antidiabetik oral. Androgen
menurunkan tiroksin binding globulin (TBG) plasma, sedangkan tiroid hormon
bebas (T3 & T4) tetap normal .
ANTIANDROGEN Antriandogen ialah zat yang menghambat sintesis ,sekresi
atau kerja androgen.tujuan peneliyian tentang obat yang bersifat antiandrogen
pertama-tama untuk pengobatan karsinoma prostat atau keadaan lain yang
berhubungan dengan kadar testosteren yang berlebihan baik pada laki-laki
maupun perempuan dan anak-anak.Estrogen merupakan antiandrogen
alami.efek estrogen pada jaringan target berlawanan dengan efek androgen
.selain itu estrogen juga merupakan penghambat sekresi testosteren
.Progesteron merupakan antiandrogen lemah beberapa derivat progesteron
dengan gugus 1,2-metilene misalnya siproteron asetan yang merupakan
antiandrogen yang paling kuat .siproteron asetat juga memiliki sifat
progestogenik dan menghambat sekresi gonadotropin.obat ini merupakan
penghambatkompetitif androgen di samping menghambat produksi
testosteron .pemberian 200 mg siproteron asetat selama 10-14 hari pada lakilaki menurunkan libido yang berlebihan.efeknya terhadap libido ini
menyebabkan siproteron asetat tidak mungkin digunakan sebagai kontrasepsi
laki-laki .selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas siproteron
sebagai kontresepsi laki-laki tidak konsisten .efek lain yang mengganggu ialah
ginekomastia . siproteron efektif untuk terapi pubertas prekoks ,tetapi ternyata
efek samping sampingnya berat yaitu menghambat efek anabolik androgen dan
pertumbuhan anak .siproteron juga efektif untuk hirsutisme berat
dikombinasikan dengan estrogen.flutamid ialah suatu abtiandrogen yang bukan
steroid sehingga tidak memperlihatkan aktivitas hormon.kerjanya mungkin
melalui perubahan invivo menjadi 2-hiroksiflutamid dan mengakibatkan regresi
organ-organ yang dipengaruhi testosteron misalnya fosfat dan vesikula
seminalis.karena mekanisme umpan balik testoteron plasma ,kenaikan
testosteron plasma ini dapat menjadi pembatas efek flutamid paling bermanfaat
untuk menghambat androgen andrenal pasien yang dapat.
BAB I PENDAHULUAN
C.
Latar Belakang
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar,
hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan
ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di leher, dan kelenjar
pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna memberikan
efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas &
Kekurangan estrogen setelah masa menopouse
Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan.
Sekarang dibuat secara sintetis.
Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis sangat tertarik
untuk membahas makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.
D.
Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi
Begitu banyak jenis dan fungsi Obat Endokrin sehingga perlu untuk
dipaparkan
Daftar Pustaka
MAKALAH
BIOKIMIA I
HORMON
Dosen: Prof. Dr. H. Ciptadi, M.Si
Di susun oleh :
-
NELA LESTARI
NURFIKA
SISKA RUSMAWATI
SERIYANTO
TARISNA
WITA HIDAYAH
DAHLIANI
FATLIA MEILINA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
berkat rahmat-Nya lah dan Hidayah-Nya jualah penulisan laporanini dapat
terselesaikan.Makalah ini disusun untuk dijadikan referensi yang lengkap dan
menyeluruh tentang Hormon.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistematika untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Biokimia I dan penyusunannya dilakukan secara kelompok.
Substansi yang terdapat dalam laporan berasal dari beberapa referensi buku,
gagasan-gagasan dan literatur-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber
lain yang berasal dari media elektronik melalui pengambilan bahan dari internet.
Sistematika penyusunan laporan ini terbentuk melalui kerangka yang
berdasarkan acuan atau bersumber baik dari buku, gagasan, maupun literaturliteratur lainnya.
Makalah yang berjudul Hormon ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa, dosen, atau masyarakat umum dan juga sebagai
bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai
kesamaan. Tentunya dari isi maupun konstruksi yang ada dalam makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Biokimia I banyak terdapat
kekurangan.Oleh karena itu penulis berharap diberikan kritikan yang
membangun kepada para pembaca.
P
alangka Raya,
April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN..................................................................................................
..... 1
A.
LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
B.
TUJUAN
PENULISAN ....................................................................................... 2
C.
RUMUSAN
MASALAH...................................................................................... 2
D.
MANFAAT PENULISAN.................................................................................... 2
E.
BATASAN
MASALAH........................................................................................ 3
F.
METODE...........................................................................................................
.... 3
II.
PEMBAHASAN...................................................................................................
.......4
A.
PENGERTIAN HORMON................................................................................... 4
B.
KLASIFIKASI HORMON................................................................................... 4
C.
D.
E.
SIFAT-SIFAT HORMON..................................................................................... 8
F.
G.
III.
PENUTUP..........................................................................................................
........25
A. KESIMPULAN....................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari
tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.
Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon dan
aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena
beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena perubahan
dalam kerja hormon dapat menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga
merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang kegunaannya dapat dilihat secara
langsung.
Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan.
Selain mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi
yang lain yaitu mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung,
tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzimenzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.
B.
TUJUAN PENULISAN
2.
3.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang fungsi dan peran
hormon,
4.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang mekanisme kerja
hormon,
5.
6.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang penyakit akibat
gangguan hormon.
7.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana sifat-sifathormon?
6.
7.
D.
MANFAAT PENULISAN
2.
E.
BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam makalah ini adalah makalah ini hanay membahas
tentang hormon.
F.
METODE
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode studi pustaka dan juga
pencarian data menggunakan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HORMON
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target , maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang.Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman yang menggerakan) adalah pembawa
pesan kimiawi antarsel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular ,
termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan
sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau
aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
( bagian dari otak ) . hipotalanus mengiontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelnjar pituitari , yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk meneksreksikan
hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
B.
KLASIFIKASI HORMON
c.
Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil , yang termasuk
golongan ini adalah Thyroid , katekolamin , epinefrin dan trioksin.
d.
Golongan polipeptida / protein antara lain insulin , glukagon , GH, TSH ,
oksitosinvasoperin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa dan lain-lain.
v Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :
a.
Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya hormon
golongan asteroid ( estrogen, progesteron, testoreon,glukokortikoid,aldostreon)
dan tironin (misalnya trioksin).
b.
Hidrofilik yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalam air , contohnya
insulin , glukagon, hormon adrenokortikropik (ACTH) gastrin dan katekolamin
(misalanya dopamin , norepinefrin , epinefrin).
v Berdasarkan lokasi reseptor hormon
a.
b.
C.
Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal
dan meningkatkan tekanan darah.
Luteinizing hormone (LH) : merangasang pertumbuhan korfus luteum ,
ovulasi, produksi esteropgen dan progeteron (pada wanita ) merangsang sekresi
testosterone , perkembangan jaringan interstisial (pada pria)
D.
E.
SIFAT-SIFAT HORMON
Sifat hormon :
Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai
proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan;
mempertahankan homeostatis; pengadaan; penggunaan dan penyimpanan
energi)
F.
Penyakit Addison
Penyakit Addison terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid.Hal ini
dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sesab
autoimun.
Gejala-gejalanya berupa :
Syndrome Cushing
Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis.Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat-obatan kortikosteroid yang berlebihan.
Gejala-gejala yang terjadi adalah sebagai berikut :
Osteoporosis
Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
nonadrenalin dengan akibat sebagai berikut :
Jantung berdebar
Hipertiroidea
Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejalagejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan
besar, dan jantung berdebar.Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit
Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody terhadap reseptor
TSH pada sel-sel tiroid, mengaktifkan reseptor-reseptor.
Hiperpituitarisme
Hiperpituitarisme merupakan sesuatu suatu sekresi yang berlebihan hormone
hipifisis anterior yang terjadi akibat adanya tumor.
Hipopituitarisme
Hipopituitarisme merupakan fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama
pada bagian interior.
Tiroiditis
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi
viral seperti HFV dan virus beguk pada tiroiditis dubakut.
Tumor tiroid
Tumor tiroid adalah neuplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap
disertai dengan metastasis pada organ yang jauh dari lokasi primer.
Hiperparatiroid
Penurunan produksi hormone oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar
kalsium dalam darah rendah.
Pangkreatitis
Pangkreatitis adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan
enzim percernaan dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan
mensekresi insulin dan glucagon.
G.
1.
Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan
beragam fungsi serta peranan masing-masing. Berbagai macam hormon pada
manusia beserta fungsinya antara lain sebagai berikut:
Ada perbedaan dalam sekresi GnRH antara wanita dan pria. Pada laki-laki,
GnRH disekresi dalam pulsa pada frekuensi konstan.Akan tetapi, pada wanita,
frekuensi pulsa bervariasi selama siklus menstruasi, dan ada gelombang besar
GnRH sesaat sebelum ovulasi.
Aktivitas GnRH sangat rendah selama masa kanak-kanak, dan diaktifkan
pada pubertas. Selama tahun-tahun reproduksi, kegiatan pulsa sangat penting
untuk fungsi reproduksi sukses sebagai dikendalikan oleh loop umpan
balik. Namun, setelah kehamilan didirikan, aktivitas GnRH tidak
diperlukan. Kegiatan berdenyut dapat terganggu oleh hipotalamus-hipofisis
penyakit, baik disfungsi (yaitu, penekanan hipotalamus) atau lesi organik
(trauma, tumor). Peningkatan prolaktin tingkat menurunkan aktivitas
GnRH. Sebaliknya, hiperinsulinemia meningkatkan aktivitas pulsa mengarah ke
LH teratur dan aktivitas FSH, seperti yang terlihat dalam sindrom
ovarium polikistik (PCOS).Pembentukan GnRH kongenital tidak ada
dalam sindrom Kallmann.
Neuron GnRH diatur oleh banyak neuron aferen yang berbeda,
menggunakan pemancar yang berbeda
(termasuk norepinefrin, GABA,glutamat). Sebagai contoh, dopamin muncul untuk
merangsang pelepasan LH (melalui GnRH) estrogen-progesteron-prima betina;
dopamin dapat menghambat pelepasan LH pada wanita
diovariektomi.Kisspeptin tampaknya menjadi regulator penting dari pelepasan
GnRH.Pelepasan GnRH dapat juga diatur oleh estrogen. Telah dilaporkan bahwa
ada kisspeptin menghasilkan neuron yang juga mengekspresikanreseptor
estrogen alpha.
GnRH ditemukan di organ luar hipotalamus dan pituitari, dan perannya
dalam proses kehidupan lainnya adalah kurang dipahami. Sebagai contoh, ada
kemungkinan menjadi peran GnRH1 dalam plasenta dan dalam gonad . Reseptor
GnRH dan GnRH juga ditemukan dalam kanker ovarium, payudara, prostat, dan
endometrium.
3. Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH)
Thyrotropin-releasing hormone (TRH) berfungsi untuk merangsang pituitary
untuk rilis thyroid-stimulating hormone (TSH). Thyrotropin-releasing hormone
(TRH), juga disebut thyrotropin-releasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin,
adalah tropik tripeptide hormon yang merangsang pelepasan thyroid-stimulating
hormone dan prolaktin oleh hipofisis anerior. TRH telah digunakan secara klinis
untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan kesadaran pada
manusia.
TRH diproduksi oleh hipotalamus dalam neuron medial nukleus
paraventrikular. Pada awalnya, itu adalah disintesis sebagai prekursor asam
amino polipeptida-242 yang berisi 6 salinan urutan-Glu--Nya Pro-Gly-, diapit
dengan di-dasar peptida yang kemudian diproses melalui proteolisis untuk
memberikan molekul TRH matang.
Ia berjalan melintasi median eminensia ke kelenjar hipofisis anterior
melalui sistem portal hypophyseal mana merangsang pelepasan thyroidstimulating hormone dari sel yang disebutthyrotropes dan kelebihan kadar
menghambat dopamin, yang merangsang pelepasanprolaktin, yang pada
gilirannya menurunkan GnRH. TRH juga dapat dideteksi di daerah lain dari tubuh
termasuk sistem pencernaan dan pulau pankreas, serta otak.
4. Pertumbuhan Hormon-Releasing Hormone (PHRH)
Pertumbuhan hormon-releasing hormone berfungsi untuk merangsang
pelepasan hormon pertumbuhan (GH) dari (peningkatan GHRH) hipofisis.Hormon
pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida berbasis protein.Ini merangsang
pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang
disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior.
Somatotropin mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara alami
dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang
diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan, dan disingkat "HGH" pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan dalam obat untuk mengobati gangguan
pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.Dalam beberapa
tahun terakhir, terapi pengganti hormon pertumbuhan telah menjadi populer
dalam pertempuran melawan penuaan dan obesitas.
Efek dilaporkan pada pasien yang kekurangan GH (tapi tidak pada orang
sehat) termasuk lemak tubuh menurun, massa otot meningkat, kepadatan tulang
meningkat, tingkat energi meningkat, warna kulit dan tekstur ditingkatkan,
meningkatkan fungsi seksual, dan fungsi sistem kekebalan tubuh membaik. Pada
saat ini, hGH masih dianggap hormon yang sangat kompleks, dan banyak
fungsinya masih belum diketahui.
Dalam perannya sebagai agen anabolik, HGH telah digunakan oleh pesaing
dalam olahraga sejak 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA. Analisis
urin tradisional tidak bisa mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu
tidak dapat diterapkan sampai awal 2000-an ketika darah tes yang dapat
membedakan antara HGH alami dan buatan yang mulai dikembangkan.
Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena terutama
ditargetkan HGH.sementara baru-baru ini sebuah varian tambahan ~ 23-24 kDa
juga telah dilaporkan di negara-negara pasca-latihan pada proporsi yang lebih
tinggi. Varian ini belum teridentifikasi, tetapi telah disarankan untuk bertepatan
dengan varian kDa 22 dari 23 kDa glycosilated diidentifikasi dalam kelenjar
hipofisis.Selain itu, varian ini beredar sebagian terikat dengan protein
(pertumbuhan hormon-binding protein, GHBP), yang merupakan bagian dipotong
dari reseptor hormon pertumbuhan, dan subunit asam-labil (ALS).
5. Hormon Somatostatin
Hormon somatostatin berfungsi untuk menghambat pelepasan GH dari
hipofisis. Somatostatin adalah hormon peptida yang mengendalikan sistem
endokrin dan berpengaruh terhadap transmisi sinyal saraf dan perkembangan
sel tubuh.GHIH mempunyai dua bentuk dari irisan sebuah preproprotein, satu
dengan 14 asam amino dan 28 asam amino.
GHIH disekresi oleh beberapa organ antara lain lambung, usus, sel delta
pankreas, dan neuron dari nukleus perventrikular dari hipotalamus dan kelenjar.
GHIH adalah sebuah hormon inhibitor yang antagonis terhadap GHRH dalam
proses sekresi GH. Hormon lain dengan sekresi terhambat oleh karena GHIH
antara lain:
a.
Enteroglukagon
b. Gastrin
c.
Glukagon
d.
Insulin, hanya pada saat sel delta pada pankreas mensekresi GHIH
e.
Kolesistokinin (CCK)
f.
Motilin
g.
TSH
6. Hormon Dopamin
Hormon dopamin berfungsi untuk menghambat pelepasan prolaktin dari
hipofisis. Dopamin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Dopamin yang berlebihan dapat menyebabkan skizofrenia dan bila kekurangan
dapat menyebabkan penyakit parkinson.
Dopamin diproduksi di beberapa daerah otak, termasuk substantia
nigra dan daerah tegmental ventral. Dopamin juga neurohormon dikeluarkan
oleh hipotalamus. Fungsi utamanya sebagai hormon adalah untuk menghambat
pelepasan prolaktin dari lobus anterior hipofisis.
Dopamin tersedia sebagai intravena obat yang bekerja pada simpatik sistem
saraf , menghasilkan efek seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah. Namun, karena dopamin tidak bisa melintasi penghalang darah-otak,
dopamin diberikan sebagai obat tidak secara langsung mempengaruhi sistem
saraf pusat. Untuk meningkatkan jumlah dopamin dalam otak pasien dengan
penyakit seperti penyakit Parkinson dan dopa-responsif distonia ,Ldopa (pendahulu dari dopamin) sering diberikan karena melintasi penghalang
darah-otak yang relatif mudah.
Rasa bahagia dan nyaman dipengaruhi oleh aktivitas hormon serotinin dan
dopamin.Kedua hormon ini berada di otak dan berproduksi secara
alami.Dopamin, misalnya, jumlahnya meningkat seiring seseorang tidur nyenyak,
berolahraga, atau pun sedang melakukan seks.Maka, tidak heran jika seseorang
melakukan kegiatan tersebut seringkali mendapatkan rasa tenang dan
nyaman.Produksi serotinin maupun dopamin bisa didongkrak pula dengan
mengonsumsi makanan tertentu.Dan, terapi kebahagiaan dengan makanan bisa
dilakukan dengan mudah.Untuk meningkatkan hormon dopamin, Anda bisa
mengonsumsi seafood (terutama ikan laut) atau kenari dalam menu makan.Atau,
bisa juga mengonsumsi coklat yang mengandung phenylethylamine.Zat ini
merangsang pembentukan dopamin.Sedangkan, untuk menghasilkan hormon
serotinin, Anda memerlukan asupan triptofan minimal 250 miligram. Seperti
dikutip Deutsche Welle, bersama enzim sel syaraf, triptofan akan menghasilkan
serotinin yang membuat diri Anda bahagia. Makanan yang bisa Anda konsumsi
seperti coklat, sereal dengan yoghurt, atau seafood.
Pisang juga sangat baik untuk peningkatan serotinin. Karena, buah ini
mempunyai kadar triptofan yang tinggi. Selain bermanfaat dalam produksi
serotinin, triptofan juga meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan dan
menekan nafsu makan.Cocok juga buat Anda yang lagi diet.
7. ACTH
ACTH berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon dari korteks
adrenal. Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memeliharab
pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk
mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.Hormon ACTH dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis anterior.Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis
dan sekresi glukokortikoid dan androgen pada korteks adrenal melalui pencerap
ganda protein-G yang bergantung pada mekanisme cAMP. Sebelum
berlangsungnya sintesis steroid, ACTH akan meningkatkan konsentrasi kolesterol
esterase dan mendifusikan kolesterol melalui membran mitokondria dan
meningkatkan sintesis pregnen. Tahapan dari mekanisme kerja ACTH adalah:
1.
ACTH adalah produk dari proses pasca translasi prekursor polipeptida ProOpiomelanokortin, Organ target ACTH adalah korteks adrenal tempat
kortikotropin terikat.
2.
Setelah di korteks adrenal, ACTH akan memacu perubahan Kolesterol
menjadi pregnolon.
3.
Kemudian dari pregnolon dihasilkanlah adrenokortikosteroid dan androgen
adrenal.
4.
Dimana fungsi kortisol adalah kerja antiinflamasi, meningkatkan
glukoneogenesis, meningkatkan penghancuran protein, Mobilitas lemak,
Mobilitas protein, Stabilisasi lisosom.
Adrenocorticotropic hormon (ACTH atau corticotropin) adalah polypeptide tropika
dan secreted hormon yang dihasilkan oleh kelenjar di bawah otak depan. Itu
adalah komponen penting dari hypothalamic-kelenjar di bawah otak-adrenal axis
dan sering dihasilkan dalam respon terhadap stres biologis (corticotropin
bersama-releasing hormon dari hypothalamus).
ACTH adalah synthesized dari pra-pro-opiomelanocortin (pra-POMC).
Penghapusan dari sinyal peptide selama terjemahan yang memproduksi 267
asam amino polypeptide POMC, yang undergoes sejumlah pos-translational
modifikasi seperti phosphorylation dan glycosylation sebelum itu proteolytically
melekang oleh endopeptidases untuk menghasilkan berbagai polypeptide
fragmen dengan berbagai aktivitas fisiologis. Ini termasuk fragmen ACTH, lipotropin, -lipotropin, Melanocyte merangsang Hormone (MSH) dan endorphin. POMC, ACTH dan -lipotropin adalah secreted dari corticotropes di
depan cuping (atau adenohypophysis) dari kelenjar di bawah otak sebagai
jawaban terhadap hormon corticotropin-releasing hormon (CRH) yang dirilis oleh
hypothalamus. ACTH juga diproduksi oleh sel dari sistem kekebalan (sel T, B dan
sel-sel macrophages) dalam respon terhadap stimuli yang pergi bersama-sama
dengan stres (termasuk CRH).
mengatur siklus menstruasi dan produksi telur (ovulasi). Tingkat dari LH dalam
tubuh wanita bervariasi dengan fase siklus menstruasi. Ini meningkat pesat
sesaat sebelum ovulasi terjadi, sekitar pertengahan siklus (hari ke-14 dari siklus
28-hari). Hal ini disebut lonjakan LH. hormon Luteinizing dan follicle-stimulating
hormone tingkat naik dan turun bersama-sama selama siklus menstruasi
bulanan. Pada pria, LH merangsang produksi testosteron , yang berperan dalam
produksi sperma.
9. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Follicle stimulating hormone pada wanita berfungsi untuk merangsang
perkembangan folikel.Sedadngkan pada pria, merangsang produksi
sperma.Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH).Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu
hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang
dapat tumbuh.
Hormon perangsang folikel adalah hormon yang dikeluarkan
olehgonadotrop.FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel
telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi
setelah menopause.nFSH merupakan sebuah tes hormon follicle-stimulating
mengukur jumlah follicle-stimulating hormone (FSH) dalam darah sampel. FSH
dihasilkan olehkelenjar hipofisis.Pada wanita, FSH membantu mengontrol siklus
menstruasi dan produksi telur oleh ovarium . Jumlah FSH bervariasi sepanjang
siklus menstruasi wanita dan tertinggi sebelum dia melepaskan telur
(ovulasi).Sedangkan pada pria, FSH membantu mengontrol produksi
sperma. Jumlah FSH pada pria biasanya tetap konstan.
Jumlah hormon FSH dan lainnya ( hormon luteinizing , estrogen ,
dan progesteron ) yang diukur di kedua seorang pria dan seorang wanita untuk
menentukan mengapa pasangan tidak dapat
menjadi hamil ( infertilitas ). Tingkat FSH dapat membantu menentukan apakah
pria atau wanita seks organ ( testis atau ovarium) berfungsi dengan benar.
FSH merangsang pertumbuhan dan perekrutan belum dewasa folikel
ovarium di ovarium. Pada awal (kecil) folikel antral, FSH adalah faktor utama
yang menyelamatkan kelangsungan hidup folikel antral kecil (2-5 mm diameter
untuk manusia) dari apoptosis (kematian sel terprogram somatik dari folikel dan
oosit).Dalam periode transisi fase luteal-folikel tingkat serum progesteron dan
estrogen (terutama estradiol) menurun dan tidak lagi menekan pelepasan FSH,
akibatnya FSH puncak sekitar tiga hari (hari pertama adalah hari pertama
menstruasi). Kohort folikel antral kecil biasanya cukup dalam jumlah yang cukup
untuk menghasilkan Inhibin B untuk menurunkan kadar FSH serum.
Selain itu, ada bukti bahwa lonjakan gonadotropin-faktor pelemahan
dihasilkan oleh folikel kecil selama paruh pertama fase folikel juga memberikan
sebuah umpan balik negatif pada hormon luteinizing berdenyut (LH) amplitudo
sekresi, sehingga memungkinkan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk
pertumbuhan folikel dan mencegah luteinisasi prematur.
Sebagai seorang wanita mendekati perimenopause, jumlah folikel antral kecil
direkrut di setiap siklus berkurang dan akibatnya cukup Inhibin B adalah
sepenuhnya diproduksi untuk FSH lebih rendah dan tingkat serum FSH mulai
kembalinya fungsi kesuburan dan haid, dengan kata lain ASI eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan.
13. Vasopresin/Antidiuretik Hormone (ADH)
Vasopresin berfungsi untuk membantu mengontrol air tubuh dan kadar
elektrolit. Vasopresin adalah hormon yang yang dapat ditemui di semua
mamalia, termasuk manusia. VP adalah sebuah hormon peptida yang mengatur
penyerapan kembali molekul yang berada pada ginjal dengan
memengaruhi permeabilitas jaringan dinding tubules, sehingga berfungsi untuk
mengatur pengeluaran urin.
Vasopresin maupun oksitosin/OT disintesis oleh magnocellular
neurons dari hypothalamic supraoptic nuclei (SON) dan paraventricular nuclei
(PVN) hipotalamus dan disimpan di dalam vesikel hipofisis posterior sebagai
bagian dari precursor (substrat bahan baku) bagi preprohormone. Setiap bagian
dipisahkan untuk diedarkan dalam bentuk nonapeptida, neurophysin, dan dari VP
sebuah glikopeptidajenis kopeptin, ke dalam sirkulasi darah atau langsung
menuju ke dalam otak.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
-
Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal
dan meningkatkan tekanan darah.
Oksitosin : merasang kontaraksi uterus , pengeluaran air susu
Growth hormone (GH) : merangsang pertumbuhan tulang dan otot,
meningkatakan sintesis protein, mobilisasi lemak , menurunkan metabolosme
karbohidrat .
-
Penyakit Addison
Syndrome Cushing
Peokromositoma
Hipertiroidea
Hiperpituitarisme
Hipopituitarisme
Tiroiditis
Tumor tiroid
Hiperparatiroid
Pangkreatitis
DAFTAR PUSTAKA
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Karyanto, Agus. 2005. Mekanisme KInerja Hormon. Lampung : UNILA
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Montgomery, Rex. 1993. Biokimia. Yogyakarta : GMUP.
DISKUSI
PERTANYAAN
1.
(YoyaMeynar) Apa yang kalian ketahui tentang kelanjar tymus pada masa
pertumbuhan?
2.
(AudeliaHolyne) Apakah ada hubungannya gangguan hormone
peokromositoma dengan penyakit jantung yang ditandai dengan telapak tangan
yang sering berkeringat?
3.
JAWABAN
1.
Kelenjar Tymus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam
pertumbuhan manusia dimana kelenjar tymus ini sangat berpengaruh dalam
masa pertumbuhan. Fungsi dari kelenjar tymus ini anatara lain mengaktifkan
pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin, dan menghasilkan
timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. Kelenjar tymus ini
berpengaruh dalam masa pertumbuhan dimana bila mengalami kekurangan
kelenjar ini maka akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan akan
menimbulkan gigantisme.
2.
Ada hubungannya, gejala penyakit jantung yang menimbulkan keringat di
telapak tangan memang dipengaruhi oleh gangguan hormone peokromositoma.
Karena jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh dan hormone
dialirkan melalui aliran darah sehingga pada saat hormon adrenalin meningkat
maka peredaran darah yang dipompa semakin cepat dan kencang. Pada
penderita peokromositoma, kadar hormon adrenalin meningkat memacu kerja
jantung lebi cepat. Dalam keadaan ini, pembuluh darah kulit dan kelenjar
keringan menyempit, sehingga keringat yang dihasilkan pada telapak tangan
semakin banyak.
3.
Hormon
reseptor sel di
membran Merangsangkeluarnyaadenilsiklase
siklik
respon biologis
merubah ATP
3,5 AMP
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah
nama organ endokrin, sebab
sekresi yang dibuat tidak meninggalkan
kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk kedalam yang beredar
didalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa yunani yang berarti
sekresi kedalam. Zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon, dari
kata yunani hormon yang berarti merangsang.
Endokrinologi adalah ilmu mengenai penyusaian-penyusaian kimia hemostatis
dari aktifitas lain yang dilaksanakan oleh hormon, sekresi kelenjar endokrin
tubuh. Setelah diekresikan, hormon berkelana dalam darah menuju sel sasaran,
tempat ia mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.
B. Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk mengetahui macam-macam hormon.
2 Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja hormon.
3. Untuk mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan suatu hormon.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengetian Hormon
Substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuh yang memiliki efek regulator
spesifik pada aktifitas sel tertentu atau organ-organ tertentu. Beberapa dari
organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda.
B. Kelenjar Endokrin Yang Menghasilkan Hormon
1. Kelenjar Hipofisis
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang
memegana peranan penting dalam sekresi hormon. Kelenjar hipofisisterdiri dari
dua lobus.
a.
2. Hormon tirotropik
Sel sasarannya ialah sel folikel tiroid. Fungsi hormon ini adalah mengendalikan
kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
3. Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH )
Sel sasarannya yaitu zona fasikulata dan zona retikularis korteks adrenal.
Fungsinnya adalah memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal kortes
adrenal dan merangsang untuk mengkresikan kortisol dan glucocorticoid.
4. Hormon Folikel Stimulating Hormon
Sel sasarannya ialah folikel ovarium dan tubulus seminiferosa di testis.
Fungsinya ialah pada wanita hormon ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum. Selain itu FSH
mendorong sekresi hormon estrogen oleh ovarium. Pada pria FSH diperlukan
untuk produksi sperma.
5. Luteinizing Hormon
Sel sasarannya ialah folikel ovarium, korpus luteum dan sel interstisium di
testis. Fungsinya ialah merangsang ovulasi, perkembangan korpus luteum, serta
sekresi estrogen dan progesteron. Pada pria, merangsang sekresi testosteron.
6. Prolaktin
Sel sasarannya ialah kelenjar mammae merangsang sekresi susu. Fungsinya
mendorong perkembangan payudara dan menghasilkan air susu pada masa
laktasi.
a. kekurangan hormon prolaktin
Perkembangan payudara terhambat.
Mengurangi produksi ASI.
b. penatalaksanaan
masa laktasi makan sayur-sayuran seperti sayur katuk dan buah.
b. Lobus Posteriopr ( neurohipofise ). Mengeluarkan 2 jenis hormon.
1.
Hormon Atidiuretik ( ADH ) / hormon pituitrin / Vasopresin
Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal arteriol. Berfungsi untuk mencegah
pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam pengaturan
tekanan darah dan menyebabkan kotraksi otot polos.
2. Hormon Estrogen
Sel sasarannya yaitu uterus. Fungsinya ialah merangsang dan menguatkan
kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu
menyusui.
2. Kelenjar Tiroid
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
lobus
anterior, kelenjar tiroid ini menghasilkan hormon tiroksin.
3.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid. Sel sasarannya yaitu tulang,
ginjal, dan usus.
Fungsinya yaitu mengatur metabolisme fospor dan
mengatur kadar kalsium dalam darah.
a. Dampak kekurangan hormon paratiroid
Kekurangan kalsium didalam darah atau dapat meyebabkan tetani.
Yang khas adalah kejang pada tangan dan kaki.
Penatalaksanaan untuk meringankan gejala ini yaitu dengan pemberian
kalsium
b. Dampak kelebihan hormon paratiroid
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu.
Penyakit tulang
Gagal ginjal
4. Kelenjar timus
Kelenjar ini menghasilkan hormon timosin yang sel sasarannya yaitu
limpfosit T. Berfungsi untuk
mengaktifkan pertumbuhan badan dan
mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.
5. Kelenjar Supra Renalis / Adrenal
Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2
bagian, yaitu
a. Bagian korteks menghasilkan 2 yaitu :
1. Hormon Aldesteron
Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan
reabsorpsi Na dan sekresi k.
2. Hormon kortisol
Sel sasarannya yaitu sebagian sel besar dan berfungsi meningkatkan glukoso
darah dengan mengorbankan simpanan protein dan lemak dan beperan dalam
adaptasi terhadap stress.
3.
Hormon Androgen
Sel sasarannya yaitu pada wanita pada bagian tulang dan otak. Berfungsi
dalam lonjatan pertumbuhan masa pubertas dan dorongan seks pada wanita.
b. Medula menghasilkan 2 hormon yaitu
1. Hormon Adrenalin ( epinephirin )
Berfungsi membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati
a. Dampak kekekurangan hormon adrenalin
6.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini menhasilkan 3 hormon yaitu
a. Hormon Somatostatin
Sel sasarannya yaitu sistem pencernaan dan berfungsi untuk menhambat
pencernaan dan penyerapan nutrien.
b. Hormon Glukagon ( sel a )
Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk
mempertahankan kadar nutrien dalam darah selama fase pasca-absortif.
c. Hormon Insulin ( sel b )
Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk mengendalikan
kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi glukosa dan lemak.
a. Dampak kekeurangan hormon insulin
Mengakibatkan hiperglikemi
Turunya berat badan
Lelah dan poliurian disertai haus
Lapar, kulit kering, dan lidah licin
Asidosis dan kecepatan bernafas bertambah
b. Dampak kelebihan hormon insulin
Hipoglikemi
7.
Kelenjar Kelamin
Kelenjar ini terbagi menjadi 2 kelenjar yaitu
a. Kelenjar testik terdapat pada pria terletak pada skrotum dan
menghasilkan hornon testosteron. Hormon testosteron berfungsi menentukan
sifat kejantanan.
b. Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovarium kiri dan
kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon :
1. Hormon Estrogen
Sel sasarannya yaitu organ seks wanita dan tulang. berfungsi untuk
mendorong perkembangan folikel, berperan dalam pengembangan karekteristik
seks sekunder, merangsang pertumbuhan uterus dan payudara. Mendorong
penutupan lempeng epifisis.
2. Hormon Progesteron
Sel sasarannya yaitu uterus dan berfungsi mempersiapkan rahim untuk
kehamilan.
7.
Jantung
Jantung menghasilkan hormon peptida natriuretik. Sel sasarannya yaitu
tubulus ginjal dan berfungsi untuk menghambat reabsorpsi Na.
8.
Hati
Hati menghasilkan hormon somatomedin. Sel sasarannya yaitu tulang dan
jaringan lunak dan berfungsi mendorong pertumbuhan.
9. Ginjal
Ginjal menghasilkan hormon renin ( angiotensin ) dan berfungsi
merangsang sekresi aldosteron.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuhyang
memiliki efek regulator spesifikpada aktivitas sel tertentu atau organ-organ
tertentu.
2. Hormon sangat di butuhkan oleh tubuh dan apabila kekurangan dan
kelebihan hormon maka akan timbul komplikasi-komlikasi pada tubuh bahkan
akan terjadi kematain.
B.
Saran
Kita sebagai calon bidan yang profesional harus banyak belajar tentang
hormon maupun tentang ilmu yang lain agar setelah selesai dari pendidikan
bidan kita telah siap dengan ilmu kita dalam membantu masyyarakat.
DAFTAR PUSTAKA