Anda di halaman 1dari 91

MAKALAH BIOKIMIA

HORMON

Oleh
HERNI
16055/2010
PENDIDIKAN KIMIA

Dosen:
1.

Drs. Usman Bakar, M.Ed.ST

2.

Fitri Amelia, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan
pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari
makalah ini yaitu Hormon. Tugas ini ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah
biokimia 1 semester Juli-Desember 2012.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan
menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini

jauh dari kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya


membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Padang, 10 Januari 2013


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Masalah

2.

Rumusan Masalah

3.

Tujuan Penulisan

BAB 11 PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
B. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya
C. Klasifiikasi Hormon Berdasarkan Tempat Pembentukannya
D. Biosintesa Dan Sekresi Hormon
E. Mekanisme Kerja Hormon
F.

Transpor Hormon

G. Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih Dan Bahagia


BAB 111 PENUTUP
1.

Kesimpulan

2.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang


berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon
adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke
sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui
dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian , sekresi, dan peranannya
dalam kehidupan, terutama dalam pemngaruhi perasaan.
2.

RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dengan hormon?


Bagaimanakah klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya?
Bagaimanakah klasifiikasi hormon berdasarkan tempat pembentukannya?
Bagaimanakah biosintesa dan sekresi hormon?
Bagaimanakah mekanisme kerja hormon?
Bagaimanakah transpor hormon?
Bagaimanakah peranan hormon terhadap perasaan sedih dan bahagia?
3.

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini ditulis agar penulis dapat berbagi pengetahuan tentang hormon,
terutama pembagiannya berdasarkan fungsi dan tempat pembentuknya,
biosintesa dan sekresi dan transpornya serta mengetahui peranan hormon
terhadap perasaan sedih dan senang.
Makalah ini juga ditulis sebagai tugas akhir mata kuliah biokimia 1 semester JuliDesember 2012.

BAB 11

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya yang
menggerakkan, jadi hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antarkelompok sel. Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan
kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh.
Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan
ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah. Kebanyakan hormon
disekresi langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon disekresi oleh
jaringan yang secara primer bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya disekresi
oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan merupakan sasaran untuk hormon
tertentu hanya bila jaringan tersebut mengandung protein reseptor spesifik yang
mengikat hormon dan menimbulkan respon selular. Hormon mengatur aktifitas
jaringan sasarannya melalui 2 cara umum: (1) dengan mengatur aktivitas protein
yang sudah ada dalam sel pada saat kerja hormonal, dan (2) dengan mengatur
sintesis atau degradasi protein. (S.Colby.1999:263)
B.

Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya

Klasifikasi hormon Berdasarkan Fungsi


Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi.
Hormon metabolisme: hormon yang mempunyai peranan dalam proses
metabolisme.
Hormon trofik: hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang
kelenjar endrokin untuk menghasilkan hormon.
Hormon pengatur metabolisne mineral dan air: hormon yang mengatur
homeostatik mineral dan konservasi air tubuh.
Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon yang mengatur aktivitas
konduksi dan kontraksi jantung.

C.
1.

Klasifiikasi Hormone Berdasarkan Tempat Pembentukannya


Kelenjar hipofise

Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang


peranan penting dalam sekresi hormon dari suatu organ endokrin. Dapat
dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hormon-hormon yang dihasilkanya
dapat mempengaruhi pekerjaaan kelenjar lainya. Kelenjar hipofise terdiri dari
dua lobus. Lobus anterior (Adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh

Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan


hormon tiroksin.
Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa dalam testis.
Luteiizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron
dalam ovarium dan testoteron dalam testis. Interstisial Cell Stimulating Hormone
(ICSH).
Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan dua jenis hormon;
Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
Hormon oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise
terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofise tulang spenoid.
2. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yangt melintasi trakea disebelah depan
dan terdapat didalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Atas pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise lobus anerior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari
hormon tiroksin ; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan
mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam
leher, kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang
menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing masing melekat
pada bagian belekang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam tubuh.
4. Kelenjar timus

Kelenjar timus terletak didalam mediastinum di belakang os sternum atau


teletak didalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea dan hanya dijumpai
pada anak-anak dibawah 18 tahun. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari
dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram aau
lebih sedikit. Ukuran kelenjar timus bertambah pada masa remaja dar 30-40

gram kemudian berkerut lagi.


Adapun hormon yang dikeluarkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
Mengaktifkan pertumbuhan badan
Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin
5. Kelenjar suprarenal
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan
kanan. Ukuranya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu
Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks
Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin)
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengndalian sistem persarafan simpatis.
Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah,takut serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan
tekanan darah guna melawan shok.
Nor adrenalin menaikan tekanan darah dengan merangsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu
metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari
hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan olehkorteks adrenal adalah;
Hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan fungsi otot.
Pada insufiesiensi (penyakit aldison) penyakit nampak kurus dan nampak sakit
paling lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sednangkan ginjal gagal
menyimpan natrium dalam darah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan
kortison
6. Kelenjar pankreatika
Kelenjar ini terdapat pada bagian belakang lambung di depan vertebrata
lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan
hormon glukagon sedangkan sel- sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon
yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein
yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein
Fungsi hormon insulin adalah untuk mengedalikan glukosa dan bila digunakan
sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi
dan menggunakan glukosa dan lemak
Pulau langerhans
Pulau pulau lngerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan
terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh terdapat 1-2 juta pulaupulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan
pewarnanya separuh dari sel ini mensekresi insulin yang lainya menghasilkan
polipeptida dari mpankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans;sebagai unt sekresi dalam pengeluaran
homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glukagon dan polipeptida

pankreas, serta menghambat sekresi glikogen.


7. Kelenjar kelamin
Kelenjar testika terdapat pada pria yaitu, pada skrotum menghasilkan hormon
testoteron. Adapun fungsi hormon testoteron. Mementukan sifat kejantanan,
misalnnya ada jenggot, kumis, jakun dan lain-lain. Menghasilkan sel mani
(spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita yaitu, pada ovarium disamping kiri dan
kanan uterus. Menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, hormon ini dapat
mempegaruhi pekerjaan uterus serta memberika sifat kewanitaan, misalnya
pinggul yang membesar, bahu sempit dan lain-lain.
(http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi-hormon.html)
D.

Biosintesa Dan Sekresi Hormon

Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam
suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain
disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh
pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar.

Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka


dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi
Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II
dalam ginjal, Insulin pada sel pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja
pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus
kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang
bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.

Gambar sekresi hormon


(http://repository.usu.ac.id/123456789bitstream//3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak
kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu
mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya
dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang selselnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau
dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam
proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan
melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan
tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Beberapa contoh skema sintesa hormon,
(S.Colby.1999:268)
E.

Mekanisme Kerja Hormon

Mekanisme Kerja Insulin


Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik
pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
subunit yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat
pada pengikatan molekul insulin
subunit yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam
sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan
insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap
substrat reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan
domain SH2 pada sejumlah protein yang terlibat langsung dalam pengantara
berbagai efek insulin yang berbeda.
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan
adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase
teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk
Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini
berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport
zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

Gambar Kerja Insulin mengaktifkan sejumlah Transpoter


Mekanisme Kerja Thyroid
Hormon 3,5,3-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3,5-l- tetraiodotironin (T4) berikatan
dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran.
Di sitoplasma hormon ini berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah
dengan reseptor spesifiknya. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu
regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis protein dengan
meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen.

Dari transkripsi gengen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA
mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein
dari gen ini.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon
Thyroid dikenal sebagai modulator tumbuh kembang penting pada usia balita

(http://repository.usu.ac.id/123456789bitstream//3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
F.

Transpor Hormon

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein
akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi
genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya
adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifansistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu
hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul
hormon dilepaskan langsung kealiran darah, walaupun ada juga jenis hormon
yang disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke
aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
Hormon keluar sel mereka asal melalui exositosis atau cara lain dari transpor
membran.

G.

Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih Dan Bahagia

Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi


hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat
hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga
mempengaruhi kelenjar pituarity. Salah satu kelenjar tersebut adalah kelenjar
adrenal berperan memproduksi respon sistem saraf simpatik, mempengaruhi
organ reproduksi dan berperan dalam metabolisme. Kelenjar ini berfungsi
melepaskan hormon kortisol pada lapisan luar (korteks) dan hormon adrenalin
pada lapisan dalam (medula) ke dalam tubuh.
Hormon kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan
keseimbangan tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga
sebagai hormon stres. Sedangkan adrenalin bekeja dengan sistem saraf
simpatik untuk meningkatkan denyut jantung dan mendorong metabolisme
karbohidrat. Ketika sistem saraf pusat melihat adanya situasi berbahaya atau
keadaan darurat, adrenalin akan dilepaskan.

BAB 111
PENUTUP
1.

Kesimpulan

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang


berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon
beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi diantaranya: Hormon perkembangan,
Hormon metabolisme, Hormon trofik, Hormon pengatur metabolisne mineral dan
air, Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon bekerja dengan reseptor
glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Produksi hormon
dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi
banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga
mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Ketika hormon menemukan sel target, hormon
akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan sinyal.

2.

Saran

Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena
itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon.
Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu
pengetahuan dalam memahami hormon.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 10 Januari 2013,
pukul 17: 30
Anonim. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3541/1/biokimiamutiara2.pdf) diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
Anonim. (http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasihormon.html)diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17: 30
S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

okimia)
Suryadi

10:07 PM
ArtikelBiokimiaMakalahTugasTugas Kuliah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti "yang menggerakkan") adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Definisi dari hormon
adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon.
Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan
melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu (Anonim, 2011).
Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga
menuju ke organ atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi
pembawa seperti protein agar tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya
membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir hormon supaya kadar
hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat hormon
sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel
yang disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua
(second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel.
Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk
diantaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta
apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem
kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya
terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas
dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir
semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon
dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon yang
disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke aliran
darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Mengetahui dan memahami definisi dari hormone, ciri-ciri hormone, klasifikasi
hormone, dan faktor yang mempengaruhi kerja hormon.

1.3 Identifikasi Masalah

Definisi dari hormon?

Ciri-ciri dari hormon?

Faktor yang mempengaruhi kerja hormon?

Klasifikasi hormone?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke
dalam peredaran darah utnuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jaringan
yang dipengaruhi (organ target) umumnya terletak jauh dari tempat hormon
tersebut dihasilkan. Misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimulating
hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipolisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu di ovarium. Tetapi dalam hal hormon pertumbuhan kekhususan
organ target menjadi kabur karena sebab hormon pertumbuhan mempengaruhi
berbagai jenis jaringan dalam badan.
Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi.
Tetapi beberapa hormon karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak
berfungsi untuk manusia seperti hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing
hormone). Cara lain untuk menghasilkan hormon alami dengan rekayasa genetik.
Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi
rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang

diinginkan.
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon.
Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi
klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat
yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa
kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang
masa kerjanya lebih panjang.
Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi
maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi
utama hormon adalah untuk terapi pengganti kekurangan hormon misalnya pada
hipotiroid. Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam
keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun. Pemberian
hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.

BAB III
PEMBAHASAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar
buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku,
keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah
menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai
kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).
Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh
(glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan
dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya
(Sturkie, 1987).
Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ
sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi
terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahanperubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov,
1964).

Ciri- ciri dari hormon adalah:

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil.
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target berlainan (Faisal, 2011).

Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada organ sasaran :

1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.


2. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).
3. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda
dengan letak reseptornya.
4. Kecepatan degradasi hormon.
5. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.
6. Jarak
Perubahan dari salah satu faktor di atas merupakan perubahan dari jumlah
aktivitas pada organ sasaran. Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai
cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat
sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:

1. Golongan Steroid turunan dari kolestrerol.


2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.
3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil Thyroid,

Katekolamin.
4. Golongan Polipeptida/Protein Insulin, Glukagon, GH, TSH.

Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon:

1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak


2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

Berdasarkan lokasi reseptor hormon:

1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler


2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

Berdasarkan sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok
hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP,
Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya,
2008).
Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary,
thyroid, parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula
dan korteks), gonad (ovari dan testes), thymus, dan membrana mukosa usus.

1. Hypothalamus
Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula
pytuitaria (salah satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur
lainnya yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian
anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. Bagian posterior dengan mammilary bodies


b. Bagian dorsal dengan thalamus
c. Bagian ventral dengan sphenoid bone

Hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus :

a. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH dan FSH.


b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.
c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan ACTH.
d. Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan STH.
e. Somatotropin Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi STH yang
keluar.
f. Prolactin Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.
g. Prolactin Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin keluar.

Pada kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar hypothalamus


berfungsi untuk menstimulasi adenohypophysys untuk melepaskan hormonhormonnya (Ensminger, 1992 : Kartasudjana, 2006).
2. Hypophysis (Glandula Pituitaria)
Glandula pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan
oleh karena itu sering disebut sebagai master control glands. Sebagai kelenjar
endokrinon. Kelenjar hypophisa terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak
yang dikenal sebagai sella turcica. Kelenjar tersebut mensekresikan sejumlah
besar hormon-hormon, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan
reproduksi.
Glandula pituitaria (hypophisis) merupakan suatu kelenjar yang rangkap yang
terdiri dari:

1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu
kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria
bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.

Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.

Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan


ovulasi.

Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama


birahi dan waktu ovulasi ternak sapi, domba, babi, dan kuda.

Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan


spermatogenesis pada unggas jantan.

b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).

Merangsang pertumbuhan corpus luteum.

Penting untuk proses ovulasi.

Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.

Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk
memproduksi estrogen.

Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan


ovulasi.

Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada
bagian stigma agar terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi
perkembangan testis.

c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam corpus


hemorragicum untuk membentuk corpus luteum dan pembentukan progesterone
oleh corpus luteum.

Mempertahankan fungsi corpus luteum.

Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi


susu tembolok pada merpati.

d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.

Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.

Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .

e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

Stimulasi adrenal cortex.

Pelepasan adreno corticoid.

f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi:

Memegang peranan dalam perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).

2. Lobus posterior yang berasal dari encephalon.


a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica
ellia (kantong empedu).

Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.

Pengurangan sekresi urin.

b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:

Menimbulkan kontraksi uterus.

Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

3. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang
merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu
isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid
dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan
percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai
darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).
Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang
berfungsi:
a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang.
b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung.
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.
g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan
warna (Ensminger, 1992).
4. Parathyroid
Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus

kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar parathyroid berjumlah empat buah.


Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon parathyroid atau parathormon disingkat PTH.
Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone), yang
berfungsi PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum
meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D
yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin.
Selain itu hormon ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus
ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar
kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor
yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.
5. Pancreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang
berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat
turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar
glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk
menurunkan kadar glukosa tersebut (Anonim, 2011). Kelenjar pancreas
menghasilkan hormon:
a. Hormon Glucagon. Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen hepar,
dan efeknya pada metabolisme karbohidrat. Kerja hormon glucagon berlawanan
dengan hormon insulin.
b. Hormon Insulin. Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan
lemak, sehingga apabila kekurangan insulin akan menyebabkan diabetes
mellitus. (Kartasudjana, 2006).

Pada hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian
tubuh, seperti:
Efek pada hati
Efek pada otot
Efek pada lemak
6. Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks
mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam

tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi


adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah
lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya
pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri
(Faisal, 2011).
Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan tipe
hormon steroid. Hormon aldosterone berfungsi untuk metabolisme elektrolit dan
air. Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua kelenjar, yaitu kelenjar cortex dan
kelenjar medulla.
a. Cortex. Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines. Berfungsi
untuk metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Medulla. Menghasilkan hormon:
Adrenaline (Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf simpstetik.
Noradrenalisne (Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf.
(Kartasudjana, 2006).
7. Thymus
Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah tracea.
Pada anak-anak kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas antara 12-17
tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.
Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini, pada tikus,
thymus membentuk suatu substansia yang akan memasuki kelenjar-kelenjar
lymphe dan menimbulkan terbentuknya lympocit. Fungsi lain dari thymus yaitu
berperan dalam menimbulkan imunitas.

8. Membrana Mukosa Usus


Membrane mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum tenue
menghasilkan beberapa hormon. Pada vantriculus dihasilkan gastrin yang
merangsang sekresi enzim atau cairan gastricus.
Pada intestinum tunue dihasilkan:
a. Secretine. Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada waktu
makanan yang telah diperlunak dari ventriculus masuk ke duodenum.
b. Enterogastrone. Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas ventriculus pada
waktu hormon ini dibawa oleh darah kedalam ventriculus.
c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk
mencurahkan bilus yang telah ditimbunnya dalam intestinum tenue. Homon ini

dilepaskan dari mocosa intestinalis oleh makanan-makanan yang berupa lipid.


9. Testis
Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut
androgen. Yang paling potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut fungsifungsi dari testosterone:
Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli
seminiferi.
Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate,
vesikularis, dan bulbourethralis.
Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).
Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium,
dan pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas.
Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan ejakulasi
(Toelihere, 1985).
10. Ovarium
Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan
relaxin. Estrogen dan progesterone adalah hormon steroid, sedangkan relaxin
adalah polipeptida. Estrogen dan progesterone dibicarakan secara mendetail
dibagian hormon steroid (Partodihardjo, 1980).

a. Estrogen.
Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan
ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama
phase estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).
Fungsi hormon estrogen adalah:
Menimbulkan tanda-tanda birahi.
Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.
Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.
Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan
menurun dan saat itulah LH meningkat terus sampai puncak.
Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan
berangsur-angsur meningkat.

Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling ketergantungan.


b. Progesteron
Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan oleh selsel lutein corpus luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta.
Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron tidak disimpan didalam tubuh,
ia dipakai secara cepat atau diekskresikan dan hanya terdapat dalam
konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan tubuh (Toelihere, 1985).
Fungsi hormon progesteron adalah:
Penting untuk mempertahankan kebuntingan.
Menyebabkan pertumbuhan alveoli kelenjar susu.
Pengental lendir birahi untuk sumbat cervix.
Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap pengaruh
estrogen dan oxytocin.
c. Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan
kedalam peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi
simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan
dengan estrogen dan progesterone. Fungsi lain misalnya synergism dengan
estrogen dan progesterone dalam merangsang pertumbuhan kelenjar susu
(Partodihardjo, 1980).
Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan
partus dan bekerja erat dengan estrogen. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit
sesudah pemberian estrogen. Fungsi ini memudahkan keluarnya foetus pada
waktu partus.
Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit
dan mungkin pada manusia sesudah penyuntikan pendahuluan dengan estrogen
dan progesteron. Sekali lagi fungsi ini mempermudah keluarnya foetus pada saat
partus.
Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi
uterus.
Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin
menyebabkan pertumbahan pertumbuhan uterus.
Relaxin menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae bila
diberikan bersama estradiol dan progesterone.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kelenjar Hypothalamus menghasilkan hormon: Gonadotropin Releasing Hormone


(GnRH), Thyrotropin Releasing Hormone (TRH, Corticotropin Releasing Hormone
(CRH), Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH), Somatotropin Inhibitory
Hormone (STH-IH), Prolactin Releasing Hormone (PRH), Prolactin Inhibitory
Hormone (PIH).

Kelenjar Hypophysis (Glandula Pituitaria) lobus anterior menghasilkan: Hormon


FSH (Follicle Stimulating Hormone), Hormon LH (Luteinezing Hormone), Hormon
LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin, Hormon TSH (Thyroid Stimulating
Hormone), Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone), Hormon MSH
(Melanotropin), Hormon Oxytocin. Hormon dari kelenjar Hypophysis (Glandula
Pituitaria) lobus posterior menghasilkan: Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic
Hormone) dan Hormon Oxytocin.

Kelenjar Thyroid menghasilkan Hormon: Tyroxine dan Hormon Triiodotyroxine.

Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone).

Kelenjar Pancreas menghasilkan Hormon Glucagon dan Hormon Insulin.

Kelenjar Adrenal dibagi menjadi dua kelenjar. Kelenjar Cortex menghasilkan


hormon Corticosteroids dan Catecholamines. Kelenjar Medulla menghasilkan
hormon Adrenaline (Epinephrine) dan Noradrenalisne (Norapinephrine).

Pada kelenjar Thymus terdapat fungsi endokrin.

Pada Intestinum tunue dihasilkan hormon: Secretine, Enterogastrone, dan


Cholecystikinin.

Pada Testis memproduksi hormon jantan yang disebut androgen. Yang paling
potensi dari androgen adalah Hormon Testosterone.

Pada Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu Estrogen, Progesterone,


dan Relaxin.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon. Diakses pada tanggal 23 November 2011,


pukul 13.54 WIB.
http://enslikopedi.blogspot.com/2011/01/sistem-endokrin-hormon.html. Diakses
pada tanggal 23 November 2011, pukul 13.23 WIB.
Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah
Seminar, Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E., 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co.,
SanFransisco.
Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin,
Heidenberg, Tokyo.
Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak.
Penerbit Angkasa. Bandung.
http://images.ibnuaza.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SG5XlQoKCh8A
ABPwduU1/elektifIB.doc?nmid=104120862.
Diakses pada tanggal 23
November 2011, pukul 13.34 WIB.

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar,
hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan
ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di leher, dan kelenjar
pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna memberikan
efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas &
Kekurangan estrogen setelah masa menopouse
Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan.
Sekarang dibuat secara sintetis.

Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis sangat tertarik
untuk membahas makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.

B.

Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi

Begitu banyak jenis dan fungsi Obat Endokrin sehingga perlu untuk
dipaparkan

A.

Sebagai bahan pembelajaran

HORMON ADENOHIPOFISIS

Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus,
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain oleh obat yaitu hormon alamiah,
analog dan hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan sekresi

hormon dan zat zat kimia di sel target; sebaliknya hormon yang disekresi
tersebut juga sekresi hipotalamus. Intraksi berbagai hormon ini juga menjelaskan
mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengatauran pertumbuhan dan
perkembanagan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap setres. Hormon
hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok:
1.
Hormon somatropik yang meliputi hormone pertumbuhan (GH =
somatotropin), prolaktin (PRL), laktogen plasenta (PL).
2.
Glikoprotein yaitu tirotropin (TSH);luteinizing hormone (LH),hormone
pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia (HCG). Hormon
glikoprotein terdiri dari 2 subnit yaitu dan , yang masing masing mempunyai
gugus karbohidrat dan asam sialat.
3.
Kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon
hormon lain.
Pada umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap sepesies, sehingga di masa
lalusumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syrat hanya mungkin
didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon manusia ini
menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit creutzfledjacob dan kini tidak lagi digunakan.saat ini telah ditemukan cara rekayasa ginetik
untuk memproduksi hormon pertumbuhan dengan relatife besar disertai
kemungkinan untuk melakukan modifikasi kimiawi.
a.

HORMON PERTUMBUHAN (GH = SOMATOTROPIN)

Hormon pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat molekul besar yaitu


22.000. hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipopfisis kering.
PERTUMBUHAN
Fungsi hormone pertumbuhan yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan.
Kekurangan hormone ini menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),sedang kelibihan
hormone ini menyebabkan gigantisme pada anak dan akromegali pada orang
dewasa.beberapa hormone lain juga dalam berperan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid, insulin, androgen, dan estrogen.
EFEK TERHADAP METABOLISME
Hormone pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan
lemak, dengan mekanisme belum jelas. Hormone lain yaitu insulin,
glukokortikoid,katekolamin dan glucagon juga berpengarauh terhadap
pengaturan zat-zat ini. Pengaruh hormone ini pada metabilisme karbohidrat
saling berkaitan sehinggga sukar dirinci satu persatu. Hormone pertumbuhan
memperlihatkan efek antiinsulin yaitu meningkatkan kadar gula darah, tetapi
disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu mengambat pengelepasan asam
lemak dan merangsang ambilan asam amino dalam sel. Efek ini sebagian besar
mungkin diperantai oleh somatomedin c atau didisebut juga IGF 1 (insulin like
growth factor 1) dan sebagian kecil oleh insulin like growth factor 2 (IGF 2).
Hormone pertumbuhan terbukti berpengaruh pada penyakit diabetes militus.
Pasien diabetes sangat sensitive terhadap terjadinya hiperglikemia oleh hormone

pertumbuhan. Pada pasien bukan diabetes militus hormone ini dapat diberikan
dengan dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikimia, bahkan sebaliknya dapat
menyebabkan hipoglikimia pada pemberian akut karna mempermudah
glikoginesis.
Hormone pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P NA, K,
Ca dan Cl, unsure unsure terpenting untuk membangun jaringn baru. Nitrogen
terutama terdapat pada asam amino ; dibawah pengaruh hormone pertumbuhan
jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan untuk membentuk protein
meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun, sesuai dengan efek
anaboliknya.
Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi
IGF 1 , terutama dibentuk dalam hepar. Selain itu juga GH merangsang
produksi IGF 1 di tulang, tulang rawan, otot dan ginjal.GH merangsang
pertumbuhan longitudinal tulang samping epifisis menutup, hamper saat akhir
pubertas.
Baik pada anak anak maupun dewasa GH mempunyai efek anaboli pada otot
dan katabolik pada sel sel lemak sehingga terjadi peningkatan massa otot dan
pengaruh jaringan lemak terutama didaerah pinggang. Terhadap metaolisme
karbohidrat , GH dan IGF 1 mempunyai efek berlawanan pada sensitivitas
terhadap insulin.
PENGATURAN
Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan factor pengelepas hormone pertumbuhan (GHRF
= growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormone
pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH
=growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat
sekresi.demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan
hormone ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2
ng/mL,sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan
mencapai 8 ng/mL.kadar ini selalau meningkat setelah seseorang tertidur
lelap.pada orang dewasa kadar hormone pertumbuhan meningkat terutama
pada waktu tidur; sedangkan pada remaja meningkat pada waktu bangun.kadar
anak dan remaja lebih tinggi dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar
puncak terjadi pada saat remaja, kadar hormone pertumbuhan dapat mencapai
50 ng/mL.
Beberapa obat dan neutransmiter dapat mempengaruhi sekresi hormone
pertumbuhan, sekresi hormone pertumbuhan dapat ditekan dengan pemberian
agonis dopamin. Dopamine diketahui dapat merangsang sekresi hormone
pertumbuhan pada orang normal.bromoktripin,suatu agonis dopamin derovat
ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien tumor
hipofisis. Efek bromoktripin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone
dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang . sekresi hormon
pertumbuhan kembali meningkat setelah pemberian bromokriptin dihentikan.
Bimokriptin juga menekan sekresi prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada
tumor hipofisis.

Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan metergolin,antagonis


adrenergic misalnya fentolamin, juga dapat menghambat sekresi hormon
pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten. Somastostatin
meskipun dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak digunakan
untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi hormonehormon lain.

INDIKASI.
Selama ini indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi
akibathipopituitarisme. Perlu pertimbangan manfaat resiko yang lebih luas yaitu
bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius misalnya
akromegali, gangguan kadiovaskuler, gangguan metabolisme glukosa yang
terjadi pada kelebihan hormone endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada
kegagalan terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Pada mencit justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten memperpendek umur.
Terapi hormone GH telah di setujui di USA untuk pasien kekurangan berat
(wasting)karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian pasien tersebut.
Hormone pertumbuhan harus diberikan 3 kali seminggu selama masa
pertumbuhan. Pada saat pubertas perlu ditambahkan pemberian hormone
kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yang sejalan dengan
pertumbuhan tubuh.
SEDIAAN
Hormone pertumbuhan yang digunakan dalam klinik saat ini adalah hasil
rekayasa ginetik.penggunaan hormone hasil rekayasa ginetik memperkecil
kemungkinan efek samping yang ditimbulkan leh bahan protein manisia yang
belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah setelah ditemukannya
khasus penyakit Creutzfeld-jacob, yaitu degenerasi susunan saraf yang
disebabkan oleh virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi,sehingga
kontaminasinyadalam sari hipofisis manusia tidak dapat dihindari. khasus yang
sangat jarang ini ditemukan pada pasien yang mendapat sediasan hormone
pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia.
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang
identik dengan GH manusia yang alamiah dan somatrem yang memiliki
tambahan residu metionin. Keduanya memiliki potensi yamg sama.
1.

Somatrem

Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini memiliki
1 gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab
timbulnya antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada 30%
pasien,efek biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram somatrem
setara dengan 2.6 IU hormone partumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada
anak. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan
subkutan sebulan sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar

puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak
berhasil pengobatan harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh
spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa
penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan setiap hari.
Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak ada
lagi respons.
EFEK SAMPING. Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan
pasien dengan riwayat diabetes mellitus.
2.

Somatropin.

Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat


dengan rekayasa ginetik. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi
virus penyebab penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu milligram obat ini setara 2,6 IU
hormone pertumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Sama dengan somatrem.
EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT. Pembentukan antibodi hanya pada 2%
pasien, antebodi ini juga tidak menghambat efek perangsangan pertumbuhan.
Glukokortikoid diduga dapat menghambat perangsangan pertumbuhan oleh
hormone ini.
CARA PEMBERIAN. IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan.
Dosis maksimum dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali
pemberian dalam seminggu. Ada juga pemberian dosis sama dengan somatrem.
Suatu penelitian menunjukan penaikan dosis pada saat respon menurun dapat
kembali meningkatkan respon, tampa efek samping pada metabolism
karbohidrat maupun lipid. Penurunan respon disebabkan oleh penutupa efipisis
atau ada masalah lain, misal malnutrisi atau hipotiroidisme. Saat penyuntikan
mungkin mempengaruhi hasil. Penyuntikan malam hari kurang mempengaruhi
metabolisme (asam lemak rantai medium, serum alanin, laktat) dibandingkan
pada siang hari.
3.

Somatomedin C (Igf-1).

Somatomedin adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula


ditemukan dalam seru tikus normal. In vitro, somatomedin meningkat inkorporasi
sulfat kedalam jaringan tulang rawan, karna itu dulu zat ini disebut sulfation
factor.Kemudian ternyata banyak efek lain yang ditimbulkannya sehingga zat ini
disebut somatomedin.
Somatomedin terdapat dalam serum manusia;zat ini bertambah pada akromegali
dan menghilang pada hipopituitarisme. In vitro, zat ini juga merangsang DNA,
RNA dan protein oleh kondrosit. Ternyata efek somatomedin sangat luas,
mencakup bebagai efek hormone pertumbuhan. Meskipun demikian, telah
terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan diperantai oleh somatomedin.
Somatomedin dibuat terutama di hepar,selain itu juga di ginjal dan otot. Zat-zat
ini disitesis sebagi respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak disimpan.
Somatomedin menghambat sekresi hormone pertumbuhan melalui mekanisme
umoan balik. Sejumlah kecil dengan gangguan pertumbuhan familia tak memiliki

cakup somatomedin meskipun kadr hormone pertumbuhan normal,dan


pemberian hormone pertumbuhan pada pasien ini tidak memperbaiki
pertumbuhan.
4.

Mekasermin

Diindikasikan untuk kasus defisiensi IGF-1 yang tidak responsive terhadap GH


karna terjadi mutasi pada reseptor dan terbentuknya antibody yang menetralisir
GH.
Mekasermin adalah kompleks rhlGF-1 dan recombinant human IGF-binding
protein 3 (rhlGFBP-3).
Efek sampingnya yang utama hipoglikimia, untuk mencegah efek samping ini
harus makan dulu 20 menit sebelum atau sesudah pemberian mekasermin
subkutan.
Beberapa pasien menderita peningkatan tekanan intrktranial dan peningkatan
enzim hepar.

5.

Antagonis Gh.

Adenoma hipofisis dapat menyebabkan gigantisme dan akromegali. Oktreotid


adalah analog somatostatin yang pontensinya 45 kali lebih besar dalam
menghambat GH, tetapi hanya 2 kali dalam penurunan insuilin. Bromokriptin
menurunkan oroduksi GH. Pegvisoman menghambat kerja GH di reseptor dan di
paki untuk kasus akromegali.
TOKSITAS DAN KONTRAINDIKASI.
Anak-anak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap terapi dengan GH. Jarang
terjadi peningkatan tekanan intrkranial dengan gejala sakit kepala, gangguan
penglihatan, mual, dan muntah. Pada anak akan timbul skoliosis pada saat
percepatan pertubuhan. Perlu pemeriksaan tiroid karna pengobatan pada GH
dapat muncul hipotiroidisme, pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan
nepus.
Pasien dewasa lebih sering menderita gejala-gejala efek samping atau toksistas
missal edema, perifer, mialgia, artralgia tangan dan pergelang yang hilang
dengan pengurangan dosis. Dapat juga muncul Carpal Tunnel
Syndrome. Sitokrom P450 mengkat aktifitasnya sehingga kadar obat yang
dimetabolisme oleh enzim ini menurun.
Keganasan merupaka kotraindikasi, meskipun demikian tidak ada peningkatan
kejadian keganasan pada terpi GH. Terapi pada pasien pada sakit berat
meningkatkan mortalitas.
Suntikan somatropin lepas lambat yang bekerja long acting meninmbulkan nodul
ditempat suntikan yang bertahan 5-7 hari, edema, artralgia,transient
fatigue, mual dan sakit kepala
b.

PROLAKTIN

Walaupun peranan prolaktin pada berbagai sepsis telah lama diketahui, baru
belakang terbuktinya terdapat prolaktin pada manusia. Kini telah diakui prolaktin
pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadan patologik tertentu.
Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormone pertumbuhan,sebagian rantai
polipeptidanya identik dengan hormone tersebut, begitu pula mirip laktogen
plasenta. Prolaktin burung 80% identik dengan prolaktin manusia yang juga
sangat mirip dengan prolaktin biri-biri.

FAAL
Pada manusia, satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah dalam laktasi.
Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, melalui
dan mempertahankan laktasi. Fungsi laktasi ini juga dipengaruhi oleh
kortikostiroid, tirod dan hormone kelamin yang semuanya tergantung pada
hormone tropic hipofisis.
In vitro prolaktin mengancarkan proliferasi dan deferensiasi saluran dan epitel
alveolar kelenjar susu, juga terjadi peningkatan sitensis RNA dan pernangsangan
sintesis protein susu serta enzim untuk sintesis laktosa.
Pengaruh prolakyin pada ovarium belum jelas, selama ini hasil penelitian sangat
berbeda, tergantung sepesies yang digunakan. Pada manusia prolaktin
menghambat sekresi gonadotropin dan kerjanya pada gonad. Hisapan bayi pada
menyusui (suckling)merupakan perangsang sekresi prolaktin selama masa
menyusui. Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan terhdap
gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Hal tersebut
menjelaskan infertitas sementara pada ibu yang menyusui. Laktogen uri insan
(human placental lactogen). Zat ini terdapat pada urin serta memiliki efek
laktogen dan aktivitas hormone pertumbuhan. Secara imunologik zat ini mirip
hormone pertumbuhan manusia. Nama lainnya ialah somatomamotropin korion.
Fungsinya pada manusia diduga berhubungan dengan nutrisi fetus, serta
pertumbuhan dan perkembangannya.
PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada dibawah pengaruh hipotalamus, uniknya
factor pengambat (Prolactin Relese Inhibitoring Hormon = PRIH) lebih beperan
dari pada factor perangsang (Prolacting ReleasingFactor = PRF). Diduga
hambatan tersebut diprantarai oleh zat dopaninergrik.
Obat yang mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin,
haloperidol, imipramin, klorpromazin, dan amitriptilin, yang sebagian
merupakan antagonis dopamin. Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat
disertai galaktore, sedangka derivate ergot dan I-dopa menghambat sekresi
prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/mL,pada pria sedikit lebih rendah.
Kadarnya meningkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus
(200 ng/mL), juga pada setres fisik dan mental, hipoglikimia dan fluktusi kadar
estrogrn.

IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdapatnya kadar prolaktin pada keadaan patologik tertentu, maka
diharapkan penurunan kadar prolaktin pada keadaan tersebut dapat
memperbaiki keadaan. Pengedalian prolaktin dapat dilakukan dengan pemberian
I-dopa atau bromokripin.bromokripin lebih efektif untuk tujuan ini dan dapat
mengatasi glaktore, amenore sekunder dan hambatan ovulasi pada pasien tumor
hipofisis anterior. Beberapa tumor penghasil prolaktin mengecil pada
pengobatan dengan brokriptin. Bila pengobatan dihentikan tumor akan tumbuh
kembali.
Menghentikan laktasi pasca persalinan. Setelah melahirkan, kadar prolaktin
masih tinggi selama 2-3 minggu. Bila oleh suatu sebab laktasi harus segera
dihentikan, bromoktripin diberikan selama 14 hari pascapersalinan.
c.

GONADOTROPIN

Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormone gonodatropin yang mengatur fungsi alat


reproduksi, yaitu hormone pemacu folikel (FSH = follicle stimulating hormone )
dan luteinizing hormone (LH). Pada sepesies tertentu hipofisis penting selama
kehamilan, sedangkan pada umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.
Dalam kehamiln plsenta dapat mengeluarkan hormone chorionic
gonadotropin (HCG) yang mempunyai efek pada alat reproduksi juga.
Gonadotropin hipofisis maupun plasenta adalah hormone glikoprotein (peptida)
dan hanya efektif bila di berikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin
dalam urin dapat diukur dengan radioimmunoassay berdasarkan antibodi
spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan masing-masing hormone
hipofisis.
Selain FSH dan LH, akan disinggung juga gonadotropin releasing
hormone (GnRH) yang mengatur sekresinya.
KIMIA
FSH, LH, HCH dan TSH (thyroid stimulasing hormone) merupaka kelompok
hormone peptide yang berbentuk glikoprotein. Hormone ini terdiri atas subnit
FSH hamper sama dengan subnit LH dan TSH; sedangkan subnit sepesifik
untuk masing-masing hormone. Aktifitas hormone terletak pada subnit . Subnit
terdiri dari asam amino yang mirip terhadap 1 hormon dengan yang lain tetapi
gugus karbohidratnya berbeda. LH yang pada pria disebut juga interstitial call
stimulation hormone (ICSH), sifat kimianya sangat mirip FSH.
FAAL
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel frimer menjadi Graaf.
Dibawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan
progestron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus
luteum untuk mengsekresi estrogen dan progestron. Proses trakhir sering dikenal
sebagai aktifitaslaktogenik,yang pada beberapa spesies dibawah pwngaruh
prolaktin.
FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatoginesis dalam testis,
antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus seminiferus. LH merangsang

sel leydig mensekresi testosterone.testosteron dibutuhkan dalam


spermatoginesis di testis.
PENGATURAN
Sintesis dan sekresi gonadotropin hipofisis diatur oleh hipotalamus melluai
hormone penglepas (relasing hormone) dan oleh hormone seks stroid melalui
mekanisme umpan balik. Hormone penglepas dapat dimurnikan, diidentifikasi
struktur kimianya, dan disitesis. Zat itumerupakam suatu dekapeptida yang tidak
bersifat spesifikuntuk spesies.
GnRH alam cepat terhidrolisis denagn plsma dalam paruh 4 menit. GnRH sintetik
sangat efektif, pemberian 10-100 g IV menyebabkan peninggian kadar
gonadotropin plasma dengan cepat. Hormone ini dapat merangsang ovulasi dan
spermatoginesis baik pada hewan percobaan maupun manusia. Keuntungan
penggunaan hormone GnRH untuk merangsang ovulasi dan kehamilan pada
wanita amenore adalah tidak timbulnya efek samping ovulsi ganda dengan
akibat kehamilan ganda seperti pada perangsangan ovulasi dengan
gegnodatropin.GnRH telah digunakan untuk maksud diatas, baik secara tunggal
maupun dikombinasikan dengan HMG (human menopausalgonadotropin).
Dengan cara subtitusi komponen asam amino rantai peptida, dapat dibentuk
analog dengan potensi 10-60 kali LHRH serta masa kerja yang panjang. Dari
penelitian klinis ternyata bahwa, LHRH dan analognya berguna untuk terapi
kiptrokisme maupun indikasi pubertas ovulasi pada pasien dengan definisi LHRH.
Sebaliknya pengguna jangka panjang menghambat sekresi gondotropin dan
hormone steroid seks, sehingga dapat dimanfatkan untuk terapi pubertas
prekoks dan kelainan serupa. Beberapa analog digunakan secara oral, intranasal
atau rektal.

INDIKASI
1.
Infetilitas. Gonadotropin berguna untuk menginduksi ovulasi pada wanita
yang kekurangan gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90% pasien yang diobati
dengan menotropin dan CG, dan 50% diantaranya menjadi hamil; 30% berupa
kehamilan ganda; 20%-30% dari yang hamil mengalami keguguran. Komplikasi
utama adalah pembesaran ovarium karna pematangan ganda denganakibat
kehamilan ganda. Perlu penelitian lanjut kapan diperlikan klomifen (satu
antiestrogen) atau GnRH sebagai perangsang ovulasi, sebab keduanya
memberikan hasil yang sama.
Gonadotropin juga memberikan kesuburan pada pria yang mandul akibat
hipopituitarisme. Efaluasi untuk efek ini baru terliat setelah 12 minggu.
Untuk vetilisasi in vitro hormon-hormon ini dipakai sama dengan perinsip diatas.
2.
Kriptorkisme. Diberikan dosis 500-4.000 IU gonadotropin, 2-3 kali
seminggu dengan pengobatan dihentikan setelah efek terapi tercapai. Bila terapi
obat tidak sukses perlu tindakan operasi sebab insidens tumor testis tinggi pada
kriptorkisme.
SEDIAAN

Menotropin (pergonal) ialah sediaan gonadotropin yang berasal dari urin wanita
mati haid/menopause (HMG), mengandung aktifitas FSH dan LH sama banyak.
Untuk indikasi ovulasi harus dibrikan brsama HCG yaitu masing-masing sebanyak
75 IU IM per hari selama 9-12 hari diikuti dengan 10.000 IU. HCG bila belum
berhasil bias diulang dalam beberapa siklus. Mungkin pula diperlukan dosis lebih
besar.
Suntikan genotropin korion (HCG pregnyl) berasal dari wanita hamil,
mengandung 1500 unit/mg. dosisnya 500-4.000 IU 2-3 kai seminggu selama
beberapa minggu untuk kriktropkisme atau hipogonadism pada pria. Untuk
merangsang ovulasi diberikan 5.000-10.000 IU suatu hari setelah pemberian
menotropin.
Gonadotropin serum kuda hamil (serum gonadotropin) mengandung kurngkurangnya 100 unit/mg.
Urofollitropin untuk injeksi adalah suatu preparat menotropin yang telah
dihilangkan komponen LHnya, jadi hanya menagandung FSH 75 IU.

A.
1.

HORMON TIROID
Biosintesis

Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu
asam amino dari tiroglobulin. Triglobulin merupakan glikoprotein yang
menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid.
Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormone terdiri
dari beberapa tahapan :
Ambilan yodida. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida.
Pada keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 g/dL),
tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat, hingga yodida dalam
kelenjar mencapai 20-50 kali. Mekanisme transpor yodida ke kelenjar dihambat
beberapa ion (tiosinat dan perklorat). System transfor yodida di picu hormone
titropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH).
Oksidasi dan yodinasi. Oksidasi yodinasi menjadi aktif diperantarai tiroid
peroksidase. Enzim ini berada di membrane sel dan terkonsentrasi di permukaan
paling atas dari kelenjar. Reaksi ini menghasilkan residu monoyodotirosil (MT)
dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin. Reaksi tersebut dirangsang TSH.
Pembentukan tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari yodotirosin. Reaksi ini
dikatalisasi oleh enzim tiroid peroksidase dimana kecepatannya dipengaruhi oleh
kadar TSH dan yodida. Penurunan jumlah yodium hanya akan berpengaruh
terhadap jumlah hormone tiroid yang keluar dari kelenjar.
Resorpsi, Proteolisis koloid, dan sekresi hormone tiroid. Proses proteolisis dimulai
dari endositosis koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan
reseptor tiroglobulin (megalin). Tiroglobulin dipecah menjadi gugus-gugus asam
amino yang dipicu oleh hormone tirotropin, agar hormone tiroid dapat dilepaskan
yang dibantu oleh TSH.

Konversi tiroksin menjadi triyodotironin dijaringan perifer. Sebagian besar


konvensi tiroksin menjadi triyodotironin diluar kelenjar, yakni di hati. Pada
keadaan normal sekitar 41% tiroksin akan dikonversi menjadi triyodotironin, 38%
menjadi reverse triyodotironin yang tidak aktif, dan 21% dimetabolisme melalui
koojugasi dihati dan diekskresikan melalui empedu.
2.

Farmakokinetik

Transfor Tiroid. Pada keadaan normal yodium di sirkulasi dalam 95% sebagai
yodium organic dalam bentuk tiroksin dan 5 % sebagai yodida berada di
triyodotironin.
Dalam darah hormone tiroid terikat kuat pada berbagai protein plasma, dalam
bentuk ikatan non kovalen. Adanya ikatan hormone tiroid dengan protein plasma,
menyebabkan tidak mudahnya hormone ini di metabolisme dan diekskresi
sehingga masa paruhnya cukup panjang. Hanya sekitar 0,03%tiroksin dan 0,3%
triyodotironin dari total hormone tersebut berada dalam keadaan bebas. Aktifitas
metabolic hormone tiroid hanya dapat dilakukan oleh hormone yang bebas.
Biotransformasi Dan Ekskresi. Tiroksin lambat sekali dieliminasi dari tubuh,
dengan masa paruh 6-8 hari. Pada hipertiroidisme masa paruhnya memendek 34 hari, dan pada hipotirodisme memanjang 9-10 hari. Perubahan ini dapat
menggambarkan adanya perubahan dalam kecepatan metabolismenya. Bila
pengikatnya dengan TBG meningkat maka klirensnya akan terganggu, hal ini
terjadi karena estrogen dapat menginduksi peningkatan asam sialat dalam TBG
yang terbentuk, dan menyebabkan klirensnya menurun. Keadaan sebaliknya
akan terjadi bila ikatannya dengan protein menurun atau terjadi hambatan
pengikatan oleh beberapa obat. T3yang ikatannya dengan protein tidak terlalu
kuat, masa paruhnya hanya sekitar 1 jam.
3.

Regulasi Fungsi Tiroid

TSH disekresikan secara pulsatif dan bersifat sirkadian, kadarnya dalam sirkulasi
paling tinggi pada saat tidur malam hari. Sekresinya dipengaruhi olehthyrotropinreleasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan kadar hormone tiroid yang bebas
dalam sirkulasi. Bila kecepatan sekresi hormone tiroid dari kelenjar tiroid
menurun, akan terjadi peningkatan sekresi TSH agar dapat merangsang kelenjar
tiroid untuk mengsekresikan lebih banyak hormone tiroid. Efek hormone tiroid
pada TSH ialah terjadinya penurunan sekresi TRH dari hipotalamus dan
berkurangnya jumlah reseptor TRH di sel-sel adenohipofisis.
Hormone Pemicu Tirotropin (Thyrotropin-Releasing Hormone = TRH). TRH
disintesis di hipotalamus, dan disekresikan ke sirkulasi portal hipotalamohipofisis, kemudian bekerja pada reseptor tirotropin. Rangsangan reseptor ini
menyebabkan sekresi TSH dari granul sekretorisnya dan juga merangsang
sintesis subunit dan dari TSH. Stimulasi TRH oleh TSH dapat dihambat oleh
somatotropin, dopamine, dan glukokortikoid.
Pemberian TRH pada hewan percobaan dapat mempengaruhi perilaku,
termoregilasi, tonus autonom, dan fungsi kardivaskular, peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung.
Efek TSH Pada Kelenjar Tiroid. TSH dapat merangsang semua fase biosintesis
dan proses sekresi hormone tiroid, mulai dari uptake yodida dan organifikasinya

sintesis hormone tiroid, endositosis dan akhirnya proteolisis koloid. Vaskularisasi


kelenjar akan meningkat, dan akan terjadi hipertrofi dan hyperplasia dari sel-sel
kelenjar.
Hubungan Yodium Dan Fungsi Tiroid. Untuk pembentukan hormone tiroid yang
normal, tubuh membutuhkan jumlah yodium yang cukup. Bila yodium kurang,
hormone ini tidak dapat diproduksi dalam jumlah cukup, sedangkan TSH terus
disekresikan sehingga kelenjar tiroid mengalami hyperplasia dan hipertrofi.
Kelenjar yang membesar dan terus terangsang ini dapat mengekstraksi residu
yodida yang masih berada di ssirkulasi. Pada defisiensi yodium yang ringan
sampai sedang, umumnya kelenjar tiroid dapat memproduksi hormone dalam
jumlah cukup, terutama T3. Tetapi bila defisiensi tersebut tergolong berat, akan
terjadi hipotiroidisme (pada orang dewasa) dan mungkin timbul kretinisme.
4.

Efek Hormone Tiroid

Mekanisme Kerja Hormone Tiroid. Hormone tiroid bekerja melalui reseptornya di


inti sel yang berikatan dengan afinitas yang tinggi, kemudian terikat pada
sekuen DNA yang spesifik (thyroid hormone response element, TREs) pada gen
target. Disini T3 memodulasi transkripsi gen, dan terjadi sintesis protein.
Pertumbuhan Dan Perkembangan. Hormone tiroid mempunyai peran yang
sangat penting pada pertumbuhan otak. Apabila hormone tiroid tidak ada pada
usia 0-6 bulan pasca persalinan dapat terjadi retardasi mental yang ireversibel
(kretinisme)dan akan diikuti oleh gangguan morfologik multipel pada otak.
Pemberian hormone tiroid dalam masa 2 minggu pasca melahirkan dapat
mencegah berkembangnya gangguan morfologik tersebut.
Kretinisme dibedakan menjadi 2 yaitu, endemic yang terjadi akibat sangat
kekurangan yodium dan sporadic terjadi akibat tidak berkembangnya kelenjar
tiroid atau terganggunya sintesis hormone tiroid.
Efek Kalorigenik. Tiroksin meningkatkan penggunaan O2 hampir pada semua
jaringan yang aktif dalam proses metabolisme.
Dengan meningkatnya metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan tubuh akan
semua zat makanan juga bertambah. Apabila kebutuhan ini tidak mencukupi,
maka protein dan lemak endogen serta persediaan zat makanan lain dalam
tubuh akan dimobilisasi.
Tiroksin berperan penting dalam termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu
pada suhu dingin sekresi tirosin akan bertambah, pembentukan kalori
bertambah, terjadi vasodilatasi perifer dan curah jantung bertambah.
Efek Metabolic. Hormone tiroid merangsang metabolisme kolesterol menjadi
asam empedu, dan hiperkolesterolemia merupakan keadaan karakteristik pada
hipotiroidisme. Hormone ini dapat meningkatkan pengikatan LDL (low density
lipoprotein) di sel-sel hati, pada hipotiroidisme akan terjadi penurunan jumlah
reseptor LDL di hati.
Hormone tiroid mengatur kemampuan hormone lain untuk menambah akumulasi
siklik AMP dengan jalan mengurangi aktitas fosfodiestarase mikrosom yang
dapat menghidrolisis siklik AMP.

Pada hipotiroidisme terjadi penurunan absorpsi glukosa si usus, sekresi insulin


menurun, kecepatan uptake glukosa diperifer berkurang, tetapi penggunaan
glukosa di otak tidak dipengaruhi.
5. Gangguan Fungsi
a.
Hipofungsi tiroid. Hipotiroidisme disebabkan karena difisiansi yodium pada
daerah non-endemik dimana yodium cukup tersedia, yang ditandai dengan
tingginya antibody terhadap peroksidase tiroid di sirkulasi dan kadar
tiroglobulin, macam-macam hipotiroidisme.
b. Hipotiroidisme primer terjadi akibat kegagalan kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormone tiroid yang cukup.
c.
Hipotiroidisme sekunder terjadi akibat efek stimulasi dari TSH yang kurang
akibat gangguan pada adenohipofisis.
d.

Hipotiroidisme tersier terjadi akibat gangguan hipotalamus

e.
Hipotiroidisme Congenital terjadi pada bayi yang baru lahir, dan timbulnya
retardasi mental
f.
Hipotiroidisme non-goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan
atrofi kelenjar atau terjadi setelah oprasi tiroid atau destruksi akibat yodium
radioaktif
g.
Hipotiroidisme dengan goiter terjadi bila ada gangguan hormone tiroid yang
hebat. Denagn ciri-ciri muka sangat ekspresif, bengkak, pucat. Kulit dingin dan
kering, pada wanita dapat timbul gangguan haid.
Hiperfungsi Tiroid
a.
Tirotoksikosis adalah keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya
hormone tiroid bebas dalam darah
b.
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana produksi dan sekresi hormone
meningkat akibat hiperfungsi kelenjar tiroid.
c.
Subclinical hyperthyroidisme adalah keadaan apabila ada beberapa gejala
hiperteriodisme dengan kada TSH plasma yang rendah denagn kadar T3 dan T4
yang normal
Tes Fungsi Tiroid. Dengan radioimmunoassay, chemiluminescent, dan enzymelinked immunoassay, sekarang dapat dilakukan pengukuran kadar T4, T3, dan
TSH darah, dan diagnosis laboratorium gangguan fungsi tiroid menjadi lebih
baik. Sekarangtelah tersedia recombinant human TSH (thyrotropin alpha,
tirogen), dalam bentuk preparat suntikan yang digunakan untuk mengetahui
kapasitas jaringan tiroid dalam mengambil yodium radioaktif dan melepaskan
tiroglobulin, pada keadaan normal atau pada keganasan.
6.

Indikasi

Thyroid Hormone Replacement Therapy


Tiroksin merupakan obat pilihan utama untuk replacement therapy pada
hipotiroidisme atau kretinisme, karena potensinya konsisten dan lam kerjanya
panjang (7 hari), absorpsinya di usus halus bervariasi dan tidak lengkap. Tujuan

terapi ini untuk mencapai kisaran kadar TSH normal (0,5-5,0 IU/mL), bila terapi
berlebihan akan terjadi suspense TSH sampai subnormal dan dapat
menyebabkan osteoporosis dan disfungsi jantung.
Hipotiroidisme subklinis.
Merupakan suatu hipotiroidisme dengan sedikit gejala klinis yang disertai
peningkatan TSH plasma. Terapi dilakukan dengan levotiroksin untuk
menormalkan TSH, dan hasilnya sangat bervariasi. Hipotiroidisme pada masa
kehamilan dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik fetus. Karenanya
sangat dianjurkan untuk pemeriksaan TSH pada kehamilan dini, terutama pada
para ibu yang tinggal di daerah endemic.
Koma Miksedema. Sindroma ini jaranga terjadi, dan disebabkan oleh
hipotioridisme yang hebat dan berlangsung lama. Keadaan ini termasuk sangat
berbahaya, yang meskipun segera diobati, mortalitasnya 60%. Dosis tiroksin
yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan stabilitas hemodinamik,
adanya gangguan jantung, dan keadaan keseimbangan elektrolit pasien. Tetapi
yang berlebihan justru dapat bersifat fatal.
Nodul Dan Kanker Tiroid. Nodul dan kanker tiroid lebih sering terjadi pada wanita.
Persentasi kejadian sekitar 0,1% pertahun dan akan meningkat 20 kali lebih
banyak dari pasien yang mengalami radiasi ionisasi. Dari jumlah pasien nodul
tersebut 8-10% mempunyai kanker tiroid. Tindakan utama untuk kanker tiroid
adalah operasi diikuti terapi dengan levotiroksin.
Pemberian levotiroksin pada nodul soliter dapat mensupresi TSH serum,
diharapkan nodul tidak akan membesar lagi atau ukurannya berkurang.
Keberhasilan terapi ini sangat bervariasi dan keberhasilannya dapat dilihat
dengan pemeriksaan kadar TSH serum dan radioisotope scanning.
Kretinisme. Keberhasilan terapi kretinisme sangat tergantung pada saat
dimulainya terapi, jika terapi di mulai sejak bayi lahir umumnya gangguan
perkembangan fisik dan mental dapat dicegah.
Kadar tiroksin bebas harus dipertahankan pada nilai di atas normal. Hormonereplacement I ini harus disertai monitoring pertumbuhan, perkembangan
motorik, meturasi tulang, dan keamjuan perkembangan si bayi.
7.

Antitiroid dan penghambat tiroid lainnya


Ada 4 golongan penghambat sintesis hormone tiroid, yaitu

a.

Antitiroid, yang menghambat sistesis hormone secara langsung.

Mekanisme kerja. Antitiroid golongan tionamida (ex. Propiltiourasil )


menghambat proses inkoporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin, dan
juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk membentuk
yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi
ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Farmakokinetik. Tiourasil didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan
diekskresikan melalui urin dan air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja.
Farmakokinetik antitiroid

Farmakokinetik

Propiotiourasil

Metimazol

Ikatan protein plasma

75%

75 menit

4-6 jam

Volume distribusi

20 L

40 L

Metabolisme pada gangguan hati

Normal

Menurun

Metabolisme pada gangguan ginjal

Normal

Normal

Dosis

1-4 kali/hari

1-2 kali/hari

Daya tembus sawar plasenta

Rendah

Rendah

Jumlah yang disekresikan dalam ASI

sedikit

Sedikit

Efek samping. Untuk metimazol, agranulositosis bersifat tergantung dosis (dosedependent). sedang untuk propiltiourasil, agranulositosis tidak tergantung dosis.
Reaksi yang paling sering timbul antara lain purpura dan popular rash yang
kadang-kadang hilang sendiri , nyeri dan kaku sendi terutama pada tangan dan
pergelangan.
Indikasi. Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme, untuk mengatasi
gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi.
Juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan yodium radioaktif untuk
mempercepat perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium
radioaktif.
Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme yang disertai dengan
pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler. Efek terapi umumnya
tampak setelah 3-6 minggu terapi. Besarnya efek hambatan fungsi tiroid
tergantung dari berat ringannya gangguan fungsi sebelum pemberian obat,
jumlah hormone yang tersedia dan besarnya dosis yangn diberikan. Dosis terapi
biasanya tidak sampai menghambat fungsi tiroid secara total. Waktu yang
diperlukan untuk menyembuhkan setiap pasien juga berlainan. Sebagian pasien
denagn hipertiroidisme dapat mengalami remisi spontan setelah menjalani terapi
antitiroid selama 1 tahun.
b.

Penghambat Tranfor Ion Yodida

Penghambat ion yodida adalah obat yang dapat menghambat tranfor aktif ion
yodida ke dalam kelenjar tiroid. Obat tersebut berupa ionin movalen yang bentuk
hidratnyamempunyai ukuran hamper sebesar hidrat ion yodida, misalnya
tiosianat, perklorat, dan fluoborat. Obat golongan ini dapat menghambat fungsi
tiroid dan menimbulkan goiter.
Mekanisme kerja obat ini, denagn menghambat secara kompetitif sodium-iodide
symporter (natrium-iodide symporter=NIS) yang dapat menghambat masuknya
yodium. Perklorat kekuatannya kira-kira 10kali kekuatan tiosianat. Tiosianat tidak
ditimbun dalam tiroid, tidak dimetabolisme dalam kelenjar tersebut dan
diekskresikan dalam bentuk utuh. Tapi sekarang obat ini jarang digunakan
karena obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik, demam, kelainan kulit,
iritasi usus, dan agranulositosis.

c.

Yodida

Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme


sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid. Meskipun yodida diperlukan
dalam jumlah kecil untuk biosintesis hormone tiroid, dalam jumlah yang
berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipotitoidisme pada orang
sehat.
Dalam hal ini yodida menekan fungsi tiroid artinya yodida memperbaiki fungsi
tiroid.
Peran yodida dalam tiroid antara lain :
1.

Yodium diperlukan untuk biosintesis hormone tiroid

2.

Yodida menghambat proses transfor aktifnya sendiri kedalam tiroid

3. Bila yodium didalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjadi
hambatan sintesis yodotironin dan yodotirosin (wolf-chaikoff effect)
4. Yodida terutama digunakan untuk persiapan operasi tiroid pada
hipertiroidisme. Biasanya yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan
setelah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan
selama 10 hari sebelum operasi dilakukan. Dengan cara demikian diperoleh
keadaan yang optimal untuk tindakan operasi.
5. Yodida sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi tunggal karena terapi
yodida saja tidak dapat sepenuhnya mengendalikan gejala hipertiroidisme.
Hambatan pada kelenjar tiroid akan hilang dalam waktu 2-8 minggu, dan bila
terapi yodida dihentikan, gejala hipertiroidisme dapat terjadi lagi, bahkan
memberat.
6. Yodida sebaiknya juga tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat
menembus sawar darah plasenta dan menyebabkan goiter pada fetus.
Efek samping. Yodisme ditandai dengan rasa logam dan terbakar dalam mulut
dan faring serta rangsangan selaput lender. Dapat juga terjadi radang faring,
laring dan tonsil serta kelainan kulit ringan sampai akneform berat atau kadangkadang erupsi fatal disebut yoderma. Sedangkan gejala saluran cerna biasanya
berupa iritasi yang dapat disertai dengan pendarahan.
d.

Yodium radioaktif

Pada proses radiasi oleh suatu unsure radioaktif dipancarkan sinar-sinar (inti
helium), sinar (elektron). Umumnya sinar-sinar tersebut dapat menimbulkan
kerusakan sel-sel tubuh, karena terjadinya perubahan molekul di dalam sel oleh
sinar yang berenergi tinggi. Dalam jaringan yang dilewati sinar radioaktif terjadi
ionisasi, electron dilepaskan oleh molekul yang terkena radiasi, sehingga
terbentuk ion positif dan partikel ion negative, oleh sebab itu proses radiasi
tersebut dinamaio radiasi ionisasi.
Sinar dan daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas
dan ion yang terbentuk didaerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat
dibatasi pada satu organ saja.

Sifat kimia dan fisika. Daya tembus sinar maksimal hanya 2mm tetapi kira-kira
90% destruksi sel setempat disebabkan oleh sinar tersebut.
Distribusi dan ekskresi. Distribusi radioisotope I dalam jumlah tubuh sama
dengan distribusi I nonradioaktif. Jumlah radioisotope yang diserap oleh tiroid
dipengaruhi oleh jumlah I dalam diet, demikian juga ekskresinya. Jumlah
radioisotope I yang diekskresi dalam urin berbanding terbalik dengan jumlah
radioisotope I yang diserap/ditahan oleh tiroid.
Efek terhadap tiroid. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkim
sekeliling folikel. Pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak terpebgaruh oleh
sinar yang dipancarkan. Pada dosis rendah sekali radioisotope tidak
menimbulkan ganguan fungsi tiroid yang nyata hanya merusak bagian sentral
saja sedangkan bagian perifer tetap berfungsi.
Indikasi. Radioisotope terutama digunakan pada pasien :
1.

Hipertiroidisme usia lanjut atau dengan penyakit jantung

2. Penyakit grave yang menetap atau kambuh setelah tiroidektomi subtotal


atau setelah memakai obat antitiroid dalam jangka waktu yang lama.
3.

Goiter nodula toksik

4.

Goiter multinodular non-toksik yang disertai gejala kompresi

5.

Karsinoma tipoid

6.

Sebagai alat dignostik fungsi tiroid

7. Kontradiksi. Bahan radioaktif tidak boleh diberikan selama kehamilan dan


pada anak-anak. Yodium radioaktif sebaiknya diberikan untuk pasien yang
berusia lebih dari 25 atau 30 tahun.
e. Pemilihan sediaan. Tujuan penggunaan penghambat tiroid adalah untuk
mengurangi aktivitas kelenjar tiroid pada pasien hipertiroid, untuk radiasi dan
pembedahan, untuk terapi hipertoroidisme tergantung dari pasien dan fasilitas
yang tersedia.

C. HORMON PARATIROID
Hormone paratiroid (HPT) berasal dari anak kelenjar paratiroid ,merupakan
hormone polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 84 asam amino .tiga puluh
empat asam amino pertama merupakan bagian terpenting yang dapat
menentukan aktivitas biologiknya .aktivitas biologic HPT manusia, sapi dan babi
hampir sama tetapi secara imunologik ketiganya dapat di bedakan meskipun
ketiganya dapat mengadakan reaksi silang dengan satu macam anti bodi.
Tahun 1948 ditemukan antara beberapa kelainan klinik dengan
hiperfungsiparatiroid ,misal perubahan skelet pada pasien osteitis fibrosa sistika
dengan tumor paratiroid. Kecuali pada ca2+ plasma, HPT juga mempengaruhi
fospat dan metabolism vitamin D.gambar 28-1 memperlihatkan hubungan antara
HPT hemeostastis ca2+ plasma serta derivate vitamin D

Pada hiper paratirodisme jumlah radio isotop l yang diserap oleh tiroid
sangat meningkat, sedangkan pada pasien hipotiroidisme jumlah tersebut
berkurang, jumlah radio isotop lyang di ekresi dalam urin berbanding terbalik
dengan jumlah radio isotop l yang diserap /ditahan oleh tiroid. Pada normotiroid
kira-kira 65% dari jumlah yang diberikann telah di ekresi dalam 24 jam padda
hipotoroid 85-90% dan pada hipertiroid 5%.
EPEK TERHADAP TIROID.
Radioisotope l yang diberikan pada seorang pasien ikut terpakai dalam
biosintesis hormone tiroid dan terkumpul dalam koloid seperti halnya l-non
radioaktip. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkrim sekeliling
polikel.pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak sampai terpengaruhi oleh
radiasi tersebut. Pada dosis yang rendah sekali radio isotop 131l tidak
menimbulkan gangguan fungsi tiroid yang nyata, tetapi pada dosis yang cukup
besar epek sitotoksin sinar tersebut nyata sekali. Pada gambar histology tampak
piknosis dan nekrosis sel polikel, di ikuti dengan hilangnya koloid dan terjadinya
pibrosa kelenjar. Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja,
sedangkan bagianperiper tetap berfungsi.
INDIKASI
Radioisotope 131l terutama digunakan pada pasien:(1) hipertirodisme usia lanjut
atau penyakit jantung; (2) penyakit grave yang menetap atau kkambuh setellah
triodektomi subtotal atau setelah minum obat anti tiroid dalam jangka waktu
lama; (3) goiter nodular toksik;(4) goiter multi nodular non-toksik yang di sertai
gejala kompresi;(5) karsinomia tiroid; dan (6) sebagai alatdiagnostik fungsi tiroid
.
KONTRADIKSI
Bahan radioaktip tidak diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak. Yodium
radioaktip sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25 atau 30
tahun.
SEDIAAN
Larutan natrium yodida 131l dapat diberikan oral dan lv sedangkan kapsul
natrium yodida 131l tersedia untuk pemberianoral. Pada setiap sediaan biasanya
disebutkan jumlah dan macam campuran dalam larutan, dosis terapi dan
sebagainya.
PEMILIHAN SEDIAAN
Tujuan pengguanaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas
kelenjar tiroid pada pasien hipertiroid. Cara lain yang dapat di tempuh untuk
tujuan yang sama adalah radiasi dan pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara
dan obat apa yang akan digunakan untuk terapi hipertiroidisme tergantung dari
pasien dan pasilitas yang tersedia.
Di Amerika Serikat natrium yodida 131I lebih sering digunakan dari pada
pembedahan. Antitiroid digunakan untuk persiapan pasien dengan yang akan
dioprasi terapi krisis tirotoksikosis, terapi hipertiroidisme dengan gangguan
mata, dan sebagai terapi tambahan sebelum atau setelah terapi yodium
radioaktif. Efek penghambatan tiroid oleh yodium biasanya tidak lama bertahan

dan tidak sempurna. Antitiroid digunakan bila dikehendaki penurunan fungsi


tiroid dalam waktu singkat. Efek penghambatan tiroid dari yodium radioaktif
tidak timbul segera, tetapi perlu waktu beberapa hari.
GANGGUAN FUNGSI PARATIROID
HIPOPARATIRPOIDISME
Pengangkatan atau hipofungsi kelenjar paratiroid yang tidak diketahui sebabnya(
hipoparatiroidisme idiopatik) dapat menyebabkan suatu sindroma akibat
langsung hipokalsemia atau akibat penurunan ambang rangsang membrane
yang terpolarisasi. Gejala klinik hipoparatiroidisme akibat hipokalsemia al. titani,
parestesia, spasme laring, spasme otot dan konpulsi. Keadaan ini disebabkan
karena depisiensi Ca dan vitamin D, misalnya akibat gangguan absorpsi atau
jumlahnya tidak cukup dalam diet. Keadaan ini jarang disebabkan oleh penyakit
pada kelenjar sendiri (hipoparatiroidisme idiopatik), atau karena kelainan genetic
dimana target organnya tidak memberikan reaksi terhadap HPT
(pseudohipoparatiroidisme).
Gejala paling dini hipokalsemia al. parestesia ekstremitas pada
pemeriksaan fisik terdapat rangsangan mekanik saraf periper yang
menyebabkan kontraksi otot rangka yang bersangkutan, kemudian dapat diikuti
tetani, dimana terjadi spasme otot, terutama otot daerah karpopedal dan laring,
dan konpulsi umum serta gejala lain dari susunan saraf pusat. Diduga otot polos
juga dipengaruhi terlihat dari terjadinya spasme otot siliaris, iris, esophagus,
intestinal, kandung kemih dan bronkus. Perubahan EKG dan timbulnya takikardia
menunjukkan bahwa jantung juga dipengaruhi. Pada hipoparatiroidisme kronik,
terjadi perubahan okstrodermal yang mengakibatkan rontoknya rambut; pada
kulit jari terlihat cekung dan kuku mudah patah, kerusakan email gigi dan
katarak, mungkin terjadi gangguan psikis, berupa labilitas emosi, kegelisahan,
depresi, delusi, dan abnormalitas EEG hipoparatiroidisme dapat diatasi dengan
vitamin D bila perlu dapat juga ditambahkan Ca pada dietnya.
HIPERPARATIROIDISME
Hiperparatiroidisme primer, dapat di sebabkan hiper sekresi kelenjar
paratiroid (hyperplasia,adenoma atau karsinoma) atau karna sekresi polipeptida
yang menyerupai HPT yang berasal dari suatu tumor. Kadang-kadang polipeptida
ini dapat dibedakan dari HPT dengan teknik imunologik.
Hiperparatiroidisma sekunder terhadap menurunya Ca2+ plasma dapat
merangsang sekresi HPT .keadaan ini dapat terjadi pada gangguan absorpsi
Ca2+ atau gangguan pungsi ginjal. Hiper sekresi HPT,apapun penyebabnya,
dapat menyebabkan gangguan tulang seperti osteitis pibrosa generalisata atau
penyakit von reckling hausen. Umumnya haya 1/3 pasien hiperparatiroidisma
mengalami perubahan tulang yang hebat, 1/3 lainya hanya memperlihatkan
dekalsipikasii ringan, dan pada pasien lainya tidak ditemukan resorpesi tulang
yang aktip pada keadaan yang terakhir ini mungkin asupan Ca2+ cukup untuk
mempertahankan keseimbangan Ca2+ . gejala ini diklasipikasi al. rasa nyeri
sakit pada tulang dan persendian.
Hipsrparatiroidosme primer tanpa konplikasi , biasanya berhubungan
dengan hiperkalsiuria, hiperpospaturia, kadang-kadang disertai poliuria dan
polidipsia .kadar Ca2+ plasma mungkin normal, tetapi biassnya meningkat dan

pospat menurun. Ekresi Ca2+ dan PO4 yang menigkat, sering menyebabkan
batu ginjal. Komplikasi berat lainya al.nefrokalsinosis dipus ,dan akhirnya
insufisiensi ginjal, atau sebagai gejala sisa urolitiasis, dapat juga terjadi
gambaran perubahan kimia darah, seolah-olah terjadi hiperparatiroidisme ,yakni
hiperpopaturia , hiperkalsimia dan hipopospatemia .hiperkalsimea dapat
merupakan penyebab gejala hiperparatiroidisme, al.hipotoni otot, kelemahan
otot yang umum dan gangguan pungsi otot polos seperti konstipasi, platulens,
anoreksia, mual dan muntah, akhirnya mungkin terjadi gangguan
jantung.persentasi timbulnya ulkus peptikum dan pancreatitis, lebih tinggi pada
pasien ini daripada orang normal, dan kadang-kadang mengalami gangguan
neuropsikiatri. Pemeriksaan laboraturium yang spesipik aadalah dengan
menentukan kadarHPT plasma, tetapi hasilnya biassanya tergantung dari anti
bodi yang di pakai.
Terapi hiperparatiroidismeprimer dilakukan dengan reseksi kelenjar yang
hiperplastik atau ardenoma. Pembedahan ini akan mengembalikan pasien ke
keadaan euparatiroid dan mencegah keruksakan ginjal dan disolusi tulang lebih
lanjut. Biasanya terjadi tipoparatiroidisme ;dan diperlukan vitaminD dan diet
yang mengandung Ca. bila pada seorang pasien tidak dapat dilakukan
pembedahan, dapat diberkan pospat secara oral, diet rendah Cadan sejumlah
csiran unntuk menurunkan kadar Ca plasma.
FARMAKOLOGI HORMON PARATIROID
HPT hanya dapat diberikan secara parenteral, pemberian oral akan dirusak
enzim saluran cerna. Masa paruhnya sekitar 20 manit, degradasinya terjadi di
hepar dan ginjal.dalam darah, sebagaiHPT terikat praksi alpa globulin plasma,
ekpresinya melalui urin kurang dari 1%
INDIKASI.
Dahulu HPT digunakan untuk meningkatkan kadar Ca2+ plasma, akan
tetapi kini hipokal semia diatasi dengan pemberian Ca2+ dan/ atau dengan
vitaminD sutikan HPT hanya digunakan untuk diagnosis
pseudohipoparatiroidisme. Pada pasien ini terdapat resistensi target organ
terhadap HPT sehingga pemberian hormone ini tidak akan menyebabkan
peningkatan Ca2+ plasma dan ekresi pospat dan siklik AMP.

D. ESTROGEN DAN PROGESTIN, AGONIS DAN ANTAGONISNYA


Estrogen dan progestin merupakan hormone steroid kelamin endogen
yang diproduksi oleh ovarium, kortek adrenal, testis dan plasenta pada masa
kehamilan. Kedua jenis hormon ini dan derivate sintetiknya mempunyai peranan
penting pada wanitadalam perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi,
implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat, protein dan
mineral juga berperan penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis dan
behavior.
Sekarang telah diketahui biosintesis hormone ini di masing-masing organ,
mekanisme kerja di reseptornya pada tingkat seluler dan molecular kecuali itu,
dari hasil banyak uji klinik ,hamil, yang dikenal sebagai conjugated equine
estrogen, makin banyak digunakan terutama untuk wanita pasca menopause.

Telah di perkenalkan beberapa preparat yang dapat berefek agonis atau


antagonis pada reseptor estrogen, tergantung dari jaringan dimana hormone ini
bekerja, disebut sebagai selective estrogen reseptor modulator ( SERM ) dan
digunakan untuk osteoporosis pasca menopause. Antagonis reseptor progesteron
dan beberapa derivat progesterone, misalnya megestrol asetat, juga mulai
banyak digunakan dan berguna untuk kanker kelenjar mamae. Juga tanaman
yang mengandung fitoestrogen diperkenalkan meski masih memerlukan lebih
banyak uji klinik.
ESTROGEN
Banyak senyawa steroid dan non steroid baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai aktivitas estrogenic.selain struktur intinya juga terdapat perbedaan
dalam halpotensi estrogeniknya dan lama kerjanya.Dietilstilbestrol ( DES ),
estrogen non steroid sintetik pertama dengan potensi estrogenic sama dengan
estradiol,dapat diberikan oral dan masa kerja lebih panjang dari estrogen alami.
Senyawa non steroid lain yang berefek estrogenic atau anti estrogenik umumnya
berasal dari tumbuhan.flavonoid, isoflavon ( mis.genistein ) dan kumenstan
dapat ditemukan di berbagai tanaman. Golongan terakhir ini dikenal sebagai
fitoestrogen. Menurut laporan genistein bersifat relative selektif terhadap
reseptor estrogen- ( ER ), penelitian melalui ini masih berlangsung.
BIOSINTESIS
Estrogen di sintesis dari androstenedion dan testosterone secara
langsung, dengan bantuan enzim aromatase atau CYP19 melalui 3 langkah
proses aromatisasi cincin A. aktivitas ini dilakukan oleh glikoprotein
transmembran ( cyto chrome P450 family of monooxygenases ) yang berada
reticulum endoplasmik berbagai sel dan diindukasi oleh gonadotropin. Sel-sel
tersebut di granulose ovarium, sel sertoli dan leidig kelenjar testis, sel stroma
jaringan adipose, sinsitiotrofoblas plasenta, tulang dan beberapa tempat di otak.

Meski estrogen disintetis diberbagai tempat sumber utama estrogen di


sirkulasi adalah ovarium. Organ ini mengandung 17-hidroksisteroid
dehidrogenase tipe 1 yang memproduksi testosteron dan estradiol dari
androstenedion dan estron, keduanya merupakan reaksi timbale balik.di hepar
terdapat enzim dehidrogenase tipe II yang mengoksidasi estradiol di sirkulasi
estrogen ini terkonyugasi dengan glukoronid dan sulfat sebelum di eksresi di
urin.
Pada wanita pasca menopause, sumber estrogen utama adalah jaringan
adipose dan organ selain ovarium, sedangkan estron di sintesis dari
dehidroepiandrosteron dari korteks adrenal. Pada pria, estrogen di produksi oleh
testis dan di luar gonad dari aromatisasi C19 steroid di sirkulasi, andostenedion
dan dehidroepiandrosteron yang merupakan precursor androgen.
Meski efek estrogenik umumnya berasal dari estrogen yang berada di
sirkulasi, pada keadaan patologis, missal pada tumor mamae, estrogen berasal
dari aromatisasi androgen atau hidrolisis estrogen yang terkonyugasi, karena
ternyata pada tumor mamae banyak di temukan enzim aromatase dan hidrolitik
ini.di plasenta, estron berasal dari dehidroepiandrosteron fetus, estriol dan

derivate 16-hidroksil nya, urin wanita hamil merupakan sumber estrogen untuk
wanita pasca menopause.
FISIOLOGI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI
PERTUMBUHAN.Estrogen sangat penting perannya pada perubahan bentuk dan
fungsi tubuh masa pubertas anak perempuan menjadi bentuk tubuhyang
karakteristik untuk wanita dewasa fungsi sek sekunder, efeknya langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan vagina, uterus dan tuba falopi.bersama
hormone lain merangsang pertumbuhan duktuli, stroma dan akumulasi lemak
kelenjar mamae.
REGULASI NONENDOKRIN SIKLUS MENSTRUASI. Siklus menstruasi wanita diatur
oleh sistem neuro endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium. Suatu osilator
neuronal di hipotalamus secara periodic akan menginduksi
pengeluaran gonadotropin-releasing hormone (GnRH, hormone pemicu
gonadotropin ) ke pembuluh pontral hipotalamus-hipofisis yang akan
merangsang gonadotrop dan mengsekresikanluteinizing hormone ( LH )
dan follicle stimulatinghormone ( FSH ) dari hipofisis anterior. Kedua hormon ini
menyebabkan pertumbuhan dan pematangan folikel graff ovarium, dan juga
produksi estrogen dan progesteron. Bila kedua hormone terakhir ini kadarnya
meningkat, akan menghambat sekresi hormone hipotalamus hipofisis ( reaksi
umpan balik negatif ).
EFEK STEROID GONAD SECARA KLINIK PADA SISTEM REPRODUKSI. Selama fase
folikuler ovarium atau fase prolifarasi endometrium, estrogen akan mulai
membentuk kembali endometrium dengan cara merangsang proliferasi dan
diferensiasi. Terjadi berbagai mitosis, ketebalan lapisan endometrium bertambah
dan terjadi perubahan karakteristik kelenjar dan pembuluh darah endometrium.
Proses ini dan kelanjutan efek estrogen dan progesterone diduga sebagian besar
diperantarai olehpeptide growth factors yang mengatur kerja steroid dan
reseptornya di menyebabkan sel-sel dapat memberikan respons terhadap
hormon ini pada separuh fase kedua dari suatu siklus haid ( status luteal atau
fase sekretoris ). Pada fase ini, progresteron yang bersal dari korpus luteum
kadarnya meningkat secara tajam dan estrogen juga terus meningkat.
Progesteron akan membatasi efek proliferative estrogen terhadap endometrium
dengan cara menstimulasi diferensiasi.
EFEK METABOLIK. Pada organ ini nonendokrin terdapat reseptor estrogen
( ER ),karenanya banyak efek metaboliknya terjadi secara langsung pada
reseptor yang bersangkutan.
Efek estrogen pada masa tulang menguntungkan, karena mengurangi
proses resorpsi yang membentuk tulang. Pada usia 18-40 tahuan, pembentukan
dan resorpsi tulang berlangsung seimbang sehingga total bone mass dapat
dipertahankan, sesudah usia tersebut proses resorpsi terjadi lebih cepat.
Osteoklas dan osteoblas mempunyai reseptor estrogen ( ERs ), androgen ( ARs )
dan progesterone ( PRs ). Hormone ini menginduksi apoptosis osteoklas dan
mengantagonis efek osteoklastogenik dan pro-osteoklastik hormone paratiroid
dan interleukin-6,juga merangsang produksi leptin dari jaringan adipose. Efek
utama estrogen. Menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklas, menyebabkan
pertumbuhan tulang dan penutupan epifisis pada wanita dan pria. Priadengan
defek ER akan mengalami osteoporosis, epifisis tidak menutup, turnover tulang

meningkat hasil observasi menunjukan bahwa osteoporosis idiopatik pria


berhubungan dengan kurangnya ekspresi ER- pada osteoklas dan osteoblas.
Kecuali menstimulasi sintesis enzim dan factor pertumbuhan yang penting
untuk pertumbuhan uterus dan kelenjar mamae serta diferensiasinya, hormone
ini juga mempengaruhi produksi dan aktivitas berbagai protein tubuh.
RESEPTOR DAN MEKANISME KERJA
Estrogen mempunyai 2 jenis reseptor, ER dan ER yang berasal dari gen
berbeda dan berada dan berada di inti sel.ER terdapat banyak di saluran
reproduksi wanita, uterus, vagina, ovarium dan juga di kelenjar mamae,
hipotalamus, sel-sel endotel, dan otot polos vascular. ER letaknya
menyebar,terbanyak di prostat dan ovarium dan dalam jumlah lebih sedikit di
paru, otak, dan pembuluh darah. Sekitar 40% sekuens asam amino kedua jenis
reseptor ini identik serta mempunyai strutur domain yang umum dimiliki oleh
jenis reseptor steroid lain. Fungsi biologik reseptor ini nampaknya berlainan dan
dapat memberikan respon berlainan terhadap berbagai senyawa
estrogenik,missal:ER dan ER mengikat 17- estradiol dengan kekuatan yang
sama sekitar 0.3 nM, sedangkan fitoestrogen genistein terikat ER dengan
afinitas 5 kali lebih tinggi dari ikatannya pada ER.
Kedua ER merupakan ligand-activated transcription factors yang dapat
meningkatkan atau menurunkan sintesis mRNA dari gen target. Setelah masuk
sel melalui difusi pasif membran plasma, hormone akan terikat ER di inti sel. ER
yang semula merupakan monomer akan mengalami perubahan konformasi,
terjadi dimerisasi sehingga afinitas dan kecepatan target.senyawa yang bersifat
antagonis juga akan menyebabkan dimerisasi dan terikat DNA, tetapi konformasi
ER yang terjadi disini berlainan dari reseptor yang di duduki oleh agonis.
FARMAKOKINETIK
Berbagai jenis estrogen dapat di berikan oral, parental, transdermal
ataupun topical. Karena sifatlipofiliknya absorpsi per oral baik. Ester estradiol
dapat di berikan IM, bervariasi mulai dari beberapa hari sekali sampai satu bulan
sekali. Pemberian transmedal yang diganti setiap 1-2 kali seminggu umumnya
berisi estradiol yang absorpsinya terjadi secara kontinu melalui kulit.
Umumnya etinilestradiol, conjugated estrogen, ester estron,
dietilstilbestrol, diberikan oral. Estradiol oral, absorpsi, cepat dan lengkap,
mengalami metabolism lintas-pertama di hevar yang ekstensif, substitusi etinil
pada atom C17 dapat menghambat proses tersebut. Preparat oral
lain, conjugated equine estrogen ( ester sulfat dari estron ), equilin, senyawa
alami lain dihidrolisis oleh enzim di intestin bagian bawah hingga gugus sulfat
terlepas dan estrogen diabsorpsi di intensin. Karena adanya perbedaan dalam
metabolisme menyebabkan perbedaan potensi estrogeniknya, misalnya,
etinilestradiol lebih poten dari conjugated estrogen. Beberapa jenis bahan
makanan dan produk asal tanaman, misalnya kacang kedelai yang mengandung
flavonoid genistein, dan kumestan diduga mempunyai efek estogenik, tetapi hal
ini membutuhkan pembuktian klinik.
Transdermal estradiol patch. Penglepasan hormon berlangsung lambat, kontinu,
distribusi sistemik, kadar dalam darah lebih konstant daripada per oral. Cara
pemberian ini juga tidak menyebabkan kadar tinggi dalam darah yang dapat

mencapaisirkulasi portal, mungkin inilah yang menyebabkan efeknya pada profil


lipid berbeda.
Absorpsi estradiol valerat atau estradiol sipionat setelah pemberian dosistunggal
IM, berjalan lambat sampai beberapa minggu, karenanya pemberiannya 1-4
minggu sekali.Di dalam darah umumnya estrogen alami terikat globulin pengikat
hormon kelamin steroid dan sedikit terikat albumin. Sebaiknya etinilestradiol
terikat albumin dan tidak terikat SSBG. Karena ukuran molekul dan sifat
lipofiliknya, estrogen yang bebas akan mudah keluar dari plasma dan akan
didistribusi secara ekstensif ke kompartemen jaringan. Jenis hormone ini
mengalami metabolism cepat dan ekstensif, masa paruh plasma hanya beberapa
menit.
INDIKASI
Sebagai kontrasepsi. Sebagai ERT atau HRT ( hormone replacement
therapy ) pada wanita pasca menopause. Tidak semua wanita pasca menopause
membutuhkan ERT/HRT. Berkurangnya sekresi estrogen dari ovarium berlangsu
lambat dan bergradasi yang berlangsung kontinu sampai beberapa tahun
setelah haid berhenti. Umumnya hal ini terjadi pada menopause primer ( akibat
usia lanjut ), tetapi bila menopause terjadi akibat oovorektomi ( menopause
sekunder ) maka menurunnya estrogen terjadi tiba-tiba. Menopause
menyebabkan gejala dini. Rasa panas dimuka ( gejala vasomotor, hotflushes ),
insomnia bahkan mungkin gelisah. Bila gejala ini hebat hingga mengganggu
aktivitas sehari-sehari, dapat diberi ERT. Penggunaan ERT dari awal menopause
memang dapat mencegah gejala yang lebih serius. Gangguan klasifikasi tulang,
osteoporosis yang beresiko terjadinya fraktur meski hanya dengan trauma
ringan. Tetapi penggunaan estrogen saja jangka lama ( > 5 tahun ) berisiko
timbulnya proliferasi endometrium berlebihan dan mungkin kanker
endometrium. Karenanya diberikan bersama progesteron atau progestin untuk
mencegah proliferasi berlebihan pada mereka yang masih mempunyai uterus.
Perlu diingat penggunaan ERT + progestin jangka waktu lebih dari 4-5 tahun
dapat berisiko timbulnya kanker mamae.
Defisiensi estrogen akibat defisiensi fungsi hipofisis, hipotalamus, dan
gonad, yang bukan di sebabkan memopause, seperti pada sindroma tunner,
akibat disgenesia ovarium dandwarfism, akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan genital, kelenjar mamae, rambut pubis, dan aksila.
SEDIAAN DAN DOSIS
Estriol, tablet 1 dan 2 mg, masa-kerja singkat karena ikatannya pada sel
target singkat, afinitas terhadap protein plasma rendah, cepat dieliminasi dari
tubuh, dosis 2-4 tablet sehari, estradiol valerat tab 2 mg, dosis 1 tab sehari 17
estradiol patch 100 g/hari, Etinilestradiol tab 50 g, masa kerja lebih panjang,
dosis -1 tablet sehari, estropipat (Na-estron sulfat ) 0.625 mg, dosis 1 a 2 tab
sehari. Semua ini digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis
pascamenopause.
Untuk kontrasepsi, lihat preparat kontrasepsi hormonal.
EFEK SAMPING

Reaksi yang sering timbul, gangguan siklus haid, mual atau bahkan
muntah, rasa kembung, edema, berat badan bertambah. Yang lebih serius
pusing, migren, kloasma terutama pada kulit muka, peningkatan tekanan darah,
thrombosis, proliferasi endometrium atau varises. Estrogen dapat meningkatan
kadar globulin peningkatan tiroid. Pasien dengan fungsi tiroid normal dapat
mengkompensasi keadaan ini dengan membentuk lebih banyak hormone tiroid
hingga kadar T3 dan T4 serum normal. Tetapi pasien dengan thyroid hormone
replacement therapy bila menggunakan estrogen akan membutuhkan dosis tiroid
lebih tinggi. Kadar tiroid bebas pada pasien ini harus dimonitor agar kadarnya
berada dalam kisaran yang normal.
Penggunaan estrogen atau estrogen + prostin pernah dihubungkan
dengan meningkatnya risiko kejadian infrak miokard dan stroke, thrombosis vena
dan emboli paru. Bila timbul gejala atau ada suspek penyakit tersebut
penggunaanya harus segera di hentikan.

KONTRAINDIKASI
Wanita hamil atau menyusui, gangguan fungsi hepar, riwayat thrombosis
atau emboli, hipertensi, penyakit jantung, perdarahan vagina yang belum jelas
penyebabnya, adenoma mamae atau adanya tumor pada alat reproduksi.
INTERAKSI
Estradiol sebagian dimetabolisme oleh isozim CYP3A4. Penggunaan
bersama obat yang dapat merangsang isozim tersebut, missal fenobarbital,
karbamazepin, ripamfisin dapat mempercepat metabolism sehingga dapat
menurunkan efek terapinya atau mempengaruhi propel siklus haid yang normal.
Inhibitor isozim 3A4, seperti eritrosim, klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol dan
jus anggur dapat meningkatkan kadar estrogen darah dan dapat menyebabkan
timbulnya efek samping.
ANTIESTROGEN DAN SELECTIVE ESTROGEN RECEPTOR MODULATOR ( SERM )
ANTI ESTROGEN
klomifen
Klomifen, suatu trifeniletilen derivate 7-alkilamide estradiol, bersifat antagonis
murni estrogen pada semua jaringan. Pada jaringan klomifen terikat pada ligandbinding pocket dari ER dan ER, akan menghambat aktivitas P-glioprotein, gene
expression of aromatase, IGF-1 dan insulin receptor substrate-1. Pada ER
klomifen meningkatkan degradasi proteolik intraseluler sedangkan pada ER
berefek terhadap degrasi.
Dari beberapa penilitian telah terbukti bahwa klomifen dapat meningkatkan
amplitido sekresi LH dan FSH tanpa mempengaruhi frekuensi sekresinya yang
umumnya bersifat pulfasif. Ini menandakan bahwa klomifen bekerja di hipofisis
anterior untuk menghambat umpan-balik negative estrogen terhadap sekresi
gonadotropin dan menambahkan pulsasi sekresi GnRH dari hipotalamus
sehingga dapat merangsang ovulasi. Karenanya prepapat ini diindikasikan untuk
infertilitas wanita akibat siklus haid anovulatoar, tetapi dengan syarat tidak

mempunyai kelainan organic pada sumbu hipotalamus-hipofisis-ovariumnya.


Pada pria pernah digunakan juga untuk merangsang gonadotropin dan
menambah spermatogenesis, dan dibutuhkan waktu yang lebih lama ( 40-90 hari
) daripada untuk wanita penggunaan klinis untuk infertilitas pria masih
membutuhkan lebih banyak uji klinik. Cochreane subfertility review
groupmengevaluasi uji klinik klomifen untuk pria subfertil akibat oligo atau
asterno sperma idiopotik.
Selective estrogen receptor ( serm )
Dengan kemajuan di bidang teknologi genetic telah memungkinkan
pengembangan obat yang kerjanya unik, di satu organ sebagai agonis dan organ
lain antagonis estrogen. Golongan ini di kenal sebagai SERM.senyawa ini
bertujuan untuk mendapatkan efek estrogenic yang menguntungkan tanpa efek
yang merugikan di jaringan lain seperti mamae.
Tamoksifen
Preparat ini merupakan golongan trifeniletilen yang berasal dari initi stilben
seperti dietilstilbestrol. Tamoksifen berefek anti estrogenic di kelenjar mamae
dan agonis estrogen di tulang dan endometrium. Pada wanita pasca menopause.
Preperat ini menguranginbone turnover dan bone loss, sedangkan data untuk
mencegah fraktur masih kurang.
Efek samping hot-flushed, mual, thrombosis pernah di laporkan karena berefek
agonis estrogen di endometrium penggunaan jangka panjang tamoksifen dapat
meningkatkan risiko kanker endometrium.
Rolaksifen
Rolaksifen merupakan hormone nonsteroid, bekerja pada ER dan ER, sebagai
agonis dan antagonis. Variasi efek di duga karena adanya variasi reseptor
estrogen dan jumlahnya berbeda di jaringan yang berbeda. Missal ER lebih
banyak dari ER di tulaang, prostat, hipokampus. Bersifat agonis estrogen di
tulang, lipid darah, endotel vascular, di duga karena mempunyai inti benzotiofen.

PROGESTERON
Progesterone merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang di
produksi di tempat yang sama dengan estrogen. Direvat sintetiknya golongan
progestin, merupakan hasil modifikasi stuktur testosterone tanpa atom C19 atau
derivate 19-nontestosteron.
Sintesis Dan Sekresi
Progesterone di sekresi oleh ovariumbterutama dari korpus luteum selama
fase pertengahan kedua siklus menstruasi. Sekresi di mulai tempat sebelum
ovulasi kecuali ovarium, hormone ini juga sintetis di testis, kortek adrenal dan
placenta. Kecepatan sekresinya mulai dari beberapa mg sehari selama fase
folikuler dan meningkatbsampai 10-20 mg pada fase luteal, mencapai beberapa
ratus mg pda masa akhir kehamilan.
Fisiologi Dan Khasiat Farmakologi

SALURAN REPRODUKSI. Progesterone pada fase luteal akan mengendalikan efek


plolifirasi estrogen pada endometrium dan terjadi fase sekretoris. Hormone ini
menyebabkan secret kelenjar endoserviks lebih kental dan lebih sedikit hal ini
dapat mempersulit penetrasi sperma. Kecuali pematangan vagina akan berubah
seperti pada kehamilan dan keadaan ini dapat di ketahui dengan pemeriksaan
sitologi hapus vagina.
KELENJAR MAMAE. Selama fase kehamila dan fase luteal siklus haid,
progesterone dan estrogen menyebabkan plorifirasi asini kelenjar mamae. Pada
fase folikuler aktivitas mitosis efitel kelenjar berlangsung sangat lambat dan
mencapai puncak fase luteal.
SUSUNAN SARAF PUSAT. Suhu tubuh wanita selama suatu siklus haid akan
meningkat 10F pada pertengahan siklus, hal ini di hubungkan di waktu dimana
terjadi ovulasi. Kenaikan suhu ini di sebabkan oleh progresteron dan berlangsung
sampai terjadi perdarahan haid. Progesteron menyebabkan rasa kantuk mungkin
karena efek depresan dan hipnosis pada SSP.
EFEK METABOLIK. Progesteron dapat meningkatkan insulin bersal atau setelah
makan karbohidrat, tetapi tidak menyebabkan perubahan toleransi glukosa,
kecuali penggunaan jangka panjang progestin yang poten. Hormon ini dapat
merangsang aktivitas enzim lipoprotein lifase dan nampaknya menambah
deposit lemak.
MEKANISME KERJA. Di dalam gen progesteron hanya mempunyai reseptor
tunggal ( PR ) yang memproduksi dua isofrom, PR-A dan PR-B. keduanya
mempunyai ligand-binding domain yang identik, tidak berbeda seperti yang
dimiliki isofrom ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR berbeda di inti dalam bentuk
monomerik terikat inaktif dengan heat-s hock protein, apabila telah terikat
progesteron terlepas dan reseptor meprofolifase dan kemudian membentuk
dimer yang terikat dengan selektif tinggi PREs pada gen target.

FARMAKOKINETIK
Progesteron oral akan mengalami metebolisme lintas pertama di hepar,
karenanya bioavailabilitas oralnya rendah dan lebih banyak di gunakan IM atau
suppositoria vaginal atau diberikan bersama alat kontrasepsi dalam rahim.
Derivat progestin asetat dapat diberikan oral karena metabolisme hepar lebih
sedikit dari progesteron alami, masa kerja lebih panjang, 7-24 jam karenanya
cukup diberikan 1 x sehari.
INDIKASI
Kontrasepsi lihat di sub kontrasepsi, wanita pascamenopause, kombinasi
dengan estrogen, abortus iminens, ancaman lahir prematur, kanker
endometrium, pendarahan fungsional endometrium. Derivat progestin lebih
digunakan untuk terapi paliatif karsinima endometrium yang telah bermetatasis,
megestrol asetat sebagai terapi ini kedua untuk karsinoma mamae.
PREPARAT
Jenis preparat untuk kontrasepsi hormonal tablet noretisteron 5 mg. MPA
5 mg. allilestenol 5 mg.

ANTIPROGESTIN
Antiprogestin baru dikenal sekitar 1981an, yang sebelumnya dikenal
sebagai antagonis glukokortikoid / RU486. Preparat ini berbeda di beberapa
Negara dengan indikasi terminasi kehamilan dan pada tahun 2000 FDA
menyetujui penggunaan di USA.

KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah
kehamilan. Dikenal berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, penggunaan
kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim, tindakan sterilisasi, atau
penggunaan kontrasepsi hormonal. Cara terakhir.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL
Sampai sekarang baru dikenal kontrasepsi hormonal ( KH ) wanita. Untuk
pria belum ada yang dapat diterima oleh pria. Dalam hal KH, kecuali harus
efektif dan relative aman, juga harus mudah digunakan dan di terimabaik oleh
pria maupun wanita.
Dikenal 3 cara pemberian KH wanita:
1.

Oral.

2.

Suntikan.

3.

Implant subkutan.s

E. ANDROGEN
KIMIA DAN BIOSINTETIS
Andrigen adalah hormon steroid yang rumus kimianya yang berciri 19 atom
C dengan inti steroid. Di samping antrogen terdapat pula prekursor androgen
yang di sebut juga proan drogen.kadar testosteron dalam plasma relatif tinggi
pada masa 3 kefidupan laki-laki, yaitu pada tahap enbrio ketika sedang
deferensiasi fenotif, mulai usia 6 bulan sampai pubertas kadarnya < 50 ng/ Dl
FAAL DAN FARMAKODINAMIK
Fungsi antrogen tergantung periode kehidupan laki-laki. Pada masa
embrional (12-18 minggu) fungsinya ialah pembentukan penotif laki laki pada
masa noenatus di duga fungsinya ialah organisasi dan penandaan susunan saraf
pusat dalam hal tingkah laku dan fungsi seksual laki laki pada pubertas
fungsinya adalah menggubah laki-laki menjadi dewasa baik dalam pertumbuhan
dan perkembangan tulang dan rangka.
MEKANISME KERJA
Testosteron bebas dari plasm ayang masuk ke sel target dengan cara difusi,
tergantung jaringan dan fungsi sel yang di masukan testosteron yang dapat di
masiukan langsung sebagai endrogen melalui ikatan dengan reseptor

androgenatau berubah dahulu menjadi DHT kemudian akan berikatan dengan


reseptor androgen yang sama dengan anfinitas yang lebih tinggi.

FARMAKOKINETIK
Testosteron dalam pelarutan minyak yang di suntikan diabsorsi lebih cepat
sehingga efeknya lemah, testosteron dalam bentuk ester kurang polar di
bandingkam betuk bebasnya sehingga dalam larutan miyak suntikan
intramuskular akan di absorsi lebih lambat dan masa kerjanya akanlebih
panjang.
SEDIAAN DAN INDIKASI
Sediaan androgen yang di gunakan dalam klinik untuk efek androgen dapat
di lihat di tabel sedangkan pada tabel 30-2 dapat diliat sedianya untuk efek
anaboliknya dan di sebut anaroid anabolik, efek anabolik dari efek androgen
ternyata tidak berhasil pada manusia efek samping androgen ternyata tetap
meyertai efek anabolik yang di tuju
TERAPISUBTITUSI dosis yang di perlukan paling sedikit setara 10 mg
testosteron ini bisa didapat misalnya pemberian testosteron propionat 25 mg
tiga kali seminggu bentuk ester kerja panjang spionat atau anatat dapat
diberikan tiap 2-3 minggu sebesar 200mg
EDEMA ANGIONNEUROTIK HEREDITER steroid 17 allkil efektif untuk
penggobatan edema , aktivitas hal ini sama dengan untuk perempuan dan laki
laki steroid 17 alkil meningkatkan kadar plasma glikoprotein yang di sentesi di
hepar termasuk beberapa faktor pembekuan dan inhibitor implemen
EFEK SAMPING steroid 17 alkil terhadap fungsi hepar steroid bersifat androgen
lemah misalnya danazol tidak kalah kuatnya di bamdimh androgen
OSTEOPOROSIS androgen haya bermangfaat untuk osteoporosis yang di
sebabkan oleh defisiensi androgen kegunaan pada osteoporosis jenis lain belum
tebukti pada perempuan kegunaan di kalahkan oleh estrogen sebab androgen
terbukti tidak bermangfaat dari pada entrogen sedangkan efek masulinisasi
menggangu
INFERTILITAS pada infertilitas akibat hipogonadisme sekunder di perlukan
gonadotropin untuk merangsang dan mempertahankan spermatogenesis
testosteron di gunaskan untuk terapi infertilitas yang di sebabkan oleh
oligossperma idiopatik sediaan depot (testosteron enantat atau sipionat 200 mg)
di suntikan IM sekali seminggu selama 12-20 minggu. Keberhasilan bervariasi
tetapi tidak melebihi 40% beberama kelemahan terapi ini ialah : (1) masa terapi
panjang dan hasilnya baru terlihat 3-4 bulan setelah yterapi di hentikan; (2)
perbaikan produksi sperma hanya bertahan selama 2-3 bulan; dan (3) ada
kemungkinan terjadi depresi spermatogenesis yang menetap
KELAINAN GINEKOLOGIS androgen dahulu di gunakan untuk kelainan ginekologis
misalnya pendarahan uterus, dismenore dan menopause, tetapi saat ini pilihan
jatuh pada estrogen dan atau progestin androgen tidak di anjurkan untuk
menghentikan pendarahan uterus yang di sebabkan oleh pemberian estrogen.

EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT


MASKULINISASI pada perempuan semua sediaan androgen berefek
maskulinisasi gejala dini ialah pertumbuhan kumis ,akne,merendahnya nada
suara gangguan menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin
terhambat.gejala-gejala ini dapat hilang bila penggunaan androgen segera
dihentikan.
FEMINISASI efek samping ginekomastia cenderung terjadi pada laki- laki
,terutama yang ada gangguan hepar hal ini mungkin berhubungan dengan
aromatisasi androgen menjadi estrogen ,sebab pemberian esters testosteren
meningkatkan kadar estrogen plasma pada lakilaki diketahui bahwa enzim
aromatisasi efek samping ini tidak terjadi pada penggunaan steroid yang di
reduksi pada posisi 5 misalnya oksandrolon
PENGHAMBATAN SPERMATOGENESIS androgen di perlukan untuk
spermatogenesis, tetapi penggunaan androgen dosis rendah jangka panjang
justru dapat menghambat spermatogenesis androgen dosis tersebut cukup untuk
menghambat sekresi LH,FSH dan testosteron endogen sehingga kadar
testosrteron di dalam testis tidak cukup untuk berlangsungnya spermatogenesis
normal hal ini terjadi karena aromatisasi testosteron menjadi estrogen,
penghambat kuat sekresi gonatropin androgen dosis tinggi juga menghambat
sekresi testosteron endogen tetapi kadar plasma yang di capai jauh di atas
normal ( dengan segala konsekuensi efek samping), jadi kadar testosteron dalam
testis cukup untuk spermatogenesis.
HIPERPLASIA PROSTAT pada lakii-laki usia lanjut androgen dapat merangsang
pembesaran prostat karena hiper plasia ; hal ini meyebabkan obstruksi. Juga
kemungkinan munculnya kanker prostat yang mungkin yang tadinya tida
terdeteksi karena itu perlu perhatian khusus bila di gunakan pada laki-laki usia
lanjut.
GANGGUAN PERTUMBUHAN hati hati memberikan androgen pada anak
prapubertas, sebab dapat terjadi pubertas prekoks . jangan memberikan
anabolik steroid untuk merangsang pertuumbuhan anak yang meskipun
berbadan kecil tetapi normal dan sehat. Pemberian untuk gangguan
pertumbuhan tertentu harus di lakukan ioleh hormon anak karena biasanya
bukan hanya nadrogen yang di perlukan androgen mempercepat penutupan
epifisis sehingga mungkin anak tiodak akan mencapai tinggi badan yang
seharusnya beratnya efeksamping ini tergantung dari usia tulang, obat uang di
pakai, dosis dan lama terapi. Efek samping ini dapat bertahan kurang lebih 6
bulan meskipun pemberian androgen telah di hentikan. Pada laki-laki dengan
hopogonadisme, terapi androgen pada walnya dapat menimbulkan priappusmus,
efeksamping ini akan hilang walaupun terapi di teruskan.
EDEMA pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya tidak
sampai menimbulkan edema. Pemberian androgen dodis besar misalnya pada
penggobatan neoplasma menimbulkan edema yang di sebabkan oleh retensi Air
dan elktrolit. Hal ini harus di pertimbangkan sewaktu memberikan androgen
pada pasien gaqgal jatung, penyakit ginjal, sirosis hepatis dan hipoprotenemia.
IKTERUS metil testosteron merupakan androgen yang pertama di ketahuai dapat
menimbulkan hepatitis kolestatik. Ikterus jarang terjadi dan reversibel bila obat
dihentikan .bila timbul ikterus hal itu disebabkan stasis empedu dalam kapiler

bilier tanpa kerusakan sel .kemudian oleh 17-alkil steroid. Testosteron dan ester
testosteron tidak menimbulkan efek samping ini, karena itu ester testosteron
lebih sering digunakan dalam klinik. Efek samping ikterus berhubungan dengan
dosis dan muncul 2-5 bulan setelah muali teraphy.karena itu steroid 17-alkil
dipakai hanya untuk jangka pendek 3-4 minggu,disusul masa istirahat yang
sama lamanya.
HIPERKALSEMIA Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan pasien
karsinoma payudara yang diobati dengan androgen .pada keadaan ini terapi
androgen harus dihentikan dan diberi cairan yang cukup ( hidrasi ) serta diberi
pengobatan terhadap hiperkalsemia.
INTERAKSI OBAT 17-alkil androgen meningkatkan efek anti koagulan oral
(kumarin dan indandion) sehingga perlu penurunan dosis antikoagulan untuk
mencegah terjadinya pendarahan .metandrostenolon menurunkan metabolisme
oksifenbutason sehingga efeknya menjadi lebih panjang ,lebih kuat, dan sulit
diduga.karena itu dianjurkan untuk tidak memakai kedua obat ini bersamaan
.metandrostenolon juga meningkatkan efektivitas dan efek toksi
kortikosteroid.anabolik steroid dapat menurunkan kadar gula darah pasien
diabetes melitus, sehingga kebutuhan akan obat antidiabetik menurun .lagi pula
anabolik steroid menghambat metabolisme antidiabetik oral. Androgen
menurunkan tiroksin binding globulin (TBG) plasma, sedangkan tiroid hormon
bebas (T3 & T4) tetap normal .
ANTIANDROGEN Antriandogen ialah zat yang menghambat sintesis ,sekresi
atau kerja androgen.tujuan peneliyian tentang obat yang bersifat antiandrogen
pertama-tama untuk pengobatan karsinoma prostat atau keadaan lain yang
berhubungan dengan kadar testosteren yang berlebihan baik pada laki-laki
maupun perempuan dan anak-anak.Estrogen merupakan antiandrogen
alami.efek estrogen pada jaringan target berlawanan dengan efek androgen
.selain itu estrogen juga merupakan penghambat sekresi testosteren
.Progesteron merupakan antiandrogen lemah beberapa derivat progesteron
dengan gugus 1,2-metilene misalnya siproteron asetan yang merupakan
antiandrogen yang paling kuat .siproteron asetat juga memiliki sifat
progestogenik dan menghambat sekresi gonadotropin.obat ini merupakan
penghambatkompetitif androgen di samping menghambat produksi
testosteron .pemberian 200 mg siproteron asetat selama 10-14 hari pada lakilaki menurunkan libido yang berlebihan.efeknya terhadap libido ini
menyebabkan siproteron asetat tidak mungkin digunakan sebagai kontrasepsi
laki-laki .selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas siproteron
sebagai kontresepsi laki-laki tidak konsisten .efek lain yang mengganggu ialah
ginekomastia . siproteron efektif untuk terapi pubertas prekoks ,tetapi ternyata
efek samping sampingnya berat yaitu menghambat efek anabolik androgen dan
pertumbuhan anak .siproteron juga efektif untuk hirsutisme berat
dikombinasikan dengan estrogen.flutamid ialah suatu abtiandrogen yang bukan
steroid sehingga tidak memperlihatkan aktivitas hormon.kerjanya mungkin
melalui perubahan invivo menjadi 2-hiroksiflutamid dan mengakibatkan regresi
organ-organ yang dipengaruhi testosteron misalnya fosfat dan vesikula
seminalis.karena mekanisme umpan balik testoteron plasma ,kenaikan
testosteron plasma ini dapat menjadi pembatas efek flutamid paling bermanfaat
untuk menghambat androgen andrenal pasien yang dapat.

BAB I PENDAHULUAN
C.

Latar Belakang

Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar,
hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan
ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di leher, dan kelenjar
pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna memberikan
efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas &
Kekurangan estrogen setelah masa menopouse
Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan.
Sekarang dibuat secara sintetis.

Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis sangat tertarik
untuk membahas makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.

D.

Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi

Begitu banyak jenis dan fungsi Obat Endokrin sehingga perlu untuk
dipaparkan

Sebagai bahan pembelajaran

Daftar Pustaka

Katzung, Bertam G.2001.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika : Jakarta


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.Farmakologi dan Terapi.Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.

MAKALAH
BIOKIMIA I
HORMON
Dosen: Prof. Dr. H. Ciptadi, M.Si

Di susun oleh :
-

IRMA AYU VIRTAYANTI ACC III 0063

KARTI ENDAH UTAMI

NELA LESTARI

NURFIKA

SISKA RUSMAWATI

ACC III 0002


ACC III 0020
ACC III 0034
ACC III 0032

SERIYANTO

ACC III 0062

TARISNA

ACC III 0004

MUKTI NIRMALA SARI

WITA HIDAYAH

DAHLIANI

EVA JULIATI NINGSIH

FATLIA MEILINA

ACC III 0015


ACC III 0038
ACC III 0064
ACC III 0041
ACC III 0048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2013

KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
berkat rahmat-Nya lah dan Hidayah-Nya jualah penulisan laporanini dapat
terselesaikan.Makalah ini disusun untuk dijadikan referensi yang lengkap dan
menyeluruh tentang Hormon.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistematika untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Biokimia I dan penyusunannya dilakukan secara kelompok.
Substansi yang terdapat dalam laporan berasal dari beberapa referensi buku,
gagasan-gagasan dan literatur-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber
lain yang berasal dari media elektronik melalui pengambilan bahan dari internet.
Sistematika penyusunan laporan ini terbentuk melalui kerangka yang
berdasarkan acuan atau bersumber baik dari buku, gagasan, maupun literaturliteratur lainnya.
Makalah yang berjudul Hormon ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa, dosen, atau masyarakat umum dan juga sebagai
bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai
kesamaan. Tentunya dari isi maupun konstruksi yang ada dalam makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Biokimia I banyak terdapat
kekurangan.Oleh karena itu penulis berharap diberikan kritikan yang
membangun kepada para pembaca.

P
alangka Raya,

April 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN..................................................................................................
..... 1
A.

LATAR BELAKANG........................................................................................... 1

B.
TUJUAN
PENULISAN ....................................................................................... 2
C.
RUMUSAN
MASALAH...................................................................................... 2
D.

MANFAAT PENULISAN.................................................................................... 2

E.
BATASAN
MASALAH........................................................................................ 3
F.
METODE...........................................................................................................
.... 3
II.
PEMBAHASAN...................................................................................................
.......4
A.

PENGERTIAN HORMON................................................................................... 4

B.

KLASIFIKASI HORMON................................................................................... 4

C.

FUNGSI DAN PERAN HORMON..................................................................... 5

D.

MEKANISME KERJA HORMON...................................................................... 7

E.

SIFAT-SIFAT HORMON..................................................................................... 8

F.

PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN HORMON............................................... 8

G.

JENIS-JENIS HORMON DAN FUNGSINYA................................................. 10

III.
PENUTUP..........................................................................................................
........25

A. KESIMPULAN....................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar selagar


dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksternaldan internal yang selalu berubah.Sistem Endokrin dan susunan saraf
merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai
jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang sebagai pembawa pesan
melalui sistem stuktural yang tetap.

Sistem Endokrim dimana berbagai macam Hormon di sekresikan oleh kelenjar


spesifik, di angkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau
organ targetnya (definisiklasik dari hormon). Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sel untuk mencari seltarget. Ketika hormon menemukan sel
target, hormon akan mengikat protein reseptortertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal.Reseptor protein akan menerima sinyal
tersebut dan bereaksi baik denganmempengaruhi ekspresi genetik sel atau
mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan
atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis(kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturanmetabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, danperawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause) .Pada banyak kasus, satu
hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga
mengatursiklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.

Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari
tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.
Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon dan
aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena
beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena perubahan
dalam kerja hormon dapat menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga
merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang kegunaannya dapat dilihat secara
langsung.

Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan.
Selain mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi
yang lain yaitu mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung,
tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzimenzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.

B.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1.

Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang pengertian hormon,

2.

Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang klasifikasi hormon,

3.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang fungsi dan peran
hormon,
4.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang mekanisme kerja
hormon,
5.

Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang sifat hormon, dan

6.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang penyakit akibat
gangguan hormon.
7.

Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang jenis-jenis hormon.

C.

RUMUSAN MASALAH

1.

Apa yang dimaksud dengan hormon?

2.

Bagaimana klasifikasi hormon?

3.

Apa saja fungsi dan peran hormon?

4.

Bagaimana mekanisme kerja hormon?

5.

Bagaimana sifat-sifathormon?

6.

Apa saja penyakit yang disebabkan gangguan hormon?

7.

Apa saja jenis-jenis hormon?

D.

MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1.

Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah biokimia,

2.

Sebagai tambahan bahan acuan materi tentang hormon.

E.

BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam makalah ini adalah makalah ini hanay membahas
tentang hormon.
F.

METODE

Makalah ini di susun dengan menggunakan metode studi pustaka dan juga
pencarian data menggunakan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN HORMON

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target , maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang.Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman yang menggerakan) adalah pembawa
pesan kimiawi antarsel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular ,
termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan
sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau
aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
( bagian dari otak ) . hipotalanus mengiontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelnjar pituitari , yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk meneksreksikan
hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

B.

KLASIFIKASI HORMON

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi


kimia, sifat kelarutan , lokasi resptor dan sifat sinayl yang mengantarai kerja
hormon di dalam sel :
v Kalsifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
a.
Golongan steroid yang termasuk golongan ini adalah turunan dari kolestrol
yaitu androgen , esterogen dan adrenokortikoid.
b.

Golongan Eikosanoid yaitu asam arachidonat

c.
Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil , yang termasuk
golongan ini adalah Thyroid , katekolamin , epinefrin dan trioksin.
d.
Golongan polipeptida / protein antara lain insulin , glukagon , GH, TSH ,
oksitosinvasoperin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa dan lain-lain.
v Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :

a.
Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya hormon
golongan asteroid ( estrogen, progesteron, testoreon,glukokortikoid,aldostreon)
dan tironin (misalnya trioksin).
b.
Hidrofilik yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalam air , contohnya
insulin , glukagon, hormon adrenokortikropik (ACTH) gastrin dan katekolamin
(misalanya dopamin , norepinefrin , epinefrin).
v Berdasarkan lokasi reseptor hormon
a.
b.

Hormon yang berkaitan dengan hormon dengan reseptor intraseluler


Hormon yang berkaitan dengan reseptor permukaan sel (plasmamembran)

v Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel


Yaitu kelompok hormon yang mengginakan kelompok second mesengger
senyawa seperti CAMP, CGMP, Ca2+, fosfoinistol , lintasan kinase sebagai
mediator itraseluler
v Berdasarkan pola siklus sekresi hormon , maka dibedakan atas :
a.
Sekresi diumal dalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam
contohnya kortisol, dimana kadar kortisol mengikat pada pagi hari dan turun
pada malam hari.
b.
Pola sekresi hormonal pilsatif dan siklik naik turun sepaanjang waktu
tertentu , seperti bulanan , contohnya estrogen dimana merupakan non siklik
dengan puncak dan lembahnya meneybabakan siklus mensturasi.
c.
Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtart lainnya , contohnya hormon paratroid diman proses sekresinya
tergantung respons terhadap kadar kalsium serum.

C.

FUNGSI DAN PERAN HORMON

Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal
dan meningkatkan tekanan darah.

Oksitosin : merasang kontaraksi uterus , pengeluaran air susu

Growth hormone (GH) : merangsang pertumbuhan tulang dan otot,


meningkatakan sintesis protein, mobilisasi lemak , menurunkan metabolosme
karbohidrat .

Prolaktin : meningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan


produksi air susu setelah kelahiran.

Tirod stimulating hormone (TSH) : merangasang produksi dan sekresi


hormone tiroid.

Adenocortcotropic hormone (ACTH) : mernagsang sekresi dan produksi


hormone seteroid dan korteks adrenal


Luteinizing hormone (LH) : merangasang pertumbuhan korfus luteum ,
ovulasi, produksi esteropgen dan progeteron (pada wanita ) merangsang sekresi
testosterone , perkembangan jaringan interstisial (pada pria)

Folicel stimulating hormone : merangsang pertumbuhan folikel telur dan


ovulasi ( pada wanita ) merangsang produksi sperma ( pada pria)

Melanosit stimulating hormone : bersanma dengan ACTH terlibat dalam


pembentukan kulit.

Tiroksin (T4) dan triidotironin (T3) : menibgkatakan laju metabolisme ,


sensitifitas kardio vaskuler terhadap aktifasi saraf simpatik , mempengaruhi
kematangan homeostasis otot skelet.

Kalsitonin : menurunkan konsentarasi Ca dan Fosfat

Hormoon paratiroid : meningkatakan konsentarasi Ca dalam darah ,


menurunkan kadar fosfat darah , bekerja memepengaruhi tulang , usus, ginjal,
dan sel-sel lainnya .

Adrenalin / epinefrin : meningkatakan kecepatan denyut jantung , dan


tekanan darah , mengatur diameter arterio , merangsang kontaraksi otot polos ,
meningkatkan konsentarasi gula darah .

Noradrenalin / noripenefrin : menyebabkan kostriksi arteriol dan


meningkatakan laju metabolism .

Glukokortikoid (kortison dan kortikosteron) : mempengaruhi prose


metabolisme , mengatur konsentarasi gula darah , anti inplamasi ,
memepengaruhi prose pertumbuhan , menurunkan pengaruh sters dan sekresi
ACTH

Insulin : menurunkan gula darah , meningkatakan simpanan glikogen ,


mempengaruhi otot, hati dan jaringan adipose.

Glucagon : menigkatakan kadar gula darah

Esterogen : mempengaruhi perkembangan organ seks dan cirri-ciri kelamin


wanita, mernagsang perekembangan polikel telur, mempengaruhi siklus
mensturasi , merangasang peneaalan dinding ueterus dan memelihara
kehamilan.

Progesterone : mempengaruhi siklus mensturasi , merangasang peneaalan


dinding ueterus dan memelihara kehamilan.

Human chorionic gonadotripin (HCG) : memelihara kehamilan

Tetosteron : mempengaruhi perekembangan oragan seks dari cirri kelamin


pria serta pembentukanm sperma.

D.

MEKANISME KERJA HORMON

1) Mekanisme karja hormone melalui second messenger camp


u Hormone berikatan pada reseptornya yang kemudian berkaitan pada sebuah
protein G.

u Protein G kemudian teraktivasi ketika berkaitan dengan GTP menggantikan


GDP.
u Protein G yang teraktivasi mengaktifkan enzim efektor berupa adenilat siklase
u Adenilat siklase menghasilkan camp (second messenger) dari ATP.
u Camp mengaktivkan protein kinase, yang kemudian menyebabkan efek seluler.
2) Mekanisme kaerja hormone melalui PIP-calsium.
u Hormone berkaitan dengan reseptor dan mengaktifkan protein G.
u Protein G berkaitan dan mengaktifkan enzim fosfolipase.
u Fosfolipase tersebut memecah fosfolipid PP2 menjadi diacylglycerol (DAG) dan
Inositol trifosfat (IP) dan keduanya bekerja sebagai second messengers.
u DAG mengaktifkan protein kinase, IP3 memacu pelepasan simpanan Ca2+.
u Ion Ca2+ sebagai third messenger merubah respon seluler.

3) Mekanisme kerja hormone reproduksi


u Hormone steroid dan hormone tiroid berdifusi secara mudah kedalam sel
targetnya.
u Ketika berada di dalam, hormon berkaitan dan mengaktivasi reseptor
intraseluler.
u Komplek hormonreseptor berpindah ke dalam inti dan berkaitan pada protein
reseptor di dalam DNA.
u Interaksi tersebut menyebabkan terjadi transkripsi DNA membentuk mRNA.
u mRNA diterjemahkan ke dalam protein, yang membawa efek seluler untuk
menjawab isi pesan yang dibawa oleh hormone.

E.

SIFAT-SIFAT HORMON

Sifat hormon :

Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin

Disekresikan langsung ke dalam aliran darah

Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai
proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan;
mempertahankan homeostatis; pengadaan; penggunaan dan penyimpanan
energi)

Kadarnya dalam sirkulais darah dapat menggambarkan aktivitas dari sel


kelenjar endokrin

Memiliki organ atau jaringan target tertentu

Berbentuk amine, polipeptida, protein, steroid.

F.

PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN HORMON

Penyakit Addison
Penyakit Addison terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid.Hal ini
dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sesab
autoimun.
Gejala-gejalanya berupa :

Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+dan


volume air dari cairan tubuh

Lesu mental dan fisik

Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga


penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil
saja misalnya flu atau kelaparan.

Syndrome Cushing
Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis.Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat-obatan kortikosteroid yang berlebihan.
Gejala-gejala yang terjadi adalah sebagai berikut :

Otot-otot mengecil dan menajdi lemah karena katabolisme protein.

Osteoporosis

Luka yang sulit sembuh

Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
nonadrenalin dengan akibat sebagai berikut :

Basa metabolism meningkat

Glukosa darah meningkat

Jantung berdebar

Tekanan darah tinggi

Berkurangnya fungsi saluran perncernaan

Keringat pada telapak tangan

Hipertiroidea

Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejalagejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan
besar, dan jantung berdebar.Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit
Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody terhadap reseptor
TSH pada sel-sel tiroid, mengaktifkan reseptor-reseptor.

Hiperpituitarisme
Hiperpituitarisme merupakan sesuatu suatu sekresi yang berlebihan hormone
hipifisis anterior yang terjadi akibat adanya tumor.

Hipopituitarisme
Hipopituitarisme merupakan fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama
pada bagian interior.

Tiroiditis
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi
viral seperti HFV dan virus beguk pada tiroiditis dubakut.

Tumor tiroid
Tumor tiroid adalah neuplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap
disertai dengan metastasis pada organ yang jauh dari lokasi primer.

Hiperparatiroid
Penurunan produksi hormone oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar
kalsium dalam darah rendah.

Pangkreatitis
Pangkreatitis adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan
enzim percernaan dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan
mensekresi insulin dan glucagon.

G.

JENIS-JENIS HORMON DAN FUNGSINYA

Secara umum, hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan


proses-prosesfisiologis dalam tubuh kita.Setidaknya ada 3 fungsi utama dari
sistem hormon, yaitu:

1.

Mempertahankan keseimbangan tubuh

2. Merespons stress pada tubuh secara tepat


3.

Mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh

Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan
beragam fungsi serta peranan masing-masing. Berbagai macam hormon pada
manusia beserta fungsinya antara lain sebagai berikut:

1. Kortikotropin Hipotalamus-Releasing Hormone (CRH)


Kortikotropin adalah hormon stimulator hormon dari golongan kortikosteroid,
dengan panjang 39 AA dan waktu paruh sekitar 10 menit.Hormon ini
merangsang kelenjar hipofisis dan mengeluarkan hormon adrenokortikotropik
(ACTH).
ACTH disintesis dari irisan pre-pro-opiomelanokortin,
sebuah polipeptida yang terdiri dari 267 asam amino. Fragmen irisan yang
terjadi antara lain ACTH, ACTH, -lipotropin, -lipotropin, MSH, endorfin dan peptida opioid. POMC, ACTH dan -lipotropin disekresi
oleh kortikotrop yang terletak pada adenohipofisis dari kelenjar hipofisis setelah
distimulasi oleh CRH yang disekresi oleh hipotalamus.
Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis dan sekresi glukokoetikoid
dan androgen pada korteks adrenal melalui pencerap ganda protein-G yang
bergantung pada mekanisme cAMP. Sebelum berlangsungnya sintesis steroid,
ACTH akan meningkatkan konsentrasi kolesterol esterase dan mendifusi
kolesterol melalui membran mitokondria dan meningkatkan sintesis pregnenolon.
2. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), berfungsi untuk merangsang
kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan follicle-stimulating
hormone (FSH). GnRH disintesis dan dilepaskan dari neuron dalam hipotalamus.
GnRH dianggap neurohormon, suatu hormon yang diproduksi di tertentu sel
saraf dan dirilis di perusahaan terminal saraf. Sebuah wilayah kunci untuk
produksi GnRH adalah daerah preoptik dari hipotalamus, yang berisi sebagian
besar mensekresi GnRH-neuron. Neuron GnRH berasal hidung dan bermigrasi ke
otak, di mana mereka tersebar di seluruh septum medial dan hipotalamus dan
dihubungkan dengan sangat panjang >1-milimeter-panjang dendrit. Bundel ini
bersama-sama sehingga mereka menerima bersama sinaptik input, proses yang
memungkinkan mereka untuk menyinkronkan pelepasan GnRH mereka.
GnRH disekresi dalam hypophysial aliran darah portal yang di eminensia
median. Para darah portal membawa GnRH ke kelenjar pituitari,yang berisi
gonadotropin sel, di mana GnRH mengaktifkan sendiri reseptor , reseptor
gonadotropin-releasing hormone (GnRHR), tujuh-transmembran G-proteincoupled yang merangsang reseptor beta isoform phosphoinositide fosfolipase C,
yang melanjutkan dengan memobilisasi kalsium dan protein kinase C. Hal ini
menyebabkan aktivasi protein yang terlibat dalam sintesis dan sekresi
gonadotropin LH dan FSH. GnRH terdegradasi oleh proteolisis dalam beberapa
menit.

Ada perbedaan dalam sekresi GnRH antara wanita dan pria. Pada laki-laki,
GnRH disekresi dalam pulsa pada frekuensi konstan.Akan tetapi, pada wanita,
frekuensi pulsa bervariasi selama siklus menstruasi, dan ada gelombang besar
GnRH sesaat sebelum ovulasi.
Aktivitas GnRH sangat rendah selama masa kanak-kanak, dan diaktifkan
pada pubertas. Selama tahun-tahun reproduksi, kegiatan pulsa sangat penting
untuk fungsi reproduksi sukses sebagai dikendalikan oleh loop umpan
balik. Namun, setelah kehamilan didirikan, aktivitas GnRH tidak
diperlukan. Kegiatan berdenyut dapat terganggu oleh hipotalamus-hipofisis
penyakit, baik disfungsi (yaitu, penekanan hipotalamus) atau lesi organik
(trauma, tumor). Peningkatan prolaktin tingkat menurunkan aktivitas
GnRH. Sebaliknya, hiperinsulinemia meningkatkan aktivitas pulsa mengarah ke
LH teratur dan aktivitas FSH, seperti yang terlihat dalam sindrom
ovarium polikistik (PCOS).Pembentukan GnRH kongenital tidak ada
dalam sindrom Kallmann.
Neuron GnRH diatur oleh banyak neuron aferen yang berbeda,
menggunakan pemancar yang berbeda
(termasuk norepinefrin, GABA,glutamat). Sebagai contoh, dopamin muncul untuk
merangsang pelepasan LH (melalui GnRH) estrogen-progesteron-prima betina;
dopamin dapat menghambat pelepasan LH pada wanita
diovariektomi.Kisspeptin tampaknya menjadi regulator penting dari pelepasan
GnRH.Pelepasan GnRH dapat juga diatur oleh estrogen. Telah dilaporkan bahwa
ada kisspeptin menghasilkan neuron yang juga mengekspresikanreseptor
estrogen alpha.
GnRH ditemukan di organ luar hipotalamus dan pituitari, dan perannya
dalam proses kehidupan lainnya adalah kurang dipahami. Sebagai contoh, ada
kemungkinan menjadi peran GnRH1 dalam plasenta dan dalam gonad . Reseptor
GnRH dan GnRH juga ditemukan dalam kanker ovarium, payudara, prostat, dan
endometrium.
3. Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH)
Thyrotropin-releasing hormone (TRH) berfungsi untuk merangsang pituitary
untuk rilis thyroid-stimulating hormone (TSH). Thyrotropin-releasing hormone
(TRH), juga disebut thyrotropin-releasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin,
adalah tropik tripeptide hormon yang merangsang pelepasan thyroid-stimulating
hormone dan prolaktin oleh hipofisis anerior. TRH telah digunakan secara klinis
untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan kesadaran pada
manusia.
TRH diproduksi oleh hipotalamus dalam neuron medial nukleus
paraventrikular. Pada awalnya, itu adalah disintesis sebagai prekursor asam
amino polipeptida-242 yang berisi 6 salinan urutan-Glu--Nya Pro-Gly-, diapit
dengan di-dasar peptida yang kemudian diproses melalui proteolisis untuk
memberikan molekul TRH matang.
Ia berjalan melintasi median eminensia ke kelenjar hipofisis anterior
melalui sistem portal hypophyseal mana merangsang pelepasan thyroidstimulating hormone dari sel yang disebutthyrotropes dan kelebihan kadar
menghambat dopamin, yang merangsang pelepasanprolaktin, yang pada

gilirannya menurunkan GnRH. TRH juga dapat dideteksi di daerah lain dari tubuh
termasuk sistem pencernaan dan pulau pankreas, serta otak.
4. Pertumbuhan Hormon-Releasing Hormone (PHRH)
Pertumbuhan hormon-releasing hormone berfungsi untuk merangsang
pelepasan hormon pertumbuhan (GH) dari (peningkatan GHRH) hipofisis.Hormon
pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida berbasis protein.Ini merangsang
pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang
disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior.
Somatotropin mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara alami
dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang
diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan, dan disingkat "HGH" pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan dalam obat untuk mengobati gangguan
pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.Dalam beberapa
tahun terakhir, terapi pengganti hormon pertumbuhan telah menjadi populer
dalam pertempuran melawan penuaan dan obesitas.
Efek dilaporkan pada pasien yang kekurangan GH (tapi tidak pada orang
sehat) termasuk lemak tubuh menurun, massa otot meningkat, kepadatan tulang
meningkat, tingkat energi meningkat, warna kulit dan tekstur ditingkatkan,
meningkatkan fungsi seksual, dan fungsi sistem kekebalan tubuh membaik. Pada
saat ini, hGH masih dianggap hormon yang sangat kompleks, dan banyak
fungsinya masih belum diketahui.
Dalam perannya sebagai agen anabolik, HGH telah digunakan oleh pesaing
dalam olahraga sejak 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA. Analisis
urin tradisional tidak bisa mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu
tidak dapat diterapkan sampai awal 2000-an ketika darah tes yang dapat
membedakan antara HGH alami dan buatan yang mulai dikembangkan.
Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena terutama
ditargetkan HGH.sementara baru-baru ini sebuah varian tambahan ~ 23-24 kDa
juga telah dilaporkan di negara-negara pasca-latihan pada proporsi yang lebih
tinggi. Varian ini belum teridentifikasi, tetapi telah disarankan untuk bertepatan
dengan varian kDa 22 dari 23 kDa glycosilated diidentifikasi dalam kelenjar
hipofisis.Selain itu, varian ini beredar sebagian terikat dengan protein
(pertumbuhan hormon-binding protein, GHBP), yang merupakan bagian dipotong
dari reseptor hormon pertumbuhan, dan subunit asam-labil (ALS).
5. Hormon Somatostatin
Hormon somatostatin berfungsi untuk menghambat pelepasan GH dari
hipofisis. Somatostatin adalah hormon peptida yang mengendalikan sistem
endokrin dan berpengaruh terhadap transmisi sinyal saraf dan perkembangan
sel tubuh.GHIH mempunyai dua bentuk dari irisan sebuah preproprotein, satu
dengan 14 asam amino dan 28 asam amino.
GHIH disekresi oleh beberapa organ antara lain lambung, usus, sel delta
pankreas, dan neuron dari nukleus perventrikular dari hipotalamus dan kelenjar.
GHIH adalah sebuah hormon inhibitor yang antagonis terhadap GHRH dalam

proses sekresi GH. Hormon lain dengan sekresi terhambat oleh karena GHIH
antara lain:
a.

Enteroglukagon

b. Gastrin
c.

Glukagon

d.

Insulin, hanya pada saat sel delta pada pankreas mensekresi GHIH

e.

Kolesistokinin (CCK)

f.

Motilin

g.

Vasoactive intestinal peptide (VIP)

h. Hormon dari kelompok sekretin, termasuk GIP


i.

TSH

6. Hormon Dopamin
Hormon dopamin berfungsi untuk menghambat pelepasan prolaktin dari
hipofisis. Dopamin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Dopamin yang berlebihan dapat menyebabkan skizofrenia dan bila kekurangan
dapat menyebabkan penyakit parkinson.
Dopamin diproduksi di beberapa daerah otak, termasuk substantia
nigra dan daerah tegmental ventral. Dopamin juga neurohormon dikeluarkan
oleh hipotalamus. Fungsi utamanya sebagai hormon adalah untuk menghambat
pelepasan prolaktin dari lobus anterior hipofisis.
Dopamin tersedia sebagai intravena obat yang bekerja pada simpatik sistem
saraf , menghasilkan efek seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah. Namun, karena dopamin tidak bisa melintasi penghalang darah-otak,
dopamin diberikan sebagai obat tidak secara langsung mempengaruhi sistem
saraf pusat. Untuk meningkatkan jumlah dopamin dalam otak pasien dengan
penyakit seperti penyakit Parkinson dan dopa-responsif distonia ,Ldopa (pendahulu dari dopamin) sering diberikan karena melintasi penghalang
darah-otak yang relatif mudah.
Rasa bahagia dan nyaman dipengaruhi oleh aktivitas hormon serotinin dan
dopamin.Kedua hormon ini berada di otak dan berproduksi secara
alami.Dopamin, misalnya, jumlahnya meningkat seiring seseorang tidur nyenyak,
berolahraga, atau pun sedang melakukan seks.Maka, tidak heran jika seseorang
melakukan kegiatan tersebut seringkali mendapatkan rasa tenang dan
nyaman.Produksi serotinin maupun dopamin bisa didongkrak pula dengan
mengonsumsi makanan tertentu.Dan, terapi kebahagiaan dengan makanan bisa
dilakukan dengan mudah.Untuk meningkatkan hormon dopamin, Anda bisa
mengonsumsi seafood (terutama ikan laut) atau kenari dalam menu makan.Atau,
bisa juga mengonsumsi coklat yang mengandung phenylethylamine.Zat ini
merangsang pembentukan dopamin.Sedangkan, untuk menghasilkan hormon
serotinin, Anda memerlukan asupan triptofan minimal 250 miligram. Seperti
dikutip Deutsche Welle, bersama enzim sel syaraf, triptofan akan menghasilkan

serotinin yang membuat diri Anda bahagia. Makanan yang bisa Anda konsumsi
seperti coklat, sereal dengan yoghurt, atau seafood.
Pisang juga sangat baik untuk peningkatan serotinin. Karena, buah ini
mempunyai kadar triptofan yang tinggi. Selain bermanfaat dalam produksi
serotinin, triptofan juga meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan dan
menekan nafsu makan.Cocok juga buat Anda yang lagi diet.
7. ACTH
ACTH berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon dari korteks
adrenal. Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memeliharab
pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk
mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.Hormon ACTH dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis anterior.Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis
dan sekresi glukokortikoid dan androgen pada korteks adrenal melalui pencerap
ganda protein-G yang bergantung pada mekanisme cAMP. Sebelum
berlangsungnya sintesis steroid, ACTH akan meningkatkan konsentrasi kolesterol
esterase dan mendifusikan kolesterol melalui membran mitokondria dan
meningkatkan sintesis pregnen. Tahapan dari mekanisme kerja ACTH adalah:
1.
ACTH adalah produk dari proses pasca translasi prekursor polipeptida ProOpiomelanokortin, Organ target ACTH adalah korteks adrenal tempat
kortikotropin terikat.
2.
Setelah di korteks adrenal, ACTH akan memacu perubahan Kolesterol
menjadi pregnolon.
3.
Kemudian dari pregnolon dihasilkanlah adrenokortikosteroid dan androgen
adrenal.
4.
Dimana fungsi kortisol adalah kerja antiinflamasi, meningkatkan
glukoneogenesis, meningkatkan penghancuran protein, Mobilitas lemak,
Mobilitas protein, Stabilisasi lisosom.
Adrenocorticotropic hormon (ACTH atau corticotropin) adalah polypeptide tropika
dan secreted hormon yang dihasilkan oleh kelenjar di bawah otak depan. Itu
adalah komponen penting dari hypothalamic-kelenjar di bawah otak-adrenal axis
dan sering dihasilkan dalam respon terhadap stres biologis (corticotropin
bersama-releasing hormon dari hypothalamus).
ACTH adalah synthesized dari pra-pro-opiomelanocortin (pra-POMC).
Penghapusan dari sinyal peptide selama terjemahan yang memproduksi 267
asam amino polypeptide POMC, yang undergoes sejumlah pos-translational
modifikasi seperti phosphorylation dan glycosylation sebelum itu proteolytically
melekang oleh endopeptidases untuk menghasilkan berbagai polypeptide
fragmen dengan berbagai aktivitas fisiologis. Ini termasuk fragmen ACTH, lipotropin, -lipotropin, Melanocyte merangsang Hormone (MSH) dan endorphin. POMC, ACTH dan -lipotropin adalah secreted dari corticotropes di
depan cuping (atau adenohypophysis) dari kelenjar di bawah otak sebagai
jawaban terhadap hormon corticotropin-releasing hormon (CRH) yang dirilis oleh
hypothalamus. ACTH juga diproduksi oleh sel dari sistem kekebalan (sel T, B dan
sel-sel macrophages) dalam respon terhadap stimuli yang pergi bersama-sama
dengan stres (termasuk CRH).

Untuk mengatur pengeluaran dari ACTH, banyak zat secreted dalam


pameran ini poros lambat/intermediate-umpan balik yang cepat dan lingkaran
kegiatan. Glucocorticoids secreted dari adrenal bozonty bekerja untuk mencegah
keluarnya CRH oleh hypothalamus, yang pada akhirnya akan berkurang anterior
ACTH dari kelenjar di bawah otak keluarnya. Glucocorticoids Mei juga yang
menghalangi tingkat POMC gene transcription dan sintesis peptide.
8. Luteinizing Hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) pada wanita berfungsi uintuk merangsang
produksi hormon seks (yaitu, estrogen) dalam ovarium serta selama
ovulasi.Sedangkan pada pria berfungsi untuk merangsang produksi testosteron
di testis.
Pada wanita, pada saat menstruasi, FSH inisiat pertumbuhan folikel,
khususnya yang mempengaruhisel-sel granulosa. Dengan kenaikan estrogen,
reseptor LH juga diekspresikan pada folikel matang yang menghasilkan
peningkatan jumlah estradiol. Akhirnya pada saat pematangan folikel, kenaikan
estrogen memimpin melalui antarmuka hipotalamus untuk efek "positif umpan
balik", suatu pelepasan LH selama 24 - untuk periode 48-jam. Ini 'lonjakan LH'
pemicu ovulasi , sehingga tidak hanya melepaskan telur tetapi juga memulai
konversi dari sisa folikel menjadi korpus luteum , yang pada gilirannya,
menghasilkanprogesteron untuk mempersiapkan endometrium untuk
kemungkinan implantasi. LH diperlukan untuk mempertahankan fungsi luteal
selama dua minggu pertama. Dalam kasus kehamilan , fungsi luteal akan lebih
dipelihara oleh aksi hCG (hormon yang sangat mirip dengan LH) dari kehamilan
yang baru didirikan. LH mendukung sel teka di ovarium yang
memberikan androgen dan prekursor hormon untuk produksi estradiol.
Pada pria, LH bertindak atas sel-sel Leydig dari testis dan bertanggung
jawab untuk produksi testosteron, sebuah androgen yang diberikannya baik
aktivitas endokrin dan aktivitas intratesticular pada spermatogenesis.
Pelepasan LH pada kelenjar hipofisis dikendalikan oleh pulsa gonadotropinreleasing hormone (GnRH) dari hipotalamus . Mereka pulsa, pada gilirannya,
tunduk pada umpan balik estrogen dari gonad. LH biasanya rendah selama masa
kanak-kanak dan, pada wanita, tinggi setelah menopause. Seperti LH disekresi
sebagai pulsa, perlu untuk mengikuti konsentrasi selama periode waktu yang
cukup untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang tingkat darah.
Selama tahun-tahun reproduksi, tingkat khas adalah antara 1-20 IU
L. Fisiologis yang tinggi kadar LH yang terlihat selama lonjakan LH (vs), biasanya
mereka terakhir 48 jam. Deteksi dari lonjakan hormon yang akan datang
luteinising menunjukkan ovulasi . LH dapat dideteksi oleh kemih kit prediksi
ovulasi (OPK, juga LH-kit) yang dilakukan, biasanya setiap hari, sekitar ovulasi
waktu dapat diharapkan. Konversi dari negatif ke positif pembacaan akan
menunjukkan bahwa ovulasi adalah sekitar terjadi dalam waktu 24-48 jam, dua
hari memberikan perempuan untuk terlibat dalam hubungan
seksual atau inseminasi buatan dengan niat ibu hamilSelama tahun-tahun
reproduksi, LH yang relatif tinggi sering terlihat pada pasien dengan sindrom
ovarium polikistik , namun, akan sangat luar biasa bagi mereka untuk memiliki
tingkat LH di luar jangkauan reproduksi normal. Pada wanita, LH membantu

mengatur siklus menstruasi dan produksi telur (ovulasi). Tingkat dari LH dalam
tubuh wanita bervariasi dengan fase siklus menstruasi. Ini meningkat pesat
sesaat sebelum ovulasi terjadi, sekitar pertengahan siklus (hari ke-14 dari siklus
28-hari). Hal ini disebut lonjakan LH. hormon Luteinizing dan follicle-stimulating
hormone tingkat naik dan turun bersama-sama selama siklus menstruasi
bulanan. Pada pria, LH merangsang produksi testosteron , yang berperan dalam
produksi sperma.
9. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Follicle stimulating hormone pada wanita berfungsi untuk merangsang
perkembangan folikel.Sedadngkan pada pria, merangsang produksi
sperma.Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH).Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu
hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang
dapat tumbuh.
Hormon perangsang folikel adalah hormon yang dikeluarkan
olehgonadotrop.FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel
telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi
setelah menopause.nFSH merupakan sebuah tes hormon follicle-stimulating
mengukur jumlah follicle-stimulating hormone (FSH) dalam darah sampel. FSH
dihasilkan olehkelenjar hipofisis.Pada wanita, FSH membantu mengontrol siklus
menstruasi dan produksi telur oleh ovarium . Jumlah FSH bervariasi sepanjang
siklus menstruasi wanita dan tertinggi sebelum dia melepaskan telur
(ovulasi).Sedangkan pada pria, FSH membantu mengontrol produksi
sperma. Jumlah FSH pada pria biasanya tetap konstan.
Jumlah hormon FSH dan lainnya ( hormon luteinizing , estrogen ,
dan progesteron ) yang diukur di kedua seorang pria dan seorang wanita untuk
menentukan mengapa pasangan tidak dapat
menjadi hamil ( infertilitas ). Tingkat FSH dapat membantu menentukan apakah
pria atau wanita seks organ ( testis atau ovarium) berfungsi dengan benar.
FSH merangsang pertumbuhan dan perekrutan belum dewasa folikel
ovarium di ovarium. Pada awal (kecil) folikel antral, FSH adalah faktor utama
yang menyelamatkan kelangsungan hidup folikel antral kecil (2-5 mm diameter
untuk manusia) dari apoptosis (kematian sel terprogram somatik dari folikel dan
oosit).Dalam periode transisi fase luteal-folikel tingkat serum progesteron dan
estrogen (terutama estradiol) menurun dan tidak lagi menekan pelepasan FSH,
akibatnya FSH puncak sekitar tiga hari (hari pertama adalah hari pertama
menstruasi). Kohort folikel antral kecil biasanya cukup dalam jumlah yang cukup
untuk menghasilkan Inhibin B untuk menurunkan kadar FSH serum.
Selain itu, ada bukti bahwa lonjakan gonadotropin-faktor pelemahan
dihasilkan oleh folikel kecil selama paruh pertama fase folikel juga memberikan
sebuah umpan balik negatif pada hormon luteinizing berdenyut (LH) amplitudo
sekresi, sehingga memungkinkan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk
pertumbuhan folikel dan mencegah luteinisasi prematur.
Sebagai seorang wanita mendekati perimenopause, jumlah folikel antral kecil
direkrut di setiap siklus berkurang dan akibatnya cukup Inhibin B adalah
sepenuhnya diproduksi untuk FSH lebih rendah dan tingkat serum FSH mulai

meningkat.Akhirnya tingkat FSH menjadi begitu tinggi sehingga turun regulasi


reseptor FSH terjadi dan dengan menopause setiap folikel sekunder kecil yang
tersisa tidak lagi memiliki reseptor FSH.
Ketika folikel matang dan mencapai 8-10 mm diameter itu mulai
mengeluarkan sejumlah besar estradiol. Biasanya pada manusia hanya satu
folikel menjadi dominan dan bertahan untuk tumbuh ke 18-30 mm dalam ukuran
dan ovulasi, folikel yang tersisa dalam kohort mengalami atresia. Peningkatan
tajam dalam produksi estradiol oleh folikel dominan (mungkin bersama dengan
penurunan gelombang gonadotropin-faktor pelemahan) menyebabkan efek
positif pada hipotalamus dan hipofisis dan denyut GnRH yang cepat terjadi dan
hasil lonjakan LH.
Peningkatan dalam serum estradiol tingkat menyebabkan penurunan
produksi FSH oleh produksi GnRH menghambat di hipotalamus.Penurunan
tingkat FSH serum menyebabkan folikel kecil dalam kelompok saat ini untuk
mengalami atresia karena mereka kurang memiliki sensitifitas yang cukup untuk
FSH untuk bertahan hidup. Kadang-kadang dua folikel mencapai tahap 10 mm
pada waktu yang sama secara kebetulan dan sebagai keduanya sama-sama
sensitif terhadap FSH baik bertahan hidup dan tumbuh di lingkungan FSH rendah
dan dengan demikian dua ovulasi dapat terjadi dalam satu siklus mungkin
mengarah kepada non identik (dizigotik) kembar.
10.Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) berfungsi untuk merangsang pelepasan
hormon tiroid.vHormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi
memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar
gondok) dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin.SH
menstimulasi kelenjar tiroid untuk mengeluarkan
hormon tiroksin (T 4) dan triiodotironin (T 3). TSH produksi dikendalikan
oleh Thyrotropin-releasing hormone (TRH), yang diproduksi di hipotalamusdan
diangkut ke kelenjar hipofisis anterior melalui sistem portal hipotalamushypophyseal , di mana ia meningkatkan produksi dan pelepasan
TSH. somatostatin juga diproduksi oleh hipotalamus, dan memiliki efek
berlawanan pada produksi TSH hipofisis, mengurangi atau menghambat
rilis.Tingkat hormon tiroid (T 3 dan T 4) dalam darah memiliki efek pada
pelepasan dari TSH hipofisis, ketika tingkat T 3 dan T 4 yang rendah, produksi
TSH meningkat, dan pada kebalikannya, ketika tingkat dari T 3 dan T 4 yang
tinggi, produksi TSH menurun. Efek ini menciptakan regulasi negatifumpan
balik.TSH glikoprotein dan terdiri dari dua subunit, alpha dan subunit beta.Para
(alfa) subunit(yaitu,chorionic gonadotropin alpha) hampir identik dengan human
chorionic gonadotropin(HCG),luteinizing hormon(LH),follicle-stimulating
hormone(FSH). Subunit dianggap wilayah efektor yang bertanggung jawab
untuk stimulasi adenilat siklase (melibatkan generasi cAMP).Rantai memiliki
urutan asam amino 92-. Para (beta) subunit (TSHB) adalah unik untuk TSH, dan
karena itu menentukan spesifisitas reseptor. Rantai memiliki urutan asam
amino 118 .Sebuah thyroid-stimulating hormone(TSH)tes digunakan untuk
memeriksakelenjar tiroid masalah. TSH dihasilkan ketikahipotalamusmelepaskan
zat yang disebut Thyrotropin-releasing hormone (TRH).TRH kemudian
memicukelenjar pituitari untuk melepaskan TSH. Lihat gambar dari kelenjar
tiroid dan kelenjar pituitari. TSH menyebabkan tiroid membuat dua kelenjar

hormon: triiodothyronine (T3) danthyroxine (T4). T3 dan T4 membantu


mengontrol tubuh Andametabolisme.Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4)
yang diperlukan untuk pertumbuhan normal dariotak, terutama selama 3 tahun
pertama kehidupan.Anak yang lebih tua juga perlu hormon tiroid untuk tumbuh
dan berkembang secara normal. Tes ini dapat dilakukan pada waktu yang sama
sebagai tes untuk mengukur T3 dan T4.
11. Growth Hormone (GH)
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang
pertumbuhan, sel reproduksi dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai tunggalpolipeptida yang
disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh somatotrophsel dalam sayap
lateralhipofisis anterior kelenjar. Somatotropin (STH) mengacu padahormon
pertumbuhan 1diproduksi secara alami pada hewan, sedangkan somatropin
merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi olehteknologi DNA
rekombinan, dan disingkat "HGH" pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan sebagaiobat resepdalam pengobatan untuk
mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan
dewasa.Di Amerika Serikat, hanya tersedia secara legal dari apotek, dengan
resep dari dokter. Dalam beberapa tahun terakhir di Amerika Serikat, beberapa
dokter sudah mulai meresepkan hormon pertumbuhan dalam kekurangan GHpasien yang lebih tua (tapi tidak pada orang sehat) untuk meningkatkan
vitalitas. Sementara hukum, efektivitas dan keamanan ini digunakan untuk HGH
belum diuji dalam percobaan klinis. Pada saat ini, masih dianggap HGH adalah
hormon yang sangat kompleks, dan banyak fungsinya masih belum diketahui.
Dalam perannya sebagai anabolik agen, HGH telah dimanfaatkan oleh
pesaing dalam olahraga sejak 1970-an, dan telah dilarang
oleh IOC dan NCAA . Tradisional urin analisis tidak dapat
mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu tidak dapat diterapkan
sampai awal 2000-an ketika tes darah yang dapat membedakan antara HGH
alami dan buatan yang mulai dikembangkan. Tes darah yang dilakukan
oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena, Yunani ditargetkan terutama HGH. Hal
ini digunakan untuk obat ini tidak disetujui oleh FDA; GH secara hukum hanya
tersedia dengan resep di Amerika Serikat.
Efek hormon pertumbuhan pada jaringan tubuh secara umum dapat
digambarkan sebagai anabolik (membangun).Seperti kebanyakan hormon
protein lain, tindakan GH dengan berinteraksi dengan spesifik reseptor pada
permukaan sel. Tinggi meningkat selama masa kanak-kanak adalah efek yang
paling banyak dikenal GH.
GH juga merangsang, melaluijalur sinyal JAK-STAT, produksiinsulin-seperti faktor
pertumbuhan 1(IGF-1, sebelumnya dikenal sebagai somatomedin C), suatu
hormon homolog denganproinsulin.Parahatiadalah utama organ target GH untuk
proses ini dan merupakan situs utama dari IGF-1 produksi. IGF-1 memiliki
pertumbuhan-merangsang efek pada berbagai jaringan.IGF-1 tambahan
dihasilkan di dalam jaringan target, sehingga apa yang tampaknya menjadi baik
sebagaiendokrindanautokrin/parakrin hormon. IGF-1 juga memiliki efek stimulasi
pada osteoblas dan aktivitas kondrosit untuk mempromosikan pertumbuhan
tulang.

Selain meningkatnya ketinggian pada anak-anak dan remaja, hormon


pertumbuhan memiliki efek lain pada tubuh:
a. Meningkatkankalsiumretensi, dan memperkuat dan meningkatkanmineralisasi
tulang
b. Meningkatkanototmassa melaluisarkomerhiperplasia
c. Meningkatkanlipolisis
d. Meningkatkansintesis protein
e. Merangsang pertumbuhan semua organ internal termasuk otak
f. Berperan dalamhomeostasis
g. Mengurangihatipenyerapanglukosa
h Meningkatkanglukoneogenesisdi hati
i. Memberikan kontribusi untuk pemeliharaan dan fungsi pulau pankreas
j. Merangsangsistem kekebalan tubuh

12. Hormon Prolaktin


Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi
kelenjar susu (glandula mamae). Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan
termasuk manusia.Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan
Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan
anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang
homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary,
fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi
pada mamalia.Hormon Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian depan
yang ada di dasar otak. Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi
ASI, sedangkan rangsangan pegeluaran prolaktin ini adalah pengosongan ASI
dari gudang ASI (Sinus Lactiferus). Semakin banyak ASI yang dikeluarkan dari
payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi, sebaliknya apabila bayi
berhenti menghisap atau sama sekali tidak memulainya, maka payudara akan
berhenti memproduksi ASI.
Setiap isapan bayi pada payudara ibunya akan merangsang ujung saraf di
sekitar payudara. Rangsangan ini diantar ke bagian depan kelenjar hipofisa
untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara
dan akanmerangsang pembuatan ASI. Jadi, pengosongan gudang ASI merupakan
rangsangan diproduksinya ASI.
Kejadian dari perangsangan payudara sampai pembuatan ASI disebut refleks
Produksi ASI atau Refleks Prolaktin, dan semakin sering ibu menyusui bayinya,
akan semakin banyak pula produksi ASI-nya. Semakin jarang ibu menyusui,
maka semakin berkurang jumlah produksi ASI-nya.
Pada efek lain prolaktin, prolaktin mempunyai fungsi penting lain, yaitu
menekan fungsi indung telur (Ovarium), dan akibatnya dapat memperlambat

kembalinya fungsi kesuburan dan haid, dengan kata lain ASI eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan.
13. Vasopresin/Antidiuretik Hormone (ADH)
Vasopresin berfungsi untuk membantu mengontrol air tubuh dan kadar
elektrolit. Vasopresin adalah hormon yang yang dapat ditemui di semua
mamalia, termasuk manusia. VP adalah sebuah hormon peptida yang mengatur
penyerapan kembali molekul yang berada pada ginjal dengan
memengaruhi permeabilitas jaringan dinding tubules, sehingga berfungsi untuk
mengatur pengeluaran urin.
Vasopresin maupun oksitosin/OT disintesis oleh magnocellular
neurons dari hypothalamic supraoptic nuclei (SON) dan paraventricular nuclei
(PVN) hipotalamus dan disimpan di dalam vesikel hipofisis posterior sebagai
bagian dari precursor (substrat bahan baku) bagi preprohormone. Setiap bagian
dipisahkan untuk diedarkan dalam bentuk nonapeptida, neurophysin, dan dari VP
sebuah glikopeptidajenis kopeptin, ke dalam sirkulasi darah atau langsung
menuju ke dalam otak.

BAB III
PENUTUP

a.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
-

Fungsi dan peran hormon:

Anti diuretic hormone (ADH) : meningkankan absorbs air dari tubulus ginjal
dan meningkatkan tekanan darah.
Oksitosin : merasang kontaraksi uterus , pengeluaran air susu
Growth hormone (GH) : merangsang pertumbuhan tulang dan otot,
meningkatakan sintesis protein, mobilisasi lemak , menurunkan metabolosme
karbohidrat .
-

Sifat sifat hormon:

Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin


Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai
proses metabolisme (reproduksi;pertumbuhan dan perkembangan;
mempertahankan homeostatis; pengadaan; penggunaan dan penyimpanan
energy)
-

Penyakit yang diakibatkan gangguan hormon:

Penyakit Addison
Syndrome Cushing
Peokromositoma
Hipertiroidea
Hiperpituitarisme
Hipopituitarisme
Tiroiditis
Tumor tiroid
Hiperparatiroid
Pangkreatitis

DAFTAR PUSTAKA
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Karyanto, Agus. 2005. Mekanisme KInerja Hormon. Lampung : UNILA
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Montgomery, Rex. 1993. Biokimia. Yogyakarta : GMUP.

Poedjiadi, Anna, dkk. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.


Saryono. 2009. Biokimia Hormon. Yogyakarta : Nuha Medika.

DISKUSI
PERTANYAAN
1.
(YoyaMeynar) Apa yang kalian ketahui tentang kelanjar tymus pada masa
pertumbuhan?

2.
(AudeliaHolyne) Apakah ada hubungannya gangguan hormone
peokromositoma dengan penyakit jantung yang ditandai dengan telapak tangan
yang sering berkeringat?
3.

(ElfridaTamba) Bagaimana mekanisme kerja hormon di dalam tubuh?

JAWABAN
1.
Kelenjar Tymus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam
pertumbuhan manusia dimana kelenjar tymus ini sangat berpengaruh dalam
masa pertumbuhan. Fungsi dari kelenjar tymus ini anatara lain mengaktifkan
pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin, dan menghasilkan
timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. Kelenjar tymus ini
berpengaruh dalam masa pertumbuhan dimana bila mengalami kekurangan
kelenjar ini maka akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan akan
menimbulkan gigantisme.
2.
Ada hubungannya, gejala penyakit jantung yang menimbulkan keringat di
telapak tangan memang dipengaruhi oleh gangguan hormone peokromositoma.
Karena jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh dan hormone
dialirkan melalui aliran darah sehingga pada saat hormon adrenalin meningkat
maka peredaran darah yang dipompa semakin cepat dan kencang. Pada
penderita peokromositoma, kadar hormon adrenalin meningkat memacu kerja
jantung lebi cepat. Dalam keadaan ini, pembuluh darah kulit dan kelenjar
keringan menyempit, sehingga keringat yang dihasilkan pada telapak tangan
semakin banyak.
3.
Hormon
reseptor sel di
membran Merangsangkeluarnyaadenilsiklase
siklik
respon biologis

merubah ATP

3,5 AMP

BAB II
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah
nama organ endokrin, sebab
sekresi yang dibuat tidak meninggalkan
kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk kedalam yang beredar
didalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa yunani yang berarti
sekresi kedalam. Zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon, dari
kata yunani hormon yang berarti merangsang.
Endokrinologi adalah ilmu mengenai penyusaian-penyusaian kimia hemostatis
dari aktifitas lain yang dilaksanakan oleh hormon, sekresi kelenjar endokrin
tubuh. Setelah diekresikan, hormon berkelana dalam darah menuju sel sasaran,
tempat ia mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.
B. Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk mengetahui macam-macam hormon.
2 Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja hormon.
3. Untuk mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan suatu hormon.

BAB III
PEMBAHASAN

A.

Pengetian Hormon
Substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuh yang memiliki efek regulator
spesifik pada aktifitas sel tertentu atau organ-organ tertentu. Beberapa dari
organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda.
B. Kelenjar Endokrin Yang Menghasilkan Hormon
1. Kelenjar Hipofisis
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang
memegana peranan penting dalam sekresi hormon. Kelenjar hipofisisterdiri dari
dua lobus.

a.

Lobus anterior ( adenohipofise ). Hormon yang dihasilkan antara lain :


1.)
Hormon Somatotropin
Hormon samatotropin adalah hormon pertumbuhan dan sel sasarannya
ialah tulang, hati, dan jaringan ikat. Fungsi hormon somatotropin ialah
merasangsan pertumbuhan tulang dan jaringan lunak pengaruh metabilik,
mencakup anabolisme protein, mobilisasi lemak dan konservasi glukosa.
a.
kekurangan horAmon somatotropin akan terjadi kelainan Dwarfisme
b. kelebihan hormon somatotropin
1. gigantisme ( pada anak-anak )
2. Akromegali ( pada orang dewasa )

2. Hormon tirotropik
Sel sasarannya ialah sel folikel tiroid. Fungsi hormon ini adalah mengendalikan
kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
3. Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH )
Sel sasarannya yaitu zona fasikulata dan zona retikularis korteks adrenal.
Fungsinnya adalah memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal kortes
adrenal dan merangsang untuk mengkresikan kortisol dan glucocorticoid.
4. Hormon Folikel Stimulating Hormon
Sel sasarannya ialah folikel ovarium dan tubulus seminiferosa di testis.
Fungsinya ialah pada wanita hormon ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum. Selain itu FSH
mendorong sekresi hormon estrogen oleh ovarium. Pada pria FSH diperlukan
untuk produksi sperma.
5. Luteinizing Hormon
Sel sasarannya ialah folikel ovarium, korpus luteum dan sel interstisium di
testis. Fungsinya ialah merangsang ovulasi, perkembangan korpus luteum, serta
sekresi estrogen dan progesteron. Pada pria, merangsang sekresi testosteron.
6. Prolaktin
Sel sasarannya ialah kelenjar mammae merangsang sekresi susu. Fungsinya
mendorong perkembangan payudara dan menghasilkan air susu pada masa
laktasi.
a. kekurangan hormon prolaktin
Perkembangan payudara terhambat.
Mengurangi produksi ASI.
b. penatalaksanaan
masa laktasi makan sayur-sayuran seperti sayur katuk dan buah.
b. Lobus Posteriopr ( neurohipofise ). Mengeluarkan 2 jenis hormon.
1.
Hormon Atidiuretik ( ADH ) / hormon pituitrin / Vasopresin
Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal arteriol. Berfungsi untuk mencegah
pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam pengaturan
tekanan darah dan menyebabkan kotraksi otot polos.
2. Hormon Estrogen
Sel sasarannya yaitu uterus. Fungsinya ialah merangsang dan menguatkan
kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu
menyusui.
2. Kelenjar Tiroid
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
lobus
anterior, kelenjar tiroid ini menghasilkan hormon tiroksin.

Fungsi hormon tiroksin ialah mengatur tukaran zat / metabolisme dalam


tubuh dan mengatur pertumbuhan normal dan perkembangan saraf.
a. kekurangan hormon tiroksin
Dapat menyebabkan penyakit kretinisme pada bayi
Pada orang dewasa dapat menyebabkan miksedema
b. Kelebihan hormon tiroksin
Kebalikan dari miksedema
Gagal jantung pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma / gondok
eksoptalmus
Mata menonjol.

3.

Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid. Sel sasarannya yaitu tulang,
ginjal, dan usus.
Fungsinya yaitu mengatur metabolisme fospor dan
mengatur kadar kalsium dalam darah.
a. Dampak kekurangan hormon paratiroid
Kekurangan kalsium didalam darah atau dapat meyebabkan tetani.
Yang khas adalah kejang pada tangan dan kaki.
Penatalaksanaan untuk meringankan gejala ini yaitu dengan pemberian
kalsium
b. Dampak kelebihan hormon paratiroid
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu.
Penyakit tulang
Gagal ginjal
4. Kelenjar timus
Kelenjar ini menghasilkan hormon timosin yang sel sasarannya yaitu
limpfosit T. Berfungsi untuk
mengaktifkan pertumbuhan badan dan
mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.
5. Kelenjar Supra Renalis / Adrenal
Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2
bagian, yaitu
a. Bagian korteks menghasilkan 2 yaitu :
1. Hormon Aldesteron
Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan
reabsorpsi Na dan sekresi k.
2. Hormon kortisol
Sel sasarannya yaitu sebagian sel besar dan berfungsi meningkatkan glukoso
darah dengan mengorbankan simpanan protein dan lemak dan beperan dalam
adaptasi terhadap stress.
3.

Hormon Androgen
Sel sasarannya yaitu pada wanita pada bagian tulang dan otak. Berfungsi
dalam lonjatan pertumbuhan masa pubertas dan dorongan seks pada wanita.
b. Medula menghasilkan 2 hormon yaitu
1. Hormon Adrenalin ( epinephirin )
Berfungsi membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati
a. Dampak kekekurangan hormon adrenalin

Terjadi penyakit Addison


Sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau
banyak.
b. Dampak kelebihan hormon adrenalin
Mirip tumor suprarena pada bagian korteks
Gangguan pertumbuhan seks sekunder
2. Hormon Noradrenalin ( norepinefirin )
Berfungsi menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi.

6.

Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini menhasilkan 3 hormon yaitu
a. Hormon Somatostatin
Sel sasarannya yaitu sistem pencernaan dan berfungsi untuk menhambat
pencernaan dan penyerapan nutrien.
b. Hormon Glukagon ( sel a )
Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk
mempertahankan kadar nutrien dalam darah selama fase pasca-absortif.
c. Hormon Insulin ( sel b )
Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk mengendalikan
kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi glukosa dan lemak.
a. Dampak kekeurangan hormon insulin
Mengakibatkan hiperglikemi
Turunya berat badan
Lelah dan poliurian disertai haus
Lapar, kulit kering, dan lidah licin
Asidosis dan kecepatan bernafas bertambah
b. Dampak kelebihan hormon insulin
Hipoglikemi
7.

Kelenjar Kelamin
Kelenjar ini terbagi menjadi 2 kelenjar yaitu
a. Kelenjar testik terdapat pada pria terletak pada skrotum dan
menghasilkan hornon testosteron. Hormon testosteron berfungsi menentukan
sifat kejantanan.
b. Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovarium kiri dan
kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon :
1. Hormon Estrogen
Sel sasarannya yaitu organ seks wanita dan tulang. berfungsi untuk
mendorong perkembangan folikel, berperan dalam pengembangan karekteristik
seks sekunder, merangsang pertumbuhan uterus dan payudara. Mendorong
penutupan lempeng epifisis.
2. Hormon Progesteron
Sel sasarannya yaitu uterus dan berfungsi mempersiapkan rahim untuk
kehamilan.
7.

Jantung
Jantung menghasilkan hormon peptida natriuretik. Sel sasarannya yaitu
tubulus ginjal dan berfungsi untuk menghambat reabsorpsi Na.

8.

Hati
Hati menghasilkan hormon somatomedin. Sel sasarannya yaitu tulang dan
jaringan lunak dan berfungsi mendorong pertumbuhan.
9. Ginjal
Ginjal menghasilkan hormon renin ( angiotensin ) dan berfungsi
merangsang sekresi aldosteron.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1. Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuhyang
memiliki efek regulator spesifikpada aktivitas sel tertentu atau organ-organ
tertentu.
2. Hormon sangat di butuhkan oleh tubuh dan apabila kekurangan dan
kelebihan hormon maka akan timbul komplikasi-komlikasi pada tubuh bahkan
akan terjadi kematain.
B.

Saran
Kita sebagai calon bidan yang profesional harus banyak belajar tentang
hormon maupun tentang ilmu yang lain agar setelah selesai dari pendidikan
bidan kita telah siap dengan ilmu kita dalam membantu masyyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Kuliah Anatomi, 2009, AKBID YKN.


Diktat Kuliah Fisiologi, 2009, AKBID YKN.
H. Syaifudin, B.AC.Drs. Anatomi Fisiologis. Edisi : 2, 1997. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai