Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hormon berasal dari kata humaein yang berarti menggiatkan atau memacu. Hormon
dibentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi menunaikan fungsinya di tempat lain. Umumnya,
hormone dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan masuk ke dalam sistem peredaran darah.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid.

Salah satu sistem koordinasi pada manusia adalah Hormon, dimana Hormon merupakan
getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar
tersebut tidak mempunyai saluran khusus sehiangga sering disebut sebagai kelenjar buntu
(kelenjar endokrin). Di dalam tubuh hormone berperan dalam mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi dan reaksi terhadap stress serta tingkah laku.
Oleh karena itu, hormon sangat dibutuhkan dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon ?
2. Apakah fungsi hormon ?
3. Bagaimana cara kerja hormon ?
4. Apa yang di maksud dengan Hormon hipofisis dan hipotalamus ?
5. Apa yang di maksud Hormon tiroid ?
6. Apa yang di maksud Hormon korteks adrenal ?
7. Apa yang di maksud Hormon Pancreas dan Traktus Gastrointestinal ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan system hormon.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kelenjar hormone pada manusia.
3. Untuk mengetahui akibat gangguan pada system hormon.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Hormon


Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu hormone yang artinya “yang menggerakan”,
jadi hormon adalah penghantar (trasmiter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam
aliran darah dan selanjutnya dibawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat terjadinya
khasiat tersebut (menurut Starling).
Hormon disintesis dalam jaringan dan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bereaksi pada
sel-sel yang berdekatan dalam jaringan. Molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu,
setelah dikeluarkan langsung masuk kedalam darah untuk dibawa ke tempat tujuan. Secara
khusus hormon dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun
hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit.
Hormon yang dihasilkan langsung disekresikan ke dalam pembuluh darah langsung ke
tempat yang membutuhkan, setibanya di tempat organ tujuan, hormone melakukan kegiatan
yang spesifik yaitu mengatur proses metabolisme dari oergan tujuan.

2.2 KerjaHormon
Hormon menengahi pertumbuhan dalam sel target dengan mengikat reseptor hormone
tertentu. Dengan cara ini, hormone beredar keseluruh tubuh dan bersentuhan dengan banyak
jenis sel yang berbeda, mereka hanya mempengaruhi sel-sel yang memiliki reseptor yang
diperlukan. Misalnya, hormone tiroid bertindak pada banyak jenis jaringan yang berbeda,
merangsang aktifitas metabolisme seluruh tubuh.

Sel merespon hormone ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk


hormone tersebut. Hormon berikatan dengan protein reseptor, sehingga mengaktifkan

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 2
mekanisme tranduksi sinyal yang pada akhirnya menyebabkan sel menanggapi jenis tertentu.
Perubahan reseptor mengikat aktivitas seluler, mengakibatkan peningkatan atau penurunan
proses tubuh normal. Tergantung pada lokasi reseptor protein padasel target dan struktur
kimia hormon, hormone dapat memediasi perubahan langsung dengan mengikat reseptor
hormon intra seluler dan modula sitranskripsi gen, atau tidak langsung dengan mengikat
reseptor sel permukaan dan merangsang jalur sinyal.

2.3 Hormon hipofisis dan hipotalamus


A. Hormon hipofisis
Adalah interaksi hormon dengan makro melekul spesifik disebut reseptor hormon
yang terdapat dalam sel jaringan. Yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika),
fossa pituitaria os sphenoid, besarnya kira-kira 10*13*6 mmdan beratnya sekitar 0,5 gram.
Kelenjar ini memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormon dari semua organ
endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan memengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain.
Pada hipofisis terletak tanggung jawab agar setiap kelenjar bersama-sama dapat
melaksanakan fungsi dengan baik dan terkoordinasi. Fungsi hipofisis dapat diatur oleh
susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dialakukan oleh sejumlah hormone yang
hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon-hormon yang mengatur
fungsi hipofisis disebut Hypophysiotropic Hormone yang dihasilkan oleh sel-sel neuro
sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus.

Kelenjar hipofisis mempunyai dua yaitu :


1. Hipofisis Anterior
Kelenjar Hipofisis Anterior terbagi menjadi 2 (dua) yaitu hormon tropik dan hormon non
tropik. Hormon tropik menghasilkan enam hormon yang merangsang kelenjar hormon
(endokrin) lainnya, yaitu :
1) Hormon yg merangsang kel tiroid adalah TSH
2) Hormon yg merangsang kelenjar adrenal adalah ACTH atau kortikotropin
3) Hormon yg penghambat hormon pertumbuhan (somatostatin)
4) Hormon yg merangsang folikel adalah FSH
5) Hormon yg merangsang tertis dan ovari adalah Luteneizing (LHRH)

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 3
2. Hipofisis Posterior
Adalah Bagian belakang kelenjar Hipofisis, hanya tempat menyimpan hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus.Pada keadaan yang dibutuhkan, hormon-hormon ini dilepaskan
dengan perintah dari hipotalamus.Hormon-hormon itu adalah:
1) Vasopresin (hormon antidiuretik)
2) Oksitosin

B. Hormon Hipotalamus
Adalah pemimpin umum sistem hormon, dikatakan pemimpin karena semua perintah
dan kendali berawal dari kelenjar hipotalamus ini, kemudian perintah dan informasi akan
disampaikan ke seluruh tubuh dengan bantuan kelenjar Hipofisis yang berfungsi sebagai
pembantu hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian kecil tapi penting dari otak.Ini berisi
beberapa inti yang kecil dengan berbagai fungsi.Itu memainkan peran penting dalam sistem
saraf serta sistem endokrin. Yang terhubung ke kelenjar kecil dan penting lain disebut
kelenjar hipofisis.
Selain itu hipotalamus juga bertugas memastikan kemantapan dalam tubuh manusia,
dengan cara mengkaji semua pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh.

Fungsi Hipotalamus :
1) menjaga kemantapan suhu tubuh,
2) mengendalikan tekanan darah,
3) memastikan keseimbangan cairan,
4) bahkan pola tidur yang tepat.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 4
Hipotalamus terletak di bawah thalamus dan tepat di atas batang otak.Membentuk
bagian anterior diencephalon.Semua vertebrata otak berisi hipotalamus.Pada manusia, itu
adalah kira-kira ukuran almond.

Hipotalamus berisi sejumlah besar inti dan serat traktat.Sel-sel dalam dua inti utama
mensekresikan vasopresin (ADH, hormon antidiuretic), oxytosin dan CRH (corticotropin
melepaskan hormon).Dua besar inti adalah inti supraoptic dan paraventricular.
ADH dan oxytosin kemudian diangkut ke bawah akson dari sel-sel dalam inti supraoptic dan
paraventricular melalui infundibulum untuk neurohypophysis (posterior pituitari), dimana
mereka dilepaskan ke dalam aliran darah.Jalur ini disebut saluran supraopticohypophysial.

Kerusakan hipotalamus anterior blok produksi ADH. Hal ini menyebabkan kondisi yang
mana gagal ginjal untuk menghemat air dan kondisi ini disebut diabetes insipidus.CRH
dirilis oleh paraventricular inti dan diambil oleh sistem portal mana memiliki tindakan pada
lobus anterior hipofisis. Ada hubungan dengan mata dan otak.Hubungan antara retina ke inti
suprachiasmatic berkaitan dengan sinkronisasi irama harian juga dikenal sebagai ritme
sirkadian.Setiap lesi atau penyakit hipotalamus sehingga mempengaruhi siklus tidur-bangun.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 5
C. Mekanisme kerja hormon hipotalamus dan hormon hipofisis anterior
Hormon – hormon yang dikeluarkan hipotalamus dan hipofisis adalah golongan peptida
atau protein dengan berat molekul rendah yang bekerja setelah terikat dengan reseptor di
jaringan target.
Hormon hipofisis anterior pengeluarannya diatur oleh neuropeptida (hormon pelepas
atau penghambat) yang dihasilkan dari kelenjar hipotalamus.
Interaksi hormon pelepas (hormon releasing) dengan reseptornya menyebabkan
terjadinya sintesis dan pelepasan hormon hipofisis (hormon stimulating) masuk ke sirkulasi.
Setiap hormon pengatur hipotalamus mengatur pelepasan hormon spesifik dari hipofisis
anterior.Hormon pelepas hipotalamus terutama digunakan untuk maksud – maksud diagnosa
(yaitu menentukan insufisiensi hipofisis).

Mekanisme kerja hormon diatas disebut mekanisme umpan balik, dimana :


1) Sintesa dan sekresi hormon hipofisis dikontrol oleh hipotalamus, kemudian hormon
hipofisis mengatur sintesa dan sekresi hormon pada organ target, sebaliknya hormon yang
disekresi organ target mengatur juga sekresi hipotalamus dan/atau hipofisis.
2) Hubungan antara hipofisis dengan jaringan perifer (organ target) adalah feed back
mechanisme atau mekanisme umpan balik. juga antara hipofisis dengan hipotalamus.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 6
2.4 Hormon Tiroid (kelenjar tiroid)
A. Struktur Kelenjar tiroid

Hormon tiroid berasal dari (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi
hormon yang mengacu pada turunan senyawaasam aminotirosina yang disintesis oleh
kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini
yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang
sangat vital di dalam metabolismetubuh.

Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa
organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap
dua hormon tiroid yang lain yaitu CT,[1] dan PTH

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid,
disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea
superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan
lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari
ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon ini diangkut oleh protein pengangkut, protein pengangkut itu adalah TBG
(thyroxine binding globulin), TBPA (thyroxine binding prealbumin), T3U (T3 resin uptake)
dan TBI (thyroxine binding Index). Peningkatan protein pengangkut TBG menyebabkan
peningkatan hormon T4 dan penurunan protein pengangkut T3U. Peningkatan TBG
disebabkan oleh pengobatan estrogen, perfenazin, Kehamilan, Bayi baru lahir, Hepatitis
infeksiosa dan Peningkatan sintesis herediter. Sedangkan penurunan kadar TBG dipengaruhi

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 7
oleh pengobatan steroid anabolik dan androgen, Sakit berat atau pembedahan, Sindroma
nefrotik dan Defisiensi kongenital.

B. Fungsi kelenjar tiroid

Fungsi dari hormon-hormon tiroid antara lain adalah:

1) Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme


karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak,
lien, paru-paru dan testes.
2) Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan
T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan
dari folikel kelenjar.
3) Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang.
4) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
5) Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
menambah irama jantung.
6) Merangsang pembentukan sel darah merah
7) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan
oksigen akibat metabolisme
8) Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan
fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum.
Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya
peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan
adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 8
C. Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:

1) Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek
yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2) Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin
(T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya
dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.

D. Proses pembentukan hormon Tiroid.

Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh


parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh
dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium
(yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber
energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan
ion sianat.

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin
(T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein
plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).

E. Efek Hormon Tiroid

Efek yang umum dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi inti sejumlah besar
gen. Oleh karena itu, di semua sel tubuh sejumlah besar enzim protein, protein struktural,
protein transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah peningkatan
menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas
metabolik selular dengan cara meningkatkan aktivitas dan jumlah sel mitokondria, serta
meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran sel. Hormon tiroid juga mempunyai
efek yang umum juga spesifik terhadap pertumbuhan. Efek yang penting dari fungsi ini

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 9
adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan
beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir (Guyton and Hall, 2007).

Efek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik meliputi peningkatan
metabolisme karbohidrat dan lemak, peningkatan kebutuhan vitamin, meningkatkan laju
metabolisme basal, dan menurunkan berat badan. Sedangkan efek pada sistem
kardiovaskular meliputi peningkatan aliran darah dan curah jantung, peningkatan frekuensi
denyut jantung, dan peningkatan kekuatan jantung. Efek lainnya antara lain peningkatan
pernafasan, peningkatan motilitas saluran cerna, efek merangsang pada sistem saraf pusat
(SSP), peningkatan fungsi otot, dan meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar
endokrin lain (Guyton and Hall, 2007).

F. Gangguan sistem tubuh yang dipengaruhi oleh hormon Tiroid.

Gangguan sistem tubuh yang dipengaruhi oleh hormon Tiroid antara lain:

1) Hipofungsi Tiroid
Adalah Gejala kekurangan Hormon Tiroid (Hipotiroidisme), bila hebat disebut
miksedema.
Penyakit ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
 Hipotiroidisme primer
Penyakit ini disebabkan karena kelenjar tiroid tidak mampu menghasilkan hormon.
 Hipotiroidisme sekunder
Gejala hipotiroidisme yaitu bradikardia, cepat flu, lambat perkembangan mental dan
fisik (pada anak2 menyebabkan dwarfisme dan keterbelakangan mental).

2) Hiperfungsi Tiroid
Adalah Gejala kelebihan Hormon Tiroid (Hipertiroidisme), bila terjadi meningkatnya
tiroid bebas dalam darah disebut Tirotoksikosis atau penyakit Graves. Ibu hamil yang
menderita penyakit graves akan mengalami pembesaran pada kel tiroid atau gondok
sehingga akan menyebabkan gondok pada janin.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 10
2.5 Hormon yang mengatur metabolisme Ca

Dalam tubuh manusia terdapat kurang lebih 1 kg kalsium. Dan 99% dari jumlah ini
berada di dalam tulang, dimana kalsium bersama dengan fosfat membentuk Kristal
hidroksiapatit yang merupakan komponen anorganik dan struktur skeleton. Tulang
merupakan jaringan yang dinamis dan terus mengalami peremajaan (remodeling) dalam
menghadapi perubahan tegangan dalam kondisi yang stabil terdapat keseimbangan antara
pembentukan tulang yang baru dan resorpsi tulang. Kalsium (Ca) adalah mineral makro yang
paling banyak dibutuhkan di dalam tubuh disimpan pada tulang, gigi dan sebagian besar
pada kulit dan kerangka tubuh.

Secara kuantitatif fungsi utama kalsium adalah pada pembentukan tulang. Tulang tidak
saja berfungsi untuk menunjang struktur komponen tubuh tetapi juga mempunyai fungsi
fisiologis penting dalam jaringan dalam menyediakan kalsium untuk mempertahankan
sistem homeostatis tubuh (piliang, 2001). Fungsi lain dari kalsium yaitu untuk
perkembangan gigi, produksi air susu, transmisi impuls saraf, konstraksi dan relaksasi otot,
membantu penyerapan vitamin B12, pemeliharaan eksitabilitas urat daging yang normal
(bersama-sama dengan K dan Na), regulasi denyut jantung, gerakan-gerakan urat daging,
pembukan darah dan mengaktifkan serta menstabilkan beberapa enzim (Parakkasi, 1999).

Hormone yang berperan dalam metabolisme kalsium adalah :

1) Hormon paratiroid (PTH)


2) Kalsitriol
3) Kalsitonin

Ketiga hormon diatas berperan dalam mengatur jumlah kalsium dalam cairan ekstrasel
dengan mempengaruhi pengangkutan kalsium melintasi membran yang memisahkan cairan
ekstrasel dengan ruang cairan periosteal. Proses pengangkutan ini terutama dirangsang oleh
hormon paratiroid (PTH), tetapi kalsitriol juga ikut terlibat.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 11
Plasma kalsium terdapat dalam 3 bentuk :

1) Bentuk senyawa kompleks dengan asam organik


2) Bentuk yang terikat dengan protein
3) Bentuk terionisasi

Sekitar 6% dari jumlah total kalsium membentuk senyawa kompleks dengan sitrat, fosfat,
dan anion lainnya. Sisanya di bagi hampir sama besar dengan bentuk yang terikat protein
(terutama terikat dengan albumin) dan bentuk terionisasi (bentuk tidak terikat). Kalsium
dalam bentuk terionisasi (Ca2+), yang dipertahankan pada konsentrasi antara 1,1 – 1,3
mmol/L dalam sebagian besar mamalia, burung, dan ikan air tawar, merupakan fraksi yang
biologis aktif. Organisme tersebut memiliki toleransi yang sangat kecil terhadap
penyimpangan bermakna dari kisaran konsentrasi normal. Jika kadar konsentrasi terioninasi
menurun, hewan tersebut akan semakin mudah tereksitasi (hyperexitable) dan dapat
menderita serangan kejang tani. Kenaikan kalsium plasma yang nyata dapat mengakibatkan
kematian, karena paralisis otot dan koma. Ion kalsium bersama ion fosfat (sebagai counter
ion).

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 12
2.6 Hormon Korteks Adrenal

A. Pengertian
Adrenalin berasal dari (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon
yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
Kelenjar adrenal ( kelenjar suprarenal ) adalah dua masa triangular pipih yang berwarna
kuning yang tertanam pada jaringan adipose. Organ ini berada di kutub atas ginjal. Masing –
masing kelenjar ini terdiri dari korteks di bagian luar dan medulla di bagian dalam kelenjar
adrenal.
Korteks mensekresi hormone steroid.Korteks terbagi menjadi tiga lapisan, dari
luar ke dalam yaitu zona glomerulosa, zona fasi kulata, dan zona retikularis. Sedangkan
medula yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama yang menjadi asal
neuron simpatis. Sel medula sebenarnya adalah neuron postganglionic simpatis yang
bermodifikasi.
 Kelenjar tampakan dari depan
 Kelenjar tampakan dari belakang
 Hormon kortikal adrenal berlawanan dengan hormon medular yang dimana hormon
medular merupakan hormon yang disekresikan oleh sel – sel kromafin.Hormone
adrenal ini sangat penting untuk kehidupan.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 13
1) Mineralokortikoid, disintesis dalam zona glomerulosa.
 Aldosteron, mineralokortikoid terpenting mengatur keseimbangan air dan elektrolit
melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam darah.
 Kendali skresi, sekresi aldosteron tersebut diatur oleh kadar natrium darah, teteapi
terutama oleh mekanisme renin-angiostensin.
2) Glukokortikoid disintesis dalam zona fasikulata. Hormon ini meliputi
kortikosteron.Kortisol, dan kortison.Hormon yang terpenting adalah kortisol.
 Efek fisiologis
Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak untuk
membentuk cadangan yang siap dimetabolis. Hormon ini meningkatkan sintesis glukosa dari
sumber nonkarbohidrat, simpanan glukogen di hati, dan peningkatan kadar darah.
 Efek Permisif
Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya.Sebagai contoh, kortisol harus ada
dalam jumlah yang adekuat agar katekolamin dapat memicu vasokontriksi. Seseorang yang
tidak memiliki kortisol jika tidak diobati dapat mengalami syok sirkulasi pada situasi-situasi
stress yang memerlukan vasokonstriksi luas yang segera. Peran dalam adaptasi terhadap
stress.
Kortisol berperan penting dalam adaptasi terhadap stress. Stress dapat terjadi dalam
bentuk fisik (trauma, pembedahan), kimia (penurunan pasokan oksigen), fisiologis (olahraga
berat, nyeri), psikologis atau emosi (rasa cemas, ketakutan), dan sosial (konflik pribadi,
perubahan gaya hidup). Semua jenis stress adalah perangsang kuat untuk sekresi kortisol.
Walaupun peran pasti kortisol dalam adaptasi terhadap stress belum diketahu,
penjelasan berukut mungkin memada walaupun masih bersifat spekulatif. Manusia primitif
atau hewan yang terluka atau menghadapi situasi yang mengancam nyawa harus menunda
makan. Efek kortisol yang menyebabkan perubahan dari simpanan protein dan lemak
menjadi penanbahan simpanan karbohidrat dan peningkatan ketersediaan glukosa darah akan
membantu melindungi otak dari malnutrisi selama periode puasa terpaksa ini. Di samping
itu, asam-asam amino yang dibebaskan oleh penguraian protein akan dapat digunkana untuk
memperbaiki jaringan yang rusak apabila terjadi cedera fisik. Dengan demikian terjadi
peningkatan ketersediaan glukosa, asam amino, dan asam lemak untuk digunakan apabila
diperlukan.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 14
B. Proses Sintesis Hormon Adrenal
Hormon epinefrin disintesis pada kelenjar adrenal bagian medulla oleh sel-sel kromafin.
Sel target epinefrin adalah sel saraf dari semua reseptor simpatis di seluruh tubuh.
Proses sintesis
Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas
keseluruhan katekolamin, termasuk L-dopa, dopamine, norepinefrin, and epinefrin.Epinefrin
disintesis melalui metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin oleh
feniltanolamin N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-sel
medulla adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula
adrenal..PNMT menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang
menyumbangkan gugus metil pada norepinefrin, membentuk epinefrin.Karena norepinefrin
diaktifkan oleh PNMT dalam sitosol, pertama norepinefrin harus diubah di luar granula sel
kromafin.Hal ini bisa terjadi via katekholamin-H+ penukar VMAT1. VMAT1 juga
bertanggung jawab mentransport epinefrin yang baru disintesis dari sitosol kembali ke dalam
granula sel kromafin untuk persiapan pelepasan.

Jalur biosintetik utama : fenilalanin→tirosin→dopa→dopamin→norepinefrin→ epinefrin.

Tirosin dioksidasi menjadi dopa, dan mengalami dekarboksilasi menjadi dopamin, yang
dioksidasi menjadi norepinefrin.Norepinefrin dimetilasi menjadi epinefrin. Hasil akhir
biosintesis epinefrin dan norepinefrin atau disebut katekolamin dapat berupa dopamin pada
jaringan-jaringan tertentu (misalnya paru, usus, hati) di sana zat tersebut bereaksi sebagai
hormon lokal (Bagnara dan Turner, 1988).
Norepinefrin terbentuk melalui hidroksilasi dan dekarboksilasi tirosin, dan epinefrin
melalui metilasi norepinefrin. Feniletanolamin-N-metiltransferase (PNMT), enzim yang
mengkatalisis pembentukan epinefrin/epinefrin dari norepinefrin, ditemukan dalam jumlah
cukup banyak hanya di otak dan medulla adrenal. PNMT medulla adrenal diinduksi oleh
glukokortikoid, dan walaupun diperlukan jumlah relatif besar, konsentrasi glukokortikoid
dalam darah yang mengalir dari korteks ke medula cukup tinggi.Setelah hipofisektomi,
konsentrasi glukokortikoid darah ini turun dan sintesis epinefrin menurun.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 15
Epinefrin yang ditemukan dalam jaringan di luar medulla adrenal dan otak sebagian
besar diserap dari darah dan bukan disintesis in situ. Yang menarik, epinefrin kadar rendah
kembali muncul dalam darah beberapa waktu setelah adrenalektomi bilateral, dan kadar ini
diatur seperti yang disekresi oleh medula adrenal (Ganong, 1995).

C. Fungsi Hormon Adrenalin/Epinefrin


Secara umum:
1) Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
2) Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.
Secara khusus :
1) Memacu aktivitas cor/jantung.
2) Menaikkan tekanan darah.
3) Mengerutkan otot polos pada arteri.
4) Mengendurkan otot polos bronchiolus
5) Mempercepat glikolisis.
6) Pengeluaran keringat dingin.
7) Rasa keterkejutan/shock.
8) Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
9) Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
 Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
 Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
 Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.
 Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
10) Mencegah efek penuaan dini.
11) Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium
dan
12) Osteoporosis.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 16
D. Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal

Beberapa hormon penting yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal adalah sebagai berikut:

1. Hormon Aldosteron

Hormon aldosteron disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks
adrenal. Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengatur jumlah kalium dan natrium yang
dilewatkan ke dalam urin. Produksi aldosteron dikontrol oleh renin angiotensin system
(RAS) atau renin angiotensin aldosterone system (RAAS). Ini adalah sistem hormon yang
mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya renin diproduksi
oleh ginjal saat tubuh kehilangan banyak garam dan air dari tubuh.

Renin pada gilirannya memicu produksi angiotensin yang pada akhirnya merangsang
kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron. Penurunan tekanan darah juga
merangsang sekresi aldosteron. Jadi, bersama dengan sistem renin angiotensin, aldosteron
membantu ginjal untuk mempertahankan mineral penting seperti sodium dan kalium.

Aldosteron juga dapat menyempitkan pembuluh darah oleh peningkatan natrium dan
retensi air, yang dengan demikian meningkatkan tekanan darah.

2. Hidrokortison dan Kortikosteron

Kortikosteroid dilepaskan dari daerah korteks kelenjar adrenal. Hormon kortikosteroid


yang disekresikan oleh kelenjar adrenal termasuk hormon hidrokortison dan
kortikosteron.Hidrokortison atau kortisol mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.

Hidrokortison dan kortikosteron memainkan peran penting dalam mengatur respon


inflamasi tubuh. Kortikosteron juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan karenanya
dapat digunakan sebagai agen penekan kekebalan tubuh. Sekresi kedua hormon ini
dikendalikan oleh hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang disekresikan oleh kelenjar
hipofisis.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 17
3. Androgenik Steroid

Androgenik steroid atau androgen disekresi oleh zona reticularis (lapisan terdalam) dari
korteks adrenal. Androgen adalah hormon seks pria dan bertanggung jawab untuk
perkembangan karakteristik laki-laki. Hormon ini memainkan peran penting dalam
perkembangan organ seks laki-laki selama fase embrio.

4. Epinefrin dan Norepinefrin

Kedua hormon ini disekresikan oleh bagian dalam kelenjar adrenal yaitu medula adrenal
dan biasanya dikenal pula sebagai adrenalin. Epinefrin dan norepinefrin disebut katekolamin
karena disekresikan untuk merespon kondisi stres fisik atau mental. Epinefrin, juga dikenal
sebagai adrenalin, memainkan peran penting dalam konversi glikogen menjadi glukosa.
Hormon ini juga diperlukan oleh tubuh untuk kelancaran arus darah ke otak dan otot. Selain
itu, epinefrin juga berperan meningkatkan denyut jantung dan melemaskan otot polos paru-
paru. Selain itu, hormon ini juga memicu pelebaran pembuluh darah kecil di paru-paru,
jantung, ginjal, dan otot. Singkatnya, epinefrin membuat tubuh bersiap untuk melakukan
‘pertempuran’. Seiring dengan epinefrin, norepinefrin juga mengaktifkan mekanisme tubuh
untuk respon melawan/melarikan diri.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 18
2.7Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal

1. Pankreas
A. Anatomi Pankreas

Pankreas adalah kelenjar dengan panjang pipih 6 inci yang terletak jauh di dalam perut,
antara perut dan tulang belakang. Hal ini terhubung ke duodenum, yang merupakan bagian
dari usus kecil.Hanya sekitar 5% dari pankreas terdiri dari sel-sel endokrin.Sel-sel ini
berkumpul dalam kelompok-kelompok di dalam pankreas dan terlihat seperti pulau-pulau
kecil sel ketika diperiksa di bawah mikroskop.Kelompok-kelompok ini sel endokrin
pankreas yang dikenal sebagai pulau pankreas atau lebih spesifik, pulau Langerhans
(dinamai ilmuwan yang menemukan mereka).

Pankreas adalah kelenjar besar yang terletak di samping lambung dan usus kecil.Ini
adalah sekitar enam inci (sekitar 15 cm) panjang dan dibagi menjadi kepala, tubuh dan ekor.

Produksi hormon pankreas, termasuk insulin, somatostatin, gastrin, dan glukagon,


memainkan peran penting dalam menjaga gula dan keseimbangan garam dalam tubuh kita.
Hormon utama yang disekresi oleh pankreas meliputi:

 Gastrin: Ini hormon membantu pencernaan dengan merangsang sel-sel tertentu di perut
memproduksi asam.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 19
 Glukagon: Glukagon membantu insulin mempertahankan glukosa darah normal dengan
bekerja dengan cara yang berlawanan insulin. Merangsang sel-sel untuk melepaskan
glukosa, dan ini meningkatkan kadar glukosa darah Anda.
 Insulin: Hormon ini mengatur glukosa darah dengan memungkinkan banyak sel-sel tubuh
Anda untuk menyerap dan menggunakan glukosa. Pada gilirannya, ini turun kadar glukosa
darah.
 Somatostatin: Ketika kadar hormon pankreas lainnya, seperti insulin dan glukagon, terlalu
tinggi, somatostatin disekresikan untuk menjaga keseimbangan glukosa dan / atau garam
dalam darah.
 Peptida intestinal vasoaktif (VIP): Hormon ini membantu mengontrol sekresi air dan
penyerapan dari usus dengan merangsang sel-sel usus untuk melepaskan air dan garam ke
dalam usus.

Pankreas adalah organ yang melayani dua tujuan penting: untuk membantu pencernaan
makanan dan memproduksi hormon yang terutama berfungsi untuk mengontrol kadar energi
dalam darah.

B. Peran Pankreas

Pankreas melakukan dua peran penting :

1) Itu membuat cairan pencernaan yang terdiri dari enzim yang kuat. Ini dilepaskan ke usus
kecil setelah makan untuk memecah dan mencerna makanan.
2) Itu membuat hormon yang mengontrol kadar glukosa darah.

Pankreas memproduksi hormon dalam sel-sel ‘endokrin’. Sel-sel ini berkumpul dalam
kelompok yang dikenal sebagai pulau Langerhans dan memantau apa yang terjadi di dalam
darah. Mereka kemudian dapat melepaskan hormon langsung ke dalam darah bila
diperlukan.Secara khusus, mereka merasakan ketika tingkat gula (glukosa) dalam darah
meningkat, dan segera setelah ini terjadi sel-sel menghasilkan hormon, terutama insulin.
Insulin kemudian membantu tubuh untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
‘penyimpanan’ gula itu di lemak, otot, hati dan jaringan tubuh lainnya di mana dapat
digunakan untuk energi bila diperlukan.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 20
Pankreas adalah sangat dekat dengan perut.Begitu makanan yang dimakan, pankreas
melepaskan enzim pencernaan ke usus untuk memecah makanan.Ketika makanan dicerna,
dan tingkat gizi dalam darah meningkat, pankreas memproduksi insulin untuk membantu
tubuh menyimpan glukosa (energi) jauhnya.Antara waktu makan, pankreas tidak
memproduksi insulin dan ini memungkinkan tubuh untuk secara bertahap melepaskan
simpanan energi kembali ke dalam darah seperti yang diperlukan.

Kadar glukosa tetap sangat stabil dalam darah setiap saat untuk memastikan bahwa
tubuh memiliki pasokan energi.Energi ini diperlukan untuk metabolisme, berolahraga dan,
khususnya, untuk bahan bakar bagian otak yang ‘berjalan’ oleh glukosa. Ini akan
memastikan bahwa tubuh tidak kelaparan di antara waktu makan.

C. Hormon Pankreas Memproduksi


Hormon yang paling penting yang pankreas produksi adalah insulin.Insulin dilepaskan
oleh ‘sel beta dalam pulau Langerhans dalam respons terhadap makanan. Perannya adalah
untuk menurunkan kadar glukosa darah dalam aliran darah dan meningkatkan penyimpanan
glukosa dalam lemak, otot, hati dan jaringan tubuh lainnya.
‘Sel Alpha’ di pulau Langerhans menghasilkan hormon penting lain, glukagon. Ini
memiliki efek sebaliknya terhadap insulin, dengan membantu melepaskan energi ke dalam
aliran darah dari mana disimpan, sehingga meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu,
glukagon dan insulin bekerja bersamaan untuk mengontrol keseimbangan glukosa dalam
aliran darah.
Hormon lain yang diproduksi oleh pankreas termasuk pankreas polipeptida dan
somatostatin. Mereka diyakini berperan dalam mengatur dan fine-tuning sel insulin dan
penghasil glukagon.

Jenis-Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Pankreas

Kelenjar Hormon Fungsi Efek


Pankreas Insulin Mengubah gula darah (glukosa) Menurunkan kadar gula darah
menjadi gula otot (glikogen) di hati
Glukogen Mengubah glikogen menjadi Meningkatkan kadar gula darah
glukosa

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 21
2. Traktus Gastrointestinal
A. Ciri Khas Dinding Gastrointestinal

Saluran Gastrointestinal mempunyai ciri khas dinding yang terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan-lapisan tersebut dari luar ke dalam dapat disusun sebagai berikut :

1) Lapisan serosa.
2) Lapisan otot longitudinal.
3) Lapisan otot sirkular.
4) Lapisan submukosa.
5) Lapisan mukosa (pada bagian terdalam lapisan mukosa terdapat lapisan muskularis
mukosa).
B. Aktifitas Listrik Pada Otot Polos Gastrointestinal

Adapun aktifitas atau pergerakan otot polos tersebut dipengaruhi oleh aktifitas potensial
listrik yang telah teratur sedemikian rupa, sehingga tanpa kita sadari system ini bekerja
dengan sempurna. Aktifitas listrik tersebut meliputi :

1) Faktor yang menimbulkan Depolarisasi membrane (membuat lebih mudah


dirangsang) :
 Peregangan otot.
 Perangsangan oleh asetilkolin.
 Perangsangan oleh saraf parasimpatis yang mensekresi asetilkolin.
 Perangsangan oleh hormone gastrointestinal spesifik.
2) Faktor yang menimbulkan Hiperpolarisasi membrane (membuat serat otot
kurang mudah dirangsang) :
 Pengaruh norepinefrin / epinefrin pada membrane otot.
 Perangsangan saraf-saraf simpatis yang mensekresi norepinefrin.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 22
C. Gerakan-gerakan Fungsional Pada Traktus Gastrointestinal

Dalam proses memasukkan makanan, memproses hingga mengeluarkan zat-zat sisa pada
saluran pencernaan dibantu oleh gerakan-gerakan yang secar fungsional mendukung proses
tersebut. Secara umum gerakan tersebut terbagi menjadi :

1) Gerakan Propulsif (Peristaltik)

Makanan bergerak maju sepanjang saluran dengan kecepatan yang sesuai untuk
terjadinya pencernaan dan absorbsi. Rangsangan yang dapat menimbulkan gerakan
peristaltik antara lain :

a) Peregangan usus, iritasi epitel pelapis usus, sinyal saraf ekstrinsik terutama
parasimpatis.
b) Reflek mienterikus / reflek peristaltik dan gerakan peristaltik kea rah anus
(“hukum dari usus”).

2) Gerakan mencampur

Yang menjaga agar isi usus tetap tercampur setiap waktu.Pada beberapa tampat, gerakan
peristaltik sendiri menimbulkan sebagian besar pencampuran. Pada tempat lain, kontraksi
konstriktif yang lebih berperan dalam proses pencampuran, namun ada pula yang melibatkan
kedua proses tersebut.

D. Aliran Darah Gastrointestinal

Pembuluh darah system gastrointestinal disebut sirkulasi splanknik.Sirkulasi ini meliputi


aliran darah yang melalui usus sendiri ditambah aliran darah melalui limpa, pancreas dan
hepar. Sebelum memasuki sirkulasi sistemik, darah disaring di hepar dari berbagai macam
bakteri dan bahan partikel lain (agen-agen berbahaya) dari traktus gastrointestinal. Selain itu,
sebagian besar (sekitar tiga perempat dari total yang terserap) berupa zat nutrisi nonlemak
dan larut air diserap dan disimpan oleh sel-sel hati.Sedangkan zat nutrisi berdasar lemak tak
larut air diabsorbsi ke saluran limfatik usus yang kemudian dialirkan ke dalam darah melalui
duktus torasikus.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIIMPULAN

Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh kelenjar buntu atau kelenjar endokrin dan
langsung diedarkan oleh darah. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostatis, memacu
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku. Hormon mengontrol sejumlah fungsi
esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan,
perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan sters.

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 24
Daftar Pustaka

Syarifuddin 2009,Edisi 2 “Anatomi Tubuh Manusia”:Selamba Medika

Ahmad. 2003. KamusLengkapKedokteranEdisiRevisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 14, 80.

Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untukSekolahMenengahUmumKelas 2.PenerbitBalaiPustaka,


Jakarta. Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
WEBSITE: http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland http://en.wikipedia.org/wiki/Anterior_pituitary
http://en.wikipedia.org/wiki/Posterior_pituitary
http://yulianaputrisari.blogspot.co.id/2014/06/5.

http://qienazone.blogspot.co.id/2012/04/hormon-hipotalamus-dan-hormon-hipofisis.html

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopediabebashttps://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tiroid

id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenal

id.wikipedia.org/wiki/Pankreas

Ilmu Biomedik Dasar


Kelompok 6 25

Anda mungkin juga menyukai