Anda di halaman 1dari 10

PROSES SPESIASI

A. Isolasi Geografi
Isolasi geografi : batas alam. Apabila batas alam tidak dapat dilewati, suatu populasi tidak
akan pernah bertemu dengan populasi lainnya.
 Proses spesiasi simpatri : proses spesiasi yang terjadi dalam area geografi yang sama dari suatu
spesies yang paling berkerabat. Spesiasi terjadi karena aspek genetik, morfologi, tingkah laku,
fisiologi, dan lain-lain. Contoh : populasi mencit di Eropa Barat memiliki sejumlah populasi kecil
yang tidak interfertilisasi dengan populasi di sebelahnya walaupun penyebarannya sangat luas
di Eropa Barat.
 Spesiasi tidak simpatri : proses spesiasi yang terdapat dalam area geografi yang berbeda
dibandingkan dengan area geografi suatu spesies yang paling berkerabat. Dibagi menjadi 3
yaitu :
1. Spesiasi alopatri : proses spesiasi yang terjadi di daerah yang berjauhan atau berlainan dari suatu
spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Sebagian dari populasi suatu spesies
terpisah dan hidup di daerah yang berlainan. Karena adanya pemisahan, keanekaragaman
yang terbawa dari populasi yang terpisah, berbeda dalam frekuensi alelnya. Oleh karena kedua
daerah memiliki perbedaan dalam banyak hal, seleksi alam yang bekerja pada masing-masing
area akan berbeda pula. Ketika kedua populasi tersebut bertemu di kemudian hari, tidak ada
lagi interaksi social di antara kedua populasi tersebut. Contoh : Macaca brunnescens dianggap
jenis berbeda dari Macaca ochreata karena terpisah secara geografi.
2. Spesiasi parapatri : proses spesiasi yang terjadi di daerah yang bersebelahan dengan daerah dari
suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Daerah penyebaran meliputi lebih
dari satu macam habitat dengan persyaratan yang berbeda. Dengan berjalannya waktu,
terbentuklah suatu populasi yang tetap bersebelahan tetapi kemampuan interfertilnya secara

[Type here]
[Type here]
[Type here]
keadaan akan ada dua populasi yang sudah tidak mampu berinteraksi secara interfertil, sehingga
harus dianggap sebagai spesies tersendiri.
3. Spesiasi peripatri : proses spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang
paling dekat hubungan kekerabatannya. Suatu organisme memiliki kisaran toleransi tertentu,
akibatnya jenis tersebut akan menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari pusat
penyebarannya, maka lingkungannya pun makin berbeda. Dengan demikian spesies yang
menempati daerah tersebut akan semakin berbeda dengan spesies yang menempati pusat.
Dengan demikian, interaksi antara populasi tersebut dengan populasi satu spesiesnya menjadi
sangat terbatas.

B. Isolasi Reproduksi
Proses spesiasi yang ditinjau dari : keberhasilan terjadinya pembuahan (kemungkinan pertemuan
antara dua jenis sel gamet  proses pra-kawin) dan keberhasilan suatu perkawinan (proses
pasca kawin). Spesiasi pra kawin meliputi :
1. Kromosomal : perbedaan jumlah, bentuk, urutan kromosom berpengaruh dalam perubahan.
2. Musim : perbedaan musim kawin atau musim berbunga menyebabkan individu hanya dapat
saling membuahi individu tertentu yang cocok.
3. Parthenogenesis : individu identik dengan induk yang menghasilkannya.
4. Morfologi atau struktural : perbedaan struktur tubuh (morfologi) menyebabkan pembuahan
menjadi tidak mungkin.
Spesiasi pasca kawin meliputi :
1. Letalitas : adanya embrio yang letal
2. Sterilitas : individu yang dilahirkan tidak dapat memiliki keturunan.
3. Semi-letal : individu yang dihasilkan, meskipun hidup normal dan dapat memiliki keturunan,
memiliki vitalitas yang sangat rendah.

[Type here]
Landasan teori
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala
laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan
yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri
dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri
tersebut (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa
bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir,
kapang, dan sebagainya. populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah
beranekaragam sehingga dalam mengisolasi dierlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi
mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotic (Ferdiaz, 1992).
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut
biakan murni.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Nur dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang. Yang didasarkan padda prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh
spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang
dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam
mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi
dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwijoseputro, 2005). Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu antara lain:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
2. Tempat hidup atau asal mikrobatersebut.
3. Medium pertumbuhan yang sesuai.
4. Cara menginkubasi mikroba.
5. Cara menginokulasi mikroba.
6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang
dimaksud.
7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.
Metode Isolasi
Menurut hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni
yaitu:
1. Metode cawan gores

[Type here]
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yanti menghemat bahan dan waktu. metode cawan gores
yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme
yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan
mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (±500C) yang
kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam specimen pada umumnya
tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perku dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut mengandung koloni terpisah diatas permukaan
ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan
keterampilan yang tinggi.
3. Teknik sebar (spread plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan
digunakan.
4. Teknik pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL
untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni
yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh
satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum
yakin bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita
dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian
ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian dipempatkan dalam medium encer untuk
dibiakkan.
Isolasi juga di perlukan untuk proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba,
yaitu:
1. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengnecerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode
agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan isolasi mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar
tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang
dicairkan dan didinginkan (500C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan
sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/di
dalam cawan.
2. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu

[Type here]
dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang
untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang
tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.

III. Alat dan bahan


Alat:
 Jarum inokulasi
 Pembakar Bunsen/spritus
 Orbital shaker
 Tabung reaksi
 Cawan petri
 Incubator
 Pemanas air
 Pipet volume 1 mL
 Spreader
Bahan:
 Media NB steril
 Biakan bakteri
 Media nutrient agar miring
 Media NA steril
 Kapas

IV. Cara kerja


a. Isolasi ke media cair
1. Memegang jarum inokulasi dan tabung berisi biakan bakteri
2. Memanaskan jarum inokulasi
3. Memasukkan jarum inokulasi ke dalam tabung bakteri
4. Jarum diangkat, memanaskan mulut tabung dekat api
5. Tabung ditutup dengan kapas
6. Mengambil media NB dengan tangan kiri dan buka
7. Memanaskan mulut labu media
8. Memasukkan ujung jarum inokulasi
9. Mengangkat jarum
10. Memanaskan mulut labu dan menutupnya
11. Kultur diinkubasi pada temperature tertentu sambil digoyang dalam orbital shaker.
b. Isolasi ke media padat
b1. Agar miring
1. Secara steril gesekkan jarum inokulasi ke biakan bakteri di atas permukaan agar miring ke dalam
tabung reaksi pertama dengan cara zigzag.
2. Tabung kedua merupakan tabung control.
3. Kedua tabung diinkubasi pada temperature 370C selama 48 jam.
[Type here]
4. Baakteri berkembang biak dan berkoloni.
b2. Agar dalam cawan petri
1. Memanaskan tabung-tabung berisi agar dalam pemanas 1000C hingga agarnya mencair.
2. Membuka bungkusan cawan petri dan tempatkkan di atas meja.
3. Mengambil satu tabung berisi media agar, dan dinginkan sampai suhunya ± 550C.
4. Membuka tutup tabung dlam keadaan miring dan panaskan mulut tabung dalam nyala api.
5. Membuka tutup cawan petri dan masukkan agar dalam cawan.
6. Memaskan mulut cawan petri.
7. Menutup cawan petri.
8. Mendiamkannya hingga media agar beku.
b2.1.Isolasi dengan teknik geser
1. Memijarkan jarum inokulasi
2. Membasahi jarum inokulasi dengan suspense bakteri
3. Menggeser bagian jarum yang telah dibasahkan pada permukaan media agar dalam cawan petri
dengan membuat sejumlah garis lurus yang sejajar.
4. Memutar cawan 900C.
5. Menggeser jarum dimulai dari ujung garis geseran terakhir dan geserkan kembali membentuk
garis lurus sejajar.
6. Memutar kembali berlawanan arah jarum jam, ulangi 1 atau 2x.
7. Menutup cawan petri dan membakar mulutnya.
8. Menyimpannya pada temperature inkubasi yang ditentukan.
b2.2. Isolasi menggunakan teknik tuang/pour plate dengan pengenceran sampel.
1. Memberi label pada 3 tabung akuades steril masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3.
2. Memberi label pada cawan petri masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3.
3. Memanaskan media NA beku hingga mencair.
4. Mendingikannya sampai kira-kira 550C.
5. Mengambil 1 mL suspense bakteri lalu masukkan dalam tabung akuades 10-1.
6. Mengambil 1 mL dari tabung 10-1 dan masukkan dalam tabung 10-2.
7. Mengambil 1 mL dari tabung 10-2 dan masukkan dalam tabung 10-3.
8. Mengambil 1 mL sampel dan masukkan dalam cawan petri.
9. Memasukkan media NA yang temperaturnya ±550C dan tunggu hingga mengeras.
10. Memasukkannya dalam incubator dalam posisi terbalik.
11. Mengamati koloni yang timbul.
b2.3. Isolasi dengan teknik sebar
1. Mengambil 1 Ml suspense bakteri.
2. Memasukkannya dalam cawan petri berisi media NA.
3. Memanaskan spreader.
4. Menunggu hingga agak dingin.
5. Meratakan suspense bakteri diatas permukaan media agar dengan spreader. Menginkubasi kultur
pada temperature yang sesuai.

V. Analisis dan pembahasan


Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri (mikroorganisme)yaitu dengan
menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran dan agar miring.
Metode-metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme

[Type here]
sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. Prkatikum ini
bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik di dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya.
Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni mikroba
yang utmbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktiukum dapat diketahui
bahwa bentuk, tepian, warna dan wlwvasi dari bakteri. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar,
rizoid, tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak,
dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada sampel ini adalah semua berwarna
putih susu dan elevasi pada semua sampel ini datar da nada pula yang cembung.
Koloni=koloni yang telah ditentukan pada masing=masing medium kemudian diidentifikasi
morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni, elevasi. Pada masing-
masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat
dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adnya penampakan umum berupa lender dan
agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki
bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri
dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan
penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang
menguntungkan.
Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika
kondisi dari alat, bahan maupun prkatikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja,
baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar
tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan. Setiap pada prkatikum kali ini,
semua cawan biakan bahkan cawan control pun terkontaminasi hal ini dibuktikan pada cawan
control terdapat koloni-koloni bakteri.
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang
penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba sangat penting didalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut
ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:
a. Suplai nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energy
dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah: karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen,
sulfur, fosfor, zat besi, dan seju,lah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-
sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada kahirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higienis adalah meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya
terkendali.
b. Suhu atau temperature
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan:
1. Apabila suhunaik maka kecepatan metabolism naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya
apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2. Apabila suhu naik atau turun secara drastic, tingkat pertumbuhan akan terhenti, komponen sel
menjadi tidak aktif dan rusak sehingga sel-sel menjadi mati.

[Type here]
Berdasarkan hal diatas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
2. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum disebut
juga suhu inkubasi.
3. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhannya tidak terjadi.
c. Keasaman atau kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda.
Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8 dan nilai pH di luar kisaran 2
sampai 10 biasanya bersifat merusak.
d. Ketersediaan oksigen
Mikroorganisme memeilki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah:
1. Sterilisasi medium yang kurang sempurna.
2. Medium memenuhi semua kebutuhan nutrient.
3. Proses prkatikum yang tidak aseptis.
4. Lingkungan laboratorium yang kurang steril.

VI. Kesimpulan
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan,
sehingga diperoleh kultur murni. Cara-cara pengisolasian mikroba dengan cara isolasi ke media
padat dan isolasi ke media cair. Teknik-teknik isolasi ke media padat dengan cara agar miring,
teknik sebar, teknik tuang, dan teknik gores.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai