Anda di halaman 1dari 28

Hormon dan Metabolisme

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan besar telah terjadi dalam semua bidang kedokteran selama dekade
terakhir dan disertai dengan makin meningkatnya pemahaman tentang proses biokimia,
fisiologi, dan imunologi yang terlibat dalam proses pembentukan dan fungsi sel darah
normal serta gangguan yang mungkin timbul pada berbagai penyakit.
Endokrinologi merupakan ilmu mengenai hormon endrokrin dan organ organ
yang terlibat dalam pelepasan hormon endokrin. Hormon bahasa Yunani , horman yang
berarti "yang menggerakkan" adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang
selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu. Secara klasik,
hormon dideskripsikan sebagai penyampai pesan kimiawi, yang dilepaskan dan bekerja
pada lokasi yang jauh dari tempat pelepasannya. Saat ini telah jelas bahwa terdapat
hubungan erat antara hormon dan faktor faktor pertumbuhan yang bekerja secara
parakrin dan autokrin. Hormon bersifat esensial untuk mempertahankan fungsi
fisiologis yang normal dan gangguan hormonal muncul pada semua tahap kehidupan
manusia.
Pusat dari pengaturan penlepasan dan penghambat pengeluaran sistem adalah di
otak. Otak juga salah satu kelenjar endokrin terpenting. Sel sel saraf yang
terspesialisasi, terutama pada hipotalamus, mensintesis hormon yang kemudian
ditranspor sepanjang akson ke terminal saraf. Di terminal saraf, hormon kemudian
dilepaskan ke dalam sistem darah portal yang akan membawanya ke kelenjar hipofisis.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang hendak dikaji adalah
dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimana fungsi umum dari hormon?
3. Apa saja jenis dan fungsi spesifik dari hormon?
4. Kelenjar kelenjar apa saja yang menghasilkan hormon?
1

Hormon dan Metabolisme

5. Bagaimana proses pengaturan kerja hormon?


6. Bagaimana proses pembentukan hormon?
1.3. Tujuan Pembahasan
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis memiliki tujuan yang
diharapkan berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.
Tujuannya dibagi menjadi dua, yaitu pertama secara umum makalah ini bertujuan
menambah wawasan mahasiswa/i dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik
dan tepat, dan melatih cara pemikiran ilmiah. Cara pemikiran ilmiah ini sangat
dibutuhkan bagi seorang calon dokter maupun dokter agar mampu menganalisis suatu
persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah
ini ialah mahasiswa maupun pembaca mengetahui tentang Hormon yang meliputi :
1.

Definisi hormon

2.

Fungsi umum hormon

3.

Jenis dan fungsi spesifik hormon

4.

Kelenjar kelanjar penghasil hormon

5.

Regulasi (proses pengaturan kerja hormon)

6.

Biosintesis (proses pembentukan hormon)

6.4.

Manfaat Pembelajaran
Manfaat pembelajaran dari penulisan makalah ini adalah diharapkan

mahasiswa/i mampu untuk mencapai segala Learning Objective yang telah didapat dan
dapat menerapkan pada saat sudah mendapat gelar dokter dan ditugaskan di instansi
kesehatan pemerintah maupun praktik sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

Hormon dan Metabolisme

2.1. Skenario
SKENARIO I
HYPOTHALAMIC
HYPOTHALAMIC

ANTERIOR PITUITARY

- LPH

GROWTH HORMONE
ACTH
TSH

ADRENAL

BONE

FSH

LH

TIROID

PROLAKTIN

BREAST

THYROXINE
17 HYROXY CORTICOIDS
SOMATOMEDINS
ALDOSTERONE
SEX HORMONES
A
OVARIUM

ESTROGEN

OVARIUM

OVARIUM

PROGESTERON

Hormon adalah suatu hasil kelenjar endokrin yang berfungsi dalam pengaturan
metabolisme dan berja berbagai organ didalam tubuh. Regulasi sekresi hormon
memiliki sistem homeostatic dengan mekanisme stimulating and feed back inhibition.
2.2. Learning Objective

Hormon dan Metabolisme

Dari skenario tersebut learning objective yang harus dicapai mahasiswa adalah
mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang HORMON yang meliputi,
yaitu:
1. Defenisi
2. Fungsi (secara umum)
3. Jenis dan fungsi masing - masing
4. Organ penghasil
5. Regulasi (pengaturan kerja hormon, buat 1 contoh)
6. Biostatis (bagaimana proses terbentuknya hormon, buat 1 contoh).
2.3. Pembahasan Learning Objective
2.3.1. Defenisi Hormon
Hormon adalah suatu zat kimia yang di sekresikan oleh satu sel atau kelompok sel
masuk ke dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, untuk merangsang atau menghambat
aktifitas sel/jaringan tertentu dengan konsentrasi yang amat sedikit.
2.3.2. Fungsi Hormon (Secara Umum)
Sistem endokrin mengatur aktivitas aktivitas yang lebih memerlukan durasi
daripada kecepatan. Kelenjar endokrin mengeluarkan hormon, pembawa pesan kimia
dalam darah yang bekerja pada sel sasaran yang terletak jauh dari kelenjar endokrin itu
sendiri. Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang berada dibawah kontrol hormon
ditujukan untuk mempertahankan homeostatis. Kelenjar endokrin sentral, yang berada
atau berkaitan erat dengan otak, mencakup hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar
pineal. Hipotalamus (suatu bagian dari otak) dan kelenjar hipofisis posterior bekerja
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan hormon hormon yang esensial untuk
mempertahankan keseimbangan air, melahirkan, dan menyusui. Hipotalamus juga
mengeluarkan hormon hormon regulatorik yang mengontrol pengeluaran hormon
kelenjar hipofisis anterior, yang mengeluarkan enam hormon yang sebaliknya
mengontrol pengeluaran hormon beberapa kelenjar endokrin perifer. Satu hormon
hipofisis anterior, hormon pertumbuhan, mendorong pertumbuhan dan mempengaruhi

Hormon dan Metabolisme

homeostatis nutrien. Kelenjar pineal adalah bagian dari otak yang mengeluarkan suatu
hormon yang penting dalam menentukan irama biologis tubuh.
Fungsi hormon secara keseluruhan, yaitu:
1. mengatur metabolisme organik serta keseimbangan H2O dan elektrolit, yang
secra kolektif penting dalam mempertahankan lingkungan internal yang konstan.
2. Menginduksi perubahan adiktif untuk membantu tubuh menghadapi situasi
stress.
3. Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan berurutan
4. Mengontrol reproduksi
5. Mengatur produksi sel darah merah
6. Bersama sistem saraf otonom, mengontrol dan mengintegrasikan sirkulasi dan
pencernaan serta penyerapan makanan.
2.3.3. Jenis dan Fungsi Masing masing Hormon
Berikut adalah jenis dan fungsi masing masing hormon, yaitu:
NO
1
2
3
4
5

Kelenjar
Kelenjar Pituitari
Kelenjar Pineal
Kelenjar Tiroid

Fungsi
Untuk mengatur sekresi kelenjar lainnya
Sel pinealosit: mensekresikan hormon melatonin
Memproduksi hormon tiroksin dan kalsitonin yang

Kelenjar Paratiroid

berfungsi mengurangi kadal kalsium darah.


Mensekresikan hormon paratiroid / paratohormon untuk

Kelenjar Adrenal

meningkatkan kadar kalsium darah


1. Bagian Korteks Adrenal, mensekresikan hormon
steroid, mengatur metabolisme tubuh
2. Bagian Medulla Adrenal, mensekresikan hormon
epineprin dan norepineprin, merespon rangsangan
dari sistem saraf simpatik terutama dalam kondosi

Pankreas

tertekan.
1. Mensekresikan

hormon

insulin,

untuk

menurunkan KGD
2. Mensekresi hormon glukagon, untuk menaikkan
7

Kelenjar Gonad

KGD
1. Testis,

mensekresikan

(androgen)
5

hormon

testosteron

Hormon dan Metabolisme

2. Ovarium, menghasilkan ovum, mensekresikan


8

Timus

hormon esterogen dan progesteron


Untuk perkembangan sistem tubuh.

2.3.4. Organ Penghasil Hormon


1. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus juga dikenal sebagai master gland. Organ ini terletak di
bawah talamus dana di atas kelenjar hipofisis, yang berada di dalam sela
tursika. Hipotalamus mengandung beberapa nukleus yang berasal dari
neuroektoderm. Setiap nukleus turut berkontribusi untuk mempertahankan
homeostasis; keseimbangan air, suhu tubuh, rasa lapar, rasa haus, dan emosi.
Hipotalamus menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin,
terutama lewat kelenjar hipofisis. Akhirnya, hipotalamus meregulasi waktu
dan jumlah sekresi hormon hipofisis.
Hipotalamus memberikan kontrol langsung pada sekresi hormon
hipofisis anterior lewat faktor faktor pelepasan / penghambat. Faktor
faktor ini disintesis oleh badan sel saraf didalam hipotalamus, disimpan
dalam granula pada ujung terminal akson dan dilepas ke dalam sirkulasi
hipotalamus hipofisis. Faktor faktor tersebut, yaitu:
Hormon
Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
Gonadotropin
Releasing
Hormone

Fungsi
Menginduksi pelepasan ACTH
Menginduksi pelepasan LH dan FSH

(GnRH)
Growth Hormone Releasing Hormone

Menginduksi pelepasan GH

(GHRH)
Somatostatin (Growth Hormone Inhibitory

Menghambat Pelepasan GH

Hormone, GHIH)
Prolactin Inhibiting Factor (Dopamin)
Thyrotropin Releasing Hormon (TRH)

Menghambat pelepasan prolaktin


Menginduksi pelepasan TSH dan prolaktin

2. Kelenjar Hipofisis

Hormon dan Metabolisme

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil dengan diameter 1 cm dan


beratnya 0,5 1 gram yang terletak di sela tursika, rongga tulang pada basis
otak dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai pituitari.

Kelenjar hipofisis secara fisiologi terbagi dua, yaitu:


a. Hipofisis anterior / Adenohypofisis / Pars Distalis, berasal dari kantung
rathke, yang merupakan invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan
embrio dan dapat menjelaskan sifat epitaloid sel selnya.
No Hormon
1
Thyroid

Stimulating

Fungsi
Sel folikel tiroid; Meransang sekresi T3 dan T4

Hormone (TSH)
Adrenocorticotropic

Zona fasikulata, Zona retikularis, dan Korteks adrenal;

Hormone (ACTH)
Follicle Stimulating

Merangsang sekresi kortisol


1. Wanita
(Folikel

Hormone (FSH)

pertumbuhan

dan

ovarium);

mendorong

perkembangan

folikel,

merangsang sekresi esterogen.


2. Pria (Tubulus seminiferus di testis); merangsang
4

Luteinizing Hormone
(LH)

produksi sperma.
1. Wanita (Folikel ovarium dan Korpus luteum);
merangsang

ovulasi,

perkembangan

korpus

luteum, sekresi esterogen dan progesteron.


2. Pria

(Sel

interstisium

leydig

di

testis);

Hormon dan Metabolisme

Merangsang sekresi testosteron


Wanita (kelenjar mamae); Merangsang sekresi susu

Prolaktin

b. Hipofisis posterior, berasal dari penonjolan jaringan saraf hipotalamus


dapat menjelaskan adanya sejumlah besar sel tipe glia dalam kelenjar.
No Hormon
Fungsi
1
Vasopressin (Hormon Meningkatkan
2

Antidiuretik)
Oksitosin

reabsoebsi

vasokonstriksi
Meningkatkan

H2O,

kontraktilitas,

menyebabkan
menyembabkan

penyemprotan susu.
Kelenjar hipofisis terbentuk dari dua struktur embrionik terpisah. Selama
minggu ketiga perkembangan, kantung hipofisis (kantung Rathke, bakal
hipofisis anterior) tumbuh dari dasar faring, sementara tunas neurohipofisis
(bakal hipofisis posterior) terbentuk dari diensefalon.

Menjelang akhir bulan kedua, kantung hipofisis terlepas dari dasar faring
dan bersatu dengan tunas neurohipofisis.

Hormon dan Metabolisme

Selama periode janin, perkembangan bagian anterior dan posterior


hipofisis terselesaikan.

3. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terletak
dekat korpus kalosum. Terdiri dari sebagian sel saraf dan sel pinealosit yang
dapat mensekresikan hormon melatonin sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan reproduksi dan siklus fisiologis sehari hari.

Hormon dan Metabolisme

4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)


Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) merupakan salah satu kelenjar endokrin
terbesar. Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan
sebelah anterior trakea. Normalnya pada orang dewasa kelenjar tiroid
memiliki berat 15 20 gram. Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus yang
terletak disebelah kanan dan kiri trakea, dan diikat bersama oleh jaringan
tiroid yang disebut ismus tiroid dan melintasi trakea dibagian depannya.

Perkembangan tiroid bermula pada minggu keempat sebagai diverkulum


epitel yang tumbuh ke bawah lapisan endodermal usus depan (foregut).

10

Hormon dan Metabolisme

Divertikulum tiroid terus tumbuh ke arah anterior, dan hubungannya


dengan faring yang sedang berkembang, yaitu ductus thyroglossus, lalu
beregresi. Pada stadium fetal, kelenjar tiroid telah mencapai posisi normal
yang bertahan hingga dewasa.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid adalah Triiodotironin (T 3)


dan Tetraiodotironin (T4 / Tiroksin) yang berfungsi untuk meningkatkan laju
metabolik; esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan saraf.

5. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid terdiri atas empat


massa oval kecil yang masing masing berukuran 3 x 6 mm, dengan berat
total sekitar 0,4 gram. Kelenjar paratiroid terletak dibelakang kelenjar tiroid,

11

Hormon dan Metabolisme

satu pada masing masing kutub atas dan bawah, dan umunya terbenam
dalam simpai kelenjar yang dalam.

Kelenjar tiroid berasal dari endoderm kantung faring (brankial). Keempat


kantung faring terdapat selama perkembangan dengan masing masing
kantung turut membentuk struktur kepala dan leher yang penting. Setiap
kantung

mewakili

evaginasi

jaringan

endoderm

didalam

foregut.

Diferensiasiasi kantung brankial ketiga berlangsung pada kehamilan kelima


dan keenam. Menjelang kehamilan minggu ketujuh, diverkulum kantung
brankial

ketiga

memanjang

dan

pemanjangan

ini

pada

akhirnya

memungkinkan timus yang sedang berkembang dan kelenjar paratiroid


inferior untuk memisahkan diri. Timus bermigrasi ke medial dan kaudal
dengan menarik kelenjar paratiroid inferior sampai timus dan paratiroid
kehilangan koneksi satu sama lain. Kelenjar paratiroid inferior akhirnya
melekat pada permukaan dorsal kelenjar tiroid. Kantung brankial keempat
yang

menghasilkan

kelenjar

paratiroid

superior

mengikuti

garis

perkembangan dan garis waktu yang serupa. Kelenjar paratiroid superior


yang sedang berkembang tidak bermigrasi bersama struktur lainnya (yaitu
kelenjar timus) tetepi sebaliknya berjalan dengan jarak yang lebih pendek
sebelum melekat pada permukaan dorsal kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (PTH) yang
berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi Ca2+

plasma;

konsentrasi PO43- plasma; merangsang pengaktifan vitamin D.


6. Kelenjar Timus

12

menurunkan

Hormon dan Metabolisme

Kelenjar timus terletak di dalam thorax, di belakang tulang sternum, kira


kira pada bifurkasi trakea. Warnanya kemerah merahan dan terdiri dari
dua lobus. Pada bayi yang baru lahir ukurannya sangat kecil ( 10 gram).
Ukurannya terus bertambah seiring bertambahnya umur, pada masa remaja
30 - 40 gram dan kemudian mengerut. Fungsi dari kelenjar timus belum
diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan produksi antibodi.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus adalah timosin yang berfungsi
untuk meningkat proliferasi dan fungsi limposit T .

7. Kelenjar Adrenal / Suprarenalis


Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub
atas ginjal, dan terbenam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar adrenal
merupakan struktur pipih berbentuk bulan sabit, dengan panjang sekitar 4

13

Hormon dan Metabolisme

6 cm, lebar 1 2 cm, dan tebal 4 6 mm pada orang dewasa. Kelenjar


adrenal masing masing dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang
mengirimkan septa tipis ke bagian dalam kelenjar sebagai trabekula. Stroma
terutama terdiri atas jalinan serat retikular yang menompang sel sekretoris.
Kelenjar ini terdiri dari dua lapisan konsentris, yaitu:
a. Korteks adrenal, lapisan perifer kekuningan.
b. Medulla adrenal, lapisan pusat berwarna coklat kemerahan.

Korteks dan medulla adrenalis dapat dipandang sebagai dua organ


dengan asal, fungsi dan ciri morfologi yang bersatu selama masa
perkembanagan embrional. Kedua struktur tersebut berasal dari lapisan
germinal yang berbeda. Korteks berasal dari mesoderm dan medulla terdiri
dari sel sel yang berasal dari krista neuralis, yang juga merupakan asal
dari sel ganglion simpatis.
Kelenjar adrenal menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin yang
berfungsi untuk memperkuat sistem saraf simpatis; berperan dalam adaptasi
stress dan regulasi tekanan darah.
8. Pankreas

14

Hormon dan Metabolisme

Pankreas manusia mempunyai 1 2 juta pulau Langerhans. Pulau


Langerhans merupakan massa sferis padat jaringan endokrin yang terbenam
dalam jaringan eksokrin asinar pankreas. Setiap pulau Langerhans hanya
berdiameter 0,3 mm dan tersusun mengelilingi pembuluh kapiler kecil yang
merupakan tempat penampungan hormon yang disekresikan. Setiap simpai
retikular yang sangat tipis mengelilingi setiap pulau dan memisahkannya
dari jaringan asinar yang berdekatan.
Pulau pankreas memeiliki asal embrionik yang sama seperti jaringan
asinar pankreas; massa sel pada pertumbuhan keluar epitel dari lapisan usus
(endoderm) didekat ductus koleodokus.
Setiap pulau terdiri atas sel sel bulat atau poligonal pucat, yang lebih
kecil dan lebih terpulas lemah ketimbang sel asinar didekatnya, tersusun
berderat yang dipisahkan oleh suatu jalinan kapiler bertingkat. Serabut saraf
autonom berkontak dengan sejumlah sel endokrin dan pembuluh darah.

15

Hormon dan Metabolisme

Pulau Langerhans mengandung hormon utama, yaitu:


a. Sel / A, terutama menyekresi glukagon dan biasanya berada di depan
bagian tepi pulau.
b. Sel / B, menghasilkan insulin, berada sentral di pulau dan merupakan
sel terbanyak
c. Sel / D, menyekresikan somatostatin, tersebar dan sedikit.

16

Hormon dan Metabolisme

Pankreas menghasilkan hormon hormon sebagai berikut, yaitu:


N

Hormon

Fungsi

o
1

Insulin

Mendorong penyerapan, pemakaian, dan penyimpanan

Glukagon

nurient oleh sel.


Penting untuk mempertahankan kadar nutrien dalam darah

Somatostatin

selama pasca absorbsi


Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien dan

2
3

menghambat sekresi semua hormon pankreas.


9. Kelenjar Gonad
Kedua hormon tersebut sudah mulai mensekresikan hormon sejak tahap
fetus, namun berfungsi aktif ketika memasuki masa puber. Kedua hormon
tersebut

akan

mengatur

pertumbuhan

dan

perkembangan

struktur

reproduksi, yaitu:
No
1
2
3
4

Testis
Pembesaran suara
Pertumbuhan rangka dan otot

Ovarium
Perkembangan Payudara
Distribusi lemak di pinggul, kaki, dan
payudara
Menstruasi

Pertumbuhan rambut tubuh


Meningkat hasrat sexual

Hormon hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gonad, yaitu:


No
1

Kelenjar
Ovarium

Hormon
Esterogen (Estradiol)

Fungsi
Mendorong

perkembangan

mengatur perkembangan

folikel,

karakteristik

sex sekunder; merangsang pertumbuhan


uterus

dan

payudara.

Pada

tulang

mendorong penutupan lempeng epifisis.

17

Hormon dan Metabolisme

Progesteron

Mempersiapkan uterus untuk kehamilan


dan

Testis

perkembangan

alat

pensekresi

payudara
Merangsang produksi sperma; mengatur

Testosteron

perkembangan

karakteristik

sex

sekunder; menimbulkan dorongan sex.


Pada tulang, meningkatkan lonjakkan
pertumbuhan masa pubertas, mendorong
3

Testis

penutupan tulang epifisis.


Menghambat FSH

Inhibin

dan
4

Ovarium
Plasenta

Esterogen

(esteriol); Membantu mempertahankan kehamilan;

Progesteron

mempersiapkan

menyusui
Gonadotropin Korion / Mempertahankan
Human

Chorionic

payudara

untuk

korpus

luteum

kehamilan

Gonadotropin (HCG)
Human

Kemungkinan membantu meningkatkan

Somatomammotropin

pertumbuhan
payudara ibu.

18

jaringan

janin

dan

Hormon dan Metabolisme

Ovarium

Testis

2.3.5. Regulasi (Pengaturan Kerja Hormon)


1. Lokasi Kerja Reseptor Hormon

19

Hormon dan Metabolisme

Hormon bekerja dengan cara mengubah reaksi kimia sel target. Hormon
tidak memulai reaksi biokimia, tetapi mengatur tingkat reaksi sel. Berbagai
hormon dilepas sesuai mekanisme picu yang berbeda.
Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada
reseptor spesifik di sel target. Ketika hormon terikat pada reseptornya, hal
tersebut biasanya akan menginisiasi serangkaian reaksi didalam sel, dengan
setiap tahap reaksi yang semakin teraktivasi sehingga sejumlah kecil konsentrasi
hormon bahkan dapat mempunyai pengaruh yang besar.
Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar sel yang
distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 100000 reseptor. Setiap reseptor
biasanya juga sangat spesifik untuk sebuah hormon. Jaringan target yang
dipengaruhi oleh suatu hormon adalah jaringan yang memiliki reseptor
spesifiknya.
Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai
berikut:
a. Didalam permukaan atatu pada permukaan membran sel, sebagian besar
spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.
b. Didalam sitoplasma sel, untuk berbagai hormon steroid terutama
ditemukan didalam sitoplasma.
c. Didalam nukleus sel, untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan
lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.

20

Hormon dan Metabolisme

2. Mekanisme Kendali Hormon


Dari sifat kimianya, ada 2 jenis utama hormon, yang terdiri dari molekul
protein dan amino, dan yang terdiri atas molekul steroid. Kedua kelompok
ini secara keseluruhan bekerja dengan cara yang serupa. Mereka berperan
secara biokimia untuk mengubah tingkat pembentukan zat tertentu, biasanya
dengan meningkatkan atau menurunkan produksi enzim yang mempercepat
pembentukan zat tertentu. Pada tingkat sel, kedua kelompok hormon protein
dan amino bekerja pada tempat reseptor yang tidak berubah dipermukaan
sel, sedang hormon steroid bekerja apda reseptor yang bergerak didalam sel.
3. Mekanisme Umpan Balik
Kadar hormon didalam darah dikendalikan oleh mekanisme umpan
balik, atau siklus. Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang
mengendalikan sistem pemanas pusat. Jumlah hormon tertentu yang berdar
atau sedang disekresi kedalam aliran darah dideteksi dan dikirim ke unit
pengendali. Bagi sebagian besar hormon, unit pengendaliannya adalah
kompleks hipotalamus hipofisis didalam otak. Jika kadar hormon tertentu
meningkat melebihi batas normal, unit pengendalian bereaksi menurunkan
produksi hormon. Sebaliknya, jika kadar hormon menurun, unit pengendali

21

Hormon dan Metabolisme

bekerja lagi, merangsang produksi agar kadar hormon meningkat sesuai


batas yang dibutuhkan.
4. Regulasi Hormon Masing - Masing
a. Prolaktin
Penghisapan puting (suckling) menstimulasi sekresi prolaktin. Dopamin
secara tonis menghambat sekresi prolaktin. Prolaktin menggalakkan
pertumbuhan payudara selanjutnya selama kehamilan (lewat kerjasama
yang terpadu beberapa hormon lainnya) dalam mempersiapkan payudara
untuk memproduksi ASI, menstimulasi laktasi (peranan primer) dan
menghambat ovulasi lewat efeknya pada GhRH. Jadi, prolaktin memeliki
kadar yang rendah pada wanita yang tidak hamil atau pada wanita hamil
yang belum menyusui bayinya (belum terjadi penghisapan puting). Berikut
adalah skema regulasinya.
Hipotalamus

(+) TRH

(+) Penghisapan

(-) Dopamin

Hipofisis Anterior

Prolaktin

Jaringan Payudara

Hipotalamus

Produksi
Perkembangan
ASI
payudarah tambahan selama kehamilan
Supresi GnRH
b. Hormon Tiroid

22

Hormon dan Metabolisme

Poros hipotalamus hipofisis memberi respon perubahan pada kadar free


T4 dan T3 di dalam serum. Kadar hormon tiroid bebas yang rendah
menstimulasi pelepasan TRH dari hipotalamus. TRH selanjutnya
memasuki sirkulasi darah hipofisis dan menstimulasi sel sel tirotrop
untuk melepaskan TSH ke dalam sirkulasi sistemik. TSH menggalakan
peningkatan sintesis dan sekresi hormon tiroid melalui upregulasi proses
ambilan iodida, organifikasi, coupling, dan pinositosis material koloid.
TSH juga memberikan efek trofik pada kelenjar tiroid dengan
meningkatkan ukurannya melalui sintesis protein yang berlanjut.
c. Insulin
Glukosa merupakan stimulus pelepasan yang paling kuat. Glukosa
masuk ke dalam sel sel melalui glucose transporter GLUT 2.
Transportasi ini proses difus yang difasilitasi dan ini berarti bahwa kadar
glukosa intrasel berada dalam keadaan seimbang (ekuilibrium) dengan
kadar glukosa serum. Peningkatan kadar glukosa serum dalam sel sel
dipintas ke dalam lintasan glikolisis. Peningkatan katabolisme glukosa
menyebabkan kenaikan rasio ATP : ADP intrasel yang mengakibatkan
penutupan saluran kalium yang sensitif ATP pada permukaan sel sel .
Penutupan saluran kalium (potassium channel) ini menimbulkan
depolarisasi sel yang mengakibatkan terbukanya saluran kalsium.
Kenaikan kadar kalsium intrasel memfasilitasi pelepasan insulin dari
dalam sel tersebut. Mediator pelepasan insulin yang lain adalah messenger
(pembawa pesan) kedua cAMP. Kedar glukosa serum menstimulasi
pembentukan cAMP di dalam sel yang akan memobilisasi simpanan
kalsium intrasel. Kalsium ini bergabung dengan ion kalsium yang masuk
sebagai akibat dari depolarisasi membran untuk meningkatkan sekresi
insulin.

d. Glukagon

23

Hormon dan Metabolisme

Kerja glukagon yang utama adalah untuk menggalakkan kenaikan kadar


glukosa darah. Glukagon merupakan hormon katabolik yang mengimbangi
efek menyimpan energi (efek anabolik) dari hormon insulin. Tempat kerja
utama glukagon terdapat didalam hati. Hormon ini menstimulasi reseptor
terikat permukaan (surface bound receptor) pada hepatosit, sehingga
dengan demikian mengaktifkan AC dan menaikkan kadar cAMP didalam
sel. cAMP merupakan messenger kedua yang bertanggung jawab atas
mediasi efek hilir yang ditimbulkan oleh hormon glukagon.
e. Somatostatin
Somatostatin merupakan polipeptida yang relatif berukuran kecil (14
asam amino) yang disekresikan oleh sel sel pankreas sebagai respon
terhadap kadar tinggi glukosa darah, asam amino, asam lemak, dan
hormon gastrik. Somatostatin memperpanjang periode yang diperlukan
oleh nutrien untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Kerja somatostatin
meliputi:
a. Penurunan sekresi insulin dan glukagon (efek parakrin)
b. Penurunan motilitas lambung, duodenum, dan kandung kemih.
c. Penurunan fungsi mukosa intestinal (mengurangi absorpsi dan sekresi).
2.3.6. Biostatis (Proses Terbentuknya Hormon)
1. Hormon Tiroid
a. Ekstraksi Iodida
Kelenjar tiroid mendapatkan iodida dari sirkulasi darah yang
memberikan faktor yang diperlukan untuk sintesis hormon. Sel sel
folikular memiliki transporter iodida (simporter sodium iodida)
pada permukaan basalnya yang secara aktif mengangkut iodida
keluar dari dalam darah dan masuk ke dalam sitosl sel sel folikular.
Proses akumulasi intrasel ini dengan istilah iodide trapping
(penangkapan iodida). Iodida intrasel dengan cepat berdisfusi
melewati membran apikal sel sel folikular dan masuk ke dalam

24

Hormon dan Metabolisme

lumen koloidal. Disini zat tersebut melaksanakan iodinasi residu


tirosin pada tiroglobulin. TSH memfasilitasi transportasi iodida.
Bromida, tiosianat dan perklorat menghambat proses ini.
b. Sintesis dan Sekresi Tiroglobulin
Tiroglubulin merupakan glikoprotein berukuran besar yang
diproduksi oleh kelenjar tiroid dan protein ini memainkan peranan
yang penting dalam sintesis hormon tiroid. Tiroglobulin disintesis
oleh folikular kelenjar tiroid dan disekresi lewat membran apikal.
Didalam lumen folikular, tiroglobulin merupakan komponen utama
koloid. Hormon tiroid disintesis dari residu tirosin didalam struktur
protein dari tiroglobulin. Tiroglobulin berfungsi baik sebagai
prekursor maupun sebagai bentuk simpanan hormon tiroid.
c. Oksidasi dan Organifikasi
Sesudah sintesis tiroglobulin dan pengambilan iodida, tahap
berikutnya dalam sintesis hormon tiroid berupa iodinasi tiroglobulin
suatu proses yang memerlukan reaksi oksidasi dan organigikasi.
Iodisasi tiroglobulin dikatalisis oleh tiroid peroksidase suatu enzim
yang berada dalam membran apikal sel sel folikular. Enzim tiroid
peroksidase mengikat atom iodida dan moietas tirosin, mendekatkan
keduanya untuk saling berhadapan dengan rapat, dan menggalakkan
oksidasi

iodida

serta

tirosin.

Keadaan

ini

menyebabkan

pembentukkan radikal bebas berusia pendek yang mempermudahkan


reaksi antara iodida dan residu tirosin pada tiroglobulin. Dalam
proses organifikasi, radikal bebas ini (yaitu iodium dan moietas
tirosin)

menjalani

reaksi

tambahan

untuk

membentuk

monoiodotirosin (MIT). Reaksi organifikasi iodida yang kedua dapat


berlangsung dengan menambahkan iodium ke dalam molekul MIT
untuk membentuk diiodotirosin (DIT).
d. Coupling

25

Hormon dan Metabolisme

Tahap terakhir dalam sintesis hormon tiroid adalah perangkaian


atau coupling dua residu iodotirosin (MIT dan DIT) untuk
membentuk iodotironin. Dengan MIT dan DIT masih terikat pada
tiroglobulin, keduanya menjalani reaksi coupling untuk membentuk
T4 dan T3 tetap terikat pada tiroglobulin selama sintesis dan sesudah
itu disimpan sebagai hormon yang menantikan stimulasi TSH.
Seperti halnya oksidasi, reaksi coupling dilaksanakan oleh enzim
tiroid peroksidase. T3 dibentuk dengan penambahan satu MIT dan
datu moietas DIT dan T4 dibentuk melalui reaksi penambahan dua
moietas DIT. T4 merupakan mayoritas hormon tiroid yang disintesis
dalam proses ini.
2. Insulin
Insulin merupakan protein kecil yang tersusun dari dua rantai
polipeptida, A, dan B yang disatukan oleh perangkai disulfida. Hormon
ini disintesis sebagai praprohormon. Serangkaian reaksi proteolitik
dalam retikulum endoplasmik dan kompleks Golgi menghasilkan bentuk
biologis aktif Insulin (51 asam amino) dan peptida inaktif yang disebut
C peptide (31 asam amino). C peptide berasal dari pemecahan
proinsulin untuk membentuk insulin. Setelah terjadi stimulasi sel ,
insulin dan C peptide dilepas ke dalam sirkulasi darah dengan kuantitas
molar yang sama.
3. Glukagon
Glukagon merupakan polipeptida kontraregulator yang disekresikan oleh
sel sel pankreas. Stimuli yang merangsang sekresi glukagon meliputi
asam asam amino, katekolamin, hormon hormon gastrik (lambung),
glukokortikoid, dan yang paling penting keadaan hipoglikemia.

BAB III

26

Hormon dan Metabolisme

PENUTUP
1.1.

Kesimpulan
Maka dari uraian diatas dapat diartikan bahwa Endokrinologi merupakan ilmu

mengenai hormon endrokrin dan organ organ yang terlibat dalam pelepasan hormon
endokrin. Hormon bahasa Yunani , horman yang berarti "yang menggerakkan" adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk
memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau
aktivitas tertentu. Secara klasik, hormon dideskripsikan sebagai penyampai pesan
kimiawi, yang dilepaskan dan bekerja pada lokasi yang jauh dari tempat pelepasannya.
Saat ini telah jelas bahwa terdapat hubungan erat antara hormon dan faktor faktor
pertumbuhan yang bekerja secara parakrin dan autokrin. Hormon bersifat esensial untuk
mempertahankan fungsi fisiologis yang normal dan gangguan hormonal muncul pada
semua tahap kehidupan manusia. Otak juga salah satu kelenjar endokrin terpenting. Sel
sel saraf yang terspesialisasi, terutama pada hipotalamus, mensintesis hormon yang
kemudian ditranspor sepanjang akson ke terminal saraf. Di terminal saraf, hormon
kemudian dilepaskan ke dalam sistem darah portal yang akan membawanya ke kelenjar
hipofisis. Kelenjar kelenjar penghasil hormon adalah sebagai berikut, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Pineal
Kelenjar Tiroid dan Paratiroid

e.
f.
g.
h.

27

Kelenjar Timus
Kelenjar Adrenal
Pankreas
Kelenjar Gonad

i.
1.2.

Kritik dan Saran


j. Banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Kritik dan
saran dari para pembaca yang membangun kami harapkan untuk memperbaiki
bentuk dan isi dari makalah ini. Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah
SWT.
k. DAFTAR PUSTAKA
l.
m.
1. Greenstein, Ben., Wood, Diana F., 2010. At a Glance Sistem Endokrin Edisi
Kedua. Alih Bahasa: dr. elizabeth Yasmin dan dr Asri Dwi Rachmawati.
Editor: Amalia Safitri. Jakarta. Erlangga.
2. Gyton, Arthur C., John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih
Bahasa: Irawati...[et all], Editor Edisi Bahasa Indonesia; Yanuar Rachman...
[et all], Jakarta. EGC.
3. L. Tao, K. Kendal. 2012. Sinopsis Organ System Endokronologi Pendekatan
Dengan Sistem Terpadu dan Disertai Kumpulan Kasus Klinik. Alih Bahasa:
dr. Andry Hartono, Sp. GK, Editor: Dr. H. Alwi Shahab, Sp. PD., K EMD,
FINASIM. Tangerang Selatan. Karisma Publishing Group.
4. Mesher, Anthony L. 20011. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Alih
Bahasa: Fans Dany, Editor Edisi Bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto.
Jakarta. EGC.
5. Parker, Stave. 2009. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Penerjemah: dr.
Winardiri, Editor: Danu Nugraha, S.Si, Rani Nuraeni, M.Pd. Jakarta.
Erlangga.
6. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. Alih
Bahasa: Brahm U. Pendit, Editor Edisi Bahasa Indonesia: Nella Yesdelita.
Jakarta. EGC.
7. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai