Anda di halaman 1dari 35

BAB X

SISTEM ENDOKRIN

10.1 Pendahuluan
Deskripsi Mata Kuliah
Bab ini menguraikan tentang struktur organ-organ endokrin, struktur dan
penggolongan hormon, mekanisme kerja hormon dan berbagai gangguan terhadap
sistem hormon
Manfaat Mata Kuliah .
Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari materi sistem
endokrin ialah :
1. mengetahui struktur organ-organ system endokrin
2. mengetahui struktur dan pembagian hormone
3. mamahami mekanisme kerja hormone
4. mengetahui berbagai kelainan dan gangguan pada system endokrin
Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan
sistem endokrin secara benar.

Saran dan Petunjuk serta Urutan Belajar


Untuk mempelajari sistem pencernaan pada manusia maka mahasiswa
sebaiknya telah memahami beberapa materi tentang biologi sel, biokimia, struktur
dan perkembangan hewan dan fisiologi hewan. Untuk lebih memudahkan
memahami konsep yang akan dibahas maka sebaiknya pembelajaran mahasiswa
dimulai dari struktur organ-organ endokrin, struktur dan penbagian hormone,
mekanisme kerja hormone dan kelainan serta gangguan system endokrin

Kaitan Materi
Materi sistem endokrin ini sangat erat kaitannya dengan seluruh materi
dalam mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia..

49
10.2 Penyajian
Endokrinologi adalah suatu subyek yang mempelajari kontrol dan
komunikasi pada suatu organisme hidup, dalam arti bahwa kabar berupa molekul-
molekul kimia yang tersintesis oleh sel-sel dalam organisme hidup tadi. Sebagian
dari endokrinologi mmepelajari kontrol tersebut kedalam metabolisme yang
terjadi dalam organisme hidup tadi. Aktivitas-aktivitas, seperti : ekspresi gen,
biosintesis dengan kata lisator enzim, transformasi dan degradasi substansi-
substansi biologi, biokimia, sebagai media suatu aksi serta lain-lainnya yang
berguna untuk memperoleh, menyimpan dan memobilisasi energi. Kabar yang
berupa molekul-molekul tadi adalah hormon ; molekul-molekul endogen tersebut
merupakan komunikator baik intra sel maupun eksternal.
Kabar yang berupa molekul-molekul tersebut harus ada penanganan lanjut
berupa proses atau tanggapan yang memerlukan waktu yang cukup lama
dibanding dengan proses yang terjadi pada kabar yang dibawa oleh saraf.

Kelenjar Endokrin dan Hormon


Tubuh memiliki dua macam kelenjar, yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar
eksokrin mensekresi hasil kelenjar kedalam saluran, atau ke permukaan luar
tubuh. Kelenjar eksokrin meliputi kelenjar sudorifera (peluh), sebangsa (minyak),
mukosa, dan kelenjar pencernaan makanan. Kelenjar endokrin mensekrelisasi
hasil kelenjar dari ke luar antar sel, di kelilingi sel-sel penghasil sekresi. Sekresi
ini kemudian difusi ke dalam kapiler dan diangkut oleh darah. Kelenjar endokrin
meliputi pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, dan pineal. Beberapa organ tubuh
berisi jaringan sel endokrin, tetapi bukan kelenjar endokrin yang sebenarnya.
Organ-organ ini meliputi hipotalamus, lambung, usus halus, plasenta.
Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasi seluruh sistem tubuh.
Sistem syaraf mengendalikan homeostatis melalui impuls saraf (potensial aksi)
yang dihantarkan sepanjang akson neuron. Pada terminal akson, impuls memicu
lepasnya transmiter. Hasilnya adalah eksitasi (pembangkitan) atau inhibisis neuron
lain, serabut-serabut otot, atau sel kelenjar. Sistem endokrin melepas molekul
kurir yang disebut hormon kedalam aliran darah. Kemudian menghantarkan

50
keseluruh sel sasaran di seluruh tubuh. Tubuh tidak dapat mempertahankannya
homeostasis bila dua sistem ini berada pada arah yang berlawanan. Sistem saraf
dan sistem endokrin dikoordinasi sebagai suatu sistem yang saling berhubungan,
sering disebut sebagai sistem neuroendokrin. Bagian tertentu sistem syaraf
merangsang atau menghambat lepasnya hormon. Sebaliknya hormon dapat
mendorong atau menghambat pembangkitan impuls saraf. Beberapa molekul
bertindak sebagai horman pada suatu tempat, serta sebagai neurotrasmiter pada
tempat lain.

Gambar 127
Letak Beberapa Kelenjar Endokrin

Sistem saraf menyebabkan otot kontraksi dan kelenjar bersekresi. Sistem


endokrin mengubah aktivitas metabolik, pertumbuhan dan perkembangan, serta
memandu proses reproduksi. Tidak hanya mengatur kegiatan otot polos dan otot
jantung serta beberapa kelenjar, ia mempengaruhi juga jaringan lain. Impuls saraf
pengaruhnya cenerung lebih cepat dari pada sistem endokrin. Pengaruh sistem
saraf dalam beberapa milidetik sudah menimbulkan respon, hormon berpengaruh
dalam beberapa detik, bahkan dapat beberapa jam untuk menimbulkan respon.

51
Walaupun pengaruh hormon banyak dan beraneka, tetapi dapat
dikategorikan atas tujuh hal:
1) Mengatur komposisi kimia dan volume lingkungan internal
2) Membantu mengatur metabolisme dan keseimbangan energi
3) Membantu mengatur kontraksi serabut otot polos dan otot jantung serta
sekresi kelenjar
4) Membantu menjaga homeostasis meskipun keadaan darurat gangguan
lingkungan seperti trauma, stres, emosional, dehidrasi, starvasi,
hemorhage, dan suhu ekstrem
5) Mengatur aktivitas sistem kekebalan
6) Memainkan peranan memuluskan dalam integrasi pertumbuhan dan
perkembangan
7) Membantu proses dasar reproduksi, termasuk produksi gamet, fertilisasi,
makanan, embrio dan fetus, serta bayi baru lahir.
Hormon mempunyai pengaruh sangat kuat ketika ada ada dalam konsentrasi
sangat rendah.
Walaupun hormon tertentu mengalir keseluruh tubuh melalui darah, namun
hormon tersebut hanya berpengaruh pada sel khusus yang disebut sel target.
Seperti halnya neurotransmiter, hormon mempengaruhi sel targetnya dengan
berikatan secara kimia dengan protein besar atau molekul glikoprotein yang
disebut reseptor, hanya sel-sel target hormon tertentu mempunyai reseptor yang
mengikat dan mengenali hormon itu. Sebagai contoh, tiroid stimulating hormone
(TSH) berinteraksi dengan reseptor pada permukaan sel-sel kelenjar tiroid, tetapi
ia tidak berkaitan pada sel-sel ovari karena sel ovari tidak mempunyai reseptor
TSH.
Reseptor seperti protein sel lain , terbentuk dan terurai, secara konstan.
Umumnya, suatu sel target mempunyai 2.000 sampai 1.000 resptor untuk suatu
hormon tertentu atau neuro. Bila suatu hormon atau neurotransmiter ada dalam
jumlah berlebihan, jumlah reseptor dapat berkurang (tidak mencukupi) . pengaruh
ini disebut down regulation (regulasi rendah) . misalnya, bila sel-sel dihadapkan
pada konsentrasi tinggi luteinzing (hormone LH), jumlah resptor LH turun.

52
Regulasi rendah menurunkan daya respon sel target pada hormon. Dalam hal ini,
bila suatu hormon atau neuortransmiter jumlahnya sedikit, jumlah reseptor dapat
meningkat , proses ini disebut sebagai up regulation (regulasi tinggi). Regulasi
tinggi membuat suatu jaringan target peka terhadap hormon.
Hormon yang mengalir dalam darah dan bekerja dalam sel target jauh
disebut hormon dan edar dan edokrin. Hormon yang bekerja pada sel target dekat
dengan tempat penglepasan disebut hormon lokal, misalnya histamin adalah
hormon lokal yang bekerja pada sel tetangga (gambar 10.2). Autokrin, seperti
halnya interleukin-2, adalah hormon lokal yang bekerja pada sel sama yang
mensekresinya. Hormon lokal biasanya cepat tidak giat. Hormon edar dapat tetap
hidup dalam darah dan menggunakan pengaruhnya pada beberapa menit atau
kadang-kadang beberapa jam setelah sekresi. Pada saatnya, hormon edar
dinonaktifkan oleh hati dan disekresikan oleh ginjal. Apabila ada kegagalan ginjal
atau hati, berlimpahnya hormon dalam darah dapat menyebabkan persoalan baru.

Gambar 128
Hormon Berdasarkan Lokasi Target (kanan) Hormon Edar
(kiri) Hormon Lokal

10.2 Secara Kimia, ada Empat Kelas Utama Hormon


(1) Steroid, hormon steroid diturunkan dari kolesterol dan memberikan susunan
sama empat cincin (siklopentanoperhidropenantren/steran). Disusun pada
retikulum endoplasma agranular. Bentuk setiap hormon steroid sedikit
berbeda karena gugus samping berbeda diikat pada berbagai tempat cincin.

53
Perbedaan kecil ini memberikan seberan fungsi. Jaringan endokrin yang
mensekresi hormon steroid, semua diturunkan dari mesoderm.

Gambar 129
Berbagai Hormon Steroid
(2) Biogenik amino, adalah hormon yang struktur molekulnya sangat sederhana.
Bebrapa disintesis dari perubahan asam amino tirosin. Contoh : hormon tiroid
(T3 dan T4) yang disekresi oleh kelenjar tiroid, dan khatekholamine (epinefrin
dan norepinefrin) yang disekresi oleh medula kelenjar adrenal. Histamin
disintesis dari asam amino histidin oleh sel-sel mast dan keping darah.
Serotonin dan melatonin turun dari triptofan.
(3) Peptida dan Protein, Hormon ini terdiri dari rantai asam amino, kira-kira
dari tiga sampai 200. Hormon peptida dan protein disintesis pada retikulum
endoplasmik granular. Beberpa hormon protein, misalnya tiga sampai 200.
Hormon peptida dan protein disintesis pada retikulum endoplasmik granular.
Beberpa hormon protein, misalnya thyroid stimulating hormoner (TSH), telah
mengikat gugus karbohidrat. Ini adalah glukoprotein.

54
(4) Eikosanoid, Mediator gugus kimia yang ditemukan akhir-akhir ini adalah
etikosanoid, yang diturunkan dari 20 asam lemak yang disebut asam
arakidonat. Dua jenis eikosanoid besar adalah prostaglandins dan
leukotrienes. Eikosanoid adalah hormon lokal penting, namun juga dapat
bekerja sebagai hormon edar.
Kelenjar endokrin merupakan jaringan yang paling banyak dialiri
pembuluh darah dalam tubuh. Hormon katekolamin, peptida dan protein, karena
larut dalam plasma darah maka hormon-hormon tersebut beredar dalam bentuk
bebas (tidak terikat pada protein plasma). Di dalam darah, sebagian besar molekul
hormon steroid larut dalam lemak dan hormon tiroid meningkatkan diri pada
protein transpor khusus, yang disintesis oleh hati. Pengangkut hormon ini
mempunyai tiga fungsi, yaitu :
(1) Meningkatkan kemampuan pengangkutan hormon larut lemak dengan
membuatnya larut air untuk sementara.
(2) Memperlambat hilangnya molekul-molekul kecil hormon melalui mekanisme
penyaringan dalam ginjal, yang memperlambat kecepatan hilangnya hormon
dalam urin.
(3) Memberikan cadangan hormon siap pakai dalam aliran darah. Secara umum
0,1% - 10% hormon larut lemak tidak terikat pada protein transport. Fraksi
bebas ini berdifusi keluar kapiler, berkaitan dengan reseptor dan memicu
respon. Karena molekul hormon bebas meninggalkan darah dan memicu
responya, maka protein transport melepaskan yang baru.

Mekanisme Kerja Hormon


Respon terhadap hormon tergantung pada hormon dan sel target. Beraneka
sel target memberikan respon berbeda pada hormon yang sama. Misalnya insulin,
merangsang sintesis glikogen dalam sel hati, tetapi didalam sel adiposa
merangsang sintesis trigliserida. Hormon lain mempengaruhi perubahan
permeabilitas membran plasma, menagangkat pengangkutan substansi ke dalam
atau ke luar sel target, mengubah kecepatan reaksi metabolik khusus, atau
menyebabkan kontraksi otot polos atau otot jantung. Beranekanya pengaruh

55
hormon, mungkin karena adanya mekanisme berbeda kerja hormon. Ada dua cara
untuk mulai mengikat dan menggiatkan reseptor khususnya.
Penggiatan resptor intraseluler. Hormon steroid dan tiroid dengan mudah
melewati membran plasma, karena larut lemak. Masuknya ke suatu sel target,
hormon mengikat dan menggiatkan suatu respon intraseluler, biasanya terletak di
dalam nukleus. Reseptor yang digiatkan kemudian mengubah ekspresi gen, yaitu
ia mempengaruhi gen khusus DNA inti. Karena DNA di kirim, membentuk RNA
duta baru, meninggalkan inti, dan masuk sitoplasma. Di disini ia langsung
mensintesis protein baru pada ribosom, biasanya berupa enzim. Gen baru
menyebabkan respon fisiologik yang merupakan karakteritik hormon.

Gambar 130
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Penggiatan reseptor membran plasma. Hormon katekolamin, peptida dan
protein, tidak larut lemak, karena itu dapat difusi melalui lapisan ganda pospolipid
membran plasma untuk mengikat pada reseptor intraseluler. Reseptor bagi hormon
larut ini adalah pada permukaan luar membran plasma. Setelah suatu hormon larut

56
air dilepas dari kelenjar endokrinnya, maka hormon beredar dalam darah sampai
mencapai sel target, membawa pesan khusus pada sel.

Gambar 131
Perbandingan Aktifasi Reseptor Intrasel
Oleh Hormon Larut Air (A) dan Larut Lemak (B)
Karena hormon hanya dapat mengantarkan pesannya pada membran plasma,
hormon ini disebut kurir pertama. Diperlukan kurir kedua untuk mengantarkan
pesan di dalam sel tempat respon atas rangsangan hormon berbeda. Eikosanoid,
beberapa neurotransmiter, neuropeptida, dan beberapa mekanisme bekerja sensori
(misalnya penglihatan) juga bekerja melalui kurir kedua. Kurir kedua ini adalah
AMP siklik. Ia disintesis dari ATP, pemasok energi klik utama dalam sel. Enzim
yang engkatalisis permukaan AMP siklik adalah adenylate cylase (adenilat
siklase), yang terikat pada permukaan dalam membran plas ma. Bila kurir pertama

57
(hormon) mengikat pada reseptor di permukaan dalam membran, adenilat siklase
digiatkan. Kemudian adenilat siklase mengubah ATP menjadi AMP siklik (cAMP)
dalam sitoplasma. AMP siklik bekerja sebagai kurir kedua untuk mengubah fungsi
sel. Misalnya naiknya AMP siklik menyebabkan sel adiposa memecah trigliserida
dan melepas asam lemak lebih cepa, tetapi merangsang sel tiroid, mensekresi
hormon tiroid lebih banyak.
Di samping cAMP, beberapa substansi lain juga bertindak sebagai kurir
kedua, yaitu Ca2+, cGMP, inositol triposfat dan diagliserol (DAG). Dalam sistem
kurir kedua cAMP, reseptor hormon tidak berhubungan langsung pada siklase
adenilat. Molekul yang disebut protein G, menghubungakan reseptor permukaan
dalam membran. Peningkatan hormon pada reseptor menggiatkan beberapa
molekul G, yang seterusnya menggiatkan molekul adenilat siklase. Kalau
selanjutnya dirangsang oleh pengikatan lebih banyak molekul hormon pada
reseptor, protein G dengan perlahan menjadi tidak giat, ini membantu
menghentikan respon hormon. Protein G adalah gambaran umum sebagian besar
sistem kurir kedua.

Gambar 132
Aktifasi Reseptor Membran Plasma melalui cAMP

58
AMP siklik tidak langsung menghasilkan respon fisiologik tertentu. Malahan
ia menghasilkan satu atau lebih enzim yang bersama-sama disebut protein kinase
yang mungkin bebas dalam sitoplasma atau terikat pada mambran plasma. Ini
berarti mereka memindahkan satu gugus pospat dari ATP dan menambahkan pada
protein yang biasanya berupa enzim lain.

Gambar 133
Mekanisme Kerja Aktifasi Protein Kinase
Prosperilase menggiatkan beberapa enzim dan tidak menggiatkan yang lain.
Hasil prosperilase suatu enzim tertentu dapat jadi regulasi enzim lain. Sekresi,
sintesis, protein, atau suatu perubahan permeabilitas membran plasma. Protein
kinase lain ada dalam sel target lain dan dalam organel lain sel target yang sama.
Jadi, satu protein kinase mungkin terlibat dengan sintesis glikogen, yang lain
dengan pemecahan lemak, yang lain lagi dengan sintesis protein, dan seterusnya.
Selanjutnya protein kinase dapat menghambat sebaik ia menggiatkan enzim.
Misalnya beberapa kinase yang lepas ketika epinefrin meningkat pada sel hati
tidak menggiatkan enzim yang diperlukan bagi sintesis protein.

59
Hormon yang mengikat pada reseptor membran plasma dapat menyebabkan
pengaruhnya pada konsentrasi sangat rendah karena mereka mengawali reaksi
rantai peristiwa. Setiap tahap memperbanyak reaksi rantai atau memperkuat
pengaruh awal. Misalnya, bila molekul tunggal epinefrin mengikat reseptornya
pada sel hati, ia dapat menggiatkan 100 atau sebanyak protein G. Selanjutnya,
setiap protein G menggiatkan satu adenilat siklase. Bila setiap adenilat siklase
mengahsilkan 1000 AMP siklik, kemudian 100.000 kurir kedua ini akan
dibebaskan di dalam sel. Setiap AMP siklik dapat menggiatkan satu protein
kinase, yang selanjutnya dapat bekerja pada ratusan atau ribuan molekul substrat.
Beberpa kinase memposporilasikan dan menggiatkan satu enzim kunci yang
diperlukan untuk pemecahan jutaan molekul glikogen menjadi glukosa.
Kemampuan jawab sel target terhadap hormon tergantung pad konsentrasi
hormon dan jumlah reseptor. Dalam hal hormon berinteraksi dengan hormon lain
juga penting. Satu jenis dari interaksi disebut permisive effect (pengaruh
permisif). Dalam interaksi ini, pegharuh satu hormon pada satu sel target
memerlukan pembukaan serempak atau sebelumnya pada hormon lain.
Pembukaan demikian memperkuat sel terget, bisanya dengan peningkatan
reseptor. Misalnya pertambahan estrogen dapat mengahsilkan pertambahan
jumlah reseptor progesteron. Kedua hormon ini bekerja untuk mendorong
pertumbuhan uterin agar setiap implantasi telur yang dibuahi. Selama siklus
reproduksi wanita, sekresi estrogen yang mendahului progesteron, memungkinkan
progesteron mempunyai pengaruh lebih besar.
Jenis lain interaksi hormonal dikenal sebagai sygernitic effect (pengaruh
sinergistik). Di sini dua atau lebih hormon saling melengakapi kegiatannya dan
keduanya diperlukan untuk tampilan penuh pengaruh hormon. Misalnya produksi,
sekresi, dan pengeluaran susu oleh kelenjar susu memerlukan pengaruh sinergistik
dari estrogen, progesteron, prolaktin, dan oksitosin.
Satu contoh dari interaksi hormonal adalah antagonistic effect (pengaruh
antagonistik). Di sini, pengaruh satu hormon pada satu sel target dilawan oleh
hormon lain. Contohnya adalah insulin, yang meurunkan derajat glukosa darah,
dan glukagon, yang meningkatkannya.

60
61
Gambar 134
Beberapa Contoh Mekanisme Antagonis Hormon
Sebagian besar hormon dilepaskan dalam ledakan singkat, dengan sedikit
atau tanpa sekresi diantara ledakan. Bila dirangsang tepat, kelenjar endokrin akan
melepas hormonnya dengan ledakan yang sering, sehingga derajat hormon
meningkat. Bila tiada rangsangan, ledakan minimal atau dihambat, dan derajat
horman darah turun. Regulasi normal menjaga homeostatis dan mencegah
produksi berlimpah atau kekurangan atas hormon tertentu. Sayangnya ada saat
ketika mekanisme tidak berjalan secara cepat, dan derajat hormon berlimpah atau
kekurangan. Bila hal ini terjadi, hsailnya adalah kerusakan.
Sekresi hormon oleh kelenjar endokrin dirangsang atau dihambat oleh:
1) Isyarat dari sistem saraf
2) Perubahan kimia dalam darah
3) Hormon lain
Misalnya, impuls saraf pada medula adrenal mengatur melepaskan epinefrin,
derajat Ca2+ dalam darah mengatur sekresi hormon paratiroidm dan satu hormon
dari kelenjar pituitari anterior merangsang lepasnya kortisol oleh korteks adrenal.
Sering terjadi, sistem umpan balik negatif menjaga hemoestatis sekresi
hormon. Kadang-kadang sistem umpan balik positif membantu pengaturan sekresi
hormon. Satu contoh yang terjadi selama kelahiran bayi. Hormon oktsitosin
merangsang kontraksi uterus. Uterina kontraksi, selanjutnya merangsang lebih
banyak oksitosin lepas. Dalam hal umpan balik positif, respon memperkuat
pemrakarsaan rangsang.

10.3 Hipotalamus dan Kelenjar Pituitari (Hipofisis)


Selama bebrapa tahun, kelenjar pituitari atau hipofisis disebut master
endocrine gland karena ia mensekresi beberapa hormon yang mengendalikan
kelenjar endokrin lain. Sekarang diketahui bahwa pituitari mempunyai master,
yaitu hipotalamus (Hypotalamus). Bagian kecil otak ini di bawah dua lobus
talamus (thalamus), satuan besar penghubung antara sistem saraf dan sistem
kelenjar. Ia menerima masukan dari beberapa daerah lain otak, termasuk sistem

62
limbik, kortek selebri, talamus, dan sistem yang menggiatkan retikuler. Juga
menerima isyarat sensoris dari organ internal dan barangkali dari sistem visual.
Rasa sakit, stres, dan pengalaman-pengalaman emosional semuanya menyebabkan
perubahan dalam aktivitas hipotalamik.
Selanjutnya hipotalamus mengendalikan sistem saraf otonom dan mengatur
suhu tubuh, dahaga, lapar, tingkah laku seksual serta reaksi definisif seperti takut
dan marah. Hipotalamus tidak hanya sebuah pengatur penting dalam sistem saraf,
ia juga sebuah kelenjar endokrin penting sekali. Sel-sel dalam hipotalamus
mensintesis sekurangnya sembilan hormon berbeda, dan kelenjar pituitari
mensekresi tujuh hormon lebih banyak. Hipotalamus dan pituitari bersama-sama
memainkan peran penting dalam pengaturan pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan homeostatis

Gambar 135
Model Kerjasama Hipothalamus dan Hipofisis

63
Gambar 136
Efek Berbagai Hormon Hipofisis Terhadap Organ Target
Kelenjar pituitari berbentuk dan seukuran biji buncis kira-kira bergaris
tengah 1,3 cm. Letaknya di sella tursia os sphenoidale dan terikat pada
hipotalamus melalui struktur seperti batang yang disebut infundibulum. Secara
anatomi dan fungsi, kelenjar pituitari dipisahkan atas lobus anterior atau kelenjar
pituitari atau kelenjar pituitari anterior adenohipofisis yang merupakan 75% total
berat kelenjar, serta lobus posterior atau kelenjar pituitari posterior atau kelenjar
pituitari posterior atau neurohipofisis.
Lobus Anterior Hipofise
Sebetulnya sudah banyak dibicarakan pada tulisan-tulisan di atas.
Diungkapkan juga hubungan antara hipotalamus dengan hipofise. Rangsangan-
rangsangan dapat terlaksana baik dari hipotalamus ke hipofise, maupun dari
hipofise ke hipotalamus. Dalam topik ini lebih dibicarakan tentang spesifik
hormon yang belum terungkapkan dan kelainan-kelainan yang mungkin dapat
timbul baik kejadiannya di hipotalamus maupun hipofise.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa ada beberapa hormon yang sintesis
dan disekresikan di hipotalamus dan di hipofise yang sudah dapat dimurnikan dan
diketahui fungsinya. Antara lain sebagai berikut :
1. Akibat bermacam-macam indikator stres akan merangsang sekresi CRH dari
hipotalamus dengan melalui pembuluh portal menuju ke hipofise dan hipofise

64
akan mensekresikan ACTH untuk kemudian merangsang korteks kelenjar
adrenal untuk mensekresikan hormon kortikoid. Hormon kortikoid tersebut
mempunyai efek pada banyak jaringan yang kemudian akan membebaskan
hewan tersebut dari stres, antara lain dengan menaikan kadar gula darah dan
sistem immun.
2. Tirotropin (TSH) disintesis dan disekresikan akibat rangsangan TRH yang
datang dari hipotalamus. Tirotropin tersebut kemudian akan merangsang
kelenjar tiroid untuk mensitensis dan menyekresikan hormon tiroksin dan T3.
Hormon kelenjar tiroid menuju ke target organnya yaitu hampir semua sel di
tubuh, terutama jaringan kardiovaskuler, jaringan respirasi, otot skelet, dan
susunan saraf. Dengan menurunnya sekresi hormon tiroid akan menaikkan
sekresi TSH, akibat umpan balik.

65
Gambar 137
Hubungan Stres Dengan Kelenjar Adrenal

3. Gonadotropin terdiri atas LH dan FSH; sintesis dan sekresinya sebagai akibat
rangsangan GnRH dari hipotalamus. Gonadotropin adalah hormon
glikoprotein yang tersusun oleh 2subunit. Alfa abunit LH, FSH, dan (juga
TSH) adalah sama bertanggung jawab terhadap spesifik sifat biologinya.
Gonadotropin merangsang pertumbuhan dan sekresi hormon-hormon dari
ovarium dan testes. Estrogen, progesteron, dan testosteron mempunyai sifat
umpan balik ke hipotalamus dan juga hipofise. Gonadotropin dan GnRH
disekresikan secara pusetil. Tentang harmoni banyak dibicarakan di topik
sistem reproduksi.
4. Hormon pertumbuhan (GH) dan prolaktin merupakan hormon polipeptida,
yang sangat beda fungsinya. Hormon pertumbuhan disintesis dan disekresi
akibat rangsangan GHRH dan somatostatin yang disekresikan dari
hipotalamus. Hormon ini merangsang pertumbuhan semua jaringan dan yang
paling berefek pada jaringan kartilago tulang-tulang panjang, dan juga secara
tidak langsung, dengan bantuan hormon IGF-1. Kelainan-kelainan dapat
terjadi dimasa sebelum puber dan sewaktu dewasa, dan dapat disekresikan
berlebihan atau kurang sebagai akibat terjadi kelainan pada pertumuhan hewan
tersebut.

Lobus Posterior Hipofise


Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofise lobus posterior adalah
vasopresin dan oksitosin. Kedua hormon ini merupakan hormon peptida dan
disintesis di nukleus supraoptikus dan paraventrikulare di hipotalamus. Akson

66
neuron tersebut memanjang sampai ke lobus posterior hipofise, dan hormon-
hormon ini disekresikan dari tempat ini, dengan demikian tidak perlu realising
hormone dari hipotalamus.
Vasopresin. Naiknya osmolalitas darah merangsang osmoreseptor di
hipotalamus sebagai akibat terjadi sintesis vasopresin. Sebagai sel target adalah
epitel sel tubulus kolektivus, menaikkan permeabilitas membran sel terhadap air
dan sebagai hasil lebih banyak air dirabsorpsi, dan osmolalitas darah akan turun
karena banyak air masuk ke cairan ekstra sel. Sehubungan ginjal mengambil
kembali air maka urin berkurang dan hormon tersebut dapat juga dinamakan
hormon anti diuretik.
Oksitosin. Cara disekresikannya mirip vasopresin. Disintesis di hipotalamus
dan kemudian disekresikan di lobus posterior hipofise. Sebagai target sel hormon
ini adalah otot polos. Miometrium yang karena rangsangan hormon ini akan
berrkontraksi, terjadi sewaktu ibu sedang melahirkan. Akibat kontraksi miom,
etrium, akhirnya bayi lahir. Selain itu sebagai target selnya juga otot polos di
mioepitel saluran kelenjar payudara, dan karena rangsangan ini mioepitel
berkontrasksi dan mendorong air susu ibu keluar. Hal ini terjadi sewaktu ibu tadi
laktasi.

Kelenjar Tiroid
Sel-sel apa saja yang sebagai sel target hormon tiroid?
Kelenjar tiroid terletak di depan trekta. Kelenjar tiroid mensintesis hormon-
hormonya yang dinamakan tiroksin dan triiodotironin. Kecukupan hormon tiroid
sangat diperlukan pada fetus dan bayi lahir untuk pertumbuhan normal saraf
pusat, pada anak-anak untuk pertumbuhan dan marangnya otat, dan pada dewasa
untuk fungsi normal organ-organ.
Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus dan dihubungkan dengan istimus. Berat
tiroid antara 30gr- 40gr. Kelenjar ini diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat,
dan kelenjar ini terdiri dari banyak sekali lobi kecil-kecil. Vaskularisasi kelenjar
ini sangat besar, boleh dikata paling dari semua organ tiap gram jaringan.

67
Setiap histologis, kelenjar tiroid dan didalam folikel-folikel tertimbun
koloid. Koloid tersebut tempat menyimpan hormon tiroid yang terikat olh protein,
dinamakan tiroglubulin. Jika kelenjar tersebut tidak akif folikel-folikel tersebut
lebar, sel-sel epitel agak pipih dan folikel-folikel penuh dengan koloid, sebaliknya
kalau kelenjar tersebut aktif, folikel-folikel sempit, dilapisi oleh sel-sel epitel yang
kuboid atau kulumnar, dan koloid pada tempat-tempat tertentu kosong karena
hormonnya disekresikan. Tersebar diantara folikel-folikel ada yang dinamakan sel
C yang mengsekresikan kalsitonin, hormon yang menghambat reasorpsi tulang
dan menurunkan kadar kalsium darah. Tirogolobulin dapat keluar dari koloid
dengan melalui antarsel atau intersel. Pada apeks sel ada aparatus golgi, granula-
granula berisi kolid, lisosom dan fagosom, dan tonjolan-tonjolan membran sel
merupakan mikrovili.

Sel-sel folikel mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. Mengunpulkan dan transfor yodium ke dalam koloid.
2. Mensintesis trigobulin, suatu glikoprotein dengan BM 660.000, dan
3. Melepaskan hormon tiroid dari triglobulin dan mensekresikan ke dalam
sirkulasi.

Metabolisme dan Pengambilan Yodium


Untuk sintesis normal pada orang dewasa diperlukan yodium sebesar 150
mikrogram yodium. Di Amerika Serikat tiap harinya makan yodium sebanyak 500
mikrogram. Yodium dalam makanan diubah menjadi yodida, dan ini yang dibawa
ke kelenjar tiroid. Sel-sel kelnjar tiroid mengambil yodium dari darah dengan
bantuan pompa yodium. Transpor aktif yodium ini tergantung pada energi ion-ion
natrium dan kalium. ATPase dengan rangsangan TSH. Kira-kira 80 mikrogram
disekresikan dalam bentuk T4 dan T3 sedang lainnya masuk cairan ekstra sel dan
dikeluarkan bersama urin.

Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid

68
Hormon tiroid disintesis di dalam koloid, dekat dengan membran apeks sel
folikel kelenjar kolid. Oleh peroksidase yodida menjadi yodin, dan yodin ini
diikat oleh tirosin menjadi tiroksin T3. dengan rangsangan TSH membran apeks
sel melingkup beberapa koloid dan terjadi endositosis membentuk endosom.
Setelah di dalam sitoplasma trigobulin tersebut melepaskan T4 dan T3. Kemudian
T3 bebas dan T4 bebas keluar melalui membaran sel dan masuk ikut sirkulasi.
Sekresi hormon tiroid terangsang oleh TSH, dan TSH sendiri sekresinya
terangsang oleh TRH. Hormon tiroid bebas mengambat sekresi TSH baik
langsung maupun tidak langsung. Sekresi TSH dapat dihambat oleh stres,
kemungkinan melalui penghambatan gukokortikoid pada sekresi TRH. Pada bayi
sekresi TSH naik akibat rangsangan dingin dan terhambat akibat rangsangan
panas.

Transpor dan Metabolisme Hormon Tiroid


Kedua hormon tiroid di dalam plasma terikat oleh protein menjadi TBPA
(nama lain adalah transtiretin) dan TBG. Ikatan dengan protein tersebut hanya
untuk mengankut hormon tiroid saja, sedang yang aktif berfungsi di jaringan dan
dapat menghambat TSH adalah bentuk-bentuk bebasnya. Kerja T3 lebih cepat
dibanding T4, selain itu T3 bebas sampai lima kali lebih poten dibanding T4
bebas.
Tirokin dan T3 dimetabolisir di hepar menjadi bentyk glukoronida.
Biasanya, sepertiga T4 dalam sirkulasi dideyolinasi menjadi T3 dan 45% menjadi
tidak aktif, yang dinamakan reverse triidotironin (RT3). Kira-kira 87% T3 asal
dari deiodinasi T4 dan hanya 13% yang disekresikan oleh kelenjar tiroid.

Maknisme Kerja dan Fungsi Hormon Tiroid


Hormon tiroksinmasuk kedalam sel baik difusi maupun secara aktif melalui
membran sel dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma T4 diubah menjadi T3. reseptor
T3 dalam nukleus diteliti dan ternyata menyerupai reseptor-reseptor nukleus
glukokortikoid, meneralokortikoid, estrogen, progestin, vitamin D dan sama

69
retinoik. Jika T3 reseptor kompleks meningkat DNA, menaikan ekspresi gen
speifik dengan induksi mRNA.
Efek hormon iroid antara lain adalah sebagai berikut: 1) menaikan aktivitas
membran dalam ikatan ion-ion natrium-kalium ATPase, 2) menaikan produksi
pansa, 3) merangsang pemakaian oksigen (kalorigenesis), 4) tumbuh dan maturasi
jaringan, 5) membantu regulasi metabolisme lipid, 6) menaikan absorpsi
karbohidrat di intestinum. Efek T3 dan T4 mempunyai sifat interelasi dengan
epinefrin dan norepinefrin. Kedua kelompok hormon tersebut merangsang sistem
saraf dan jantung, dan menaikkan kecepatan metabolisme.

Penyakit Akibat Kelainan Hormon Tiroid


1) Hipertiroidei:
Kelainan klinis yang dapat diketahui antara lain adalah: (1) adanya tanda-
tanda; saraf mudah terpacu, emosional, kurang konsentrasi, otot lemah,
palpitasi, tidak suka makan dan penurunan berat badan, kulit basah terus, (2)
yang dapat diamati adalah: mata menonjol akibat bertambahnya jaringan di
belakang mata, gerakan cepat dan kalau bicara cepat, dan (3) pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan kenaikan tiroksin total, TSH rendah
kenaikan metabolisme basal.
Sebagai penyebabnya sampai sekarang diperkirakan karena ada otonium dari
badannya sendiri.
2) Hipotiroidie;
Kelainan klinis yang dapat diketahui antara lain adalah: (1) adanya tanda-
tanda: berpikir lamban, kulit kering, berat badan tambah, intileransdingin,
(2) yang dapat diamati adalah: muka bundar, bicara lamban dan serak,
kemunduran mental dan depresi, asites dan ada cairan di dalam selaput
jantung, suhu badan rendah, dan (3) pada pemeriksaan laboratorium adalah:
T4 bebas dan T3 bebas rendah, TSH tinggi, BMR rendah, naiknya kolesterol
darah.
Sebagai penyebabnya adalah: kekurangan yodium yang berat, kelenjar tiroid
diambil obat-obatan seperti tiosianat, litium, dan hipofungsi pituitari dan
penyakit hipotalamus.

70
3) Goitar adalah pembebasan kelenjar gondok secara merata sebagai
penyebabnya dapat akibat rangsangan yang terlalu lama oleh TSH, misalnya
pada hipotirodei atau hipertiroidei. Juga dapat disebabkan karena makanan
yang kurang mengandung yodium dengan akibat sintesis tiroksin kurang
kenikan TSH.

Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian besar, yaitu luar dinamakan korteks
kelenjar adrenal dan di bagian dalam dinamakan medula kelenjar adrenal. Dari
korteks kelenjar disekresikan hormon-hormon steroid antara lain : aldosteron,
glukokortikoid dan hormon kelamin terutama androgen. Minerallokortikoid yaitu
aldosteron terutama mengatur keseimbangan natrium dan kalium dan cairan dalam
badan. Glukokortikoid membantu dalam mengatur metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak.
Medula kelenjar adrenal mensekresikan katekilamin, yaitu epinefrin,
norepinefrin dan dopamin. Katekolamin membantu badan dalam keadaan siaga.

Anatomi dan Histelogi


Kelenjar adrenal leyaknya peritoneil dua buah masing-masing di atas ginjal.
Terdiri atas dua lapis yang sangat berbeda. Lapisan luar berwarna kuning
dinamakan korteks kelenjar adrenal, dan yang kemerah-merahan ada ditengah
dinamakan medula kelenjar adrenal.
Korteks terdiri atas tiga lapis yang dapat dibedakan, yaitu zona glomerulosa
adalah lapisan paling luar, langsung di bawah kapsul, sel-selnye berbentuk
kolumner atau piramidal tersusun berkelompok dan dilingkungi oleh pembuluh
darah kapiler. Zona ini mensekresikan mineralokortikoid, terutama aldosteron.
Lapis lebih dalam dinamakan zona fasikulata, bentuk selnya adalah pilihidral dan
tersusun merupakan baris atau kolom-kolom. Kemudian lapis paling dalam
dinamakan zona retikularis yang letaknya antara zona fasikulata dan edula
adrenal. Sel-el lebih kecil dibanding kedua zona lainnya. Zona fasikulata dan
retikularis mensekresikan glukokortikoid, terutama kartisol dan katrikosteron, dan
hormon kelamin terutama androgen, sebagai contoh dehidroepoiandrosteron.

71
Faali Korteks Adrenal
Glukokortikoid
Kartikoid ini membantu dalam metabolisme karbohidrat mengatur protein,
dan lemak. Sebagai sel target adalah hampir semua sel dibadan. Kartisol dan
kartikosteron disekresikan dalam benrtuk bebas, tetapi dalam sirkulasi darah akan
terikat oleh protein dan dinamakan cortikosteroid-binding globulain (CBG atau
transcortin).
Konsentrasi transkortin naik pada waktu hamil, estrogen tinggi atau terapi
kontrasepsi, hipertiroidei, diabetes dan penyakit darah tertentu. Jika kortisol naik,
bebas lebih banyak kortisol terikat, dan lebih banyak CBG, maka konsentrasi
kortisol bebas menurun dan sebagai akibat konsentrasi ACTH naik, kemudian
menaikan konsentrasi kortisol bebas, dan akan kembali normal.
Transkortin menurun pada serosis hepatis, kelainan ginjal, hipotiroidei,
multipel mieloma. Jika CBG menurun maka terjadi kebalikan dari yang tersebut
di atas.
Kortisol bebas merupakan bentuk aktif. Glukokortikoid dimetabolisir di
hepar, menjadi bentuk yang tidak aktif dan akan disekresikan melalui urin dan
feses. Metabolisme kortisol menurun pada bayi, orang tua, wanita hamil, penyakit
hepar, manahun, hipotiroidei, dan stres.
Sekresi glukokortikoid diatur oelh ACTH dari hipofise lobus anterior dan
CRH dari hipotalamus. ACTH disekresikan secara episodik dan sirkadian.
Konsentrasi kartisol paling tinggi pada pukul 6.00-8.00 pagi.

Mekanisme Hormon Glukokortikoid


Glukokortikoid sampai di sel target akan mengikat reseptornya di
sitoplasma, kompleks-hormon-reseptor masuk ke nukleus, mingikat DNA dan
terjadi transkripsi DNA, menghsilkan mRNA dan terjadi sintesis protein yang
terbentuk tersebut menaikan traspor natrium melalui pompa natrium di membran
sel.
Sebagai target sel mineralokortikoid adalah ginjal, kolon, duodenum,
kelenjar saliva, dan kelenjar keringat. Sebagai contoh aldosteron, sebagai target

72
jaringannya adalah tubulus renalis distal dan duktus kolektivinus yang
terangasang dan terjadi retensi natrium dan diuresis kalium, terjadi keasman urin.
Di kolon menaikan absorpsi natrium dari cairan dalam kolon. Selain itu
mineralokortokoid juga menaikan kadar kalium dan menurunkan kadar natrium di
otot adan otak.
Kemungkinan-kemungkinan kelainan dapat terjadi pada berlebihan sekresi
glukokortikoid, dan menyebabkan sindroma Cushing dengan tanda-tanda muka
bulat seperti bulan, dengan obesitas di tengah-tengah badan. Jika berlebihan
sekresi mineralokortikoid dinamakan sindrom Conn. Pada penyakit ini terjadi
retensi natrium dan sekresi kalium, otot-otot lemah, alkolisis, dan kadang-kadang
tampak adanya hipokalemia.
Sebaliknya, kekurangan sekresi glukokortikoid biasnya akibat otoimun atau
kerusakan jaringan korteks adrenal, dinamakan penyakit Addison, dengan tanda-
tanda lemah badan, lelah, anoreksia, nausea danmuntah-muntah, badan makin
lama makin kurus, hipotensi, hipoglikemia, dan mudah terjadi stres fisiologik.
Pada penyakit ini terjadi hipersekresi ACTH dan diikuti dengan hiperpigmentasi.
Jika terjadi kekurangan mineralokortikoid akan menyebabkan natrium banyak
keluar melalui ginjal dan retensi kalium, dan hal ini dapat sampai menderita
dehidrasi berat, hipotensi, hiponatremia, hiperkalemia, dan sidosis. Kekurangan
sekresi mineralokortikoid juga terjadi pada penderita-penderita ginjal dengan
sirkulasi ginjal yang rendah.

Faali Medula Kelenjar Adrenal


Medula kelenjar adrenal mensekresikan hormon-hormonnya yang
dinamakan katekolamin (epinefrin, norepinefrin, dan dopamin). Katekolamin
merupakan hormon yang merangsanhg individu untuk siaga jika individu tersebut
dalam keadaan gawat.
Medula kelenjar adrenal tersusun oleh sel-sel polihidral yang mengelompok
atau memanjang. Embriologi terbentuknya asal dari sel-sel saraf. Biosintesis
hormon-hormon adalah sebagai berikut:
Tirosin-dopa-dopamin-norepinefrin-epinefrin.

73
Sekresi medula adrenal yang 80% sendiri berupa epinefrin, norepinefrin
lebih sering ditemukan di akhiran saraf susunan saraf simpatis dan usuna saraf
merupakan neurotranmiter.

Pengatur Sekresi Katekolamia


Rangsangan saraf yang menginervasi kelenjar adrenal karena merangsang
sekresi hormon-hormon dari medula adrenal. Katekolmin bekerja pada sel target
dengan merangsang reseptor-reseptornya yang dinamakan reseptor alfa-dan
reseptor beta-adrenergik. Reseptor alfa sebagai emdiator otot polos untuk
berelaksasi, antara lain, di traktus gastrointestinal, tetapi juga vasokontruksi
pembuluh-pembuluh darah, dan menurunkan liposis, sekresi renin, agregasi
trombosit, dan sekresi insulin. Reseptor-reseptor beta lebih digunkan untuk
menaikan kontraksi jantung dan merangsang hipolisis dan sekresi reni. Reseptor
beta sebagai mediator otot polos yang menyebabkan terjadinya relaksasi bronki,
pembuluh darah, traktus urinari, traktus gastrointestial, dan menaikan
glukpneogenesis dan glokigenesis hepar, glikogenelisis otot, dan sekresi insulin
dan gulukagon.
Efek Katekolamin
Sehubungan dengan sifat-sifat katekolamin yang telah disebut di atas yang
mempunyai efek pada jantung, pembuluh-pembuluh darah, otot polos, dan
metabolisme pada organ-organ akibat stres, maka hormon ini akan dinamakan
hormon siaga.

Kelenjar Pankreas
Anatomi dan Histologinya
Pankreas merupakan kelenjar bersifat eksokrin dan endokrin. Kelenjar
eksokrin tersusun oleh asini yang berisikan cairan pankreas dan tersebut
dicurahkan langsung ke dalam deudenum melalui duktus pankreas. Kelenjar
endokrin disusun oleh jaringan atau sel-sel yang mengelompok yang dinamakan
pulau-pulau langerhans yang tersebar di antara kelenjar-kelenjar eksokrin. Pulau-
pulau langerhans jumlahnya lebih dari satu juta. Ada beberapa macam sel di

74
dalam pulau-pulau tersebut, yaitu: sel A yang mensekresikan glukagon, sel-sel B
yang mensekresikan insulin, Sel-sel D yang mensekresikan siamstotatin, dan sel-
sel F yang mensekresikan hormon polipeptida. Pulau-pulau tadi diinivervasi oleh
saraf paramsimpatis dan simpatis langsung pada sel-selnya atau berakhir di
jaringan interstisil (antar sel).
Pengatur sekresi insulin adalah glukosa. Glukosa merupakan pengatur
primer. Jika kenaikan kadar glukosa darah akan menyebabkan sekresi insulin. Sel-
sel B dapat mengetahui adanya kenaikan glukosa, karena ada sensor glukosa.
Selain itu juga perangsang sekresi insulin, teapi tidak sekuat glukosa, yaitu asam
amino dalam makanan atau rangsangan nervus vagus. Sekresi insulin dihambat
oleh katekolmin dan somatostatin.

Efek Insulin
Insulin meningkat resptornya di permukaan sel target. Reseptor insulin ada
sel-sel hepar, otot skelet, sel-sel lemak. Sel-sel tersbut sensitif dalam
mempertahankan homeostatis bahan bakar, dengan melalui jaringan hepar, otot
dan lemak. Pada jaringan tadi insulin merangsang penimbunan energi dan atau
karbohidrat dan mencegah terurainya bahan bakar.
Di jaringan hepar, insulin menaikan penimbunan bahan bakar dengan cara
merangsang sintesis glikogen dan disimpan. Insulin menghambat pelepasan
glukosa oleh hepar dengan cara menghambat glukonegenesis (sintesis glukosa)
dan glikogenolisis. Dengan merangsang glikolisis (glukosa menjadi piruvat),
insulin menaikkan pembentukan bahan baku sintesis asam lemak. Insulin
menghambat oksida asam lemak dan produksi keton bodies (ketogenesis), suatu
bahan bakar yang hanya dihasilkan oleh hepar yang dapat dipakai oleh otak jika
tidak dapat glukosa. Insulin juga merangsang sintesis protein di otot. Insulin
menaikkan penimbunan lemak dengan cara merangsang lipoprotein lipase, suatu
enzim menghidrolisis trigliserid. Insulin menghambat lipolisis, mencegah
pengeluaran asam lemak dari sel-sel lemak, substrat yang sangat penting untuk
mensintesis keton bodies.

Glukagon

75
Glukagon disentesis oleh sel-sel A di pulau-pulau Langerhans. Glykagon
berasal dari protein yang dinamakan preproglukagon. Preproglukagon bersama
protein ang lebih kecil membentuk proglukagon, yang disintesis di pankreas,
gastrointinal dan otak. Sekresi glukagon dihambat oleh tingginya kadar glukosa
darah, tidak diketahui apakah cara langsung menghambat sel A ataukah melalui
sekresi insulin dan somastotanin yang disekresikan oleh B dan D.
Hepar merupakan organ terget utama untuk glukagon. Untuk mengatur
homeotastis bahan bakar, glukagon hanya bekerja di hepar saja. Dengan demikian
cara glukagon untuk mempertahankan homeostatis bahan bakar dengan melalui
keluarnya gula dari hepar.

Gambar 138
Antagonisasi Insulin dan Glukagon

Somastotatin
Seperti glukagon, somatotatin disintesis dari prohormon di pankreas, traktus
insternal, dan otak, dan juga beberapa jaringan lain. Somastotatin di insternal

76
mengambat kerja peptida-peptida usus, dan menghambat fungsi eksokrin
oankreas.

Hormon Paratiroid
Anatomi dan Histologi
Kelenjar paratiroid letaknya di dekat pertemuan antara arteria tiroidea
dengan saraf larings. Kelenjar paratiroid yang atas menempel pada pembukus
kelenjar tiroid yang belakang.
Kelenjar paratiroid tersusun atas tiga macam sel, yaitu: cbief cell, clear cell,
dan oxyphil. Chef cell bertanggung jawab pada sintesis dan sekresi hormon
paratiroid (hpt). Cbif cell ini kecil dengan nukleus di tengah. Dalam keadaan aktif,
retikulum endoplasmik sel-sel tersebut terlihat dengan aparatus golgi yang padat,
tempat pembuatan HTP dan siap untuk disekresikan. Clear cell kemungkinan juga
cbief cell yang berisikan glikogen-glikogen yang tinggi. Oxyphil cel hanya
nampak dalam kelenjar paratiroid setelah pubertas, bentuknya lebih besar dari
chyef cell, jumlahnya bertambah pada pertambahan umur. Tidak jelas apakah sel-
sel ini terjadi dari chief cell atau mensekresikan HPT. Kelenjar paratiroid normal
dewasa berisikan lemak.

Faali Kelenjar Paratiroid


Kurang lebih 99% kalsium badan ada di dalam tulang dan gigi, sedangkan
sisanya ada di dalam cairan ekstra sel. Biasanya kalsium badan terdapat dalam 3
bentuk, yaitu : merupakan ion kalsium, terikat dengan protein, dan merupakan
kalsium kompleks. Kira-kira 45-50% kalsium darah total dalam bentuk terikat
protein, biasanya albumin atau globulin. Bentuk kalsium ion dalam serum
berfungsi untuk kerja selular, antara lain : kontraksi otot, transmisi saraf-otot, dan
pembekuan darah.
Kadar kalsium ion darah yang rendah merangsang sekresi HPT, dan yang
tinggi menekan sekresi HPT. Untuk perangsangan ataupun penekanan sekresi
HPT, perubahan kadar kalsium ion darah sedikit saja sudah sangat mempengaruhi.

77
Dengan demikian hipoklasemia kronik menyebabkan hiperplasia kelenjar
paratiroid.

Efek Hormon Paratiroid (HPT)


Ion kalsium dan fosfat darah menggambarkan keseimbangan keluar
masuknya ion-ion tersebut di tulang, traktus gastrointestinal, dan filtrasi di ginjal.
Keseimbangan ion-ion tersebut diatur oleh HPT dan vitamin D3. Jika kalsium
darah rendah, akan merangsang sekresi HPT dengan cepat dan terjadi kenaikan
reabsorbsi kalsium di tubulus distal ginjal dan loop Henle asendens. HPT juga
merangsang pembakaran kalsium dan simpanannya di tulang. Kedua hal
menyebabkan ke arah kalsium darah menjadi normal.
Efek HPT pada fosfat adalah menaikkan sekresi fosfat dengan menekan
transfor-fosfat-tergantung-ion-sodium di tubulus ginjal proksimal dan distal.
Perubahan kadar fosfat dan darah tidak langsung mempengaruhi sekresi HPT,
tetapi dengan adanya hipofosfatemia menaikkan koversi 25-(OH)2D dan
menyebabkan penurunan kalsium dalam darah dan kemudian akan merangsang
sekresi HPT. HPT juga menaikkan sekresi bikarbonat dalam urin di tubulus
proksimal ginjal dan ini dapat menyebabkan asidosis tubular proksimal.
HPT bekerja pada tulang dengan cara 2 tingkat, yaitu : tingkat pertama
memobilisasi kalsium dan fosfat secara cepat, darah yang ada hubungan langsung
dengan cairan ekstra sel. Tingkat kedua, memobilisasi kalsium sebagai akibat
pembakaran matriks tulang, adalah menaikkan aktivitas osteoklas dan kemudian
absorbsi tulang. Selanjutnya HPT merangsang pembentukan tulang semenjak
proses pembentukan dan pembakaran berjalan.
Vitamin D
Vitamin D selanjutnya juga suatu hormon, dengan sinar ultraviolet akan
disintesis vitamin D yang cukup. Sumber utama vitamin D adalah dalam
makanan, yaitu di dalam hati dan ikan pemakan daging.
Kolestrol di kulit metabolisir menjadi pembentuk vitamin D, yaitu 7-
dehodrokolesterol, yang akan dikonversi menjadi vitamin D (kolekalsiferol),
secara tidak enzimatik, tetapi dengan rangsangan sinar ultraviolet, merupakan

78
bentuk hormon steroid. Dalam makanan sering vitamin D masuk merupakan
vitamin D2 (ergokalsiferol). Vitamin D2 dan D3 dimetabolisir menjadi vitamin D
aktif.
Di hepar ergokalsiferol, mengalami hidroksilasi menjadi 25-(OH)D3 dan
akan diikat oleh protein dan disimpan di jaringan lemak, jaringan tempat utama
penyimpanan vitamin D. Pada kekurangan vitamin D diukur 25(OH)D3, sifat
bikimiawinya. Jika sampai di korteks ginjal akan diubah menjadi 1,25(OH)2D
yang terkontrol. Sintesis 1,25(OH)D2 naik akibat rangsangan HPT, dan ini ada
hubungan langsung dengan homeostasis kalsium. Selain itu 1,25(OH)2D
dirangsang dengan adanya hifosfatemia dan hipokalsemia. Sebaliknya
hifosfatemia dan hipokalsemia atau kelebihan 1,25(OH)2D akan mnekan produksi
1,25(OH)2D.

Kerja Vitamin D
Reseptor vitamin D terletak di nukleus seperti pada reseptor hormon steroid.
Efek vitamin D akan membuat RNA baru dan sintesis protein. Metabolit vitamin
D dapat diketahui oleh reseptor vitamin D, tetapi 1,25(OH)2D mempunyai
aifinitas pada reseptornya 1000-kali lipat dari afinitas terhadap 25(OH)D. Sebagai
organ target utama adalah usus dan tulang. Di usus terutama merangsang transpor
kalsium lewat epitel-epitel usus. Seperti diketahui transpor kalsium lebih banyak
melalui mikrovili dengan rangsangan 1,25(OH)2D, tetapi ada yang secara pasif
yang melalui epitel paraselular. Di tulang 1,25(OH)2D mengakibatkan osteoblas
dan jika perlu untuk mineralisasi normal steroid. Selain itu vitamin D juga
merangsang osteoklas untuk reabsorbsi tulang, ini merupakan efek tidak langsung
yang tujuannya untuk mempertahankan kalsium darah.

10.4 Kelainan Kelenjar Endokrin


Hormon memberikan efek pada semua jaringan atau organ dalam badan :
demikian pula otak. Sebagai contoh, walaupun embrio masih di dalam uterus,
testosteron menentukan pembentukan otak laki-laki pada embrio tersebut, dan
pengaruh endokrin ini berefek panjang sampai pada penentuan sifat dan perilaku

79
lakilaki tadi. Dikatakan bahwa pertumbuhan dan fungsi normal otak tergantung
kepada hubungan hormon yang normal. Dengan demikian banyak kelainan
endokrin yang dapat menimbulkan efek pada otak dengan eksprsi kelainan
perilaku, yaitu euforia dan kemampuan berpikir, yang akhirnya menjadi pasien
psikiatri.
Kelainan endokrin sering mempunyai efek dibanyak tempat di otak,
sehingga kelainan yang sederhana saja dapat menimbulkan kelainan psikiatri.
Misalnya, hipertiroidisme dapat menurunkan kemampuan berkosentrasi dan
menghilangkan memori yang baru terjadi. Juga disfungsi kelenjar paratiroid dan
kelainan metabolisme kalsium, fosfor dan magnesium menaikkan pelepasan dan
penguraian norepinefrin serta dopamin beta-hidroksilase. Demikian pula kelainan
pankreas, yang mengakibatkan terjadinya diabetes atau hipoglikemia.

Rangkuman
Sistem hormon merupakan salah satu sistem saraf. Secara kimiawi hormon
dikelompokkan menjadi hormon derivat asam amino, polipeptida, dan steroid.
Hormon ditransportasikan ke sel target melalui pembuluh darah atau melalui
cairan antar sel (ekstrasel). Di dalam tubuh kita terdapat 200 tipe sel dan hanya
bebrapa saja yang menghasilkan hormon, sebaliknya kurang lebih 75 triliun sel
yang merupakan sel target. Satu macam hormon merangsang satu tipe sel yang
memberikan lebih dari satu macam efek. Hormon bekerja secara sistem umpan
balik, ada yang umpan balik positif dan ada juga yang umpan balik negatif.
Hormon juga diatur oleh pusat saraf (otak) selain otak sendiri merupakan salah
satu sel target dari suatu hormon. Organ-organ di dalam tubuh kita yang
menghasilkan hormon antara lain hipofise, kelenjar tiroid dan paratiroid, kelenjar
adrenal dan kelenjar pankreas. Masing-masing kelenjar menghasilkan hormon
yang sangat berguna bagi tubuh.

Penutup
a. Tes formatif

80
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jewaban
yang disediakan!
1. Hormon yang berikut yang secara kimiawi termasuk ke dalam kelompok
polipeptida adalah......
a. triptofan, tirosin, epinefrin
b. insulin, hormon pertumbuhan, TRH
c. triptofan, hormon pertumbuhan, TRH
d. progesteron, estrogen, kartikoid
2. Di antara hormon berikut yang tidak mempunyai efek terhadap fungsi otak
adalah....
a. Progesteron c. Insuli
b. Glukokortinoid d. Estrogen
3. Lobus anterior hipotalamus menghasilkan....
a. Vasopresin, TSH, dan ACTH
b. TSH, oksitosin, ACTH
c. Vasopresin, oksitosin, ACTH
d. ACTH, TSH, dan FSH
4. Apabila kelanjar adrenalin diambil, maka tubuh kita akan mengalami hal
berikut...
a. Perubahan glukosa
b. Terganggunya pertumbuhan
c. Terganggunya metabolisme tubuh
d. Terganggunya keseimbangan ion kalsium dan fosfat dalam darah
5. Pulau-pulau langrhans terdapat pada kelenjar.........
a. Paratiroid
b. Tiroid
c. Pankreas
d. Adrenalin

b. Umpan balik

81
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan
rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat anda terhadap materi kegiatan
belajar 2
Rumus:
jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = X 100
100
Arti tingkat pengusaan yang anda capai:
90-100 % = baik sekali
80-89 % = baik
70-79 % = cukup
< 70 % = kurang
Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih anda dapat
meneruskan dengan materi selanjutnya. Namun bila tingkat pengasaan anda masih
dibawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar ini terutama bagian yang
belum anda kuasai.
c. Kunci jawaban
1) B, insulin, hormon pertumbuhan dan TRH merupakan kelompok hormon
polipeptida.
2) C, progesteron, gukokortikoid, dan estrogen mempunyai efek terhadap
fungsi otak
3) D, lobus anterior hipotalamus antara lain ACTH, TSH, dan FSH.
4) B, kelenjar adrenalin antara lain menghasilkan hormon yang mengatur
metabolisme tubuh.
5) C, pulau langerhans terdapat pada kelenjar pankreas

Daftar Pustaka
Ganong William F., 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17,
Jakarta:Penerbit EGC.

Guyton Arthur C., 1983, Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Edisi 5,


Jakarta:Penerbit EGC

82
Kemal Adyana Kusnadi, dr., 1988, Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Jilid I, Bandung:IKIP.

Patton Harry D., 1989, Textbook of Physiology, Philadelphia:W.B. Saunders Co.

Sherwood Lauralee, 1997, Human Physiology, from Cells to System. 3rd Edition.
Belmont:Wadsworth Publishing Co.

Senarai
Endokribiologi : Studi tentang hormon, yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
dan efek yang ditimbulkannya.
Hormon : Substansi yang dihasilkan oleh jaringan dan ditranspor ke
jaringan lain dan memicu respon fisiologi khusus.
Sel target : Sel sasaran.

83

Anda mungkin juga menyukai