Anda di halaman 1dari 15

SISTEM URINARIA

1.1 Pengertian Sistem Urinaria


Sistem urinaria merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa
metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti
urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisme ini
dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun
melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara
periodik akan dikeluarkan melalui uretra (Ahmad, 2001).
1.2 Organ-organ Sistem Urinaria
1.2.1 Ginjal
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding
abdomen di kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar.
Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula
renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar adalah
fascia renal. Ketiga lapis jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan
memfiksasi ginjal. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang
abdomen. (Pertiwi, 2012).

Gambar 1. Struktur Anatomi Ginjal Manusia (Frandson, 2003).

1
Pada manusia, ginjal memiliki panjang sekitar 10 cm dan disuplai oleh darah
melalui vena renal (renal artery) dan dialirkan melalui vena renal (renal vein). Urin
keluar dari setiap ginjal melalui suatu saluran yang disebut ureter, dan kedua ureter
mengalir kedalam kandung kemih (urinary bladder) yang sama(Campbell dkk, 2008).
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut
dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah
melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Hidayati, 2010).
Unit fungsional ginjal
Nefron merupakan unit fungsional ginjal terdiri dari komponen kapsula Bowman
yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle, dan tubulus kontortus distal yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul.
Ginjal akan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya hanya jika lebih dari
70 % nefronnya tidak seimbang dalam menjalankan fungsi. Nefron, Struktur halus
ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsional
ginjal,diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai
berkas sebagai kapiler (badan malphigi atau glomelurus) yang serta tertanam
dalam ujung atas yang lebar pada urineferus atau nefron (Evelyn, 2000).
Susunan nefron-nefron ini membagi ginjal menjadi 2 bagian, yaitu korteksdan
medulla. Nefron sendiri terdiri atas glomerulus dan tubulus.Glomerulustersusun atas
pembuluh darah-pembuluh darah yang membentuk suatu untaian dikapsula Bowman.
Glomerulus berasal dari arteri ginjal. Arteri ini awalnya terbagimenjadi banyak afferent
arterioles yang masing-masing menuju 1 nefron danmenjadi glomerulus. Glomerulus
akan berakhir di efferent arterioles. Arteriolterakhir tersebut lalu menjadi kapiler yang
berfungsi memberi pasokan oksigen dan energi bagi ginjal. Kapiler ini sekaligus
berfungsi menerima zat-zat reabsorbsi dan membuang zat-zat sekresi ginjal. Tubulus
ginjal tersusun atas sel-sel epitel kuboid selapis. Tubulus ini dimulai dari kapsula
Bowman lalu menjadi tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus
distal, dan berakhir di tubulus pengumpul. Seluruh bagian tubulus kontortus berada di
korteks, sementara lengkung Henle ada di Medulla.Jalur naik dari tubulus kontortus

2
distal akan lewat di antara afferent dan efferent arterioles. Struktur ini disebut
juxtaglomerular apparatus (Djunaidi, 2009).
Nefron ginjal sendiri terbagi atas 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya
hanya sedikit masuk medulla dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron
juxtamedullary yang lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki vasa
recta. Vasa Recta dalah susunan kapiler yang memanjang mengikuti bentuk tubulus dan
lengkung Henle. Secara makroskopis, korteks ginjal akan terlihat berbintik-bintik
karena adanya glomerulus, sementara medulla akan terlihat bergaris-garis karena
adanya lengkung Henle dan tubulus kolektus (Djunaidi, 2009).
Pembuluh darah, Selain tubulus urineferus, struktur ginjal mempunyai
pembuluh darah. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke
ginjal, cabang-cabangnya beranting banyak di dalam ginjal dan menjadi arteriola
(artriola afferents) dan masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di
dalam salah satu badan malpighi, inilah yang disebut glumelurus. Pembuluh
eferen kemudian tampil sebagai arterial aferen (arteriola afferents) yang bercabang-
cabang membentuk jaringan kapiler di sekeliling tubulus uriniferus. Kapiler-kapiler
ini kemudian bergabung lagi membentuk vena renalis, yang membawa darah dari
ginjal kevena kava inferior (Evelyn, 2000).
1.2.2 Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya 25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam
kandung kemih. . Dindingnya Terdiri atas 3 lapisan jaringan. Lapisan fibrosa (luar),
muskularis longitudinal dan otot polos sirkuler (bagian tengah), epitelium mukosa
(bagian dalam).

Gambar 2. Struktur Anatomi Ureter (Hidayati, 2010).

3
1.2.3 Kandung kemih
Kandung kemih disebut juga bladder atau vesica urinaria, merupakan suatu organ
berongga yang digunakan untuk menampung dan menyimpan urin yang diproduksi oleh
ginjal. Organ ini berada dalam rongga panggul. Pada wanita organ ini terletak antara
vagina/uterus dan simfisis pubis sedangkan pada pria terletak antara simfisis pubis dan
rektum. Vesica urinaria memiliki kemampuan untuk mengembang bila terisi penuh oleh
urin.
Kandung kemih bersifat elastis, sehingga dapat mengembang dan mengkerut.
Ketika kosong atau setengah terdistensi, kandung kemih terletak pada pelvis dan ketika
lebih dari setengah terdistensi maka kandung kemih akan berada pada abdomen di atas
pubis. Ukurannya secara bertahap membesar ketika sedang menampung jumlah air yang
secara teratur bertambah. Apabila kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim
sinyal ke otak dan menyampaikan pesan untuk berkemih. Selama berkemih, sfingter
lainnya yang terletak diantara kandung kemih akan membuka kemudian diteruskan
keluar melalui uretra. Pada saat itu, secara bersamaan dinding kandung kemih
berkontraksi yang menyebabkan terjadinya tekanan sehingga dapat membantu
mendorong air kemih keluar menuju uretra (Hidayati, 2010).

Gambar 3. Letak Kandung Kemih (Hidayati, 2010).


2.2.4 Uretra
Uretra merupakan suatu saluran yang menghubungkan dasar kandung kemih
dengan dunia luar. Pada pria urethra terletak di sepanjang penis menembus kelenjar
prostat sehingga memiliki panjang sekitar 18 22 cm, sedangkan pada wanita urethra
terletak di antara simfisis pubis dengan vagina sehingga panjangnya hanya 3 4 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari uretra prostatika, uretra membranosa, dan uretra
kavernosa. Uretra prostatika merupakan saluran terlebar dengan panjang 3 cm, dengan

4
bentuk seperti kumparan yang bagian tengahnya lebih luas dan makin ke bawah makin
dangkal kemudian bergabung dengan uretra membranosa. Uretra membranosa
merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal. Uretra kavernosa
merupakan saluran terpanjang dari uretra dengan panjang kira-kira 15 cm (Hidayati,
2010).
Pada wanita, uretra terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke
atas, panjangnya 3-4 cm. Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan uretra hanya sebagai saluran ekskresi. Uretra wanita
jauh lebih pendek daripada uretra laki-laki. Pada pria, uretra membawa cairan semen
dan urine. Panjang sekitar 20 cm, melalui kelenjar prostat dan penis. Uretra prostatik,
dikelilingi oleh kel prostat. Menerima 2 duktus ejakulator yang terbentuk dari
penyatuan duktus deferens dan duktus vesikel seminal (Hidayati, 2010).

a
b
Gambar 4. a. Letak Uretra pada Laki-laki b. Letak Uretra pada Wanita (Hidayati,
2010).
1.3 Fisiologi Ginjal
Kedua ginjal manusia berperan dalam mempertahankan stabilitas volume dan
komposisi elektrolit cairan ekstrasel dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai
konstituen plasma yang akan disimpan di dalam tubuh atau dikeluarkan melalui urin.
Jika terdapat kelebihan air atau elektrolit tertentu di cairan ekstrasel, misalnya garam
(NaCl), ginjal dapat mengeliminasi kelebihan tersebut dalam urin. Jika terdapat
kekurangan, ginjal dapat membatasi kehilangan zat tersebut melalui urin, sehingga
dapat menyimpan sampai lebih banyak zat tersebut didapat dari makanan. Ginjal juga
merupakan jalan penting untuk mengeluarkan berbagai zat sisa metabolik yang toksik

5
dan senyawa asing yang tidak dapat dikeluarkan dalam bentuk padat dari dalam tubuh.
Ginjal harus menghasilkan minimal 500 ml urin berisi zat sisa per harinya. H2O yang
dikeluarkan di urin berasal dari plasma darah. Kecuali pada keadaan ekstrim, ginjal
mampu mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal walaupun pemasukan
cairan dan elektrolit berubah-ubah. Selain itu ginjal juga melakukan penyesuaian dalam
pengeluaran konstituen cairan ekstrasel melalui urin untuk mengkompensasi
pengeluaran abnormal, misalnya melalui keringat berlebihan, muntah, diare, atau
perdarahan(Sherwood, 2011).
Berikut ini adalah fungsi spesifik ginjal manusia yang sebagian besarbertujuan
untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal:
1) Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
2) Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstrasel, termasuk Na+,
Cl-, K+, HCO3 -, Ca2+, Mg2+, SO4-, PO4-, dan H+.
3) Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan
jangka panjang tekanan darah arteri.
4) Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh.
5) Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh.
6) Mengeskresikan produk sisa metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan
kreatinin.
7) Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, pestisida, zat penambah pada
makanan, dll.
8) Mensekresikan eritropoetin untuk merangsang pembentukan eritrosit.
9) Mensekresikan renin yang memicu reaksi penting dalam konservasi garam.
10) Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya(Sherwood, 2011).
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah pun
diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter,
urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan
keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung
kemih akan dikeluarkan lewat uretra (Sherwood, 2011).
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal dengan
melalui glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi sampai pada simpai Bowman,yang

6
berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa-sisa
cairan akan diteruskan kepiala ginjal terus berlanjut ke ureteruretra. Dari sekitar 1200
ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120-125 ml filtrat (cairan
yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150-180 L filtart.
Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih,
dan sebagian diserap kembali (Sherwood, 2011).
Menurut Syaifuddin dalam Marufah (2011) ada 3 Tahap Pembentukan Urin:
a) Proses filtrasi
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain
penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah,
dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma
darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus
disebut filtrate glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
b) Proses Reabsorpsi
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali
di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.
Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-
zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat
sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
c) Proses Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Dari tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui
uretra

7
Gambar 5. Mekanisme Pembentukan Urin (Syaifuddin dalam Marufah (2011).

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin


Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor
dalam dan luar dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain
hormonantidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan faktor cuaca
(Marufah, 2011).
1.5 Senyawa dalam Urin dan Hormon yang Berperan dalam Pembentukan Urin
1.5.1 Senyawa dalam Urin
Komposisi zat-zat dalam urin bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan, sedang urin warna kuning muda
urin berasal dari zat warna empedu(bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia
terdiri dari; air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam
sulfat, klorida, garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah
misalnya vitamin C dan obat-obatan. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting dalam tubuh, misalnya glukosa, diserap kembali
kedalam tubuh melalui molekul pembawa. Ciri-ciri urin normal Rata-rata dalam satu
hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya
bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap
lakmus dengan pH rata -rata 6. (Marufah, 2011).

8
Berikut ini kandungan Kristal dalam urin menurut Riswanto dalam Husnizal (2016).
1) Kristal-kristal dalam urin normal:
a. Dalam urin asam: asam urat, natrium urat, dan kalsium sulfat. Kristal asam urat
biasanya berwarna kuning.
b. Dalam urin asam atau netral atau yang agakbasa: kalsium oksalat dan asam
hipurat.
c. Dalam urin basa atau kadang-kadang netral: amonium-magnesium phospat
(triple phospat) dan dikalsium fosfat.
d. Dalam urin basa: kalsium karbonat, ammonium biurat dan kalsium fosfat.
2) Kristal-kristal dalam urin abnormal: cystine,leucyne, tirosine, cholesterol,
bilirubin,danhematoidin.
3) Kristal-kristal yang berasal dari obat sepertimacam-macam sulfinanid.
1.5.2Hormon yang Bekerja dalam Pembentukan Urine
a. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. Pengaruh hormon
antidiuretik (ADH) pada pembentukan urine adalah jika kadar hormon ADH
meningkat maka tubuh akan mempertahankan kadar air dalam darah dengan cara
mengeluarkan air dari nefron melalui tubulus kontortus proksimal. Di sana air
akan diserap kembali oleh tubuh dan keluar dari nefron sehingga urine
berkurang. Jadi, hormon ADH mempengaruhi kinerja penyerapan air di tubulus
kontortus proksimal (Frandson, 2003).
a. Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal
di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin
(Frandson, 2003 ).
b. Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan

9
pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan
dalam mengatur sirkulasi ginjal (Frandson, 2003).
c. Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi
natrium(Frandson, 2003).
1.6 Penyakit dan kelainan Pada Sistem Urinaria

No Penyakit Penyebab Gejala Pengobatan


1 Diabetes melitus Diabetes melitus tipe I 1. Kadar glukosa darah Pengobatan diabetes
(DM) disebut DM yang yang melebihi nilai mellitus biasanya
Diabetes mellitus tergantung pada insulin. normal akibat tubuh dilakukan dengan :
(DM) adalah 1. Kekurangan kekurangan insulin 1. Pemberian obat-
penyakit kronik yang insulindalam darah baik absolut maupun obat Oral Anti
terjadi ketika yang terjadi karena relatif. Diabetik(OAD)
pankreas tidak cukup kerusakan dari sel 2. Gejala klinis yang atau dengan
dalam memproduksi beta pankreas khas pada DMyaitu suntikan insulin
insulin atau ketika Diabetes mellitus tipe II Triaspoli polidipsi (Widowati et al.
tubuh tidak efisien atau disebut DM yang (banyak minum), 1997)
menggunakan insulin tidak tergantung pada poliphagia (banyak
itu sendiri (Widowati insulin makan) &poliuri
et al. 1997) 2. Kekurangan insulin (banyak kencing),
yang ada tidak 3. Sering
dapatbekerja dengan kesemutanterutama
baik, kadar insulin pada jari-jari tangan,
dapat normal, 4. Badan terasa lemas,
rendah atau 5. Berat badan menurun
bahkanmeningkat drastis,
tetapi fungsi insulin 6. Gatal-gatal dan bila
untuk metabolisme ada luka sukar
glukosa tidak ada sembuh,
/kurang. 7. Terjadi gangguan
(Widowati et al. mata, dan
1997) 8. Disfungsi ereksi
(Widowati et al.
1997)

10
2 Gagal Ginjal 1. Terjadinya gagal 1. Kencing terasa kurang Pengobatan gagal
Penyakit gagal ginjal ginjal disebabkan oleh dibandingkan dengan ginjal :
adalah suatu beberapa penyakit kebiasaan 1. Obat
penyakit dimana serius yang diderita sebelumnya. penghambatsistem
fungsi organ ginjal oleh tubuh yang mana 2. Kencing berubah renin angiotensin
mengalami secaraperlahan-lahan warna, berbusa, atau seperti
penurunan hingga berdampak pada sering bangun malam penghambat
akhirnya tidak lagi kerusakan organ untuk kencing. ACE(angiotensin
mampu bekerja sama ginjal 3. Sering bengkak di converting
sekali dalam hal (Tim Vitahealth, kaki, pergelangan, enzyme) dan
penyaringan 2008). tangan, dan muka. penyekat reseptor
pembuangan Antara lain karena angiotensintelah
elektrolit tubuh, ginjal tidak bisa terbukti dapat
menjaga membuang airyang mencegah dan
keseimbangan cairan berlebih. menghambat
dan zat kimia tubuh 4. Lekas capai atau proteinuria
seperti sodium dan lemah, akibat kotoran danpenurunan
kalium didalam tidak bisa dibuang fungsi ginjal.
darah atau produksi oleh ginjal. (Tim Vitahealth,
urin 5. Sesak napas, akibat 2008).
(Tim Vitahealth, air mengumpul di
2008). paru-paru. Keadaan
ini sering
disalahartikansebagai
asma ataukegagalan
jantung.
6. Napas bau karena
adanya kotoran yang
mengumpul di rongga
mulut.
7. Rasa pegal di
punggung.
8. Gatal-gatal, utamanya
di kaki.
9. Kehilangan nafsu
makan, mual, dan
muntah
(Tim Vitahealth,
2008).

11
3 Batu Ginjal 1. Terbentuknya batu 1. Mual dan muntah, 1. Minumbanyak
Batu Ginjal adalah bisa terjadi karena 2. Perut cairan akan
massa keras seperti air kemih jenuh menggelembung, meningkatkan
batu yang dengan garam- 3. Demam, pembentukan air
terbentuk di garam yang dapat 4. Menggigil kemih dan
sepanjang saluran membentuk batu 5. Darah di dalam air membantu
kemih dan bisa ataukarena air kemih kemih. membuang
menyebabkan nyeri, kekurangan 6. Warna air kencing beberapa batu
perdarahan,penyumb penghambat keruh. 2. Bisa dikurangi
atan aliran kemih pembentukan batu 7. Rasa panas atau dengan obat
atau infeksi. yang normal. terbakar saat kencing. pereda nyeri
(Hasiana L,2012 ) 2. Infeksi saluran 8. Nyeri dirasakan golongan narkotik
kemih sampai ke pangkal (Hasiana L, 2012)
(Hasiana L, 2012) paha.
(Hasiana L,2012)
4 Diabetes Insipidus Penyebab utama adalah 1. Rasa haus yang hebat Pengobatan :
Diabetes insipidus 1. Tindakan bedah meskipun mendapat 1. Melakukan Terapi
adalah kelainan saraf, banyak asupan cairan 2. Pemberian
endokrin yang 2. Tumor, (polidipsi), dan hormone ADH
ditandai dengan 3. Trauma kepala, lesi berkemih berlebihan sintetik
polidipsi dan poliuri. infiltratif, dan (poliuri). Hal ini (Lindholm J,2004)
Dua mekanisme 4. Malformasi (sentral) terjadi karena tubuh
yang mendasari (Lindholm J,2004) tidak cukup
adalah gangguan menghasilkan anti-
pelepasan ADH oleh diuretichormone
hipotalamus atau (ADH)/arginine
hipofisis (sentral) vasopressin (AVP),
dan gangguan atau karena ginjal
respons terhadap tidak dapat merespons
ADH oleh ginjal hormon tersebut.
(nefrogenik). 2. Diabetes insipidus
(Lindholm J,2004) juga dapat terjadi saat
kehamilan (diabetes
insipidus gestasional),
namun sangat
jarang(Lindholm
J,2004)

12
5 Albuminuria 1. Disfungsi endotel 1. Urin penderita 1. Pasien dengan
Albuminuria merupakan mengandung albumin, albuminuria harus
merupakan marker patogenesis karena terlalu banyak dirujuk ke ahli
(petanda) proteinuria awalpenyakit jantung albumin yang lolos dari ginjal untuk
klinis koroner( PJK). saringan ginjal mendapat kan
yang merupakan 2. Komplikasi penyakit (Bawazier dkk, 2009) pengobatan guna
faktor jantung koroner tinggi mencegah
resikopenurunan pada pasien diabetes berkembangnya
faal ginjal. melitus (DM) kerusakan ginjal
(Bawazier LA, 2009) (Bawazier dkk, 2009) ke tingkat End
Stage Renal
Disease (ESRD).
(Bawazier dkk,
2009)

6 Nefritis 1. Ditandai dengan 1. Demam 1. Pengobatan infeksi


Nefritis adalah peradangan ginjal 2. Tekanan darah tinggi ginjal adalah obat
penyakit yang (Neilson EG, 2007) 3. Urin yang keruh dan penghilang rasa
ditandai dengan mengandung darah atau sakit dan antibiotik.
peradangan ginjal nanah 2. obat untuk
(Neilson EG, 2007) 4. Sering buang air kecil, mengatur tekanan
namun kesulitan setiap darah juga akan
buang air kecil diberikan bagi
5. Pembengkakan pasien yang
(edema), terutama di memiliki tekanan
ujung atas dan bawah darah tinggi.
wajah 3. Apabila infeksi
6. Sering muntah disebabkan oleh
(Neilson EG, 2007) sistem kekebalan
tubuh yang terlalu
aktif atau kelainan
pada sistem
kekebalan tubuh,
pasien akan diberi
obat penekan sistem
kekebalan tubuh,
misalnya
kortikosteroid.
(Neilson EG, 2007)

13
1.7 Rangkuman Hasil Praktikum Sistem Urinaria
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum sistem
Urinaria, kami melakukan pemeriksaan ada tidaknya glukosa,chorida, albumin, amonia
dan urea dalam urine.Untuk semua kegiatan pemeriksaan kami menggunakan 3 sampel
urine yaitu Sampel I (urin penderita Diabetes Melitus), Sampel II (Urine Penderita
Gagal Ginjal) dan Sampel III (Urine Praktikan Normal). Untuk Sampel I dan Sampel II
merupakan urine abnormal sedangkan untuk Sampel II merupakan urine normal.
Pada Kegiatan pemeriksaan glukosa dalam urine, dari ketiga tabung yang telah
berisi sample urine, terlihat hanya dua tabung yang memiliki endapan yaitu tabung yang
berisi sampel urine diabetes mellitus dan tabung yang berisi sampel urine gagal ginjal,
sedangkan untuk sample urine dari praktikan tidak memiliki endpan. Warna endapan
dari sampel urine diabetes mellitus yairu warna kuning, hal ini menunjukan kadar
glukosa yang terdapat pada urine diabetes mellitus sangat tinggi yaitu 5% Menurut
Syaifudin (2006) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar glukosa
darah dan terjadinya diabetes melitus diantaranya adalah usia, jenis kelamin, penyakit
penyerta, faktor keturunan, faktor demografi dan faktor kegemukan.Untuk sampel urine
Gagal Ginjal warna endapan yang terlihat yaitu warna hijau hal ini menunjukan kadar
glukosa dalam urine tersebut hanya 1%. Sedangkan untuk sampel urine praktikan tidak
memiliki endapan hal ini menunjukan bahwa urine tersebut normal atau tidak
mengandung glukosa.
Pada Kegiatan pemeriksaan clorida dalam urine, kami menggunakan AgNO3
Setelah 15 menit terlihat bahwa pada sampel urine penderita gagal ginjal terjadi
perubahan dan memiliki edapan putih sangat banyak hal ini menunjukan adanya clorida
radikal dalam urine tersebut. Sedangkan untuk urine diabetes mellitus terdapat endapan
warna putih tapi endapan tersebut tidak terlalu banyak, untuk sampel urine praktikan
terlihat hanya memiliki sedikit endapan hal ini menunjukan bahwa urine dari praktikan
hanya memiliki kadar clorida yang sangat sedikit.
Pada kegitan pemeriksaan urea dalam urine. Kami menggunakan larutan asam
jenuh asama oksalat dan kami mengamati Kristal urea oksalat yang terbentuk dibawah
mikroskop. Pada urine urine penderita gagal ginjal dan diabetes mellitus masih
ditemukan Kristal oksalat , hal ini disebbkan oleh tubuh manusia yang tidak mampu
melakukan metabolisme oksalat, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk sampel

14
urine Diabetes mellitus Kristal urea berbetuk daun, sedangkan untuk sampel urine gagal
ginjal berbentuk persegi panjang. Untuk urin praktikan Kristal urea berbentuk bintang.
Pada kegiatan pemeriksaan Albumin dalam urine. Terlihat bahwa urin normal
(Sampel Urine Praktikan) tidak memiliki cincin putih pada daerah kontak urin dan asam
nitrat, karena urin tersebut berasal dari ginjal yang normal yang tidak memiliki
kelainan. Untuk sampel urine Dibetes Melitus dan gagal ginjal, terlihat adanya cincin
berwarna putih walaupun sedikit sedikit karena Dibetes Melitus juga merupakan
penyakit yang disebabkan oleh ginjal. Dalam hal ini walaupun Dibetes Melitus tidak
disebabkan oleh protein dalam urin. Tapi infeksi yang disebabkan oleh ginjal itu yang
meyebabkan Dibetes Melitus juga memiliki cincin putih.
Pada kegiatan pemeriksaan Amonia dalam Urine menunjukan bahwa sampel
diabetes mellitus lebih memiliki bau yang lebih tajam dibandingkan sampel urine gagal
ginjal dan sampel urine praktikan (urine normal). Bau yang ditimbulkan oleh urine
disebabkan oleh ammonia. ammonia memang harus dikeluarkan, mengeluarkan
ammonia secara langsung biasa berbahaya, maka dari itu ammonia diubah dalam bentuk
urea. Saat dipanaskan ammonia tersebut akan terurai kembali dan menyebabkan bau
pada urine.

15

Anda mungkin juga menyukai