Anda di halaman 1dari 35

SISTEM HORMON

Dosen pengampu : Dr. Diana Hernawati., M. Pd.


Egi Nuriyadi., M.Si,.
INTROUDE OUR TEAM

MUHAMAD SHYNTA AYINDA PUS


ARIF HIDAYAT ULFI AZMI PA
TAUFIK RACHMAN 182154017
182154047
182154115 182154114
Contents That Will Present

Pengertian sistem hormon, pengaturan sekresi hormon (ULFI)

Mekanisme sekresi hormon, mekanisme kerja hormon pada sel target (ARIF)

Regulasi hormon, sistem hormon vertebrata (TAUFIK)

Sistem hormon invertebrata, moderator (shynta)


Pengertian Sistem Hormon

Sistem endokrin (Hormon) adalah sistem yang terdiri dari kelenjar


buntu atau tanpa saluran yang tersebar pada bagian tubuh
(Sherwood, 2010). Kelenjar endokrin ini melaksanakan fungsinya dari
dalam tubuh dengan cara memproduksi hormon yang hasil sekresinya
langsung ke dalam darah tanpa melalui saluran.
Pengaturan Sekresi Hormon

Beberapa hormone seperti epinephrine dan norepinephrine


disekresi setelah kelenjar mendapat stimulus, dan akan tanggap
dalam beberapa detik hingga menit. Hormone lain seperti tiroksin
/hormone pertumbuhan mungkin membutuhkan
waktu beberapa bulan untuk menimbulkan efek.
Konsentrasi hormone di dalam darah atau tubuh yang diperlukan
untuk kontrol fungsi metabolik dan fungsi endokrin jumlahnya sangat
sedikit. Konsentrasi di dalam darah berkisar antara 1 picogram di tiap
milliliter darah hingga beberapa milligram per milliliter darah.
Umpan balik yang biasa terjadi adalah umpan balik negative, untuk memastikan
aktivitas hormone pada jaringan target tetap pada level yang diperlukan.
Setelah adanya stimulus menyebabkan dibebaskannya hormone dari sel endokrin
, produk yang dihasilkan sel target cenderung untuk menekan untuk pembebasan
hormone dari sel kelenjar. Dengan kata lain, hormone mempunyai efek umpan
balik negative untuk mencegah over produksi atau over aktivitas dari jaringan
target.
Kerja hormone juga dikontrol melalui umpan balik positif.
Umpan balik positif ini akan menyebabkan sekresi tamba
han hormone tersebut. Sebagai contoh adalah hormone
LH (Luteinizing hormone) yang merupakan hasil stimulasi
estrogen di adenohipofisis sebelum terjadinya ovulasi.
Sekresi LH kemudian akan beraksi di ovarium untuk
menstimulasi tambahan sekresi hormone estrogen,
Sehingga akan semakin banyak sekresi LH.
Selain mekanisme umpan balik negative dan positif, pembebasan
hormone juga terjadi secara siklik. Kontrol sekresi hormone
mengalami variasi periode waktu dan dipengaruhi oleh perubahan
musim, tahapan perkembangan dan penuaan, siklus diurnal, siklus
bangun dan tidur.
Mekanisme Kerja
Hormon
AMP Siklik (Duta Kedua)
Setiap membran sel organ sasaran berisi
protein reseptor yang dapat bersenyawa
dengan hormon tertentu. Hormon bertindak sebaga
i duta pertama. Kompleks hormon
reseptor yang terbentuk, selanjutnya akan memicu
aktivitas suatu enzim. Enzim ini
akan mengubah ATP menjadi AMP siklik
yang bertindak sebagai duta kedua atau
duta intraseluler. Duta kedua bergabung
dengan enzim khas untuk menghentikan
aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh,
pada sel-sel hati dan otot, AMP siklik
dipicu oleh adrenalin menghambat enzim
yang dibutuhkan untuk pembentukan
glikogen dan mengaktifkan enzim yang
diperlukan untuk memecah glikogen.
Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran


dengan cara yang berbeda. Molekul-molekul hormon
menembus membran sel dan bersenyawa dengan molekul-
molekul protein reseptor tertentu di dalam sitoplasma.
Kompleks hormon reseptor yang dibentuk memasuki nukleus
dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu
transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat
protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon
yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon-
hormon steroid.
Bagaimana Hormon
dapat Mencapai Sel
Target?
Ada beberapa tipe kerja hormon dalam menyampaikan sinyal kepada
sel target, yaitu:
1. Classical endocrine signalling
2. Neuroendocrine signalling:
3. Autocrine signalling:
4. Paracrine signalling
Bagaimana Hormon
dapat Mempengaruhi
Sel Target
(A) Hormon dapat memasuki sel secara langsung dan berikatan denga
n reseptor di dalam sel. Contoh: Hormon Steroid dan Hormon Tiroid

(B) Hormon berikatan dengan reseptor pada permukaan membran


plasma, dan melibatkan second messenger sebagai pembawa pesan
kedua di dalam sel. Contoh: Hormon Peptida

(C) Hormon dapat berikatan dengan Enzyme-Linked Receptor


(Reseptor transmembran yang terhubung dengan enzime pada sisi
dalam membran), sehingga hormon dapat berfungsi secara langsung
tanpa melibatkan pembawa pesan kedua (second messenger). Contoh:
Receptor Tyrosine-Kinase yang dapat berikatan dengan faktor
pertumbuhan dan molekul signal lainnya, termasuk insulin.
Sistem Hormon
pada Invertebrata
Coelenterata

Pada Coelenterata selurah sistem


syaraf bekerja sebagai sistem neuro
sekresi. Neurohormon belum
diketahui strukturnya tapi
mempunyai fungsi penting
misalnya untuk proses melepaskan
gamet.
Contoh hewan dari golongan ini
adalah hydra, yang mempunyai
sejumlah sel yang mampu
menghasilkan senyawa kimia yang
berperan dalam proses reproduksi,
pertumbuhan dan regenerasi.
Platyhelminthes

Hewan ini dapat menghasilkan


hormon yang berperan penting
dalam proses regenerasi. Diduga
hormone yang dihasilkan juga
terlibat dalam regulasi osmotik dan
ionik, serta dalam proses reproduksi
Sistem hormon pada
Platyhelminthes ini mempunyai
ganglion yang mana sel – sel
tersebut berkonsentrasi pada bagian
tepi tubuhnya.
Nematoda

Sistem endokrin pada kelompok hewan ini


merupakan struktur khusus yang berfungsi
untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan
dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut
terdapat pada anterior ganglion di daerah
kepala dan beberapa diantaranya terdapat pada
korda saraf.
Annelida

Sistem endokrin Annelida berkaitam erat dengan


aktivitas pertumbuhan, perkembangan, regenerasi, dan
reproduksi. Contoh yang baik untuk hal tersebut ialah
perubahan bentuk cacing Polychaeta dewasa, yang
dikenal dengan istilah Epitoki. Epitoki dikendalikan
oleh sistem neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan
bersifat menghambat epitoki sehingga epitoki hanya
akan berlangsung pada saat kadar hormone tersebut
rendah. Cara kerja hormone ini tidak diketahui secara
jelas, tetapi diduga sekresinya diatur oleh faktor
lingkungan.
Mollusca

Moluska memiliki sejumlah besar sel neuroendokrin


yang terletak pada ganglia penyusun sistem saraf.
Hewan ini juga memiliki organ endokrin klasik.
Senyawa yang dilepaskan menyerupai protein dan
berperan penting dalam mengendalikan osmoregulasi
, pertumbuhan, serta reproduksi.
Pada hewan ini ditemukan adanya hormon yang
merangsang pelepasan telur dari gonad dan
pengeluaran telur dari tubuh. Pada Cephalopoda,
hewan yang tidak bersifat hemaprodit, proses
reproduksi dikendalikan oleh endokrin. Dalam hal
ini, organ endokrin klasik (terutama kelenjar optik)
diduga memiliki peran yang sangat penting. Kelenjar
optik diduga menyekresi beberapa hormon yang
diperlukan untuk perkembangan sperma dan telur.
Crustacea

Sistem endokrin pada crustacea


umumnya berupa sistem neuro
endokrin yang terdapat pada 3
daerah utama yaitu:
a. Kompleks kelenjar sinus
b. Organ post-komisural
c. Organ perikardial
Insecta

Pada sistem saraf insecta terdapat 3


kelompok sel neuroendokrin yang
utama yaitu:
a. Sel neurosekretori medialis
b. Sel neurosekretori lateralis
c. Sel neurosekretori subesofageal
Insecta
REGULASI HORMON DAN
SISTEM HORMON PADA
VERTEBRATA
REGULASI HORMON
01. 02.
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan
- "yang menggerakkan") adalah pembawa cairan sel untuk mencari sel target. Ketika
pesan kimiawi antar sel atau hormon menemukan sel target, hormon akan
antarkelompok sel. Semua organisme mengikat protein reseptornya dan mengirimkan
multiselular, termasuk tumbuhan (lihat sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal
artikel hormon tumbuhan), memproduksi tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi
hormone ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas
protein seluler,
03. 04.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang
adalah hormon yang diproduksi oleh mengontrol produksi sejumlah hormon yang
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa
demikian, hormon dihasilkan oleh hampir
tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar
semua sistem organ dan jenis jaringan
pada tubuh hewan. pituitari oleh hipotalamus.
SISTEM HORMON PADA
VERTEBRATA
SISTEM HORMON PADA
VERTEBRATA

Sistem endokrin pada Berbagai organ endokrin Adenohipofisis merupakan inti


vertebrata terutama tepi bekerja di bawah pada sistem endokrin
sekali tersusun atas kendali kelenjar pituitari vertebrata dan mensekresikan
berbagai organ bagian depan (anterior), tujuh hormon kunci "tropik",
endokrin klasik. Sistem yang merupakan salah yaitu: hormon pertumbuhan
endokrin vertebrata satu organ endokrin (GH), prolaktin, ACTH (atau
dapat dibedakan pusat. Pituitari anterior corticotropin), MSH, TSH, dan
menjadi tiga kelompok bekerja di bawah dua gonadotropin (GnH) LH
kelenjar utama, yaitu pengaruh hipotalamus dan FSH.
hipotalamus, hipofisis yang bekerjanya
atau pituitari, dan dipengaruhi oleh saraf.
kelenjar endokrin tepi.
SISTEM HORMON PADA PISCES
SISTEM HORMON PADA AMFIBIA
SISTEM HORMON PADA REFTIL

Sistem hormon atau sistem endokrin yang terdapat


pada reptil terdiri dari yang mengeluarkan hormon
penting untuk fungsi tubuh normal. Sebagai contoh,
ular memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti
mamalia. Misalnya saja seperti hormon tiroid,
paratiroid, dan juga kelenjar adrenal.
SISTEM HORMON PADA AVES
SISTEM HORMON PADA MAMALIA

kelenjar pineal, merupakan struktur atau


kelenjar kecil yang terdapat pada otak
hewan vertebrata tersebut yang menghasilkan
beberapa hormon seperti melatonin, yang
merupakan suatu turunan dari asam amino
tryptophan. Sementara itu sobat, pada masa
kehamilan hewan mamalia ini, palsentanya
juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin
yang konon sebagai penghasil hormon pada
umumnya.
SISTEM HORMON PADA MANUSIA

Anda mungkin juga menyukai