0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan35 halaman
Sistem hormon pada vertebrata terdiri dari hipotalamus, adenohipofisis, dan organ endokrin lainnya. Hipotalamus dan adenohipofisis bekerja sama untuk mengontrol pelepasan hormon dari organ endokrin lain seperti tiroid, paratiroid, dan gonad.
Sistem hormon pada vertebrata terdiri dari hipotalamus, adenohipofisis, dan organ endokrin lainnya. Hipotalamus dan adenohipofisis bekerja sama untuk mengontrol pelepasan hormon dari organ endokrin lain seperti tiroid, paratiroid, dan gonad.
Sistem hormon pada vertebrata terdiri dari hipotalamus, adenohipofisis, dan organ endokrin lainnya. Hipotalamus dan adenohipofisis bekerja sama untuk mengontrol pelepasan hormon dari organ endokrin lain seperti tiroid, paratiroid, dan gonad.
ARIF HIDAYAT ULFI AZMI PA TAUFIK RACHMAN 182154017 182154047 182154115 182154114 Contents That Will Present
Pengertian sistem hormon, pengaturan sekresi hormon (ULFI)
Mekanisme sekresi hormon, mekanisme kerja hormon pada sel target (ARIF)
Regulasi hormon, sistem hormon vertebrata (TAUFIK)
Sistem hormon invertebrata, moderator (shynta)
Pengertian Sistem Hormon
Sistem endokrin (Hormon) adalah sistem yang terdiri dari kelenjar
buntu atau tanpa saluran yang tersebar pada bagian tubuh (Sherwood, 2010). Kelenjar endokrin ini melaksanakan fungsinya dari dalam tubuh dengan cara memproduksi hormon yang hasil sekresinya langsung ke dalam darah tanpa melalui saluran. Pengaturan Sekresi Hormon
Beberapa hormone seperti epinephrine dan norepinephrine
disekresi setelah kelenjar mendapat stimulus, dan akan tanggap dalam beberapa detik hingga menit. Hormone lain seperti tiroksin /hormone pertumbuhan mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menimbulkan efek. Konsentrasi hormone di dalam darah atau tubuh yang diperlukan untuk kontrol fungsi metabolik dan fungsi endokrin jumlahnya sangat sedikit. Konsentrasi di dalam darah berkisar antara 1 picogram di tiap milliliter darah hingga beberapa milligram per milliliter darah. Umpan balik yang biasa terjadi adalah umpan balik negative, untuk memastikan aktivitas hormone pada jaringan target tetap pada level yang diperlukan. Setelah adanya stimulus menyebabkan dibebaskannya hormone dari sel endokrin , produk yang dihasilkan sel target cenderung untuk menekan untuk pembebasan hormone dari sel kelenjar. Dengan kata lain, hormone mempunyai efek umpan balik negative untuk mencegah over produksi atau over aktivitas dari jaringan target. Kerja hormone juga dikontrol melalui umpan balik positif. Umpan balik positif ini akan menyebabkan sekresi tamba han hormone tersebut. Sebagai contoh adalah hormone LH (Luteinizing hormone) yang merupakan hasil stimulasi estrogen di adenohipofisis sebelum terjadinya ovulasi. Sekresi LH kemudian akan beraksi di ovarium untuk menstimulasi tambahan sekresi hormone estrogen, Sehingga akan semakin banyak sekresi LH. Selain mekanisme umpan balik negative dan positif, pembebasan hormone juga terjadi secara siklik. Kontrol sekresi hormone mengalami variasi periode waktu dan dipengaruhi oleh perubahan musim, tahapan perkembangan dan penuaan, siklus diurnal, siklus bangun dan tidur. Mekanisme Kerja Hormon AMP Siklik (Duta Kedua) Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat bersenyawa dengan hormon tertentu. Hormon bertindak sebaga i duta pertama. Kompleks hormon reseptor yang terbentuk, selanjutnya akan memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi AMP siklik yang bertindak sebagai duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung dengan enzim khas untuk menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel hati dan otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan glikogen dan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen. Pengaktifan gen
Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran
dengan cara yang berbeda. Molekul-molekul hormon menembus membran sel dan bersenyawa dengan molekul- molekul protein reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang dibentuk memasuki nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon- hormon steroid. Bagaimana Hormon dapat Mencapai Sel Target? Ada beberapa tipe kerja hormon dalam menyampaikan sinyal kepada sel target, yaitu: 1. Classical endocrine signalling 2. Neuroendocrine signalling: 3. Autocrine signalling: 4. Paracrine signalling Bagaimana Hormon dapat Mempengaruhi Sel Target (A) Hormon dapat memasuki sel secara langsung dan berikatan denga n reseptor di dalam sel. Contoh: Hormon Steroid dan Hormon Tiroid
(B) Hormon berikatan dengan reseptor pada permukaan membran
plasma, dan melibatkan second messenger sebagai pembawa pesan kedua di dalam sel. Contoh: Hormon Peptida
(C) Hormon dapat berikatan dengan Enzyme-Linked Receptor
(Reseptor transmembran yang terhubung dengan enzime pada sisi dalam membran), sehingga hormon dapat berfungsi secara langsung tanpa melibatkan pembawa pesan kedua (second messenger). Contoh: Receptor Tyrosine-Kinase yang dapat berikatan dengan faktor pertumbuhan dan molekul signal lainnya, termasuk insulin. Sistem Hormon pada Invertebrata Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem
syaraf bekerja sebagai sistem neuro sekresi. Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses melepaskan gamet. Contoh hewan dari golongan ini adalah hydra, yang mempunyai sejumlah sel yang mampu menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan dan regenerasi. Platyhelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan
hormon yang berperan penting dalam proses regenerasi. Diduga hormone yang dihasilkan juga terlibat dalam regulasi osmotik dan ionik, serta dalam proses reproduksi Sistem hormon pada Platyhelminthes ini mempunyai ganglion yang mana sel – sel tersebut berkonsentrasi pada bagian tepi tubuhnya. Nematoda
Sistem endokrin pada kelompok hewan ini
merupakan struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada anterior ganglion di daerah kepala dan beberapa diantaranya terdapat pada korda saraf. Annelida
Sistem endokrin Annelida berkaitam erat dengan
aktivitas pertumbuhan, perkembangan, regenerasi, dan reproduksi. Contoh yang baik untuk hal tersebut ialah perubahan bentuk cacing Polychaeta dewasa, yang dikenal dengan istilah Epitoki. Epitoki dikendalikan oleh sistem neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan bersifat menghambat epitoki sehingga epitoki hanya akan berlangsung pada saat kadar hormone tersebut rendah. Cara kerja hormone ini tidak diketahui secara jelas, tetapi diduga sekresinya diatur oleh faktor lingkungan. Mollusca
Moluska memiliki sejumlah besar sel neuroendokrin
yang terletak pada ganglia penyusun sistem saraf. Hewan ini juga memiliki organ endokrin klasik. Senyawa yang dilepaskan menyerupai protein dan berperan penting dalam mengendalikan osmoregulasi , pertumbuhan, serta reproduksi. Pada hewan ini ditemukan adanya hormon yang merangsang pelepasan telur dari gonad dan pengeluaran telur dari tubuh. Pada Cephalopoda, hewan yang tidak bersifat hemaprodit, proses reproduksi dikendalikan oleh endokrin. Dalam hal ini, organ endokrin klasik (terutama kelenjar optik) diduga memiliki peran yang sangat penting. Kelenjar optik diduga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan telur. Crustacea
Sistem endokrin pada crustacea
umumnya berupa sistem neuro endokrin yang terdapat pada 3 daerah utama yaitu: a. Kompleks kelenjar sinus b. Organ post-komisural c. Organ perikardial Insecta
Pada sistem saraf insecta terdapat 3
kelompok sel neuroendokrin yang utama yaitu: a. Sel neurosekretori medialis b. Sel neurosekretori lateralis c. Sel neurosekretori subesofageal Insecta REGULASI HORMON DAN SISTEM HORMON PADA VERTEBRATA REGULASI HORMON 01. 02. Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan - "yang menggerakkan") adalah pembawa cairan sel untuk mencari sel target. Ketika pesan kimiawi antar sel atau hormon menemukan sel target, hormon akan antarkelompok sel. Semua organisme mengikat protein reseptornya dan mengirimkan multiselular, termasuk tumbuhan (lihat sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal artikel hormon tumbuhan), memproduksi tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi hormone ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein seluler, 03. 04. Pada hewan, hormon yang paling dikenal Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang adalah hormon yang diproduksi oleh mengontrol produksi sejumlah hormon yang kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa demikian, hormon dihasilkan oleh hampir tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. pituitari oleh hipotalamus. SISTEM HORMON PADA VERTEBRATA SISTEM HORMON PADA VERTEBRATA
Sistem endokrin pada Berbagai organ endokrin Adenohipofisis merupakan inti
vertebrata terutama tepi bekerja di bawah pada sistem endokrin sekali tersusun atas kendali kelenjar pituitari vertebrata dan mensekresikan berbagai organ bagian depan (anterior), tujuh hormon kunci "tropik", endokrin klasik. Sistem yang merupakan salah yaitu: hormon pertumbuhan endokrin vertebrata satu organ endokrin (GH), prolaktin, ACTH (atau dapat dibedakan pusat. Pituitari anterior corticotropin), MSH, TSH, dan menjadi tiga kelompok bekerja di bawah dua gonadotropin (GnH) LH kelenjar utama, yaitu pengaruh hipotalamus dan FSH. hipotalamus, hipofisis yang bekerjanya atau pituitari, dan dipengaruhi oleh saraf. kelenjar endokrin tepi. SISTEM HORMON PADA PISCES SISTEM HORMON PADA AMFIBIA SISTEM HORMON PADA REFTIL
Sistem hormon atau sistem endokrin yang terdapat
pada reptil terdiri dari yang mengeluarkan hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Sebagai contoh, ular memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Misalnya saja seperti hormon tiroid, paratiroid, dan juga kelenjar adrenal. SISTEM HORMON PADA AVES SISTEM HORMON PADA MAMALIA
kelenjar pineal, merupakan struktur atau
kelenjar kecil yang terdapat pada otak hewan vertebrata tersebut yang menghasilkan beberapa hormon seperti melatonin, yang merupakan suatu turunan dari asam amino tryptophan. Sementara itu sobat, pada masa kehamilan hewan mamalia ini, palsentanya juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin yang konon sebagai penghasil hormon pada umumnya. SISTEM HORMON PADA MANUSIA