200110140175
HARTIWI ANDAYANI
200110140176
200110140177
EGA ERLANGGA
200110140178
Kelompok
:6
Kelas
:C
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hormon merupakan zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian tubuh
dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan efek
fungsional. Hormon dapat mengubah aktivitas fungsional, dan struktural satu atau
beberapa organ atau jaringan. Terdapat berbagai jenis hormon dan dengan fungsi
yang berbeda-beda pada tubuh makhluk hidup dalam mengatur proses-proses
biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut.
Hormon berperan penting dalam proses metabolisme baik dalam tubuh manusia,
hewan maupun tumbuhan dalam kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai peran hormon dalam mengatur proses biokimiawi
dalam tubuh makhluk hidup.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Apa itu hormon
2. Bagaimana peran hormon dalam mengatur proses biokimia dalam tubuh makhluk
hidup
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui hormon
2. Mengetahui peran hromon dalam mengatur proses biokimia dalam tubuh
makhluk hidup
II
TINJAUAN PUSTAKA
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas
bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah
ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu
kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.
Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang
banyak di atara sel parenkim kelenjar. Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu
atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh
kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan
kadang-kadang beberapatahun. Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas
sel, jaringan, dan alat-alat tubuh dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa
pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu,
bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi antara sistem
saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut kelenjar endokrin.
Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan melalui
suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yang
merupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada
adanyarespons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan
cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk
hormon tersebut
Reseptor ini
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008).
III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh.
Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya
perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang
dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu
panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa Yunani, yang menggerakkan) adalah pembawa pesan
kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel
target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir
semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon
dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut
ektohormon (ectohormon) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan
melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya
dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke
posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang selselnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam
tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer
hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem
dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang
menghasilkan hormon.
3.2. Mekanisme Kerja
Hormon menengahi perubahan dalam sel target dengan mengikat reseptor
hormon tertentu. Dengan cara ini, meskipun hormon beredar ke seluruh tubuh dan
bersentuhan dengan banyak jenis sel yang berbeda, mereka hanya mempengaruhi selsel yang memiliki reseptor yang diperlukan. Reseptor untuk hormon tertentu dapat
ditemukan pada banyak sel yang berbeda atau mungkin terbatas pada sejumlah kecil
sel-sel khusus. Misalnya, hormon tiroid bertindak pada banyak jenis jaringan yang
berbeda, merangsang aktivitas metabolisme seluruh tubuh.
Sel dapat memiliki banyak reseptor untuk hormon yang sama, tetapi sering juga
memiliki reseptor untuk berbagai jenis hormon. Jumlah reseptor yang merespon
hormon menentukan sensitivitas sel terhadap hormon itu dan respon seluler yang
dihasilkan. Selain itu, jumlah reseptor yang merespon hormon dapat berubah seiring
waktu, sehingga sensitivitas sel meningkat atau menurun. Dalam regulasi-naik,
jumlah reseptor meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kadar hormon,
membuat sel lebih sensitif terhadap hormon, memungkinkan untuk lebih banyak
aktivitas selular. Ketika jumlah reseptor menurun sebagai respon terhadap kadar
hormon meningkat, yang disebut regulasi-turun, aktivitas selular berkurang.
Sel merespon hormon ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk
hormon tersebut. Hormon berikatan dengan protein reseptor, sehingga mengaktifan
mekanisme transduksi sinyal yang pada akhirnya menyebabkan sel menanggapi-jenis
tertentu. Perubahan reseptor pengikat aktivitas selular, mengakibatkan peningkatan
atau penurunan proses tubuh normal. Tergantung pada lokasi reseptor protein pada sel
target dan struktur kimia hormon, hormon dapat memediasi perubahan langsung
dengan mengikat reseptor hormon intraseluler dan modulasi transkripsi gen, atau
tidak langsung dengan mengikat reseptor sel permukaan dan merangsang jalur sinyal.
2.
3.
mereka diproduksi menjadi hormon endokrin, hormon parakrin dan hormon otokrin.
1. Hormon endokrin, hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin.
2. Hormon parakrin, hormon yang bertindak pada sel-sel tetangga lokal.
3. Hormon autokrin, hormon yang bertindak pada sel memproduksinya.
Hormon juga dapat dibagi menurut kimiawinya, menjadi dua kelompok utama:
1. Hormon yang larut lemak, yaitu sebagai berikut:
a) Hormon steroid, berasal dari kolesterol.
b) Hormon tiroid, T3 dan T4 yang disintesis dengan menambahkan yodium ke
asam amino tirosin.
c) Nitrat oksida - hormon gas yang juga bertindak sebagai neurotransmitter.
2. Hormon yang larut air, yaitu sebagai berikut:
a) Hormon amina - disintesis dari asam amino tertentu.
b) Hormon peptida atau hormon protein - polimer asam amino.
c) Hormon eikosaniod - hormon yang berasal dari asam arakidonat
1. Anti Diuretik Hormon (ADH) : Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan
meningkatkan tekanan darah
2. Oksitosin : Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu
3. Growth Hormon (GH) : Merangsang pertumbuhan tulang dan otot,
meningkatkan sintesis protein,mobilisasi lemak, menurunkan metabolisme
karbohidrat
4. Prolaktin : Meningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan
produksi air susu setelah kelahiran
5. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) : Merangsang produksi dan sekresi hormon
tiroid
6. Adenocorticotropic Hormon (ACTH) : Merangsang sekresi dan produksi
hormon steroid dan korteks adrenal
7. Luteinizing hormon (LH) : Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi,
produksi esterogen dan progesteron (pada wanita), Merangsang sekresi
testosteron, perkembangan jaringan interstisial (pada pria)
8. Folicel stimulating hormon (FSH) : Merangsang pertumbuhan folikel telur dan
ovulasi (pada Wanita),Merangsang produksi sperma (pada pria)
9. Melanosit stimulating hormon : Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan
kulit
10. Tiroksin (T4) dan Triidotironin (T3) : Meningkatkan laju metabolisme,
sensitivitas kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik, mempengaruhi
kematangan homeostasis otot skelet
11. Kalsitonin : Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat
12. Hormon paratiroid : Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan
kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus, ginjal, dan sel-sel
lainnya
13. Adrenalin / epinefrin : Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan
darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi otot polos,
meningkatkan konsentrasi gula darah
14. Noradrenalin / norepinefrin : Menyebabkan
meningkatkan laju metabolism
15. Glukokortikoid (kortison dan
kortikosteron)
konstriksi
:
arteriol
Mempengaruhi
dan
proses
kentang.
Mendukung pematangan buah.
Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
Mendukung proses pembungaan.
Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
biokimia dalam tubuh makhluk hidup tidak akan berjalan secara semestinya. Salah
satu dari zat tersebut adalah hormon. Hormon merupakan zat yang dihasilkan dalam
tubuh makhluk hidup untuk membantu terjadinya proses biokimia.
Proses biokimia yang dilakukan hormon yaitu dengan keluarnya hormon tersebut
dari dalam sel. Kerja dari hormon tersebut tergantung pada jenis hormon tersebut, ada
hormon yang bekerja dalam sel-sel kelamin, pertumbuhan dan lain sebagainya.
Sebagai contoh yaitu hormon insulin yang bekerja untuk menurunkan kadar gula
dalam darah akibat terlalu banyak mengkonsumsi gula. Tapi, jika hormon insulin ini
tidak ada atau berhenti bekerja akibat adanya gangguan pada pembuatan hormon ini
maka akan timbul penyakit diabetes. Oleh karena itu hormon sangat berperan penting
dalam kelangsungan makhluk hidup itu sendiri.
IV
KESIMPULAN
1. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh.
2. Peran hormon dalam proses biokimia dalam tubuh makhluk hidup yaitu dapat
membantu kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut, kerja hormon tersebut
tergantung pada jenis hormon dan fungsi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA