Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan kegiatan,
baik yang disadari maupun yang tidak disadari, pada hakikatnya adalah untuk
mempertahankan hidupnya. Makan, minum, tidur, adalah tindakan yang secara
sadar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup , sedangkan organ-organ
misalnya jantung , ginjal,paru-paru, usus, bekerja untuk memenuhi kebutuhan
tubuh melalui suatu mekanisme yang kita tidak sadari atau tidak kita kendalikan.
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja , dan menimbulkan ,
usaha , mirip apabila kita bandingkan dengan suatu mesin. Organ organ tubuh
merupakan

komponen-komponen yang saling mempengaruhi , bekerja sama

secara terpadu. Apabila ada salah satu komponen yang tidak bekerja dengan baik ,
maka keseluruh sistem akan merasakan dampaknya. Disamping itu tubuh manusia
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan luar. Cuaca panas atau dingin , adanya
bahan yang mengancam , adanya rangsangan untuk bereproduksi pada hewan
merupakan tanda tanda yang diterima melaluli sistem syaraf , misalnya mata,
telinga, raba dan lain-lainnya. Tubuh juga harus mampu memeberikan reaksi atau
tanda-tanda dari dalam tubuh sendiri , misalnya rasa lapar, haus , lelah dan
sebagainya.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal, diperlukan adanya koordinasi
yang tepat diantara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjga berlangsungnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting.
Sitem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja
dengan sistem syaraf , mempunyai peranan penting dalam mengendalikan
kegiatan organ-orgsn tubuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu
zat yang disebut dengan hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran jadi

hormo yang dihasilkan diangkut melalusi sistem peradaran darah ke sel-sel yang
dituju guna melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh..
Kata hormon mempunyai arti senyawa yang merangsnag, istilah
hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh William Bayliss
Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan
oleh duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas . konsep tentang
hormon kemudian berkembang , bahwa (1)hormon adalah molekul yang
dihasilkan oleh jaringan tertentu (kelenjar) (2) hormon dikeluarkan langsung
kedalam darah yang membawanya ketempat tujuan dan (3)hormon secara khas
mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya. Hormon terdiri
atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam 3

kelompok ,

yaitu :
a) Steroid , yaitu androgen , estrogen dan adrenokortikoid.
b) Derivat asam amino , yaitu epinefin dan tiroksin.
c) Peptida peotein , yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosan usus

dan lain-

lainnya.(Anna Poedjiadi, 2012 hal 344) .


1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimana struktur hormon dan apa saja sifat-sifat hormon?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon ?
4. Apa saja jenis-jenis Hormon?
5. Bagaimana sistem pengendalian hormon?
6. Bagaimana Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-faktor

yang

mempengaruhi kadar hormon dalam darah?

1.3

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hormon
2. Untuk mengetahui struktur dan sifat hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
4. Untuk mengetahui jenis-jenis hormon
5. Untuk mengetahui sistem pengendalian hormon
6. Untuk mengetahui produksi hormone dan factor yang mempengaruhi kadar
hormone dalam darah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi

aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian,

pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi,
1993).

Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol

aktifitas bagian-bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini


diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan alat sasaran dan bulkan lewat salauran
khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut kelenjar buntu atau
kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh
kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelen
jar

buntu

banyak

dilewati

pembuluh

darah

dan

pembuluh

bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).

kapiler

Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan,


dan kadang-kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alatalat

tubuh

dilakuan

oleh sistem

saraf dan

hormon. Tanpa

pengendalian,

pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon
mengatur

aktivitas seperti

perkembangan.

metabolisme, reproduksi, pertumbuhan,

Pengaruh hormon

dapat

terjadi dalam beberapa detik,

dan
hari,

minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi
antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar

endokrin. Disebut

juga kelenjar

buntu karena

hormon

yang

dihasilkantidak dialirkan melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh


darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama
yangmerupakan seri dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada
adanyarespons spesifik di sel target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan
cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu dengan reseptor yang khas untuk
hormon tersebut Reseptor ini
target. Interaksi

antara

terdapat di permukaan atau di dalam sel

hormon

dengan reseptor

akan

menimbulkan

seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme
dari suatu sel (Jatmika, 1986).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin
melibatkankelenjar endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hormon


Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti menimbulkan atau
membangkitkan. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa
tugas (chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan dibagian lain dari
tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.
Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon dan
aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena
beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagipula, karena perubahan
dalam kerja hormon dapat menmbulkan penyakit, maka endokrinologi juga

merupakan suatu cabang ilmu kimia yang gunanya dapat dilihat secara langsung.
(Lehninger ,1982, jilid 3 hal 45).
3.2 Struktur Hormon dan sifat-sifat hormon
a. Stuktur dasar hormon secara kimiawi
Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1. Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.
2. Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
3. Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya. .(Anna Poedjiadi,
2012 hal 345) .

b. Sifat Umum Hormon


1. Beberapa hormon polipeptida dibuat sebagai prekursor yang tidak aktif.
Beberapa hormon polipeptida, termasuk insulin dan glukagon, disintesis oleh
sel-sel endrokrin induknya sebagai prekursor yang tidak aktif, yang disebut
prohormon. Prekursor yang tidak aktif tersebut mengandung rantai
polipeptida yang lebih panjang daripada hormon aktifnya sendiri. Prohormon
disimpan dalam bentuk tidak aktif didalam sel endokrin, sering kali di dalam
granula-granula sekresi, siap untuk diubah dengan cepat menjadi bentukbentuk aktifnya oleh perubahan enzimatik ketika sel tersebut menerima
isyarat yang tepat. (Lehninger ,1982. jilid 3 hal 47).
2. Hormon-hormon berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian
besar berumur pendek.
Hormon-hormon berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat
rendah, berkisar dalam satuan mikromolar (10-6 M) sampai dengan
pikomolar (10-12 M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal
glukosa pada kisaran milimolar, kira-kira 4x10-3 M. Karena alasan inilah,

hormon-hormon sangat sukar untuk diisolasi, diidentifikasikan dan diukur


secara akurat. Hormon didalam darah berumur pendek, kadang-kadang
hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya tidak diperlukan lagi,
dengan cepat hormon dijadikan tidak aktif oleh aktivitas enzim.
3. Beberapa hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat.
Beberapa hormon menghasilkan respon fisiologis dan biokimiawi dengan
cepat. Beberapa menit setelah adrenalin disekresikan ke dalam aliran darah,
hati menanggapi dengan mengeluarkan glukosa ke dalam darah. Sebaliknya,
hormon-hormon tiroid atau estrogen menghasilkan respon maksimal didalam
jaringan target setelah berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Perbedaanperbadaan waktu respon tersebut berkaitan dengan perbedaan dalam
mekanisme aksinya.

4. Hormon berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.
Tahap pertama dalam kerja hormon adalah pengikatan dengan suatu molekul
atauu kumpulan molekul yang khas, yang disebut hormon reseptor, yang
berlokasi pada permukaan sel atau di dalam sitosol sel target. Reseptor untuk
hormon-hormon peptida dan amina yang larut di dalam air yang tidak segera
menembus membran sel, terletak pada permukaan luar sel target. Reseptor
hormon steroid yang larut di dalam lipida yang segera melewati plasma
membran sel targetnya, adalah protein khas yang terletak dalam sitosol sel.
5. Hormon mungkin memiliki pembantu pesan kedua intraselular.
Sesaat reseptor hormon pada atau di dalam sel target ditempati oleh molekul
hormon, reseptor itu menjalani suatu perubahan yang khas yang membentuk
atau membebaskan molekul pembawa pesan intraseluler, disebut pembawa
pesan kedua (second messenger). Pembawa pesan ini merupakan isyarat
dari reseptor hormon ke beberrapa sistem enzim atau molekul didalam sel
yang membawa perintah-perintah yang berasal dari hormon. Pembawa pesan
intraseluler dapat mengatur reaksi enzim yang khas atau menyababkan gen
7

atau serangkaian gen yang tidak aktif menjadi terekspresi. (Lehninger ,1982.
jilid 3 hal 47).
3.3 Mekanisme Kerja Hormon
Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim
pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin
dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa
oleh hati. Yang diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen
menjadi glukosa dipercepat oleh hormon-hormon tersebut. Epinefrin dan
glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada penelitian lebih lanjut
Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada reaksi
pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas
sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau
adenosin 3, 5 monofosfat. (Anna , Poedjiadi.2012 )

NH2
C
N

HC

N
CH

H2

O
H

O
O

5' C

H
O

3'

OH

Adenosin 3, 5 monofosfat (AMP siklik)


Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh
enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase
menjadi AMP.

ATP

Mg2+

AMP siklik + PPi + H+

adenilsiklase

AMP siklik + H2O

Mg2+

AMP + H+

Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase , AMP
siklik merupakan senyawa yang sangat stabil. Hasil penelitian Sutherland
lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon. Halhal penting pada konsep tersebut adalah:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat
merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam mesmbran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah
AMP siklik dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau
beberapa proses.

(Anna , Poedjiadi.2012 )

Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta


peranan AMP siklik sebagai berikut;
rangsangan

kelenjar endokrin

adenil siklase
ATP
Mg++
AMP siklik

hormon

fosfodiesterase

AMP

respon fisiologis

membran sel

Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan


kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma
darah. Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung

dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada
membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan
pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat
mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya aktivitas enzim ,
permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah ini
dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang
dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap pertama pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel
atau plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik
hingga

terjadinya

pertumbuhan

atas

proses

dalam

sel.

(Anna

Poedjiadi.2012 )

3.4 Jenis-jenis Hormon


Hormon pada saluran pencernaan, antara lain Gastrin, Sekretin, Kolesistokinin
dan Pankreozimin.
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangsang
oleh adaanya protein dan makanan atau mungkin juga oleh asam lambung.
Rangsangan mekanik berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi
gastrin. Hormon dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel
tersebut mengeluarkan asam HCL lebih banyak. Molekul gastrin adalah suatu
heptapeptida. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Sekretin diproduksi oleh mukosa usus, dan diangkat oleh darah ke pankreas.
Hormon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang
mengandung bikarbonat banyak. Sekretin adalah suatu polipeptida yang dapat
diperoleh dalam bentuk kristal. Kemungkinan sekretin juga merangsang aliran

10

cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningatkan sekresi empedu
oleh hati. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Pada tahun 1943 ditemukan bahwa ada hormon yang terdapat dalam ekstrak
mukosa usus halus dan disebut tokinin. Berbeda dengan sekretin, hormon ini
merangsang sekresi cairan pankreas yang mengandung banyak enzim. Hormon
lain yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas ialah pankreozimin.
Pankreozimin tahan terhadapa panas, tidak dapat dirusak oleh asam, tetapi tidak
stabil terhadap alkali. Senyawa ini dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan
alkohol dengan jalan pengendapan sekretinoleh garam empedu dan pengendapan
pankreozimin oleh penambahan Nacl hingga jenuh. Pankreozimin adalah suatu
protein dan dapat diperoleh dalam keadaan murni. Molekul pankreozimin terdiri
atas 33 buah asam amino. Pengeluaran hormon ini disebabkan oleh beberapa
macam zat, antara lain kasein, dekstrin maltosa, laktosa dan lain-lain. Apabila
sekretin merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung bikarbonat
banyak daan hormon kolesistokinin merangsang keluarnya cairan pankreas
dengan kadar enzim tinggi, maka pankreozimin merangsang keluarnya cairan
pankreas dengan kadar bikarbonat maupun enzim tinggi. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Insulin
Setelah mengadakan peneltian yang mendalam, Banting dan Best pada tahun
1922 memperoleh insulin, suatu hormon yang diproduksi dalam sel pankreas,
yaitu sel-sel langherhans atau pulau-pulau langherhans. Sebagian besar sel-sel
pankreas berfungsi untuk memproduksi cairaan pankreas. Disamping itu ada
sekelompok kecil sel-sel yang letaknya tidak teratur yang ditemukan oleh
Langherhans pada tahun 1867. Sel-sel tersebut selanjutnya disebut sel-sel atau
pulau-pulau Langherhans, fungsiinsulin adalah merangsang sintesis enzim-enzim
kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat, glukokinase dan fosfofruktokinase. Di
samping itu insulin uga berfungsi sebagai penghambat atau penekan terbentuknya
enzim-enzim
difosfatase,

glukoneogenik,
dan

karboksilase

misalnya
piruvat.

glukosa-6-fosfatase,
Dengan

demikian

fruktosa-1,6insulin

dapat

mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa


dalam darah orang normal relatif konstan. (Anna , Poedjiadi.2012 )
11

Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai
titik isolistrik pada pH 5,3 samapai 5,36. Hormon ini dengan alkali dapat bereaksi
dan menimbulkan amonia, dan karenanya menjadi tidak aktif lagi. Enzim
proteolitik yang dapat memecah protein juga dapat merusak insulin.
Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas
enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi
menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal.
Di samping peranananya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh, insulin juga
mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam nukleat. Sebagai
contoh insulin mempermudah masuknya asam amino ke dalam sel, meningkatkan
sintesis protein dalm ribosom, dan mempengaruhi pembentukan mRNA. Insulin
dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati. Hal ini terlihat pada t1/2 untuk
isulin yaitu 6,2 sampai 9 menit. (Anna , Poedjiadi.2012 )

Glukagon
Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel langerhans dalam pankreas. Glukagon
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat meningkatkan
kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis
dalam hati. Glukogen berfungsi mengaktifkan enzim sikase adenil yang
mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan
aktivitas enzimfosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian
glikogen menjadi glukosa-6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar
glukosa dalam darah.
Glikagon adalah suatu protein yang dapat diisolasi dalam bentuk kristal. Pada pH
= 7 kristal glukagon sukar larut dalam air, tetapi pada pH > 10 dan pH di sekitar 4
glukagon lebih mudah larut dalam air. Molekul glukagon merupakan rantai

12

polipeptida lurus, terdiri atas 29 asam amino dan mempunyai bobot molekul 3482.
(Anna , Poedjiadi.2012 )
Hormon-hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Binatang yang telah
diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup satu sampai dua minggu dan
hal ini disebabkan oleh tid adanya jaringan adrenokortikal. Pada binatang yang
tidak memiliki kelenjar adrenal terdapat gejala sebagai berikut:
a. Gangguan kesimbangan air dan elektriolit.
b. Kadar urea darah naik, disebabakan antara lain fungsi ginjal menurun.
c. Kelemahan pada otot yang merupakan akibatgangguan metabolisme
karbohidrat serta keseimbangan dair dan elektrolit.
d. Penurunan jumlah glikogen dalam hati.
e. Kemampuan mengatasi pengaruh luar berkurang.
f. Ada hambatan pertumbuhan tubuh sebagai akibat

terhambatnya

metabolisme protein.
Beberapa orang ahli kimia, yaitu Rendall, Reichstein dan Wintersteiner telah
berhasil mengisolasi 28 macam steroid dari adrenal korteks. Senyawa-senyawa
tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu mineralokortikoid yang terutama
bekerja pada metabolisme elektrolit atau mineral dan glukokortikoid yang
mempunyai

pengaruh

terhadap

metabolisme

karbohidrat.

(Anna

Poedjiadi.2012 )

hidrokortison

17-hidroksikortikoresteron adalah hormon yang mempunyai peranan sangat


penting

dalam

metabolisme

karbohidrat

dan

protein,

sedangkan

deoksikortikosteron. Penurunan volume darah atau penurunan tekanan darah akan


13

merangsang

peningkatan

sekresi

aldosteron

yang

selanjutnya

akan

mengembalikan volume dan tekanan darah pada keadaan normal. Di atas telah
diberikan

beberapa

rumus

struktur

hormon

adrenokortikal.

(Anna

Poedjiadi.2012 )
Hormon Kelenjar Tiroid
Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari
setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid.
Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan iodium dalam tubuh.
Apabila terjadi defisiensi iodium, kecepatan pembentukan hormon mulamulatetap, tetapi persediaan iodium dalam kelenjar tiroid berkurang. Dalam
keadaaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil iodium iodium dari iodida
yang terdapat daalam darah. Apabilat defisit iodium menjadi makin besar, naka
pengeluaran hormon berkurang. Kekurangan iodium dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya penyakit gondok. Beberapa hormon yang diproduksi
oleh kelenjar tiroid anata lain ialah tiroksin, dan 3,5, diioditirosin.

3.5 Sistem pengedalian hormon


Meknisme kerja sistem endokrin dikendalikan oleh hipotalamus , yaitu suatu
organ tubuh yang terletak dibawah otak sebesar biji kacang yang mempunyai
sistem syaraf tertentu. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar pituitari atau hipofisis
yang dapat mengeluarkan beberapa macam hormon,. Sebagian

dari hormon

tersebut dapat merangsang kelenjar lain untuk mengeluarkan hormon tertentu.


Pengaruh hipotalamus terhadap sistem endokrin dapat digambarkan sebgai berikut
:

Sistem syaraf
pusat

Hipotalamus
14

Faktor pelepas

pituitari

Hormon
pertumbuh
an

FSH

LH

Gona
d

TSH

tiroid

ACTH

Adrenal
korteks

Hormon kelamin
Tiroksi
n

Kortison

FSH : follicle stimulating hormone

ACTH : adrenocorticotrophic

LH : luteinising hormone

TSH : thyroid stimulating hormone.

Untuk memberikan gambaran tentang sistem pengendalian hormon , berikut ini


diberikan conoh yaitu pengentadalian metabolisme karbohidrat dan pengendalian
keseimbangan air dalam tubuh.
Pengendalian metabolisme karbohidrat
Salah satu faktor penting dalam metabolisme ini ialah kadar gula dalam
darah

yang relatif konstan. Bila orang makan makanan karbohidrat , maka

glukosan yang terjadi diserap oleh darah melalui dinding usus. Dengan demikian
pada saat dimana kadar glukosa dalam darah bertambah. Agar kadar glukosa
15

dalam darah konstan , maka pankreas mengeluarkan hormon isnulin. Hormon ini
menyebabkan penguraian glikogen menjadi glukosa di perlambat. Sebaliknya
apabila kadar glukosa dalam darah rendah, maka pankreas mengeluarkan hormon
glukagon yang bekerjanya kebalikan dari insulin yaitu menaikan kadar glukosa,.
Demikian pula kelenjar pituitari

dan hipofisis mengeluarkan hormon

pertumbuhan yang juga menaikan kadar glukosa dalam darah.


Dalam kondisi normal , insulin, glukogen , dan hormon pertumbuhan ada
dalam keadaan keseimbangan sehingga kadar glukosa dalam darah relatif konstan.
Dalam situasi kritis misalnya kedinginan , ada bahaya dan ketakutan, maka tiga
macam hormon lain memegang peranan yaitu adrenalin , korison, dan tiroksin.
Bila ada situsi yang gawat misalnya ada bahaya , maka sistem syaraf dapat
mengetahuinya dan meneruskan kepada kelenjar adrenal yang terletak diatas
ginja. Kelenjar ini mengeluarkan hormon adrenalin dan non adrenalin yang
menyebabkan naiknya kadar glukosa dalam darah pada bagian otot tertentu
misalnya otot pada tangan, kaki sehingga setiap dipergunakan sewaktu-waktu
untuk memberikan energi yaitu untuk melawan bahaya atau untuk melarikan diri
dari bahaya . adrenal korteks mengeluarkan hormon kortison

yang

juga

mempunyai peranan menaikan kadar gukosa darah bila ada tekanan fisiologis
misalnya keadaan imflamasi , yaitu kulit berwarna kemerah-merahan terasa panas
dan membengkak.
Hormon tiroksin bekerja untuk mengatur metabolisme glukosa bila tubuh
berada dalam keadaan kedinginan. Dalam keadaan demikian kecepatan
metabolisme glukosa dioerbesar sehingga dihasilkan banyak kalori guna
mengimbangi keadaan dingin itu . tahap-tahap prosesnya adalah sebagai berikut :
keadaan dingin yang mengenai tubuh diterima oleh sistem syaraf pusat kemudian
syaraf pusat itu mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar
pituitari shingga kelenjar ini mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar
tiroid , yaotu hormon TSH (Thiroid stimulating hormone). Dengan rangsamgan
ini kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin yang dapat mempercepat
metaboisme glukosa.
Pengendalian keseimbangan air
16

Kira-kira 70% terdiri dari air . air mempunyai peranan penting karena
rekasi reaksi biokimia berlangsung dalam air dan zat-zat yang tidak berguna pun
dikeluarkan dari dalam tubuh antaralain sebaga larutan dalam air misalnya : urine.
Oleh karenanya air dalam tubuh harus dijaga agar tidak mengalami perubahan
yang dapat meruikan tubuh. Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka
konsentrasi darah bertambah besar. Syaraf penerima dalam hipotalamus
mengetahui keadaan ini dan hipotalamus mempengaruhi pituitari mengeluarkan
hormon antidiuretik atau ADH ( anti diuretik hormon). ADH berperan untuk
menghambat keluar air dari ginjal. Hipotalamus juga mempengaruhi ginjal
melalui sistem syaraf hingga memproduksi renin. Renin ini menyebabakan
terbnetuknya angiotensin , suatu pelipepida dalam hati. Hormon

baru ini

memperkuat keinginan untuk minum yang ditimbulkan oleh hipotalamus dan


juga meningkatkan pengeluaran ADH.

Pada

waktu yang sama aldostreon

dikeluarkan oleh adanya rangsangan dari angiotensi. Aldosteron dapat


mengahambat pengerluaran ion Na+

dari ginjal dan juga menghambat

pembantukan urine.

3.6 Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-faktor yang mempengaruhi


kadar hormon dalam darah
1.

Pengaturan Produksi hormon


Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan

menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan


hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi
menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi
organ-organ yang menjadi sasarnnya. Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon
dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi
banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga
mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia
ada di hipotalamus. Hipotalamus menerjemahkan informasi ini, mengambil
keputusan penting, dan memerintahkan sel-sel menjalankan keputusannya. Pada

17

gambar, terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat Allah yang
menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting. (Lehninger, 1982)
Hipotalamus, suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari
system endokrin. Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari
susunan syaraf pusat. Sebagai jawaban dari pesan ini, hipotalamus memproduksi
sejumlah hormon pengatur hipotalamik, yang dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang
berlokasi d bawah hipotalamus. Setiap hormone hipotalamus mengatur sekresi
suatu hormone spesifik yang dikeluarkan oleh bagian anterior atau posterior dari
kelenjar putuitari. Beberapa hormon hipotolamik akan merangsang pituitari untuk
menseksresikan hormon tertentu, sedangkan yang lain akan menghambat sekresi
hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka hormon akan disekresikan ke dalam
darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain, termasuk di dalamnya adrenal
korteks, sel-sel endokrin pancreas, kelenjar tiroid, dan ovarium dan testes.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya kelenjar-kelenjar ini terstimulasi untuk
mensekresikan hormon-hormon spesifik, yang dibawa oleh darah menuju reseptor
hormon di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hormon Dalam Darah


Hormon-hormon berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat
rendah, berkisar dalam satuan mikromolar (10-6 M) sampai dengan pikomolar (1012

M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran

milimolar, kira-kira 4x10-3 M. Jika sekresi hormone dirangsang, konsentrasinya di


dalam darah meningkat, kadang-kadang dengan menyolok. Pada saat penghentian
sekresi, konsentrasi hormone kembali dengan cepat ke taraf istirahat. Hormone di
dalam darah berumur pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali
kehadirannya tidak diperlukan lagi, dengan cepat hormon dijadikan tidak aktif
oleh aktifitas enzim. ( Lehninger, 1982)
3.7 Hormon kelenjar hipotalamus dan pituitari merupakan peptida

18

Hormon-hormon yang disekresi oleh hipotalamus (Tabel 25-2) adalah


peptida-peptida pendek yang mempunyai tiga samapai 15 residu asam amino.
Hormon-hormon ini dapat diisolasi dan diidentifikasi sesudah melaui penelitian
seksama selama bertahun-tahun. Dari semua hormon-hormon yang disudah dikenal,
faktor-faktor hipotalamus disekresi dalam jumlah paling kecil, sebagia contoh,
hanya 1 mg farktor hormon pelepas tirotropin yang dapat diisolasi dari 4 ton
jaringan hipotalamus yang dikumpullkan dari rumah pemotongan hewan. Roge
Guillemin dari San Diego dan Andrew Schally dari New Orleans memperoleh
hadiah Nobel dalam tahun 1977 sebagai orang-orang pertama yang berhasil
mengisolasi hormon-hormon hipotalamus daan menunjukkan struktur kimianya.
Mereka berbagi hadiah tersebut dengan Rosalind Yalow, yang menyempurnakan
metode radioimmunoassay yang luar biasa pekanya (Kotak 25-1) untuk pengukuran
hormon-hormon; tanpa hasil tersebut, banyak kemujuan-kemajuan dalm penelitian
mengenaai hormon yang tidak mungkin dicapai. ( Lehninger, 1982)
Hormon-hormon hipotalamus tidak memasuki sirkulasi keseluruhan tetapi
disalurkan langsung ke kelenjar putuitari yang dekat melalui pembuluh khusus
(Gambar 25-5). Kelenjar putuitari terdiri dari 2 bagian dengan asal embrio yang
berbeda, lobus anterior dan posterior. Putuitari anterior menghasilkan beberapa
hormon yang berbeda, semuanya merupakan polipeptida yang relatif panjang (Tabel
25-3). Hormon-hormon tersebut disebut hormon-hormon tropoik atau tropin, karena
mempunyai afinitas terhadap tingkat.
Tabel 25-2 Beberapa Hormon Hipotalamus
Hormon pelepas Adrenokortikotropin ( Adrecorticortropin-reasing hormone)
Hormon pelepas Tirotropin
Hormon pelepas Somatotropin
Somastatin
Hormon pelepas prolaktin
Hormon prnghambat prolaktin
Hormon pelepass Lutein (luteinizing-reasing hormone)
19

Kelenjar-kelenjar endokrin yang berikutnya dan merangsang kelenjar ini. Jadi


kortikotropin merangsang korteks adrenal dan tirotropin merangsang kelenjar
tiroid. Hormon-hormon putuitari anterior yang utama sudah diisolasi dan urutan
asam aminonya sudah ditemukan. Beberaapa dari hormon-hormon putuitari
anterior seperti kortrikotropin secara medis digunakan untuk menggantikan atau
menambah sekresi alami dari hormon tersebut jika terjadi kekurangan.
( Lehninger, 1982)
Tabel 25-1 Radioimmunoassay hormon polipeptida

Hewan membentuk antibodi terhadap Hormon darah. Hormon ini kemudian


antigen-antigen tertentu, atau protein- bersaing dengan Ag untuk mengikat Ab
protein asing yang memasuki tubuh. dan

akan

menggantikan

sejumlah

Protein antibodi yang muncul di dalam hormon radioaktif dari kompleks Agserum darah, dapat mengikat erat-erat Ab,

seperti

diperhatikan

dalam

molekul antigen yang menyebabkan persamaan


pembentukannya.

Kekhasan

dan

afinitas antibodi terhadaap antifennya


dimanfaatkan oleh Rosalind Yalow dan Ag + Ag - Ab -> Ag + Ag Ab
teman-temannya

untuk

mengukur

konsentrasinya sangat rendah pada


polipeptida yang konsentrasinya sangat
rendah dan polipeptida di dalam darah
dan jaringan. Hormon yang sudah
dideterminasi

digunakan

sebagai

antigen (Ag) fan disuntukan padababi


. sesudah serangkaian penyuntikan,
konsentrasi

antibodi

yang

tinggi

terhadap hormon yang disuntikkan


muncul

di

dalam

plasma

darah.

Antibodi (Ag) dan jumlah diketahui


untuk membentuk kompleks antigen-

Sesudah terjadi kesetimbangan penuh


antara

antibodi

dengan

hormon

radioaktif dan hormon buak radioaktif,


jumlah
digantikan

antigen
oleh

radioaktif

yang

hormon

bukan

radioaktif dalam kompleks Ag Ab di


dalam contoh tersebut diukur, sehingga
konsentrasi hormon bukan radioaktif
dapat dihitung. Misalnya, jika jumlah di
dalam contoh yang diuji sama jumlah
hormon radioaktif yang sudah terikat
pada antibodi, terdapat tepat setengah
20

antigen (Ag-Ab) dalam suatu reaksi jumlah hormon radioaktif yang akan
bolak-balik

yang

kesinambungan digantikan dari antibodi oleh hormon

mengarah ke kanan :

bukan

radioaktif.

Semakin

tinggi

konsentrasi hormon bukan radioaktif di


dalam serum yang dianalisis, semakin
Ag + Ab -> Ag Ab

besar jumlah hormon radioaktif yang


digantiakn dari kompeks
Ag Ab .

Untuk menentukan konsentrasi hormon

ini di dalam contoh serum darah dari Radioimmunoassay tidak hanya sangan
pasien, contoh tersebut dicampur spesifik tetapi juga teramat sensitif. Di
dengan kompleks Ag-Ab radioaktif dalam surat penghargaan Hadiah Nobel
dengan

jumlah

yang

diketahui. untuk Yalow, kepekaan luar biasa dari


Antibodi tidak dapat membedakan Radioimmunoassay dibanding dengan
antara hormon yang sudah ditandai diteksi dengan setengah kotak gula
yang terikat padanya dengan
dilarutkan dalam suatu danau yang
sangat luas.

Tabel 25-3 Hormon-hormon putuitari


BM
Homon putuitari anterior
Kortrikotropin

4500

Tirotropin

28000

Somatotropin

21500

Hormon perangsang folikel

34000

Hormon luteinizing

28500

Prolaktin

23500

Lipotopin

11800

21

(a)

(b)

Gambar 25-5 (a) Lokasi kelenjar hipotalamus dan putuitari. (b) Seluk-beluk
sistem hipotalamus putuitari, isyarat

yang datang dari saraf penghubung

merangsang hipotalamus untuk mensekresi hormon-hormon yang disiapkan untuk


putuitari anterior ke dalam pembuluh khusus, yang akan membawa hormon
tersebut langsung kejaringan kapiler di dalam putuitari anterior. Hormon-hormon
posterior dibuat dalam sel-sel yang terdapat di dalam hipotalamus dan diteruskan
oleh aksonya ke putuitari posterior. Di mana hormon dilepaskan ke dalah darah.
Putuitari posterior menghasilkan 2 hormon khas, oksitosin dan yasopresin,
peptida-peptida terdiri dari 9 residu yang dibentuk dari prekursor yang berantai
lebih panjang ( Gambar 25-6). Sekresi hormon-hormon ini juga diawali oleh
hipotalamus. Oksitosin (bahasa Yunani = kelahiran cepat) bekerja pada otot-otot
polis tertentu, terutama diuterus. Zat ini digunakan dalam proses obstetrik untuk
mendorong

terjadinya

kelahiran

dan

merangsang

laktasi.

Vasopresin

meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan diabetes insipidus (pengeluaran/


ekskresi insipid atau air seni yang hambat secara berlebihan) di mana air seni
menjadi sangat encer dan volumenya besar, sampai dengan 10 1/hari. Keadaan ini
harus dibedakan dari diabetes militus, yang juga merupakan suatupenyakit
endokrin. Kita akan kembali lagi nanti pada kegiatan hormon-hormon ini dan
hormon-hormon hipotalamus dan putuitari yang lain.
Sekarang kita akan menelaah hormon-hormon pengawas metabolis nutrien
utama. Hormon-hormon ini yang paling banyak diketahui berkenaan dengan cara
22

kerjanya, dan hormon-hormon tersebut penting dalam pengobatan sejumlah


penyakit endokrin yang mempengaruhi metabolisme. ( Lehninger, 1982)
Medula Adrenal Mengeluarkan Hormon Amina; Adrenal dan Nonadrenal
Adrenalin adalah hormon yang paling banyak dikenal. Mekanisme kegiatannya
yang sudah diketahui dengan baik dijadikan model bagi penelitian hormonhormon yang lain. Jaringan target bagi adrenalin adalah hati dan oto-otot
kerangka, demikian juga jantung dan sistem vaskuler.
Adrenalin (juga disebut epinefrin) dan nonadrenalin (norepinefrin) adalah
hormon-hormon yang berhubungan erat, dibuat dan disekresi oleh medula atau
bagian dalam dari kelenjar adrenal, yang terletak persis diatas ginjal (Gambar251). Medula adrenal pada dasarnya adalah bagian dari sistem saraf, tempat
menerima insyarat. Baik adrenalin pada dasarnya adalah bagian dari sistem saraf,
tempat

diturunkan dari tirosin melalui 3,4-dihidroksifeniletilamin, biasanya

disebut katekolamin karena ketiganya dapat dikatakan sebagai tutunan katekol


atau 1.2-dihiroksibenzen (Gambar 25-7). Ketolamin juga dibuat dalam otak dan
sistem saraf, yamg berfungsi sebagai senyawa neurotransmitter. Pada penyakit
Parkinson, pembentukan dopamin di dalam otak tidak sempurna, tetapi gejala ini
dapat dikurangi atau dihilangkan dengan dopa, yang merupakan prekursor
dopamin. ( Lehninger, 1982)

Tirosin, senyawa induk

Noradrenalin

23

3,4 Dihidroksifenilalanin (dopa)

Adrenalin

Dopamine

ketekol

Gambar 25-7 Hormon-hormon katekolamin. Hormon-hormon ini dibentuk dari


asam amino tirosin dan merupakan senyawa turunan katokol atau 1,2dihidroksibenzen,ditujukan di sebelah kanan bawah. Singkatan dopa diperoleh
dari istilah Jerman untuk senyawa ini , dihidroksifenilalanin.
Adrenalin disimpan di dalam gelembung kromafin

di dalam sel-sel medula

adrenal. Struktur yang dikelilingi membran ini berdiameter kira-kira 0,1


mikrometer (Gambar 25-8), berisi sekitar 20 persen adrenalin dan kira-kira 4
persen ATP. Impuls syaraf yang mencapai medula menyebabkan eksositosis
adrenalin dari granula ini terus ke cairan ekstraseluler di sekitarnya dan kemudian
ke dalam adarah. Dalam keadaan normal tingkat adrenalin di dalam darah yang
kira-kira 0,006 ug/I, atau sekitar 10-10 M, tetapi rangsangan sensori yang
dipengingatkan hewan dan membuatnya siap untuk bertarung atau melarikan diri
menyebabkan konsentrasi adrenalin di dalam darah meningkat hampir seribu
kalinya dalam beberapa detik atau menit. Adrenalin mempersiapkan hawan untuk
tindakan darurat dengan beberapa cara. Hormon ini meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah, menyiapkan sistem kardiovaskular untuk tindakan-tindakan
24

darurat; Adrenalin merangsang pemecahan glikogen hati menjadi glukosa darah,


yang merupakan bahan bakar untuk gerakan otot anaerob, dan mendorong
pemecahan anaerob glikogen pada otot kerangka menjadi laktat melalui glikolisis,
jadi merangsang pembentukan ATP glikolitik. Peranan-peranan tersebut di atas
juga menyebabkan adrenalin menjadi salah satu obat yang berharga, khususnya
pada keadaan yang membahayakan jiwa ketika sistem kardiovaskular dalam
keadaan gawat. Adrenalin juga memenangkan otot-otot polos di sekitar pembuluh
bronkhiolus paru-paru, dan menghilangkan gejala asma yang akut. ( Lehninger,
1982)
Adrenalin Merangsang Pembentukan Siklik Adrenalit
Pada awal tahun 1950-an menemukan bahwa jika adrenalin diberikan pada
senyawa utuh jaringan adrenalin diberikan pada sayatan utuh jaringan pemecah
hati yang diawetkan di dalam mediaa yang diberi penyangga, zat itu akan
mendorong terjadinya pemecahan glikogen hati dan menyebabkan glikosa bebas
muncul di dalam medium. Ketika dia mengambil esktrakdari jaringan hati yang
sudah diberi adrenalin dan mungukur enzim-enzim yang terlibat dalam
pengubahan.

Gambar 25-8 Gambar Kelenjar adrenalin. Medula mensekresi adrenalin dan


nonadrenalin; korteks mensekresi hormon-hormon streroid korteks adrenal.
Glikogen menjadi glukosa, ia mendapatkan bahwa kegiatan glikogen fosforilase
meningkatkan jauh diatas tingkat normalnya di dalam sayatan jaringan hati yang
tidak diberi perlakuan. Dia menyimpulkan bahwa kegiatan glikogen fosforilase,
25

yang mendorong pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat, merupakan suatu


langkah pembatas kecepatan dalam pemecahan glikogen dan ini dipercepat pada
saat adrenalin merangsang hati. Tetapi ketika Sutherland memberikan adrenalin
yang diisolasi pada preparat murni glikogen fosforilase, tidak trdapat peningkatan
pada kegiatannya. Ini menunjukkan bhawa pengaruh rangsangan adrenalin pada
fosforilase bersifat tidak langsung

dan tergantung pada faktor-faktor yang

terdapat dalam sel hati yang masih utuh . ( Lehninger, 1982)


Sebaliknya, ketika adrenalin diberikan pada jaringan hati yang sudah dubuat
homogen, ditambahn dengan ATP dan Mg2+ , kegiatan glikogen fosforilase di
dalam jringan tersebut menerima rangsangan sangat kuat. Kejadian ini
membutuhkan dua tahap. Pertama, adrenalin bereaksi pada serpihan membran hati
homogen, menyebabkan terbentuknya suatu faktor perangsang yang stabil
terhadap panas dan dapat larut dalam reaksi yang membutuhkan ATP dan Mg 2+ .
pada tahap kedua, yang juga membutuhkan ATP, faktor yang stabil terhadap panas
tersebut mendorong perubhan fosforilase b (jilid 2 halaman 96), di dalam bagian
homogen hati larut menjadi bentuk aktif fosforilase a . faktor perangsang yang
stabil terhadap panas ini yang terbentuk dalam tahap pertama, biasanya terdapat
hanya dalam junlah sangat kecil di dalam sel-sel. Akhirnya faktor ini diisolasi dan
dikritalkan. Ternyata faktor ini mengandung adenin, ribosa dan fosfat, dengan
pembangding 1:1:1, menunjukkan bahwa asanya adalah ATP yang dibutuhkan
dalam pembentukannya. Pada tahun 1960, faktor tersebut diidentifikasi sebagai
asam 3,5-asam adenilat siklik, senyawa turunan dari asam adenilat yang belum
pernah ditemukan di dalam material biologik. Pada adenilat siklik, gugus fosfat
tunggal diesterifikasi dengan dua gugus hidroksil pada ribosa, yaitu gugs 3 dan
gugus 5, menjadi Fosforilase siklik (Gambar 25-9). Penambhan sejumlah
kecilAdenilat siklik (AMP siklik atau cAMP) ke dalam ekstrak hati yang larut
dapat mendorong pembentukan fosforilase a dari fosforilase b yang kurang aktif
dengan adanya ATP. ( Lehninger, 1982)
Penelitian lebih lanjut oleh Sutherland dan kawan-kawan memperlihatkan bahwa
adrenalin merangsang kuat reaksi enzimatik ATP yang bergabung pada Mg 2+ di
dalam plasma serpihan membran sel-sel hati. Pada reaksi ini ATP diuraikan
menghasilkan AMP siklik, dengan melepaskan pirofosfat anorganik.
26

Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adenilat siklase didapatkan dalam banyak
jaringan hewan. Enzim ini terikat erat pada permukaan dalam membran plasma
dan tidak mudah diekstrak dalam bentuk larut. Dengan demikian pengikatan
adrenalin ( pembawa pesan yang pertama) oleh reseptor pada permukaan sel
mendorong pembentukan pembawa pesan yang keduadi dalam sel, yaitu AMP
siklik, yang selanjutnya mendorong pengaktifan glikogen fosforilase. .
( Lehninger, 1982)
Insulin merupakan hormon hipoglikemia
Pada akhir abad ke 19 penemuan bahwa pengambilan pankreas dari anjing
menimbulkan keadaan menyerupai diabetes militus pada manusia. Pada manusia
dengan diabetes tingkat glukosa darah menjadi tinggi secara secara abnormal
keadaan ini disebut dengan hiperglikemia . begitu benyak glukosa dikeluarkan
didalam air seni sehinga rasanya manis , keadaan ini disebut glikosuria (Diabetes
militus dan diabetes insipidus , keduanya menimbulkan pengeluaran air seni
dalam jumlah banyak , pernah dibedakan berdasarkan pengujian air seni). Usaha
untuk mengobeti anjing-anjing yang sudah tidak memiliki pankreas lagi yang
dilakukan dengan memberi makanan beruapa jaringan pankreas mentah dari
hewan normal , gagal tetapi suntikan ekstrak pankreas. ( Lehninger, 1982)
Normal terhadap anjing-anjing tersebut mengurangi gejala diabetes . setelah
melalui berbagai percobaan akhirnya unsur aktif yang ada dalam ekstrak pankreas
dapat diisolasi dalam bentuk murni tahun 1992. Zat tersebut dinamakan insulin
(zat dari pulau). Karena sebagai sumber hormon tersebut. Dalam waktu singkat
insulin digunakan dalam pengobatan

manusia. Sejak saat itu zat tersebut

merupakan salah satu bahan obat penting dalam ilmu pengobatan. Dan sudah tak
terbilang banyak kehidupan yang diselamatkan atau perpanjangan olehnya.
Insulin adalah protein kecil dengan berat molekul 5.700. terdiri atas 2 rantai
polipeptida , A dan B yang saling berhubungan melalui dua jembatan sulfida. Kita
ingat bahwa itu adalalah protein yang asam amino yang pertama kali diurut.
Insulin yang digunakan dalam pengobatan diisolasi dari jaringan pankreas hewanhewan potong. ( Lehninger, 1982)

27

Insulin disintesis oleh sel-sel B atau pada pankreas dalam bentuk


prekursor yang tidak aktif. Prekursor insulin langsung disebut proinsulin yang
merupakan polipeptida berantai tunggal dengan 78-86 residu , tergantung pada
spesiesnya . proinsulin dari pankreas lembu mempunyai 81 residu atau jembatan
disulfida. Zat ini disimpan dalam granula sel-sel B dari jaringan pulau-pulau
sampai datangnya isyarat untuk sekresi. Pada saat itu proinsulin diubah menjadi
insulin aktif oleh kegiatan peptida-peptida spesifik , yang menguraikan ikatan 2
peptida dalam rangkaian proinsulin , memindahkan bagian tengahnya. Dua residu
asam amino kemudian digeser dari ujung segmen tengah oleh kegiatan peptidase,
untuk menghasilkan C-peptida. Dua segmen ujung dari rantai asal proinsulin
menjadi rantai A dan B insulin yang disatukan oleh 2 jembatan disulfida.
( Lehninger, 1982)
Polinsulin sendiri dibuat dari prekursor sebelumnya, preproinsulin yang
mengandung 23 residu asam amino lebih banyak pada ujung amino- terminal
proinsulin. Urutan amino terminal ini digeser oleh peptidase untuk membentuk
proinsulin. Urutan ekstrak asam amino pada ujung amino-terminal proinsulin
secara genetis adalah urutanprmula atau pemberi isyarat yang mengarahkan
proinsulin yang baru dibuat ke tujuan khususnya di dalam sel , dalam hal ini
gelembung sekresi insulin. Bagian peptida pemberi isyarat tersebut dipindahkan
kebanyak protein selama sintesisnya. ( Lehninger, 1982)
Hormon Hormon Adrenal Kortial Merupakan Steroid
hormon hormon adrenal kortikal androgen dan endrogen adalah hormonhormon utama steriod yang dapat larut didalam lipida. Kita membahas hoemonhormon adreanl kortikal dipengaruhi oleh hipotalamus. Sebagai tanggapan
terhadap

keadaan stres. Hipotalamus mensekresi hormon-hormon pelepas

kortikotropin yang dikirim ke pituitari anterior dan merangsangnya

untuk

melepaskan kortikotropin kedalam darah. Kortikortropin adalah polipeptida yang


terdiri 39 asam amino. Konsentrasinya didalam darah biasanya berada diantara 10 11

dan 10

-12

M. Karena umur paruhnya hanya 10 menit. Kortikotropin dibuat

secara terus- menerus dan dihancurkan secara tetap. Kortikortropin berikatan


dengan reseptor pada dinding sel korteks adrenal , merangsang sel ini untuk
menghasilkan hormon steriodnyaini disebut kortikoid, dan dikelompokan dalam 3
28

kelas uatama. Glukokortikoid dengan kortikoid yang berperan paling penting,


berlawanan

dengan

beberapa

kegiatan

insulin.

Kortikol

mendorong

glukoneogenesis dari asam-asam amnino dan penympanan glikogen dalam hati,


meningkatkan glukosa darah. Dan menurunkan penggunaan menyeluruh atas
glukosa. Hormon ini juga merangsang pemakaian asam- asam lemak dan reaksi
ketogenesis. Glukokortikoid juga mempunyai daya antiimplamasi dan antialergi
yang baik. Sekresi glukokortikoid yang berlebih menimbulkan penyakit cushing
yang menimbulkan kelelahan dan kehilangan masa otot karena mengubah asam
asam amino

secra berlebihan menjadi glukosa dan redistribusi lemak tubuh.

Sehingga menimbulkan keadaan wajah bulan ( moon face). ( Lehninger, 1982)


Kelas

senyawa

steroid

adrenal

kortikal

yang

kedua

mencakup

mineralokortikoid yang mendorong penahanan Na+ dan K+oleh ginjal. Melalui


kegiatan hormon hormon tersebut mempertahankan keseimbangan air dan
garam didalam tubuh. Kortikosteroid utama dalam kelompok ini adalah
aldosteron. Hormon ini juga menunjukan kegiatan mineralkortikoid yang rendah.
Kelas senyawa steroid adrenal kortikal meliputi senyawa diantara glukokortikoid
dan mineral kortikoid. Hormon utama dalam kelas ini adalah kortikosteron .
ketiga kelas kortikoid ini mengandung beberapa bagian yang sama pada
strukturnya.( Lehninger, 1982)

29

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
1. Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti menimbulkan atau
membangkitkan. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai
pembawa tugas (chemical messenger), disekresikan oleh sejenis jaringan.
(Lehninger ,1982, jilid 3 hal 45).
2. Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1) Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.
2) Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
3) Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lainlainnya. .(Anna Poedjiadi, 2012 hal 345) .
3. Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang
mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:
1) Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.

30

2) Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma


dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran
plasma.
3) Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya
jumlah AMP siklik dalam sel.
4) AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau
beberapa proses. .(Anna Poedjiadi, 2012 hal 345) .
4. Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar
lain. (Lehninger ,1982, jilid 3).

4.2

Saran
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk penyusunan
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

31

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi, anna. Dkk. .2012. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

32

Anda mungkin juga menyukai