PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan kegiatan,
baik yang disadari maupun yang tidak disadari, pada hakikatnya adalah untuk
mempertahankan hidupnya. Makan, minum, tidur, adalah tindakan yang secara
sadar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup , sedangkan organ-organ
misalnya jantung , ginjal,paru-paru, usus, bekerja untuk memenuhi kebutuhan
tubuh melalui suatu mekanisme yang kita tidak sadari atau tidak kita kendalikan.
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang bekerja , dan menimbulkan ,
usaha , mirip apabila kita bandingkan dengan suatu mesin. Organ organ tubuh
merupakan
secara terpadu. Apabila ada salah satu komponen yang tidak bekerja dengan baik ,
maka keseluruh sistem akan merasakan dampaknya. Disamping itu tubuh manusia
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan luar. Cuaca panas atau dingin , adanya
bahan yang mengancam , adanya rangsangan untuk bereproduksi pada hewan
merupakan tanda tanda yang diterima melaluli sistem syaraf , misalnya mata,
telinga, raba dan lain-lainnya. Tubuh juga harus mampu memeberikan reaksi atau
tanda-tanda dari dalam tubuh sendiri , misalnya rasa lapar, haus , lelah dan
sebagainya.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal, diperlukan adanya koordinasi
yang tepat diantara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjga berlangsungnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting.
Sitem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja
dengan sistem syaraf , mempunyai peranan penting dalam mengendalikan
kegiatan organ-orgsn tubuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu
zat yang disebut dengan hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran jadi
hormo yang dihasilkan diangkut melalusi sistem peradaran darah ke sel-sel yang
dituju guna melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh..
Kata hormon mempunyai arti senyawa yang merangsnag, istilah
hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh William Bayliss
Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan
oleh duodenum yang merangsang keluarnya cairan pankreas . konsep tentang
hormon kemudian berkembang , bahwa (1)hormon adalah molekul yang
dihasilkan oleh jaringan tertentu (kelenjar) (2) hormon dikeluarkan langsung
kedalam darah yang membawanya ketempat tujuan dan (3)hormon secara khas
mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya. Hormon terdiri
atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam 3
kelompok ,
yaitu :
a) Steroid , yaitu androgen , estrogen dan adrenokortikoid.
b) Derivat asam amino , yaitu epinefin dan tiroksin.
c) Peptida peotein , yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosan usus
dan lain-
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimana struktur hormon dan apa saja sifat-sifat hormon?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon ?
4. Apa saja jenis-jenis Hormon?
5. Bagaimana sistem pengendalian hormon?
6. Bagaimana Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-faktor
yang
1.3
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hormon
2. Untuk mengetahui struktur dan sifat hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
4. Untuk mengetahui jenis-jenis hormon
5. Untuk mengetahui sistem pengendalian hormon
6. Untuk mengetahui produksi hormone dan factor yang mempengaruhi kadar
hormone dalam darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi,
1993).
buntu
banyak
dilewati
pembuluh
darah
dan
pembuluh
kapiler
tubuh
dilakuan
oleh sistem
saraf dan
hormon. Tanpa
pengendalian,
pengaturan, dan koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon
mengatur
aktivitas seperti
perkembangan.
Pengaruh hormon
dapat
dan
hari,
minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak kaitan yang terjadi
antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar
endokrin. Disebut
juga kelenjar
buntu karena
hormon
yang
antara
hormon
dengan reseptor
akan
menimbulkan
seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme
dari suatu sel (Jatmika, 1986).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin
melibatkankelenjar endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
merupakan suatu cabang ilmu kimia yang gunanya dapat dilihat secara langsung.
(Lehninger ,1982, jilid 3 hal 45).
3.2 Struktur Hormon dan sifat-sifat hormon
a. Stuktur dasar hormon secara kimiawi
Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1. Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.
2. Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
3. Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya. .(Anna Poedjiadi,
2012 hal 345) .
4. Hormon berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.
Tahap pertama dalam kerja hormon adalah pengikatan dengan suatu molekul
atauu kumpulan molekul yang khas, yang disebut hormon reseptor, yang
berlokasi pada permukaan sel atau di dalam sitosol sel target. Reseptor untuk
hormon-hormon peptida dan amina yang larut di dalam air yang tidak segera
menembus membran sel, terletak pada permukaan luar sel target. Reseptor
hormon steroid yang larut di dalam lipida yang segera melewati plasma
membran sel targetnya, adalah protein khas yang terletak dalam sitosol sel.
5. Hormon mungkin memiliki pembantu pesan kedua intraselular.
Sesaat reseptor hormon pada atau di dalam sel target ditempati oleh molekul
hormon, reseptor itu menjalani suatu perubahan yang khas yang membentuk
atau membebaskan molekul pembawa pesan intraseluler, disebut pembawa
pesan kedua (second messenger). Pembawa pesan ini merupakan isyarat
dari reseptor hormon ke beberrapa sistem enzim atau molekul didalam sel
yang membawa perintah-perintah yang berasal dari hormon. Pembawa pesan
intraseluler dapat mengatur reaksi enzim yang khas atau menyababkan gen
7
atau serangkaian gen yang tidak aktif menjadi terekspresi. (Lehninger ,1982.
jilid 3 hal 47).
3.3 Mekanisme Kerja Hormon
Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim
pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin
dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa
oleh hati. Yang diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen
menjadi glukosa dipercepat oleh hormon-hormon tersebut. Epinefrin dan
glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada penelitian lebih lanjut
Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada reaksi
pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas
sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau
adenosin 3, 5 monofosfat. (Anna , Poedjiadi.2012 )
NH2
C
N
HC
N
CH
H2
O
H
O
O
5' C
H
O
3'
OH
ATP
Mg2+
adenilsiklase
Mg2+
AMP + H+
Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase , AMP
siklik merupakan senyawa yang sangat stabil. Hasil penelitian Sutherland
lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon. Halhal penting pada konsep tersebut adalah:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat
merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam mesmbran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah
AMP siklik dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau
beberapa proses.
(Anna , Poedjiadi.2012 )
kelenjar endokrin
adenil siklase
ATP
Mg++
AMP siklik
hormon
fosfodiesterase
AMP
respon fisiologis
membran sel
dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada
membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan
pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat
mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya aktivitas enzim ,
permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah ini
dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang
dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap pertama pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel
atau plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik
hingga
terjadinya
pertumbuhan
atas
proses
dalam
sel.
(Anna
Poedjiadi.2012 )
10
cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningatkan sekresi empedu
oleh hati. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Pada tahun 1943 ditemukan bahwa ada hormon yang terdapat dalam ekstrak
mukosa usus halus dan disebut tokinin. Berbeda dengan sekretin, hormon ini
merangsang sekresi cairan pankreas yang mengandung banyak enzim. Hormon
lain yang juga terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas ialah pankreozimin.
Pankreozimin tahan terhadapa panas, tidak dapat dirusak oleh asam, tetapi tidak
stabil terhadap alkali. Senyawa ini dapat dipisahkan dari sekretin dalam larutan
alkohol dengan jalan pengendapan sekretinoleh garam empedu dan pengendapan
pankreozimin oleh penambahan Nacl hingga jenuh. Pankreozimin adalah suatu
protein dan dapat diperoleh dalam keadaan murni. Molekul pankreozimin terdiri
atas 33 buah asam amino. Pengeluaran hormon ini disebabkan oleh beberapa
macam zat, antara lain kasein, dekstrin maltosa, laktosa dan lain-lain. Apabila
sekretin merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung bikarbonat
banyak daan hormon kolesistokinin merangsang keluarnya cairan pankreas
dengan kadar enzim tinggi, maka pankreozimin merangsang keluarnya cairan
pankreas dengan kadar bikarbonat maupun enzim tinggi. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Insulin
Setelah mengadakan peneltian yang mendalam, Banting dan Best pada tahun
1922 memperoleh insulin, suatu hormon yang diproduksi dalam sel pankreas,
yaitu sel-sel langherhans atau pulau-pulau langherhans. Sebagian besar sel-sel
pankreas berfungsi untuk memproduksi cairaan pankreas. Disamping itu ada
sekelompok kecil sel-sel yang letaknya tidak teratur yang ditemukan oleh
Langherhans pada tahun 1867. Sel-sel tersebut selanjutnya disebut sel-sel atau
pulau-pulau Langherhans, fungsiinsulin adalah merangsang sintesis enzim-enzim
kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat, glukokinase dan fosfofruktokinase. Di
samping itu insulin uga berfungsi sebagai penghambat atau penekan terbentuknya
enzim-enzim
difosfatase,
glukoneogenik,
dan
karboksilase
misalnya
piruvat.
glukosa-6-fosfatase,
Dengan
demikian
fruktosa-1,6insulin
dapat
Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai
titik isolistrik pada pH 5,3 samapai 5,36. Hormon ini dengan alkali dapat bereaksi
dan menimbulkan amonia, dan karenanya menjadi tidak aktif lagi. Enzim
proteolitik yang dapat memecah protein juga dapat merusak insulin.
Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan aktivitas
enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi
menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal.
Di samping peranananya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh, insulin juga
mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam nukleat. Sebagai
contoh insulin mempermudah masuknya asam amino ke dalam sel, meningkatkan
sintesis protein dalm ribosom, dan mempengaruhi pembentukan mRNA. Insulin
dapat dirusak oleh enzim insulinase dalam hati. Hal ini terlihat pada t1/2 untuk
isulin yaitu 6,2 sampai 9 menit. (Anna , Poedjiadi.2012 )
Glukagon
Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel langerhans dalam pankreas. Glukagon
mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu dapat meningkatkan
kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis
dalam hati. Glukogen berfungsi mengaktifkan enzim sikase adenil yang
mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dapat meningkatkan
aktivitas enzimfosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian
glikogen menjadi glukosa-6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar
glukosa dalam darah.
Glikagon adalah suatu protein yang dapat diisolasi dalam bentuk kristal. Pada pH
= 7 kristal glukagon sukar larut dalam air, tetapi pada pH > 10 dan pH di sekitar 4
glukagon lebih mudah larut dalam air. Molekul glukagon merupakan rantai
12
polipeptida lurus, terdiri atas 29 asam amino dan mempunyai bobot molekul 3482.
(Anna , Poedjiadi.2012 )
Hormon-hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Binatang yang telah
diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup satu sampai dua minggu dan
hal ini disebabkan oleh tid adanya jaringan adrenokortikal. Pada binatang yang
tidak memiliki kelenjar adrenal terdapat gejala sebagai berikut:
a. Gangguan kesimbangan air dan elektriolit.
b. Kadar urea darah naik, disebabakan antara lain fungsi ginjal menurun.
c. Kelemahan pada otot yang merupakan akibatgangguan metabolisme
karbohidrat serta keseimbangan dair dan elektrolit.
d. Penurunan jumlah glikogen dalam hati.
e. Kemampuan mengatasi pengaruh luar berkurang.
f. Ada hambatan pertumbuhan tubuh sebagai akibat
terhambatnya
metabolisme protein.
Beberapa orang ahli kimia, yaitu Rendall, Reichstein dan Wintersteiner telah
berhasil mengisolasi 28 macam steroid dari adrenal korteks. Senyawa-senyawa
tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu mineralokortikoid yang terutama
bekerja pada metabolisme elektrolit atau mineral dan glukokortikoid yang
mempunyai
pengaruh
terhadap
metabolisme
karbohidrat.
(Anna
Poedjiadi.2012 )
hidrokortison
dalam
metabolisme
karbohidrat
dan
protein,
sedangkan
merangsang
peningkatan
sekresi
aldosteron
yang
selanjutnya
akan
mengembalikan volume dan tekanan darah pada keadaan normal. Di atas telah
diberikan
beberapa
rumus
struktur
hormon
adrenokortikal.
(Anna
Poedjiadi.2012 )
Hormon Kelenjar Tiroid
Hormon yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari
setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid.
Pengeluaran hormon tiroid dipengaruhi oleh persediaan iodium dalam tubuh.
Apabila terjadi defisiensi iodium, kecepatan pembentukan hormon mulamulatetap, tetapi persediaan iodium dalam kelenjar tiroid berkurang. Dalam
keadaaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil iodium iodium dari iodida
yang terdapat daalam darah. Apabilat defisit iodium menjadi makin besar, naka
pengeluaran hormon berkurang. Kekurangan iodium dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya penyakit gondok. Beberapa hormon yang diproduksi
oleh kelenjar tiroid anata lain ialah tiroksin, dan 3,5, diioditirosin.
dari hormon
Sistem syaraf
pusat
Hipotalamus
14
Faktor pelepas
pituitari
Hormon
pertumbuh
an
FSH
LH
Gona
d
TSH
tiroid
ACTH
Adrenal
korteks
Hormon kelamin
Tiroksi
n
Kortison
ACTH : adrenocorticotrophic
LH : luteinising hormone
glukosan yang terjadi diserap oleh darah melalui dinding usus. Dengan demikian
pada saat dimana kadar glukosa dalam darah bertambah. Agar kadar glukosa
15
dalam darah konstan , maka pankreas mengeluarkan hormon isnulin. Hormon ini
menyebabkan penguraian glikogen menjadi glukosa di perlambat. Sebaliknya
apabila kadar glukosa dalam darah rendah, maka pankreas mengeluarkan hormon
glukagon yang bekerjanya kebalikan dari insulin yaitu menaikan kadar glukosa,.
Demikian pula kelenjar pituitari
yang
juga
mempunyai peranan menaikan kadar gukosa darah bila ada tekanan fisiologis
misalnya keadaan imflamasi , yaitu kulit berwarna kemerah-merahan terasa panas
dan membengkak.
Hormon tiroksin bekerja untuk mengatur metabolisme glukosa bila tubuh
berada dalam keadaan kedinginan. Dalam keadaan demikian kecepatan
metabolisme glukosa dioerbesar sehingga dihasilkan banyak kalori guna
mengimbangi keadaan dingin itu . tahap-tahap prosesnya adalah sebagai berikut :
keadaan dingin yang mengenai tubuh diterima oleh sistem syaraf pusat kemudian
syaraf pusat itu mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus mempengaruhi kelenjar
pituitari shingga kelenjar ini mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar
tiroid , yaotu hormon TSH (Thiroid stimulating hormone). Dengan rangsamgan
ini kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin yang dapat mempercepat
metaboisme glukosa.
Pengendalian keseimbangan air
16
Kira-kira 70% terdiri dari air . air mempunyai peranan penting karena
rekasi reaksi biokimia berlangsung dalam air dan zat-zat yang tidak berguna pun
dikeluarkan dari dalam tubuh antaralain sebaga larutan dalam air misalnya : urine.
Oleh karenanya air dalam tubuh harus dijaga agar tidak mengalami perubahan
yang dapat meruikan tubuh. Apabila kadar air dalam tubuh berkurang maka
konsentrasi darah bertambah besar. Syaraf penerima dalam hipotalamus
mengetahui keadaan ini dan hipotalamus mempengaruhi pituitari mengeluarkan
hormon antidiuretik atau ADH ( anti diuretik hormon). ADH berperan untuk
menghambat keluar air dari ginjal. Hipotalamus juga mempengaruhi ginjal
melalui sistem syaraf hingga memproduksi renin. Renin ini menyebabakan
terbnetuknya angiotensin , suatu pelipepida dalam hati. Hormon
baru ini
Pada
pembantukan urine.
17
gambar, terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat Allah yang
menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting. (Lehninger, 1982)
Hipotalamus, suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari
system endokrin. Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari
susunan syaraf pusat. Sebagai jawaban dari pesan ini, hipotalamus memproduksi
sejumlah hormon pengatur hipotalamik, yang dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang
berlokasi d bawah hipotalamus. Setiap hormone hipotalamus mengatur sekresi
suatu hormone spesifik yang dikeluarkan oleh bagian anterior atau posterior dari
kelenjar putuitari. Beberapa hormon hipotolamik akan merangsang pituitari untuk
menseksresikan hormon tertentu, sedangkan yang lain akan menghambat sekresi
hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka hormon akan disekresikan ke dalam
darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain, termasuk di dalamnya adrenal
korteks, sel-sel endokrin pancreas, kelenjar tiroid, dan ovarium dan testes.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya kelenjar-kelenjar ini terstimulasi untuk
mensekresikan hormon-hormon spesifik, yang dibawa oleh darah menuju reseptor
hormon di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)
M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran
18
akan
menggantikan
sejumlah
Protein antibodi yang muncul di dalam hormon radioaktif dari kompleks Agserum darah, dapat mengikat erat-erat Ab,
seperti
diperhatikan
dalam
Kekhasan
dan
untuk
mengukur
digunakan
sebagai
antibodi
yang
tinggi
di
dalam
plasma
darah.
antibodi
dengan
hormon
antigen
oleh
radioaktif
yang
hormon
bukan
antigen (Ag-Ab) dalam suatu reaksi jumlah hormon radioaktif yang akan
bolak-balik
yang
mengarah ke kanan :
bukan
radioaktif.
Semakin
tinggi
ini di dalam contoh serum darah dari Radioimmunoassay tidak hanya sangan
pasien, contoh tersebut dicampur spesifik tetapi juga teramat sensitif. Di
dengan kompleks Ag-Ab radioaktif dalam surat penghargaan Hadiah Nobel
dengan
jumlah
yang
4500
Tirotropin
28000
Somatotropin
21500
34000
Hormon luteinizing
28500
Prolaktin
23500
Lipotopin
11800
21
(a)
(b)
Gambar 25-5 (a) Lokasi kelenjar hipotalamus dan putuitari. (b) Seluk-beluk
sistem hipotalamus putuitari, isyarat
terjadinya
kelahiran
dan
merangsang
laktasi.
Vasopresin
Noradrenalin
23
Adrenalin
Dopamine
ketekol
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adenilat siklase didapatkan dalam banyak
jaringan hewan. Enzim ini terikat erat pada permukaan dalam membran plasma
dan tidak mudah diekstrak dalam bentuk larut. Dengan demikian pengikatan
adrenalin ( pembawa pesan yang pertama) oleh reseptor pada permukaan sel
mendorong pembentukan pembawa pesan yang keduadi dalam sel, yaitu AMP
siklik, yang selanjutnya mendorong pengaktifan glikogen fosforilase. .
( Lehninger, 1982)
Insulin merupakan hormon hipoglikemia
Pada akhir abad ke 19 penemuan bahwa pengambilan pankreas dari anjing
menimbulkan keadaan menyerupai diabetes militus pada manusia. Pada manusia
dengan diabetes tingkat glukosa darah menjadi tinggi secara secara abnormal
keadaan ini disebut dengan hiperglikemia . begitu benyak glukosa dikeluarkan
didalam air seni sehinga rasanya manis , keadaan ini disebut glikosuria (Diabetes
militus dan diabetes insipidus , keduanya menimbulkan pengeluaran air seni
dalam jumlah banyak , pernah dibedakan berdasarkan pengujian air seni). Usaha
untuk mengobeti anjing-anjing yang sudah tidak memiliki pankreas lagi yang
dilakukan dengan memberi makanan beruapa jaringan pankreas mentah dari
hewan normal , gagal tetapi suntikan ekstrak pankreas. ( Lehninger, 1982)
Normal terhadap anjing-anjing tersebut mengurangi gejala diabetes . setelah
melalui berbagai percobaan akhirnya unsur aktif yang ada dalam ekstrak pankreas
dapat diisolasi dalam bentuk murni tahun 1992. Zat tersebut dinamakan insulin
(zat dari pulau). Karena sebagai sumber hormon tersebut. Dalam waktu singkat
insulin digunakan dalam pengobatan
merupakan salah satu bahan obat penting dalam ilmu pengobatan. Dan sudah tak
terbilang banyak kehidupan yang diselamatkan atau perpanjangan olehnya.
Insulin adalah protein kecil dengan berat molekul 5.700. terdiri atas 2 rantai
polipeptida , A dan B yang saling berhubungan melalui dua jembatan sulfida. Kita
ingat bahwa itu adalalah protein yang asam amino yang pertama kali diurut.
Insulin yang digunakan dalam pengobatan diisolasi dari jaringan pankreas hewanhewan potong. ( Lehninger, 1982)
27
untuk
dan 10
-12
dengan
beberapa
kegiatan
insulin.
Kortikol
mendorong
senyawa
steroid
adrenal
kortikal
yang
kedua
mencakup
29
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti menimbulkan atau
membangkitkan. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai
pembawa tugas (chemical messenger), disekresikan oleh sejenis jaringan.
(Lehninger ,1982, jilid 3 hal 45).
2. Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1) Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.
2) Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.
3) Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lainlainnya. .(Anna Poedjiadi, 2012 hal 345) .
3. Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang
mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:
1) Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
30
4.2
Saran
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk penyusunan
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32