3. LILIS (220069)
i
BAB I
PENDAHULUAN
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau
menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi
menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang.
Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup,
khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di
dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama.
Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena
hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan
eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh.
Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi
kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang
sangat penting.
1.2. Identifikasi Masalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.2Rumusan Masalah.........................................................................................4
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka 124
i
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan
koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas bagian-
bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan
alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut
kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan
pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu
banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim
kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-
kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh
dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi
sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak
kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan
melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri
dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel
target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu
dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut Reseptor ini terdapat di permukaan atau di
dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan
seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Jatmika, 1986).
i
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkankelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon
merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam
sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak
lain, terdapat pula kelenjar eksokrinyang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran
khusus.Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar
perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan
bahkan beberapa tahun.Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon
dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya.
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi sistem saraf
dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang
i
menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja
bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh
hormon pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin
releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH
memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating hormone) dan LH
(luteinizing hormone).
Kelenjar hipofisisKelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian
tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi
Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam dan
memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat pada table
dibawah ini:
pembuluh darah
hormon (MSH)
Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah
bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon
yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari
asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh
kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka
i
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormone yang
dihasilkan yaitu:
Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang
terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang
menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar
tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di
dalam tubuh “.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang berfungsi
untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan
kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak
berfungsi lagi.
dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk
cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan
terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara
mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan
banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar ini terdiiri
atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut
medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.
i
No. Hormon Fungsi
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut:
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula darah
a. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan
dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi
halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi
mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
b. Testis
(spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis,
janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh
i
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH.
Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang
Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya
karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :
a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari
cairan tubuh.
b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat –
Gejalanya berupa :
a. Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b. Osteoporosis
i
3. Sindrom Adrenogenital
kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH
meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan
timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang
timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan
suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin
sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi
berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara
4. Peokromositoma
Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu
operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian
depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada
i
defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang
mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini
timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel
– sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya
terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap
dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi
dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang
dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline
dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena
infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang
diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin
walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan
merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II
berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini
dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas,
tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.
i
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes
mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan
minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan
satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta
pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi
gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut
hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga
penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan
dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan
6. Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,
hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang
dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar.
Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi
pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal,
muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,
lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
i
7. Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya
berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun
dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel
–sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat.
Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan
penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun
kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
i
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian
karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa
gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi
DAFTAR PUSTAKA
i
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-