Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM HORMONAL DALAM METABOLISME

Haslinda DS., S.K.M., S.Kep., M.Kes

ISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. AURA RAMADHANI PUTRI. HENDRA (220057)

2. DIAN ANGGREANI (220060)

3. LILIS (220069)

4. NUR ALISYA (220076)

5. NURANNISA FITRI HB (220078)

6. NURSAFITRA HAERUL NISA (220080)

7. RIA HASRINA (220087)

8. RIRIN MAULINA OKTAVIANI (220088)

9. TRI DINAS SETIAWAN (220096)

10. UMI KALSUM RAMDANI (220097)

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau
menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi
menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang.
Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup,
khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di
dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama.
Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena
hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan
eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh.
Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi
kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang
sangat penting.
1.2. Identifikasi Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?

2.      Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan!

3.      Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaiananhormon!

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui sistem hormon

2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan

3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4

1.2Rumusan Masalah.........................................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PEMBAHASAN....................................................................6

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................

3.1 Sistem Hormon .........................................................................................6

3.2 Jenis-jenis Kelnjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan .....................34

3.3 Macam-macam Penyakit Akibat Kelainan Pada Sistem Hormo.................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................124

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................

4.2 Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka 124

i
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan
koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas bagian-
bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan
alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut
kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan
pembuluh kapiler  bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu
banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim
kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-
kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh
dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi
sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak
kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan
melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri
dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel
target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu
dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut  Reseptor ini terdapat di permukaan atau di
dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan
seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Jatmika, 1986).

i
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkankelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Hormon

Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon

merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam

sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang

disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak

lain, terdapat pula kelenjar eksokrinyang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran

khusus.Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar

endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan

perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan

perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan

bahkan beberapa tahun.Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon

dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan

lain sebagainya.

3.2 Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan

1.      Kelenjar Hipotalamus

Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi sistem saraf

dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang

i
menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja

menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat

bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh

hormon pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin

releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH

memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating hormone) dan LH

(luteinizing hormone).

2.      Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisisKelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian

tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar

lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu:

a.       Kelenjar anterior hipofisis

Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam dan

memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat pada table

dibawah ini:

No. Hormon Fungsi


1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
tiroid
3 Hormon Adrenokortikotropik Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh
(ACTH) korteks adrenal
4 Follicle Stimu a. Pada wanita : merangsang perkembangan
folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
lating Hormon (FSH) b. Pada testis : menstimulasi testis untuk
mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel interstitial
pada testis untuk berkembang dan
i
menghasilkan testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara sekresi
susu oleh kelenjar susu

b.      kelenjar posterior hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim

wanita selama proses melahirkan


2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan

tekanan darah dengan cara menyempitkan

pembuluh darah

c.       Kelenjar intermediet hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Melanocyte stimulating Mempengaruhi warna kulit individu

hormon (MSH)

3.      Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah

bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon

yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari

asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh

kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka

i
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormone yang

dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan, dan kegiatan system saraf


2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan dan kegiatan sistem saraf


3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan

cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.

4.      Kelenjar Anak Gondok

Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang

terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang

menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar

tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di

dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

a.       mengatur metabilisme fosfor

b.      mengatur kadar kalsium darah

5.      Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang berfungsi

untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.

Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan

kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak

berfungsi lagi.

6.      Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)


i
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga

dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan

glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh

menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk

cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan

pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan

rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan

terhadap insulin.

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)

merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk

mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika

konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara

mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

7.      Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan

banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar ini terdiiri

atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut

medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :

i
No. Hormon Fungsi
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut:
noradrenalin a.       dilatasi bronkiolus
b.       vasokonstriksi pada arteri
c.       vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
d.      mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula darah

8.      Kelenjar kelamin

a.      Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone

estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan

dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda

kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi

halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi

mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.

b.      Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma

(spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis,

janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh

ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.

i
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH.

Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang

berasal dari hipotalamus.

3.3 Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon

1.      Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya

karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :

a.       Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari

cairan tubuh.

b.      Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah

menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.

c.       Lesu mental dan fisik.

2.      Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari

glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat –

obatan kortikosteroid yang berlebihan.

Gejalanya berupa :

a.       Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.

b.      Osteoporosis

c.       Luka yang sulit sembuh

d.      Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

i
3.      Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat

kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH

meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan

timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang

timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan

suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.

Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin

sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda

kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi

berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara

lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).

4.      Peokromositoma

Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin

dengan akibat sebagai berikut :

a.       Basa metabolisme meningkat

b.      Glukosa darah meningkat

c.       Jantung berdebar

d.      Tekanan darah meninggi

e.       Berkurangnya fungsi saluran pencernaan

f.       Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu

operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian

depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada

i
defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal

ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

5.      Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang

mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini

timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel

– sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya

terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap

dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi

dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang

dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,

gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline

dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena

infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang

diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita

membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.

DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin

walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan

merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II

berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini

dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu

dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.

Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas,

tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.

i
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes

mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan

minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan

satu – satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta

pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi

gula.

Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut

hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,

berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga

penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan

dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan

dalam jumlah kecil.

6.      Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,

hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang

dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.

Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar.

Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi

pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal,

muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,

lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada

makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.

i
7.      Hipertiroidea

Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya

berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan

BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.

Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun

dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel

–sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat.

Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan

penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun

kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

i
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ

yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian

karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa

melewati saluran khusus.

2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak

gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.

3. Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital, peokromositoma,

diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi

tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik. http://yusnia-

bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01 Mei 2015)

i
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.

http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-

hormon(Diakses 01 Mei 2015)

Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai