Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB II

Dosen pengampu: Khotimah, S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun oleh:

Leaning Prameswari (7319016)

S1 KEPERAWATAN – FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat taufiq,
serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi
Fisiologi Sistem Endokrin” ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kami
dari jaman jahiliyah menuju alam yang penuh dengan barokah ilmu.

Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup dan daftar pustaka. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas keperawatan medikal bedah pada semester 4 Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU).

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan
cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jombang, 21 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………

1.1Latar Belakang ……………………………………………………………………...

1.2Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...

1.3Tujuan ……………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………

2.1.Pengertian Sistem Endokrin ………………………………………………………

2.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin ………………………………………………

2.3. Klasifikasi Hormon ………………………………………………………………

2.4. Penyakit dan Kelainan Pada Sistem Endokrin ……………………………………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….

3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………

3.2. Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada umumnya, system endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi anatomi
dan fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolism, osmoregulasi, pencernaan, pertumbuhan
dan reproduksi. Kata “endokrin” berasal dari bahasa yunani yang berarti “sekresi ke dalam”;
zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormone, dari kata Yunani yang berarti
“merangsang”.
Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi kearah pengikat
sel epitel yang akhirnya membentuk sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tumbuh
dan berkembang ke dalam pembuluh kapiler dan yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
dialirkan ke dalam darah karena tidak mempunyai saluran khusus (tanpa saluran). Zat yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin disebut hormone yang merupakan zat organic dan
mempunyai sifat khusus dalam pengaturan fisiologi terhadap kelangsungan hidup satu organ
atau system. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormone tunggal, sedangkan
yang lain dua atau beberapa jenis hormone; misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan
beberapa jenis hormone yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka
kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pemimpin tubuh”
1.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.2.1. Apa pengertian dari system endokrin tersebut?
1.2.2. Bagaimana anatomi dan fisiologi system endokrin?
1.2.3. Apa saja klasifikasi hormone?
1.2.4. Bagaimana prinsip kerja kelenjar endokrin dan hormonnya?
1.2.5. Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem endokrin?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari system endokrin tersebut
1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi system endokrin
1.3.3. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi hormone
1.3.4. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja kelenjar endokrin dan hormonnya
1.3.5. Untuk mengetahui dan memahami penyakit dan kelainan pada sistem endokrin
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah system yang mengontrol fungsi tubuh dengan perantaraan zat
kimia atau hormon yang diangkut keseluruh tubuh dalam darah. Didalam tubuh terdapat
sekelompok sel-sel khusus yang mempunyai fungsi melepaskan zat kimiawi ke dalam tubuh.
Sekelompok sel ini disebut kelenjar endokrin. Sel-sel ini dianggap sebagai kelenjar tak
bersaluran karena sekresinya, hormone, masuk secara langsung kedalam darah yang
mengalir dalam kelenjar eksorin (Kimball, 1994:613). Hormon berperan penting untuk
mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi,
osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Sistem endokrin berkaitan dengan system saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua system ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. System
endokrin bekerja melalui hormone, maka system saraf bekerja melalui neurotransmitter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Aspek Pembeda Sistem Hormon Sistem Saraf


Aksi Bersifat lambat Bersifat cepat/segera
Pengaturan Jangka panjang, misalnya Jangka pendek, kisalnya denyut
pertumbuhan dan jantung dan kontraksi otot
perkembangan
Sekresi Hormon Neurotransmitter
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksorin. Kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin terdapat pada kelenjar gonad
(ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. Sedangkan kelenjar
eksorin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan
organ internal.
2.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Macam-macam organ atau kelenjar endokrin yang terdapat pada tubuh manusia adalah
sebagai berikut :

1. Kelenjar Hipothalamus
Hipotalamus terletak pada bagian otak depan (diensephalon). Hipotalamus
menghasilkan beberapa hormone yang dapat merangsang kelenjar hiposis untuk
mengeluarkan suatu hormone. Misalnya: hormone pelepas tirotropin/ Tirotropin
Releasing Hormon (TRH), merangsang lobus anterior pitutari untuk mensekrisan TSH.
Hormon kedua disebut Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), merangsang lobus
anterior hipofisis untuk mensekresikan LH dan FSH. Hormon somatostatin yang
dihasilkan oleh hipotalamus memperlambat sekresi hormone yang dilakukan oleh
kelenjar hipofisis. CRH (Cortocotropin Realeasing Hormon), merangsang lobus anterior
hipofisis untuk mensekresikan ACTH. Selain itu hipotalamus juga berfungsi mengontrol
keadaan emosional seperti marah dan takut.
Hubungan saraf langsung dan pembuluh darah antara hipotalamus dan kelenjar hipofisis
pada system endokrin memberikan perlengkapan untuk menghubungkan kedua system
koordinasi yang penting ini.

2. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, didalam fossa hipofisis tulang sfenoid.
Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior, dan intermediet (bagian
diantara kedua lobus)
a. Lobus posterior
1. Hormon pertumbuhan (GH)
Hormone ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan kerangka tubuh secara
keseluruhan. Hormone ini tidak merangsang pertumbuhan secara langsung tetapi
merangsang hati untuk melepaskan polipeptida yang disebut somato medin
untuk merangsang pertumbuhan oto, tulang rawan, tulang, dan jaringan ikat lain.
2. Prolaktin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang sekresi susu setelah kelahiran
3. Hormon perangsang tiroid (TSH)
Hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin.
4. Hormon adenokortikotropik (ACTH)
Adalah polipeptida sederhana yang menyebabkan pelepasan kortiko steroid dari
korteks kelenjar suprarenal. Pembentukan ACTH yang berlebihan oleh tumor
basophil menyebabkan sindrom Chusing.
5. Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Hormon ini merangsang perkembangan folike-folikel didalam ovari pada
perempuan sedangkan pada laki-laki berfungsi untuk merangsang perkembangan
tubulus seminiferous dan produksi sperma.
6. Lutheinzing hormone (LH)
Hormon ini merangsang proses ovulasi pada perempuan dan pada laki-laki, LH
berfungsi untuk merangsang testis mensekresikan hormone androgen kedalam
darah.
b. Lobus intermediet
MSH atau hormone perangsang melanosit yang menghasilkan melanin yang
terdapat pada kulit serta berfungsi dalam proses pewarnaan pada kulit.
c. Lobus Posterior
1. Hormone antidiuretic (ADH) adalah hormone yang dibuat oleh hipotalamus dan
berfungsi untuk mempengaruhi ginjal meningkatkan retensi air sehingga
menurunkan volume urin.
2. Oksitosin berfungsi untuk menginduksi kontraksi otot uterus dan menyebabkan
kelenjar susu mengeluarkan ASI selam menyusui anak.

3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid,
antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga terletak
trakea, esophagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea
dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar
paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra
Iodotironin. Bentuk aktif hormone ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar
berasal dari konversi hormone T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh
kelenjar tiroid. Yodida inorganic yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku
hormone tiroid. Yodida inorganic mengalami oksidasi menjadi bentuk organic dan
selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormone perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar
hormone tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebgai umpan balik negative terhadap
lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormone pelepas tirotropin (Thytotropine
Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin
adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorbsi kalsium dan tulang.

4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam
leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para
hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6
mm, lebar 3mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskoik kelenjar ini terlihat
seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan karena
tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi paratiroid adalah mengatur metabolism
fosfor dan mengatur kadar kalsium darah.

Paratiroid terdiri dari empat kelenjar yang melekat pada permukaan tiroid dan
berfungsi dalam homeostasis ion kalsium. Keempat kelenjar itu mensekresi hormone
paratiroid yang berfungsi untuk menaikkan kadar kalsium dalam darah, dan dengan
demikian mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan kalsitonin yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid. Hormone paratiroid meningkatkan kalsium dalam darah dengan
cara merangsang reasorbsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksikan sel-sel
tulang sejati khusus yang disebut osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada
tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar ini terletak di dalam mediastinum di belakang osternum, kelenjar timus ini
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus.
Pada bayi baru lahor sangat kecil dan beratnya 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus
ini merupakan penghasil hormone peptide yaitu tomosin dan timopietin yang berfungsi
dalam perkembangan normal limfosit dan respon imun tubuh. Hormone yang dihasilkan
kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan dan mengurangi
aktivitas kelenjar kelamin.

Fungsi kelenjar timus antara lain :


 Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis
 Sumber hormone timik yang mempersiapkan proliferasi dan maturase sel-sel yang
mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak jaringan lain
 Mengaktifkan pertumbuhan badan sehingga pertumbuhan sangat meningkat pada
masa bayi sampai remaja dan setelah dewasa pertumbuhan akan berkurang
 Mengurangi aktivitas kelamin

Kelainan pada kelenjar timus yaitu hipeplasi ditandai dengan adanya limfoid folikrl di
dalam medulla. Dalam keadaan normal tidak terdapat folikel limfoid. Keadaan ini
merupakan kelainan pada autoimun yang reaksinya memengaruhi neuro muscular grave
sehingga memudahkan untuk terserang penyakit karena daya imun berkurang. Selain itu
kelainan Timoms tumor dan neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada
yang ganas, mempunyai sel epitel neoplastic. Tumor menekan alat sekelilingnya
sehingga menimbulkan sesak nafas, batuk dan nyeri menelan.

6. Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan medulla.

a. Korteks adrenal mensintesa 2 hormon, yaitu :


1. Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
2. Glukokortikoid (kortisol atau hidrokortisol) berfungsi meningkatkan kadar gula
darah, menurunkan sintesis protein di seluruh tubuh karena asam-asam amino
diubah menjadi gluconeogenesis. Namun demikian, di dalam hepar, sintesis
protein meningkat, sehingga menyebabkan kehilangan protein jaringan dan
peningkatan saluran nitrogen (sebagai urea) di dalam urine.
Glukokortikoid juga berfungsi memobilisasi asam-asam dari simpanan lemak
dalam jaringan adipose, mengakibatkan peningkatan asam lemak dalam darah
yang dapat digunakan sebagai sumber energy oleh jaringan serta meningkatkan
pembentukan sel-sel darah merah oleh tubuh.
b. Medulla adrenal menghasilkan 2 hormon yaitu epinefrin dan nor epinefrin yang
berfungsi menaikkan glukosa dalam darah.
7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pancreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5
cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus. Kelenjar
pancreas berfungi sebagai endokrin dan eksorin. Sebagai organ endokrin karena di
pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel beta (B)
75%, sel alfa (A) 20%, dan sel delta (D) 5%. Sekresi hormone pancreas dihasilkan oleh
pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans berdiameter 75-150 mikron.

Sel alfa menghasilkan glucagon dan sel beta merupakan sumber insulin,
sedangkan sel dalta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pancreas.
Glucagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis
dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama
untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui membrane sel ke jaringan utama
terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak
akan digunakan untuk metabolism sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.
Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glucagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari
otot serta meningkatkan gluconeogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glucagon meningkatkan lipopisis (pemecahan
lemak).
8. Kelenjar Gonad

Kelenjar gonad ini terdiri dari kelenjar testis yang terdapat pada pria. Letaknya di
skrotum dan menghasilkan hormone testosterone. Fungsi hormone testosterone adalah
menentukan sifat kejantanan, misal adanya jenggot, kumis, jakun, dan lain-lain,
menghasilkan sperma serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan
kelenjar ovarium pada wanita dan terletak disamping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkan hormone progesterone dan estrogen, hormone ini dapat mempengaruhi
uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit
dan lain-lain.
2.3. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat
kelarutan,.
 Klasifikasi hormone berdasarkan senyawa kimia
a. Golongan Steroid, turunan dari kolesterol yaitu androgen, estrogen, dan
adrenokortikoid
b. Golongan Eikosanoid, yaitu dari asam arachidonat
c. Golongan derivate Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk
golongan ini adalah Thyroid, Katekolamin, Epinefrin, dan Tiroksin
d. Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH, Oksitosin,
Vasoperin, hormone yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.
 Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone
a. Lipofilik : hormone yang dapat larut dalam lemak, contohnya hormone golongan
steroid (estrogen, progesterone, testosterone, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis. tiroksin)
b. Hidrofilik : hormone yang dapat larut dalam air, contohnya insulin, glucagon,
ACTH, gastrin dan katekolamin (mis. dopamin, norepinefrin, epinefrin)
2.4. Prinsip Kerja Kelenjar Endokrin dan Hormonnya

Kelenjar Hormon Jaringan Target Prinsip Kerja


Hipotalamus Lobus anterior dari Menstimulasi dan
kelenjar pituitari menghambat sekresi secara
spesifik
Pituitari Lobus  Growth hormone  Sebagian besar Menstimulasi pertumbuhan
Anterior (GH)/hormone jaringan dalam tubuh melalui sintesis protein
somatotropik (STH)
 Thyroid stimulating  Kelenjar Tiroid Meningkatkan sekresi
hormone (TSH) hormone tiroid;
meningkatkan ukuran
kelenjar tiroid
 Adrenocorticotropic  Korteks adrenal Meningkatkan sekresi
hormone (ACTH) hormone adrenokortikoid,
khususnya glukokortikoid
seperti kortisol

 Follicle stimulating  Folikel ovarium pada Pematangan folikel dan


hormone (FSH) wanita; tubulus sekresi estrogen pada wanita;
seminiferous pada dan spermatogenesis pada
pria pria
 Luteinizing hormone  Ovarium pada wanita; Ovulasi, produksi
(LH) testis pada pria progesterone pada wanita &
produksi testosterone pada
pria
 Prolactin  Kelenjar mammal Menstimulasi produksi susu
pituitari Lobus  Antidiuretic hormone  Ginjal Meningkatkan reabsorpsi air
Posterior (ADH) (menurunkan volume air
yang keluar dalam urine)
 Oxytocin  Uterus dan kelenjar Meningkatkan kontraksi
mammal uterus; menstimulasi
keluarnya air susu
Kelenjar Tiroid  Thyroxine dan  Sebagian besar sel Meningkatkan laju
triiodothyronine tubuh metabolism; esensial dalam
perkembangan dan
pertumbuhan
 Kalsitonin  Tulang Mengurangi kalsium darah
dengan menghambat
pelepasan kalsium dari
tulang; bekerja secara
antagonis dari hormone
paratiroid
Kelenjar paratiroid Parathormone (PTH) Tulang, ginjal, saluran Meningkatkan kalsium darah
pencernaan dengan menstimulasi
pelepasan kalsium oleh
tulang; meningkatkan
absorpsi kalsium dalam
saluran pencernaan;
mengurangi volume air yang
keluar dalam urine.
Kelenja Korteks  Mineralkortikoid  Ginjal Meningkatkan reabsorpsi
r adrenal (kortisol) natrium dan sekresi kalium
Adrenal dalam tubulus ginjal
 Androgen dan estrogen  Sebagian besar Meningkatkan level glukosa
jaringan tubuh dalam darah; menghambat
inflamasi dan respon imun

Medulla Epinefrin dan norepinefrin Jantung, pembuluh darah, Mengatasi stress;


adrenal hati, jaringan adipose meningkatkan detak jantung
dan tekanan darah;
meningkatkan aliran darah
ke otot; meningkatkan level
glukosa dalam darah
Pankreas  Glucagon  Hati Meningkatkan pemecahan
glucagon untuk
meningkatkan level glukosa
dalam darah

 Insulin  Hati, otot, jaringan Mengurangai level glukosa


adiposa darah dengan memfasilitasi
penggunaan glukosa oleh sel;
menstimulasi penyimpanan
glukosa sebagai glikogen dan
produksi adiposa
Testis Testosterone Sebagian besar sel tubuh Pematangan dan
pemeliharaan organ
reproduksi pria dan
karakteristik seks sekunder
Ovarium  Estrogen  Sebagian besar sel Pematangan dan
tubuh pemeliharaan organ
reproduksi wanita dan
karakteristik seks sekunder
 Progesterone  Payudara dan uterus Menyiapkan uterus untuk
kehamilan; menstimulasi
perkembangan kelenjar
mammal; dan siklus
menstruasi
Kelenjar pineal Melatonin Hipotalamus Menghambat gonadotropin
releasing hormone, yang
mengakibatkan adanya
penghambatan fungsi
reproduktif; mengatur ritme
harian seperti tidur dan
bangun
Kelenjar timus Timosin Jaringan yang berperan Perkembangan system imun
dalam respon imun dan fungsi imunitas
2.5. Penyakit dan Kelainan Pada Sistem Endokrin
Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan fungsi kardiovaskuler :
 Kenaikan detak jantung (epinefrin), peningkatan laju detak jantung akibat
peningkatan jumlah epinefrin yang dilepaskan oleh medulla adrenal.
 Hipertensi

Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan fungsi reproduksi :

 Hipergonadisme (estrogen dan testosteron), gejala-gejala yang berkaitan dengan


karakteristik seks sekunder yang diakibatkan oleh peningkatan hormone seks dari
korteks adrenal; peningkatan androgen pada wanita yang dapat mengakibatkan
maskulinisasi dan peningkatan estrogen pada pria yang dapat mengakibatkan
tumbuhnya payudara (gynekomastia)

Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan pertumbuhan :

 Akromegali (STH), peningkatan pertumbuhan ekstrem yang diakibatkan oleh


hormone pertumbuhan
 Dwarfisme (STH), kekerdilan akibat kurangnya hormone pertumbuhan dari kelenjar
pituitary anterior selama masa kecilnya
 Gigantisme (STH), pertumbuhan abnormal yang terjadi apabila terdapat hipersekresi
dari hormone pertumbuhan pada masa kanak-kanak

Penyakit dan kelainan pada system endokrin yang berkaitan dengan metabolisme :

 Diabetes mellitus (Insulin), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi insulin dari sel
beta pancreas
 Kretinisme (hormone tiroid), dwarfisme yang disebabkan oleh defisiensi hormone
tiroid pada masa kanak-kanak dan biasanya diikuti dengan kelainan mental
 Penyakit Addison (kortisol), sindrom yang disebabkan oleh kurangnya sekresi
glukokortikoid dan mineralkortikoid dari korteks adrenal
 Myxederma (hormone tiroid), kondisi pembengkakan akibat akumulasi mucus dari
kulit
Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan keseimbangan
elektrolit :
 Diabetes insipidus (ADH), penyakit metabolic dikarenakan defisiensi jumlah
hormone antidiuretic yang mengakibatkan polyuria dan polydipsia.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

System endokrin bersama dengan system saraf memiliki peran dalam mengatur aktivitas
tubuh. System endokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimiawi yang disebut hormone.
Hormon mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas metabolism. Hormone
dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan dilepas ke dalam cairan tubuh, diabsorbsi ke dalam
aliran darah, dan dibawa melalui system sirkulasi menuju jaringan (sel) target. Sel target
memiliki reseptor hormone berupa molekul protein yang mempunyai sisi pengikat bagi
hormone tertentu. Aktivitas system endokrin biasanya lebih lambat, berdurasi lebih lama dan
distribusinya lebih luas dibandingkan system saraf.

Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksorin. Kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin terdapat pada kelenjar gonad
(ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. Sedangkan kelenjar
eksorin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan
organ internal.

3.2. Saran

Pada system endokrin ditemukan berbagai macam dan kelaiam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena factor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi
makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat berkativitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Safrida. 2018. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.
ISBN: 978-602-5679-44-5

Cambridge Communication Limited. 1998. Anatomi Fisiologi Modul 2; Kelenjar Endokrin dan
Sistem Pernapasan. Penerbit:EGC Kedokteran

Sumiyati, dkk. 2021. Anatomi Fisiologi. Medan: Yayasan Kita Menulis. ISBN: 978-623-6840-
68-9.

Manurung N., Manurung R., dan Magdalena C. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin
Dilengkapi Mind Mapping dan Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC. Yogyakarta:
Deepublish. ISBN: 978-602-453-342-7

Anda mungkin juga menyukai