Anda di halaman 1dari 16

SISTEM SARAF

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

DISUSUN OLEH:

MUHAMAD NUR IKHSAN (227040060)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Sistem Saraf” dapat kami selesaikan
dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1

1.3Tujuan Penulisan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Pengertian Sistem Saraf......................................................................................................3

2.2 Fungsi Sistem Saraf............................................................................................................3

2.3 Bagian-bagian sel saraf.......................................................................................................3

2.3.1 Neuron.............................................................................................................................4

2.3.2 Klasifikasi Neuron...........................................................................................................4

2.3.3 Sel Neuroglia...................................................................................................................5

2.3.4 Selaput Myelin................................................................................................................5

2.4 Neurotransmitter.................................................................................................................6

2.5 Synaps................................................................................................................................6

2.6 Impuls Saraf.......................................................................................................................6

2.7 Saraf Pusat Manusia...........................................................................................................6

2.7.1 Otak.................................................................................................................................7

2.7.2 Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)................................................................8

2.8 Saraf Tepi Manusia............................................................................................................9

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf adalah pusat pengendalian tubuh yang berfungsi untuk


mengkoordinasi dan mengatur fungsi tubuh sehingga dapat berinteraksi dan berekasi
dengan lingkungan eksternal (Bear, 2016). Susunan sistem saraf manusia mempunyai
arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi (Bahrudin, 2013.)
Sistem tersebut mengendalikan hampir setiap aspek perilaku dan fisiologi, seperti
pengambilan keputusan dan tindakan sensorik dan motorik (Kandel, 2013).

Sistem saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang yang berperan dalam
mengendalikan seluruh fungsi tubuh (Riyanto, 2018). Sistem tersebut terdiri dari sel-sel
neuron yang memiliki kemampuan untuk mengirim informasi melalui jalur sinyal listrik
dan kimia (Ariawan, 2018). Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel glia (Sukardi, 1985). Selain neuron, sistem saraf juga terdiri dari sel-
sel pendukung atau glia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan aktivitas
neuron (Kristanto, 2020)

Sistem tersebut mengadakan segala fenomena kesadaran, ingatan, pikiran,


bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk memahami, belajar, dan memberi
respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu (Feriyawati, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah


dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Bagaimana sistem saraf dibagi?
3. Bagaimana sistem saraf disusun?
4. Bagaimana mekanisme jalannya impuls pada sistem saraf?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Untuk mengerti bagaimana sistem saraf dibagi?
3. Untuk mengerti bagaimana sistem saraf disusun?
4. Untuk mengerti bagaimana mekanisme jalannya impuls pada sistem saraf?
5.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf adalah jaringan yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem tersebut mengkoordinasi, menafsirkan, dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem ini mengatur
sistem-sistem tubuh lain, sehingga terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh
yang menyebabkan tubuh untuk berfungsi sebagai unit yang harmonis. Fenomena
kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan berasal dari sistem saraf yang
menghasilkan kemampuan untuk memahami, belajar dan respon.

2.2 Fungsi Sistem Saraf


Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
memiliki 3 fungsi utama, yaitu :

1. Alat komunikasi

Sistem saraf berfungsi sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar. Hal ini
dilakukan melalui alat indera seperti mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah.

2. Alat pengendali

Sistem saraf juga berfungsi sebagai alat pengendali atau pengatur alat-alat tubuh
sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya.

3. Pusat pengendali tanggapan

Yang terakhir, sistem saraf memiliki fungsi sebagai pusat pengendali tanggapan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan sekitar. Jaringan saraf terdapat pada seluruh alat-alat
tubuh sehingga dapat mengendalikan seluruh alat tubuh.

2.3 Bagian-bagian sel saraf


Sel saraf terdiri dari neuron dan sel pendukung.
2.3.1 Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.

a. Badan sel atau perikarion

Neuron ini mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari 3
komponen : satu nukleus tunggal, badan nissi, dan neurofibril.

b. Dendrite

Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk
mengantar impuls ke sel tubuh.

c. Akson

Suatu prosesus tunggal yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit. Bagian ini
mengantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain atau ke badan sel
neuron yang menjadi asal akson.

2.3.2 Klasifikasi Neuron


Berdasarkan fungsi dan arah transmisi impulsnya, neuron dapat diklasifikasikan
ke 3 kategori, yaitu :

1. Neuron sensorik (aferen) mengantar impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3. Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan
neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.

Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan ke 4 kategori, yaitu :

1. Neuron unipolar yang hanya mempunyai satu serabut dibagi menjadi satu
cabang sentral. Jenis neuron ini merupakan neuron-neuron sensorik saraf perifer.
2. Neuron bipolar yang mempunyai dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis
ini banyak ditemukan di retina mata dan dalam telinga dalam.
3. Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis ini sering
ditemukan sistem saraf sentral.
2.3.3 Sel Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang secara
keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan
medulla spinalis. Sedangkan, sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong
neuron-neuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel
neuron yang dapat diidentifikasikan dalam 4 kategori, yaitu :

1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang berfungsi sebagai “sel pemberi
makan” bagi neuron yang halus. Bagian ini juga membentuk dinding perintang
antara aliran kapiler darah dengan neuron sekaligus mengadakan pertukaran zat
diantara keduanya.
2. Oligodendrosit menyerupai astrosit, namun badan selnya kecil. Sel glia tersebut
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat.
3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
4. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus
Coroideus ventrikel otak.

2.3.4 Selaput Myelin


Myelin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang
mengisolasi tonjolan saraf. Myelin berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls
dari transmisi di sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan
cara “meloncat” dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi
seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.

Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi


serabut saraf menjadi hilang. Orang-orang tersebut mulai kehilangan kemampuan untuk
mengontrol otot-ototnya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali. Dari hal
berikut, dapat disimak pentingnya peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf.
2.4 Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan
disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari
ujung akson terminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.

Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron


melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas
sel neuron, sehingga neuron dapat menyalurkan impuls.

2.5 Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron
lain atau dengan organ-organ efektor dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu
impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara satu
neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic cleft). Neuron
yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron prasinaptik dan neuron
yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron postsinaptik.

2.6 Impuls Saraf


Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut terbagi
jadi dua, yaitu “

1. Gerak sadar

Gerak ini terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini
dismapaikan melalui jalan yang panjang.

2. Gerak reflex

Gerakan ini adalah suatu gerakan yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak
melewati otak.

2.7 Saraf Pusat Manusia


Sistem saraf pusat manusia merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi
pada tubuh, baik itu gerakan sadar atau gerakan reflex. Organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang.
Otak manusia dilindungi oleh tulang tengkorak dan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang. Selain itu, otak dan sumsum tulang belakang sama-
sama dilindungi oleh membran yang memiliki nama meninges. Meninges terdiri dari
tiga bagian, yaitu :

1. Piamater yang merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem


saraf pusat. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah.
2. Arakhnoid yang berupa selaput tipis di antara piamater dan duramater.
3. Duramater yang merupakan lapisan paling luar yang terhubung dengan
tengkorak.

2.7.1 Otak
Otak adalah organ yang vital dan sangat kompleks. Pengolahan informasi di
otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjamahan neuron
sensorik. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah
dan otak belakang. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah
berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell,
2006). Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), thalamus, dan hippothalamus.

Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak yang mencakup 85% dari
volume seluruh bagian otak. Bagian tersebut berperan paling penting dalam
penerjemahan informasi yang diterima dari mata, hidung, telinga dan bagian tubuh
lainnya. Otak besar terbagi dua, yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Bagian kanan
otak besar berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri dan berkaitan dengan
penyelesaian masalah di bidang seni atau kreativitas. Bagian kiri otak besar
mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan dan berkaitan dengan penyelesaian
masalah dalam bidang logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi.

Thalamus mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju


otak besar. Thalamus mengorganisir data menjadi beberapa kategori dan dapat menekan
suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya.

Hippothalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai


macam hormon sekaligus mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus,
dan hasrat seksual.
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap
informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.


2. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
3. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan
dengan pengenalan posisi tubuh.
4. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan
perencanaan kegiatan manusia.

Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada
mata. Selain itu, terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola
mata. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit Parkinson
(Parkinson’s Disease). Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak
menghasilkan neurotransmitter dopamin.

Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medulla oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh, koordinasi gerakan otot
dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas.
Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar
akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian
otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang
belakang yang dinamakan medula oblongata. Saluran tersebut berperan dalam mengatur
pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, dan batuk.

2.7.2 Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)


Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat yang
memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang
ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf
disekitarnya, yang dapat menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti
kaki.
Sumsum tulang belakang terbagi menjadi lima kategori, yaitu :

1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher)


2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung)
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang)
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang)
5. Vertebra Koksigeus (ruas tulang tungging)

2.8 Saraf Tepi Manusia


Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang. Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut
saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata,
telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara
kerjanya, yaitu :

1. Sistem Saraf Sadar


Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Saraf ini
meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.
2. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-
lain.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lainyang berfungsi untuk mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri
atas milyaran sel neuron dan sel pendukung. Fungsi neuron dapat dibagi menjadi neuron
sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibagi menjadi
neuron unipolar, bipolar dan multipolar.

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,
baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang.

Saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang
(spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf
sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut
saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.


Bandung: Yrama Widya.

Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran USU

Nur. I. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi

Sari, M. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan: Kedokteran


USU.

Sinaga, E. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan: FMIPA Unimed.

Bear. M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. 2016. Neuroscience: Exploring


the brain. Philadelphia: Wolters Kluwer.

Sukardi, D. K. 1985. Pengantar Teori Konseling Cetakan ke II. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Kandel, E. R., Schwartz, J. H., & Jessel, T. M. 2013. Principles of Neural


Science. New York: McGraw-Hill Education.

Riyanto, E. P. 2018. Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Deepublish.

Puspitasari, R. & Setyawati, E. 2018. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S.,
McNamara, J. O., & Williams, S. M. 2018. Neuroscience. Massachusetts:
Sinauer Associates.
Shepherd, G. M. 2003. The Synaptic Organization of the Brain. Oxford: Oxford
University Press.

Squire, L. R., Berg, D., Bloom, F. E., du Lac, S., Ghosh, A., & Spitzer, N. C.
2012. Fundamental Neuroscience. Massachusetts: Academic Press.

Ferdinand P. 2009. Praktis Belajar Biologi. Bandung: PT. Grafindo Media


Pratama.

Bahrudin, M. 2013. Sindrom Klinik Vertigo. Malang: UMM Press.

Haryanto, A., & Suryadi, D. 2017. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Haryanto, A., & Suryadi, D. 2020. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. Jakarta:
Salemba Medika.

Hadi, S., & Fadilah, N. 2019. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. Malang: CV.
Mitra Sejahtera.

Kristanto, H., & Suyatna, F. D. 2020. Fisiologi Sistem Saraf. Jakarta: Erlangga.

Herculano-Houzel, S. 2011. Not All Brains Are Made the Same: New Views on
Brain Scaling in Evolution. Brain, Behavior and Evolution. Switzerland: Karger.

Anda mungkin juga menyukai