Anda di halaman 1dari 12

SISTEM RANGKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

DISUSUN OLEH:

MUHAMAD NUR IKHSAN (227040060)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Sistem Rangka” dapat kami
selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1

1.3Tujuan Penulisan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2

2.1 Pengertian Sistem Rangka..................................................................................................2

2.2 Fungsi Sistem Saraf............................................................................................................2

2.3 Klasifikasi Tulang..............................................................................................................2

2.4.1 Anatomi Rangka Aksial..................................................................................................4

2.4.2 Anatomi Rangka Apendikular.........................................................................................6

2.5 Persendian..........................................................................................................................6

2.6 Penyakit Pada Sistem Rangka............................................................................................7

BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................8

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia tersusun atas beberapa system,yaitu sisem tubuh yang lunak dan
system tubuh yang keras. System tubuh yang keras meliputi system intergumen dan
system rangka. Manusia tidak dapat berdiri dengan tegak apabila tidak memiliki sistem
tubuh yang yang keras,yaitu tulang. Mulai dari kepala sampai jari-jari didalamnya
terdapat tulang yang menopang tubuh.jumlah tulang waktu masih bayi dan dewasa
berbeda.

Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri


tegak, tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah,
tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang
merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem rangka pada manusia?


2. Apa fungsi rangka pada manusia?
3. Apa klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia?
4. Bagaimana susunan rangka pada manusia?
5. Apa saja gangguan pada rangka?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem rangka pada manusia.


2. Untuk mengerti fungsi rangka pada manusia.
3. Untuk mengerti klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia.
4. Untuk mengerti susunan rangka pada manusia.

1
5. Untuk mengenal gangguan pada rangka?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Rangka


Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
kepada makhluk hidup. Pada umumnya, sistem ini dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun rangka hidrostatik
dapat dikategorikan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur
penunjang.

Rangka tubuh manusia disusun oleh tiga jenis jaringan, yaitu jaringan tulang
keras, jaringan tulang rawan, dan jaringa ikat sendi (ligament). Tulang penyusun rangka
kurang lebih berjumlah 206, yang berkaitan dengan umur manusia. Tulang merupakan
jaringan hidup yang membutuhkan makanan supaya dapat bertumbuh. Penyusunnya
terdiri dari sel-sel tulang, zat kapur (kalsium), fosfor dan zat perekat (kolagen).

2.2 Fungsi Sistem Saraf


Secara umum, sistem rangka memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Untuk menegakkan tubuh dan memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh.


2. Menjaga agar organ tubuh tetap berada di tempatnya.
3. Melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan paru-paru
4. Untuk bergerak ketika dikehendaki otot.
5. Menghasilkan sel darah di dalam sumsum tulang.
6. Tempat cadangan kalsium dan fosfat.

2.3 Klasifikasi Tulang


Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tulang rawan (kartilago)


Tulang tersebut terdiri dari sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen,
dan juga matriks. Sel-sel tulang rawan tersebut dibentuk oleh bakal sel-sel
tulang rawan yang disebut kondroblas.
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Tulang rawan hialin – memiliki serabut yang tersebar dalam anyaman
yang halus
b. Tulang rawan elastic – susunan sel dan matriksnya mirip dengan tulang
rawan hialin, namun tidak sehalus dan juga tidak serapat tulang rawan
hialin.
c. Tulang rawan fibrosa – matriksnya tersusun kasar dan juga tidak
beraturan.
2. Tulang keras (osteon)
Tulang tersebut terbentuk dari tulang rawan yang mengalami suatu
penulangan (osifikasi).
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu:
a. Ossa longa (tulang panjang/pipa)
Berfungsi sebagai pengungkit/pengangkat beban seperti tulang pangkal
lengan, tulang paha, tulang kering, dll.
b. Ossa brevia (tulang pendek)
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan melakukan gerakan
terbatas seperti tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.
c. Ossa plana (tulang pipih)
Berfungsi untuk melindungi organ dan tempat melekatnya otot seperti
tulang tengkorak, tulang dahi, tulang bahu, dll.
d. Ossa irregular (tulang tidak beraturan)
Berfungsi untuk menjaga bagian dalam tubuh dari berbagai hantaman
atau tekanan seperti tulang baji, tulang panggul, tulang belakang, dll.
e. Ossa pneumatic (tulang berongga udara)
Berfungsi untuk meredam gelombang-gelombang kejut yang muncul dari
aktivitas, menyebar vitamin dan nutrisi, metabolism kalsium dan
produksi fungsi sel darah merah. Contoh dari tulang tersebut adalah
tulang rahang atas dan tulang tapis.
f. Ossa Sesamoid
Berbentuk biji yang menghubungkan tulang-tulang ke otot seperti tulang
tempurung lutut.

2.4.1 Anatomi Rangka Aksial


Rangka aksial adalah tulang-tulang yang berada pada bagian tengah sumbu
tubuh yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada
organ di kepala, leher dan badan.

1. The skull (tulang tengkorak) – tengkorak merupakan tulang yang menyusun


kerangka kepala. Tulang tersebut tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun
kepala dan 14 tulang yang menyusun bagian wajah.
Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
a. Frontal bone – tulang dahi
b. Parietal bone – tulang ubun-ubun
c. Occipital bone – tulang kepala belakang
d. Temporal bone – tulang pelipis
e. Sphenoid bone – tulang baji
f. Ethmoid bone – tulang tapis

Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:


a. Lacrimal bone – tulang air mata
b. Vomer – tulang mata bajak
c. Nasal bone – tulang hidung
d. Inferior nasal concha – tulang konka inferior
e. Maxilla – tulang rahang atas
f. Palatine bone – tulang langit-langit
g. Zygomatic bone – tulang pipi
h. Mandible – tulang rahang bawah

2. Hyoid bone (tulang lidah) – terletak pada dasar lidah dan melekat pada dasar
tulang tengkorak (skull) dengan bantuan ligamen.
3. The Vertebral Column (tulang belakang) – disusun oleh 33 buah tulang
dengan bentuk tidak beraturan. Tulang tersebut dibagi menjadi 5 kelompok,
yaitu:
a. Vertebrae Cervicalis (tulang leher) – dengan tiga ruas yang disebut
Atlas, Epistropheus/Axis, dan Prominens.
b. Vertebrae thoracalis (tulang punggung)
c. Vertebrae lumbalis (tulang pinggang)
d. Vertebrae sacarlis (tulang kelangkang)
e. Vertebrae coccygeus (tulang ekor)

4. The Sternum (tulang dada) – tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di
bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan, terdapat tempat lekat dari
rusuk. Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan
pada jatung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan.
Tulang dada tersusun menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Manubrium (hulu) – bagian atas dari tulang dada
b. Mesosternum/gladiolus (dada tengah) – bagian tengah
c. Xiphisternum/processus xifoid (taju pedang) – bagian bawah, terbentuk
dari tulang rawan

5. The Ribs (tulang rusuk) – tulang tersebut berbentuk tipis, pipih dan
melengkung. Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada
untuk melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi
lambun, limpa dan ginjal, serta membantu pernapasan.
Tulang rusak memiliki 3 bagian, yaitu:
a. Costae verae (rusuk sejati) – berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang dan tulang dada
b. Costae spuria (rusuk palsu) – memiliki ukuran lebih pendek dari tulang
rusuk sejati
c. Costae fluctuantes (rusuk melayang)
2.4.2 Anatomi Rangka Apendikular
Rangka apendikular menyusun bagian dari tulang-tulang anggota gerak atas,
bagian dari tulang-tulang anggota gerak bawah, bagian dari gelang bawah, dan bagian
dari gelang panggung.

1. Extremitas Superior (tulang anggota gerak atas) – terbagi menjadi 3 bagian,


yaitu:
a. The arm (lengan atas) – scapula (tulang belikat), klafikula (tulang selangka)
dan humerus (tulang lengan atas)
b. The forearm (lengan bawah) – radius (tulang pengumpil) dan ulna (tulang
hasta)
c. The hand (telapak tangan) – carpal (tulang pergelangan tangan), metacarpal
(tulang telapak tangan) dan phalanges (tulang ruas jari)
2. Extremitas Inferior (tulang anggota gerak bawah) – terbagi menjadi 4 bagian,
yaitu:
a. The high (paha)
b. The leg (kaki)
c. Patella (tempurung lutut)
d. The foot (telapak kaki)

2.5 Persendian
Manusia memiliki 360 persendian yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya
seperti berikut :

1. Sinartrosis (sendi mati) – persendian ini tidak memungkinkan adanya gerakan


sama sekali dan terdapat pada tulang tengkorak.
2. Amfiartrosis – persendian ini memungkinkan adanya sedikit gerakan dan
terdapat diantara tulang belakang, tulang pubis, tulang radius, tulang ulna, dll.
3. Diartrosis / synovial (sendi gerak) – persendian ini memungkinkan adanya
gerakan bebas yang dibedakan menjadi:
a. Sendi engsel – sambungan ini berfungsi seperti engsel pintu, memungkinak
fleksi dan ekstensi hanya dalam satu bidang. Contohnya adalah siku.
b. Sendi pesawat atau sambungan meluncur – sambungan ini hanya
memungkinkan gerakan meluncur yang bersifat multiaksial. Contohnya
adalah pergelangan tangan
c. Sendi palana – sambungan sadel, dimana kedua permukaan saling cekung /
cembung dan memungkinkan pergerakan yang sama seperti sambungan
condyloid.
d. Sendi poros – satu tulang berputar tentang tulang lainnya.
e. Sendi kondiloid (sendi ellipsoidal) – sambungan ini merupakan bola dan
soket yang dimofidikasi yang memungkinkan gerakan primer dalam dua
sumbu tegak lurus, gerakan pasif atau sekunder.
f. Sambungan bola basket dan soket – sambungan ini memungkinkan semua
gerakan kecuali meluncur.

2.6 Penyakit Pada Sistem Rangka


Ada beberapa penyakit yang dapat timbul pada sistem rangka, diantaranya adalah:

1. Osteoporosis – jika terjadi, pembentukan tulang baru tidak dapat mengimbangi


kerusakan pada tulang yang lama, sehingga tulang menjadi lemah dan rapuh.
Penyakit tersebut dapat dicegah melalui olahraga, konsumsi kebutuh vitamin D,
menghindari merokok, dan membatasi konsumsi alkohol.
2. Osteomielitis – terjadi akibat infeksi bakteri pada tulang. Penyakit tersebut dapat
dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya
penyakit ini seperti menangani luka dengan baik.
3. Tumor tulang – tumor terjadi jika pertambahan jumlah sel tulang melebihi batas
normal, sehingga membentuk suatu massa atau gumpalan jaringan tulang.
4. Lupus – penyakit ini dapat memicu radang sendi terutama di tangan, siku, bahu,
lutut dan kaki. Penyakit ini dapat dihindari dengan menerapkan pola hidup yang
sehat, mengurangi radiasi dari matahari pada siang hari, berolahraga, dll.
5. Radang sendi – dapat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat yang
dikenal dengan gout arthritis. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga berat
badan yang ideal, berolahraga, menjaga postur tubuh yang baik, dan
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang cukup.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi
tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Fungsi sistem rangka untuk bergerak ketika
dikehendaki otot, memberikan bentuk tubuh, menjaga organ tubuh tetap berada di
tempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan paru-paru, serta
menghasilkan sel darah. Klasifikasi tulang menurut bentuknya yaitu tulang pipa
panjang, tulang pipa, pendek, pipih, tak beraturan, berongga udara, dan sesamoid.
Rangka aksial adalah tulang-tulang yang berada pada tengah sumbu tubuh yang tediri
dari tulang tengkorak, belakang, rusuk, dan dada. Rangka apendikular menyusun bagian
dari tulang-tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Klasifikasi fungsional
persendian terdiri dari sendi sinartrosis, amfiartrosis, dan sendi gerak. Klasifikasi pada
persendian synovial yaitu terdiri dari sambungan pesawat, sendi engsel, sambungan
poros, sendri kondiloid, sendi pelana, sambungan bola basket. Contoh gangguan pada
tulang dan persendian yaitu osteoporosis, osteomielitis, tumor tulang, lupus, dan radang
sendi.
DAFTAR PUSTAKA

Norman, W. 1999. Homepage for the Anatomy Lesson.

Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Mayrnard, C. 2007. How Your Body Works. London: Alligator Books Limited.

Paulsen, F. & Waschke, J. 2013. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.

Petersen, W., Tillmann, B., & Hassenpflug, J. 2019. Anatomy and Function of
the Hip Joint.
Tangkudung, K. 2016. Anatomy Movement. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Mercuningsiri, D. 2019. Sistem Gerak pada Manusia. Cingkarang: Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Wiarto, G. 2013. Anatomi & Fisiologi Sistem Gerak Manusia. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai