Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOLOGI

“SISTEM GERAK”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
MUFTY AZZURO
AINUN ZAHRA
HUSNI JULI

XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 KOTO GASIB


TP. 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji sukur panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang
tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-
hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu
saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk
melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

Koto Gasib, 03 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistem Rangka Manusia
2.2. Struktur dan Fungsi Rangka
2.3. Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia
2.4. Osifikasi
2.5. Persendian
2.6. Gangguan pada Tulang
2.7.

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULAN
1.1. Latar Belakang
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Bagaimana manusia dapat
melalakukan gerakan ? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia
didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar
organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot.
Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh
manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka. Perumpamaan
tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan rumah hampir
sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak. Bedanya jika
bangunan rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu yang berguna
untuk menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang dengan adanya
kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan.
Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat digerakkan dan ada juga
yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi Gerak. Sedangkan sendi
yang tidak dapat digerakkan disebut Sendi Mati.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi sistem rangka manusia ?
2. Bagaimana struktur dan fungsi rangka ?
3. Sebutkan klasifikasi tulang !
4. Bagaimana proses Osifikasi ?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan persendian !
6. Apa saja gangguan pada tulang !

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi sistem rangka manusia
2. Mengetahui struktur dan fungsi rangka
3. Mengetahui klasifikasi tulang
4. Mengetahui proses Osifikasi
5. Mengetahui yang dimaksud dengan persendian
6. Mengetahui gangguan pada tulang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Rangka Manusia


Sistem rangka (keletal/osseous system) manusia adalah suatu sistem yang
disusun oleh sejumlah tulang (bones/osseous) dan sedikit rawan (cartilage) yang
membentuk tubuh manusia. Kerangka manusia dewasa disusun oleh 206 buah
tulang, di mana satu dan lainnya ada yang dihubungkan secara langsung
(persambungan) dan tidak langsung (persendian), serta diperkuat oleh jaringan ikat,
rawan dan otot.
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif
karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur
pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang
direkatkan oleh kalogen
.
2.2. Struktur dan Fungsi Rangka
 Rangka manusia terbagi menjadi :
1. Rangka kepala/ tengkorak berfungsi melindungi otak
2. Rangka Badan berfungsi melindungi organ-organ tubuh seperti paru-paru,
jantung, hati dan lain-lain.
3. Rangka anggota gerak berfungsi bergerak seperti, berjalan, berlari, memegang
benda dan sebagainya.
Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Berdasarkan letak tulang-tulang
terhadap sumbu tubuh, rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah rangka aksial yang berada di bagian tengah sumbu tubuh.
Kelompok kedua, adalah rangka apendikular yang berada di bagian tepi dari sistem
rangka aksial. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang
belakang(vertebrae) tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (kosta). Rangka
Apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang
panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).

a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah
sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
Rangka Kepala
Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar tersusun atas tulang-
tulang yang pipih. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
bersambungan sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak) adalah
melindungi otak yang merupakan organ tubuh yang sangat penting. Tulang-
tulang pada bayi yang baru dilahirkan akan terasa lunak dan belum berkaitan
erat dan rapat. Namun seiring berjalannya waktu, tulang-tulang tengkorak
mengalami pertumbuhan dan bertambah besar, menyatu dan tidak dapat
digerakkan. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
tulang bagian kepala dan bagian muka.
1. Bagian Kepala :
Tersusun dari 2 bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah.
- 1 tulang dahi ( os. frontale )
- 2 tulang ubun – ubun ( os. parietale )
- 1 tulang kepala belakang ( os. occipitale )
- 2 tulang baji ( os. sphenoidale )
- 2 tulang tapis ( os. ethmoidale )
- 2 tulang pelipis ( os. temporale ).
a. tengkorak otak
Terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan oleh sutura, yang terbagi menjadi
kubah tengkorak, dasar tengkorak dan samping tengkorak
 Kubah tengkorak, teridir dari :
- os frontal,yaitu tulang dahi
- os padetal, yaitu tulang ubun-ubun
- os oksipital, tulang kepala belakang
 Dasar tengkorak, terdiri dari :
- os sfenoidal, terletak ditengah dasar tengkorak
- os etmoidal, terltak sebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk
mata
 Samping tengkorak
- bagian tulang karang (skumosa), yang membentuk rongga telinga
- bagian tulang keras (os petrosum), yang menjorok kebagian tulang
pipi dan mempunyai taju (prosesus stiloid)
- bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang
halus berisi udara
2. Bagian Wajah :
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yaitu bagian hidung dan bagian
rahang
- 2 tulang rahang atas ( os. maxilla )
- 2 tulang rahang bawah ( os. mandibula )
- 2 tulang pipi ( os. zigomaticum )
- 2 tulang langit – langit ( os. pallatum )
- 2 tulang hidung ( os. nasale )
- 2 tulang air mata ( os. lacrimale )
- 1 tulang lidah ( os. hyoideum )
 Bagian hidung
- Os lakrimalis, ( tulang mata kiri kanan)
- Os nasal, yang membentuk batang hidung sebelah atas
- Os konka nasal, yaitu tulang karang hidung yang terletak dalam
rongga hidung
- Septum nasi, yaitu sekat rongga hidung
-
 Bagian rahang
- Os maksilaris (tulang rahang atas)
- Dibawah os maksilaris yang terdapat suatu taju tempat
melekatnya urat gigi (prosessus alveolaris)
- Os zigomatikum ( tulang pipi kanan dan kri)
- Os palatum (tulang langit kiri dan kanan)
- Os mandibularis (tulang rahang bawah kanan dan kiri)
- Os hyoid (tulang lidah)

Rangka Badan
Rangka badan terdiri dari tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk,
tulang gelang bahu, serta tulang gelang panggul. Tulang belakang, tulang dada,
tulang rusuk membentuk rongga dada yang melindungi paru-paru.
1. Ruas Tulang Belakang (os. Vertebrae) :
 Bentuk ruas tulang belakang
Terdiri dari 12 ruas yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
- Badan ruas, merupakan bagian yang terbesar dengan bentuk
tebal dan kuat yang terletak disebelah depan
- Lengkung ruas, yang melingkari dan melindungi lubang ruas
tulang belakang
 Bagian ruas tulang belakang
- 7 ruas tulang leher (os. Vertebrae cervicale)
- 12 ruas tulang punggung (os. Vertebrae thoracalis)
- 5 ruas tulang pinggang (os. Vertebrae lumbalis)
- 5 ruas tulang kelangkang (os. Vertebrae sacrum)
- 4 ruas tulang ekor (os. Vertebrae cocigeus)
2. Tulang Dada ( os. sternum ) :
- Tulang Hulu ( os. Manubrium sterni ) yang merupakan bagian tulang
dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka
dan tulang iga
- Tulang Badan ( os. Corpus sterni ) bagian terbesar dari tulang dada
dan membentuk persendian dengan tulang iga
- Tulang Taju Pedang ( os. Processus xyphoideus ) bagian ujung dari
tulang dada

3. Tulang Rusuk ( os. Costae ) :


- 7 pasang tulang rusuk sejati ( os. Costa vera )
- 3 pasang tulang rusuk palsu ( os. Costa spuria )
- 2 pasang tulang rusuk melayang ( os. Costa fluctuantes )
3. Tulang Gelang Bahu ( os. Humerum ) :
Gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Bagian ini dibentuk oleh 2 tulang yaitu :
- 2 tulang belikat ( os. Scapula )
- 2 tulang selangka ( os. Clavicula )

4. Tulang Gelang Panggul ( os. Pelvis verilis ) :


Gelang panggul adalah penghubung antara dan anggota bawah, yaitu
tulang sacrum dan koksigeus yang bersendi satu dengan yang lainnya
pada simfisis pubis. Pelvis terbagi atas 2 bagian yaitu pelvis mayor
(rongga besar) dan pelvis minor (rongga kecil). Pelvis terbagi atas
panggul besar (pelvis mayor) dan panggul kecil (pelvis minor). Panggul
besar merupakan suatu pasu yang terletak dibawah garis tepi atau linea
terminalis dan panggul kecil dibentuk oleh tulang illium yang melebar
diatas linea terminalis. Pintu atas panggul (aditus pelvis) yang dibentuk
oleh promontorium dari sacrum, garis ilio-pektinal (disetiap sisi) dan
krista dari tulang-tulang pubis (tulang duduk). Pintu bawah panggul
(exitus pelvis) dilingkari ole hos koksigeus dan tuberositas iskhii.
- 2 tulang usus ( os. Ilium )
- 2 tulang duduk ( os. ischium )
- 2 tulang kemaluan ( os. pubis )

Rangka Anggota Gerak


a. tulang anggota gerak atas
- gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Bagian ini dibentuk oleh 2 tulang yaitu : scapula (tulang belikat)
dan klavikula (tulang selangka).
- 2 tulang lengan atas ( os. humerus )
- 2 tulang pengumpil ( os. ulna )
- 2 tulang hasta ( os. radius )
- 2 x 8 tulang pergelangan tangan ( os. carpal )
- 2 x 5 tulang telapak tangan ( os. metacarpal ) terdiri dari tulang pipa
pendek, banyaknya 5 buah yang setiap batang mempunyai 2 ujung yang
bersendi dengan tulang karpatiia dan bersendi dengan falangus atau tulang jari.
- 2 x 14 ruas tulang jari tangan ( os. phalanges ) terdiri dari tulang pipa
pendek yang banyaknya 14 buah yang dibentuk dalam 5 bagian tulang yang
berhubungan dengan metakarpalia perantaran persendian
b. Tulang anggota gerak bawah
- Os koksa (tulang pangkal paha) tulang ini terdiri dari os illium/tulang
usus, os pubis (tulang kemaluan) dan os iski (tulang duduk)
- 2 tulang paha ( os. femur )
- 2 tulang tempurung lutut ( os. patella )
- 2 tulang kering ( os. tibia )
- 2 tulang betis ( os. fibula )
- 2 x 7 tulang pergelangan kaki ( os. tarsus )
- 2 x 5 tulang telapak kaki ( os. metatarsus )
- 2 x 14 ruas tulang jari kaki ( os. phalanges

 Fungsi Rangka Manusia

Adapun beberapa fungsi rangka pada tubuh manusia yaitu antara lain :
1. Rangka dapat menguatkan dan menegakkan tubuh
Bayangkan jika tubuh manusia tidak dilengkapi oleh rangka, mungkin tubuh
tidak akan kokoh dan kuat dalam menopang tubuh, berdiri, berlari ataupun berjalan.
Dengan bentuk telapak kaki yang panjang dan kuat serta cukup panjang, kita bisa
berdiri dengan tegak.
2. Rangka menentukan bentuk tubuh
Dengan adanya rangka, tubuh kita jadi memiliki bentuk yang sempurna dan
indah. Bahkan dengan adanya rangka, setiap bentuk tubuh manusia dapat
dibedakan. Seperti : ada orang yang tinggi badannya, ada juga yang pendek, ada
yang memiliki jari-jari panjang, ada juga yang pendek, dan lain sebagainya.
3. Rangka merupakan tempat melekatnya otot
Tanpa rangka, otot-otot tidak memiliki tempat untuk melekat. Jika otot tidak
memiliki tempat untuk melekat, maka anggota badan akan kaku dan tidak bisa
digerakkan. Otot bekerja dengan cara relaksasi dan kontraksi. Disitulah rangka
bekerjasama dengan otot untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya, dalam
menggerakkan lengan itu dipengaruhi dengan otot yang ada di tulang lengan bagian
atas yakni otot bisep & trisep.
4. Rangka dapat melindungi tubuh yang penting
Kita ketahui bahwa tulang merupakan bagian tubuh yang paling keras.
Dengan bentuknya yang keras, maka tulang berfungsi dalam melindungi bagian
dalam tubuh yang cukup rapuh atau mudah terluka dan rusak jika terkena benda
keras. Beberapa fungsi itu antara lain :

o Tengkorak (rangka kepala) dapat melindungi otak, mata, telinga, hidung dan
saluran pernafasan bagian atas.
o Ruas tulang leher yang melindungi tenggorokan dan kerongkongan.
o Tulang pinggul dapat melindungi alat pencernaan dan alat reproduksi bagian
dalam.
o Rangka rongga dada dapat melindungi alat pernapasan yakni paru-paru,
jantung, dan sebagian alat pencernaan makanan.
o Tulang belakang dapat menegakkan badan juga melindungi sumsum tulang
belakang. Saraf-saraf pada sumsum tulang belakang dapat menghubungkan
semua bagian tubuh dengan otak. Jika sumsum tulang belakang rusak, maka
akan terjadi kelumpuhan.

2.3. Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia


 Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Tulang Rawan (kartilago)


Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan
banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur karena terdapat
ruang pada aantar sel tulang rawan.

Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,
antara ruas-ruas tulang belakang.

Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen,
dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu
kondroblas. Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Gambar Tulang Rawan (Kartilago)

1. Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman


yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung
tulang rusuk yang menempel ke tulang dada

Keterangan:
1.Kondrosit, 2.Lakuna, 3.Inti kondrosit, 4 Kapsul tulang rawan, 5.Matriks territorial,
6.Matriks interteritorial
2. Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang
rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis .

Keterangan:
1.Matriks serat elastin, 2.Kondrosit, 3.Serat elastin, 4.Perikondrium, 5.Kondrosit kecil
dan besar, 6.Nukleus kondrosit

3. Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak


beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang
belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan) .

Keterangan:
1.Lakuna, 2.Inti kondrosit, 3.Deretan kondrosit, 4.Kondrosit, 5.Serat kolagen,
6.Matriks
b. Tulang Keras (ostean)
Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan bersifat
keras daripada tulang rawan. Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat
perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat
(CaCO3)dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh
darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Di dalam tulang keras kita
dapat menjumpai saluran havers. di dalam saluran havers ini terdapat pembuluh-
pembuluh darah. Diantara contoh tulang keras adalah: tulang kering, tulang lengan,
dan tulang selangka.

Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras

tulang paha, tulang lengan, tulang betis, tulang selangka.

 Klasifikasi Tulang Menurut bentuknya terbagi atas:


4. Tulang Panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri
dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh
yang berperan dalam pergerakan.
5. Tulang Pendek, yaitu tulang yang brstruktuk kuboid yang biasanya
ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan dan
kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.
6. Tulang Pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang
berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
7. Tulang Ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan
struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.
8. Tulang Sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament atau
tulang lainnya.
2.4. Osifikasi
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai
dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang
menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh
darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya
pada jaringan tersebut.
 Terjadinya Proses Osifikasi (Proses Pembentukan Tulang)

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan.
Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon
pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan
dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang
(osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat
pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang seimbang.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah
tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang


tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas
ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah
diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar
kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur
didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan
menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi
(kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat
kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga
terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan
sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram
epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang.
Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum
dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang
bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah
permukaan.

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal
dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel
pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel
tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers.
Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.

 Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral, yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus, yaitu pembentukan tulang dari mesenkim, seperti
tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik, yaitu pembentukan tulang di luar jaringan lunak

2.5. Persendian
Hubungan Antar tulang ( Artikulasi / Persendian ) - Antartulang dalam tubuh
berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian,
yaitu sinartrosis, sinfibrosis, dan diartrosis.

a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama
sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada
tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin,
contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
Sendi jenis ini antara lain adalah:
- Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh, sutura sagital
dan parietal.
- Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin. Contoh, lempeng epifisis sementara antara epifisis dan
diafisis pada tulang panjang anak.

c. Amfiartrosis atau Sinfibrosis


Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh
tulang rawan (kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga
memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contohnya sendi antara tulang betis dan
tulang kering.
Sendi jenis ini antara lain:
- Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Cintoh, simfisis pubis
- Sindesmosis, ternbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan
dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh,
ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta
tibia dan fibula.
- Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbebtuk kerucut masuk
dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada
tulang rahang.

c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara
leluasa. Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal
paha dan lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat
khas, yaitu berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan
yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan
hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial.
Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan.
Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak
yang ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam
sendi yang dijelaskan sebagai berikut.
o Klasifikasi persendian sinofial terdiri dari:
- Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam
rongga yang berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh, sendi,
panggul, dan bahu.
- Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan
kesatu arah. Contoh, sendi lutut dan sendi siku.
- Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan
tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh, tulang atlas,
persendian bagian kepala.
- Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh, sendi antar
tulang radius dan tulang kartal.
- Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk kontaf
disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk
dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu, satu-satunya pelana
sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
metacarpal pada ibu jari.
- Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan
meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian
semacam ini disebut nonaksia misalnya persendian inbvertebtrata, dan
persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
 Macam Macam Jenis Sendi
1. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan
ke satu arah. Contohnya, Persendian pada tulang siku dan lutut.

Gambar Sendi Engsel

2. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contohnya,
Persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.
Gambar Sendi Pelana
3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerak rotasi. Contohnya, Tengkorak dengan tulang atlas dan radius
dengan ulna.

Gambar Sendi Putar


4. Sendi Geser
Sendi geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak
rata dan tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid.
Contohnya, Persendian pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

5. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan
melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya, Skapula dengan
klavikula dan karpal dengan metakarpal.
Gambar Sendi Luncur
6. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara
persendian yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contohnya, Tulang lengan
atas dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul.

Gambar Sendi Peluru


7. Sendi Elipsoid / Kondiloid
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-
ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang
dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan
antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan

Gambar Sendi Elipsoid


 Macam-Macam Gerak Karena Adanya Persendian
Otot yang dapat menggerakkan tulang adalah otot rangka. Otot rangka melekat pada
rangka atau tulang. Tentunya, gerakan-gerakan tubuh ini juga didukung adanya
persendian dalam tubuh. Beberapa tipe gerak otot karena peranan otot, rangka dan
persendian meliputi: fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, elevasi dan depresi,
supinasi dan pronasi, inversi dan eversi.
1) Fleksi dan Ekstensi
Fleksi adalah gerak anggota tubuh yang menekuk atau membengkok.
Sebaliknya, ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh. Contoh gerak ini terjadi pada
siku, lutut, dan ruas-ruas jari. Gerak
ekstensi yang melebihi anatomi tubuh disebut hiperekstensi.
2) Adduksi dan Abduksi
Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Abduksi merupakan lawan dari adduksi yaitu
menjauhi tubuh. Otot yang berperan adalah otot abduktor dan adduktor.
3) Elevasi dan Depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sebaliknya depresi merupakan gerak
menurunkan. Contohnya, gerak membuka dan menutup mulut. Otot yang berperan pada
gerak ini adalah elevator dan depressor.
4) Supinasi dan Pronasi Supinasi adalah gerak menengadahkan atau mem bu ka telapak
tangan. Sebaliknya, pronasimerupakan gerak menelungkupkan atau membalik telapak
tangan. Otot yang berperan pada gerak ini adalah supinator dan pronator.
5) Inversi dan Eversi
Inversi yaitu gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh.
Sedangkaneversi ialah gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah luar tubuh.

2.6. Gangguan pada Tulang


1. Kiposis / Kyphosis
Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok
2. Lordosis
Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke
belakang.
3. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis
Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke
samping.
4. Sublubrikasi
Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang
menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan.
5. Osteoporosis
Penyakit ini menyebabkan tulang mudah retak atau patah. Biasanya menyerang
orang lanjut usia, terutama perempuan. Penyakit disebabkan oleh karena tubuh
kekurangan zat kapur (kalsium).

Untuk mencegah osteoporosis, orang perlu memakan makanan yang banyak


mengandung vitamin D dan kalsium. Oleh karena itu, dianjurkan untuk meminum susu
dan memakan ikan.

6. TBC Tulang

Kuman tuberkulosis (TBC) dapat pula menyerang tulang. Tulang dapat menjadi
lemah hingga bernanah. Hal ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

7. Polio

Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama-kelamaan tulang


akan mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio.
Pemberian vaksin biasanya diberikan melalui mulut pada saat anak berusia dibawah
lima tahun.

8. Rematik

Penyakit ini menyebabkan rasa nyeri pada persendian, terutama dipergelangan


tangan, kaki, dan siku. Rasa nyeri disertai juga dengan pembengkakan sendi. Pada
keadaan yang parah juga dapat menyerang jantung.

Penderita rematik harus segera mendapatkan perawatan dokter. Jika tidak


diobati, maka penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya.
9. Rakitis

Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya


pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan vitamin D dan
sinar matahari pagi. Orang yang menderita penyakit rakitis memiliki tulang kaki yang
lemah dan biasanya berbentuk X atau O karena tidak dapat menahan berat tubuh.

Sikap tubuh

Sikap tubuh yang salah berdampak buruk terhadap bentuk rangka. Bagian
rangka yang paling sering terkena gangguan itu adalah tulang belakang (tulang
punggung). Beberapa gangguan pada tulang belakang, yaitu :

1. Lordosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke depan. Hal ini biasahya
disebabkan sikap duduk yang terlalu membusungkan dada ke depan.
2. Kifosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok kebelakang. Hal ini biasanya
disebabkan sikap duduk dan berdiri yang sering membungkuk atau sering
membawa beban yang terlalu berat.
3. Skoliosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke kiri atau ke kanan. Hal ini
biasanya disebabkan sikap duduk yang sering pada posisi miring. Selain itu,
sering mengangkat beban yangtelalu berat pada salah satu lengan atau bahu.

Kelainan atau gangguan tulang akibat kecelakaan


1) Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Jenis fraktur :
1. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas
dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas
kulit masih utuh.
3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur
dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai
menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.
8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada
tulang tengkorak dan wajah).
10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang).
11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
paget, metastasis tulang, tumor).
12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
13. Epifisial, fraktur melalui epifisis.
14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

2) Urai sendi
Urai sendi adalah lepasnya ujung-ujung tulang dari sendi.
a. Nekrosi.
Nekrosis adalah sel-sel tulang yang mati dan mengering yang disebabkan oleh
kerusakan periosteum sehingga menghentikan suplai makanan pada sel-sel.
b. Infeksi
Gangguan tulang akibat infeksi antara lain :

1. Artritis eksudatif, rasa nyeri pada tulang bila digerakkan akibat peradangan pada
selaput sendi
2. Artritis sika, rasa nyeri pada tulang sewaktu digerakkan akibat kekurangan minyak
sinovial (pelumas sendi)
3. Rasa sakit sendi pada lutut dan pangkal paha berupa infeksi yang menghasilkan
nanah akibat serangan penyakit kelamin gonorea dan siphilis
4. Sendi terasa kaku akibat infeksi yang kronis oleh beberapa penyakit
5. Tulang mengecil dan abnormal akibat serangan penyakit polio pada anak-anak yang
disebabkan oleh virus
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem rangka (keletal/osseous system) manusia adalah suatu sistem yang
disusun oleh sejumlah tulang (bones/osseous) dan sedikit rawan (cartilage) yang
membentuk tubuh manusia.
Struktur dan fungsi Rangka manusia secara umum terbagi menjadi :
- Rangka kepala/ tengkorak berfungsi melindungi otak
- Rangka Badan berfungsi melindungi organ-organ tubuh seperti paru-
paru, jantung, hati dan lain-lain.
- Rangka anggota gerak berfungsi bergerak seperti, berjalan, berlari,
memegang benda dan sebagainya.

Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia Menurut jenisnya tulang pada


manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Tulang Rawan (kartilago)
- Tulang keras (ostean)
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang
berkembang menjadi tulang keras.
Hubungan Antar tulang ( Artikulasi / Persendian ) - Antartulang dalam
tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan
baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Gangguan pada tulang yaitu:
1, Kiposis / Kyphosis, 2 Lordosis, 3 Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis, 4 Sublubrikasi,
5 Osteoporosis, 6 TBC Tulang, 7 Polio, 8 Rematik , 9 Rakitis
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: PT. Graga Ilmu

Irianto K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis. Bandung: PT.
Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai