“SISTEM GERAK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
MUFTY AZZURO
AINUN ZAHRA
HUSNI JULI
XI MIPA 3
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistem Rangka Manusia
2.2. Struktur dan Fungsi Rangka
2.3. Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia
2.4. Osifikasi
2.5. Persendian
2.6. Gangguan pada Tulang
2.7.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAN
1.1. Latar Belakang
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Bagaimana manusia dapat
melalakukan gerakan ? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia
didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar
organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot.
Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh
manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka. Perumpamaan
tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan rumah hampir
sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak. Bedanya jika
bangunan rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu yang berguna
untuk menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang dengan adanya
kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan.
Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat digerakkan dan ada juga
yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi Gerak. Sedangkan sendi
yang tidak dapat digerakkan disebut Sendi Mati.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah
sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
Rangka Kepala
Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar tersusun atas tulang-
tulang yang pipih. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
bersambungan sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak) adalah
melindungi otak yang merupakan organ tubuh yang sangat penting. Tulang-
tulang pada bayi yang baru dilahirkan akan terasa lunak dan belum berkaitan
erat dan rapat. Namun seiring berjalannya waktu, tulang-tulang tengkorak
mengalami pertumbuhan dan bertambah besar, menyatu dan tidak dapat
digerakkan. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
tulang bagian kepala dan bagian muka.
1. Bagian Kepala :
Tersusun dari 2 bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah.
- 1 tulang dahi ( os. frontale )
- 2 tulang ubun – ubun ( os. parietale )
- 1 tulang kepala belakang ( os. occipitale )
- 2 tulang baji ( os. sphenoidale )
- 2 tulang tapis ( os. ethmoidale )
- 2 tulang pelipis ( os. temporale ).
a. tengkorak otak
Terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan oleh sutura, yang terbagi menjadi
kubah tengkorak, dasar tengkorak dan samping tengkorak
Kubah tengkorak, teridir dari :
- os frontal,yaitu tulang dahi
- os padetal, yaitu tulang ubun-ubun
- os oksipital, tulang kepala belakang
Dasar tengkorak, terdiri dari :
- os sfenoidal, terletak ditengah dasar tengkorak
- os etmoidal, terltak sebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk
mata
Samping tengkorak
- bagian tulang karang (skumosa), yang membentuk rongga telinga
- bagian tulang keras (os petrosum), yang menjorok kebagian tulang
pipi dan mempunyai taju (prosesus stiloid)
- bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang
halus berisi udara
2. Bagian Wajah :
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yaitu bagian hidung dan bagian
rahang
- 2 tulang rahang atas ( os. maxilla )
- 2 tulang rahang bawah ( os. mandibula )
- 2 tulang pipi ( os. zigomaticum )
- 2 tulang langit – langit ( os. pallatum )
- 2 tulang hidung ( os. nasale )
- 2 tulang air mata ( os. lacrimale )
- 1 tulang lidah ( os. hyoideum )
Bagian hidung
- Os lakrimalis, ( tulang mata kiri kanan)
- Os nasal, yang membentuk batang hidung sebelah atas
- Os konka nasal, yaitu tulang karang hidung yang terletak dalam
rongga hidung
- Septum nasi, yaitu sekat rongga hidung
-
Bagian rahang
- Os maksilaris (tulang rahang atas)
- Dibawah os maksilaris yang terdapat suatu taju tempat
melekatnya urat gigi (prosessus alveolaris)
- Os zigomatikum ( tulang pipi kanan dan kri)
- Os palatum (tulang langit kiri dan kanan)
- Os mandibularis (tulang rahang bawah kanan dan kiri)
- Os hyoid (tulang lidah)
Rangka Badan
Rangka badan terdiri dari tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk,
tulang gelang bahu, serta tulang gelang panggul. Tulang belakang, tulang dada,
tulang rusuk membentuk rongga dada yang melindungi paru-paru.
1. Ruas Tulang Belakang (os. Vertebrae) :
Bentuk ruas tulang belakang
Terdiri dari 12 ruas yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
- Badan ruas, merupakan bagian yang terbesar dengan bentuk
tebal dan kuat yang terletak disebelah depan
- Lengkung ruas, yang melingkari dan melindungi lubang ruas
tulang belakang
Bagian ruas tulang belakang
- 7 ruas tulang leher (os. Vertebrae cervicale)
- 12 ruas tulang punggung (os. Vertebrae thoracalis)
- 5 ruas tulang pinggang (os. Vertebrae lumbalis)
- 5 ruas tulang kelangkang (os. Vertebrae sacrum)
- 4 ruas tulang ekor (os. Vertebrae cocigeus)
2. Tulang Dada ( os. sternum ) :
- Tulang Hulu ( os. Manubrium sterni ) yang merupakan bagian tulang
dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka
dan tulang iga
- Tulang Badan ( os. Corpus sterni ) bagian terbesar dari tulang dada
dan membentuk persendian dengan tulang iga
- Tulang Taju Pedang ( os. Processus xyphoideus ) bagian ujung dari
tulang dada
Adapun beberapa fungsi rangka pada tubuh manusia yaitu antara lain :
1. Rangka dapat menguatkan dan menegakkan tubuh
Bayangkan jika tubuh manusia tidak dilengkapi oleh rangka, mungkin tubuh
tidak akan kokoh dan kuat dalam menopang tubuh, berdiri, berlari ataupun berjalan.
Dengan bentuk telapak kaki yang panjang dan kuat serta cukup panjang, kita bisa
berdiri dengan tegak.
2. Rangka menentukan bentuk tubuh
Dengan adanya rangka, tubuh kita jadi memiliki bentuk yang sempurna dan
indah. Bahkan dengan adanya rangka, setiap bentuk tubuh manusia dapat
dibedakan. Seperti : ada orang yang tinggi badannya, ada juga yang pendek, ada
yang memiliki jari-jari panjang, ada juga yang pendek, dan lain sebagainya.
3. Rangka merupakan tempat melekatnya otot
Tanpa rangka, otot-otot tidak memiliki tempat untuk melekat. Jika otot tidak
memiliki tempat untuk melekat, maka anggota badan akan kaku dan tidak bisa
digerakkan. Otot bekerja dengan cara relaksasi dan kontraksi. Disitulah rangka
bekerjasama dengan otot untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya, dalam
menggerakkan lengan itu dipengaruhi dengan otot yang ada di tulang lengan bagian
atas yakni otot bisep & trisep.
4. Rangka dapat melindungi tubuh yang penting
Kita ketahui bahwa tulang merupakan bagian tubuh yang paling keras.
Dengan bentuknya yang keras, maka tulang berfungsi dalam melindungi bagian
dalam tubuh yang cukup rapuh atau mudah terluka dan rusak jika terkena benda
keras. Beberapa fungsi itu antara lain :
o Tengkorak (rangka kepala) dapat melindungi otak, mata, telinga, hidung dan
saluran pernafasan bagian atas.
o Ruas tulang leher yang melindungi tenggorokan dan kerongkongan.
o Tulang pinggul dapat melindungi alat pencernaan dan alat reproduksi bagian
dalam.
o Rangka rongga dada dapat melindungi alat pernapasan yakni paru-paru,
jantung, dan sebagian alat pencernaan makanan.
o Tulang belakang dapat menegakkan badan juga melindungi sumsum tulang
belakang. Saraf-saraf pada sumsum tulang belakang dapat menghubungkan
semua bagian tubuh dengan otak. Jika sumsum tulang belakang rusak, maka
akan terjadi kelumpuhan.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,
antara ruas-ruas tulang belakang.
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen,
dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu
kondroblas. Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Gambar Tulang Rawan (Kartilago)
Keterangan:
1.Kondrosit, 2.Lakuna, 3.Inti kondrosit, 4 Kapsul tulang rawan, 5.Matriks territorial,
6.Matriks interteritorial
2. Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang
rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis .
Keterangan:
1.Matriks serat elastin, 2.Kondrosit, 3.Serat elastin, 4.Perikondrium, 5.Kondrosit kecil
dan besar, 6.Nukleus kondrosit
Keterangan:
1.Lakuna, 2.Inti kondrosit, 3.Deretan kondrosit, 4.Kondrosit, 5.Serat kolagen,
6.Matriks
b. Tulang Keras (ostean)
Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan bersifat
keras daripada tulang rawan. Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat
perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat
(CaCO3)dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh
darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Di dalam tulang keras kita
dapat menjumpai saluran havers. di dalam saluran havers ini terdapat pembuluh-
pembuluh darah. Diantara contoh tulang keras adalah: tulang kering, tulang lengan,
dan tulang selangka.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras
Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan.
Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon
pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan
dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang
(osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat
pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang seimbang.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah
tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan
sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram
epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang.
Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum
dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang
bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah
permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal
dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel
pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel
tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers.
Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral, yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus, yaitu pembentukan tulang dari mesenkim, seperti
tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik, yaitu pembentukan tulang di luar jaringan lunak
2.5. Persendian
Hubungan Antar tulang ( Artikulasi / Persendian ) - Antartulang dalam tubuh
berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian,
yaitu sinartrosis, sinfibrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama
sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada
tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin,
contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
Sendi jenis ini antara lain adalah:
- Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh, sutura sagital
dan parietal.
- Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan
kartilago hialin. Contoh, lempeng epifisis sementara antara epifisis dan
diafisis pada tulang panjang anak.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara
leluasa. Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal
paha dan lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat
khas, yaitu berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan
yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan
hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial.
Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan.
Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak
yang ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam
sendi yang dijelaskan sebagai berikut.
o Klasifikasi persendian sinofial terdiri dari:
- Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam
rongga yang berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh, sendi,
panggul, dan bahu.
- Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan
kesatu arah. Contoh, sendi lutut dan sendi siku.
- Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan
tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh, tulang atlas,
persendian bagian kepala.
- Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh, sendi antar
tulang radius dan tulang kartal.
- Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk kontaf
disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk
dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu, satu-satunya pelana
sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
metacarpal pada ibu jari.
- Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan
meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian
semacam ini disebut nonaksia misalnya persendian inbvertebtrata, dan
persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
Macam Macam Jenis Sendi
1. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan
ke satu arah. Contohnya, Persendian pada tulang siku dan lutut.
2. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contohnya,
Persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.
Gambar Sendi Pelana
3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerak rotasi. Contohnya, Tengkorak dengan tulang atlas dan radius
dengan ulna.
5. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan
melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya, Skapula dengan
klavikula dan karpal dengan metakarpal.
Gambar Sendi Luncur
6. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara
persendian yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contohnya, Tulang lengan
atas dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul.
6. TBC Tulang
Kuman tuberkulosis (TBC) dapat pula menyerang tulang. Tulang dapat menjadi
lemah hingga bernanah. Hal ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
7. Polio
8. Rematik
Sikap tubuh
Sikap tubuh yang salah berdampak buruk terhadap bentuk rangka. Bagian
rangka yang paling sering terkena gangguan itu adalah tulang belakang (tulang
punggung). Beberapa gangguan pada tulang belakang, yaitu :
1. Lordosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke depan. Hal ini biasahya
disebabkan sikap duduk yang terlalu membusungkan dada ke depan.
2. Kifosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok kebelakang. Hal ini biasanya
disebabkan sikap duduk dan berdiri yang sering membungkuk atau sering
membawa beban yang terlalu berat.
3. Skoliosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke kiri atau ke kanan. Hal ini
biasanya disebabkan sikap duduk yang sering pada posisi miring. Selain itu,
sering mengangkat beban yangtelalu berat pada salah satu lengan atau bahu.
2) Urai sendi
Urai sendi adalah lepasnya ujung-ujung tulang dari sendi.
a. Nekrosi.
Nekrosis adalah sel-sel tulang yang mati dan mengering yang disebabkan oleh
kerusakan periosteum sehingga menghentikan suplai makanan pada sel-sel.
b. Infeksi
Gangguan tulang akibat infeksi antara lain :
1. Artritis eksudatif, rasa nyeri pada tulang bila digerakkan akibat peradangan pada
selaput sendi
2. Artritis sika, rasa nyeri pada tulang sewaktu digerakkan akibat kekurangan minyak
sinovial (pelumas sendi)
3. Rasa sakit sendi pada lutut dan pangkal paha berupa infeksi yang menghasilkan
nanah akibat serangan penyakit kelamin gonorea dan siphilis
4. Sendi terasa kaku akibat infeksi yang kronis oleh beberapa penyakit
5. Tulang mengecil dan abnormal akibat serangan penyakit polio pada anak-anak yang
disebabkan oleh virus
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem rangka (keletal/osseous system) manusia adalah suatu sistem yang
disusun oleh sejumlah tulang (bones/osseous) dan sedikit rawan (cartilage) yang
membentuk tubuh manusia.
Struktur dan fungsi Rangka manusia secara umum terbagi menjadi :
- Rangka kepala/ tengkorak berfungsi melindungi otak
- Rangka Badan berfungsi melindungi organ-organ tubuh seperti paru-
paru, jantung, hati dan lain-lain.
- Rangka anggota gerak berfungsi bergerak seperti, berjalan, berlari,
memegang benda dan sebagainya.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: PT. Graga Ilmu
Irianto K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis. Bandung: PT.
Yrama Widya