Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULAN

1. Latar Belakang
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan
melakukan aktivitas,
seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain.
Bagaimana manusia dapat melalakukan
gerakan ? Kemampuan melakukan gerakan tubuh
pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang
merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ
sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan
otot.
Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti
kerangka rumah. Tubuh manusia bagaikan sebuah
bangunan yang di topang oleh kerangka.
Perumpamaan tersebut dikarenakan susunan
kerangka manusia dengan susunan rumah hampir
sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat
berdiri tegak. Bedanya jika bangunan rumah di
topang dengan adanya susunan kerangka kayu
yang berguna untuk menopang berdirinya bangunan
rumah, manusia di topang dengan adanya
kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang
saling berhubungan.
Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang
dapat digerakkan dan ada juga yang tidak. Sendi
yang dapat digerakkan disebut Sendi Gerak.
Sedangkan sendi yang tidak dapat digerakkan disebut
Sendi Mati.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi sistem rangka manusia ?
2. Bagaimana struktur dan fungsi rangka ?
3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi sistem rangka manusia
2. Mengetahui struktur dan fungsi rangka
3. Mengetahui klasifikasi tulang
4. Mengetahui proses Osifikasi
5. Mengetahui yang dimaksud dengan persendian
6. Mengetahui gangguan pada tulang
BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Sistem Rangka Manusia


Sistem rangka (keletal/osseous system) manusia
adalah suatu sistem yang disusun oleh sejumlah
tulang (bones/osseous) dan sedikit rawan (cartilage)
yang
membentuk tubuh manusia. Kerangka manusia
dewasa disusun oleh 206 buah tulang, di mana
satu dan lainnya ada yang dihubungkan secara
langsung
(persambungan) dan tidak langsung (persendian), serta
diperkuat oleh jaringan ikat, rawan dan otot.
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah
satu alat gerak pasif karena tulang baru akan
bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan
unsur
pembentuk tulang pada manusia adalah unsur
kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh
kalogen.
2. Struktur dan Fungsi Rangka
 Rangka manusia terbagi menjadi :
1.Rangka kepala/ tengkorak berfungsi melindungi otak
2.Rangka Badan berfungsi melindungi organ-
organ tubuh seperti paru-paru, jantung, hati dan
lain-lain.
3.Rangka anggota gerak berfungsi bergerak seperti,
berjalan, berlari, memegang
benda dan sebagainya.
Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang.
Berdasarkan letak tulang-tulang terhadap sumbu
tubuh, rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah
sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
Rangka Kepala
Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar tersusun atas tulang-
tulang yang pipih. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
bersambungan sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak) adalah
melindungi otak yang merupakan organ tubuh yang sangat penting. Tulang-
tulang pada bayi yang baru dilahirkan akan terasa lunak dan belum berkaitan erat
dan rapat. Namun seiring berjalannya waktu, tulang-tulang tengkorak
mengalami pertumbuhan dan bertambah besar, menyatu dan tidak dapat
digerakkan. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
tulang bagian kepala dan bagian muka.
1. Bagian Kepala :
Tersusun dari 2 bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah. 1
-tulang dahi ( os. frontale )
-2 tulang ubun – ubun ( os. parietale )
-1tulang kepala belakang ( os. occipitale ) 2 tulang baji ( os. sphenoidale
-)
-2tulang tapis ( os. ethmoidale ) 2 tulang pelipis ( os. temporale ).
-
a. tengkorak otak
Terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan oleh sutura, yang terbagi menjadi
kubah tengkorak, dasar tengkorak dan samping tengkorak
 Kubah tengkorak, teridir dari :
- os frontal,yaitu tulang dahi
- os padetal, yaitu tulang ubun-ubun
- os oksipital, tulang kepala belakang
Dasar tengkorak, terdiri dari :
-os sfenoidal, terletak ditengah dasar tengkorak
-os etmoidal, terltak sebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk
mata
Samping tengkorak
-bagian tulang karang (skumosa), yang membentuk rongga telinga
-bagian tulang keras (os petrosum), yang menjorok kebagian tulang
pipi dan mempunyai taju (prosesus stiloid)
-bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang
halus berisi udara
2. Bagian Wajah :
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yaitu bagian hidung dan bagian
rahang
-2 tulang rahang atas ( os. maxilla )
-2 tulang rahang bawah ( os. mandibula ) 2 tulang pipi ( os. zigomaticum )
-2 tulang langit – langit ( os. pallatum ) 2 tulang hidung ( os. nasale )
-2 tulang air mata ( os. lacrimale ) 1 tulang lidah ( os. hyoideum )
-Bagian hidung
-
-

- Os lakrimalis, ( tulang mata kiri kanan)


- Os nasal, yang membentuk batang hidung sebelah atas
- Os konka nasal, yaitu tulang karang hidung yang terletak dalam
rongga hidung
- Septum nasi, yaitu sekat rongga hidung
-
 Bagian rahang
- Os maksilaris (tulang rahang atas)
- Dibawah os maksilaris yang terdapat suatu taju tempat
melekatnya urat gigi (prosessus alveolaris)
- Os zigomatikum ( tulang pipi kanan dan kri)
- Os palatum (tulang langit kiri dan kanan)
- Os mandibularis (tulang rahang bawah kanan dan kiri)
- Os hyoid (tulang lidah)

Rangka Badan
Rangka badan terdiri dari tulang belakang, tulang dada, tulang
rusuk, tulang gelang bahu, serta tulang gelang panggul. Tulang
belakang, tulang dada, tulang rusuk membentuk rongga dada yang
melindungi paru-paru.
1.Ruas Tulang Belakang (os. Vertebrae) :
 Bentuk ruas tulang belakang
Terdiri dari 12 ruas yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
- Badan ruas, merupakan bagian yang terbesar dengan bentuk
tebal dan kuat yang terletak disebelah depan
- Lengkung ruas, yang melingkari dan melindungi lubang ruas
tulang belakang
 Bagian ruas tulang belakang
- 7 ruas tulang leher (os. Vertebrae cervicale)
- 12 ruas tulang punggung (os. Vertebrae thoracalis)
- 5 ruas tulang pinggang (os. Vertebrae lumbalis)
- 5 ruas tulang kelangkang (os. Vertebrae sacrum)
- 4 ruas tulang ekor (os. Vertebrae cocigeus)

2. Tulang Dada ( os. sternum ) :


- Tulang Hulu ( os. Manubrium sterni ) yang merupakan bagian tulang
dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka dan
tulang iga
- Tulang Badan ( os. Corpus sterni ) bagian terbesar dari tulang dada dan
membentuk persendian dengan tulang iga
- Tulang Taju Pedang ( os. Processus xyphoideus ) bagian ujung dari
tulang dada
3. Tulang Rusuk ( os. Costae ) :
-7 pasang tulang rusuk sejati ( os. Costa vera )
-3 pasang tulang rusuk palsu ( os. Costa spuria )
-2 pasang tulang rusuk melayang ( os. Costa fluctuantes )

3. Tulang Gelang Bahu ( os. Humerum ) :


Gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Bagian ini dibentuk oleh 2 tulang yaitu :
-2 tulang belikat ( os. Scapula )
-2 tulang selangka ( os. Clavicula )
4. Tulang Gelang Panggul ( os. Pelvis verilis ) :
Gelang panggul adalah penghubung antara dan anggota bawah, yaitu
tulang sacrum dan koksigeus yang bersendi satu dengan yang lainnya
pada simfisis pubis. Pelvis terbagi atas 2 bagian yaitu pelvis mayor
(rongga besar) dan pelvis minor (rongga kecil). Pelvis terbagi atas
panggul besar (pelvis mayor) dan panggul kecil (pelvis minor). Panggul besar
merupakan suatu pasu yang terletak dibawah garis tepi atau linea
terminalis dan panggul kecil dibentuk oleh tulang illium yang melebar
diatas linea terminalis. Pintu atas panggul (aditus pelvis) yang dibentuk
oleh promontorium dari sacrum, garis ilio-pektinal (disetiap sisi) dan krista
dari tulang-tulang pubis (tulang duduk). Pintu bawah panggul (exitus
pelvis) dilingkari ole hos koksigeus dan tuberositas iskhii.
-2 tulang usus ( os. Ilium )
2- tulang duduk ( os. ischium ) 2 tulang kemaluan ( os. pubis )
-
Rangka Anggota Gerak
a. tulang anggota gerak
atas
-
gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Bagian ini dibentuk oleh 2 tulang yaitu : scapula (tulang belikat)
dan klavikula (tulang selangka).
-
2 tulang lengan atas ( os. humerus ) 2 tulang pengumpil ( os. ulna )
-
2 tulang hasta ( os. radius )
-
2 x 8 tulang pergelangan tangan ( os. carpal )
-
2 x 5 tulang telapak tangan ( os. metacarpal ) terdiri dari tulang pipa
-

pendek, banyaknya 5 buah yang setiap batang mempunyai 2 ujung yang


bersendi dengan tulang karpatiia dan bersendi dengan falangus atau tulang jari.
- 2 x 14 ruas tulang jari tangan ( os. phalanges ) terdiri dari
tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah yang dibentuk dalam 5 bagian
tulang yang berhubungan dengan metakarpalia perantaran persendian
b. Tulang anggota gerak bawah
-
Os koksa (tulang pangkal paha) tulang ini terdiri dari os illium/tulang
usus, os pubis (tulang kemaluan) dan os iski (tulang duduk)
-
2 tulang paha ( os. femur )
-
2 tulang tempurung lutut ( os. patella ) 2 tulang kering ( os. tibia )
- 2 tulang betis ( os. fibula )
-
2 x 7 tulang pergelangan kaki ( os. tarsus ) 2 x 5 tulang telapak kaki
-
( os. metatarsus ) 2 x 14 ruas tulang jari kaki ( os. phalanges
-
-
 Fungsi Rangka Manusia

Adapun beberapa fungsi rangka pada tubuh manusia yaitu antara lain :
1. Rangka dapat menguatkan dan menegakkan tubuh
Bayangkan jika tubuh manusia tidak dilengkapi oleh rangka, mungkin tubuh
tidak akan kokoh dan kuat dalam menopang tubuh, berdiri, berlari ataupun berjalan.
Dengan bentuk telapak kaki yang panjang dan kuat serta cukup panjang, kita bisa
berdiri dengan tegak.
2. Rangka menentukan bentuk tubuh
Dengan adanya rangka, tubuh kita jadi memiliki bentuk yang sempurna dan indah.
Bahkan dengan adanya rangka, setiap bentuk tubuh manusia dapat
dibedakan. Seperti : ada orang yang tinggi badannya, ada juga yang pendek,
ada yang memiliki jari-jari panjang, ada juga yang pendek, dan lain sebagainya.
3. Rangka merupakan tempat melekatnya otot
Tanpa rangka, otot-otot tidak memiliki tempat untuk melekat. Jika otot tidak memiliki
tempat untuk melekat, maka anggota badan akan kaku dan tidak bisa
digerakkan. Otot bekerja dengan cara relaksasi dan kontraksi. Disitulah
rangka bekerjasama dengan otot untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya,
dalam menggerakkan lengan itu dipengaruhi dengan otot yang ada di tulang lengan
bagian atas yakni otot bisep & trisep.
4. Rangka dapat melindungi tubuh yang penting
Kita ketahui bahwa tulang merupakan bagian tubuh yang paling keras.
Dengan bentuknya yang keras, maka tulang berfungsi dalam melindungi bagian
dalam tubuh yang cukup rapuh atau mudah terluka dan rusak jika terkena
benda keras. Beberapa fungsi itu antara lain :

o Tengkorak (rangka kepala) dapat melindungi otak, mata, telinga, hidung dan
saluran pernafasan bagian atas.
o Ruas tulang leher yang melindungi tenggorokan dan kerongkongan.
o Tulang pinggul dapat melindungi alat pencernaan dan alat reproduksi bagian
dalam.
o Rangka rongga dada dapat melindungi alat pernapasan yakni paru-paru,
jantung, dan sebagian alat pencernaan makanan.
o Tulang belakang dapat menegakkan badan juga melindungi sumsum tulang
belakang. Saraf-saraf pada sumsum tulang belakang dapat menghubungkan
semua bagian tubuh dengan otak. Jika sumsum tulang belakang rusak, maka
akan terjadi kelumpuhan.

3. Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia


 Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Tulang Rawan (kartilago)


Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan
banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur karena
terdapat ruang pada aantar sel tulang rawan.

Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus,
hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.

Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen,
dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang
rawan, yaitu kondroblas. Berdasarkan susunan serabutnya, tulang
rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Gambar Tulang Rawan (Kartilago)

1. Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman


yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-
ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada
Keterangan:
1.Kondrosit, 2.Lakuna, 3.Inti kondrosit, 4 Kapsul tulang rawan, 5.Matriks territorial,
6.Matriks interteritorial

2.Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi
tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun
telinga, laring, dan epiglotis .

Keterangan:
1.Matriks serat elastin, 2.Kondrosit, 3.Serat elastin, 4.Perikondrium, 5.Kondrosit kecil
dan besar, 6.Nukleus kondrosit

3. Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan.


Tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis
(pertautan tulang kemaluan) .
Keterangan:
1.Lakuna, 2.Inti kondrosit, 3.Deretan kondrosit, 4.Kondrosit, 5.Serat kolagen,
6.Matriks
b. Tulang Keras (ostean)
Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan bersifat keras
daripada tulang rawan. Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat
perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium
karbonat (CaCO3)dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa
oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya
terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Di
dalam tulang keras kita dapat menjumpai saluran havers. di dalam saluran
havers ini terdapat pembuluh- pembuluh darah. Diantara contoh tulang keras
adalah: tulang kering, tulang lengan, dan tulang selangka.

Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras tulang

paha, tulang lengan, tulang betis, tulang selangka.


 Klasifikasi Tulang Menurut bentuknya terbagi atas:
4. Tulang Panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari
diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh yang berperan
dalam pergerakan.
5. Tulang Pendek, yaitu tulang yang brstruktuk kuboid yang
biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan
kekuatan dan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.
6. Tulang Pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang
berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
7. Tulang Ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan
struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.
8. Tulang Sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament
atau tulang lainnya.
2.4.Osifikasi
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti
tulang rawan yang berkembang
menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi
dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa
mineral seperti kalsium dan menyimpannya
pada jaringan tersebut.
 Terjadinya Proses Osifikasi (Proses Pembentukan Tulang)

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan


berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan
lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi
di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium.
Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur
oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari.
Osteoblas dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan
tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang (osteoblas
memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas
menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan
tulang yang seimbang.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila
daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas,
bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang


tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas
ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah
menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang
rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang
rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa)
akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-
sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian
akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah
ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise


sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting
dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut
dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus


membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang.
Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga
sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada
saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang
baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang
berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas
(sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap
satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf
membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang
menyebabkan tulang menjadi keras.

 Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral, yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus, yaitu pembentukan tulang dari mesenkim, seperti
tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik, yaitu pembentukan tulang di luar jaringan lunak

2.5.Persendian
Hubungan Antar tulang ( Artikulasi / Persendian ) - Antartulang dalam tubuh
berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu
sinartrosis, sinfibrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama
sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya
pada tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago)
hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
Sendi jenis ini antara lain adalah:
-Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh, sutura sagital dan parietal.
-Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago
hialin. Contoh, lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang
panjang anak.

c. Amfiartrosis atau Sinfibrosis


Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh
tulang rawan (kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga
memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contohnya sendi antara tulang betis dan
tulang kering.
Sendi jenis ini antara lain:
-Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan
diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan. Cintoh, simfisis pubis
-Sindesmosis, ternbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan
dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh,
ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan
fibula.
-Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbebtuk kerucut masuk dengan
pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang.

c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara
leluasa. Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal
paha dan lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat
khas, yaitu berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan
yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan
hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang membentuk minyak
sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan.
Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang
ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi
yang dijelaskan sebagai berikut.
o Klasifikasi persendian sinofial terdiri dari:
- Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam
rongga yang berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh, sendi, panggul,
dan bahu.
- Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas
pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan
gerakan kesatu arah. Contoh, sendi lutut dan sendi siku.
- Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan
tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh, tulang atlas,
persendian bagian kepala.
- Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh, sendi
antar tulang radius dan tulang kartal.
- Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk kontaf
disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk
dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu, satu-satunya pelana
sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
metacarpal pada ibu jari.
- Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua
tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya.
Persendian semacam ini disebut nonaksia misalnya persendian
inbvertebtrata, dan persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-
tulang tarsal.
 Macam Macam Jenis Sendi
1. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke
satu arah. Contohnya, Persendian pada tulang siku dan lutut.

Gambar Sendi Engsel


2. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contohnya,
Persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.

Gambar Sendi Pelana


3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain
sehingga
menimbulkan gerak rotasi. Contohnya, Tengkorak dengan tulang atlas dan
radius dengan ulna.

Gambar Sendi Putar


4. Sendi Geser
Sendi geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak
rata dan tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid.
Contohnya, Persendian pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
5. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan
melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya, Skapula dengan
klavikula dan karpal dengan metakarpal.

Gambar Sendi Luncur


6. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara
persendian yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contohnya, Tulang
lengan atas dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul.

Gambar Sendi Peluru


7. Sendi Elipsoid / Kondiloid
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan
ujung- ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu,
gerakan yang
dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan
antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan

Gambar Sendi Elipsoid


Macam-Macam Gerak Karena Adanya Persendian
Otot yang dapat menggerakkan tulang adalah otot rangka. Otot rangka melekat pada
rangka atau tulang. Tentunya, gerakan-gerakan tubuh ini juga didukung
adanya persendian dalam tubuh. Beberapa tipe gerak otot karena peranan otot,
rangka dan persendian meliputi: fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, elevasi
dan depresi, supinasi dan pronasi, inversi dan eversi.
1)Fleksi dan Ekstensi
Fleksi adalah gerak anggota tubuh yang menekuk
atau membengkok.
Sebaliknya, ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh. Contoh gerak ini terjadi
pada siku, lutut, dan ruas-ruas jari. Gerak
ekstensi yang melebihi anatomi tubuh disebut hiperekstensi.
2)Adduksi dan Abduksi
Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Abduksi merupakan lawan dari adduksi
yaitu menjauhi tubuh. Otot yang berperan adalah otot abduktor dan adduktor.
3)Elevasi dan Depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sebaliknya depresi
merupakan gerak
menurunkan. Contohnya, gerak membuka dan menutup mulut. Otot yang
berperan pada gerak ini adalah elevator dan depressor.
4)Supinasi dan Pronasi Supinasi adalah gerak menengadahkan atau mem bu ka
telapak tangan. Sebaliknya, pronasimerupakan gerak menelungkupkan atau membalik
telapak tangan. Otot yang berperan pada gerak ini adalah supinator dan pronator.
5)Inversi dan Eversi
Inversi yaitu gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh.
Sedangkaneversi ialah gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah luar tubuh.
2.6.Gangguan pada Tulang
1.Kiposis / Kyphosis
Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung
ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok
2.Lordosis
Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke
belakang.
3.Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis
Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke
samping.
4.Sublubrikasi
Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang
menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan.
5.Osteoporosis
Penyakit ini menyebabkan tulang mudah retak atau patah. Biasanya menyerang orang
lanjut usia, terutama perempuan. Penyakit disebabkan oleh karena tubuh
kekurangan zat kapur (kalsium).

Untuk mencegah osteoporosis, orang perlu memakan makanan yang banyak


mengandung vitamin D dan kalsium. Oleh karena itu, dianjurkan untuk meminum susu dan
memakan ikan.
6. TBC Tulang

Kuman tuberkulosis (TBC) dapat pula menyerang tulang. Tulang dapat menjadi lemah
hingga bernanah. Hal ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

7. Polio

Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama-kelamaan tulang akan


mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio.
Pemberian vaksin biasanya diberikan melalui mulut pada saat anak berusia
dibawah lima tahun.

8. Rematik

Penyakit ini menyebabkan rasa nyeri pada persendian, terutama dipergelangan tangan,
kaki, dan siku. Rasa nyeri disertai juga dengan pembengkakan sendi. Pada
keadaan yang parah juga dapat menyerang jantung.

Penderita rematik harus segera mendapatkan perawatan dokter. Jika tidak diobati,
maka penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya.

9. Rakitis

Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya


pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan vitamin
D dan sinar matahari pagi. Orang yang menderita penyakit rakitis memiliki tulang
kaki yang lemah dan biasanya berbentuk X atau O karena tidak dapat menahan berat
tubuh.

Sikap tubuh

Sikap tubuh yang salah berdampak buruk terhadap bentuk rangka. Bagian rangka
yang paling sering terkena gangguan itu adalah tulang belakang (tulang
punggung). Beberapa gangguan pada tulang belakang, yaitu :
1. Lordosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke depan. Hal ini biasahya
disebabkan sikap duduk yang terlalu membusungkan dada ke depan.
2. Kifosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok kebelakang. Hal ini biasanya
disebabkan sikap duduk dan berdiri yang sering membungkuk atau
sering membawa beban yang terlalu berat.
3. Skoliosis, yaitu tulang punggung terlalu bengkok ke kiri atau ke kanan. Hal ini
biasanya disebabkan sikap duduk yang sering pada posisi miring. Selain
itu, sering mengangkat beban yangtelalu berat pada salah satu lengan atau bahu.

Kelainan atau gangguan tulang akibat kecelakaan


1) Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Jenis fraktur :
1.
Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas
dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas
kulit masih utuh.
3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan
fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol
sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
4.
Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang. Spiral, fraktur
7. memuntir seputar batang tulang.
8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
9.
Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada
tulang tengkorak dan wajah).
10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang).
11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
paget, metastasis tulang, tumor).
12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
13. Epifisial, fraktur melalui epifisis.
14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

2) Urai sendi
Urai sendi adalah lepasnya ujung-ujung tulang dari sendi.
a. Nekrosi.
Nekrosis adalah sel-sel tulang yang mati dan mengering yang disebabkan oleh
kerusakan periosteum sehingga menghentikan suplai makanan pada
sel-sel.
b. Infeksi
Gangguan tulang akibat infeksi antara lain :

1. Artritis eksudatif, rasa nyeri pada tulang bila digerakkan akibat peradangan
pada selaput sendi
2. Artritis sika, rasa nyeri pada tulang sewaktu digerakkan akibat kekurangan
minyak sinovial (pelumas sendi)
3. Rasa sakit sendi pada lutut dan pangkal paha berupa infeksi yang
menghasilkan nanah akibat serangan penyakit kelamin gonorea dan siphilis
4. Sendi terasa kaku akibat infeksi yang kronis oleh beberapa penyakit
5. Tulang mengecil dan abnormal akibat serangan penyakit polio pada anak-anak
yang disebabkan oleh virus
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sistem rangka (keletal/osseous system) manusia
adalah suatu sistem yang disusun oleh sejumlah
tulang (bones/osseous) dan sedikit rawan
(cartilage) yang
membentuk tubuh manusia.
Struktur dan fungsi Rangka manusia secara umum
terbagi menjadi :
-Rangka kepala/ tengkorak berfungsi melindungi
otak
-Rangka Badan berfungsi melindungi organ-
organ tubuh seperti paru- paru, jantung, hati dan
lain-lain.
-Rangka anggota gerak berfungsi bergerak
seperti, berjalan, berlari,
memegang benda dan sebagainya.

Klasifikasi Tulang Rangka pada Manusia


Menurut jenisnya tulang
pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
-Tulang Rawan (kartilago)
-Tulang keras (ostean)
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan
tulang. Pembentukan tulang dimulai dari
perkembangan jaringan penyambung seperti
tulang rawan yang berkembang menjadi tulang
keras.
Hubungan Antar tulang ( Artikulasi /
Persendian ) - Antartulang dalam
tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar
dapat melakukan fungsinya dengan baik. Hubungan
antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Gangguan pada tulang yaitu:
1, Kiposis / Kyphosis, 2 Lordosis, 3 Skoliosis /
Scoliosis / Skeliosis, 4 Sublubrikasi, 5
Osteoporosis, 6 TBC Tulang, 7 Polio, 8 Rematik , 9
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: PT. Graga Ilmu

Irianto K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis.
Bandung: PT. Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai