PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Tulang dan Sendi
1
Klasifikasi Tulang
KLASIFIKASI TULANG
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia
terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh.
Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota
tubuh).
Sekarang mari kita bahas satu persatu !
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fungsi
Menggambarkan
bentuk
Penentuan
Perlindungan
Tulang
tubuh
tinggi
organ
seseorang
tubuh
Tempat
yang
melekatnya
Sebagai
alat
Menghasilkan
gerak
sel-sel
lunak
otot
pasif
darah
Klasifikasi
1.
Menurut
Tulang
bentuknya
Os
planum
(tulang
pipih)
misalnya
scapula,
cranii
Os
irreguler
(tidak
beraturan)
misalnya
vertebra.
Menurut
Jaringan
histologisnya
tulang
rawan
b) Jaringan tulang
3.
Menurut
menurut
Ontogeninya
Menurut
a)
Tulang
Letaknya
(regio)
axiale
yaitu:
a)
Cranium
b) Trunci
A. Rangka Aksial
Rangka aksial yang kita sebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulangtulang yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah:
1).
Tulang
2).
3).
4).
tengkorak
Tulang
Tulang
Tulang
hioid
belakang
(vertebrae)
dada
(sternum)
1).
Tulang
tengkorak
2. Kartilago
: tulang rawan.
3. Osteon
: tulang keras.
4. Osifikasi
5. Osifikasi intramembranosus
6. Osifikasi endokondral
: osifikasi langsung.
: osifikasi tidak langsung.
7. Osteosit
8. Ostreoprogenator
: membran tulang.
11. Kanalikuli
12. Epifise
bagian ujung.
13. Diafise
bagian tengah.
14. Origo
16. Ligamen
rawan.
18. Membran sinovial
sendi).
19. Membran fibrosa
Tulang tengkorak terdiri dari dari tulang tempurung dan tulang muka.
Bagian tulang tengkorak Nama tulang penyusun
Tulang
tempurung Tulang dahi (Frontalis)
Jumlah
1
(kranium)
Tulang wajah
Tapis (Ethmoid)
Tulang rahang atas (Maksilaris)
1
2
Tulang vomer
Berdasarkan tabel di atas, tulang wajah terdiri dari beberapa bagian. Nah, ketika kita
mengunyah makanan, tulang bagian wajah mana yang bergerak ? Ayo cari
jawabannya !
2)
Tulang
hioid
Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di antara
laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otat
mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.
3)
Tulang
belakang
(vertebrae)
Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae (baca: vertebre) ber fungsi
menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan
berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk atau berlari. Tulang
belakang terdiri dari beberapa bagian. Mari kita simak tabel penyusun tulang
belakang di bawah ini!
Bagian tulang
Tulang belakang
Jumlah
7
12
Mengapa
kepala
kita
dapat
mengangguk
dewasa.
dan
menggeleng?
Tulang leher ke-1 bersendi dengan tulang kepala belakang (osipitalis) sehingga
memungkinkan
kepala
kita
dapat
mengangguk.
Tulang leher ke-2 mempunyai tonjolan yang bersendi dengan tulang leher ke-1
memungkinkan kepala kita dapat menggeleng.
4)
Tulang
dada
(sternum)
dan
Tulang
rusuk
(costa)
Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama membentuk perisai
pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan
jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang (vertebrae).
Perhatikan penyusun tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) berikut ini!
Bagian tulang
Tulang dada (Sternum)
Jumlah
1
Gladiolus
Xifoid
1
(namun setelah dewasa
ketiga tulang ini berfusi
menjadi 1)
7
B.Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka
apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul, tungkai,
dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, tangan dan
kaki.
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan tabel penyusun rangka apendikuler berikut ini!
Tulang-Tulang Rangka Apendikuler
Tulang
Nama tulang penyusun
Bagian atas Tulang selangka (Klavikula)
Jumlah
2
Skafoid
Lunate
Triquetrum
Pisiform
Trapesium
Trapesoid
Kapitatum
Hamate
10
28
2
(masing-masing
Ileum
merupakan
gabungan
Ischium
Pubis
kanan)
Kalkaneus
Talus
Kuboid
Navikular
Kuneformis
2
6
10
28
Setelah melihat tabel tulang-tulang penyusun rangka apendikuler sekarang kita simak
penjelasan di bawah ini !
1).
Tulang
selangka
(Klavikula)
Tulang selangka (Klavikula) merupakan tulang leher membentuk bagian depan bahu.
Coba raba tulang selangka (Klavikula)mu! Kiri dan kanan ada berapa jumlahnya?
2).
Tulang
belikat
(Skapula)
Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian
pembentuk bahu. Coba raba tulang belikat (skapula) bagian kiri dengan tangan kirimu
atau tulang belikat (skapula) bagian kanan dengan tangan kananmu!
3).
Tulang
panggul
(Koksa)
Tangan
dan
kaki
skelet
Anatomi sistem skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terdiri 80 Appendicular
dan 126 yang terbagi dalam 4 kategori :
1. Tulang panjang, co femur.
2. Tulang pendek, co tulang tarsalia.
3. Tulang pipih, co sternum.
4. Tulang tak teratur, co vertebra.
Struktur
tulang
Mineral yang terdapat dalam matriks tulang terutama adalah calsium dan fosfat.
Unit dasar dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yg terdiri dari saluran
haversian (yang berisi pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi osteosit),
lamella, canaliculi (saluran kecil yang menghubungakan lacuna dan saluran haversian
Bentuk dan kontruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja
padanya. Tulang tersususn oleh jaringan tulang kanselus (trabekular/spongius) dan
ortikal (kompak). Tulang panjang (mis femur berbentuk seperti tangkai atau batang
panjang dengan ujung yang membulat). Batang atau diafasis terutama tersusun atas
tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis yang tersusun oleh tulang
kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami klasifikasi.
Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang
panjang disusu untuk menyagga berat badan dan gerakan. Tulang pendek (misalnya
metakarpal) terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih
(misalnya sternum) merupakan tempat penting hematopoesis dan sering memberikan
perlindungan bagi organ vital. Tulang pipi tersusun dari tulang kanselus diantara 2
tulang kompak. Tulang tak teratur misalnya vertebra mempunyai bentuk yang unik
yang sesuai dengan bentuknya. Secara umum, struktur ulang tak teratur sama dengan
tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas
tiga jenis dasarosteoblas, osteosit, dan osteoklas.
1. Osteoblast
Sel
Memproduksi
pembentuk
klagen
tipe
dan
berespon
tulang
terhadap
perubahan
PTH
Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad
matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan
terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral
2. Osteocytes
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang
3. Osteoclast
Menyerap
tulang
selama
pertumbuhan
dan
perbaikan
menghancurkan
mineral
dan
merusak
kolagen
dengan
pembuluh
darah
sejauh
>0,1
mm).
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya tumbuh
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung syaraf,
pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung
osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang.
Enosteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-sum
tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas melarutkan
tulang untuk memelihara rongga sum-sum terletak dekat endosteum dan dalam
lakuna howship.
Sumsum tulang merupakan jaringan vasculer dalam rongga sumsum tulang panjang
dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam sternum
vertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah
merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak
kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui
pembuluh metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang
kompak melalui kanal volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang
menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubanglubang kecil)arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada
yang mengikuti arteri dan ada yang keluar sendiri. Sumsum tulang merupakan
jaringan vasculer dalam rongga sumsum tulang panjang dan dalam tulang pipih.
Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam sternum vertebra dan rusuk pada
tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih. Pada
orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus
menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis.
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkmann
yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil)arteri nutrien
memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri dan
ada yang keluar sendiri.
Sumsum Tulang ada dua jenis yaitu :
1. Sumsum tulang merah (MEDULLA OSSIUM RUBBA).
2. Sumsum tulang kuning (MEDULLA OSSIUM FLAVA).
3. Tulang Pipih (Flat Bone)
4. Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua
lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum
tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang
pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya
adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum),
dan tulang tengkorak.
5. Tulang Pendek (Short Bone)
http://documents.tips/documents/klasifikasi-tulangdocx.html
Klasifikasi Sendi
Titik di mana dua atau lebih tulang bertemu disebut sendi atau artikulasi. Sendi bertanggung
jawab untuk gerakan (misalnya, gerakan anggota badan) dan stabilitas (misalnya, stabilitas
ditemukan dalam tulang tengkorak). Ada dua cara untuk mengklasifikasikan sendi:
berdasarkan struktur atau atas dasar fungsi mereka
Klasifikasi struktural membagi sendi menjadi fibrosa, tulang rawan, dan sendi sinovial
tergantung pada bahan penyusunan sendi dan ada atau tidak adanya rongga pada sendi.
Klasifikasi fungsional membagi sendi menjadi tiga kategori: Sinartrosis, ampiatrosis, dan
diartrosis.
1 Sendi fibrosa
Tulang-tulang sendi fibrosa digabungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Tidak ada rongga, atau
ruang yang hadir antara tulang, sehingga sebagian besar sendi fibrosa tidak bergerak sama
sekali. Ada tiga jenis sendi fibrosa yaitu: sutura, Syndesmosis, dan gomphosis. Sutura hanya
ditemukan pada tengkorak dan memiliki serat pendek dari jaringan ikat yang memegang
tulang tengkorak erat di tempat.
Sendi Syndesmosis di mana tulang dihubungkan oleh sebuah pita dari jaringan ikat,
memungkinkan untuk lebih banyak gerakan daripada di sutura. Contoh Syndesmosis adalah
sendi tibia dan fibula pada pergelangan kaki. Jumlah gerakan dalam jenis sendi ditentukan
oleh panjang serat jaringan ikat. Gomphosis terjadi di antara gigi dan soket mereka; istilah ini
mengacu pada cara gigi dimasukkan ke dalam soket seperti pasak. Gigi terhubung ke soket
oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum periodontal.
2.2
Sendi kartilaginosa
Sendi Kartilaginosa adalah mereka di mana tulang dihubungkan oleh tulang rawan. Ada dua
jenis sendi kartilaginosa : synchondrosis dan simfisis. Dalam sendi synchondrosis, tulang
bergabung dengan tulang rawan hialin. Synchondrosis ditemukan pada lempeng epifisis
tumbuh tulang pada anak-anak.
Dalam simfisis, tulang rawan hialin meliputi ujung tulang, tetapi hubungan antara tulang
terjadi melalui fibrokartilago. Simfisis ditemukan pada sendi antara tulang dan antara tulang
kemaluan. Amphiarthrosis memungkinkan gerakan hanya sedikit; Oleh karena itu, kedua
jenis sendi tulang rawan adalah amphiarthrosis.
2.3
Sendi sinovial
Sendi sinovial adalah satu-satunya sendi yang memiliki ruang antara tulang perbatasan.
Ruang ini, disebut sebagai rongga sinovial (atau bersama), diisi dengan cairan sinovial.
Cairan sinovial melumasi sendi, mengurangi gesekan antara tulang dan memungkinkan
untuk gerakan yang lebih besar. Ujung-ujung tulang ditutupi dengan kartilago artikular, tulang
rawan hialin. Seluruh sendi dikelilingi oleh kapsul artikular terdiri dari jaringan ikat. Hal ini
memungkinkan pergerakan sendi serta resistensi terhadap dislokasi. Kapsul artikular juga
dapat memiliki ligamen yang memegang tulang bersama-sama. Sendi sinovial mampu
gerakan terbesar dari tiga jenis sendi struktural; Namun, sendi lebih mobile adalah sendi
lemah. Lutut, siku, dan bahu adalah contoh sendi sinovial. Karena mereka memungkinkan
gerakan bebas, sendi sinovial diklasifikasikan sebagai diartrosis.
sendi Sinovial adalah satu-satunya sendi yang memiliki ruang atau rongga sinovial pada sendi.
Sinartrosis
Sinartrosis (sendi mati) adalah persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan.
Sinartrosis ada dua macam yaitu sinostosis dan sinkondrosis. Sinostosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contoh pada tengkorak.
Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contoh hubungan antara
epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
Amfiartrosis
Amfiartrosis (sendi kaku) adalah persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Hubungan antartulang ini dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan sedikit gerakan,
contoh sendi antara tulang betis dan tulang kering.
Diartrosis
Diartrosis (sendi gerak) adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara
leluasa. Hubungan antara tulang ini dihubungkan oleh ligamen sehingga dapat digerakkan.
Bagian- bagian sendi gerak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9 yaitu sebagai berikut.
a.
Ruang
sinovial,
berisi
cairan
sinovial
yang
berfungsi
sebagai
pelumas.
b. Ligamen, berupa jaringan ikat yang menghubungkan kedua ujung tulang.
c. Kapsul sendi merupakan lapisan serabut yang menyelubungi rongga sendi.
d. Tulang rawan hialin, berfungsi melindungi kedua ujung tulang yang membentuk persendian dari
benturan keras.
Berdasarkan arah gerak yang ditimbulkan, diartrosis dapat dibedakan menjadi sendi peluru, sendi
pelana, sendi engsel, sendi geser, sendi putar, dan sendi luncur.
Sendi peluru, memungkinkan gerakan ke segala arah. Contoh persendian antara tulang
lengan atas dan gelang bahu.
Sendi pelana, memungkinkan gerakan ke dua arah. Contoh persendian antara tulang ibu
jari dan tulang telapak tangan.
Sendi engsel, memungkinkan gerakan ke satu arah. Contoh persendian pada siku dan
lutut.
Sendi putar, memungkinkan gerakan memutar. Contoh persendian antara tengkorak dan
tulang atlas.
Ringkasan
Sendi, bertanggung jawab untuk gerakan dan stabilitas kerangka, dapat diklasifikasikan
berdasarkan struktur atau fungsi.
sendi fibrosa mengandung jaringan ikat fibrosa dan tidak bisa bergerak; sendi
fibrosa termasuk sutura, Syndesmosis, dan gomphosis.
sendi Sinovial adalah satu-satunya sendi yang memiliki ruang (rongga berisi cairan
sinovial) antara perbatasan tulang.
Kehadiran cairan sinovial dan kapsul artikular memberikan sendi sinovial kisaran
terbesar dari gerakan di antara tiga jenis sendi; namun mereka yang paling lemah
dari jenis sendi lainnya.
http://www.sridianti.com/klasifikasi-sendi-berdasar-struktur-dan-fungsi.html
http://www.pelajaransekolahonline.com/2016/16/hubungan-antar-tulang-dangangguan-pada-tulang.html
Pertumbuhan Tulang
Pada awal perkembangan janin manusia, kerangka seluruhnya terbuat dari tulang rawan. Tulang
rawan yang relatif lunak secara bertahap berubah menjadi tulang keras melalui osifikasi. Ini
adalah proses di mana deposit mineral menggantikan tulang rawan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah, osifikasi tulang panjang, yang ditemukan di lengan
dan kaki, dimulai di pusat tulang dan terus ke arah ujung. Saat kelahiran, beberapa daerah tulang
rawan tetap dalam kerangka, termasuk plat pertumbuhan pada ujung tulang panjang. Tulang
rawan ini tumbuh sebagai tulang panjang, sehingga tulang dapat terus meningkat panjang selama
hidup.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sasanthy.kusumaningtyas/material/k5mekanismegeraksistemmuskuloskeletal2007.pdf
https://biologigonz.blogspot.co.id/2011/09/resume-sistem-gerak.html
2.5
Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam
masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim.
Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk
tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel
tulang).
Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan
mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu, di
sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang
akan mengeras karena adanya garam kapur (CaCO 3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2).
Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel tulang
yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga.
Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang. Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas
terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan
bertambah besar dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua,
yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi intramembranosa
disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya
tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk
selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini
menyebabkan tulang bertambah panjang. Perhatikan Gambar dibawah.
a)
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada
proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang
kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari
sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.
b)
Osifikasi endokondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu
menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses
pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini
bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel
tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut
center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini
tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.
Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang
kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga
sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel
lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
1.
Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang
paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
2.
Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone collar.
3.
Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang)
sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
4.
Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini
menyebabkan pemanjangan tulang.
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6 7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa sekitar umur 30-35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang: Dari
grafik, massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30-35 tahun (tergantung indvidu)
pertembuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum
tentu bagus, tapi di umur itulah tercapai puncak massa tulang manusia.
Bila dari awal proses pertumbuhan asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak
massa tulang yang maksimal. Tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta
gizi yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak masimal. Pada usia 0-30/35 tahun, disebut
modeling tulang karena pada massa ini tercipta atau terbetuk model tulang seseorang. Sehingga
lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30-3 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai,
disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal pergantian tulang yang sudah tua
diganti dengan tulang yang baru yang masih muda.
Secara alami, setelah pembetukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang.
Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kaslium setelah tercapainya ouncak massa tulang.
Dengan supan kalsium 800-1200 mg per hari, puncak massa tulang ini bisa dipertahankan.
Tujuannya adalah untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini
akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami osteoporosis.
Osteoporosis lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35
tahun.
Pada remaja akhir atau awal dua puluhan, seseorang mencapai kematangan tulang. Pada saat
itu, semua tulang rawan telah digantikan oleh tulang, sehingga mungkin tidak ada pertumbuhan
panjang tulang lebih lanjut. Namun, tulang masih dapat meningkatkan ketebalan. Hal ini dapat
terjadi sebagai respons terhadap aktivitas otot yang meningkat, seperti latihan beban.
Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi, yaitu pergantian tulang-tulang
yang sduah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang
sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang, tulang masih
mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yang masih muda, tapi proses ini
tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang
akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus
menerus, maka akan terjadi osteoporosis.
http://fungsi.web.id/2015/05/proses-pertumbuhan-dan-perkembangan-tulangosifikasi.html
2
Remodeling Tulang
Seperti kulit, tulang terbentuk sebelum lahir namun terus-menerus memperbarui dirinya sendiri
setelahnya. Bone Remodelling adalah penggantian terus-menerus jaringan tulang yang sudah tua
dengan jaringan tulang baru. Peristiwa ini melibatkan resorpsi tulang, pembuangan mineral dan serat
kolagen dari tulang oleh osteoklas, dan deposisi tulang, penambahan mineral dan kolagen serat ke
tulang oleh osteoblas. Dengan demikian, resorpsi tulang menyebabkan penghancuran matriks
ekstraselular tulang, sementara deposisi tulang menyebabkan pembentukan matriks ekstraseluler
tulang.
Pada
waktu
tertentu,
sekitar
5%
dari
total
massa
tulang
dalam
tubuh
melakukan remodelling. Tingkat pembaruan untuk jaringan tulang kompak adalah sekitar 4% per
tahun, dan untuk jaringan tulang spons adalah 20% per tahun. Remodelling juga terjadi pada tingkat
yang berbeda di berbagai daerah tubuh. Bagian distal femur diganti setiap sekitar empat
bulan. Sebaliknya, tulang pada tertentu wilayah di batang femur tidak akan diganti sepenuhnya selama
hidup. Remodelling juga menyingkirkan tulang yang cedera dan menggantikannya dengan jaringan
tulang baru. Remodelling mungkin dipicu oleh faktor-faktor seperti olahraga, gaya hidup, dan
perubahan dalam diet.1
Siklus remodelling terdiri dari tiga tahap berturut-turut:2
Fase
Activation
Resoption
Peristiwa
1.
2.
3.
Kalsium dapat dilepaskan ke dalam darah untuk digunakan dalam berbagai fungsi tubuh
5.
Osteoklas menghilang
6.
liang tadi
Reversal
7.
8.
9.
Formation
Quiescence
11. Situs (dengan resting lining cells) tetap aktif sampai siklus berikutny
1.
Mineral
Jumlah yang banyak dari kalsium dan fosfat sangat dibutuhkan saat tulang sedang tumbuh. Selain itu,
magnesium, fluoride, dan mangan juga dibutuhkan walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.
2.
Vitamin
Vitamin A menstimulasi aktivitas dari osteoblast. Vitamin C dibuthkan untuk sintesis kolagen yang
merupakan protein utama tulang. Vitamin D membantu membangun tulang dengan meningkatkan
absorpsi kalsium dari makanan di saluran gastrointestinal ke dalam darah. Vitamin K dan B 12 juga
dibutuhkan untuk sintesis protein-protein tulang.
3.
Hormon
Saat anak-anak, hormone yang paling penting untuk pertumbuhan tulang adalah Insulin-like
Growth Factors(IGF). IGF menstimulasi osteoblas, mempromosi pembelahan sel di lempeng
epifisis dan periosteum, dan meningkatkan sintesis protein untuk pertumbuhan tulang baru. Hormon
tiroid (T3 dan T4) juga mempromosikan pertumbuhan tulang dengan menstimulasi osteoblast. Hormon
insulin dari pancreas mempromosikan pertumbuhan tulang dengan meningkatkan sintesis proteinprotein tulang.
Saat pubertas, seks hormon , seperti androgen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblas dan
sintesis matriks ekstraseluler, serta menyebabkan lonjakan pertumbuhan pada usia belasan tahun. Pada
akhirnya, hormon seks terutama estrogen, mematikan pertumbuhan di lempeng epifisis, sehingga
perpanjangan tulang berhenti.
Saat dewasa, hormone seks secara perlahan-lahan meresorpsi tulang yang sudah tua dan membantu
deposisi tulang baru. Selain hormon-hormon tersebut, PTH, kalsitriol, kalsitonin, dan hormone lainnya
juga dapat berpengaruh pada remodeling tulang.
Bone Repair
Walaupun tulang memiliki kekuatan yang hebat, tulang juga dapat fraktur atau retak. Tulang yang
fraktur dapat diperbaiki melalui beberapa tahap:
1.
2.
dalam daerah ini. Peristiwa-peristiwa ini mengarah pada pembentukan kalus fibrokartilaginosa, yaitu
massa dari jaringan yang diperbaiki yang terdiri dari serat kolagen dan tulang rawan yang
menjembatani ujung tulang yang patah. Pembentukan kalus fibrokartilaginosa memakan waktu sekitar
3 minggu.
3.
4.
Bone Remodelling
Tahap akhir dari perbaikan patah tulang remodeling dari kalus. Bagian yang mati dari fragmen
patah tulang secara bertahap diresorpsi oleh osteoklas. Tulang kompak menggantikan tulang spons di
sekitar pinggiran dari fraktur. Kadang-kadang, proses perbaikan begitu menyeluruh sehingga garis
fraktur tidak terdeteksi, bahkan dalam sebuah radiograf (X-ray). Namun, daerah penebalan pada
permukaan tulang tetap sebagai bukti bahwa patah tulang sembuh.1
Faktor-faktor yang dapat memperlambat proses penyembuhan tulang: 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.