Anda di halaman 1dari 4

Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif adalah proses pemecahan masalah yang diselidiki, dengan


menggambarkan atau melukisan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian dengan metode ini memusatkan
perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya. (H.
Mimi Martini, 1996),
Penelitian eksploratif sendiri memiliki tujuan menggali secara luas tentang sebab-sebab atau
hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Arikunto S., 2002). Jadi metode deskriptif
eksploratif adalah penelitian dengan pemecahan masalah yang digali secara luas tentang
sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu berdasarkan fakta-fakta yang
terjadi di lapangan. Besar sampel jenis penelitian eksploratif ini cukup 1 atau 2 sampel
Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto S., 2002). Selain itu, menurut
Rakhmat tahun 2001 populasi adalah kumpulan objek penelitian berupa orang, organisasi,
kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar, peristiwa, dan lain-lain sebagai sumber
data yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik didalam suatu penelitian.
b. Sampel Penelitian
Menurut Rakhmat, sampel adalah sebagian populasi yang diambil dalam penelitian.
Tentang besarnya sampel menurut Sudjana 1989, tidak ada ketentuan yang baku atau
rumus yang pasti. Keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati
populasi atau tidak, bukan pada besar atau banyaknya. Dengan kata lain, sampel adalah
sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Untuk mengambil besarnya
sampel dalam penelitian ini berpedoman pada :
1. Jika jumlah populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingan
penelitiannya merupakan penelitian populasi
2. Jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau tergantung
setidak-tidaknya
 Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek
 Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti
Metode Pemilihan Sampel Probabilitas
1) Random
a. Simple random sampling digunakan jika tersedia kerangka sample pada
tingkat individu.
 Tentukan populasi studi
 Buat sampling frame
 Pilih sampel sejumlah n secara random (dengan tabel-random atau
Ms.Excel)
b. Systematic random sampling
 Tentukan populas studi
 Buat sampling frame
 Tentukan besar sampel
 Tentukan interval (i=N/n)
 Pilih sampel no.1 secara acak/random
 Pilih sampel berikutnya no.2, 3, dst dengan interal = N/n
c. Stratified random sampling digunakan jika populasi tidak homogen, dan ingin
membuat generalisasi untuk sub-popukasi
 Sederhana:
1. Tentukan populasi studi
2. Kelompokkan populasi berdasarkan variabel strata
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi rata menurut strata
5. Buat sampling frame (N) ditiap strata
6. Ditiap strata, pilih sampel secara random
7. Dibutuhkan analisis bobot sampling
 Proporsional
1. Tentukan populasi studi
2. Kelompokkan populasi berdasarkan variabel strata
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi rata menurut strata
5. Buat sampling frame (N) ditiap strata
6. Ditiap strata, pilih sampel secara random
7. Tidak dibutuhkan analisis bobot sampling
d. Cluster random sampling digunakan jika sapmling frame tidak tersedia atau
populasi berada di wilaah geografis yang luas dan sulit dijangkau
 Tentukan populasi studi (N)
 Kelompokkan populasi berdasarkan cluster
 Tentukan jumlah sampel (n) dan jumlah cluster (nk) jumlah sampel
ditiap cluster terpilih (ns)
 Pilih cluster secara acak proporsional (PPS)
 Pada cluster terpilih: ambil semua unit (1-tahap) atau pilih secara
random dengan jumlah yang sama (2-tahap)
e. Multistages random sampling
 Tentukan populasi studi (N) dan sampel (n)
 Bagi populasi menurut wilayah/strata
 Disetiap strata terpilih, kelompokkan populasi berdasarkan cluster atau
strata
 Tentukan besar sample ditiap strata dan cluster
 Di cluster/strata terpilih, ambil sampel secara acak.
2) Non random
a. Convenience atau accidental sampling
 Sampel yang terdiri dari unit/individu yang mudah ditemui
 Metode ini tidak dipermasalahkan apakah sampel yang diambil
mewakili populasi atau tidak
 Dirancang untuk melihat fenomena di masyarakt secara mudah
b. Pusposive sampling
 Sampling yang dilakukan berdasarkan keputusan peneliti, yang
menurut pendapatnya nampak mewakili populasi
c. Judgement sampling
 Sampel ditentukan oleh petugas pengumpul data saat pengumpulan
dilapangan
d. Expert sampling
 Penentuan sampel dilakukan oleh sejumlah pakar
 Karena kepakarannya mereka dianggap dapat memilihkan sampel
e. Quota sampling
 Besar sampel ditentukan dahulu tanpa perhitungan statistik
DAFTAR PUSTAKA
Besral. 2017. Metode Pengambilan Sampel. Depok ; Departemen Biostatistika FKM UI
(berupa format presentasi)
Didik, B. 2015. Populasi, Sampling, dan Besar Sampel. Pusdatin:Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai