Tulang
hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti hurup U.terletak diantara
laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya
beberapa otot mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap
manusia.
4) Tulang belakang (vertebrae)
A B C
Fungsi
Tilang rawan :
- Rangka tubuh awal (embrio)
- Menunjang jaringan lunak serta alat dalam
- Melicinkan permukaan tulang dan sendi
- Membina pertumbuhan tulang
b) Tulang Sejati
Jaringan tulang merupakan jaringan yang paling keras pada
tubuh hewan. Jaringan tulang termasuk ke dalam jaringan ikt yang
berkembang dari sel – sel mesenkim pada masa gastrulasi. Seperti pada
umumnya jaringan ikat, jaringan tulang tersusun atas sel dan matriks
ekstraseluler. Osteoblast merupakan sel – sel penyusun jaringan tulang
yang mendepositnya diri pada matriks ekstraseluler yang tersusun atas
serat kolagen. Selain itu, matrik ekstraselulernya mengandung
beberapa mineral seperti kalsium dan fosfat yang menyebabkan
jaringan tulang mengeras (seperti adukan semen). Sel – sel osteoblas
itu dilindungi oleh sebuah ruang yang disebut lakuna, kemudian
osteoblas berubah menjadi osteosit. Dengan demikian osteosit dapat
terlindungi dari matrik ekstraseluler yang mengeras.
Sel-sel osteosit penyusun osteon (tulang keras) tersusun dalam
suatu sistem mikroskopis yang disebut dengan sistem Havers. Dalam
setiap sistem ini terdapat saluran Havers pada bagian tengah yang
berisi pembuluh darah dan juga sel saraf. Sementara sel- sel osteosit
mengelilingi sistem tersebut. Sel-selosteosit terletak dalam lakuna yang
merupakan ruangan kecil yang memisahkan sel dengan matriks osteon
yang keras. Ruang-ruang kecil ini memiliki saluran-saluran halus
(kanalikuli) yang berfungsi menghubungkan lakunan dengan
penyaluran nutrisi dari sentral Havers.
Berdasarkan susunannya, jaringan tulang dapat dibedakan
menjadi dua:
- Tulang kompak
Merupakan jenis jaringan tulang yang memiliki sistem saluran
havers. Jenis tulang ini merupakan bagian yang keras pada tulang.
- Tulang Spons
Bagian tulang yang tidak terdapat sistem havers. Bagian ini terletak
dibagian tengah pada tulang, yang sering disebut dengan sumsum
tulang dan juga merupakan tempat pembentukan sel – sel darah.
Fungsi Jaringan Tulang Sejati :
- Kerangka tubuh
Fungsi tulang pada hewan tingkat tinggi (vertebrata) adalah
sebagai kerangka tubuh hewan. Kelompok hewan vertebrata
termasuk manusia memiliki bentuk tubuh yang mengikuti bentuk /
susunan rangka pada hewan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan
bentuk suatu hewan (pada vertebrata) adalah sebagaimana bentuk
dari susunan tulang kerasnya.
2. SENDI
Pengertian sendi adalah penghubung antartulang sehingga tulang dapat
digerakkan. sendi merupakan perantara antara tulang yang satu dengan tulang
yang lainnya sehingga tulang tersebut menyatu. Hubungan antartulang dibiasa
disebut dengan artikulasi. Untuk terjadinya artikulasi maka diperlukannya sendi.
Sendi diapit oleh tulang rawan yang merupakan bantalan untuk sendi. sendi di ikat
oleh ligamen. ligamen adalah bahan yang kuat dan lentur.
a. Macam-Macam Sendi
Macam-macam sendi dikelompokan dalam 4 macam yakni macam-
macam sendi berdasarkan arah gerakannya, berdasarkan struktur, berdasarkan
fungsi, berdasarkan anatomi lokasinya. Untuk mengetahui penjelasannya
dapat dilihat dibawah ini.
1) Macam-Macam Sendi Berdasarkan Arah Gerakannya
a) Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan satu arah maju atau mundur. Contoh sendi engsel adalah
persendian pada siku, lutut, dan persendian antararuas jari tangan.
b) Sendi Peluru adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak
ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang
paha dan tulang gelang panggul serta antara persendian pangkal
lengan atas dan gelang bahu.
c) Sendi Putar adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai poros.
Contoh sendi putar adalah persendian tulang tengkorak dan tulang
atlas serta persendian tulang hasta dan tulang pengumpul.
d) Sendi Geser adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan tulang yang satu menggeser pada tulang yang lain. Contoh
sendi geser adalah persendian antartulangkarpal.
e) Sendi Pelana adalah antartulang yang memungkinkan gerakan tulang
ke dua arah yang saling tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda.
Contoh sendi pelana adalah persendian tulang tumit dan tulang kering.
2) Macam-Macam Sendi Berdasarkan Sifat
Macam-macam sendi berdasarkan sifat dan biasa pula dikatakan dengan
pergerakan atau fungsinya, antara lain sebagai berikut.
a) Sinartrosis (Synarthrosis) atau Sendi mati adalah hubungan antartulang
yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan, contohnya persendian
pada tulang tengkorak.
b) Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau Sendi kaku adalah hubungan
antartulang yang hanya sedikit memungkinkan terjadinya gerakan.
Contohnya sendi kaku adalah persendian tulang-tulang pergelangan
tangan, persendian tulang pergelangan kaki, dan persendian ruas-ruas
tulang belakang.
c) Diartrosis atau sendi gerak adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan terjadinya gerak, baik gerak satu arah, dua arah,
maupun kesegala arah.
3) Macam Sendi Berdasarkan Strukturnya
Macam-macam sendi berdasarkan Strukturnya antara lain sebagai
berikut.
a) Sendi artikulasi tangan
b) Sendi pergelangan
c) Sendi siku
d) Sendi Bahu aksila (Glenohumeral dan sendi akromioklavikularis)
e) Sendi sternoklavikularis
f) Sendi artikulatoris vertebra
g) Sendi Sakroiliaka panggul
h) Sendi temporomandibular rahang
i) Sendi pinggul
j) Sendi lutut
B. Muskuler/Otot
1. Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada
yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler otot :
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas
untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri ciri sistem muskuler otot :
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau
tidak melibatkan pemendekan otot.
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi
oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks.
Kerja otot
Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
2. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang
dengan otot atau otot dengan otot.
Gambar 2. Tendon
3. Ligamen
L i g a m e n
elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang
dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral
yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya
pergerakan.
Ligamen jaringan elastik kuning
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan
memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
C. Fasia
Fasia (fasica) adalah :
Selubung tisu fibrosa yang membungkus jaringan dan organ.
Jenis jaringan ikat yang digunakan dalam pembesaran bibir untuk
menghasilkan bibir yang lebih penuh. Produk ini terbuat dari tisu donor
manusia.
2.1Struktur Sistem Kardiovaskuler
2.1.1 Jantung
Jantung (Cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah
satu organ manusia yang berperan dalam system peredaran darah. Jantung manusia
adalah jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan
organ berotot yang mampu mendorong darah keseluruh bagian tubuh. Jantung
manusia berbentuk kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga
dada sebelah kiri. Jantung dibungkus oleh selaput yang disebut pericardium. Jantung
bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah
klep yang melengkapinya.
A. Struktur Anatomi
Bentuk serta Ukuran Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal
kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200-425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter
darah. Posisi jantung terletak diantara kedua paru dan berada ditengah-tengah dada,
bertumpu pada diafragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, 1 cm ditepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa II sinistra dari tepi lateral sternum, tepi kiri caudal
berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri antara lapisan
fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 5 cc yang berfungsi sebagai pelumas
agar tidak ada gesekan antar perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan
paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah miokardium dimana lapisan ini
adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.
1. Arteri adalah arteri terbesar dalam badan manusia. Bersumber dari bilik kiri jantung
dan membawa darah beroksigen kepada semua bagian tubuh dalam peredaran
sistemik.
2. Pembuluh darah balik cava atas ( cava superior ) adalah Vena Cava Superior
(pembuluh balik besar atas) adalah pembuluh darah yang menerima darah dari kepala
dan kedua tangan. Darah yang dibawa oleh pembuluh darah ini juga mengandung
banyak CO2.
3. Katup trikuspid adalah Katup trikuspid menghubungkan antara atrium kanan
dengan ventrikel kanan
4. Serambi kanan sebagai tempat menampung darah yang kaya karbondioksida dari
seluruh tubuh.
5. Pembuluh darah balik kava bawah ( inferior ) mengembalikan darah ke jantung
dari setengah bagian tubuh bawah .
6. Bilik kanan berfungsi memompa darah ”kotor” (yang dialirkan oleh seramni kanan)
ke paru-paru melalui arteri paru-paru.
7. Otot papiler melampirkan ke bagian bawah dinding bagian dalam ventrikel. Mereka
menyambung korda tendinea, yang melekat pada katup trikuspid dalam ventrikel
kanan dan katup mitral di ventrikel kiri. Kontraksi otot-otot papiler membuka katup-
katup ini. ketika otot papiler santai, katup-katup dekat.
8. Arteri koroner adalah pembuluh-pembuluh yang memasok darah beroksigen ke otot
jantung. Mereka disebut arteri koroner karena mengelilingi jantung dalam bentuk
mahkota.
9. Bilik kiri menampung darah dari bagian serambi kiri.
10. Katup aorta adalah jaringan khusus di dalam ruang jantung yang mengatur urutan
aliran darah dari satu bagian ke bagian lain. Katup aorta memisahkan ruang utama
pemompa jantung (ventrikel kiri) dengan aorta, pembuluh darah arteri utama yang
memberikan darah beroksigen ke seluruh tubuh. Katup mitral memisahkan ruang kiri
atas (atrium) dengan ruang kiri bawah (ventrikel) dan menjaga pergerakan aliran
darah yang tertib dari paru ke ventrikel kiri.
11. Katup mitral atau bikuspid adalah untuk mengontrol aliran darah dalam satu arah
melalui sisi kiri jantung, terutama dalam hal mencegah darah apapun dari muntah
kembali ke paru-paru.
12. Serambi kiri menampung darah bersih dari paru-paru yang banyak mengandung
oksigen
13. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor
dari pulmonary trunk ke kedua paru paru.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu berdinding tipis disebut
atrium dan lainnya berdinding tebal disebut ventrikel. Pada orang awam, atrium
dikenal dengan serambi sedangkan ventrikel dikenal dengan bilik.
Atrium merupakan ruang jantung bagian atas , ukuran atrium lebih kecil, berfungsi
sebagai ruang penerima dan merupakan tempat tujuan aliran darah dari vena.
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup dan
selanjutnya ke paru-paru
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru-paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudia darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum atrium
Ventrikel merupakan ruang jantung bagian bawah, digunakan sebagai ruang pemompa
(discharging) dan tempat derah di dorong ke arteri.
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis.
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel
Septum terletak ditengah jantung , memisahkan jantung kiri dan kanan dan berjenis
otot.
C. Lapisan-Lapisan Jantung
a. Perikardium
Memiliki dua sakus (kantong pembungkus). Sakus terluar terdiri atas jaringan fibrosa,
sedangkan sakus terdalam terdiri atas lapisan membran serosa ganda. Jantung
terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar :
Terdiri atas otot jantung. Gerakan otot jantung involunter. Setiap serat sel memiliki
satu inti sel dan satu atau lebih cabang. Ketebalan miokardium bervariasi dari satu
ruang jantung ke ruang lainnya.
E. Endokardium
Melapisi bilik katup jantung. Lapisan ini merupakan membran yang tampak
mengkilap, halus dan tipis yang memungkinkan aliran darah yang lancar ke dalam
jantung. Lapisan ini terdiri atas sel epitelium gepeng dan berlanjut ke pembuluh darah.
F. Katup jantung
Diantara atrium dan ventrikel terdapat sekat yang memisahkan keduanya yang disebut
katup. Jantung memiliki 4 katup :
1. Katup trikuspidalis :
Terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah
akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup ini berfungsi
mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup saat
kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup ini memiliki 3 daun katup.
Terletak antara ventrikel kiri dan atrium kiri. Katup ini menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri atas 2 daun katup.
3. Katup Aorta :
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Terdiri dari 3 daun katup. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya, katup ini akan menutup pada saat ventrikel kiri
berelaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali dalam ventrikel kiri.
4. Katup Pulmonal :
Terletak anta ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Setelah katup trikuspid tertutup,
darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis.
G. Fisiologi Jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Atrium kanan berfungsi untuk menyimpan
dan menyalurkan darah ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis, atrium kiri
menerima darah dari empat vena pulmonalis yang berisi darah yang kaya akan
oksigen, ventrikel kiri menerima darah dari atrium kanan kemudian memompa ke
arteria pulmonalis melalui katup pulmonal, ventrikel kanan menerima darah dari
atrium kiri (kaya O2) kemudian memompa ke aorta melalui katup aorta ke seluruh
tubuh.
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut –
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot
lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang menyebar ke
seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu:
1. Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk sendiri
potensial aksinya.
2. Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan
potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel otoritmik
jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di
mana sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan
aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara perlahan terdepolarisasi sampai ke
ambang (potensial pemicu). Dengan siklus yang berulang tersebut, sel otoritmik
memicu potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu
denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung otoritmik ini
membentuk area tersendiri di:
a. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan
dekat pintu masuk vena cava superior.
b. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus
yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium
dan ventrikel.
c. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi
menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang
dinding luar.
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung
sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang menjadi cabang
kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun berkas His
mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel,
kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi) yang
muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.
Pada tiap siklus jantung systole dan diastole secara berurutan dan teratur dengan
adanya katup jantung yang terbuka an trtutup. Pada saat itu jantung dapat bekerja
sebagai suatu pompa sehingga darah dapat beredar keseluruh tubuh.
Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan di dalam rongga jantung
sehingga terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan ini penyebabkan darah mengalir ari
rongga yang tekanannya lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Curah Jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per menit. Pada
keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan
ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di
tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik disebut
volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung= volume sekuncup x frekuensi
denyut jantung per menit.16 Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi
pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan.
Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung
seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung
orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau
menurun dalam berbagai keadaan
Aliran balik vena ke jantun menentukan volume ventrikel. Peningkatan aliran balik
vena meningkatkan volume akhir – diastolic ventrikel, yang kemudian memperkuat
peregangan serabut miokardium. Sesuai engan hukum stirling jantung dimana paa saat
pengisian normal pada diastolik akan menyebabkan peregangan serabut dengan
kekuatan kontraksi dan volume sekuncup normal. Pada peningkatan pengisian pada
saat diastolic menyebabkan peningkatan peregangan serabut, kekuatan kontraksi, dan
volume sekuncup.
2.1.2 Darah
Darah adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen
yang diperlukanoleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besidalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah teriri atas plasma darah 55%, sel-sel darah 45% yang terdiri atas sel arah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), keeping-keping darah (trombosit). Plasma darah
merupakan komponen terbesar alam darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah
adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta
membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah
menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Sel darah
merah bentuknya seperti cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter
kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam
1mm3 (41/2 juta), warnanyakuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu
zat yang disebut hemoglobin., warna ini akan beratamba merah jika didalamnya
mengandung banyak oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbondioksida ini
ikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin ( hb + oksigen 4hb – oksigen) jadi oksigen diangkut dari seleuruh
tubuh sebagai oksihemoglobin yang setelah tiba dijaringan akan dilepaskan hb –
oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb akan bersenyawa dengan karbon dioksida
dan disebut karbon dioksidahemoglobin ( Hb+karboni dioksida hb-karbon dioksida)
yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merh, limpa dan hati.
Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula
besar dan berisi nucleus dan tidak berisi hemoglobin kemuian dimuati hemoglobin
dan akhirnya menghilangkan nukleusnya dan siap diedarkan dalm srikulasi darah
yang kemudian akan berdarah didalam tubuh selama lebih kurang 114-115 hari
setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terulang
menjadi 2 zat yaitu hematin yang mengandung fe yang berguna untuk membuat
eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrosit yang
berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang
dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100cc darah. Normal hb wanita 11,5mg% dan
laki-laki 13,0mg%. sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri
dari asam amino dan memerlukan zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin alam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka
keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan yang hebat,
penyakit yang melisi eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. Sel darah
putih (leukosit), mempunyai bentuk dan sifat berlainan dengan sifat eritrosit dibawah
mikroskop akan terlihat bentuknya dan dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
dengan perantraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna),
banyaknya dalam 1mm3 darah kira-kira 6000-9000. Fungsinya sebagai pertahanan
tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk kedalam
jaringan res( sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya didalam limpa dan limfe
sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus
melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada didalam
pembuluh darah juga terdapat diseluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan
penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang berada
di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebakan sel leukosit yang
biasanya tingal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam
darah melebihi 10.000 per mm 3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut
leukopenia.
Teknan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi pada dinding arteri.
Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan resistensi terhadap aliran darah
yang diatur oleh pembuluh darah.
Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik
yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri yang terjadi pada saat
ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg dan tekanan ini dapat
meningkat dengan bertambahnya usia. Tekanan diastolik yaitu tekanan darah paling
rendah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg.
Walaupun demikian, tekanan darah pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai
normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan
diastolik. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal.
Peningkatan tekanan darah lebih dari normal disebut tekanan darah tinggi/hipertensi.
Sebaliknya, jika kurang dari normal disebut tekanan darah rendah/hipotensi.
Jumlah : 7% dari BB ( 5,6 liter pd pria dgn BB 70 Kg) pada wanita lebih sedikit.
Presentase volume darah dalam pembuluh darah : a.Jantung 9%, b.Pemb drh paru
12%, c.Arteri besar 8%, d.Arteri kecil 5%, e.Arteriola 2%, f.Kapiler 5%, g.Vena kecil,
venula, sinus 25%, h.Vena besar, resevoar vena 34%.
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa
darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. Ada 3 jenis pembuluh
darah utama yaitu arteri, vena dan kapiler.
1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung. Fungsi dari arteri adalah
mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke kapiler sehingga dapat memperdarahi
organ-organ tubuh. Darah meninggalkan jantung dari aorta menuju ke arteri.
Pembuluh darah arteri memiliki dinding yang kuat. Selain itu, dindingnya juga
bersifat elastis, sehingga mampu menahan tekanan yang kuat dari jantung, sehingga
pembuluh darah arteri tidak mudah robek.
Letak pembuluh arteri agak ke dalam tubuh bila dibandingkan dengan jenis pembuluh
darah vena. Hanya di beberapa bagian tertentu yang letaknya agak ke tepi, seperti di
leher, pergelangan tangan, dan pelipis.
Pembuluh arteri ikut berdenyut mengikuti denyutan jantung. Aliran darah yang berada
di dalam arteri pun sangat cepat, karena berasal langsung dari jantung. Terdapat
perbedaan mendasar antara pembuluh arteri dan vena, yaitu jika pembuluh darah vena
memiliki banyak katup, maka lain halnya dengan arteri. Pembuluh darah arteri hanya
memiliki satu katup di pangkal berbatasan dengan bilik kiri jantung, atau biasa disbeut
dengan valvula semilunar. Pembuluh darah arteri dibedakan lagi menjadi 3 bagian
yang memiliki perbedaan pada letak dan ukurannya. Akan tetapi, fungsinya tetap
sama. Ke-3 arteri tersebut adalah :
a) Arteri Elastik
Arteri elastik merupakan pembuluh darah arteri yang memiliki ukuran yang besar di
tubuh. Contoh arteri-arteri elastik seperti aorta (arteri yang berada di dekat jantung
dan menyambut darah langsug dari jantung) dan trunkus pulmonalis (pembuluh arteri
yang mengalirkan darah dari bilik kanan jantung), serta cabang-cabang utamanya
seperti aorta abdominalis, dan lain-lain
Arteri jenis ini memiliki dinding yang tersusun dari jaringan ikat elastik yang banyak,
sehingga ketika arteri ini mampu menahan tekanan yang tinggi dari darah saat
dipompa oleh jantung. Sifat elastik yang dimiliki juga sangat membantu dalam
melebarkan dan mengerutkan diameter pembuluh di saat-saat tertentu.
b) Arteri Muskular
Sesuai dengan namanya, arteri jenis ini terletak di dekat otot-otot tubuh ataupun dekat
dengan organ-organ tubuh. Contohnya adalah arteri radialis, arteri komunis, arteri
brachialis, dan lain-lain. Penyusun arteri ini adalah jaringan otot polos.
c) Arteriol
Arteri ini merupakan pipa terakhir dari arteri yang menghubungkan langsung dengan
kapiler-kapiler dalam tubuh. Arteri jenis ini memiliki satu sampai dengan lima lapis
jaringan otot polos.
Arteri mempunyai dinding yang kuat dan elastis yang tersusun dari 3 lapisan :
Tunika intima/interna. Lapisan yang tipis, halus dan pipih yang dilapisi jaringan
epitelium skuamosa.
Tunika medika. Lapisan yang terdiri atas otot polos dan sebagian jaringan fibrosa.
Dalam arteri yang berukuran lebih besar, jumlah serat elastis ini lebih banyak dan
sebaliknya lebih sedikit pada arteri yang lebih kecil
Tunika eksterna/adventisia. Lapisan ini terdiri atas jaringan fibrosa yang
melindungi pembuluh darah
2. Vena
Vena adalah pembuluh adarah yang mengalirkan darah kaya CO2 dari tubuh ke
jantung. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri, tetapi memiliki 3 lapisam
jaringan yang sama. Dinding vena lebih tipis karena terdapat sedikit otot dan jaringan
elastik sedikit di tunika media karena vena membawa darah dengan tekanan yang
lebih rendah daripada arteri. Saat vena terpotong vena kolaps sementara arteri yang
memiliki dinding yang lebih tebal tetap terbuka.
Sebagian vena memiliki katup yang mencegah aliran balik darah dan memastikan
darah mengalir ke jantung. Pintu (kuspid) katup berbentuk semilunar dengan
cekungan menonjol ke jantung. Katup banyak terdapat dalam vena ekstremitas,
khususnya ekstremitas bawah dimana darah harus berjalan jauh melawan gravitasi
saat individu berdiri. Vena paling kecil disebut venul.
Vena yang paling besar yang terletak di dekat jantung disebut dengan vena kafa. Vena
kafa sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan letak dan fungsinya yang berbeda, yaitu :
a) Vena Kafa Superior, yaitu vena kafa yang membawa darah ke jantung dari bagian
tubuh atas
b) Vena Kafa Inferior, yang bertugas membawa darah ke jantung dari bagian tubuh
bawah.
Vena terletak di bagian tubuh agak ke tepi. Pembuluh vena tidak memiliki aliran
darah secepat arteri, karena vena tidak membawa darah yang berasal langsung dari
jantung. Karena tidak mempunyai tekanan yang besar, maka pembuluh vena memiliki
banyak katup yang berfungsi mencegah agara aliran darah tidak kembali lagi ke
kapiler. Selain vena kafa, pembuluh vena juga terbagi lagi menjadi :
a) Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang bertugas untuk emmbawa darah
segar yang telah terikat dengan oksigen ke dalam jantung. Terdapat dua vena
pulmonalis, yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa darah dari paru-paru kanan
ke jantung, serta vena pulmonalis sinistra yang membawa darah dari paru-paru kiri ke
jantung.
b) Vena Cutanea
Cutanea berarti kulit. Sesuai dengan namanya, vena jenis ini berada di bawah kulit,
yang biasanya ditusuk saat seseorang diambil darah untuk melakukan cek gula darah,
kolesterol dan lain-lain.
c) Deep Vein
Vena ini terletak berdekatan dengan arteri dan tidak tampak dengan mata telanjang
jika dilihat dari luar.
d) Venula
Sama halnya seperti arteriol, venula merupakan vena dengan ukuran terkecil dan
bertanggung jawab terhadap distribusi darah ke kapiler.
3. Kapiler
Arteriol (arteri berukuran paling kecil) terkecil bercabang menjadi sejumlah pembuluh
panjang yang disebut kapiler. Dinding kapiler terdiri atas lapisan tunggal sel
endotelium yang memiliki membran dasar tipis yang dapat dilalui air dan substansi
molekul kecil lainnya. Molekul besar seperti protein plasma tidak dapat melalui
dinding kapiler. Kapiler membentuk jaringan pembuluh darah tipis yang besar,
dimana menghubungkan arteriol terkecil dengan venul
terkecil. Kapiler terdiri atas 1 lapisan jaringan epitelium skuamosa. Kapiler berfungsi
dalam pertukaran oksigen dan nutrien dengan materi sisa secara osmosis.
Pembuluh kapiler merupakan kelanjutan dari pembuluh arteri yang bertugas untuk
mendistribusikan dan memberi makanan berupa darah yang kaya oksigen ke organ-
organ tubuh tempat kapiler tersebut berada. Setelah kapiler memberi darah yang kaya
oksigen tersebut, maka kapiler juga akan mengambil dan menyerap sampah-sampah
sisa metabolism seperti karbon dioksida sehingga dapat dialirkan melalui vena
kembali ke jantung. Terdapat beberapa jenis kapiler di dalam tubuh manusia, yaitu :
Perbedaan dengan vas capillare continuum terletak pada adanya pori-pori (fenestra)
dalam kapiler jenis ini. Biasanya kapiler ini terletak di kelenjar endokrin, usus halus,
dan glomerulus ginjal.
Biasanya kapiler ini terletak di hati, limpa, dan sumsum tulang. Membrane basalis
kapiler ini tidak terbentuk secara sempurna, dan mempunyai diameter yang lebar serta
terdapat celah di antara sel endotelnya.
Sistem peredaran arah manusia ada dua yaitu sistem peredaran darah besar dan
peredaran darah kecil.
1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung
kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
ada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi
mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem
sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti.
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung
banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik
(ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-
arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang
kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut
dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus
(intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit
sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-
rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya
pertukaran zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses
difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria
yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang
membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan
venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan
Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis -->
Paru --> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).
2.3 Denyut Nadi
Denyut nadi (pulse rate) adalah gelombang yang disalurkan melalui arteri sebagai
respons terhadap ejeksi darah dari jantung ke dalam aorta. Denyut nadi terbentuk
seiring dengan didorongnya darah melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri
berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi jantung seiring
dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena. Dengan demikian, denyut nadi
(pulse rate) juga dapat mewakili detak jantung permenit atau yang dikenal dengan
denyut jantung (heart rate). Denyut nadi dihitung tiap menitnya dengan hitungan
repitisi (kali/menit).
Denyut nadi paling mudah dirasakan ketika arteri ditekan ringan pada tulang.
Beberapa tempat untuk meraba denyut nadi yaitu arteri radialis di pergelangan tangan,
arteri temporalis superfisialis pada bagian tulang pelipis, arteri dorsalis pedis pada
dorsum pedis atau punggung kaki, arteri karotis pada leher, arteri femoralis pada
lipatan paha, arteri brakhialis pada lipatan siku.
Denyut nadi bervariasi pada kecepatan, regularitas, dan kekuatan karena
mencerminkan perubahan denyut jantung. Frekuensi denyut melambat selama tidur
dan dipercepat oleh emosi, olahraga, demam, dan rangsangan lain. Pada orang muda
sehat yang bernapas dengan frekuensi normal, frekuensi denyut jantung bervariasi
sesuai fase pernapasan; meningkat selama inspirasi dan menurun selama ekspirasi,
terutama bila kedalaman pernapasan meningkat.
Syok adalah suatu keadaan disebabkan ganggguan sirkulasi darah kedalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak
mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler tidak mampu
mengalirkan darah keseluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya
berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.
1. Syok Hemarogik adalah suato syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak.
Akibat perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan
penyakit trofoblas (mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa,
solusio plasenta, repture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan
laserasi jalan lahir.
2. Syok Neurogenik yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan
oleh kehamilan ektopik yang terganggu.
3. Syok Kardiogenik yaitu syok yang terjadi karena kontraksi oto jantung yang tidak
efektif yang disebabkan oleh infrak otot jantung dan kegagalan jantung.
4. Syok Endotoksis/Septic merupakan suatu ganguan menyeluruh pembuluh darah
disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama adalah infeksi baktri gram negative.
5. Syok Anafilatik yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi/hipersensitif terhadap
obat-obatan.
A. Landasan Teoretis
Pengertian secara umum dari pernapasan adalah peristiwa menghirup atau
pergerakan udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke dalam tubuh atau paru-
paru serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2)
sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh (Syaifudin, 1997)
Pearce, (2011:255) menyatakan “pernapasan merupakan proses ganda, yaitu
terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan di dalam paru-
paru atau pernapasan luar.”
B. Sistem pernafasan
1. Definisi Pernafasan
Pernafasan diambil dari kata napas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia menyatakan kata napas dapat berarti udara yang diisap melalui hidung
atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru.
Pearce, (2011:255) menyatakan “pernapasan merupakan proses ganda, yaitu
terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan di dalam
paru-paru atau pernapasan luar.”
a. Internal
“Pernafasan Internal adalah pertukaran gas di dalam jaringan.” (Pearce,2011).
Secara teknikal,pernapasan internal diketahui juga sebagai pertukaran gas
peripheral yang mengacu kepada proses pertukaran gas pernapasan diantara
darah dengan jaringan tubuh atau masuk ke dalam sel.
Pearce (2011:266) menyatakan “Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat
b. Eksternal
Pernapasan eksternal atau disebut juga pernapasan paru merupakan pertukaran
oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru. Fungsi paru adalah tempat
pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada pernapasan melalui
paru/pernapasan eksterna. Oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Saat
bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan
dapat erat berhubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis (Syaifudin,
1997:92).
2. Fungsi Pernapasan
Fungsi utama system pernapasan adalah:
a. Menyediakan oksigen untuk seluruh jaringan tubuh.
b. Mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolism di jaringan.
Fungsi tambahan system respirasi adalah:
b. Nasofaring
Nasofaring berfungsi untuk membuka di bagian depan ke dalam cavum nasi
dan ke bawah ke dalam orofaring. Nasofaring adalah bagian faring yang
terletak pada bagian belakang rongga hidung. Nasofaring merupakan satu –
satunya bagian faring yang hanya dapat dilalui oleh udara, bagian faring
lainnya dapat dilalui oleh udara maupun makanan. Nasofaring berasal dari dua
kata, yaitu naso yang artinya hidung dan faring yang artinya tenggorokkan,
oleh karena itu nasofaring juga dikenal sebagai Saluran Hidung – Tenggorok.
c. Orofaring
berfungsi untuk membantu proses pernapasan dan hal – hal yang berkaitan
dengan pernapasan, serta berperan dalam proses menelan. Pada bagian
bawah orofaring terdapat klep yang disebut epiglotis, organ ini berfungsi
untuk mengarahkan makan agar tidak masuk ke saluran pernapasan.
d. Laring
Laring adalah saluran pernapasan yang membawa udara menuju
ke trakea Fungsi utama laring adalah untuk melindungi saluran pernapasan
dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik,
sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran napas. Laring
mengandung pita suara.
e. Trakea
Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kurang lebih 10 cm dan lebar
2,5 cm. trakea berjalan dari cartilage cricoidea ke bawah pada bagian depan
leher dan dan di belakang manubrium sterni,berakhir pada setinggi angulus
sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) tempatnya berakhir, membagi
menjadi bronkus kanan dan kiri. Berfungsi sebagai jalan masuk udara menuju
paru-paru.
f. Bronkus
Bronkus merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea.
Bronkus terdapat di bagian paru-paru kanan dan kiri. Setiap bronkus terdiri
dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus
kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertical daripada bronkus kiri.
Bronkus dilapisi oleh silia yang berfungsi untuk menangkap partikel dan
mendorong secret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui bersin.
g. Paru-paru
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan
udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.
Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang
berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari
kata Latin pulmones untuk paru-paru.
4. Proses Pernapasan
Proses pernapasan terbagi dua menjadi proses pernapasan internal dan proses
pernapasan eksternal. Proses pernapasan internal terjadi saat darah yang
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel
jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu
karbon dioksida. (Pearce,2011)
Proses pernapasan internal dan volume pertukaran gas tergantung dari
beberapa faktor diantaranya:
a. Jumlah oksigen di dalam tubuh. Difusi oksigen akan terjadi lebih rendah
saat oksigen lebih rendah dalam darah.
b. Jumlah karbon dioksida dalam jaringan. Difusi karbon dioksida akan
terjadi lebih rendah saat jumlah karbon dioksida lebih rendah dalam
jaringan.
c. Jumlah aliran darah. Lebih sedikit darah dalam jaringan maka lebih sedikit
das yang akan ditukar
d. Kondisi lokal di jaringan. Ketika jaringan memproduksi banyak H+
(menjadi asam) dan memanas karena melakukan kerja. Tingkat difusi
oksigen dan karbon dioksida meningkat. Hal ini merupakan respon
lokalisasi ke bagian-bagian jaringan yang membebaskan gas bertukar di
jaringan yang sedang bekerja untuk secara dramatis lebih tinggi dari
jaringan yang bekerja.
Pada proses pernapasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut
pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli,
dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.
(Pearce,2011)
Pada proses pernapasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut
pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli,
dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.
(Pearce,2011)
Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler,yang
memisahkan oksigen darah. Oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa ke arteri ke
semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100
mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. (Pearce,2011)
Pernapasan dapat berarti pengangkutan oksigen ke sel dan pengangkutan CO2
dari sel kembali ke atmosfer. Proses ini menurut Guyton dan Hall (1997:597)
dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
a. Pertukaran udara paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara ke dan dari
alveoli. Alveoli yang sudah mengembang tidak dapat mengempis penuh karena
masih adanya udara yang tersisa didalam alveoli yang tidak dapat dikeluarkan
walaupun dengan ekspirasi kuat. Volume udara yang tersisa ini disebut volume
residu. Volume ini penting karena menyediakan O2 dalam alveoli untuk
menghasilkan darah.
b. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.
c. Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh menuju ke dan
dari sel-sel.
d. Regulasi pertukaran udara dan aspek-aspek lain pernapasan.
5. Transport Gas Pernapasan
a.Ventilasi,Difusi,Transportasi,Perfusi
1). Ventilasi pulmoner atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar. Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke
paru. Ventilasi paru mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi
dan ekspirasi. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan
tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi
tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760
mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Hukum Boyle’s :
Ekspirasi bersifat pasif. Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan
interkosta eksterna, hal ini akan menurunkan volume intratorak kemudian
meningkatkan tekanan intratorak lalu tekanan intrapleural makin positif yang
menghasilkan paru mengempis sehingga tekanan intrapulmonal menjadi makin
positif akhirnya udara keluar paru.
a). Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
b). Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.
c). Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
d).Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta,
internal interkosta, otot abdominal.
2). Difusi gas terjadi saat gas dapat menembus membrane pemisah alveoli dan
kapiler. Karbon dioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke
dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses
difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg
sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen
akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2
dalam kapiler 45 mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi
keluar alveoli.
3). Transportasi adalah proses diangkutnya oksigen yang sudah diperfusi oleh
darah untuk dibawa menuju sel dan dibuangnnya karbondioksida dari sel menuju
atmosfer ( melalui alveoli). Transport oksigen terjadi pada darah yang mengalir
dalam pembuluh darah karena di pompa oleh otot jantung akan mentransport O 2
dan CO2 antara alveoli darah di kapiler paruparu dan sel sl jaringan tubuh .O 2
hanya sedikit larut dalam cairan plasma darah karena koefisien kelarutan yang
kecil.Pada saat keadaan istirahat jumlah O2 terlarut hanya beberapa persen dari
kebutuhan sel sel tubuh akan O2 .Sebagian besar O2 dalam darah (kurang lebih
97%) terikat oleh hemoglobin yang terdapat di erithosit. Hemoglobin adalah
protein dengan struktur kuartener. HbA : 4 sub unit polipeptida atau globin yaitu 2
alpha dan 2 betha.
4). Perfusi, menunjukan besarnnya aliran darah kapiler pulmonal yang melewati
membrane alveoli.
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah
jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume
darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan volume atau tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan
perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume
tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar
5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :
2.1Pencernaan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan
otot melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang
(muskuluslongitudinal), dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong(jejunun),
dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Nama duodenumberasal dari bahasa latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari. Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitobeal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. Usus dua belas
jari memiliki pH yang normal berkisar sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna
oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b. Usus kosong (jejunum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan
usus penyerapan (ileum). Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang
berarti “lapar” dalam bahasa inggris modern. Arti aslinya berasal dari
bahasa latin, jejunus, yang berarti “kosong”. Pada orang dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, dimana 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran
mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis dapat dibedakan dnegan
usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit
untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
c. Usus penyerapan (ileum)
Usus penyerapan taau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2-4 meter
dan terletak setelah duodeum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
6. Usus Besar (Colon)
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki
tambahan usus yang berupa umbai caing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga
bagia yaitu bagian naik (ascending), mendatar (transverse) dan menurun
(descending). Pada usus besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa makanan
akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K. di
bagian akhir usus besar terdapat rektum yang bermuara ke anus untuk
membuang sisa makanan. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besra berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akbiatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
Usus buntu atau sekum (bahasa latin : caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Umbai cacing atau apendiks adalah
organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apenditis atau
radang umbai cacing. Apenditis yang parah dapat menyebabkan apendiks
pecah dan membentuk nanh di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rangga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa inggris,
vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang
menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada
tahap embrio. Pada orang dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm
tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. walaupun lokasi apendiks selalu
tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda, bisa di retrocaecal atau di
pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang
percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sbagai appendektomi.
7. Rektum dan Anus
Rektum (bahasa latin : regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjdi untuk periode yang lama, kontipasi dan pengerasan
feses akan terjadi. Orang deasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (BAB),
yang merupakan fungsi utama anus.
Organ Asesoris Pencernaan
1. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri
dari 2 jaringan yaitu Asini yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan
pulau pankreas yang menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bbikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengancara
menetralkan asam lambung.
2. Hati
Menstimulasi getah
Disekresi oleh duodenum
Sekretin pankreas dan empedu
dengan adanya HCL
dari hati
Menstimulasi sekresi
Cholesistokini Disekresi oleh duodenum
getah pankreas dan
n dengan adanya asam
getah empedu dari vesika
amino dan asam lemak
vellea
2.10 Katabolisme dan Anabolisme
Katabolisme adalah reaksi kimia yang memecah molekul organik
komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana,melepaskan simpanan energi
kimia pada molekul organik. Reaksi katabolisme terjadi pada proses
glikolisis, siklus krebs dan the electron transport chain.
Anabolisme adalah reaksi kimia yang membentuk struktur, kompenen
dan fungsi kompleks tubuh dari gabungan molekul dan monomer sederhana.
Reaksi anabolisme adalah reaksi endergonic. Artinya membutuhkan lebih
banyak energi dibanding energi yang di hasilkan. Contoh reaksi anabolisme
adalah pembentukan ikatan peptida dari asam amino saat terjadi sintesa
protein, pembentukan asam lemak menjadi phospholipid, pembentukan
glikogen
2.11 Keseimbangan Energi
Menurut hokum termodinamika (kekekalan tenaga), energi tidak dapat
dibentuk maupun dihancurkan. Hukum ini diterapkan pada sistem kehidupan
yang mempelajari keseimbangan energi sebagai transformasi. Energi yaitu
jumlah total energy yang diambil tubuh harus sama dengan energi yang
dikeluarkan oleh tubuh.
Energi yang diambil = energy yang dikeluarkan
Energi kimia makanan = energi panas + energi kerja + energi
yang di simpan
Semua energi tubuh berasal dari satu sumber yaitu energy kimia
makanan, yang pemasukannya diatur terutama oleh pusat hipotalamus dalam
otak. Energy yang dikeluarkan tubuh terutama dalam bentuk panas, yang
kecepatan produksinya berbeda-beda bergantung pada keadaan lingkungan.
Seseorang yang sedang gerak badan, produksi panas lebih besar daripada
sedang istirahat pada orang yang sama. Setelah makan akan terjadi
peningkatan produk-produk si panas relatif terhadap pembentukan panas
selama puasa.
Produksi panas juga dipengaruhi lingkungan, kadar berbagai hormon
yang beredar, umur, seks dan ukuran tubuh. Bila jumlah energi yang masuk
sebagai makanan cukup mengimbangi jumlah energy yang dikeluarkan
sebagai panas kerja, energi kimia tubuh dikatakan tetap. Energi kimia yang
disimpan dalam tubuh anak yang sedang tumbuh akan meningkat selama
massa pertumbuhan meningkat untuk beberapa tahun. Peningkatan energi
kimia yang disimpan sehubungan dengan pertumbuhan dalam bentuk
protein.
Bila seorang dewasa terlalu gemuk, simpanan energi kimia tubuhnya
meningkat sebagai akibat deposisi (endapan) lemak tubuh yang berlebihan.
Sebaliknya, energi kimia tubuh menurun pada keadaan kekurangan gizi.
Pada kelaparan tingkat awal energi kimia endogen hilang terutama akibat
katabolisme lemak, dan bila kelaparan berlanjut protein juga akan digunakan
sebagai sumber tenaga. Pada orang normal dalam sehari juga terdapat
fluktuasi simpanan energi kimia yang dapat dilihat dari perubahan sedikit
pada berat badannya.
Faktor energy kimia simpanan harus dimasukkan ke dalam persamaan
keseimbangan energy untuk perubahan yang terjadi dalam energi kimia
tubuh. Bila pemasukan energi makanan lebih besar dari energy yang
dikeluarkan sebagai panas dan kerja, simpanan energy tubuh meningkat,
simpanan energinya positif, dan berat badannya akan naik. Bila lebih banyak
energy yang dikeluarkan dalam bentuk panas dan kerja daripada yang
dimakan, simpanan energy tubuh akan habis, maka simpanan energy
negative yang berarti berat badan akan berkurang.
Pengukuran keseimbangan energy dapat disederhanakan dengan
mengurangi beberapa variable. Misalnya, keseimbangan energi pada subjek
dalam keadaan post-absorptof dapat ditentukan dengan menghilangkan
factor energi kimia yang berasal dari makanan. Bila gerakan vluntir dibatasi,
emerge kerja dapat dihilangkan, dengan demikian persamaan menjadi.
Energi kimia = energi panas
2.12 Kalori Yang Terkandung Dalam Karbohidrat, Protein dan Lemak
Kalori merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah
energi. Pada umumnya kalori digunakan untuk menunjukkan jumlah energi
yang terkandung dalam makanan. Kalori dapat diperoleh dari asupan nutrisi
yang mengandung nutrisi, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan alkohol.
Jumlah kalori dalam makanan diperlukan untuk memperhitungkan
keseimbangan energi.
a. Karbohidrat
Satu gram karbohidrat setara dengan 4 kalori.
Angka Kebutuhan Gizi harian untuk karbohidrat sebesar 300
gram. Adapun kebutuhanserat hendaknya dipenuhi sebanyak 25 gram setiap
hari3.
b. Protein
Satu gram protein setara dengan 4 kalori.
Protein merupakan zat pembangun sel dan berperan dalam
memperbaiki bagian tubuh yang rusak. Protein pun merupakan
nutrisi untuk mendukung pembentukan otot serta berperan dalam
metabolisme tubuh serta sistem imun selain berperan sebagai sumber
energi.
Angka Kebutuhan Gizi harian untuk protein sebesar 60 gram.
c. Lemak
Satu gram lemak setara dengan 9 kalori.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelindung organ
tubuh.
Angka Kebutuhan Gizi harian untuk lemak sebesar 62 gram.
Konsumsi kolesterol dibatasi agar tidak melebihi 300 mg perhari3.
Ada dua jenis sumber lemak, yaitu sumber lemak “baik” dan lemak
“jahat”. Perbanyaklah konsumsi sumber yang lebih fatal. Sumber
lemak “baik” : ikan, sumber nabati seperti kacang-kacangan,
kedelai, zaitun. Sumber lemak “jahat” : jeroan, gorengan, mentega,
trans-fat pada margarin, lemak di daging
2.13. Metabolik Rate Dan Basal Metabolic Rate Pada Wanita Hamil
1. Pengertian Metabolisme
6. Metabolisme Mineral
a.Kalsium:
Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk
pembentukan tulang-tulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan
30-40gram.
b.Fosfor:
Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c.ZatBesi:
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg
sehari.
d. Air
Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7. Kenaikan Berat Badan
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan
berat badan yang terlalu banyak di temukan pada keracunan hamil
( pre-eklamsi dan eklamsi ). Kenaikan berat badan wanita hamil di
sebabkanoleh:
a.Janin,uri,airketuban,uterus
b. Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensiair.
8.Kalori
a. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori
yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat
arang, khususnya sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila
dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan tambahan kalori.
b. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak dijumpai
penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita
hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan
vitamin.
c. Sistem Integumen
`Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh
vital.Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit
pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas
lapisan:
c. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.
Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte
stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang
terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang
yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang
berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang
lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit Contoh: kulit akan tampak kebiruan bila terjadi
inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet
danakan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam
sinar matahari yang berbahaya.
d. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan
antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan
penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat
di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun.
Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel
kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan
saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf
dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.
Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
e. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
f. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara
bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
1) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar
dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan
serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling
melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction)
dengan permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan
keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
dan tidak berinti.
2) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri
dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan
lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.
3) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan
efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana
sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
4) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel
pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian
mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang
disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagai intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan)
antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak
kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan
dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel
mitosis.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis
di sebut rete ridge yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan
terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari
fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara
pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan,
telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu :
a) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa
mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan
sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di
seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit
kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14
liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
b) Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
c) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting
susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta
berbau khas pada setiap orang. Selkelenjar ini mudah rusak dan sifatnya
alkali sehingga dapatmenimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan
muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat
apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil
baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau
dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini
elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera,
kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan
penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.
a. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag,
dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis
berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang
dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf ,
kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam
hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein
dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada
seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh
limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis
mengandung jaringan ikat jarang.
b. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen,
elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat
serta fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan
retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus
dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
1) Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit
tubuh.
2) Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel
darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan
mikroba.
3) Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke
permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
4) Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
5) Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar
rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
6) Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
7) Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat
dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
8) Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
d. Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang adalah jaringan yang berfungsi menyokong berbagai jaringan dan
membetuk tubuh.
1. Klasifikasi dan Struktur
a. Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstraseluler. Cairan
ekstraseluler dan serabut disebut matriks. Fungsinya mengikat dan
mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan menjadi sistem organ,
menjadi selubung organ, dan melindungi jaringan atau organ tubuh. Berdasarkan
strukturnya dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua :
1) Jaringan ikat longgar
Ciri-cirinya sel-selnya jarang dan sebagian jaringan tersusun atas matriks yang
mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar
terdapat disekitar pembuluh darah dan saraf. Fungsinya untuk membungkus
organ-orgaan tubuh pembuluh darah dan saraf.
2) Jaringan ikat padat (ikat serabut putih)
Jaringan ini terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini
terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia ligamen dan tendon.
Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.
Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan dalam penghubung antar tulang.
Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk
menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang,
tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.
b. Jaringan tulang rawan (kartilago)
Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang
disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau
perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel
tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh. Ada 3 macam
jaringan tulang rawan:
1) Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin
tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung
tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang.
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga
membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi
kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi
kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas.
2) Kartilago fibrosa
Matriknya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan
ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada
calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan
kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong
3) Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada
daun telinga, epiglotis, pembuluh eustakius dan laring.
c. Jaringan tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan didalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama
dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat
melekatnya otot kerangka. Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :
i. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat. Contoh : tulang pipa.
ii. Tulang spons, bila matriksnya berongga. Contoh : tulang pendek.
d. Jaringan darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :
1) Sel darah
Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut
oksigen dan sel darah putih (leukosit) berfungsi untuk melawan benda benda
asng yang masuk kedalam tubuh
2) Keping keping darah (trombosit) berfungsi dalam proses pembentukan darah
3) Plasma darah, komponen terbesar adalah air yang berperan mengangkut sari
makanan, hormon, dan zat sisa hasil metabolisme anti bodi dan lain lain
4) Jaringan limfe (getah bening)
asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah,
komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat zat antara lain glukosa,
garam garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan
limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsinya untuk
kekebalan tubuh (adanya limfosit) dan untuk mengangkut cairan jaringan,
protein, lemak, garam mineral dan zat zat lain dari jaringan sistem pembuluh
darah.
Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah pada kulit, banyak sedikitnya
lemalk, dan pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak sedikitnya melanin
dipengaruhi oleh ras atau suku bangsa, hormon, dan pengaruh sinar ultraviolet
dan inflamerah.
b. Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit kulit yang telah berubah, tertanam dalam palung
kuku menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapat persyarafan dan
pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit
merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit
dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang
bebas. Bagian kuku terdiri dari ujung kuku atas ujung atas,ujung batas, badan
kuku yang merupakan bagian yang besar, dan akar kuku (radiks).
c. Kelenjar Kulit
Mempunyai lubulus yang bergulung gulung dengan saluran keluar lutur
merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar keringat).
kulit mempunyai daya regenerasi yang besar. Setelah kulit terluka, sel sel dalam
dermis melawan infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat akan mengalami
regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang
bergenerasi sehingga terbentuk jaringan parut. Pada mulanya berwarna
kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler akhirnya berubah menjadi
serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.
3. Fungsi Tubulus
1. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat
berliku. Pada permukaaan yang menghadap lumen tumulus ini terdapat sel-sel
epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area
permukaan lumen.
2. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan
membentuk segmen terakhir nefron.
a. Di sepanjang jalurnya, tumulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian
tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang
disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan
distimulasi oleh penurunan ion natrium.
b. Dindind arteriol aferen yang berselubungan dengan macula densa jukstaglomerular.
Sel
ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
c. Macula densa, sel jukstaglomerular,dan sel mesangium slaing bekerja sama untuk
memebentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan
darah.
B. Fisiologi Ureter, Vesika Urinaria dan Uretra
1. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
2. Vesika Urinaria
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
3. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.
C. Proses Berkemih dan Hal yang Mempengaruhi Komposisi Urin
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih).
Vesika Urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250
- 450 cc ( pada orang dewasa ) 4-5x/hari dan 200 - 250 cc ( pada anak-anak ) 6-8x/hari.
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian
rangsnagan tersebut diteruskan melalui medula spinalis ke pusat pengontrol berkemih
yang terdapat di korteks serebral. Selanjutnya otak memberikan impuls melalui medulla
spinalis ke neuromotris di daerah sacral, kemusian terjadi koneksi otot detrusor dan
relaksasi otot sfintgter internal.
Urin dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan sfingter eksternal. Jika
waktu dan tempat memungkinkan akan menyebabkan relaksasi sfingter eksternal dan
kemungkinan dikeluarkan (berkemih).
Hal yang mempengaruhi komposisi urin. Urin merupakan zat buangan sisa
metabolisme. Zat-zat yang terkandung di dalam urin antara lain seperti berikut :
Ureum
Kreatin
Asam Urat
Alat / organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina)
berfungsi sebagai kopulasi, sedangkan Internal berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi
ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran.
Bagian ini menonjol yang meliputi bagian depan tulang kemaluan (simfisis
pubis) dan terdiri jaringan lemak. Karena adanya bantalan lemak, bagian ini sangat
berperan dalam hubungan seksual dan dapat melindungi simfisis pubis saat koitus dari
trauma. Dengan meningkatnya usia, lemak bawah kulit akan berkurang termasuk
dibagian mons pubis, selain itu rambut pubis pun akan menjadi menipis. Pada orang
dewasa biasanya ditutupi rambut dan pada laki-laki rambut kemaluan (pubis) sering
meluas keatas sampai umbilikus.
Terdiri atas dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian ini merupakan
lipatan kulit yang tebal karena jaringan subkutannya banyak mengandung lemak. Labia
mayora kanan dan kiri bersatu di sebelah belakang yang disebut komisura posterior
dan merupakan batas depan perineum. Permukaan luarnya ditumbuhi rambut dan
banyak mengandung kelenjar minyak. Di dalamnya terdapat pula banyak pleksus-
pleksus vena yang dapat mengalami hematoma bila terkena trauma. Jaringan saraf
yang menyebar luas menyebabkan labia mayora sensitif terhadap nyeri, suhu tinggi,
sentuhan yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
Labia minora merupakan lipatan kulit di sebelah tengah labia mayora, dan
selalu basah karena dilumasi oleh kelenjar-kelenjar di labia minora. Pembuluh darah
yang sangat banyak membuat labia berwarna kemerahan dan memungkinkan labia
minora mengembang bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Labia minora
tidak ditumbuhi rambut karena tidak mengandung folikel rambut tetapi banyak
mengandung kelenjar minyak dan beberapa kelenjar keringat. Akhiran-akhiran saraf
yang sensitif banyak sekali terdapat pada labia minora dan ini penting dalam
rangsangan-rangsangan seksual, sehingga dapat meningkatkan erotiknya. Di sebelah
depan ia membentuk frenulum klitoris dan di sebelah belakang ia bertemu dalam suatu
peninggian yang disebut fourchette (frenulum labiorum pudendi = frenulum labiorum
minorum). Ruangan diantara kedua labia minora disebut vestibulum.
4. Klitoris/Kelentit
Klitoris merupakan suatu tunggul atau organ yang sedikit menonjol dan identik
dengan penis laki-laki. Organ ini mengandung banyak urat-urat saraf sensoris dan
erektil. Dengan banyaknya urat saraf dan pembuluh darah, gland klitoridis amat sensitif
sehingga dapat mengembang bila ada rangsangan seksual atau sensasi erotik. Besarnya
klitoris bervariasi antar setiap wanita, tetapi kira-kira sebesar kacang hijau. Klitoris
tertutup oleh preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan
dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Apabila Anda tidak cermat dan
kurang memahami tentang anatomi genetalia eksterna, akibat prepusium menutup
klitoris, kadang–kadang menyangka bagian ini sebagai lubang uretra (meatus uretra),
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam perasat pemasangan kateter dengan mencoba
memasukkan pada bagian ini. Padahal Anda tahu bahwa usaha memasukkan kateter ke
daerah ini dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
5. Vestibulum/Serambi
Himen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina. Himen bersifat elastis tetapi kuat karena terdiri atas jaringan ikat elastis dan
kolagen. Permukaannya ditutupi epitelium skuamosum kompleks. Himen mempunyai
bentuk yang berbeda-beda, dari yang berbentuk semilunar (bulan sabit) sampai yang
berlubang-lubang atau yang ada pemisahnya (septum). Ada bentuk himen yang tidak
berlubang atau tertutup sama sekali. Himen bentuk ini disebut himen imperforata atau
himen occlusivum. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung
jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Konsistensinya pun berbeda-beda dari
yang kaku sampai yang lunak sekali.
II.1.2 Perineum
Suatu saluran berbentuk pipa atau tabung yang merupakan suatu lorong yang
melengkung ke depan dan terdiri atas muskulo membranosa yang menghubungkan
antara vulva sampai uterus. Panjang vagina pada dinding depan sekitar 6-7 cm, dan
lebih pendek dari dinding belakang, sedang pada dinding posterior/belakang
panjangnya kira-kira 7-10 cm.
2. Uterus
Uterus terletak di panggul kecil, sebelah depan dibatasi oleh kandung kemih dan
di sebelah belakang oleh rektum. Bentuk uterus seperti buah advokat atau buah peer
yang sedikit gepeng ke arah muka belakang. Dua lembar peritoneum menutupi bagian
ini, bagian kanan dan kirinya bersatu membentuk ligamentum latum. Lipatan
peritoneum di sebelah depan longgar, yang disebut plika vesikouterina, kavum douglas
merupakan kantong terletak di sebelah belakang lipatan peritoneum antara uterus dan
rektum. Di sebelah lateral, ia berhubungan dengan struktur-struktur yang ada di dalam
ligamentum latum yaitu tuba fallopi, ligamentum rotundum, ligamentum ovarii
proprium, serta arteri dan vena. Di sebelah lateral uterus terdapat ureter yang berjalan
sejajar serviks dengan jarak 8-12 mm, untuk kemudian menyilang arteri uterina dari
sebelah belakang bawah, kira-kira 1,5 cm dari forniks lateralis, berjalan ke tengah
masuk vesika urinaria. Uterus terdiri dua bagian utama, yaitu serviks dan korpus.
Hubungan antara cavum uteri dan canalis servikalis disebut ostium uteri internum,
sedangkan muara canalis sevikalis dalam vagina disebut ostium uteri eksternum.
Bagian serviks antara ostium uteri internum anatomikum dan ostium uteri hystoligicum
disebut ithmus uteri. Bagian tersebut melebar selama kehamilan dan disebut segmen
bawah rahim. Korpus uteri biasanya membentuk sudut ke depan terhadap serviks.
Keadaan ini disebut antefleksi. Bisa juga posisi uterus retrofleksi atau lurus. Posisi ini
dipengaruhi oleh isi kandung kencing dan rektum. Pada orang dewasa yang belum
pernah melahirkan, besar uterus kira-kira setelur ayam, panjang 7-8 cm dan lebar 4-5
cm.
3. Tuba Uterina
Tuba uterina keluar dari korpus uteri, terdapat pada tepi atas ligamentum latum,
berjalan kearah lateral, mulai dari kornu uteri kanan dan kiri. Panjang 8-14 cm dengan
diameter kira-kira 0,6 cm. Tuba uterina terdiri dari sebagai berikut.
Ovarium terdiri dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam
(medula). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial, pada medula terdapat
pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa. Secara ontogenis, ada tiga unsur yang
membentuk jaringan ovarium, yaitu Epitel coelom (mesotelium) yang menjadi pelapis
ovarium dan sel-sel folikuler (granulosa), sel-sel germinal (asal dari sel-sel endodermal
primitif dari dinding yolk-sac dekat pangkal alantois), serta sel-sel mesenkim lain yang
menjadi sel-sel stroma dan sel teka.
II.4 Ligamentum
Ligamen adalah pita jaringan yang elastis yang mengikat luar ujung tulang yang
saling membentuk persendian, membantu mengontrol rentang gerak, dan
menstabilkannya sehingga tulang bergerak dalam keselarasan. Struktur ligamen berupa
protein yang dikenal sebagai kolagen. Kelompok protein ini berbentuk panjang,
fleksibel, seperti benang atau serat.
Serviks terbenam dalam jaringan yang disebut parametrium, yang banyak
mengandung otot polos. Bagian serviks yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut
portio vaginalis atau disingkat portio. Uterus difiksasi di dalam rongga pelvis minor
atau panggul kecil oleh ligamentum. Berikut ini beberapa ligamentum yang memfiksasi
uterus:
1. Ligamentum kardinale (ligamentum Mackenrodt/ ligamentum tranversum kolli)
merupakan ligamentum yang mengandung otot polos yang merupakan refleksi
fasia endopelvika dan tersusun longitudinal, berasal dari serviks dan vagina,
membentang dari serviks ke dinding lateral panggul dan merupakan
penggantung/fiksasi uterus yang utama (terletak di kiri dan kanan dari serviks
setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul, menghalangi pergerakan ke
kiri atau ke kanan).
2. Ligamentum sakrouterinum (ligamentum uterosakrale) juga merupakan refleksi
fasia endopelvika yang ditutupi peritoneum viserale dan juga mengandung
serabut-serabut otot polos. Di dalamnya banyak serabut-serabut saraf yang bersatu
dengan periosteum vertebra sakralis IV. Ia berjalan dari serviks uteri, ke belakang
lateral.
3. Ligamentum rotundum (teres uteri) berpangkal pada korpus uteri tepat di bawah
ligamentum ovarii proprium. Ia berjalan ke lateral bawah, masuk ke dalam kanalis
inguinalis bersama-sama nervus ilioinguinalis dan nervus labialis,
genitofemuralis. Serabut-serabutnya berakhir dalam jaringan ikat labia mayora.
4. Ligamentum latum adalah dua lembar peritoneum yang saling melekat. Di
dalamnya berjalan arteri, vena, saraf, dan limfe.
5. Ligamentum infundibulopelvikum terdapat 2 buah pada kiri dan kanan dari
infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantung
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii proprium.
6. Ligamentum vesiko uterinum,yang berjalan dari uterus ke kandung kencing.
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang pangkal paha yang membentuk
panggul kecil (pelvis minor) yang berhubungan dengan tulang kelangkang melalui
artikulasi sacro-iliaca dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus
- Ligamentum sacro-iliaca posterior
2. Permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus.
- Ligamentum sacro-iliaca anterior
- Ligamentum iliolumbalis
- Ligamentum sacro-iliaca interossea
3. Tulang kelangkang ke spina ischiadica
- Ligamentum sacrospinosum
4. Tulang kelangkang ke tuber ossis ischiadica
- Ligamentum sacrotuberosum
5. Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh simfisis pubis
II.5 Anatomi Tulang Panggul
Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang.
2. Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamen.
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian, yaitu :
1. Pelvis mayor: mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas, dan lain-
lain.
2. Pelvis minor: tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium,
vagina, kandung kemih, dan lain-lain.
Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang, yaitu :
1. 2 buah tulang pangkal aha ( os coxae ).
2. 1 buah tulang kelangkang (os sacrum).
3. 1 buah tulang tungging (os coccygis).
Tulang-tulang panggul terdiri atas os koksa disebelah depan dan samping dan os
sakrum dan os koksigis di sebelah belakang.
Os koksa terdiri dari 3 bagian, yaitu: os ilium, os iskhium, dan os pubis.
Tulang-tulang ini satu dan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara
kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Di belakang terdapat artikulasio sakro-
iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium. Di bawah terdapat artikulasio
sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum dengan os koksigis. Di luar kehamilan
artikulasio ini hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan
waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung os
koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh lebih kurang 2,5cm. Hal ini dapat
dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada partus, dan pada pengeluaran
kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang.
1. Os ilium merupakan tulang terbesar dengan permukaan anterior berbentuk konkaf
yang disebut fossa iliaka. Bagian atasnya disebut krista iliaka. Ujung-ujungnya
disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior.
2. Os iskhium adalah bagian terendah dari os koksa. Tonjolan dibelakang disebut
tuber iskhii yang menyangga tubuh sewaktu duduk.
3. Os pubis terdiri dari ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior os pubis
berhubungan dengan os ilium, sedang ramus inferior kanan dan kiri membentuk
arkus pubis. Ramis inferior berhubungan dengan ops iskhium kira-kira pada 1/3
distal dari foramen obturator. Kedua os pubis bertemu pada simfisis.
4. Sakrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sakralis. Vertebra pertama paling
besar, menghadap ke depan. Pinggir atas vertebra ini dikelnal sebagai
promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian ukuran-ukuran
panggul. Permukaan anterior sakrum berbentuk konkaf.
5. Os koksigis merupakan tulang kecuil, terdiri atas 4 vertebra koksigis
1. Tulang Pangkal Paha (OS COXAE)
Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os
coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Ketiga tulang itu ialah
1. Tulang usus (os illium)
2. Tulang duduk (os ischium)
3. Tulang kemaluan (os pubis)
2. Tulang Usus (OS ILLIUM)
Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum.
Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista illiaca
Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu:
1. Spina illiaka anterior superior (SIAS)
2. Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
3. Spina illiaka posterior superior (SIPS)
4. Spina illiaka posterior inferior (SIPI)
Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut incisura
ischiadika mayor.
3. Tulang Duduk (OS ISCHIUM)
Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas
acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu spina ischiadica, tulang yang tebal
yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah tuber ischadicum, bagian yang
cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica mayor, dan bagian yang cekung
kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.
4. Tulang Kemaluan (OS PUBIS)
Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan
foramen obturatorium, bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan ramus
superior, cekungannya dinamakan linea inominata atau linea terminalis. Pertemuan
kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan
ramus inferior, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis.
Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut arcus pubis yang sudutnya tidak
boleh kurang dari 90 derajat.
5. Tulang Kelangkang (OS SACRUM)
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah.
Batas-batas dari os sacrum yaitu :
1. Articulatio sakro illiaca (batas kanan dan kiri)
2. Prosesus lumbal ke 5 (batas belakang atas)
3. Coccygis (batas bawah)
4. Promontorium (batas depan atas)
Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat
melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan promontorium. Pada bagian anterior
memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian
depan dinamakan foramina sacralia anteriora. Lubang yang terdapat pada bagian
belakang dinamakan foramina sacralia posteriora. Pada vertebra terdapat bagian yang
berduri yang dinamakan krista sakralia. Pada bagian samping tulang kelangkang
berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio
sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
6. Tulang Tungging (OS COCCYGIS)
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan, ujung
tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari
ukuran panggul dalam.
Jaringan Lunak Panggul
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding
panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi
panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut diafragma pelvis.
Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas :
1. Pars muscularis yaitu mussculus levator ani.
2. Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale.
Musculus levator ani terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal:
1. Musculus pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus.
2. Musculus Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan
septum anococcygeus.
3. Musculus (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan
coccygis.
Antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga
yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma
urogenitale.
Daerah perinium merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2
bagian yaitu :
1. Regio analis di sebelah belakang terdapat musculus sphincter ani externus yang
mengelilingi anus.
2. Regio urogenitalis terdapat : musculus bulbo cavenosus yang mengelilingi vulva,
musculus ischio cavernosus, musculus transversus perinei superficialis.
Bentuk-Bentuk Panggul
Payudara (buah dada) atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduksi pada
wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus
yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI
dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple). Kelenjar mammae merupakan cirri
pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering
berukuran tidak sama.
Payudara terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang
tampak dari sebagai berikut:
1. Batas Superior : iga II atau III
2. Batas Inferior: iga VI atau VII
3. Batas Medial: pinggir sternum
4. Batas Lateral: garis aksillars anterior
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
1. Korpus
1) Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi
susu. Bagian dari alveolus
adalah sel Aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot
polos dan pembuluh darah.
2) Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus.
3) Lobus, yaitu beberapa
lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
4) ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Bentuk puting susu normal
Kulit puting susu banyak mengandung pigmen tetapi tidak berambut. Papilla
dermis banyak mengandung kelenjar sabasea. Sedangkan kulit pada areola juga banyak
mengandung pigmen, tetapi berbeda dengan kulit puting susu, ia kadang-kadang
mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus
kecil pada permukaan areola dan disebut kelenjar Montgomery.
Kelenjar payudara (mammae, susu) terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui
puting susu, masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebgai
piringan sebuah jam, satu garis menghubungkan “jam 12 dengan jam 6” dan garis
lainnya menghubungkan “ jam 3 dengan jam 9”. Empat kuadran yang dihasilkannya
adalah kuadran atas luar (supero lateral), kuadran atas dalam (supero medial), kuadran
bawah luar (infero lateral), dan kuadran bawah dalam (infro medial).
Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral). Ekor
payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang payudara
lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung masa jaringan kelenjar mammae yang lebih
banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia.
Pada kuadran media atas dan lateral bawah, jaringan kelenjarnya lebih sedikit
jumlahnya, dan yang paling minimal adalah yang di kuadran medial bawah. Jaringan
kelenjar payudara tambahan dapat terjadi di sepanjang garis susu, yang membentang
dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot
penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.
Jaringan Kelenjar, Duktus, dan Jaringan Penyokong
Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi
puting. Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di
belakang areola. Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu, menjadi lembut,
kecuali saat dan selama ibu menyusui, duktus ini akan mengalami distensi. Masing-
masiang duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus
eksretorius).
Tiap lobus dibagi menjadi 50-57 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus
yang mengalirkan isinya ke dalam duktus askretorius lobulus itu. Setiap lobulus terdiri
atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam laktiferus (saluran air susu) yang
bergabung dengan duktus-duktus lainnya, untuk membentuk saluran yang lebih besar
dan berakhir ke dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekati puting,
saluran-saluran ini akan membesar, untuk menjadi tempat penampungan air susu (yang
disebut sinus laktiferus), kemudian saluran-saluran tersebut menyempit lagi dan
menembus puting dan bermuara di atas permukaannya.
Di antara kelenjar susu dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan kelenjar
tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut, ada jaringan ikat
yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang
bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur
penyokong dan memberi rangka untuk payudara.
Payudara mendapat aliran darah dari:
1. Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, IV, V
dari a. mammaria interna menembus di dinding dada dekat tepi sternum pada
interkostal yang sesuai, menembus m. pektoralis mayor dan memberi aliran darah
pada tepi medial glandulla mamma.
2. Rami pektoralis a. thorako-akromialis. Arteri ini berjalan turun di antara m.
pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh
utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan memberikan aliran darah ke glandula
mamma bagian dalam (deep surface)
3. A. thorakalis lateralis (a. mammae eksternal). Pembuluh darah ini berjalan turun
menyusuri tepi lateral muskulus (otot = m) pektoralis mayor untuk mendarahi
bagian lateral payudara.
4. A. thorako-dorsalis. Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis.
Arteri i memberikan aliran darah ke m. latissmus dorsi dan m. serratus magnus.
Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi
sangat penting artinya, karena pada tindakan radikal mastektomi, pendarahan yang
terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan “
the bloody angel”.
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena:
1. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
Vena ini merupakan vena yang tersebar pada jaringan payudara yang
mengalirkan darah dari payudara dan bermuara pada v. Mammaria interna yang
kemudian bermuara pada v. minominata.
2. Cabang-cabang v. aksillaris, yang terdiri dari v. thorako-akromialis. v. thoraklais
lateralis dan v. thorako-dorsalis.
3. Vena-vena kecil bermuara pada v. interkostalis
Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada.
Azygos (melalui vena-vena ini, keganasan pada payudara akan dapat bermetastase
langsungkeparu).
Sistem Limfatik Pada Payudara
1. Pembuluh Getah Bening
1) Pembuluh getah bening aksilla: Pembuluh getah bening aksilla ini mengalirkan
getah bening dari daerah-daerah sekitar areola mamma, kuadaran lateral bawah
dan kuadaran lateral atas payudara.
2) Pembuluh getah bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah
bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia
pektorlais lalu menembus fasia tersebut sistem pertorntes menembus m. pektrolis
mayor. Kemudian berjalan ke medial bersama-sama dengan sisitem pertorntes
menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mamaria
interna.
Dari kelenjar mammaria interna, getah bening menglilr melalui trunkus limfatikus
mamaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke
duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus deksrta(untuk sisi kanan).
Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara.
Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus
dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikadial anterior yang terletak di tepi
atas diafragma, di atas ligmentum falsiform. Kelenjar getah bening ini juga menampung
getah bening dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero superior hepar.
Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
2. Kelenjar-kelenjar Getah Bening
Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla:
1) Kelenjar getah bening mammae eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah
tepi lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi
dalam 2 kelompok:
1. Kelompok superior, terletak setinggi ingerkostal II-III
2. Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI
2) Kelenjar getah bening scapula. Terletak sepajang v. subskapularis dan
thoralodoralis, mulai dari percabangan v. aksillaris mejadi v. subskapularis,
sampai ke tempat masuknya v. thorako-dorsalis ke dalam m. latissimus dorsi.
3) Kelenjar getah bening sentral (central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di
pusat aksila. Kadang-kadang beberapa di antaranya terletak sangat superficial, di
bawah kulit dan fasia pada pusat aksila, kira-kira pada pertengahan lipat aksila
depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang
paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak
jumlahnya.
4) Kelenjar getah bening interpektoral (rotters nodes). Terletak antara m. pektoralis
mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. thorako-akromialis. Jumlahnya
satu sampai empat buah.
5) Kelenjar getah v. aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. aksillaris
bagian lateral, mulai dari white tendon m. laitssimus dorsi sampai ke sedikit
medial dari percabangan v. aksillaris-v.thorako akromialis.
6) Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak di sepanjang v.aksillaris, mulai dari
sedikit medial percabangan v.aksillaris-v.thorako-aktomialis sampai dimana v.
aksillaris menghilang di bawah tendo m.subklavius. kelenjar ini merupakan
kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letakya. Semua getah bening yang
berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini.
Seluruh kelenjar getah bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.
7) Kelenjar getah bening prepektoral, Kelenjar getah bening ini merupakan kelenjar
tunggal yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan
payudara kuadran lateral atas disebut prepektoral karena terletak di atas fasia
pektoralis.
8) Kelenjar getah bening interna, Kelenjar-kelenjar ini terdapat di sepanjangt
trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari tepi sternum, terletak di
dalam lemak di atas fasia endothoraiska. Pada sela tiga, diperkiran jumlahnya
sekitar 6-8 buah
A. Sistem Getah Bening
1. Definisi dan Fungsi Getah Bening
Sistem getah bening (limfatik) adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.Sistem limfatik (lymphatic system)
atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah.
Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang
terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam
sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-
kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke
dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena, mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan
menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Pembuluh limfa dibedakan menjadi:
1. Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) : Pembuluh limfa kanan
terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan,
dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh
limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah selangka
kanan.
2. Pembuluh limfa kiri (duktus limfatikus toraksikus) : Pembuluh limfa kiri disebut
juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari
kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah.
Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri.
Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai dari
jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk
ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa
yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi
pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan
limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam
darah.
Ada beberapa perbedaan antara limfa (getah bening) dengan darah. Diantaranya
dapat dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang
disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak
sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang
merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem
imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki
kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan
proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan
lain juga terlihat pada pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh
limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan
bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah
cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa. Fungsi sistem limfatik
antara lain sebagai berikut:
Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau cairan limfe dari jaringan
sehingga memungkinkan aliran cairan segar selalu bersirkulasi dalam jaringan tuuh.
Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan protein di dalam cairan
jaringan ke dalam aliran darah . Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan
bahan-bahan berbahaya. Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi Pembuluh
limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang telah dicerna, terutama
lemak.
Namun secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil
oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari
sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang
kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke limfatik
(pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini
disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening
melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah
bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
2. Mencegah infeksi
Sementara kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga
mengambil sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening
sampai mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk
menghancurkan virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel
makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit
menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini
diharapkan akan berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah
bening tetapi sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel limfosit
akan meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah
ketika getah bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi
pada jaringan lain. Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung,
limpa juga menyaring darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang
menyaring getah bening, sel B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah
dan Thymus yang telah matang pada limpa (ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu
adalah memori T sel yang dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh
sebelumnya. Dan dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut
helper dan sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag
limpa menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada
nodul limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini
menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di
sumsum tulang merah. Setelah sel-sel ini matang, sel-sel ini kemudian bermigrasi ke
jaringan limfatik seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah
dan mulai melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang
bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon
kekebalan.
3. Pengangkutan Lipid (lemak)
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut
lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna
menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan
dan kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah.
Tanpa sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan
banyak penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa-sisa yang
membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang diperlukan.
2. Asal Getah Bening
Ketika darah melalui kapiler-kapiler di dalam jaringan, cairan merembes keluar
melalui dinding kapiler yang berpori dan besirkulasi di dalam jaringan tersebut untuk
mendarahi setiap sel. Cairan ini disebut cairan jaringan atau cairan interstisial. Cairan ini
mengisi interstisium atau ruang antar sel yang terdapat di berbagai jaringan. Cairan ini
jernih, encer, dan berwarna jerami, mirip plasma darah yang merupakan asalnya. Apabila
darah bersirkulasi hanya melalui pembuluh darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui
jaringan dan membawa zat-zat nutrisi, oksigen, dan air dari aliran darah ke masing-
masing sel dan membawa produk-produk sisa, seperti karbon dioksida, urea, dan air,
dan menghantarkan mereka ke dalam darah. Dengan kata lain, cairan ini merupakan
medium penghubung antara sel-sel jaringan dan darah. Dari sejumlah cairan yang keluar
dari kapiler ke dalam jaringan, sebagian diantaranya kembali ke sirkulasi melalui dinding
kapiler, tetapi proses kembali ini lebih sulit daripada proses keluarnya karena adanya
aliran darah yang terus-menerus datang dari kapiler. Kelebihan cairan yang tidak dapat
kembali langsung ke dalam aliran darah bergabung dan kembali ke aliran darah melalui
perangkat pembuluh kedua, yang membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisi
pembuluh ini disebut limfa (getah bening).
3. Komposisi Getah Bening
a. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas
jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat
persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada
didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa,
dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput
lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis
didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini
limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan
tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan
bagian atas dan faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan
diinhalasi.
b.Limfa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua
yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan
sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu
terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel
darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan
beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil
bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae
yang masuk kedalam jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada
organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem
kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang
mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena
dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini
bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya dari limpa masuk
peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe,
limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar
penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada
pendarahan.
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,
missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan
pembesaran limpa (splenomegali).
4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.
Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat
dibutuhkan.
c.Thymus
Suatu jaringan lymphatic yang terletak sepanjang trakea dirongga dada bagian atas.
Thymus membesar sewaktu pubertas dan atropy (mengecil) setelah dewasa. Fungsi
thymus ialah memproses limposit T. Limposit T yang terbentuk kemudian berimigrasi
menuju jaringan-jaringan lymphatic lainnya. (kurnadi, 2008:14)
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus
berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga
dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga
pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas
adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan
pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk
tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ
limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung.
d.Sumsum Tulang
Termasuk jaringan lymphatic yang memproduksi limpasit muda yang akan diproses
pada thymus atau tempat-tempat lainnya untuk menjafi limposit T dan Limposit B.
(kunadi, 2008: 143)
Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami
pematangan di timus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan
limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.
C. Sel-Sel Yang Berperan Dalam Sistem Imunitas
Sistem imunitas atau sistem pertahanan tubuh adalah mekanisme tubuh untuk
melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sistem imun sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa sistem imun manusia akan sangat
rentan terserang berbagai penyakit dan rentan mengalami kematian. Benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh manusia disebut sebagai antigen, sedangkan sel-sel tertentu
akan membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.
Manusia memiliki berbagai mekanisme tubuh untuk melawan serangan berbagai antigen
asing. Salah satu mekanisme utama dalam sistem imunitas adalah adanya aktivitas dari
sel-sel khusus yang berperan sebagai penjaga tubuh dari serangan antigen. Sel-sel yang
berperan dalam sistem imunitas adalah sebagai berikut.
No Sistem Imun Spesifik Sistem Imun Nonspesifik
1. Limfosit B (Sel B) Fagositosis
a. Sel Plasma a. Monosit
IgA Makrofag
IgD Neutrofil
IgE Eusinofil
IgG
IgM
b. Sel B Memory
2. Limfosit T (Sel T) Sel Natural Killer (NK)
a. Sel T Memory
b. Sel T Sitotoksis
c. Sel T Helper
d. Sel T Supresor
Pada Lapisan pertama dikenal dengan sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal
dan pada lapisan pertahanan ke dua dikenal dengan sistem pertahanan tubuh
nonspesifik internal untuk lebih dapat mengetahuinya bisa dilihat pada penjelasan
dibawah ini.
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen
infeksi karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil
dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi,
kalenjar yang terdapat dikulit akan mensekresikan asam lemak dan keringat yang
mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri. Selama kulit tidak rusak,
epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Apabila mikroba
dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat
mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap
bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran
pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah sebagai berikut:
1. Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang
beracun bagi bakteri.
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air
mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah
(lisis). Asam didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk
melalui makanan. Sekresi alami lainnya, adalah ASI yang mengandung
laktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung spermin.
Meliputi :
1) Fagositosis
Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan
menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam
hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya,
kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut.
Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara lain makrofag,
neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari monosit,
yang merupakan bagian dari sel darah putih. Monosit, neutrofil dan eosinofil
yang dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang
terinfeksi. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam
pertahanan tubuh melawan cacing parasit.
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel
pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh
yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK
tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane
sel target dan melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
3) Protein antimikroba
4) Respons inflamasi
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan
disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang
mengalami inflamasi kemungkinan juga mengandung nanah (abses). Nanah
berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat
diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-
tanda inflamasi menghilang
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan
bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu
pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh
sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas).
Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan
seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit
dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih
lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional berbeda.
Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah
menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap
dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah
menjadi limfosit T atau sel T.
1. Limfosit B ( sel B )
a) Sel plasma
1. IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah
antigen menembus membrane epithelium serta menyerang jaringan yang
paling dalam.
2. IgD
3. IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika
berikatan dengan antigen akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini
sering ditemukan saat alergi. Fungsinya proteksi terhadap serangan
parasit.
4. IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi
ini menyerang banyak patogen dan menembus plasenta untuk
melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan protein komplemen dan
makrofag.
5. IgM
b) Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal
saat pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap
pemaparan antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel
plasma penyekresi antibodi.
2. Limfosit T ( sel T )
a. Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan
memberikan imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap
paparan antigen yang sama lainnya.
b. Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau
sel yang terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung
protein virus yang tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara
menyekresikan suatu protein yang mampu melubangi membran sel sehingga sel
tersebut bocor.
c. Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak
akan bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper
untuk membentuk antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan
menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan aktif dalam proses
kekebalan.
d. Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek
yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman penyakit
yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Bila
penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh
menjadi kebal dan tidak terserang penyakit. Contoh : orang kebal terhadap cacar
setelah sembuh dari penyakit cacar.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu
individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui
plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah
zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki
ibunya.
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan
maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut
menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun manusia,
sebagai berikut :
1. AIDS
penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang
terinfeksi membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama
bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS akan
meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak
berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
2. Autoimunitas
3. Alergi
Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan
antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons
terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar keseluruh
tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan
dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibodi IgE yang dihasilkan.
(Gambar 1. Vulva)
A. Mons Pubis/Mons Veneris
Merupakan bantalan lemak yang terletak dibagian depan tulang
kemaluan (simfisis pubis). Berperan melindungi simfisis pubis saat koitus
dari trauma. Mons pubis banyak mengandung minyak (kelenjar sebasea)
(Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
B. Labia Mayora (Bibir Besar)
Labia mayora terdiri atas dua bagian, bagian kanan dan kiri. Bagian ini
merupakan lipatan kulit yang tebal karena jaringan subkutannya banyak
mengandung lemak. Labia mayora kanan dan kiri bersatu disebelah
belakang yang disebut komisura posterior dan merupakan batas depan
parineum. Permukaan luarnya ditumbuhi rambut dan banyak mengandung
kelenjar minyak. Didalamnya terdapat banyak pleksus-pleksus vena yang
dapat mengalami hematoma bila terkena trauma. Jaringan syaraf yang
menyebar luas menyebabkan labia mayora sensitif terhadap nyeri, suhu
tinggi, sentuhan yang juga berfungsi sebagai rangsangan seksual (Kusmiyati
et al.2012; Siswosudarmo,1990).
C. Labia Minora (Bibir Kecil)
Labia minora merupakan lipatan kulit disebelah tengah labia mayora,
dan selalu basah karena dilumasi oleh kelenjar-kelenjar dilabia minora.
Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia minora berwarna
kemerahan memungkinkan labia minora mengembang bila ada stimulus
emosional atau stimulus fisik. Labia minora tidak ditumbuhi rambut karena
tidak mengandung folikel rambut tetapi banyak mengandung kelenjar
minyak dan beberapa kelenjar keringat. Akhiran-akhiran syaraf yang sensitif
banyak sekali terdapat pada labia minora ini penting dalam rangsangan-
rangsangan seksual, sehingga dapat meningkatkan erotiknya. Disebelah
depan ia membentuk frenulum klitoris dan disebelah belakang ia bertemu
dalam satu pininggian yang disebut fourchette (frenulum labiorum pudendi
= frenulum labiorum minorum). Ruangan diantara kedua labia minora ini
disebut vestibulum (Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
D. Klitoris/Kalentit
Klitoris merupakan suatu organ yang menonjol yang identik dengan
penis laki-laki. Organ ini mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan
erektil. Dengan banyaknya urat syaraf dan pembuluh darah, gland klitoridis
amat sensitif sehingga mengembang bila ada rangsangan seksual. Ukuran
klitoris rata-rata pada setiap wanita sebesar kacang hijau. Klitoris tertutup
oleh preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis,
dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.
E. Vestibulum/Serambi
Pada vestibulum terdapat pembuluh darah dan kumpulan vena yaitu
Bulbus Vestibuli dan Arteria. Bulbus Vestibuli merupakan kumpulan vena
yang terletak dibawah selaput lendir vestibulum dan terletak disebelah kiri
dan kanan linea mediana. Dalam persalinan, bagian ini dapat robek dan
mengalami pendarahan yang hebat.
F. Himen (Selaput Dara)
1. Vagina/Liang Senggama
Vagina berfungsi sebagai saluran keluar uterus, alat senggama, dan jalan
lahir. Puncak vagina disebut forniks , yang terdiri atas forniks arterior, forniks
lateral kanan dan kiri dan forniks posterior. Forniks posterior disebut juga
reseptakulum seminis, karena disinilah
semen tertampung pada saat bersenggama. Fungsi kavum douglasi juga
melalui forniks posterior. Forniks lateral biasanya dipakai untuk pemeriksaan
sitologi vagina. (Farrer, 2001; Kusmiyati et al.2012; Siswosudarmo,1990).
Epitel vagina cukup banyak mengandung pembuluh darah dan glikogen,
tetapi tidak berisi kelenjar. Cairan yang terus mengalir dalam vagina berfungsi
mempertahankan kebersihan relatif vagina. Oleh karena itu, penyemprotan
cairan ke vagina dalam lingkungan normal tidak diperlukan. Untuk pemeriksaan
pap smear diambil apusan mukosa vagina dari forniks posterior vagina.
Menurut Herbst dan kawan-kawan, daerah G (G-Spot) ialah daerah di
dinding vagina anterior dibawah uretra yang didefinisikan oleh Graefenberg
sebagai bagian yang analog dengan kelenjar prostat pria. Selama bangkitan
seksual, daerah G dapat distimulasi sampai timbul orgasme yang disertai
ejakulasi cairan yang sifatnya sama dengan cairan prostat ke dalam uretra.
(Bobak 2004).
2. Uterus
Uterus terdiri atas dua bagian utama, yaitu serviks dan korpus. Selama
kehamilan, bagian yang membesar adalah ithmus uteri yang merupakan bagian
serviks antara ostium uteri internum anatomikum dan ostium uteri hystoligicum.
Bagian tersebut melebar selama kehamilan dan disebut segmen bawah rahim.
Korpus uteri biasanya membentuk sudut kedepan terhadap serviks. Keadaan ini
disebut anterfleksi. Bisa juga posisi uterus retrofleksi atau lurus. Posisi ini
dipengaruhi oleh isi kandung kencing dan rektum. Tiga fungsi uterus adalah
siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan
(Anderson 1999, Farrer, 2001;Pearce, 1999, Siswosudarmo, 1990).
3. Tuba Uterina
Tuba ditutupi seluruhnya oleh peritoneum (mesosalping). Otot-otot pada
tuba selalu kontraksi secara rutin. Kecepatan kontraksi paling tinggi saat ovulasi
dan paling rendah saat hamil. Fimbria dapat mencapai ovarium melalui
kontraksi otot polos yang ada didalamnya bila ukurannya terlalu panjang. Selain
itu hormon estrogen dan protaglandin diketahui juga mempengaruhi gerak
peristaltik. Selama berada dalam tuba, sel-sel kolumnar mensekresi nutrien
untuk menyokong ovum.
Secara ontogenis, tuba berasal dari duktus mulleri. Bagi tuba fimbriae
penting artinya untuk menangkap telur dan kemudian menyalurkan kedalam
tuba. Bentuk infundibulum seperti anemon (binatang laut). Bagian luar tuba
diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum
latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar kedalam) otot longitudinal dan
otot sirkuler. Lebih kedalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan
sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan
telur atau hasil konsepsi kearah cavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh
rambut getar tersebut (Anderson 1999, Pearce, 1999, Siswosudarmo, 1990).
4. Ovarium (Indung Telur)
(Gambar 4. Ovarium)
Teknik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin
semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada
ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila rahang bayi
supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara di
belakang puting susu. Tidak dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting
susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul
lecet-lecet pada puting susunya. Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut
dengan bantuan lidah, dimana lidah dijulurkan di atas gusi bawah puting susu
ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan kalang payudara di
belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit-langit keras
(palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka
gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan
mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu
pada langit-langit yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang
dilakukan oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan
mengisap (tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air
susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung.
Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol dimana rahang mempunyai
peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu dengan mudah mengalir dari
lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang dipegang
ke arah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi (tekanan negatif), kesemuanya
ini akan membantu aliran susu sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap
susu menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar menyusui pada
ibunya, kemudain dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tersebutkan
menjadi bingung puting (nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya,
caranya menyusui seperti mengisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam
pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu kalau terpaksa bayi tidak bisa langsung disusui
oleh ibunya pada awal-awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok,
cangkir atau pipet, sehingga bayi tidak mengalami bingung putting
a. Penis
Penis adalah alat kelamin luar yang berfungsi sebagai alat
persetubuhan atau alat senggama dan juga sebagai saluran untuk
pembuangan sperma dan air seni. Penis rata-rata berukuran sekitar 5-10 cm
pada keadaan tidak ereksi dan 12-19 cm pada keadaan ereksi. Kondisi
seperti kedinginan atau rasa cemas dapat membuat ukuran penis mengecil.
b. Skrotum
Testis atau buah zakar merupakan organ dengan fungsi ganda, selain
sebagai penghasil spermatozoa juga merupakan organ hormon endokrin.
Testis berjumlah sepasang terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan
tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Testis berbentuk oval
dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter
2,5 cm (1 inci). Testis dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang disebut
Tunika albuginea, merentang ke arah dalam dan membagi testis menjadi
sekitar 250 lobulus. Tempat berlangsungnya spermatogenesis, terletak pada
Tunika seminiferous yang terlilit dalam lobulus. Tubulus seminiferus ini
apabila direntangkan dari ujung yang satu ke ujung yang lain berukuran
lebih dari 200 m. Pada dinding-dinding tubulus seminiferus terdapat bakal
sperma yang disebut spermatogonia dengan jumlah kromosom diploid.
Spermatogonia ini akan berubah menjadi spermatozoa. Proses perubahan
spermatogonium menjadi sperma (spermatozoa) terjadi melalui dua proses
pembelahan sel yang berlangsung secara meosis. Dengan demikian, setiap
spermatogonium suatu saat akan menghasilkan empat sel sperma.
1. Tubulus recti
Tubulus recti yaitu saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus
seminiferus. Tubulus recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
2. Rete testis
Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan
membentuk seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis.
Spermatozoa yang melewati saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang
ditemukan di daluran ini.
3. Duktus efferens
Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran
ini ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi
oleh epitel selapis silindris serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya
yakni untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis. Dibandingkan dengan
saluran yang lain, motil silia ini hanya d apat dijumpai di dalam duktus efferens.
4. Duktus epididimis
Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui
duktus epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-
lekuk serta terletak di atas testis. Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa
berjalan sangat lambat. Hal ini menjadikan sperma mengalami pematangan yang
sempurna. Pada sekitas duktus epididimis terdapat otot polos yang akan
membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya.
5. Duktus Defferens
Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari
skrotum dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat
pelebaran yang disebut ampulla duktus deferens.
6. Duktus ejakulatorius
Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus
ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.
7. Uretra
Uretra terentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari
tiga bagian.Uretra prostatikterentang mulai dari bagian dasar kandung kemih,
menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.Uretra membranosa
panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. Bagian ini di kelilingi sfingter uretra
eksternal.Uretra penis(kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan erektil
bersepon (korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis
sebelum berakhir pada mulut uretraeksternal dalam glans penis.
Pada tahap awal dari pembagian meiosis pertama ini, semua DNA di dalam 46
kromosom bereplikasi. Dalam proses ini, masing-masing 46 kromosom menjadi dua
kromatid yang tetap berikatan bersama sentromer, kedua kromatid memiliki gen-gen
duplikat dari kromosom tersebut. Pada waktu ini, spermatosit pertama terbagi menjadi
dua spermatosit sekunder, yang setiap pasang kromosom berpisah sehingga ke-23
kromosom, yang masing-masing memiliki dua kromatid, pergi ke salah satu
spermatosit sekunder. Sementara 23 kromosom yang lain pergi ke spermatosit
sekunder yang lain.
Semua tahap pengubahan akhir dari spermatosit menjadi sperma terjadi ketika
spermatosit dan spermatid terbenam dalam sel-sel Sertoli. Sel-sel Sertoli memelihara
dan mengatur proses spermatogenesis, dari sel germinal sampai sperma,
membutuhkan waktu kira-kira 64 hari.
Kedua tetis dari seorang manusia dewasa muda dapat membentuk kira-kira
120 juta sperma harinya. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididmis,
tetapi sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens. Sperma
dapat tetap disimpan dan mepertahankan kualitasnya, dalam duktus genitalis paling
sedikit selama satu bulan.
1. Kanker testis
bekerja sebagai zat pengendali produki dari semua organ endokrin yang lain,
diantaranya :
a) Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
b) Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormon tiroksin
c) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal
d) Hormon gonadotropik, berasal dari follicle stimulating hormon (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa dalam testis
e) Luteinizing hormon (LH) , mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis.
f) Interstial cell stimulating hormon (ICSH).
2) Lobus Posterior
Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di depan trakea.
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea, diikat bersama oleh
jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam
tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar Tiroid :
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2) Mengatur penggunaan oksidasi
3) Mengatur pengeluaran karbondioksida
4) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan
dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran
darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit
miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid diatur
oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan
susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi/hipotiroidisme terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret
waktu bayi, mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik.
Pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema, proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat, geraknya lambat,
cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan berkeringat, rambut rontok,
suhu badan di bawah normal dan denyut nadi melambat.
Hiperteroid dimana gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu :
kecepatan metabolisme meningkat, suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah
marah, denyut nadi naik. Pengaruhnya pada vaskuler mencakup fibrilasi atrium,
kegagalan jantung. Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok
eksoftalmus, mata menonjol keluar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon
tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
1) Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin yang memegang peranan penting
dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam
tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting
dalam pengawasan metabolisme secara keseluruhan. Hormon tiroid memerlukan
bantuan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh mikroviri,
enzim proteopolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 dan T4.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma (protein bound iodine,
PBI). Sebagian besar PBI T4 dan sebagian PBI T3 terikat pada protein jaringan yang
bebas dan seimbang. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon
adalah :
a) Transpor aktif iodia (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan lumen
folikel dari folikel dibantu oleh TSH
b) Dalam kelenjar tiroid iodia dioksidasi menjadi ionin aktif dibantu TSH
c) Iodin mengalami perubahan kondensasi oksidatif bantuan peroksidase
d) Tahap terakhir pelepasan iodotironin yang bebas ke alam darah
2) Kelainan Tiroid
Hipertrofi atau hiperplasia fungsional:
a) Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh
hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.
b) Struma difosa nontoksik
a. Tipe endemik : kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung
yodium disebut gondok endemik
b. Tipe sporadik: pembesaran difusi dan struma di daerah endemis
penyebabnya suatu stimulus yang tidak di ketahui diantaranya :
c) Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga
sintesis dari hormon tiroid menjadi insufisiensi atau berkurang, bila permanen
dan kompleks disebut atiroidisme.
d) Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tampak tebal, mata besar,
suara serak, kulit tebal dan eskpresi seperti orang bodoh.
e) Miksedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol,
pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang.
f) Mikedema dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan, konstipasi tdak
tahan dingin dan otot tegang.
g) Neoplasma (tumor jinak), adenoma tiroid bekerja secara otonom dan tidak
dipengaruhi oleh TSH. Bisa menjadi toksik adenoma dan karsinoma.
h) Tumor ganas (maligna), dimulai dari folikel tiroid dengan karakteristik
tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil (karsinoma) metastase.
Jenisnya: karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik.
3) Fungsi Hormon Tiroid
a) Memengaruhi pertumbuhan pemtangan jaringan tubuh dan energi
b) Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolik
c) Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA), metabolisme meningkat
d) Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun
e) Menambah produksi panas dan menyimpan energi
f) Absorpsi intestinal terhadap glukosa, toleransi glukosa yang abnormal sering
ditemukan pada hipertiroidisme
2.2.4 Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan
hormon paratiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing-masing
melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
1) Fisiologi Kelenjar paratiroid
Diatur dan diawasi oleh kelenjar hipofise. Hormon paratiroksin (HPT) adalah
konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. Produksi HPT
akan meningkat apabila kadar kalsium dalam plasma menurun. Dalam keadaan
fisiologis kadar kalsium dalam berada dalam pengawasan homeostatik. Dalam batas
yang sangat sempit dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran
mineral antara tulang dan darah.
Hambatan kerja paratiroid mengakibatkan penurunan kadar magnesium dalam
darah, konsentrasi magnesium sangat diperlukan bagi fungsi kelenjar paratiroid agar
menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.
2) Fungsi Kelenjar paratiroid
a) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
b) Mengontrol eksresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
c) Mempercepat absorpsi kalsium di intestin
d) Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resopsi sehingga
menambah kalsium dalam darah
e) Menstimulasi dan menstranspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.
2.2.5 Kelenjar pankreas
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari
tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan
seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar
tubuh melalui vas deferns dan akhirnya, penis.
Diantara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig.
Sel Leydig memproduksi testosteron.
1) Proses Pembentukan dan Pematangan Sperma
Proses pembentukan sperma ini terjadi di dalam testis pada bagian tubulus
seminiferus. Ketika anak laki-laki menginjak masa pubertas, sel-sel primordial pada
epitel germinal tubulus seminiferus dalam testis berdiferensiasi menjadi sel induk
sperma (spermatogonium/spermatogonia).
Setelah mengalami pematangan, spermatogonium memperbanyak diri
Setiap sistem kontrol, baik itu fisik atau biologik,terdiri atas masukan dan keluaran.
Jika sistem bekerja dengan pengaturan otonom, maka keluaranlah yang mempunyai
pengaruh menghentikan masukan. Keadaan ini disebut umpan balik. Jika hubungan kerja
ini berjalan baik, maka
peningkatan keluaran akan menuunkan pemasukan, disebut umpan balik negatif. Jika
hubungan kerja ini langsung, maka peningkatan keluaran akan menyebabkan
peningkatan masukan, ini dikenal dengan sebagai umpan balik positif .
Pada umumnya umpan balik negatif akan menghasilkan kestabilan sebuah
ekulibrium. Semua mekanisme fisiologik homeostasis bekerja atas dasar ini. Umpan
balik positif cenderung untuk membuat disekuilibrium dan siklus tak berujung pangkal,
sehingga menyebabkan kondisi hormonal abnormal dan penyakit. Sebagai contoh adalah
ovulasi dan proses partus.
1) Pengaturan umpan balik secar umum
Sekresi hormon secara umum diatur atas dasar kontrol umpan balik. kontrol
umpan balik bekerja jika keluaran menghentikan masukan. Kontrol umpan balik
memungkinkan sistem endokrin bekerja secara otomatis dengan cara regulasi diri
sendiri.
2) Umpan balik negatif-> ekuilibrium->(Homeostasis)
Umpan balik negatif bekerja jika besaran masukan sesuai besaran keluaran. Jika
keluaran meningkat dalam sebuah sistem, akan terjadi umpan balik negatif, maka
masukan menurun. Ini akan menurunkan keluaran sampai pada kadar ekuilibrium.
Jika keluaran menurun, akan merangsang masukan meningkat, menyebabkan
keluaran meningkat terhadap ekuilibrium.
3) Umpan balik positif->disekuilibrium->(siklus tak berujung pangkal)
Pengaturan umpan balik positif jika keluaran sebuah sistem merangsang
peningkatan masukan selanjutnya, akibatnya peningkatan pada keluaran demikian
seterusnya. Regulasi jenis ini dapat menyebabkan disekuilibrium daan siklus tak
berujung pangkal. Beberapa hormon tertentu diatur dengan cara ini.
1. Telinga luar
2. Telinga tengah
3. Telingadalam
1. Telinga Luar.
Telinga tengah, terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal.
Pada bagian ini terdapat saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring
yaitu tuba eustachius (saluran eustachius). Saluran yang biasanya tertutup dapat terbuka saat
menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan
udara pada kedua sisi membran timpani. Pada telinga bagian tengah ini terdapat tulang-tulang
pendengaran (osikel auditori), yang dinamai sesuai bentuknya, terdiri dari:
Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestra vestibuli,
yang memisahkan telinga tengah dan telinga dalam. Otot stapedius melekat pada stapes, yang
ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan menariknya ke arah luar. Otot tensor
timpani melekat pada bagain pegangan maleus, yang berada pada membran timmpani, dan
menarik fenestra vestibuli ke arah dalam. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks
yang menyebabkan kontraksi kedua otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam
bunyi. Otot-otot ini memungkinkan suara yang terlalu keras diredam sebelum mencapai
telinga dalam. Berkat mekanisme ini, kita mendengar suara yang cukup keras untuk
mengguncang sistem pada tingkat yang telah diredam. Otot-otot ini otot tak sadar, dan
bekerja otomatis sedemikian sehingga bahkan jika kita tertidur dan lalu ada suara keras di
samping kita, otot-otot ini segera mengerut dan mengurangi kekuatan getaran yang mencapai
telinga dalam.
3. Telinga Dalam.
Telinga dalam (interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal di sisi medial telinga
tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yakni labirin tulang dan labirin membrasona di
dalam labirin tulang.
1. Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang menyerupai cairan
serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus tulang temporal dan terbagi menjadi 3
bagian:
(1). Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan saluran semisirkular
dengan koklea.
(2). Rongga tulang saluran semisirkular yang menonjol dari bagian posterior vestibula.
a) Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal, di setiap sudut
kanannya.
b) Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua saluran di atas.
(1). Labirin mebranosa dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua kantong,utrikulus
dan sakulus yang dihubungkan dengan duktus endolimpe sempit dan pendek.
(2). Duktus semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular pada
labirin tulang yang mengandung perilimfe.
(3). Setiap duktus semisirkular,utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk ekuilibrium
statis (bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang bergantung pada gaya gravitasi)
dan ekuilibrium dinamis (apakah kepala bergerak atau diam dan kecepatan serta arah
gerakan).
(4). Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular; sedang sakulus terhubung dengan
duktus koklear dalam koklea.
2.2 Faal pendengaran.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairanlimfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akanmenggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalamsaluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran
tengahmenggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkancairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnyamembran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akanmenggetarkan selaput-selaput basiler, yang
akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial,terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
5. Getaran cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal saraf
yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori. Sel rambut pada salah satu ujung rumah siput
mengirim informasi bunyi nada rendah dan sel rambut pada ujung lain mengirim informasi
bunyi nada tinggi.
6. Saraf auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi.
1. Gangguan Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan
telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara
efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus. Dengan kata lain ketika gelombang
suara terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput
( koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
2. Gangguan Sensoris
Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terletak didalam telinga. Indera
keseimbangan secara struktural terletak dekat indera pendengaran, yaitu bagian belakang
telinga dalam yang membentuk strukur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semirkularis.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran natrium
karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan
impuls yang akan dikirim ke otak.
· Kanalis semirkularis
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu
kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal
belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar disebut
ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis. Kelembaman
endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan menyebabkan ia bergerak ke arah
yang berlawanan dengan arah putaran sehingga kita dapat merasakan adanya perubahan
posisi tubuh.
Rasa penciuman diransang oleh gas yang terhirup ataupun oleh unsur-unsur halus.
Jika kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau suatu udara, udara yang kita hisap
melewati bagian atas dari rongga hidung melalui konka nasalis.
Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang
sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir
lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut
dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf
pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada
selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan baik.
Mekanisme Penciuman
Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan meransang saraf (nervus olfaktorius)
dari bulbus olfaktorius. Indera bau bergerak melalui traktus olfaktorius dengan peranteraan
stasiun penghubung pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat perasaan itu
ditafsirkan.
Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir hidung. Serabut-
serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara
(kemoreseptor). Mekanisme kerja indra penciuman sebagai berikut.
Rangsang (bau) > lubang hidung > epitelium olfaktori > mukosa olfaktori > saraf
olfaktori > talamus > hipotalamus > otak.
2.5 Struktur pengecap
Struktur pengecap.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang
dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila
bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila
berbentuk benang.
a. Bagian-bagian lidah
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar
ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah
terdapat di bagian bawah lidah.
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat
saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun
hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi
banyak ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
5. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas
dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak
disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Proses penglihatan oleh mata diibaratkan sebuah kamera. Kamera membutuhkan lensa dan
film untuk membentuk sebuah gambar. Mata sebagai kamera mempunyai lensa (kornea, lensa
kristalina dan` vitreus) untuk memfokuskan cahaya dan film (retina). Jika ada kerusakan pada
salah satu bagian maka gambar yang terbentuk tidak sempurna.
Pada saat melihat sebuah obyek, cahaya akan direfleksikan pada kornea. Kemudian cahaya
direfraksi dan difokuskan oleh kornea, lensa dan vitreus ke retina untuk membentuk sebuah
bayangan. Bayangan yang terbentuk adalah terbalik. Pada retina terjadi proses fotokimia
penglihatan yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Impuls yang terbentuk
ditransmisikan melalui nervus optikus ke otak. Otak akan menerjemahkan impuls tersebut
dan mempersepsikan obyek sebagai bayangan yang tegak.
Proses Penglihatan
Struktur Anatomi Sistem Penglihatan
Anatomi organ penglihatan dapat dipelajari dalam 2 (dua) bagian yaitu adneksa mata
(pelengkap) dan bola mata (bulbus okuli)
A. Adneksa Mata
Melindungi mata terhadap lingkungan, trauma dan cahaya serta menjaga kornea tetap lembut
dengan menyapukan air mata setiap saat. Terdiri dari palpebrae superior dan palpebrae
inferior.Lapisannya terdiri dari kulit luar, lapisan medial yang terdiri dari otot dan jaringan
pembentuk, serta lapisan dalam yang merupakan jaringan yang lembut.
Otot pada lapisan tengah mengontrol gerakan kelopak mata, terdiri dari otot-otot sirkular (m.
orbikularis okuli) yang bertugas menutup kelopak mata dan m. levator palpebrae yang
bertugas mengangkat kelopak mata.Lapisan dalam sangat lembut dan licin karena adanya
pelumas yang diproduksi kelenjar meibomian.
2. Konjungtiva
Merupakan selaput transparan yang melapisi bagian dalam kelopak mata serta menutupi
bagian depan sklera. Bersambung dengan selaput lendir yang melapisi saluran air mata,
kantung air mata dan saluran nasolakrimal sehingga berfungsi melumasi mata.
3. Apparatus Lakrimalis
Kelenjar air mata terletak pada sudut luar sebelah atas rongga orbita. Kelenjar tsb
mengeluarkan air mata yang dituangkan ke kantung kojungtiva dari duktus ekskretori. Bila
mengedip maka air mata akan membasahi permukaan mata.Sebagian menguap, sebagian
dialirkan ke kantus medialis menuju saluran lakrimalis memasuki hidung.
Ada 6 otot bola mata yang mengontrol pergerakan bola mata.Terletak sebelah dalam orbita
menempel pada dinding tulang orbita dan dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata di
belakang kornea. Otot lurus terdiri dari m. rektus superior, inferior, medial dan lateral,
menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar secara bergantian. Otot oblik
terdiri dari superior menggerakkan mata ke bawah dan sisi luar, inferior menggerakkan mata
ke atas sisi luar. Otot-otot mata dipersarafi oleh nervus kranialis III (n. okulomotorius), IV
(n. trokhlearis) dan VI (n. abdusens).
1. Kornea
Disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat
mengganggu penglihatan dan bisa diganti dengan jaringan kornea dari donor mata
(pencangkokan kornea). Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5
lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen, 3 substansi propia, 4 lamina
elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction. Kornea juga merupakan jalan masuk
cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina.
2. Sklera
Merupakan ruangan antara kornea dengan iris yang membentuk rongga yang berisi
cairan(humor aquous) yang memudahkan iris untuk bergerak.
Merupakan ruangan yang terdapat antara lensa dengan iris berisi humor aquos
5. Uvea
Terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat
bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan siliar
berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata. Sedangkan koroid merupakan
lapisan yang banyak mangandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian-bagian
mata.
6. Pupil
Merupakan suatu "lubang" tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur
oleh gerakan iris.
7. Lensa Kristalina
Sesuai dengan namanya, berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk agar
diperoleh penglihatan yang jelas. Jika mengalami kekeruhan akan menyebabkan kaburnya
penglihatan seperti pada penyakit katarak.
Bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai "badan kaca" karena
konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke
retina.
10. Retina
11. Koroid
Merupakan lapisan antara retina dan sklera.Terdiri dari pembuluh darah yang memberi
nutrisi kepada mata. Koroid berhubungan dengan badan siliar dan bagian belakang dengan
nervus optikus
Epidermis adalah lapisan kulit pertama dan yang terluar, satu-satunya lapisan kulit yang bisa
dilihat oleh mata telanjang. Anatomi kulit epidermis sebagian besar dibentuk oleh lapisan
keratinosit, yang memproduksi keratin.
Dermis
Dermis adalah lapisan kulit kedua setelah epidermis. Dermis berfungsi sebagai pelindung
dalam tubuh. Strukturnya lebih tebal daripada dermis, meski hanya terdiri dari dua
lapisan — lapisan papiler superfisial dan lapisan retikuler.
Lapisan retikuler jauh lebih tebal daripada lapisan papiler dan memiliki kumpulan serat
kolagen.
Beberapa struktur sel yang dapat ditemukan di dermis, yaitu: