I. PENDAHULUAN
III. PEMBAHASAN
3. Viesceral skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ
lunak), seperti: os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), oscardis (tulang
jantung pada sapi).
3. PembentukanTulang
Pembentukan tulang rangka berkembang selama masa pertumbuhan
karena kemampuan selosteocytes untuk menyimpan bone salts (terutama garam
kalsium) pada lamellar.
Jenis-jenis tulang :
1. Tulang padat
7
Tulang keras ditemukan hamper pada semua dinding tulang dari tubuh dan
pada bagian ini, lamella tersusun disekitar pembuluh darah. Beberapa sel disebut
os teoclasts yang berfungsi membongkar tulang yang telah tua saat os teocytes
memproduksi tulang yang baru.
2. Tulang trabecular
Tulang trabecular ditemukan di dalam rongga tengah pada hamper semua
tulang, terutama dalam bagian akhir dari tulang panjang (ossa longa). Tulang
trabecular memiliki dua fungsi yakni :
- Memberikan kekuatan
- Memberikan jaringan
3. Tulang kerangka
Kerangka vertebrata terdiri dari bagian axial dan appendicular. Kerangka
appendicular meliputi tulang-tulang kedua kaki depan dan kedua kaki belakang.
Kerangka axial terdiri dari tulang vertebrae, tulang-tulang rusuk, tulang dada dan
tulang tengkorak. Kerangka axial vertebrata diatur dalam vertebral column atau
tulang belakang memanjang dari dasar tulang tengkorak hingga ke ekor. Terdapat
lima bagian yang dapat dilihat dengan jelas dari vertebrae column. Tulang dada
tersusun oleh tiga tulang yakni scapula, clavicle dan coracoid. Scapula adalah
termasuk kedalam tulang triangular. Permukaan medialnya datar sedangkan
permukaan lateral memiliki spine yang memiliki arah vertical dan biasa disebut
dengan scapular spine. Scapular spine berada disepanjang tulang scapula. Spine
ini membagi permukaan lateral dari scapula menjadi dua bagian yang rendah atau
dangkal untuk pengikatan otot.
Berikut adalah tulang-tulang yang menyusun tulang kaki depan
1. Humerus
Tulang humerus termasuk tulang panjang, tulang yang kokoh dengan dua
kaki yang meluas. Batas proximal dari tulang humerus terdapat bagian utama atau
tuberosities pada kedua lateral dan permukaan medial untuk ikatan otot-otot.
8
3. Carpal
Tulang kecil yang tersusun dalam tiga baris pada hewan yang sederhana.
Persendian carpal tersebut lebih flexible dibandingkan dengan persendian
persendian lain pada kaki depan. Baris proximal, yang mana bersambung dengan
radius dan ulna, terdiri dari tiga tulang carpal yakni radial, intermediate dan
ulna, sedangkan baris distal bersambung dengan tulang metacarpal, dan memliki
4 carpal yang dinamakan carpal 1, 2, 3, dan 4.
4. Metacarpal
Metacarpus menjauhi tubuh menuju carpus dan secara sederhana terdiri
dari lima tulang. Hilangnya jari-jari kaki ternak mempengaruhi hilangnya nomor
dari metacarpal.
5. Phalanx
Phalanx adalah penomoran fungsi onil jari kaki. Tiga phalanx yakni terdiri
dari proximal phalanx (bersambung dengan metacarpal), distal phalanx
(terlampir dalam kuku). Bagian tengah metacarpal dan proximal phalanx terdapat
metacarpo phalangeal. Sendi yang terbentuk oleh proximal dan middle phalanx
adalah proximalinter phalangeal dan diantara middle dan distal phalanges
diketahui sebagai distal inter phalangeal.
biasanya melebur saat dewasa menjadi satu bentuk yakni tulang coxae. Tulang
coxae pada berbagai ternak dapat dibedakan dari perbedaan bentuk lokasi tuber
ischii diakhir caudal pada ischium.
7.Os.Femur
Tulang pelvis menghubungkan antara tulang pangkal paha dengan femur.
Seperti posisi humerus dengan tulang dada, femur juga merupakan tulang yang
panjang, tulang yang kokoh dengan bagian akhirnya yang meluas.
Secaraproximal, kepala femur hamper berbentuk seperti bola. Rongga tulang
membawa dua atau tiga bagian besar utama secara proksimal. Bagian terbesar
adalah greater trochanter, lesser trochanter dan third trochanter. Distal femur
terdapat condyles (seperti pada humerus) yang menghubungkannya dengan tibia,
di beberapa ruangan, pada sisi cranial dari distal extrimity femur terdapat alur
yang disebut trochlea yang terselip tulang sesamoid, patella atau sumbat lutut.
9. Os. Tarsus
Tulang tarsus pada mamalia terdiri dari 5 hingga 7 tulang tarsal pendek y
ang terbesar di baris proximal adalah tibial tarsal bone dan fibular tarsal bone.
Sistem rangka pada sapi perahterdiri dari unit kelompok tulang yang
merupakan struktur hidup. Sistem kerangka sapi mempunyai bentuk dan ukuran
yang tergantung dari jenis kelamin, jenis hewan, bangsa, dan umur hewan
tersebut. Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang tidak dapat digerakan jika
tidak terdapat otot. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif. Otot inilah yang
menggerakkan rangka. Hewan memiliki jumlah ruas tulang yang berbeda-beda
sesuai dengan ukuran dan bentuk tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jasin
(2002) yang menyatakan bahwa hewan vertebrata memiliki ruas yang berbeda
beda. Kuda memiliki 205 ruas tulang, sapi 191-193 ruas, manusia 206 ruas dan
unggas 160 ruas.
Sistem rangka tersusun atas tulang tulang yang saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sistem. Menurut Mukhtar (2006) secara strukutural
kerangka dibagi menjadi dua bagian yaitu axial dan apendikular. Axial terdiri
dari semua tulang yang ada ditubuh kecuali tulang anggota gerak. Tulang yang
termasuk dalam bagian axial ialah cranium, columna vertebralis, sternum, dan
11
costae. Cranium terdiri atas tulang tengkorak dan tulang wajah.Menurut Triana
dkk. (20) tulang muka terdiri atas lacrimal, maxila, mandibula, dan nasal,
sedangkan tulang tengkorak terdiri atas occipital, dan frontal. Vertebralis dibagi
menjadi vertebrata cervicalis, thoracalis, lumbalis, sacralis, dan cocygeae.
Menurut Frandson (1993) jumlah setiap ruas tulang pada columna vertebralis
berbeda beda menyesuaikan dengan fungsinya masing-masing.
Apendikular ialah kerangka anggota gerak yaitu ekstrimitas thoracalis dan
ekstremitas pelvina. Menurut Triana dkk. (2002) ekstrimitas thoracalis
merupakan daerah gelang bahu dan juga lengan depan atas, terdiri dari scapula
dan humerus. Tulang pelvis dibagi menjadi tiga bagian yaitu daerah gelang
panggul, femur, crus, serta pes. Pelvis dibagi menjadi 3 bagian yaitu ischium,
ilium dan pubis.Femur berhubungan dengan patella dan tibia. Crus merupakan
kaki bagian bawah seperti tibia, fibula dan patella. Pes terdiri atas tarsus,
metatarsus, dan digiti.
2.Columna vertebralis
Columna vertebralis berfungsi membentuk dan menopang bentuk tubuh, serta
memastikan dapat berdiri dengan tegak dan kepala terangkat
3. Sternum
Sternum berfungsi sebagai persendian bahu, dan persendian dengan tulang
lainnya.
12
4. Costae
Costae merupakan tulang rusuk yang fungsinya untuk melindungi organ
pernafasan, pencernaan, dan bagian abdominal
1. Milk fever
Penyakit milk fever disebabkan karena kekurangan kalsium (Ca) atau zat
kapur dalam darah (hypocalcamia) (Sudono et al, 2003). Milk fever menyerang
sapi perah betina dalam 72 jam setelah melahirkan dengan tandatanda tubuhnya
bergoyang kanan kiri saat berjalan (sempoyongan), bila tidak cepat diobati sapi
akan jatuh dan berbaring. Pengobatan dilakukan dengan menyuntikkan 250-500
ml "kalsium boroglukonat" secara intravenous (menyuntikkan ke dalam pembuluh
darah) jika dalam 8-12 jam tidak berdiri maka penyuntikkan dapat dilakukan lagi.
Pencegahan milk fever dapat melalui pemberian ransum dengan perbandingan
kadar kalsium dan fosfor dalam ransum 2 : 1, dapat pula dengan pemberian kapur
tembok/gamping 3% dari pakan konsentrat (Prihanto, 2009).
2. Hipokalsemia
Hipokalsemia pada sapi perah mempunyai beberapa sinonim yaitu milk
fever, paresis puerpuralis dan parturient paresis (Goff 2006). Milk fever adalah
penyakit gangguan metabolisme yang terjadi pada sapi betina
menjelang/saat/sesudah melahirkan yang menyebabkan sapi menjadi lumpuh.
Milk Fever ditandai dengan menurunnya kadar kalsium (Ca) dalam darah
(Horst et al. 1997). Ca berperan penting dalam fungsi system syaraf. Jika kadar
Ca dalam darah berkurang drastis, maka pengaturan sistem syaraf akan terganggu,
13
sehingga fungsi otak pun terganggu dan sapi akan mengalami kelumpuhan.
Kasus milk fever terjadi pada 48 72 jam setelah sapi melahirkan, sapi yang
mengalami gangguan ini biasanya sapi yang telah beranak lebih dari tiga kali.
Sapi berumur 4 tahun dan produksi tinggi (lebih dari 10 liter) lebih rentan
mengalami milk fever.Selain itu, angka kejadian milk fever 3-4 kali lebih tinggi
pada sapi yang dilahirkan dari induk yang pernah mengalami milk fever.
Etiologi Penyakit :
Kebutuhan Ca pada akhir masa kebuntingan cukup tinggi sehingga jika Ca
dalam pakan tidak mencukupi, maka Ca di dalam tubuh akan dimobilisasi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan Ca pada awal laktasi juga meningkat,
karena setiap kg air susu mengandung 1.2 1.4 gram Ca. Sedangkan Ca dalam
darah adalah 8 10 mg/dl (Thirunavukkarasu et al. 2010), sehingga sekresi susu
yang mendekati 2 kg akan memerlukan semua Ca yang terdapat dalam darah. Jika
kadar Ca dalam darah tidak dapat dipertahankan, maka sapi akan
mengalami paresis puerpuralis atau milk fever. Homeostasis Ca darah diatur oleh
kalsitonin, hormon paratiroid (parathormon) dan vitamin D3 (DeGaris & Lean
2008).Pemberian pakan tinggi Ca pada periode kering dapat merangsang
pelepasan kalsitonin dari sel-sel parafolikuler kelenjar tiroid, sehingga
menghambat penyerapan Ca dalam tulang oleh parathormon. Hiperkalsemia
(tingginya kadar Ca dalam darah) akan menghambat sekresi parathormon dan
merangsang sekresi (pengeluaran) kalsitonin. Kalsitonin ini dapat menurunkan
konsentrasi Ca darah dengan cara mengakselerasi penyerapan oleh tulang (Goff
2006). Kejadian ini cenderung menghambat adaptasi normal sapi terhadap
kekurangan Ca pada permulaan partus dan laktasi yang menyebabkan terjadinya
kelumpuhan. Kelumpuhan ini karena kadar Ca dalam darah di bawah 5 mg/dl.
Berkurangnya Ca menurut Champness & Hamilton (2007) disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain :
a. Jumlah mineral, Ca dan P (Phosphor) dalam pakan yang berlebihan, akibatnya
akan menurunkan jumlah vitamin D yang berpengaruh pada jumlah Ca dalam
darah.
14
b. Menurunnya absorpsi Ca dari usus dan mobilisasi mineral tersebut dari tulang
akibat dari kerja hormon estrogen dan steroid kelenjar adrenal.
c. Ca dan P dari dalam darah berpindah ke kolostrum saat sapi menjelang
melahirkan.
d. Efek dari hormon tirokalsitonin. Hormon ini berfungsi untuk mengatur mukosa
sel-sel usus dalam menyerap dan mengatur kadar Ca dalam darah.
e. pH pakan dan kadar lemak yang tinggi
Gejala Klinis :
Gejala awal yang ditemui yaitu sapi masih berbaring, nafsu makan turun,
kurang peka terhadap lingkungan, cermin hidung kering, tremor pada otot, suhu
tubuh rendah, kaki belakang lemah dan terjadi penimbunan gas di dalam
rumen.Jika semakin parah, maka sapi hanya mampu bertahan 6 24
jam.Sebenarnya angka kesembuhannya cukup baik dan tingkat mortalitas kurang
dari 2-3 % apabila segera diketahui dan diberi pertolongan
(Champness & Hamilton 2007).
Pengobatan :
Pengobatan sapi yang menampakkan gejala adalah penyuntikan 1000 ml
calcium borogluconas 40 % secara intravena pada vena jugularis (Braun et
al., 2006). Suntikan dapat diulangi kembali setelah 8 12 jam kemudian, apabila
belum menampakkan hasil, maka dapat diberikan preparat yang mengandung
magnesium. Susu yang boleh diperah selama 2 3 hari hanya sedikit.
Pengosongan ambing sebaiknya dihindari selama waktu tersebut untuk mencegah
terjadinya paresis peurpuralis. Kadar kalsium dalam pakan harus dikurangi pada
akhir periode laktasi. Pemberian kosentrat dapat diberikan 2 kg/hari atau selama
periode kering kandang dengan mengurangi pemberian legum atau suplemen
mineral. Peningkatan pemberian konsentrat baru dapat dilakukan 2 minggu
menjelang sapi melahirkan (Bewley & Phillips 2010).
3. Arthritis
Terjadinya gangguan atau peradangan pada persendian dan
kartilago.Arthtritis dapat terjadi akibat infksi maupun tanpa infeksi.Pelepasan
15
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang-temulang.Fungsi
osteologi diantaranya sebagai penopang tubuh, member bentuk tubuh, sebagai
alat gerak pasif, melindungi organ vital, tempat pembentukan sel darah.
2. Bentuk tulang terdiri dari ossa longa yang berbentuk panjang, ossa plana yang
berbentuk pipih, ossa brevia yang berbentuk pendek, dan ossa irregularis yang
memiliki bentuk tidak beraturan.
3. Anatomi tulang terdiri dari tulang cranium, tulang columna vertebralis, tulang
sternum, tulang costae, tulang anggota gerak.
4. Cranium mempunyai fungsi untuk melindungi otak, penyokong alat-alat indera,
pembentukan dan perlekatan tanduk, dan pembentukan awal tractus
digestivus dan tractus respiratorius. Columna vertebralis berfungsi
membentuk dan menopang bentuk tubuh, serta memastikan dapat berdiri
dengan tegak dan kepala terangkat. Sternum berfungsi sebagai persendian
bahu, dan persendian dengan tulang lainnya.Costae merupakan tulang rusuk
yang fungsinya untuk melindungi organ pernafasan, pencernaan, dan bagian
abdominal.
5. Tulang anggota gerak berperan dalam menopang tubuh, tempat perlekatan otot,
pada bagian pelvis sebagai persendian dan pengeluaran fetus.
6. Kelainan pada tulang antara lain milk fever, hipokalsemia, arthritis.
4.2. Saran
Keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan maka disarankan kepada
pembaca agar selalu menambah literatur dalam karena agar mempermudah
pembaca dalam memahami isi makalah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Austic, R.E., and M.C. Nesheim. 1990. Poultry Production. 13th Ed. Lea and
Febiger, Philadelphia, London. Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th
Ed. The Interstate
DeGaris PJ & Lean IJ. 2008. Milk Fever in Dairy Cows: A Review of
Pathophysiology and Control Principles.Jurnal Veteriner 176 (5).
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada, university
press. Yogyakarta.
Goff JP. 2006. Macromineral physiology and application to the feeding of the
dairy cow for prevention of milk fever and other periparturient mineral
disorders. Animal Feed Science and Technology 126 (2006) 237257.
Horst RL, Goff JP, Reinhardt TH, Buxton DR. 1997. Strategies for Preventing
Milk Fever in Dairy Cattle. J. Dairy Sci 80:12691280.