Anda di halaman 1dari 11

A.

Dasar Teori
Mendengarkan suara denyut jantung dalam tubuh disebut auskultasi dan biasanya dilakukan
dengan memakai alat yang disebut stetoskop. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung
mengendur dan terisi darah, selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung. Kedua atrium jantung dapat berkontraksi dan relaksasi secara
bersamaan, kedua bilik juga dapat berkontraksi dan relaksasi secara bersamaan. Darah dari
tubuh masuk ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan, dan kemudian dipompakan ke paru-
paru. Katup-katup menjaga agar darah tidak mengalir balik dari aorta ke ventrikel, atrium,
dan vena. Katup-katup tersebut membuka dan menutup karena perbedaan tekanan darah
dalam ruang-ruang jantung. Adanya cairan perikardial menghalangi gesekan membran
perikardial satu dengan yang lainya pada setiap denyutan jantung (Soewolo, 2003).

Suara denyut jantung terutama datang dari bergolaknya darah yang disebabkan oleh
menutupnya katup jantung. Pada setiap siklus jantung hanya suara jantung pertama dan
kedua yang cukup keras didengar melalui stestoskop. Suara pertama yang terdengar adalah
suara ”lup” lebih keras dan sedikit lebih panjang daripada suara yang kedua. Suara ”lup” ini
dihasilkan dari gerak balik darah yang menutup katup atrioventrikular segera setelah sistol
ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama yaitu suara
”dup”, suara ini adalah akibat gerak balik darah menutup katup semilunar pada diastol
ventrikel, sedangkan waktu antara suara jantung kedua dengan suara jantung pertama
berikutnya kira-kira dua kali lebih lama dari pada waktu antara suara jantung pertama
dengan suara jantung kedua dalam satu siklus (Soewolo, 2003).

Diantara bunyi kedua dan bunyi pertama dari siklus selanjutnya terdapat satu periode
istirahat yang lamanya dua kali daripada periode istirahat antara bunyi pertama dan bunyi
kedua dalam satu siklus. Dengan demikian, siklus jantung dapat didengarkan sebagai lup,
dup, istirahat; lub, dup, istirahat; lub, dup, istirahat; dan seterusnya (Tortora dan Nicholas,
1984). Denyut jantung secara lengkap terdiri atas kontraksi atrium, relaksasi atrium dan
kontraksi ventrikel serta relaksasi ventrikel. Pada manusia satu denyutan jantung secara
lengkap memerlukan waktu sekitar 0,8 detik sehingga jumlah denyutan per satu menit (laju
denyut jantung) sekitar 75 kali. Secara teoritis, semakin banyak darah yang masuk ke
jantung, semakin banyak pula darah yang akan dikeluarkan dari jantung. Pada umumnya laju
denyut jantung hewan yang bertubuh kecil lebih tinggi daripada hewan yang bertubuh
besar.

Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidal. Sama
dengan pada katup mitral dan trikuspidal, pada katup semilunar juga terdapat desinkronisasi
penutupan katup. Katup semilunar aortik secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih
dulu daripada katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik pelan-pelan dan dalam, maka
pengisian ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab pembuluh darah pulmonari tertekan
oleh peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki, dkk, 2000).

Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di
permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama
dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010). Denyutan dinyatakan sebagai
ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang
bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian
darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekanannya
berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke
aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari
dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding
tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastol
ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan
aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003).

Usia, jenis kelamin, kebugaran fisik dan suhu tubuh juga mempengaruhi laju jantung
sehingga berpengaruh juga pada jumlah denyutan pada nadi. Bayi yang baru lahir
mempunyai laju jantung >120 denyut/menit, kemudian akan turun di usia anak-anak dan
akan semakin turun pada usia dewasa. Wanita umumnya sedikit lebih tinggi laju jantungnya
daripada pria (Soewolo, 2003).

B.
C.
D.
E. E. Analisis Data
1. Mendengarkan Suara Jantung
Berdasarkan data pengamatan, pada katup mitral (ruang sela iga ke 5) interval waktu
lup-dup ulangan ke 1 yaitu 0,65 detik, ulangan ke 2 yaitu 0,7 detik, dan ulangan ke 3
yaitu 0,6, sehingga rata-ratanya yaitu 0,65 detik. Sedangkan waktu istirahat antara
dup-lup ulangan ke 1 yaitu 0,4 detik, ulangan ke 2 yaitu 0,5 detik, dan ulangan ke 3
yaitu 0,6, sehingga rata-ratanya yaitu 0,5 detik.
Pada katup semilunar (ruang sela iga ke 2) interval waktu lup-dup ulangan ke 1 yaitu
0,7 detik, ulangan ke 2 yaitu 0,73 detik, dan ulangan ke 3 yaitu 0,61, sehingga rata-
ratanya yaitu 0,68 detik. Sedangkan waktu istirahat antara dup-lup ulangan ke 1 yaitu
0,45 detik, ulangan ke 2 yaitu 0,53 detik, dan ulangan ke 3 yaitu 0,61, sehingga rata-
ratanya yaitu 0,53 detik.
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data di atas dapat diambil kesimpulan
sementara bahwa baik pada katup mitral maupun pada katup semilunar interval waktu
lup-dup lebih panjang dibandingkan dengan waktu istirahat antara dup-lup. Dapat
diambil kesimpulan sementara juga bahwa interval waktu lup-dup dan waktu istirahat
antara dup-lup pada katup semilunar lebih panjang dibandingkan pada katup mitral.
2. Palpasi Denyut Nadi Radialis
Berdasarkan data pengamatan, pada ulangan ke 1 denyut nadinya 84 permenit, pada
ulangan ke 2 denyut nadinya 90 permenit, dan pada ulangan ke 3 denyut nadinya 88
permenit, sehingga rata-rata denyut nadinya yaitu 87 permenit. Dari data pengamatan
dan analisis data tersebut dapat diambil kesimpulan sementara bahwa denyut nadi
subyek 87 permenit.
3. Perbandingan Kecepatan Denyut Jantung dan Denyut Nadi
Berdasarkan data pengamatan, perhitungan kecepatan denyut jantung dan denyut nadi
yang dilakukan secara simultan pada ulangan ke 1 denyut jantung 86 permenit dan
denyut nadi 78 permenit, pada ulangan ke 2 denyut jantung 90 permenit dan denyut
nadi 89 permenit, pada ulangan ke 3 denyut jantung 88 permenit dan denyut nadi 87
permenit, sehingga rata-rata denyut jantung yaitu 88 permenit sedangkan denyut nadi
85 permenit. Dari data pengamatan dan analisis data tersebut dapat diambil
kesimpulan sementara bahwa denyut jantung lebih banyak dibandingkan dengan
denyut nadi.

F. Pembahasan
1. Mendengarkan Suara Jantung
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data, pada katup mitral (ruang sela iga ke
5) interval waktu lup-dup setelah diambil 3 kali ulangan mendapatkan rata-rata yaitu
0,65 detik, sedangkan waktu istirahat antara dup-lup setelah diambil 3 kali ulangan
mendapatkan rata-rata yaitu 0,5 detik. Pada katup semilunar (ruang sela iga ke 2)
interval waktu lup-dup setelah diambil 3 kali ulangan mendapatkan rata-rata yaitu
0,68 detik, sedangkan waktu istirahat antara dup-lup setelah diambil 3 kali ulangan
mendapatkan rata-rata yaitu 0,53 detik. Jadi, baik pada katup mitral maupun pada
katup semilunar interval waktu lup-dup lebih panjang dibandingkan dengan waktu
istirahat antara dup-lup. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Soewolo, dkk (2005)
yang menyatakan bahwa pada seseorang yang sedang istirahat, waktu antara suara
jantung kedua dengan suara jantung pertama berikutnya kira-kira dua kali lebih lama
daripada waktu antara suara jantung pertama dan suara jantung kedua dalam siklus
jantung. Ketidaksesuaian antara data pengamatan dan teori bisa dimungkinkan karena
subyek dalam praktikum tidak sedang istirahat namun sedang beraktivitas.
2. Palpasi Denyut Nadi Radialis
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data, denyut nadi subyek setelah diambil 3
kali ulangan mendapatkan rata-rata yaitu 87 permenit. Normalnya, kecepatan denyut
nadi dalam keadaan istirahat rata-rata 70-76 kali/permenit. Usia, jenis kelamin,
kebugaran fisik, dan suhu tubuh juga mempengaruhi laju jantung sehingga
berpengaruh juga pada jumlah denyutan pada nadi. Bayi yang baru lahir mempunyai
laju jantung >120 denyut/menit, kemudian akan turun di usia anak-anak dan akan
semakin turun pada usia dewasa. Wanita umumnya sedikit lebih tinggi laju
jantungnya daripada pria. (Soewolo, 2003)
3. Perbandingan Kecepatan Denyut Jantung dan Denyut Nadi
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data, perhitungan kecepatan denyut jantung
dan denyut nadi yang dilakukan secara simultan setelah diambil 3 kali ulangan
mendapatkan rata-rata denyut jantung yaitu 88 permenit sedangkan denyut nadi 85
permenit.
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi
(diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi denyut nadi pada
umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010 dalam
Indranatan, 2011).
Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti.
Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat
dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari
jantung ke aorta, yang tekanannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah.
Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada
denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya
meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada
pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastol ventrikel, namun dinding
tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga
denyutpun tidak dapat dirasakan. (Soewolo, 2003)

G. Kesimpulan
1. Mendengarkan Suara Jantung
Waktu antara suara jantung kedua dengan suara jantung pertama berikutnya kira-kira
dua kali lebih lama daripada waktu antara suara jantung pertama dan suara jantung
kedua dalam siklus jantung.
2. Palpasi Denyut Nadi Radialis
Normalnya, kecepatan denyut nadi dalam keadaan istirahat rata-rata 70-76
kali/permenit. Usia, jenis kelamin, kebugaran fisik, dan suhu tubuh juga
mempengaruhi laju jantung sehingga berpengaruh juga pada jumlah denyutan pada
nadi.
3. Perbandingan Kecepatan Denyut Jantung dan Denyut Nadi
Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung
yakni rata-rata 70/76 kali/menit.

H. Daftar Rujukan
Basoeki, S. dkk,. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. IMSTEP
JICA: Malang.

Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tortora, G. dan Nicholas P.A.. 1984. Principles of Anatomy and Physiology. New
York: D Van Nostran Company.
B. Landasan Teori
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri
melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer.
Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler.
Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular.
Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara
tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang
memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005: 265-261).
Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi
sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua atria mempunyai
dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang
kembali ke jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju
ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan
dengan atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar ke seluruh organ
tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi untuk mencegah aliran
balik darah (Campbell dkk, 2000:47).
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran ini
selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut
merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada contoh ini
tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan tinggi 120 mm.
Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan darah dalam waktu
yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi,
mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball, 1983: 154).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel
masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung
karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi semua darah mengalir ke dalam
jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume
darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding
arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat
vasomotorik dalam medula oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk
mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami sedikit
perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik, seperti sewaktu
latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab dan emosi, sewaktu tidur
dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah diukur selalau sewaktu orangnya
tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan (Pearce, 1995: 151).
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari.
Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan
mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran
denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri
carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis,
arteri apical, arteri tibialis posterior (Saladin, 2003: 94).

2. Data Kelas
TABEL DATA KELAS

No Nama L/P SISTOL (mmHg) DIASTOL DENYUT NADI


(mmHg) (Detak/Menit)
I II III I II III I II III
1 Robby L 128,0 138,0 163,3 71,7 71,7 73,3 81,3 115,3 146,3
2 Ade L 117,3 144,3 140,0 66,0 75,3 86,3 66,3 108,3 122,7
3 Syam L 120,3 129,7 141,0 68,0 70,0 72,3 89,0 117,3 115,7
4 Sandi L 126,3 132,3 139,7 73,7 71,0 68,0 92,3 145,7 158,0
5 Neni P 138,0 137,3 144,0 102,3 89,3 80,0 106,0 134,3 159,7

6 Nur P 95,0 109,6 134,0 57,6 67,0 77,0 90,3 107,0 128,6
7 Yanti P 107,3 125,3 133,3 67,6 86,0 83,6 81,0 106,6 150,3
8 Iki P 113,6 117,6 139,6 77,6 73,6 80,0 104,6 114,3 146,3
9 Iin P 92,6 103,3 104,3 64,6 66,6 66,0 93,0 114,3 149,6
10 Ida P 108,6 134,3 147,3 58,3 72,6 67,0 102,0 129,0 162,0
11 Thata P 103,6 123,6 137,0 68,0 95,6 62,6 104,0 119,0 169,3
12 Riska P 102,3 110,6 133,3 67,3 67,3 77,3 95,0 107,3 142,6
13 Cuno P 104,6 104,6 125,3 66,3 67,6 71,6 93,6 105,3 122,3
14 Syifa P 106,6 115,0 131,3 68,0 70,3 78,0 77,0 91,3 123,0
15 Wiwi P 95,6 102,3 123,0 66,0 73,3 92,3 99,3 117,3 123,0
16 Yulida P 92,6 109,0 124,6 59,6 65,0 78,3 79,0 108,6 150,3
17 Yulis P 104,3 116,3 129,6 65,6 66,6 77,3 95,3 118,0 162,6
18 Aisyah P 97,3 115,6 122,3 58,3 67,3 69,6 73,3 111,3 157,0
19 Sumiati P 98,3 118,0 134,6 71,3 79,6 82,0 77,6 126,3 140,0
20 Devi P 106,3 116,0 134,6 64,0 72,0 87,0 94,0 113,0 149,3
21 Rosita P 106,0 119,3 120,0 69,0 80,6 64,3 88,3 148,6 153,0
22 Ari P 123,0 119,0 127,3 85,0 79,6 85,0 103,3 108,0 137,6
23 Sabila P 108,0 112,0 111,3 66,3 61,3 57,6 93,6 121,0 135,0
24 Oci P 133,3 139,0 139,3 87,0 95,0 90,6 96,6 127,6 126,6
25 Marli P 106,6 101,0 112,6 72,6 70,6 75,0 99,6 122,0 123,0
26 Risa P 122,3 128,6 142,6 83,3 86,6 82,0 109,6 128,6 138,0
27 Yul P 102,6 107,3 121,6 63,6 65,0 72,3 86,0 105,0 113,6
28 Pasu P 111,6 115,6 131,6 77,0 79,6 75,3 105,0 129,6 148,6
29 Anis P 110,3 122,3 119,3 73,6 71,3 85,6 93,6 130,3 144,3
30 Rani P 110,3 132,6 134,3 59,6 68,0 71,0 76,0 112,3 129,3
31 Itha P 109,0 127,6 130,0 71,0 72,6 77,6 96,3 117,3 136,6
32 Ririn P 107,0 122,3 127,3 59,3 73,0 65,3 78,6 106,6 115,6
33 Supi L 100,3 118,3 128,0 63,6 69,3 81,3 75,3 91,0 152,3
34 Danul L 120,0 135,6 134,3 67,0 72,0 79,0 73,6 90,6 102,6
RERATA 109,7 120,7 131,2 69,4 73,9 76,2 90,3 116,1 139,3

Keterangan:

I = Aktivitas Normal
II = Aktivitas Ringan
III = Akivitas Berat
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh aktivitas fisik terhadap tekanan
darah dan denyut jantung manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel
penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap tekanan
darah dan denyut jantung manusia. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini adalah
tekanan darah sistole dan diastole. Pada praktikum ini dilakukan tiga aktivitas fisik sebagai
perbandingan yaitu aktivitas normal, aktivitas ringan berupa jalan ditempat selama 4 menit,
dan aktivitas berat yaitu naik turun tangga selama 2 menit.
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
berasal dari aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati
pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada
perbedaan tekanan atau gradient tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan. Pengukuran
tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dengan memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah arteri dan dimonitor
dengan alat pendeteksi tekanan darahnya (tidak lazim dipakai). Cara tidak langsung dengan
menggunakan alat sphygmomanometer. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80
mmHg. secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik).
Batas normal adalah bila tekanan sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih
dari 160 mmHg dan diastolik di atas 99 mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut
selama selang waktu 2-8 minggu. Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang
dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai
tersebut digolongkan normal tinggi.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di
pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah
diperiksa dengan jari tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan
dengan menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern. Denyut
nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai
sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan
pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat
terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan
seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini
menggunakan instrumen komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan
darah atau volume darah, yang mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki,
tungkai, lengan dan leher Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi
jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi.
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan
ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan
dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada
umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis,
arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri
popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka
atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa
darah dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan
penahan pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam
keadaan mengembang (saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat
dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan
zat-zat gizi. Tekanan darah ada dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada
dalam arteri terbesarMaka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak
yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri
sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan
sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure.
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri.
Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup. Ketika manset
diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika
kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri
terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan
dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat
gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet.
Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer
air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Mekanisme kerja alat ini adalah ketika aliran darah mengalir melalui arteri di bawah
manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan
turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam
manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin
melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah
bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui
stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan
minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan
menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang
pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali
sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi normal kembali. Adapun bunyi yang
didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni
bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial
dari arteri brachialis. Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti
halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk
juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.
Berdasarkan data kelompok dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara tekanan
darah dan denyut jantung antara aktivitas normal, aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Pada
data praktikan sendiri dapat diketahui tekanan sistol pada kativitas normal adalah 120,3
mmHh, pada aktivitas ringan adalah 129,7 mmHg, sedangkan pada aktivitas berat adalah
sebesar 141 mmHg. Sedangkan tekanan diastol pada aktivitas normal sebesar 68 mmHg,
aktivitas ringan sebesar 70 mmHg, dan aktivitas berat sebesar 72,3 mmHg. Sedangkan pada
penghitungan denyut jantung pada aktivitas normal terdapat 89 denyut/menit, pada aktivitas
ringan terdapat 117,3 denyut/menit, sedangkan pada aktivitas berat terdapat 115,7
denyut/menit.
Sedangkan pada data kelas dapat diketahui bahwa tekanan sistol pada aktivitas normal
sebesar 109,7 mmHg. Sedankan pada aktivitas ringan sebasar 120,7 mmHg, dan pada
aktivitas berat sebesar 131,2. Sedangkan tekanan diastol pada aktivitas normal sebesar 69,4
mmHg. Pada aktivitas ringan sebesar 73,9 mmHg dan pada aktivitas berat sebesar 76,2
mmHg. Sedangkan pada banyaknya denyut nadi pada aktivitas normal rata-rata denyut nadi
adalah 90,3 detak/menit. pada aktivits ringan sebanyak 116,1 detak/menit dan aktivits berat
sebanyak 139,3 detak/menit. Pada data ini meunjukkan bahwa aktivitas mempengaruhi
besarnya tekanan sistol, diastol, dan denyut nadi. Dimana semakin berat aktivitas yang
dilakukan maka semakin besar pula tekanan jantung yang akan dihasilkan dan denyut nadi
yang dihasilkan. Begitu pula pada data kelas secara umum memnggambarkan adanya
perbedaan tekanan darah dan denyut nadi pada beberapa aktivitas yang dilakukan. Sedangkan
berdasarkan perbandingan antara laki-laki dan perempuan sangat jelas terlihat perbedaan
tekanan darah dan denyut nadi yang ada.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh
darah sebagai akibat dari denyutan jantung.
 Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
berasal dari aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati
pembuluh-pembuluh.
 Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. secara umum tekanan darah yang
ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik).
 Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg.
 Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat
ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
 Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu
tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan
pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan
mengembang (saat beristirahat).
 Terdapat perbedaan antara tekanan darah dan denyut nadi antara aktivitas normal, aktivitas
ringan, dan aktivitas berat. Dimana semakin berat aktivitas yang dilakukan maka semakin
besar pula tekanan jantung yang akan dihasilkan dan denyut nadi yang dihasilkan.

2. Saran
-

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Kimbal. 1983. Biologi. Jakarta: erlangga.
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Pearce, R.B. 1995.Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: EGC.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Edisi ke 3. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai