Masa lanjut usia (Lansia) merupakan periode terakhir dalam kehidupan manusia.
Masa lansia ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikologis maupun sosial,
dimana perubahan ini mempengaruhi kondisi fisik dan mental pada lansia. Seseorang
dikatakan lansia dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri fisik, mental age, chronological
age. Contohnya adalah rambut memutih, kulit berkeriput, gigi mulai tanggal, tulang
yang sudah keropos (osteoporosis) merupakan ciri-ciri fisik yang sering muncul pada
individu yang lanjut usia meski sebenarnya tidak terlalu jelas kapan mulai terjadinya
proses menjadi tua.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan dibagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara 60-70 tahun dan usia lanjut yang mulai pada usia 70-
akhir kehidupan seseorang.
Penuaan adalah serangkaian proses yang dimulai dengan hidup dan berlanjut
sepanjang siklus kehidupan. Penuaan mewakili waktu akhir rentang hidup, waktu
ketika individu melihat masa lalu dalam kehidupannya, prestasi hidup masa lalu dan
mulai menyelesaikan tugas kehidupannya.
Penuaan adalah serangkaian proses yang dimulai dengan hidup dan berlanjut
sepanjang siklus kehidupan. Penuaan mewakili waktu akhir rentang hidup, waktu
ketika individu melihat masa lalu dalam kehidupannya, prestasi hidup masa lalu dan
mulai menyelesaikan tugas kehidupannya. Upaya menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi pada usia tua memperlihatkan bahwa seorang individu fleksibel dan
berusaha mengembangkan keterampilan untuk beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi dalam kehidupan mereka (Warnick, 1995).
Pernyataan tersebut didukung oleh teori biologis mengenai proses penuaan yaitu
tentang teori evolusioner, menyatakan bahwa seleksi evolusioner menurun seiring
bertambahnya usia (Baltes, 2003) dalam teori evolusioner tentang penuaan, seleksi
alami tidak mengeliminasi banyak kondisi berbahaya dan karakteristiknonadaptif pada
orang-orang dewasa lanjut usia (Austad, 2009), maka keuntungan yang diberikan dari
teori evolusioner menurun dengan usia karena seleksi alam berkaitan dengan
kebugaran reproduktif (Santrock, 2012: 141)
4) Indra Peraba
Berkurangnya kepekaan yang diperoleh oleh kulit pada masa lansia, karena
perubahan yang dialami seorang lansia. Kulit menjadi semakin kasar dan
mengkerut, sehingga seorang lansia sulit membedakan benda yang ia pegang.
Berubahnya daerah pada bagian kepala, merupakan hal yang wajar yang
dialami seorang lansia, dan perubahan demikian merupakan perubahan yang
paling mudah untuk kita dapati atau kita lihat dengan mata telanjang, perubahan
daerah kepala yang terlihat seperti :
e. kerutan yang tak bisa disembunyikan pada kulit wajah yang mengalami
kekeringan
6) Daerah Tubuh
7) Daerah Persendian
Persendian tangan dan kaki ini memiliki fungsi yang banyak dalam mengatur
seluruh rutinitas yang dijalaninya, karena tangan dan kaki merupakan alat atau
fungsi gerak dari anggota tubuh. menurunnya fungsi dari anggota gerak ini akan
berakibat melemahnya seorang lansia untuk melakukan banyak aktivitas dan kaki
menjadi berat untuk berjalan. Perubahan lain terjadi pada kuku tangan dan kuku
kaki pada seorang lansia, perubahan dari kedua kuku yang semakin menebal,
mengeras dan mengkapur.
Usia sama dengan lansia ditandai dengan menurunnya fungsi fisik secara
umum dan memburuknya kesehatan seorang lansia. Masalah kesehatan yang
terjadi pada masa lansia diantaranya mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada
otot,pusingpusing biasa, sakit pada lambung serta insomnia.
Perkembangan Kognitif
Fungsi Kognitif pada Orang Lanjut Usia Fungsi kognitif pada orang lanjut usia
dibagi dalam 5 pokok bahasan, yaitu:
Perkembangan Bahasa
Banyak orang tua merasakan pengalaman kesepian dan depresi di usia tua,
disebabkan karena hidup sendirian atau karena kurangnya ikatan keluarga dekat dan
adanya pengurangan hubungan dengan budaya asal mereka, sebab mereka tidak
memiliki kemampuan untuk secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan komunitas.
Pada usia lanjut, tak dapat dielakkan bahwa orang kehilangan koneksi dengan
jaringan persahabatan dan bahwa mereka lebih susah menemukan dan memulai
persahabatan yang baru. Sulitnya menemukan dan memulai persahabatan yang baru
berkaitan dengan aspek keterampilan fonologi orang dewasa lanjut usia berebda
dengan keterampilan orang dewasa yang lebih muda (Clark-Cotton dkk., 2007).
Cara bicara orang dewasa lanjut usia biasanya volumenya lebih rendah, tidak
terartikulasi dengan tepat dan tidak begitu lancar (lebih banyak jeda, pengulangan dan
koreksi). Terlepas dari perbedaan usia keterampilan berbicara orang dewasa lanjut
usia masih memadai untuk berkomunikasi sehari-hari. Para peneliti telah menemukan
informasi yang bertentangan tentang perubahan dalam cara bicara (ekspresi verbal
yang diperluas dalam pembicaraan atau tulisan) dengan penuaan. Satu aspek dari cara
berbicara dimana perbedaan usia ditemukan mencakup menceritakan kembali sebuah
kisah atau memberikan instruksi untuk menyelesaikan sebuah tugas. Ketika terlibat
dalam cara berbicara jenis ini, orang dewasa lanjut usia cenderung menghilangkan
elemen kunci, menciptakan percakapan yang kurang lancar dan lebih sulit untuk
disimak (Clark Cotton, dkk., 2007)
Banyak dari seorang lansia terutama kaum wanita, merasa sangat kesepian karena
anak-anaknya telah beranjak dewasa dan berkeluarga. Dari masalah itulah seorang
lansia lebih suka berkumpul dengan temannya, bahkan mencari teman diluar rumah
ketika mereka merasa kesepian selain membut seorang lansia tidak merasa kesepian,
penyesuaian sosial ini juga memiliki dampak negatif yang dapat mempengaruhi
penyesuaian sosial pada masa lansia ini, berikut dampaknya :
1) lupa akan waktu yang dimiliki yang semakin sedikit, karenakan keasyikan
bersendau gurau dengan teman, kerabat diluar sana.
2) Jika tidak memiliki jiwa religius yang kuat maka seorang lansia lalai dengan
ibadahnya, kewajibannya untuk memenuhi hak Allah Swt.
3) Mudah terpengaruhnya seorang lansia, hal ini kembali kepada lingkungan, dan
teman yang berada disekitrnya.
4) cenderung egois, karen diluar sana seorang lansia bebas menentukan pilihannya
sendiri sesuai dengan apa yang ia lihat.
Motivasi ini memiliki peran penting dalam mendorong timbulnya hal baik dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan dari jalan yang kurang baik menuju
kehidupan yang lebih baik. banyak fungsi motivasi untik perubahan hidup seseorang
khususnya di masa lansia ini, berikut beberapa fungsinya :
1) Motivasi sebagai penggerak. Motivasi dalam hal ini merupakan suatu alat
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan seorang, jadi di masa lansia
ini mereka lebih banyak membutuhkan dorongan / motivasi untuk bisa bergerak
menuju jalan yang lebih baik.
Perkembangan Spiritual
Banyak orang yang berusia madya, baik pria maupun wanita yang trtarik pada
kegiatan yang berhubuungan dengan keagamaan dari pada yang pernah mereka
kerjakan pada waktu masih muda. Walaupun keinginannya ini mungkin bukan karena
alasan keagamaan contohnya banyak orang usia madya, terutama wanita yang karena
mempunyai banyak waktu luang menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau sosial
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Keinginanya untuk lebih terlibat dengan kegiatan keagamaan akan semakn besar
setelah seseorang kehilangan anggota keluarga atau teman dekatnya. Banyak juga
wanita dan pria usia madya menemukan agama sebagai sumber kesenangan dan
kebahagiaan yang lebih besar dari pada yang pernah diperoleh dahulu sewaktu
usianya masih muda. Secara keseluruhan, orang yang berusia madyaa
kekhawatirannya berkurang karena agamanya, kepercayaan kurang dogmatis, kurang
yakin kalau dikatakan bahwa ada satu agama yng yakin benar di duia ini dan
mempunyai pandangan yang skeptis tentang setan, neraka, dan keajaiban dari pada
kepercayaan yang dimiliki oleh anak muda yang masih di perguruan tinggi. Hidup
mereka tidak diganggu oleh hal-hal yang berbau keagamaan dan mempunyai toleransi
agama yang lebih baik dari anak muda.