Anda di halaman 1dari 23

RESUME

Oleh : Dra. Djauharah Bawazir, Psi.,


M.Pd
Be A Moslem Be A Counselor

BE A MOSLEM BE A COUNSELOR
(KONSEP DAN PRAKTIK KONSELING ISLAM)
Oleh : Dra. Djauharah Bawazir, Psi., M.Pd

1
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 1 MANUSIA DAN KEHIDUPAN


Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(Q.S Al Nahl [16] :78)

Kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang, dengan ujung yang satu adalah dunia
dan ujung satu lagi adalah akhirat. Ilustrasi hubungan kehidupan dunia dan akhirat adalah
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat biji zarah pun, niscaya
di akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S Az Zalzalah [99] : 7-8)

Siapa Manusia?
1. Makhluk yang unik
 Makhluk terbaik.
 Makhluk istimewa.
 Apa yang terdapat pada manusia indah dan serasi baik dari bentuknya, maupun dari
fungsi biologis.
2. Khalifah dan Abdi
 Dimuliakan oleh Allah dengan kedudukannya sebagai khalifah dan menjadi wakil
Allah dalam memelihara dan menjaga kelestarian dunia.
 Penciptaan manusia sebagai khalifah semata-mata hanya untuk mengabdi kepada
Allah.
 Irwan Prayitno (2005), manusia adalah makhluk Allah yang terdiri atas roh dan tanah
yang dilengkapi dengan potensi hati, akal dan jasad. Dengan hatinya manusia
berniat, dengan akalnya manusia berilmu dan dengan jasadnya manusia beramal.
3. Sistem Ciptaan Allah
 Alam semesta adalah sistem ciptaan Allah. Matahari, bintang, manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, atom, sampai partikel, semua berhubungan dan berada dalam
sistem ciptaan Allah.
 Sebagai khalifah, pengelola alam semesta, serta makhluk paling sempurna di bumi,
sudah sepantasnya manusia berusaha memantaskan dirinya agar sesuai dengan
posisinya yang disandangnya yaitu posisi paling berpengaruh dalam sistem.

2
Be A Moslem Be A Counselor

4. Masa Lalu dan Akan Datang


 Memiliki dorongan untuk tumbuh dan terus berkembang
 Mempunyai rencana dan harapan-harapan keberhasilan di masa depannya
sehingga memunculkan ambisi.
5. Kemampuan dan Keterbatasan
 Mempunyai potensi untuk melakukan inovasi dan kreativitas walaupun apa yang
sudah direncanakan bisa jadi tidak memberikan hasil yang memadai bahkan
kadang-kadang bisa gagal sebagai bukti keterbatasan yang dimiliki manusia.
 Memang manusia harus berencana, tetapi Allah yang menentukan, manusia punya
rencana, Allah juga punya rencana.

Dimensi Kehidupan
Pada dasarnya kehidupan adalah perjuangan dan keniscayaan. Berbagai rangkaian
peristiwa akan mewarnai perjalanan kehidupan kita yang kemudian menghadirkan kerangka
kehidupan yang berbeda antara manusia satu dan yang lain.
1. Kehidupan Pribadi, mempunyai berbagai aspek yang saling mempengaruhi.
a. Sebagai makhluk Allah
b. Sebagai makhluk individu
c. Sebagai makhluk sosial
2. Kehidupan Karir, Islam sangat jelas mengarahkan manusia sengan visi agung yaitu
selamat dunia dan akhirat, untuk itu manusia perlu memiliki ilmu pengetahuan dan
melaksanakan usaha sehingga manusia akan mencapai kesejahteraan hidup.
3. Memiliki Ilmu Pengetahuan, sebagai fondasi awal untuk mencapai kehidupan, baik
kehidupan dunia maupun akhirat sehingga Islam sangat menjunjung tinggi ilmu
pegetahuan dengan menempatkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan dengan
kedudukan tertentu.
4. Melakukan Usaha untuk Mencapai Kesejahteraan Hidup, kewajiban manusia untuk
mendapatkan kesejahteraan hidup yang tentu saja harus dilakukan dengan usaha.
5. Kehidupan Sosial Masyarakat, cerminan kehidupan yang kompleks dengan berbagai
macam latar belakang budaya, adat istiadat, kebiasaan dan keunikan yang ada di
dalamnya. Kehidupan di dalam masyarakat akan indah jika saling mencintai dan
menghargai hak orang lain serta fokus sebagai anggota keluarga dan anggota
warganegara.
6. Sebagai Anggota Keluarga, pentingnya menyelamatkan diri setiap individu berikut
keluarganya dari hal-hal yang mendekatkan diri pada kemaksiatan atau yang
mengundang murka Allah.

3
Be A Moslem Be A Counselor

7. Sebagai Anggota Masyarakat dan Warga Negara, peran kita di dalam negara akan
terlihat ketika kita mampu bermasyarakat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan menjaga norma-norma kehidupan.

Meningkatkan Nilai Kehidupan


Nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang merupakan faktor internal yang didapatkan
dari pendidikan dan pengalaman hidup yang kemudian mengkristal dalam dirinya. Semakin
seseorang berinteraksi dengan orang lain atau sebuah komunitas yang mendukung,
pengetahuan di dalam dirinya serta pengalaman semakin bertambah yang membuat nilai yang
ada dalam dirinya semakin komprehensif.
1. Nilai Sangat Pribadi
 Sesuatu dianggap bernilai jika pribadi seseorang atau sekelompok orang merasa
sesuatu itu bernilai artinya seberapa besar nilai perbuatan bergantung pada
seberapa besar sesuatu dirasakan maknanya oleh orang lain atau kelompoknya.
 Pada saat melakukan peningkatan kualitas nilai kehidupan, manusia terus
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang tentu saja akan terjadi gesrekan atau
benturan yang merupakan tantangan untuk menghasilkan keberhasilan. Dengan
adanya tantangan, ia akan selalu menemukan masalah saat terjadi benturan antara
nilai yang berlaku di lingkungan sosialnya dan nilai-nilai yang ada di dalam dirinya.
2. Musibah
 Keberadaan hambatan dalam upaya pencapaian tujuan merupakan suatu kebutuhan
dan salah satu kebaikan yang diberikan Allah bagi individu tersebut.
 Hambatan tersebut merupakan latihan (untuk meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya), merupakan feedback (umpan balik untuk mendapatkan hasil evaluasi
secara nyata).
3. Mengubah Hambatan menjadi Tantangan
Menyelesaikan hambatanyang ia alami dengan menggunakan semua potensi yang
dimilikinya sehingga ia akan meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Sebagaimana firman Allah SWT berikut “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Q.S Asy
Syams [91] : 8-10).

4
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 2 PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan
amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik
kesudahannya.
(Q.S Maryam [19] :76)

Sejarah Perkembangan di Dunia Internasional


1. Sejarah Developing One’s Potential (Pengembangan Potensi Individu)
 Dari masyarakat Yunani Kuno
 Meyakini bahwa dalam diri manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat
distimulasi dan dibimbing ke arah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat atau
menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat (Syamsu Yusuf
dan Juntika Nurihsan, 2006).
 Pemahaman tersebut dipelopori oleh Plato dan Aristoteles yang menaruh perhatian
terhadap upaya pembentukan pribadi yang lebih baik melalui pendidikan formal.
2. Sejarah Model (Teladan)
 Dari masyarakat Roma
 Dalam kesehariannya orang tua bekerja bersama anak-anaknya sehingga orangtua
dapat mendorong anak-anak mereka untuk mengeksplorasi, mempelajari, atau
memperluas wawasan mereka tentang pekerjaan.
 Masyarakat Yahudi Purba memberikan perhatian khusus pada individualitas dan hak
menentukan atau mengatur diri sendiri (self setermination).
 Sedangkan masyarakat Kristen menekankan bahwa idealita kemanusiaan mennjadi
dasar bagi kehidupan masyarakat demokratis.
3. Sejarah saat Berakhirnya Perang Dunia II dan Timbulnya Revolusi Industri pada awal
Abad XX
 Dari masyarakat Amerika
 Dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, dan
Jhon Brewer.
 Pada masa itu belum ada konselor di sekolah, layanan bimbingan dan konseling
masih di tangani oleh para guru dan pada perkembangannya layanan bimbingan dan
konseling ditujukan untuk dilaksanakan pada institusi sekolah formal.
 Bimbingan dan konseling awalnya dilakukan secara mandiri oleh pihak swasta.
 Selanjutnya, kegiatan itu mulai didukung oleh Pemerintah pada tahun 1950 ketika
Uni Soviet meluncurkan Sputnik I yang menimbulkan keresahan dan protes di
kalangan masyarakat Amerika.

5
Be A Moslem Be A Counselor

 Untuk merespons protes, pada bulan September tahun 1958 Kongres Amerika
menyusun Undang-Undang Pertahanan Pendidikan Nasional/ National Defense
Education Act. (Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2006).
 Peristiwa inilah yang merupakan land mark (peristiwa penting) dalam gerakan
bimbingan dan konseling. Adapun 3 tahapannya menurut Stiller kemudian ditambah
1 tahapan oleh Bradley (Jhon J. Pietrofesa et.al., 1980) yaitu :
a. Vocational Exploration, analisis individualis dan pasaran kerja.
b. Meeting Individual Needs, upaya membantu individu agar memperoleh
kepuasan kebutuhan hidupnya.
c. Transisional Professionalism, upaya profesionalisasi konselor.
d. Situational Diagnosis, analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan gerakan
untuk menjauhi cara-cara terapi yang hanya terpusat kepada diri individu.

Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia


 Bimbingan dan Konseling ada di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Setelah proklamasi
pada tanggal 17 Agustus 1945 didirikanlah beberapa kementerian pada masa itu salah
satunya Kantor Penempatan Tenaga (Bimo Walgito, 1985).
 Perkembangan selanjutnya diadakan konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
(FKIP) di Malang pada tanggal 20-24 Agustus 1960, salah satu hasil dari konferensi
tersebut adalah dimasukkannya dalam pendidikan di Indonesia apa yang sekarang kita
kenal sebagai bimbingan dan konseling (Prayitno dan Erman Amti, 1999).
 Pada tahun 1964 langkah ini diikuti dengan pendirian jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
di beberapa IKIP di Indonesia yaitu IKIP Bandung dan IKIP Malang, tahun-tahun
berikutnya disusul oleh IKIP/FKIP lain.
 Mulai tahun 1984-1985, jurusan Bimbingan dan Penyuluhan menjelma menjadi jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) meliputi 2 program studi yaitu Prodi Psikologi
Pendidikan dan Prodi Bimbingan dan Konseling.
 Pada awal 1980-an di IKIP Bandung dan IKIP Malang mulai membuka program
pascasarjana jurusan Bimbingan dan Konseling (Prayitno dan Erman Amti, 1999).
 Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya
kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian
integral dalam pendidikan di sekolah.
 Pada dekade 80-an bimbingan diupayakan agar lebih mantap (Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan, 2006).
 Penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 didalamnya telah dimasukkan
mengenai bimbingan karir.

6
Be A Moslem Be A Counselor

 Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia semakin mantap dengan terjadinya


perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang berdiri
tahun 1975 menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) pada tahun
2001.
 Sedikit penjabaran mengenai periodesasi pergerakan bimbingan dan konseling di
Indonesia (Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2006).
a. Periode I dan II : Prawacana dan Pengenalan (sebelum 1960 - 1970-an)
 Dimulai pembicaraan mengenai bimbingan dan konseling terutama oleh para
pendidik yang pernah mempelajarinya di luar negeri.
 Puncak periode ini dengan dibukanya jurusan Bimbingan dan Penyuluhan pada
tahun 1963 di IKIP Bandung (sekarang UPI).
 Keberhasilan periode kedua itu ditandai dengan diluluskannya sejumlah sarjana
bimbingan dan penyuluhan serta semakin dipahami dan dirasakannya
kebutuhan terhadap pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
b. Peiode III : Pemasyarakatan (1970 – 1990an)
 Kurikulum 1975 diberlakukan dan secara resmi layanan bimbingan dan
penyuluhan bagi siswa terintegrasi ke dalamnya.
 Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang merupakan organisasi profesi
bimbingan dan penyuluhan terbentuk.
 Pemberlakuan kurikulum 1984 secara nyata ditandai dengan terdapatnya
pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang difokuskan pada pelayanan
bimbingan karir
 Beberapa permasalahan yang muncul yaitu berkembangnya pemahaman yang
keliru dan kerancuan dalam mengimplementasikan SK Menpan
No.26/Menpan/1989 terhadap penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah.
c. Periode IV : Konsolidasi (1990 – 2000)
 Periode ini diisi oleh usaha IPBI untuk mengubah kebijakan bahwa peyanan
bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh semua guru (seperti yang
terjadi pada periode sebelumnya)
 Ditandai dengan yaitu:
1) Diubahnya secara resmi kata penyuluhan menjadi konseling,
2) Pelayanan bimbingan dan konseling hanya dilakukan oleh guru
pembimbing khusus,
3) Diselenggarakannya penataran baik tingkat daerah maupun nasional untuk
guru-guru pembimbing,
4) Mulai adanya formasi untuk pengangkatan menjadi guru pembimbing,

7
Be A Moslem Be A Counselor

5) Pola pelayanan bimbingan dan konseling mulai dikemas dalam format “bk
pola 17”,
6) Dibentuknya kepengawasan bidang bk untuk bidang kepengawasan
sekolah,
7) Dikembangkannya sejumlah panduan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah yang lebih operasional oleh IPBI.
d. Periode V : Lepas Landas (2001 – sekarang)
 Terdapat beberapa masalah yang belum terkonsolidasi yang berkenaan dengan
sumber daya manusia (SDM).
 Kelemahan berakar dari kondisi untrained, undertrained, dan uncommited para
pelaksana layanan.
 Tahun-tahun setelah masa tinggal landas terjadi beberapa peristiwa yang
merupakan tonggak bagi pengembangan profesi konseling menuju era lepas
landas yaitu :
1) Penggantian nama organisasi profesi dari IPBI menjadi ABKIN.
2) Lahirnya UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
didalamnya memuat ketentuan bahwa konselor termasuk salah satu
tenaga pendidik (Bab 1 Pasal 1 Ayat 4).
3) Kerjasama pengurus besar ABKIN dengan Dikti Depdiknas tentang
standarisasi profesi konseling dan kerjasama ABKIN dengan direktorat
PLP dalam merumuskan kompetensi guru pembimbing (konselor) SMP
serta sekaligus memberikan pelatihan kepada mereka.

Perkembangan Bimbingan dan Konseling Islam


 Sejarah telah menjabarkan bahwa Nabi Adam AS pernah merasa berdosa dan bersalah
kepada Allah SWT. “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan
dikeluarkan dari dari keadaan semula dan Kami berfirman : “Turunlah kamu! Sebagian
kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 36).
 Rasa dosa merupakan salah satu permasalahan yang perlu ditangani di dalam bimbingan
dan konseling. Pada akhirnya, perasaan berdosa dan salah yang dirasakan oleh Nabi
Adam AS dihapuskan dengan hidayah Allah SWT. Dijelaskan pada ayat berikutnya, yang
artinya : “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-Nya, maka Allah
menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
(Q.S. Al-Baqarah [2] :37)

8
Be A Moslem Be A Counselor

 Menurut Kamal Ibrahim Mursi dalam Achmad Mubarok (2000), aktifitas konseling yang
dijumpai pada zaman klasik Islam dikenal dengan nama hisbah atau ihtisab, konselornya
disebut muhtasib, dan klien dari hisbah tersebut dinamakan muhtasab’alaih.
 Khalifah Umar bin Al Khattab adalah orang pertama yang mengatur pelaksanaan hisbah
sebagai suatu sistem dengan merekrut dan mengorganisir muhtasib (konselor).
Kemudian, ia menugaskan mereka ke segala pelosok negeri kaum muslimin guna
membantu orang-orang yang bermasalah. Khalifah berikutnya juga meneruskan
kebijaksanaan Umar sehingga ketika itu jabatan muhtasib menjadi jabatan yang
terhormat di mata masyarakat. (Achmad Mubarok, 2000)
 Bentuk-bentuk Ihtisab/Hisbah (Kamal Ibrahim Mursi) yaitu :
1. Pemberian Nasihat (Mau’idzah Hasanah)
2. Bimbingan Ringan secara Individual
3. Bimbingan Berat secara Individual
4. Bimbingan Massal

Perkembangan Bimbingan dan Konseling Islam di Indonesia


Upaya melakukan bimbingan dan konseling Islam dilakukan terutama melalui kegiatan
seminar dan lokakarya tingkat nasional. Rintisan pertama dilakukan oleh Universitas Islam
Indonesia (UII) Yogyakarta dengan mengadakan Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling
Islami I pada tanggal 15-16 Mei 1985.
Dari seminar nasional I ini diperoleh rumusan, yaitu :
1. Pertama, Pengertian BK Islami
 BK Islami merupakan suatu proses dalam bimbingan dan konseling yang dilakukan
berdasarkan ajaran Islam
 Untuk membantu individu yang mempunyai masalah guna mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
2. Kedua, Pembimbing
 Ahli bimbingan dan konseling (konselor)
 Ahli psikologi (psikolog)
 Ahli pendidikan (pedagog)
 Ahli agama Islam (Ulama)
 Dokter
 Pekerja sosial
3. Ketiga, Isi BK Islami
 Mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan individu yang sedang
menghadapi masalah berupa kebutuhan jasmani dan rohani

9
Be A Moslem Be A Counselor

 Untuk mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.


4. Keempat, Jenis BK Islami
 BK perkawinan dan keluarga
 BK jabatan atau pekerjaan
 BK sosial
 BK klinis
Sebagai tindak lanjut, dilaksanakan Seminar dan Lokakarya Bimbingan dan Konseling
Islami II yang diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tanggal 15-17
Oktober 1987 dengan catatan penting bahwa layanan bimbingan dan konseling islmai bukan
hanya mengupayakan mental yang sehat dan kehidupan yang sejahtera, lebih dari itu juga
untuk menemukan jalan hidup menuju kehidupan yang sakinah, batin merasa senang dan
tenteram karena selalu dekat dengan Tuhan Allah SWT.
Bimbingan Islami didefiniskan sebagai proses bantuan yang diberikan secara ikhlas
kepada individu atau kelompok, sedangkan Konseling Islami didefiniskan sebagai proses
bantuan yang berbentuk kontak pribadi antara individu atau kelompok.
Adapun unsur yang melatarbelakangi perlunya memasyarakatkan bimbingan dan
konseling Islam, diantaranya : memelihara unsur psikologis manusia sebagai makhluk religius
yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara agar berada di jalan yang diridhai Allah SWT
serta manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk pribadi.

10
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 3 KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari
mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan.
(Q.S Al ‘Ankabut [29] :7)

Allah Maha Tahu kebutuhan manusia termasuk kelemahan hamba-Nya. Dalam rangka
mengarahkan menusia ke ahsanitaqwim, Allah menurunkan berbagai fasilitas untuk
mempermudah manusia melalui kehidupannya.
 Fasilitas Utama yang diberikan Allah kepada Manusia adalah Al-Quran
 Fasilitas Kedua adalah adanya Para Utusan Allah SWT (Para Rasul)
 Fasilitas Ketiga berupa Potensi yang Ada di dalam Diri Manusia (akal dan hati)

Bimbingan
 Mengenai bimbingan, disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-quran : “Kitab (Alquran) ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al-
Baqarah[2]:2).
 Terdapat pula firman Allah : “(Al-Quran) ini adalah penerang bagi seluruh manusia, dan
petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Imran [3] : 138).
 Terdapat pula : “Dan sesungguhnya telah kami berikan Al kitab (Taurat) kepada musa,
agar mereka (Bani israil) mendapat petunjuk.” (Q.S. Al mu’minun [23] : 49).
 Apabila kita perhatikan, kata hudan pada beberapa ayat tersebut diterjemahkan sebagai
guidance yang artinya bimbingan. Pemahaman yang dapat kita tarik adalah bahwa
alquran atau ajaran islam itu sendiri merupakan sebuah bimbingan yang diberikan allah
swt. melalui rasulullah saw untuk membimbing seliruh umat manusia.
 Dapat dikatakan bahwa bimbingan diarahkan baik kepada orang yang mempunyai
kesulitan psikologis maupun yang tidak mengalami kesulitan psikologis. Tujuannya
adalah agar orang tersebut dapat mencapai kebahagiandan kesejahteraan hidup.

Konseling
 Firman allah berkenaan dengan konseling dapat kita perhatikan antara lain pada surat
Hud, yang artinya sebagai berikut. “Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika
aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya allah hendak menyesatkan kamu,
Dia adalah tuhanmu dan kepada-nya-lah kamu dikembalikan.” ( Q.S.Huud [11] : 34).
 Pada ayat lain, yaitu dalam Q.S. As-Shu’ara, Allah berfirman yang artinya demikian: “Ia
hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah
yang kamu anjurkan?”(Q.S.As Syuara’ [26] : 35).

11
Be A Moslem Be A Counselor

 Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari
kembali eksistensinya sebagai makhluk allah yang seharusnya hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat
(M. Arifin, 1994).
 Kegiatan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk membantu individu dalam
menanggulangi penyimpangan perkembangan dirinya. Dengan demikian, ia dapat
kembali menyadari perannya sebagai khalifah di muka bumi yang berfungsi untuk
mengabdi kepada allah swt.
 Dalam islam konsep bimbingan dan konseling mengaju pada ajaran islam yang
bersumberkan alquran dan sunah rasulullah , meskipun akal pikiran juga tetap digunakan
untuk menganalisis masalah. Hal demikian disebabkan oleh prinsip bahwa konsep
bimbingan dan konseling islam menjadikan syariat islam sebagai lndasan berpikirnya.

Dasar Filosofi
 Manusia harus selalu beribadah kepada allah, sesuai dengan firman allah dalam surat
ad-dhariat tentang dasar fungsi manusia diciptakan. “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menymbah-ku.” (Q.S.Adz Dzariat [51] :56).
 Manusia mempunyai tugas untuk memberi nasihat (konseling) kepada orang lain. Firman
allah Q.S.Al’ashr yang artinya: “Demi masa, sesungguhnya menusia benar-benar dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya mentaati
kesabaran.” (Q.S.Al ‘Ashr [103] : 1-3).

Tujuan
Secara umum, bimbingan dan konseling islam bertujuan membantu manusia untuk
mempermudah proses pencapaian tujuan penciptaannya, baik sebagai abdi Allah SWT.
Maupun sebagai khalifah dimuka bumi ini. Bimbingan kepada manusia agar menyadari dan
memahami bahwa segala hal yang didapatkan, dialami, dan dilakukan hendaknya membuat ia
selalu mengingat dan mengharap ridha Allah SWT.
Secara khusus, bimbingan dan konselingislam bertujuan sebagai berikut.
 Meningkatkan kenyakinan terhadap Allah SWT.
 Menambah kesadaran manusia bahwa manusia tidak pernah bebas dari masalah.
 Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa mereka memiliki potensi.
 Memberikan pemahaman kepada manusia bahwa ia dapat memaafkan kesalahan diri
sendiri dan orang lain.
 Mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

12
Be A Moslem Be A Counselor

 Menyeru pada iman dan takwa serta menjauhi kemungkaran.


 Menjaga keseimbangan dunia dan akhirat.
 Membantu menciptakan kesejahteraan umat islam.

Visi
Visi dari bimbingan dan konseling Islam adalah Al Islam sebagai satu-satunya jawaban
yang benar dan bersih terhadap semua persoalan manusia. Ia mencakupi seluruh aspek
kehidupan manusia, sebagaimana dalam firman-nya berikut ini. “(Dan ingatlah) akan hari
(ketika) kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri,
dan kami datangkan kamu (muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan kami
turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gerbira bagi orang-orang yang berserah diri.” (Q.S.An Nahl [16] : 89).

Misi
Misi bimbingan konseling Islam adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnyaagar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Secara spesifik, misi bimbingan dan konseling Islam adalah upaya pendidikan dalam
melahirkan generasi unggul, diantaranya dengan:
 Menumbuhkan kesadaran akan tujuan hidup di dunia sebagai hamba Allah swt;
 Menumbuhkan kesadaran akan fungsi hidupnya di dunia sebagai khalifah Allah swt;
 Menumbuhkan sikap konsisten dalam menjalankan perintah Allah swt;
 Mendekatkan diri kepada Allah swt;
 Menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong dalam menghadapi permasalahan hidup,
dan
 Membentuk nilai-nilai positif (akhlak yang baik) sehingga dapat mengendalikan dan
mengatur perilakunya dalam berinteraksi dengan sesamanya.

Ruang Lingkup
 Bimbingan Akidah
 Bimbingan Ibadah
 Bimbingan Muamalah

Sasaran
 Untuk mengatasi segala kesulitan hidup, iman dan ketakwaan seseorang yang sedang
mengalami kesulitan perlu dibangkitkan sehingga dapat menjadi telaga pendorong
terhadap kemampuan dirinya dalam mengatasi segala kesulitan hidup yang dihadapi.

13
Be A Moslem Be A Counselor

Dengan demikian, diharapkan ia akan tegak kembali kesadarannya sebagai pribadi yang
harus mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat dan alam sekitar.
 Kedudukan iman dan takwa pada hakikatnya adalah sebagai pendorong yang dapat
membangkitkan bilamana nilai-nilainya dapat diaktualisasikan secara tepat dan terarah
kepada penyadaran harta pribadi sebagai muslim sejati. Oleh karena itu, sasarana
bimbingan dan konseling Islam adalah membangkitkan daya rohanih menusia melalui
iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

14
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 4. LAYANAN BIMBINGAN ISLAM


Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal saleh dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri ?.
(Q.S Fushilat [41] : 33)

Proses Bimbingan
Pendekatan dalam proses bimbingan :
1. Keteladanan, Rasulullah melakukan keteladanan dalam membimbing umatnya dengan
keberhasilan yang sangat luar biasa.
2. Memberikan Perhatian, merupakan siraman segar bagi jiwa seseorang yang dapat
menguatkan rasa percaya diri.
3. Memberikan Pujian, memuji perbuatannya, bukan orangnya.
4. Melakukan Pembiasaan, menanamkan pembiasaan.
5. Memberikan Nasihat, nasihat dapat berbentuk anjuran atau metafora yang dimunculkan
dalam bentuk kisah.
6. Membarikan Anjuran, tidak mengandung kesan pemaksaan.
7. Menyampaikan kisah, informasi masa lalu yang benar-benar terjadi.
8. Memberikan Hukuman, konsekuensi logis sebagai akibat pelanggaran.

Komunikasi dalam Layanan Bimbingan


Al-quran memberikan informasi tentang cara berbicara dengan orang lain yang sangat
penting dalam pelaksanaan bimbingan (Oleh Imam Sayuti Farid) yaitu :
1. Qaulan Ma’rufan(Ucapan yang baik)
2. Qaulan Sadidan (Ucapan yang benar)
3. Qaulan Maysuran (Ucapan yang pantas)
4. Qaulan Kariman (Ucapan yang mulia)
5. Qaulan Balighan (Ucapan yang mengenai sasaran)
6. Qaulan Layyinan (Ucapan yang lembut)

Langkah-Langkah Bimbingan
1. Pengumpulan Data/Informasi
 Identitas diri, berbagai aspek yang menjadi keunikan probadi konseli.
 Kondisi jasmaniah dan kesehatannya.
 Potensi atau kemampuan yang dimiliki.
 Sikap dan minatnya.
 Watak dan temperamennya.

15
Be A Moslem Be A Counselor

 Cita-sita sekolah atau pekerjaan serta aktivitas sosialnya.


 Hobi dan pengisian waktu luangnya.
 Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimilikinya.
 Latar belakang keluarganya.
Data diri konseli dapat diambil dari 2 sumber :
a) Diri dari konseli itu sendiri melalui wawancara, observasi, atau teknik pengukuran.
b) Orang-orang sekitar konseli yaitu orangtua, keluarga, guru dan teman konseli.
2. Pengorganisasian Data, memilah data yang terkumpul, kemudian mencari benang
merahnya dan menggabungkannya menjadi informasi yang lebih utuh.
3. Pelaksanaan Bimbingan, pelaksanaan secara luwes dan fleksibel.

Bentuk Layanan Bimbingan


1. Bimbingan Individual
2. Bimbingan Kelompok
3. Bimbingan Klasikal, dilakukan dalam kelas seperti ceramah, tanya jawab, dan seminar.
4. Alih Tangan, meminta bantuan kepada pihak lain yang lebih kompeten.

Teknik Bimbingan Kelompok


1. Teknik Pemberian Informasi atau Ekspositori, pemberian penjelasan oleh seseorang
kepada sekelompok pendengar.
2. Diskusi Kelompok, percakapan tiga orang atau lebih.
3. Pemecahan Masalah, yaitu :
 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
 Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah.
 Mencari alternatif pemecahan masalah.
 Menguji kekuatan dan kelemahan-kelemahan tiap-tiap alternatif.
 Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan.
 Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai (Zatrow, 1987 dalam Tatiek
Romlah).
4. Permainan Peran, melakukan tiruan dari tokoh.
5. Permainan Simulasi, seolah-olah menjadi sesuatu atau tiruan.
6. Karyawisata, kesempatan berekreasi.

16
Be A Moslem Be A Counselor

Tentang Halaqah Tarbiyah


 Halaqah artinya lingkaran dan Tarbiyah adalah pendidikan atau pembinaan.
 Halaqah Tarbiyah adalah sekelompok kecil muslim secara rutin melakukan bimbingan
kelompok dengan duduk bersimpuh dalam bentuk lingkaran.
 Beberapa hal dalam halaqah tarbiyah yaitu ;
a. Istiqamah, istiqamah dalam hidayah, keikhlasan, dan kesabaran.
b. Inti dari Istiqamah, yaitu kesabaran.
c. Disiplin dalam Tanggung Jawab (Indibath bil-mas’uliyah).
d. Paripurna dalam peran tarbiyah (at-takamuliyah fi daur at-tarbawi) yang berfungsi
sebagai :
 Sebagai seorang guru (muwajjih)
 Sebagai Syaikh/Uztadz
 Sebagai orangtua (walid)
 Ketika di medan dakwah dan amal jama’i, ia sebagai pemimpin yang ikhlas,
bijka dan tegas.
 Ketika sedang rihlah (jalan-jalan/tamasya), ia menjadi teman bicara dan
bermain yang mengasyikkan.

17
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 5. LAYANAN KONSELING ISLAM


Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungkan segala sesuatu.
(Q.S An Nisa’ [4] : 86)

Proses Konseling
 Contoh dalam Alquran
 Penghancuran berhala oleh Nabi Ibrahim As dan menghidupkan burung yang telah
mati.
 Dengan kejadian itu, Nabi Ibrahim AS melihat rahasia Ilahi yang tidak dapat dilihat
oleh orang lain sehingga memperkokoh keteguhan beliau untuk terus menyeru
kepada umat manusia untuk mengesakan Allah SWT.
 Proses Konseling pada Masa Rasulullah SAW
 Dialog Rasulullah SAW dengan para sahabat.
 Perjanjian Hudaibiyah, pada persitiwa perjanjian tersebut mengajarkan proses
konseling dengan cara mencontohkan secara langsung agar konseli mengikuti
contoh tersebut.
 Khutbah Rasulullah SAW, dialog singkat melalui proses tatap muka, baik perorangan
maupun kelompok.

Bentuk Layanan Konseling


 Konseling Individual (Pribadi)
1. Direktif Konseling, konselor lebih banyak mengambil inisiatif, sedangkan konseli
tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.
2. Nondirektif Konseling, pusat dalam konseling adalah konseli sehingga aktivitas
konseling sebagian besar ada di tangan konseli.
3. Eklektik Konseling, penggabungan direktif dan nondirektif sehingga konselor harus
fleksibel dengan keahlian memadai dan pengalaman yang cukup.
 Konseling Kelompok (Dinamika Kelompok)

Langkah-Langkah Konseling
1. Pengumpulan Data, informasi.
2. Pengorganisasian Data, pemilahan data pokok dan pendukung.
3. Diagnosis, perumusan atau kesimpulan sementara.
4. Prognosis, menentukan hubungan masa lalu, masa kini dan masa depan yang dapat
menerangkan sebab-sebab gejala.

18
Be A Moslem Be A Counselor

5. Treatment, kegiatan pokok konseling.


6. Tindak Lanjut, setelah proses konseling selesai, kemudian mengarahkan untuk langkah
yang mesti dilakukan selanjutnya. Namun, seringkali apa yag didapat dapat berubah
setelah konseli meninggalkan ruang konseling karena beberapa kemungkinan yaitu :
 Konseli masih tenggelam dalam persepsi awal dan menganggap apa yang baru di
dapatkannya adalah hal tidak mungkin
 Konseli sudah mengakui kondisi sebenarnya, namun belum siap meghadapinya
 Konseli sudah siap berubah dan menghadapi situasi, namun kondisinya masih labil
Setelah evaluasi, tindak lanjut konselor yaitu :
 Memberikan support dengan kata-kata yang akan selalu dikenang konseli
 Menyapa dan menanyakan keadaan konseli pada tenggang waktu yang telah
diperkirakan
 Menawarkan sebuah kerjasama kegiatan
 Membicarakan isyarat langkah yang perlu dilakukan oleh orang terdekatnya pada hal
yang dianggap sebagai masalah oleh konseli.

Langkah-Langkah Treatment(Kegiatan Pokok)


 Pendahuluan
1. Memberikan perhatian, berlaku empati
2. Membangun Raport, sapaan yang selanjutnya bisa menjadi dialog singkat
 Tahap Inti Konseling, berupa :
a. Eksplorasi, menggali perasaan, pikiran dan pengalaman konseli
b. Menangkap Pesan, menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan konseli
c. Refleksi, memantulkan kembali kepada konseli tentang perasaan, pikiran dan
pengalaman konseli
d. Bertanya, untuk mendapatkan informasi lebih jauh sebagai pelengkap dan penjelas
selama konseling berlangsung
e. Dorongan Minimal, dorongan langsung singkat terhadap yang telah dikemukakan
konseli
f. Interpretasi, mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman konseli untuk
memberikan rujukan agar konseli mengerti kondisi yang sebenarnya
g. Mengarahkan, memotivasi untuk mengajak dan mengarahkan konseli melakukan
sesuatu.
 Mengambil Kesimpulan Sementara, tujuan :
1. Memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengambil kilas balik dari hal-hal
yang telah dibicarakan
2. Menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap

19
Be A Moslem Be A Counselor

3. Meningkatkan kualitas diskusi


4. Mempertajam fokus pada wawancara konseling.
 Mengulang Siklus Proses Konseling, proses konseling dapat dilanjut dan dapat pula
diakhiri ke tahap penutup.
 Tahap Penutup, mencairkan suasana konseling sambil menanamkan kesan bahagia,
gembira dan semangat dalam diri konseli.
 Yang Perlu Diperhatikan, yaitu :
 Sebaiknya konseling dengan wawancara langsung atau tatap muka
 Motivasi dalam layanan konseling
 Menyimak secara responsif terhadap konseli
 Pembatasan terhadap meluasnya pembicaraan.

Proses layanan konseling perlu dicatat dengan baik dalam satu buku dan ditempatkan
pada tempat yang cukup rahasia karena menyangkut hal-hal yang rahasia konseli.

20
Be A Moslem Be A Counselor

BAB 6. KONSELOR ISLAM


Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.
(Q.S Attaubah [9] : 41)

Siapa Konselor?
 Konselor atau pembimbing adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling/penyuluhan, berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari
jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan (PPB), Bimbingan konseling (BK), atau
bimbingan penyuluhan (BP).
 Konselor di indonesia mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan
konseling indonesia (ABKIN).
 Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah
pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara
umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas bertanggung
jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan
pendidikan (sering di sebut guru BP/BK atau guru pembimbing), ia tidak diwajibkan
mempunyai sertifikat terlebih dulu.
 Konselor adalah orang yang yang memiliki keahlian atau kemampuan untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada konseli. Bimbingan maupun arahan tersebut dimaksudkan
agar konseli dapat mengambil keputusan, menentukan pilihan, serta menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh konseli.
 Konselor meliputi :
1. Orang tua
2. Guru
3. Dai
4. Murabbi
Adapun risalah (apa-apa yang disampaikan) adalah:
 Membacakan kepada manusia ayat-ayat Allah
 Membersihkan jiwa-jiwa manusia
 Mengajarkan Al-kitab dan Al-hikmah kepada umatnya
 Mengajarkan apa-apa yang belum diketahui umatnya.
Murabbi tidak merasa ragu untuk menyampaikan ilmu islam kepada mad’u (objek
da’wah) karena mereka memiliki :
 “Izzah” yang membuat mereka merasa mulia dan bangga akan fikrah Islam
yang mereka miliki;

21
Be A Moslem Be A Counselor

 “Hamasah” (semangat menggelora) untuk mengamalkan Islam dan


menyerukannya kepada orang lain;serta
 “Ghirah” (kecemburuan dan semangat pembelaan) terhadap Islam yang
diabaikan oleh umatnya sendiri.

Bekal Untuk Parah Konselor Islam


1. Bekal pengetahuan
a. Dasar-dasar bimbingan dan konseling
b. Konsep manusia
c. Komunikasi Efektif
d. Dinamika kelompok
2. Bekal kemampuan dan keterampilan
a. Pemahaman individu
b. Komunikasi Efektif
c. Bimbingan indifidu
d. Bimbingan kelompok
e. Konseling individu
f. Konseling kelompok

Kepribadian Konselor Islam


Kepribadian dalam Islam merupakan serangkaian perilaku normatif, baik sebagai
makhluk individu maupun makhluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran Islam yang
bersumber dari Alquran dan sunah. Kemudian, para pakar melakukan ijtihaddengan dasar
kedua sumber tersebut sehingga terungkap bentuk-bentuk yang dapat diterapkan oleh
pemeluknya. Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang konselor Islam adalah:
1. Salimul Aqidah, Akidah yang bersih.
2. Shahihul Ibadah, Ibadah yang benar.
3. Matinul Khuluq, Akhlak yang kokoh.
4. Qawiyyul Jismi, Kekuatan jasmani.
5. Mutsaqqaful Fikri, Cerdas dalam berfikir.
6. Mujahadatun Linafsihi, Berjuang melawan hawa nafsu.
7. Harishun ‘Ala waqtihi, Pandai menjaga waktu.
8. Munazhzhamun Fi Syu’unihi, Teratur dalam suatu urusan.
9. Qadirun ‘Alal Kasbi, Memiliki kemampuan usaha sendiri (mandiri).
10. Naafi’un Lighairihi, Bermanfaat bagi orang lain.`

22

Anda mungkin juga menyukai