FILSAFAT PENDIDIKAN
Di susun oleh :
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup dan
kemajuan zaman. Lebih dari itu pendidikan ditujukan untuk menciptakan
manuia yang utuh baik segi jasmani dan rohani. Pendidikan tidak hanya
ditujukan untuk perindividu tetapi juga untuk kepentingan manusia
sebagai makhluk sosial sehingga dalam pengajarannya tidak boleh terlepas
dari nilai-nilai yang akan ditanamkan. Nilai-nilai yang diharapkan bisa
mengubah manusia menjadi lebih sempurna dan utuh baik jasmani dan
rohani ataupun sebagai makhluk sosial.
Bagaimanakah Pendidikan manusia itu seutuhnya? Pertanyaan
ini sangat lazim dilontarkan oleh para mahasiswa, juga para audiens yang
ketika berada didalam ruangan, atau didalam suatu seminar, yang
ditujukan kepada para dosen ataupun kepada para nara sumber, mungkin
juga pertanyaan ini sudah dilontarkan kepada kita semua, yang mana para
penanya mungkin sudah-kita-mampu-untuk-menjawab-pertanyaan-ini.
Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang
semenjak beberapa abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk
membentuk manusia yang seutuhnya perlu ditanamkan nilai-nilai yang
baik baik dari segi vertikal dan horisontal, baik jasmani dan rohani, dan
manusia sebagai makhluk sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi nilai ?
2. Apa definisi manusia?
3. Bagaimana mengembangkan nilai untuk pendidikan
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Nilai
Nilai memiliki banyak penafsiran oleh para ahli, sebagaimana yang
disampaikan oleh para ahli diantara lainnya:
Kimball Young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap
objek.
Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari
M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang
pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang
bernilai tersebut.
Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
Karel J. Veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian
(sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan.
Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.1
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahli diakses
padakamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib 2
Sehingga dapat kita definisikan dengan segala sesuatu yang dilakukan
dengan atau tanppa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai
seatu perbuatan manusia.
B. Definisi Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari
segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang
berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapiotak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti
dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalammitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologikebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembanganteknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.2
C. Hakikat Manusia
1. Manusia adalah ciptaan Allah yang berasal dari sgumpal darah
sebagaimana dijelaskan dalam Alqur-an surat Al-‘Alaq ayat 2
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
3
Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per
Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara)
teori bahwa manusia pada perkembangannya ditentukan oleh pembawaan
dan lingkungannya (konvergensi).4
Sesuai sabda Rosulullah saw. Yang artinya: “Tiap orang dilahirkan
membawa fitrah; ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim).5
Sesuai hadits diatas manusia sangat dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungan, tidak hanya keluaraga lebih luas dari itu pergaulan juga sangat
menentukan perkembangan manusia.
Pengertian manusia seutuhnya
Manusia seutuhnya bisa diartikan dengan manusia yang sempurna. Bila
kita mengartikan manusia yang sempurna atau insan kamil tentu tidak
lepas dari ciri yang dimiliki. Insan kamil atau manusia yang sempurna
adalah manusia yang mimiliki:
-. Jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan
-. Kecerdasan akal berpikir
-. Kekuatan iman atau rohani yang tinggi
6
file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htmdiakses pada kamis, 26
Maret 2015, 19.00 wib
3. Kemampuan-Bereksistensi
Yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi
batas-batas yang membelenggu dirinya. Karena inilah manusia
mempunyai kebebasan yaitu manusia bukan “ber-ada” melainkan
“meng-ada”
4. Kata-Hati-(Consecience-Of-Man)
Sering disebut hati nurani, pelita hati menunjukan bahwa hati itu
adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan
tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia.
5. Moral
Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral
yang singkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik
manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang
tinggi (luhur)
6. Tanggung-jawab
Yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan
sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung
jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa
suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
7. Rasa-Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai
dengan kodrat manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan
moral. Yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral
yang sesuai dengan kodrat manusia.
8. Kewajiban-dan-Hak
Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia.
Sedangkan hak adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah
memenuhi kewajiban.
9. Kemampuan-Menghayati-Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan
manusia. Kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya sebagai
himpunan saja, tetapi merupakan integrasi dari segenap kesenangan,
kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pahit-dan-penderitaan.
Manusia adalah mahluk yang serba terhubung, dengan masyarakat,
lingkungan, diri sendiri dan Tuhan. Dalam krisis total manusia
mengalami krisis hubungan dengan masyarakat dengan lingkungannya,
dengan diri sendiri dan dengan Tuhan.
Kebahagiaan hanya dapat dicapai apabila manusia meningkatkan
kualitas hubungannya sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba
terhubung dan dengan memahami kelebihan dan kekurangan diri
sendiri. Kebahagian adalah bahwa kebahagiaan itu rupanya tidak
terletak pada keadaan diri secara factual tetapi terletak pada
kesanggupan menghayati semua itu dengan keheningan jiwa, dan
mendudukan hal-hal tersebut didalam rangkaian tiga hal yaitu : usaha,
norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagiaan
adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya.
َيَأ ُّيَها اَّلِذ ْيَن َأَم ُنْو ا َأْس َتِج ْيُبْو ُهَّللا َو لَّرُسْو ُل ِإَذ اَدَعاُك ُم ِلَم اُيْح ِيْيُك ْم َو اْع َلُم ْو اَأَّن َهلَّلا َيُح ْو ُل َبْيَن اْلَم ْر ِء َو َقْلِبِه َو َأَّنُه ِإَلْيِه
ُتْخ َش ُرْو َن.
Hai orang- orang yang beriman , penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul, apabila
Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepadanyalah kamu-akan-dikumpulkan.-(Q.S-al-Anfal-24)8
8
Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per
Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara) hal. 179
kepada kita semua, yang mana para penanya mungkin sudah-kita-mampu-untuk-
menjawab-pertanyaan-ini.
Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang
semenjak beberapa abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk
manusia yang seutuhnya harus diarahkan kepada dua dimensi, yakni:
1. Dimensi dialektikal horisontal , dan
2. Dimensi ketundukan vertikal.
Pada dimensi pertama pendidikan hendaknya dapat mengembangkan
pemahaman tentang kehidupan yang konkret, yakni kehidupan manusia dalam
hubunganya dengan alam ataupun lingkungan sosialnya. Dalam dimensi inilah
manusia dituntut untuk mampu mengatasi berbagai tantangan dan kendala dunia
konkretnya , melalui pengembangan teknologi dan sains.
Sedangkan dalam dimensi kedua, yakni ketundukan vertikal, pendidikan sains
dan teknologi, selain menjadi alat untuk memanfaatkan, dan melestarikan sumber
daya alam juga menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri
kehidupan dalam mencapai hubungan yang hakiki juga abadi dengan sang khalik .
Berarti bagaimanapun pesatnya perkembangan sains dan teknologi ia harus
disertai dengan pendidikan hati.
Singkatnya, manusia seutuhnya adalah yang menjadi rahmatan lilàlamin.
Yang mempunyai kemampuan cipta, rasa, kan karsa, atau manusia yang kognitif,
efektif, dan konatif-psikomotorik pada zamanya. Itulah blue print manusia masa
depan yang memiliki zikir, fikir dan amal saleh. Di samping itu ada beberapa
causa pertanyaan yang harus mampu kita menjawabnya, yang mana dengan causa
inilah nantinya kita akan mentransfer ke dalam proses pendidikan manusia dalam
konteks ruang serta waktu. Causa pertanyaan itu adalah ¨ 1. Causa eficiens
(bagaimana), 2.Causa formalis (menurut rencana apa), 3. Causa materialis
(dengan apa), dan Causa finalis (untuk apa kita di didik).
Ketujuh potensi ini merupakan potensi dan watak bawaan yang potensial;
artinya dalam proses berkembang dan tidak.Perkembangan atau aktualitas
itu akan menetukan kualitas pribadi seseorang.
2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin-akan-cita-cita-dan-tujuan-hidupnya.
Manusia sebagai subyek nilai ialah pribadi yang menjunjung nilai; artinya
menghayati, meyakini dan mengamalkan system nilai tertentu, baik secara social
(kemasyarakatan dan kenegaraan),-maupun-secara-pribadi-(individual).
Manusia bersikap, berfikir, bertindak dan bertingkah laku dipengaruhi oleh
wawasan atau orientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada
didalamnya wawasan dimaksud mencakup:
Tujuan Khusus10
Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika
yang bersumber pada ajaran Islam serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar yang relevan dengan kebutuhan pembangunan
bangsa;
Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana dan
Profesi yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja
baik nasional maupun internasional
Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat
nasional dan internasional;
Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-
nilai Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran,
kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan;
Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat menumbuhkan
pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;
Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku kepentingan/
stakeholders;
10
Tujuan pendidikan nilai di
http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Muhammadiyah_Yogyakarta
Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses oleh
perguruan tinggi, lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri, dan
masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama
Islam, sosial, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di
Indonesia;
Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional
maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen
dan pelayanan;
Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan moralitas
yang islami dalam konteks kehidupan individual maupun sosial.
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
Dalam penyelenggarakan suatu lembaga pendidikan harus menentukan tujuan
utama yang akan menjadi dasar dan acuan dalam melakukan semua kegiatan
terkait dan berhubungan dengan dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/
Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahlidiakses pada kamis, 26
Maret 2015, 19.00 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusiadiakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00
wib
Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan
Terjemah Per Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara)
Laila-Nur-file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia
%20seutuhnya.htm diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
Muzzaki.Akh, Kholilah, 2013, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Kopertais IV
Press)