Anda di halaman 1dari 12

MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK

1. HAKEKAT MANUSIA

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk monodualistis. Artinya adalah manusia


yang nampaknya satu sebenarnya terdiri dari dua unsur yaitu unsur jiwa dan unsur
raga. Disebut monodualis karena dua unsur tersebut merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Sebutan manusia tetap diberikan selama kedua unsur tersebut
belum berpisah, artinya jiwa tetap ada dalam raga dan raga tetap ada dalam jiwa.
Dalam kehidupannya sejak lahir kedunia,kedua unsur ini selalu berkembang menuju
kearah yang lebih baik dan sempurna secara bersama-sama yang akhirnya diharapkan
mencapai keselarasan,keserasian dan keseimbangnan dalam hidupnya.
Dari dua unsur yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tersebut,
William Stern, seorang ahli ilmu jiwa menyebutnya sebagai suatu unitas multipleks
yang artinya adalah

- Unitas, artinya bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu jiwa dan
raga yang merupakan suatu kesatuan bulat dan utuh yang tidak dapat
dipisahkan.Kegiatan jiwa baru nampak apabila diwujudkan dalam
kegiatan raga.Begitu pula sebaliknya bahwa kegiatan raga itu ada
karena didorong oleh jiwa.

- Multipleks,menunjuk pengertian bahwa sebenarnya jiwa dan raga


masih terdiri dari banyak unsur. Yang disebut raga terdiri dari banyak
unsur misalnya :rambut,kepala, alat pencernaan,tangan, kaki dan
sebagainya.Sedangkan yang disebut jiwapun terdiri dari banyak
unsur,unsur-unsuir yang kita kenal adalah gejala jiwa. Ada 4 unsur
gejala jiwa yaitu :
1. Gejala cipta,misalnya pengamatan,khayalan,pikiran,ingatan.
2. Gejala rasa, misalnya harga diri, rasa senang dan tidak senang,rasa akan
keindahan rasa sosial dan rasa kemanusiaan.
3. Gejala karsa, misalnya cita-cita,kehendak,hawa nafsu,hasrat,refleks.
4. Gejala campuran, artinya campuran dari gejala-gejala diatas,misalnya
kecerdasan,perhatian,sugesti,kelebihan dan sebagainya.
Dari masing-masing gejala jiwa dan unsur raga tersebut juga merupakan satiu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, namun mempunyai fungsi dan tugas yang
berbeda-beda.Tugas dan fungsinya dapat dibedakan tetapi eksistensinya tidak dapat
dipisahkan dan dibedakan
Hakekat manusia ditinjau dari agama, maka manusia terdiri dari makhluk duniawi
dan makhluk ukhrowi.Manusia yang berkeyakinan bahwa setelah hidup didunia akan

ada kehidupan lagi yaitu di alam akhirat dan akan hidup disana selamanya.Oleh
karena itu selama hidup didunai manusia mengejar kebutuhan duniawi untuk
memenuhi kepentingan hidup jiwa dan raganya yang sekaligus mempersiapkan diri
untuk hidupnya diakhirat dalam rangka memenuhi kebutuhan jiwanya.
Menurut pendapat ahli yang lain bahwa manusia itu hakekatnya adalah makhluk yang
berbudi(homo sapien), makhluk yang berakal(homo rational), makhluk yang
bertuhan(

homo

religius),

makhluk

yang

kreatif(homo

faber),

animal

educadum(binatang yang dapat dididik), zon politicon(mempunyai kesadaran politik),


sebagai makhluk etis( memahami kesadaran dan memahami norma-norma) dan
sebagainya.Dari berbagai keterangan diatas, akhirnya kita mengerti bahwa manusia
itu adalah makhluk yang monopluralis,artinya terdiri dari banyak segi tetapi
mertupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan .
2. HAKEKAT PENDIDIKAN

Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa yunani, paedagogiek. Pais artinya
anak, gogos artinya membimbing atau tuntunan dan iek artinya ilmu. Jadi dari segi
etimologinya berarti paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan bagaimana cara
menuntun atau membimbing anak.Dalam bahasa inggris pendidikan diterjemahkan
dengan education,education dalam bahasa yunani berarti educare yang berarti
membawa keluar yang tersimpan didalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh dan
berkembang.Dalam bahasa jawa pendidikan adalah panggulo wenthah yang artinya

mengolah, membesarkan,mematangkan anak dalam pertumbuhan jasmani dan


rohaninya.
Pendidikan dalam bahasa indonesia yang berati proses mendidik yang mempunyai
dua hal yang saling berhubungan yaitu pendidik dan peserta didik, jadi mendidik
mempunyai pengertia komunikasi dua arah. Definisi pendidikan banyak ragamnya
tergantung dari sudut pandang masing-masing.Ada yang memberi definisi pendidikan
dilihat dari bagaimana proses terjadinya pendidikan itu sendiri,tanpa melihat tujuan
apa yang akan dicapai yang lebih bersifat deskriptif. Dilain pihak ada yang
mendefinisikan pendidikan yang didasarkan pada tujuan apa yang hendak dicapai
melalui proses pendidikan itu sendiri yang lebih bersifat normatif.
Berikut ini adalah beberapa contoh definisi mendidikdan pendidikan dari beberapa
ahli :
1. Brubacher, dalam bukunya Modern Philosophies of Education disebutkan
bahwa pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam
penyesuaian dirinya dengan alam,teman dan dengan alam semesta.
2. M.J. Langeveld, mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan
sengaja kepada anak(yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju
kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab
susila atas segala tindakannya menurut pilihannya sendiri.

3. John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan


yang fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama
manusia.
4. Ki Hajar Dewantoro, pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan
perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran(intelek),dan jasmani
anak-anak.Maksudnya adalah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan
hidup,yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak selaras dengan alamnya
dan masyarakatnya.
5. Undang-undang RI no.2 Tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan bagi perananya dimasa yang akan datang( pasal 1)
Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa :
1. Hakekat pendidikan adalah tuntunan /pimpinan / bimbingan yang dilakukan
secara sadar oleh sesorang kepada orang lain dan harus dapat merealisasikan
potensi yang dimiliki oleh anak didik yang besrfat menumbuhkan serta
mengembangkan baikjasmani maupun rohani
2. Hakekat pendidikan adalah proses mendidik yaitu proses interaksi yang positif
antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara kedaulatan peserta
didik dengan kewibawaan pendidik.

3. Hakekat pendidikan adalah usaha meningkatkan kualitas kehidup baik secara


pribadi maupun masyarakat.
3. EMPAT ALIRAN DALAM PENDIDIKAN

Masalah ini sudah lama diperdebatkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini nampak
adanya beberapa teori yang mempertentangkan apakah pendidikan itu perlu atau tidak
bagi manusia?. Hal ini tercermin dari lahirnya aliran-aliran pendidikan, diantaranya
yang terkenal adalah 1).Empirisme, 2). Nativisme, 3). Naturalisme, 4).dan
Konvergensi.
1. Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Locke yang lahir tahun 1632, berpendapat bahwa ideide tidak dibawa sejak lahir akan tetapi muncul dari pengalaman indrawi,semua yang
dipelajari didasarkan pada sensasi dan refleksi. Anak-anak belajar dan mengingat
melalui ide-ide yang diasosiasikan yang berasal dari sensasi,ditirukan dengan
pemahaman,ide-ide yang memberikan keberhasilan,kenikmatan dan kesenangan.
Locke membuat suatu perbedaan yang tajam antara pendidikan dan yang semata-mata
diperoleh(melalui asosiasi) dari informasi verbal untuk diingan dan diceritakan.Ia
menegaskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan semua potensi yang
terdapat pada anak baikjasmani dan roani,yang diperlukan supaya mereka sehat,
berbudi, dan berhasil dalam kehidupannya.

Gagasan John Locke ini dimuat dalam bukuya Essay Concerning Human
Understanding, inti dari buku ini adalah tentang asal,kepastian, dan banyaknya
pengetahuan manusia. Jiwa ini waktu dilahirkan masih putih bersih sebagaimana
meja lilin(tabula rasae). Guru atau orang tua paling menentukan hasil pendidikan.
Pendidikan dibentuk oleh pengalaman, bukan tergantung dari dasar. Dengan demikian
,ajar merupakan penentu akan menjadi apa anak kelak.Teori mendapat dukungan dari
golongan behaviorisme yang dipelopori oleh Pavlov(Rusia) dan Watson(Amerika)
bahkan Watson sanggup menjamin orang tua menginginkan jadi apa anaknya
seniman,negarawan,usahawan,dokter,guru,ahli

teknik,sastrawan,peneliti,

bahkan

perampok sekalipun, karena aliran ini mengabaikan bakat dan potensi-potensi yang
dibawa sianaksejak lahir.
2. Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Arthur Schopenhouer (1788-1860) dan juga dianut oleh
Prof. Heymans, secara etimologis nativis berarti pembawaan. Menurut teori ini
pendidikan itu tidak perlu karena pendidikan tidak dapat mempengaruhi
perkembangan manusia. Manusia lahir sudah dengan pembawaannya yang sama
sekali tidak dapat diubah oleh pendidikan , bahkan dapat merusak perkembangan
anak secara natural. Jadi anak hendaknya diberi kebebasan untuk tumbuh dan
berkembang secara kodrati sebab secara kodrat anak adalah baik.

Aliran ini berpandangan, sekalipun diperukan pendidikan tetapi pendidikan yang


bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
Dengan kata lain, pendidikan tidak dimaksudkan untuk merubah karena memang
dianggap tidak kuasa untuk merubah. Aliran ini bersifat pesimistik karena melihat
sesuatu dengan kacamata hitam.
Aliran ini kurang populer untuk pengembangan konsep pendidikan , karena sesuai
dengan sifat dasar pendidikan yakni merubah. Jika pembawaan lebih berperan berarti
usaha pendidikan sia-sia.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme, aliran naturalisme dipelopori oleh
Jean Jecques Rousseau (1712-1778) yang bersemboyan kembali ke alam back to
basic dalam satu bukunya yang berjudul emile ia berkata pada dasar manusia itu
baik maka biarkanlah berkembang sesuai perkembangan alamnya..Jangan dididik
seperti orang dewasa menurut ukuran ukuran orang dewasa.
Rousseau membagi rentang kehidupan individu menjadi 5 periode pertumbuhan.
Periode pertama ialah masa bayi dan kanak-kanak( 0tahun-5tahun) periode ini jangan
ada campur tangan orang dewasa terhadap dorongan dan tingkah laku alamiah anak,
kedua usia 5 12 tahun, periode ini ditekankan pada latihan indra dan fisik melalui
pengalaman, ketiga usia 12 15 tahun periode ini biarkanlan anak mencari dan

menemukan untuk dirinya hukum alam dan ilmu pengetahuannya, keempat usia 15
20 tahun pada periode ini bawalah anak menjalani pengalaman-pengalaman
sosial,moral dan fisik yang penting dan periode kelima adalah usia diatas 20
tahun,arahkanlah manusia dewasa awal ini pada pemilihan teman hidup yang cocok.
4. Aliran Konvergensi
Dipelopori oleh William Stern(1871 1938) seorang filsuf jerman yang menyatakan
bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh dan hasil perpaduan antara faktor
bakat/pembawaan dan faktor alam sekitarnya. Faktor pembawaan atau potensi yang
dibawa sejak lahir dapat berkembang apabila diberi rangsangan dari luar yang berupa
pendidikan. Aliran ini didukung oleh Woodwarth dan Maqueis, termasuk di Indonesia
berkembang aliran ini yang dipelopori Ki Hajar Dewantoro dengan Taman Siswa
nya dan dikembangkan melalui prinsip trikon, yaitu konsentris,kontinuitas dan
konvergen. Trikon ini menunjuk kepada pengaruh lingkungan dan pertemuan dari
unsur-unsur anak dengan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhannya secara
terus menerus.
4. MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK ?

Bertolah dari aliran konvergensi inilah saya mencoba menganalisa dan memberi
jawab mengapa manusia perlu mendapatkan pendidikan dan mengapa manusia harus
dapat mendidik ?

Seperti telah diuraikan diatas bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah animal
educable (binatang yang dapat dididik) ,animal educandum (binatang yang harus
dididik) dan homo educandus( makhluk yang dapat mendidik) . Dari hakekat ini jelas
bahwa pendidikan itu merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Oleh karena itu
mengapa manusia perlu dididik maka dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Pada waktu kehidupan permulaan(bayi/anak-anak), mula-mula yang paling berperan
adalah dari segi fisik, kemudian secara berangsur-angsur segi rohani berganti
memegang peranan penting. Perkembang fisik indifidu ditentukan oleh dua faktor
yaitu maturation (kematangan) dan learning (belajar). Seorang anak akan dapat
berjalan jika memiliki tulang-tulang kaki dan otot yang cukup kuat disertai dorongan
untuk berjalan adalah faktor kematangan. Tetapi kematangan itu sendiri belum cukup
untuk memiliki kemampuan untuk berjalan, ia harus belajar terus dan dibantu oleh
orang lain.
Ditinjau dari sisi lain hakekat manusia adalah sebagai makhluk indifidu dan sosial
makhluk dunia dan akhirat, terdiri dari unsur jiwa dan raga yang diciptakan oleh
tuhan lewat hubungan orang tua untuk hiduh bersama secara sah lewat pernikahan,
karena itu secara kodrat orang tua harus mendidik anak-anaknya secara bertanggung
jawab.Orang tua tidak cukup hanya memberikan makan minum pakaian kepada
anaknya,tetapi harus berusaha bagaimana agar anaknya menjadi pandai,bahagia
berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.

Pada hakekatnya usaha-usaha yang dlakukan dalam pendidikan memang tertuju pada
masalah keseimbangan keselarasan dan keserasian perkembangan kepribadian dan
kemampuan manusia.Emmanuel Kant mengatakan bahwa manusia hanya dapat
menjadi manusia karena pendidikan. Prof. Dr.N. Driyarkoro memberi istilah
hominisasi ke humanisasi (memanusiakan manusia). Jadi jika manusia itu tidak
dididik maka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya dan faktordari
luar, Faktor dari dalam meliputi semua potensi yang dibawa sejak lahir, potensi ini
tetap terpendam apabila tidak dikembangkan melalui pendidikan,inipun juga
tergantung

dari

mengaktualisasikan

kemauan(aktivitet).
potensi-potensi

Jadi

tersebut.

pendidikan
Faktor

dari

fungsinya

untuk

luar

dapat

yang

mempengaruhi perkembangan manusia yaitu lingkungan alam.Artinya lingkungan


anak dengan anak ,anak dengan orang dewasa, orang dewasa dengan orang dewasa
yang saling berinteraksi.Lingkungan budaya berupa sopan santun,TV,majalah,
dll.serta lingkungan alam secara geografisnya, namun karena perkembangan iptek
pengaruh lingkungan alam dapat diatasi.
5. KESIMPULAN

Berdasarkan hakekat manusia dan hakekat pendidikan,kiranya cukup jelas dalam


memberikan alasan mengapa manusia perlu dididik dan mendidik, pendidikan harus
dapat mengembangkan semua potensi yang ada pada manusia.Baik perkembangan

cipta,rasa, karsa, ketrampilan, jasmani dan rohani, moral maupun ketuhanan. Dan
didukung oleh lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sianak menuju
kedewasaannya. (by.ZAINUDIN RIFAI,TP.2008).

DAFTAR PUSTAKA
Ekosusilo, M dan Kasihadi, R.B. 1993. Dasar-dasar pendidikan, Semarang.
Effhar Publishing.
Hasbullah,2006. Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Hidayanto, D.N. 2007. Pemikiran pendidikan dari filsafat ke ruang kelas . Jakarta :
Transwacana.
http://zainudinrifai.blogspot.co.id/2008/11/mengapa-manusia-harusdididik-1.html Diakses tanggal 11 september 2016 pukul 15.50 wib

Anda mungkin juga menyukai