Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Dra. Nenden Sundari, M.Pd.

Disusun oleh :
Friska Amelia Safitri
2301572

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH SERANG
2023
A. PENGERTIAAN LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan berarti suatu kebenaran umum atau fundamental yang merupakan


tumpuan yang menjadi sumber yang berhubungan dengan hukum, prinsip, konsep dan
teori.

Manusia dan Pendidikan

Manusia

Manusia disebut “Homo Sapiens”. Artinya, makhluk yang mempunyai kemampuan


untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin
mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal dari rasa ingin
tahu maka timbulah ilmu pengetahuan.
Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu bentuk
akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya,
bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola pendidikan melalui suatu
proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena mempunyai
ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani
kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo
Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala
sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun
yang bermanfaat untuk manusia itu sendiri.

Pendidikan

Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan
alam, dengansesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur
dari semua potensi moral,intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan
pribadi dirinya dan masyarakat yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam
hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.

Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka


terbentuklah pribadiyang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu
dapat hidup dengan tenang.Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota
kesatuan sosial manusia tanpakehilangan pribadinya masing-masing.
Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan
alam, dengan sesamamanusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur
dari semua potensi moral,intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan
pribadi dirinya dan masyarakat yangditujukan untuk kepentingan tersebut dalam
hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuanakhir.

Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga,


masyarakat, dan sekolah/lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama
pendidikan, masyarakat sebagaitempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai
lembaga formal dalam pendidikan.

Pendidikan sebagai Ilmu dan Seni

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses perkembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kesadaran spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, serta negara.

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasan.

Pendidikan sebagai ilmu diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan
itu telah ditentukan oleh nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat atau bangsa. Nilai
merupakan ukuran yang bersifat normatif. Untuk itu, pendidikan sebagai ilmu juga bersifat
normatif.

Pendidikan bukan hanya sebagai ilmu, namun juga sebagai seni. Seni berasal dari kata
sansekerta sani yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan
erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Seni pada dasarnya memiliki tujuan
sebagai penyampaian komunikasi baik berupa gambar kegiatan yang dilakukan manusia yang
menggambarkan kehidupan manusia, maupun yang lainnya. Untuk itu, seni dapat menjadi
salah satu media komunikasi antar satu dengan lainnya. Dengan kata lain, seni dapat
digunakan dalam pendidikan atau malah pendidikan dapat dikatakan sebagai seni.

Landasan Filosfis Pendidikan


Secara pengertian, landasan merupakan suatu dasar, konsep, tumpuan, filosofi, atau
nilai awal dari suatu hal. Semua hal yang memiliki tujuan untuk menjadi lebih baik dan ideal
membutuhkan landasan sebagai titik acuan.

Contohnya landasan hukum negara Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan dan UUD
1945, atau landasan negara Indonesia yaitu nilai-nilai Pancasila.
Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan asal Amerika Serikat, memahami
pendidikan sebagai proses untuk mengikuti perubahan kehidupan agar manusia tetap bertahan
dengan perubahan kehidupan tersebut.

Pendidikan adalah usaha manusia untuk mengembangkan intelektual dan emosional


diri sehingga manusia bisa berguna dan bermanfaat.

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia,


mendefinisikan pendidikan sebagai hubungan antara budi pekerti (kekuatan batin/karakter
diri) dan pikiran (intelek/tubuh anak).

Ada beberapa tujuan utama dari pentingnya landasan pendidikan, yaitu:

 Menjaga esensi pendidikan agar justru tidak mengekang kebebasan manusia dengan
praktik-praktik komersialisasi pendidikan.
 Menjaga pendidikan sebagai hak dasar manusia sehingga tidak adanya kesenjangan
pendidikan antar manusia.
 Pendidikan ada untuk mencerdaskan masyarakat, bukan justru mengeksploitasi
masyarakat.
 Barometer yang bisa mengukur kualitas pendidikan.

Landasan Sosiologis Dan Antropologis Pendidikan

A. Pengertian Landasan Sosiologi dalam Pendidikan


Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar
pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi
oleh masing-masing anggota masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh
pengikutnya, yaitu:
 paham individualisme
 paham kolektivisme
 paham integralistik
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
 kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat
 kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat
 negara melindungi warga negaranya
 selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban

B. Pengertian Landasan Antropologi dalam Pendidikan


Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial.

C. Aliran-aliran Antropologi dalam pendidikan


1. Aliran Evolusionisme
Charles Darwin menjelaskan bahwa manusia yang tetap hidup itu ialah mereka yang paling
serasi. Mereka tidak dianggap sebagai seorang indvidu, sebagai orang perseorangan namun
Darwin mlihatnya dalam hubungan kelompok-kelompok.
2. Aliran kognitif
Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi
manusia.
3. Aliran Sruktualisme
Aliran ini menjelaskan mengenai nalar manusia (human mind) dan sistem relasi (system of
relation).
4. Aliran Simbolik-Interpretatif
Adalah mengenai keseluruhan pengetahuan manusia yang dijadikan sebagai peoman atau
penginterpretasi keseluruhan tindakan manusia.
B. PENGERTIAAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Manusia adalah Mahkluk Tuhan Yang Maha Esa


Teori Evolusionisme dan Kreasionisme{ J. Donal Butler, 1968 }.

Argumen Ontologis

Salah satu argumen yang digunakan untuk menjelaskan eksistensi Tuhan adalah argumen
ontologis. Kata ontologi berasal dari kata Latin ontos yang berarti sesuatu yang
berwujud dan logos yang berarti pengetahuan. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan
tentang yang ada.
Argumen ini mula-mula dicetuskan oleh Plato (428-348 S.M.). Untuk dapat memahami
argumen Plato tentang eksistensi Tuhan, kita terlebih dahulu harus memahami pemikirannya
tentang idea karena memang setiap pandangannya didasarkan pada teorinya yang masyhur
ini.

Argumen Kosmologis

Argumen kosmologis, bisa juga disebut sebagai argumen sebab – akibat. Sesuatu yang
terjadi di alam ini, pasti ada sebabnya. Sebab itulah yang menjadikan adanya atau terjadinya
sesuatu itu. Sebab alam lebih wajib dan ada daripada alam itu sendiri. Sesuatu yang
menyebabkan terjadinya alam ini, bisa dipastikan Yang Kuasa, Maha Besar atau disebut
juga to aperion]. Yang Kuasa (Sebab Utama) ini tidak disebabkan oleh sebab yang lain. Dia
bersifat qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri). Argumen ini – yang pertama kali dicetuskan
oleh Aristoteles (384-322 S.M.) – juga tergolong sebagai argumen yang kuno sebagaiman
halnya argumen ontologis.

Argumen Teleologis

Argumen teleologis (telos berarti tujuan; teleologis berarti serba tujuan) mengatakan bahwa
alam diatur menurut suatu tujuan tertentu. Dalam keseluruhannya alam ini berevolusi dan
menuju kepada sebuah tujuan tertentu. Bagian-bagian alam ini saling terhubung satu sama
lain dan bekerja sama menuju suatu tujuan tersebut.
William Paley (1743 – 1805 M.), seorang teolog Inggris, menyatakan bahwa alam ini penuh
dengan keteraturan. Di balik itu semua ada Pencipta Yang Maha Kuasa. Tuhan menciptakan
itu semua ada tujuan tertentu. Seperti halnya Tuhan menciptakan mata bagi makhluknya.

Argumen Moral

Dari berbagai argumen-argumen yang telah diuraikan sebelumnya, argumen moral dinilai
paling penting dan paling kuat. Tokoh yang terkenal dalam penggunaan argumen ini adalah
Immanuel Kant (1724-1804 M.). Kant percaya bahwa manusia mempunyai perasaan moral
yang melekat pada jiwa dan hati nuraninya yang membuat orang merasa mempunyai
kewajiban untuk menjauhi segala bentuk perbuatan buruk dan mengerjakan segala bentuk
perbuatan baik.
Perintah untuk menjauhi segala bentuk perbuatan buruk dan mengerjakan segala perbuatan
baik ini bersifat absolut mutlak dan universal (categorical imperative). Perbuatan baik
dilakukan dan perbuatan buruk dijauhi karena memang perintah menghendaki demikian. Hal
itu adalah kewajiban manusia.

Manusia sebagai kesatuan jasmani rohani

Manusia antara jasmani dan rohani adalah hubungan sudah dipelajari oleh manusia
sejak awal mula kehadirannya dipentas dunia. Para filsuf berpendapat yang berkenaan dengan
struktur metafisik manusia. Terdapat empat paham mengenai jawaban atas permasalahan
tersebut, yaitu

1) Materialisme,
2) Idealisme,
3) Dualisme,
4) Manusia sebagai kesatuan jasmani rohani

Manusia hidup dalam ruang dan waktu, sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai
berbagai kebutuhan, insting, nafsu, serta mempunyai tujuan. Selain itu, manusia mempunyai
potensi untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan potensi untuk berbuat baik,
potensi untuk mampu berpikir (cipta), potensi berperasaan (rasa), potensi berkehendak
(karsa), dan memiliki potensi untuk berkarya. Adapun dalam eksistensinya manusia memiliki
aspek individualitas, sosialitas, moralitas, keberbudayaan, dan keberagaman. Implikasinya
maka manusia itu berinteraksi atau berkomunikasi, memiliki historisitas, dan dinamika.

Individualitas / Personalitas

Personalitas dan individualitas adalah dua konsep yang berbeda dalam psikologi.
Menurut Psikologi Multitalent, personalitas adalah kemampuan seseorang untuk memahami
dan mencintai apa yang baik. Melalui pemahaman tentang konsep “personal”, materialitas
manusia “diangkat” ke taraf yang lebih tinggi. Sementara itu, individualitas adalah keunikan
dan keistimewaan masing-masing manusia sebagai fakta konkrit manusia sebagai ‘aku’.
Keunikan dan keistimewaan masing-masing manusia merupakan sumbangan bagi seluruh
umat manusia.

Dalam pandangan modern, eksistensialisme sentral berkisar seputar manusia. Thomas


menggunakan individualitas dan personalitas untuk mempertahankan harkat dan martabat
manusia. Kepribadian atau personalitas adalah segala bentuk perilaku, sifat dan tingkah laku
yang khas pada diri seseorang yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain serta
menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga membentuk corak tingkah laku yang
menjadi kesatuan fungsional yang khas pada setiap individu.

Sosialitas
Sosialitas adalah tingkatan sejauh mana individu dalam
suatu populasi hewan cenderung bergaul dalam kelompok sosial dan membentuk komunitas
yang kooperatif.
Sosialitas adalah respons bertahan hidup terhadap tekanan evolusi. Sebagai contoh,
ketika induk tawon berada di dekat larvanya di dalam sarang, parasit cenderung tidak
memakan si larva. Para ahli biologi menduga bahwa tekanan dari parasit dan predator lain
menyebabkan tawon dari keluarga Vespidae menseleksi perilaku ini.

Kebudayaan

Secara umum, budaya atau kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Contohnya
seperti adat ‘ngunduh mantu’ yang ada di Jawa yang akan dilaksanakan ketika seseorang
menikah.

Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang
berarti mengolah atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat diartikan
sebagai kultur dalam bahasa Indonesia dan berarti kebudayaan.

Kebudayaan memiliki beberapa fungsi yang hadir dan dapat dirasakan oleh
masyarakat. Fungsi utama kebudayaan sendiri adalah untuk mempelajari warisan dari nenek
moyang, kemudian generasi selanjutnya perlu meninjau, apakah warisan tersebut perlu
diperbaharui atau tetap dilanjutkan dan apabila ditinggalkan maka kebudayaan tersebut dapat
rusak.

Moralitas

Moralitas berasal dari kata dasar “moral” berasal dari kata “mos” yang berarti
kebiasaan. Kata “mores” yang berarti kesusilaan, dari “mos”, “mores”. Moral adalah ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-lain;
akhlak budi pekerti; dan susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani;
bersemangat; bergairah; berdisiplin dan sebagainya.

Moral secara etimologi diartikan: a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan


kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu, b) Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran
tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam etika.

Dalam bahasa Yunani disebut “etos” menjadi istilah yang berarti norma, aturan-aturan
yang menyangkut persoalan baik dan buruk dalam hubungannya dengan tindakan manusia itu
sendiri, unsur kepribadian dan motif, maksud dan watak manusia. kemudian “etika” yang
berarti kesusilaan yang memantulkan bagaimana sebenarnya tindakan hidup dalam
masyarakat, apa yang baik dan yang buruk.
Moralitas yang secara leksikal dapat dipahami sebagai suatu tata aturan yang mengatur
pengertian baik atau buruk perbuatan kemanusiaan, yang mana manusia dapat membedakan
baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan larangan sekalipun dapat mewujudkannya, atau
suatu asas dan kaidah kesusilaan dalam hidup bermasyarakat.

Keberagaman

Keberagaman adalah suatu kondisi yang terdapat bermacam-macam perbedaan yang


dimiliki oleh setiap individu di tengah kehidupan bermasyarakat. Perbedaan tersebut tidak
hanya sekadar pada gender saja, tetapi juga dalam berbagai bidang.
keberagaman itu juga lah yang menjadikan lambang negara ini yakni Garuda Pancasila
mempunyai semboyan berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika”.

Istilah keberagaman ini berasal dari kata dasar “ragam”, yang mana dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), memiliki arti macam, jenis, warna, corak, dan tingkah
laku. Maksudnya adalah ragam ini berarti sesuatu yang memiliki jenis, warna, atau corak
yang berbeda-beda dan hidup bersama di suatu kehidupan nyata.

Historisitas

Historisitas memberikan ruang yang amat luas tentang life history dari orang perorang.
Historisitas memberikan tempat yang sama untuk narasi-narasi tokoh maupun narasi-narasi
orang biasa. Historisitas memberikan ruang yang besar bagi keragaman suara yang ada di
masyarakat (polyphonic). Dengan historisitas, semua orang menjadi pelaku dan pembuat
sejarah. Narasi-narasi historisitas bisa saja tentang kisah perempuan yang baru kembali dari
pengungsian akibat konflik etnik. Dari ceritanya, kita bisa belajar apa yang sesungguhnya
relasi antar etnis pada suatu wilayah tertentu, waktu tertentu dan konteks tertentu. Tentu saja
historisitas memberikan perlwanan terhadap proses penulisan sejarah yang berpusat pada
tokoh dan elite. Historisitas melihat ke-lalu-an dan ke-kini-an sebagai sesuatu yang
bersenyawa, dan tidak perlu mementingkan kronologi, melainkan bagaimana relasi kelaluan
dan kekinian membentuk persepsi dan selanjutnya laku untuk bertindak.

Historisitas dapat menceritakan kisah siapa saja, dia bisa saja life hisotri dari ibu kita,
bagaimana perjalanan hidupnya dari masa kanak-kanak hingga masa kini. dari penuturannya
mungkin kita bisa mengetahui dinamika sejakar bangsa ini yang berbeda dengan apa yang
diceritakan oleh sejarah nasional.
Komunikasi / Interaksi
Menurut Psikologi Multitalent, komunikasi adalah proses sosial yang melibatkan
pertukaran informasi, gagasan, atau perasaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, seperti lisan, tulisan, atau nonverbal. Sementara
itu, interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk
hubungan tersebut.

Dinamika

Sebagai informasi, kata dinamika berasal dari bahasa Yunani dynamics yang berarti
kekuatan (force). Seiring waktu, kata dinamika digunakan sebagai pergerakan yang terjadi
dalam kehidupan.

Menurut Slamet Santoso (2004), dinamika adalah tingkah laku yang langsung
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Dinamika berarti interaksi dan interdependensi
antar anggota kelompok.

Dijelaskan dalam buku Perilaku Organisasi (Teori dan Konsep) Jilid 1 karya Rahmi Widyanti,
dinamika adalah sesuatu yang berarti energi. Kata ini juga merujuk pada kondisi selalu
bergerak, berkembang, dan menyesuaikan diri dengan keadaan.

Dalam buku Dinamika Omnibus Law di Era New Normal: Peluang serta Tantangan Bagi
Profesi Hukum, dinamika adalah pergerakan dalam lingkungan sosial terus menerus.
Pergerakan ini menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat.

Jenis-jenis Dinamika
Dinamika terdiri dari empat jenis yaitu :
 Dinamika Sosial
 Dinamika Kelompok
 Dinamika Musik
 Dinamika Penduduk

Contoh Dinamika dalam Kehidupan yaitu :


1. Menciptakan Keluarga Sederhana
2. Membentuk Kelompok Belajar
3. Membuat Lagu Sesuai Perasaan di Dalam Hati

Eksistensi Manusia Untuk Menjadi Manusia


Kata eksistensi berasal dari kata Latin Existere, dari ex keluar sitere = membuat
berdiri. Artinya apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa yang dialami. Konsep ini
menekankan bahwa sesuatu itu ada.

Dalam konsep eksistensi, satu-satunya faktor yang membedakan setiap hal yang ada dari
tiada adalah fakta. Setiap hal yang ada itu mempunyai eksistensi atau ia adalah suatu eksisten.

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling luhur, mulia, karena memiliki keistimewaan
dibandingkan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kestimewaan manusia inilah yang menunjukkan
eksistensinya sebagai makhluk yang bermartabat luhur yang sempurna. Manusia bermartabat,
bernilai dan berharga karena keberadaan dirinya sebagai manusia. Dengan kata lain, ia
(manusia) disebut manusia karena memiliki kemampuan dasar. Kemampuan dasar inilah
yang membedakannya dengan ciptaan Tuhan yang lain.

Dengan demikian eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam
kebebasan. Bereksistensi berarti muncul dalam suatu perbedaan, yang harus dilakukan tiap
orang bagi dirinya sendiri.

Kierkegaard menekankan bahwa eksistensi manusia berarti berani mengambil


keputusan yang menentukan hidup. Maka barang siapa tidak berani mengambil keputusan, ia
tidak hidup bereksistensi dalam arti sebenarnya.

Ada 4 kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang menunjukkan esksitensinya


sebagai manusia, yaitu:

Pertama, kemampuan akal budi. Manusia disebut makhluk yang berakal budi, artinya
manusia memiliki kemampuan untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya, apa yang
sedang dilakukannya, apa yang dialaminya, apa yang terjadi di sekitarnya. Manusia mampu
menjelaskan segala situasi dan kondisi dirinya dan sekitarnya dengan akal budinya.

Kedua, memiliki perasaan, dengan perasaannya manusia mampu bersimpati dan


berempati, turut merasakan apa yang dirasakan orang lain atau sesamanya.

Kemampuan dasar manusia yang ketiga adalah memiliki suara hati atau hati nurani.
Dengan suara hatinya manusia dapat dan mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Suara hati dapat dikatakan sebagai kesadaran moral manusia dalam tindakan
konkret.

Kemampuan dasar keempat, yang dimiliki manusia adalah kehendak dan tindakan.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki kebebasan untuk menetukan
hidupnya. Manusia memiki kebebasan untuk melakukan apa yang dia kehendaki dalam
hidupnya.

REFERENSI

https://konsepdasarpedagogik.blogspot.com/2018/12/hubungan-manusia-dan-
pendidikan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

https://kuliahlandasankependidikan.blogspot.com/2020/03/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-
seni.html

https://www.pengetahuanku13.net/2019/05/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni-lengkap.html

https://www.haidunia.com/landasan-filosofis-pendidikan-pengertian-tujuan-jenis-dan-
hakikatnya/

http://oktoferiana.blogspot.com/2013/10/landasan-historis-pendidikan_19.html?m=1

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-gunung-djati/
landasan-pendidikan/landasan-yuridis-pendidikan/46356298

https://teks.co.id/landasan-pendidikan/

https://hadibesc.blogspot.com/2017/04/landasan-sosiologi-dan-antropologi.html?m=1

https://fhasbi.wordpress.com/2015/11/19/argumen-argumen-adanya-tuhan-ontologis-
kosmologis-teleologis-moral/

https://jendelaguru.com/manusia-jasmani-rohani/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6472414/individualisme-pengertian-faktor-dampak-
dan-cara-mengatasinya

https://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-moral-dan-moralitas.html

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-keberagaman-dan-faktornya/
https://historisitas.blogspot.com/

https://www.sridianti.com/gaya-hidup/komunikasi-dan-interaksi.html

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6238914/dinamika-adalah-pengertian-jenis-dan-
contohnya

https://www.kompasiana.com/arnoldus87984/6133c49406310e27b43f9f22/eksistensi-
manusia-sebagai-makhluk-yang-sempurna-dan-tantangan-kemanusiaan

https://www.kompasiana.com/farichaicha/550eac8ea33311ab2dba83a4/eksistensi-manusia

https://www.studocu.com/id/document/universitas-halu-oleo/pendidikan-matematika/
pengertian-dan-aspek-aspek-hakikat-manusia/33629492

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/landasan-
pendidikan/individualitas-manusia/45

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialitas

https://gramedia.com/literasi/kebudayaan/

Anda mungkin juga menyukai