Anda di halaman 1dari 5

Tampil Ke-1 : Kamis, 10 September

2020

LAMPIRAN SOAL
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
“Manusia, Kemanusiaan, Landasan, Asas, dan Prinsip Pendidikan
Tinjauan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Pendidikan (Pandangan Barat,
Indonesia dan Islam)”

OLEH :
ERLINA YUSLIANI
(19175003)

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
LAMPIRAN:
Pertanyaan dan Jawaban Tugas 1
1. Jelaskan landasan Filosofis Pendidikan?
Jawaban:
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat
(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, 
philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau
bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual
yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Landasan filosofis merupakan landasan yang bersumber pada pandangan hidup
manusia yang paling mendasar dan mengandung nilai-nilai yang bersumber
dari tuhan dan manusia.  Menurut Sudarwan (2010) filsafat pendidikan pada
esensinya merupakan filosofi proses pendidikan atau filosofi ilmu pendidikan.
Pemikiran filosofi di bidang pendidikan merujuk pada dimensi tujuan, bentuk,
metode, atau hasil dari proses pendidikan. Didalamnya juga termasuk dimensi
konsep, tujuan, dan metode disiplin ilmu pendidikan.
Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada
umumnya  bersumber dari dua faktor, yaitu:
1) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara
keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu
pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan
akal manusia (Redja Mudyahardjo, et.al., 1992: 126-134.)
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas
serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.
Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni:
1) Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh
setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu
pengetahuannya itu.
2) Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk),
estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”,
termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).

2. Jelaskan fungsi dari Harkat dan martabat manusia?


Jawaban:
Harkat dan martabat manusia membedakan manusia dari makhluk-makhluk lainnya
di seluruh alam semesta, dimana harkat dan martabat manusia (HMM) yang
mengandung butir-butir bahwa manusia adalah: a) makhluk yang terindah dalam
bentuk dan pencitraannya; b) makhluk yang tertinggi derajatnya; c) makhluk yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; d) khalifah dimuka bumi;
dan e) pemilik Hak-hak Asasi Manusia (HAM): e) Manusia juga sebagai makhluk
paling hina apabila melewati batas dan menjauhi ajaran-ajaran Allah SWT.

3. Mengapa manusia membutuhkan pendidikan?


Jawaban:
Suardi (2012:11) menyatakan manusia membutuhkan pendidikan karena:
a. Manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan
Manusia lahir dengan potensi kodratnya berupa cipta, rasa dan karsa. Cipta
adalah kemampuan spritual yang secara khusus mempersoalkan nilai
kebenaran. Rasa adalah kemampuan spritual yang secara khusus
mempersoalkan nilai keindahan. Karsa adalah kemampuan spritual yang secara
khusus mempersoalkan nilai kebaikan. Potensi tersebut akan selalu mendorong
manusia untuk ingin tahu dan mendapatkan nilai-nilai kebenaran, keindahan
dan kebaikan yang terkandung dalam segala sesuatu yang ada. Ketiga potensi
tersebut akan membingkai diri manusia dalam menentukan pedoman hidup,
dan mengatur sikap serta berperilaku. Semua itu menuntut manusia akan
kebutuhan pendidikan dalam mewujudkan tujuan hidupnya.
b. Manusia sebagai makhluk yang berpendidikan
Manusia sejak lahir telah terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran.
Manusia dirawat, dijaga dilatih dan dididik orang tua, keluarga dan masyarakat
menuju tingkat kedewasaan dan kematangan hingga mandiri dalam mengelola
kelangsungan hidupnya. Hal ini tentu secara wajar manusia itu butuh kana
pendidikan dalam rangka melanjutkan pendidikan yang telah didapatkan
sebelumnya.
c. Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan
Secara faktual pendidikan merupakan aktivitas kelompok orang atau
guru yang melaksanakan kegiatan untuk orang-orang muda. Pendidikan akan
membangun kebudayaan dan peradaban dalam diri manusia. Kebudayaan
adalah upaya manusia untuk mengubah dan membangun keterhubungan dan
keberimbangan. Jadi untuk menciptakan hal tersebut maka manusia butuh akan
pendidikan.
Menurut pandangan pancasila manusia mempunyai keinginan untuk
mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Setiap manusia itu
membutuhkan pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat mempunyai
kemampuan–kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan
dirinya sendiri. Pendidikan dapat mengembangkan kepribadian manusia dan
tingkah laku manusia ke arah lebih baik. Oleh sebab itu manusia memerlukan
pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.

4. Mengapa Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan dan dikembangkan melalui


pendidikan?
Jawaban:
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan dan dikembangkan melalui
pendidikan baik kebudayaan yang berwujud ideal atau kelakuan maupun
teknologi atau hasil karya. Pada dasarnya ada tiga yang sifatnya umum yang
dapat diidentifikasikan dalam menurunkan kebudayaan kepada generasi
mendatang, yaitu melalui pendidikan informal (biasanya terjadi di dalam
keluarga), non formal (dalam masyarakat secara trprogram dan berkelanjutan
serta berlengsung dalam kehidupan masyarakat), dan formal (melibatkan
lembaga khusus sekolah) yang dirancang untuk mewujudkan tujuan
pendidikan. Transmisi kebudayaan oleh masyarakat tidak akan memperoleh
kemajuan, sehingga perlu dirancang usaha yang sistematis dalam
mengembangkan kebudayaan, dalam hal ini yang paling efektif ialah lembaga
sekolah. Kebudayaan nasional sebagai landasan pendidikan nasional adalah
bahwa masyarakat indonesia sebagai pendudkung kebudayaan masyarakat
mejemuk, maka kebudayaan indonesia lebih tepat disebut dengan kebudayaan
nusantara yang beragam. Keragaman sosial budaya tersebut terwujud dalam
keragaman adat istiadat, tata cara, dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa,
dan sastra daerah di suatu daerah tertentu sejak sebelum dan sesudah
kemerdekaan.

5. Mengapa Manusia Baik Dibentuk dengan Pendidikan Berkarakter?


Jawaban:
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, manusia tidak bisa dipisahkan
dari pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang paling mendasar yang
membedakan antara manusia dan makhluk lainnya. Bila kita hanya mengkaji
secara fisik, maka akan kita kategorikan bahwa manusia hampir sama dengan
hewan. Bila hewan punya kaki manusia punya kaki. Hewan punya kepala,
manusia juga punya kepala. Perbedaan antara keduanya tentu terletak pada
aspek pendidikan.
Pendidikan berperan penting dalam menciptakan suatu Negara yang maju,
makmur dan sejahtera. Negara yang maju tidak dapat dilihat dari banyaknya
kekayaan alam, banyaknya jumlah penduduk atau luasnya suatu Negara itu.
Akan tetapi Negara yang maju dan sejahtera itu dapat dilihat dari segi
pendidikannya dan rakyat yang berkarakter. Negara yang maju dan sejahtera
tidak dapat tercapai apabila tidak mempunyai program-program atau usaha –
usaha yang dinamis, strategis dan cocok dalam keadaan zaman itu.

Anda mungkin juga menyukai