MAKALAH
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
“Hakikat Manusia sebagai Mekanisme Peningkatan Mutu Kehidupan“
OLEH :
ERLINA YUSLIANI
(19175003)
DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dengan judul “Hakikat Manusia
sebagai Mekanisme Peningkatan Mutu Kehidupan“
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menemui beberapa kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................4
A. Landasan Agama........................................................................................4
B. Landasan Yudisial......................................................................................5
C. Hakikat Manusia........................................................................................5
D. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam...........................................12
E. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Indonesia....................................15
F. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Barat...........................................19
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................21
Matriks Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam, Pandangan
Indonesia dan Pandangan Barat......................................................................21
BAB IV PENUTUP............................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................27
B. Saran.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
1. Bagaimana hakikat manusia menurut pandangan Islam?
2. Bagaimana hakikat manusia menurut pandangan Indonesia?
3. Bagaimana hakikat manusia menurut pandangan Barat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hakikat manusia menurut pandangan Islam
2. Untuk mengetahui hakikat manusia menurut pandangan Indonesia
3. Untuk mengetahui hakikat manusia menurut pandangan Barat
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber pengetahuan bagi guru dalam memahami karakter manusia (peserta
didik)
2. Pedoman dalam memahami hakikat manusia dan pendidikan
3. Bahan referensi bagi penulis untuk memahami manusia dan pendidikan
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Agama
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding dengan
makhluk-makhluk lain. Kelebihan manusia dibanding makhluk lain adalah karena
mereka diberi akal sekaligus nafsu oleh Allah, jika manusia mampu
memanfaatkan dua hal ini dengan baik dan optimal maka akan membuatnya
menjadi sosok yang hebat dan luar biasa. Firman Allah dalam Qur’an Surat Al-
a’laq ayat 1-5:
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Secara fisik manusia jelas sangat sempurna dan lebih baik apabila
dibandingkan dengan makhluk lain dari kelompok manapun. Sehebat-hebatnya
binatang keadaan fisiknya akan di bawah manusia dari kelas yang paling rendah.
Secara mental manusia jelas berada di atas derajat semua makhluk yang ada,
termasuk malaikat sekalipun yang notabene mereka diciptakan dari ruh dan selalu
taat dan patuh kepada Tuhan dan tidak pernah sedikitpun membangkang kepada-
Nya.
Hal ini terbukti ketika penciptaan manusia pertama yang bernama Adam,
para malaikat protes kepada Allah, karena menurut prediksi mereka manusia
hanya akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Maka
Allah mengajarkan nama-nama barang kepada Adam bukan kepada malaikat,
karena mereka tidak memiliki nafsu yang bisa mendorong keilmuannya
berkembang dan maju, ilmu mereka hanya sebatas yang diberikan oleh Allah dan
tidak akan tumbuh dan berkembang , sehingga ketika Allah memberitahu Adam
untuk meminta para malaikat menyebutkan nama barang-barang yang ada,
merekapun tidak bisa menyebutkannya, Di sinilah bukti kelebihan manusia
dibanding malaikat.
2
3
Salah satu bukti manusia mahkluk paling tinggi derajatnya adalah dalam
Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di atas bumi ini.
Hal tersebut terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 30:
C. Hakikat Manusia
1. Pengertian Hakikat Manusia
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
benarnya dari segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Di kalangan dunia tasawuf
orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-
4
kata mencari sebenar-benar diri, atau sama dengan mencari hakikat jasad, hati,
roh, nyawa dan rahasia. Jadi, hakikat manusia adalah kebenaran atas diri
manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
Secara umum ada beberapa hakikat manusia yang harus kita pahami yaitu
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
c. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati.
f. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang
sosial.
e. Dimensi Keberagamaan
7
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas. Konsep al- nas ini
cenderung mengacu pada status manusia dalam kaitannya dengan lingkungan
masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia memang makhluk
sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan, dan memang diciptakan
berpasang-pasangan seperti dijelaskan dalam surah an- Nisa’, “Hai sekalian
manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada
keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling
meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS:4:1).
Selanjutnya dalam surah al- Hujurat dijelaskan: “Hai manusia
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorng laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu
disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: 49:13).
Dari dalil di atas bisa dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial,
yang dalam hidupnya membutuhkan manusia dan hal lain di luar dirinya untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi bagian dari
lingkungan soisal dan masyarakatnya.
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. …” (QS:38:26).
Dari kedua ayat di atas dapat dijelaskan bahwa sebutan khalifah itu
merupakan anugerah dari Allah kepada manusia, dan selanjutnya manusia
diberikan beban untuk menjalankan fungsi khalifah tersebut sebagai amanah yang
harus dipertanggungjawabkan. Sebagai khalifah di bumi manusia mempunyai
wewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) ini untuk memenuhi Kebutuhan
hidupnya sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam ini. Seperti
dijelaskan dalam surah al- Jumu’ah, “Maka apabila telah selesai shalat,
hendaklah kamu bertebaran di muka bumi ini dan carilah karunia Allah, dan
ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS: 62: 10), selanjutnya
dalam surah Al- Baqarah disebutkan: “Makan dan minumlah kamu dari rezeki
yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu berbuat bencana di
atas bumi.” (QS: 2 : 60).
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
Matriks Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam, Pandangan Indonesia dan Pandangan Barat
Pandangan Islam Pandangan Indonesia Pandangan Barat
1. Manusia Sebagai Hamba Allah (Abd Allah) Pancasila memandang sudut pandang 1. Pandangan Psikoanalitik
Sebagai hamba Allah, manusia wajib hakikat manusia sebagai berikut: Dalam pandangan yang ditokohi oleh S.
mengabdi dan taat kepada Allah selaku 1. Monodualistik dan Monopluralistik Freud psikoanalitik diyakini bahwa pada
Pencipta karena adalah hak Allah untuk 2. Keselarasan, keserasian, dan hakikatnya manusia digerakkan oleh
disembah dan tidak disekutukan keseimbangan dorongan-dorongan dari dalam dirinya
(Yusuf,1994). Bentuk pengabdian manusia 3. Integralistik, kebersamaan, dan yang bersifat instingtif.
sebagai hamba Allah tidak terbatas hanya kekeluargaan (Sardiman,2007).
pada ucapan dan perbuatan saja, melainkan Jadi, konsep manusia Indonesia 2. Pandangan Humanistik
juga harus dengan keikhlasan hati. seutuhnya dikembangkan atas Pandangan humanistik ini ditokohi oleh:
Dengan demikian manusia sebagai hamba pandangan hidup bangsa Indonesia Roger, Hansen, Adlet, dan Martin
Allah akan menjadi manusia yang taat, patuh yakni pancasila, yang menganut Buber. Para humanis menyatakan bahwa
dan mampu melakoni perannya sebagai paham integralistik disesuaikan manusia memiliki dorongan-dorongan
hamba yang hanya mengharapkan ridha dengan struktur sosial masyarakat dari dalam dirinya untuk mengarahkan
Allah. yang memiliki Bhinneka Tunggal dirinya mencapai tujuan yang positif.
2. Manusia Sebagai Bani Adam Ika (sudut pandang dari Pandangan ini dapat dijelaskan sebagai
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut integralistik, kebersamaan, dan berikut:
dengan al- nas. Konsep al- nas ini cenderung kekeluargaan). Kemudian dengan a. Dalam batas tertentu manusia punya
mengacu pada status manusia dalam pandangan hidup pancasila, otonomi untuk menentukan nasibnya
kaitannya dengan lingkungan masyarakat di pengembangan manusia Indonesia b. Manusia bukan makhluk jahat atau baik,
sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia seutuhnya diusahakan agar hidup tetapi ia punya potensi untuk keduanya
memang makhluk sosial. Dalam hidupnya selaras, serasi, dan seimbang dalam c. Manusia adalah makhluk yang
manusia membutuhkan pasangan, dan konteks hubungan manusia dengan bertanggung jawab atas perbuatannya
16
17
jawab dan kewajiban dalam kehidupannya. Jadi manusia pada hakikatnya merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki berbagai
potensi dalam dirinya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam yaitu Manusia Sebagai Hamba
Allah (Abd Allah), Manusia Sebagai al- Nas, Manusia Sebagai khalifah
Allah, Manusia Sebagai al- Insan, Manusia Sebagai Makhluk Biologis (al-
Basyar)
2. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Indonesia yaitu Manusia terdiri dari
dua komponen yaitu jasmani dan ruhani yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Manusia memiliki hasrat biologis (libido sexualis) yang hanya menuntut
kepuasan, mempunyai ego atau ‘aku’ yang lebih bersifat realistis, dan
superego yang sangat besifat ethis. Sedangkan dari sisi ilmu psikologi
pendidikan bahwa manusia itu mendidik, memerlukan pendidikan sebagai
bukti eksistensi dan upaya mempertahankan dan mengembangkan sekaligus
meneruskan keberadaannya. Apapun dan bagaimanapun kesimpulan ilmu
pengetahuan dan filsafat tentang hakikat manusia, namun pengertian atau
kesimpulan tersebut bertujuan untuk dijadikan sebagai dasar dalam
pembinaan kepribadian manusia. Dengan memahami dan mengerti hakikat
manusia pembinaan aspek-aspek kepribadian menjadi lebih terarah pada
sasaran yang tepat.
3. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Barat yaitu Homo sapiens atau
makhluk yang mempunyai budi, Homo faber atau Tool making animal yaitu
makhluk yang pandai membuat bentuk peralatan dari bahan alam untuk
kebutuhan hidupnya, Homo economicus atau makhluk ekonomi, Homo
religious yaitu makhluk beragama,Homo laquen atau makhluk yang pandai
menciptakan bahasa dan menjelmakan pikiran dan perasaan manusia dalam
kata-kata yang tersusun
22
23
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami filsafat ilmu
.Tujuannya agar dapat menerapkannya dengan baik.Dan untuk pemahaman lebih
lanjut maka penulis memberikan saran, Perlunya penambahan materi untuk
perluasan pemahaman karena penulis menyadari makalah ini masih banyak
kekuranganan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Munib. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNESA Press.
Arifin, dan Aminuddin Rasyad. 1991. Materi Pokok Dasar-Dasar Kependidikan.
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas Terbuka.
Jalaluddin. 2003. Teologi pendidikan. Jakarta: Raja grafindo Persada
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, Bandung ; Remaja Rosdakarya, 2006.
Munawar. 2012. Landasan Kependidikan. Semarang: UNNESA Press.
Syafri dan Zen, Z., dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Sukabina Press: Padang
Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta
Tirtaraharja Umar,La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Yati Hardianti. 2011. Filsafat Pendidikan, Arti, Hakikat, dan Dasar Pendidikan.
Makassar: UNHAS.
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:
Rosdakarya.
Zaini,Syahminan, 1980. Mengenal Manusia Lewat Al- Qur’an, Surabaya:
Zakiah Daradjat, dkk., 2011.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
BumiAksara,
Zuhairini, 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara,
24
25
LAMPIRAN: