great resonansi
Pages
Beranda
assessment essay
Mei 19, 2015
Makalah 6
Fisika
tentang
ESSAY ASSESSMENT
Oleh:
Rita Desmawati
14175029
Dosen:
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Djusmaini Djamas, M.Si.
Assalamu’alaikum wr.wb
Tiada ucapan yang lebih pantas diucapkan setiap makhluk kepada
rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah untuk Rasulullah dan keluarganya, para sahabat, tabi’ dan
Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua yang telah memberikan
motivasi ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu Prof. Dr.
Festiyed, MS, beserta Ibu Dr. Djusmaini Djamas, M.Si., yang telah memberikan
sepenuhnya bahwa makalah ini tidak terlepas dari khilaf dan kealfaan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Hanya kepada Allah SWT. kita berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca. karena hanya
DAFTAR ISI
KATA ENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ii
ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan............................................................... 2
E. Analisis Perbandingan.......................................................... 24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 26
B. 27
Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam
pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al.,
1992:95; Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangya meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru
dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal, sebagaimana dikemukakan
oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut.
Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#u=|
ä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ ô‰s)s9ur $¨ZtFsù
tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èu‹n=sù ª!$# šúïÏ%©!$#
(#qè%y‰|¹ £`yJn=÷èu‹s9ur tûüÎ/É‹»s3ø9$# ÇÌÈ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman",
sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia
Salah satu bentuk asesmen yang biasa digunakan dalam evaluasi mata pelajaran IPA adalah
asesmen esai. Tes berupa esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih
jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas.
Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka
(extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada
kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-
idenya dan menuliskan jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas,
peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan faktual,
(2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya
secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta
didik lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus
dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memahami tentang essay assesment sehingga dengan adanya
makalah ini dapat membantu para pendidik untuk memahami bagaimana mengaplikasikan essay
assesment dalam proses pembelajaran di kelas.
C. Manfaat Penulisan
Selesainya makalah essay assesment ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang baik di kelas sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun,
mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam bahasa sendiri. Tes essay sendiri sering menuntut penggunaan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
Tes uraian/esai adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban
atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes
secara naratif. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang
yang menmbuat butir soal, tetapi dikonstruksi oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan atau
menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Asesmen esai merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dengan cara membangun sendiri jawaban dan tanggapan atas masalah atau
pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban. Asesmen esai dapat menilai penguasaan
siswa dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan bahan referensi, ataupun dalam pemecahan
masalah.
Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur
organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan cara
mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam asesmen esai siswa harus menyusun
responnya sendiri. Usaha siswa dalam mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila
diterapkan dalam proses pengajaran IPA.
Dengan demikian, asesmen esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. Proses
asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut dapat
memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:
b) Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban diberikan skor tertentu,
serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan.
d) Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai untuk mendapatkan
nilai tertentu.
Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru tentang
kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen di kelas,
antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang kurang efektif untuk
diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui secara pasti kegiatan belajar seperti apa
yang kurang berhasil dengan baik.
Tabel 1. Perbedaan Tes esai (Essay test) Vs asesmen Esai (Assessment essay)
Tes esai adalah Butir soal yang Assesment essay adalah salah satu bentuk
mengandung pertanyaan atau tugas asesesmen berbasis kompetensi yang
yang jawaban atau pengerjaan soal merupakan alternatif untuk digunakan dalam
tersebut harus dilakukan dengan cara penilaian pembelajaran. Assessment essay
mengekspresikan pikiran peserta tes. bertujuan untuk menilai proses pembelajaran
yang dijalankan guru dan mengukur
pencapaian kompetensi siswa
Ciri khas tes essay adalah jawaban Ciri khas asesmen esai adalah merupakan
terhadap soal tersebut tidak disediakan metodologi pengumpulan informasi tentang
oleh orang yang mengkonstruksikan proses dan hasil pembelajaran siswa dengan
butir soal, tetapi harus dipasok oleh menggunakan alat ukur berbetuk tes essay
peserta tes Setiap peserta tes dapat (uraian) (Marhaeni, 2007)
memilih, menghubungkan dan
menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian esai (asesmen essay) untuk
menilai proses pembelajaran yang dijalankan guru dan mengukur pencapaian kompetensi siswa
dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan bahan referensi, ataupun dalam pemecahan
masalah. Sedangkan untuk melakukan asesmen esai digunakan alat ukurnya berupa tes esai, tes
yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dengan cara membangun sendiri jawaban dan
tanggapan atas masalah atau pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban.
Tes essay mungkin tampak lebih mudah untuk ditulis dari pada pilihan ganda dan jenis tes
lainnya, tetapi menulis pertanyaan essay yang efektif membutuhkan banyak pemikiran dan
perencanaan. Jika pertanyaan essay tidak jelas, maka akan jauh lebih sulit bagi siswa untuk
menjawabnya, dan pembuat soal akan kesulitan dalam melakukan asesmen. Pertanyaan essay yang
baik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Dapat memandu bagaimana siswa harus mengkonstruksi respon mereka, tetapi bukan memberikan
jawaban pertanyaan
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan mencakup
format isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian ini harus menentukan batas jawaban yang
dikehendaki.
Jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir tidak ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan
yang luas sekali untuk mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan
dalam menjawab soal tersebut. Jadi jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, tetapi tetap focus dan
terorganisisr.
Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur
organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan cara
mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam asesmen esai siswa harus menyusun
responnya sendiri. Usaha siswa dalam mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila
diterapkan dalam proses pengajaran IPA.
Dengan demikian, asesmen esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. Proses
asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut dapat
memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:
b. Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban diberikan skor tertentu,
serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan.
d. Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai untuk mendapatkan
nilai tertentu.
Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru tentang
kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen di kelas,
antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang kurang efektif untuk
diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui secara pasti kegiatan belajar seperti apa
yang kurang berhasil dengan baik.
Asesmen esai memiliki perbedaan dalam banyak hal jika dibandingkan dengan asesmen
respon terbatas. Dalam asesmen respon terbatas, penilaian bukan merupakan suatu masalah karena
dalam asesmen respon terbatas hanya menyediakan 2 jawaban yaitu benar atau salah, sehingga
jawaban benar menghasilkan sebuah nilai. Berbeda halnya dengan asesmen esai yang memerlukan
peran profesional yang lebih besar dalam penilaiannya.
Subjektivitas dalam asesmen berbentuk esai antara lain disebabkan karena pertimbangan
profesional memberi peranan besar tidak hanya dalam proses pembuatan soal tetapi juga dalam
prosedur pemberian skor. Dalam hal ini, banyak sekali kemungkinan yang dapat menyebabkan bias
dalam asesmen sehingga skor yang diperoleh tidak menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya. Hal ini berarti bahwa, pengguna asesmen esai harus dua kali lebih waspada terhadap
masalah yang akan dihadapi. Penilaian yang subjektif dalam asesmen esai dengan cara yang
sistematis dapat menjadikan asesmen esai sebagai suatu alat yang serbaguna.
Asesmen dalam bentuk esai yang menyandarkan pada penilaian (judgement) yang
profesional untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, dapat memberikan hasil yang berkualitas yang
menunjukkan kepada pembelajaran yang efektif dan perolehan yang tinggi hanya jika dikembangkan
dengan hati-hati berdasarkan pada peraturan yang menggunakan prosedur yang seharusnya.
Dengan penyusunan soal yang baik serta pemilihan kriteria pemilihan skor yang tepat, maka
kemampuan siswa akan terukur dengan baik.
Dalam asesmen esai ini terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a. Menetapkan target pencapaian yang mendasari.
b. Memilih komponen-komponen yang dapat mengarahkan target menjadi bagian dalam asesmen
Apabila guru tidak benar-benar mengenal asesmen yang digunakan dan/atau tidak
mengenal target perolehan yang ingin di ases, guru tersebut akan mengalami resiko salah dalam
mengukur dan tentunya siswa akan merasakan akibatnya, seperti frustasi, miskonsepsi, dan
mengurangi semangat belajar siswa.
1. Tes essay dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks, artinya hasil belajar
yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari
yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan kata
yang dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan kemampuan
mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir
tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu
membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan
kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan terarah, maka kemampuan
tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat
kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca,
penyusunan paragraf dan susunan rangkain paragraf dalam suatu keutuhan pikiran.
3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan
kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut
kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri. Untuk dapat
mengekspresikan pemahaman dan penguasaan bahan dalam jawaban tes, maka bentuk tes
uraian menuntut penguasaan bahan secara utuh. Penguasaan bahan yang tanggung atau
parsial dapat dideteksi dengan mudah. Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik
peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes
secara tuntas. Seorang peserta tes yang mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan
parsial akan tidak mampu menjawab soal dengan benar atau akan berusaha dengan cara
membual.
4. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal. Kemudahan ini
terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Jumlah butir soal tidak perlu banyak
b. Kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga
akan sangat menghemat waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat
dikontruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih sederhana dari
kaidah penyusunan tes objektif.
5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakn kebaikan sekaligus
kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan guru
untuk belajar dan mengajar, serta menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian
diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan
meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan
tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk
tulisan yang dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi
siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.
Tes uraian di samping memiliki kelebihan terdapat pula kelemahan-kelemahannya, yaitu :
1. Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama
atau tes yang parallel yang diuji ulang beberapa kali. Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129)
terdapat tiga hal yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan
sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang
cukup ketat. Ketiga, subjektifitas penilaian yang dilakukan oleh pemeriksa tes.
2. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang banyak.
4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan prestasi
belajar siswa
Esai asesmen memiliki kontribusi potensial untuk membuat dimensi utama dalam menilai
pembelajaran siswa yang terbagi menjadi enam kategori, yaitu :
Banyak ahli yang tidak menyarankan penggunaan esai untuk menilai penguasaan materi
pada siswa, jika targetnya adalah konten (materi) yang harus diingat atau yang bersifat hafalan.
Menggunakan bentuk asesmen respon terbatas merupakan pilihan yang lebih efisien untuk menilai
hal seperti itu. Sedangkan soal berbentuk esai jauh lebih efektif apabila digunakan dalam
mengungkap aspek pengetahuan yang lebih tinggi.
Bentuk tes respon terbatas lebih efisien daripada esai untuk menilai pengetahuan, dalam hal
ini terdapat dua alasan. Pertama, kita dapat bertanya dengan pertanyaan pilihan berganda yang
lebih banyak dalam setiap unit waktu tes daripada menggunakan pertanyaan esai, karena waktu
untuk menjawab pertanyaan pilihan berganda lebih singkat. Kita dapat menyediakan sampel yang
lebih luas jika menggunakan bentuk tes respon terbatas dibandingkan dengan tes bentuk esai.
Alasan kedua yaitu menilai jawaban dari bentuk respon terbatas lebih cepat dibandingkan dengan
penilaian esai.
Jika kita ingin menilai pengetahuan yang lebih rumit dan membutuhkan suatu referensi, kita
dapat menggunakan tes open-book. Dengan asesmen esai, kita mencari gambaran dari pengetahuan
kognitif yang dimiliki siswa. Kelemahan utama dari bentuk respon terbatas adalah bahwa tes respon
terbatas membuat pengetahuan siswa menjadi terbagi-bagi, pengetahuan dikuasai tetapi tidak
terintegrasi sebagai satu kesatuan. Asesmen esai dapat mengatasi masalah tersebut dengan efektif.
Jadi, asesmen esai tepat digunakan jika guru ingin mengetahui penguasaan pengetahuan pada siswa
jika materi yang diteskan saling berhubungan satu sama lain.
Para ahli setuju bahwa kekuatan asesmen esai adalah dapat menilai alasan. Pada saat tes,
kita dapat menghadirkan masalah yang rumit yang meminta siswa untuk menggunakan materi
pengetahuan yang mereka punya sekaligus keterampilan siswa membuat alasan dalam sebuah
pemecahan masalah.
a. Asesor harus memiliki pandangan yang sangat baik mengenai berfikir, beralasan, dan/atau dalam
pemecahan masalah.
c. Asesor yang memberikan tes, harus menghadirkan masalah yang baru bagi siswa pada saat asesmen
berlangsung (masalah yang belum dihapal oleh siswa).
Tetapi bagaimanapun, terdapat beberapa hasil keterampilan yang bisa diraih oleh asesmen
bentuk esai. Misalnya, kita dapat menggunakan esai untuk menilai penguasaan dari beberapa
pengetahuan yang rumit dan mungkin bahkan untuk menilai keterampilan pemecahan masalah yang
merupakan prasyarat bagi keterampilan dalam suatu performansi.
Contohnya, jika siswa tidak mampu menjawab apa saja fungsi dari alat laboratorium yang
digunakan dalam lab sains yang digunakan untuk sebuah percobaan, tidak mungkin siswa tersebut
dapat dengan berhasil melakukan pekerjaan lab/eksperimen tersebut. Pertanyaan esai dapat
digunakan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi prasyarat atau belum.
Soal esai dapat digunakan untuk menilai pemahaman siswa tentang proses pembuatan
suatu produk yang berkualitas. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan asesmen
berbentuk esai pada aspek ini adalah bahwa pengetahuan tentang kriteria suatu produk yang
bermutu tidak sama dengan kemampuan dalam membuat produk tersebut.
Jika nilai keberhasilan siswa memiliki target dimana siswa dapat membuat suatu produk
tertentu yang memiliki atribut tertentu yang dapat dinilai, maka cara yang paling sesuai adalah siswa
harus benar-benar membuat sebuah produk yang dapat kita evaluasi berdasarkan standar kualitas
tertentu.
Namun demikian, esai berperan untuk mengetahui apakah siswa mengetahui dan
memahami bagaimana proses pembuatan produk yang berkualitas. Atau esai mungkin dapat
menyediakan wawasan terhadap kesadaran siswa terhadap kriteria atau atribut kunci dari kualitas
sebuah produk. Dalam hal ini asesmen dapat bermanfaat dalam konteks kelas dimana kompetensi
dasar terbangun, jika kita tetap selalu sadar akan fakta bahwa kemampuan untuk menulis tentang
sebuah produk yang baik dan mampu menciptakan produk tersebut merupakan hasil yang berbeda.
Satu jenis produk yang sering kita minta kepada siswa adalah untuk membuat sebuah
tulisan. Produk tulisan tersebut dapat dinilai dalam tes bentuk esai, laporan percobaan, tugas
makalah, dan lain-lain. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk lain dari tes bentuk esai untuk
menilai pengetahuan yang memiliki struktur lebih luas dan/atau cara berikir yang lebih rumit.
Ketika siswa mengerjakan sebuah tes esai, maka kriteria evaluasinya akan fokus pada
penguasaan siswa pada jenis pengetahuan dan/atau alasan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan dengan baik. Tetapi jika menulis merupakan sebuah media untuk menghasilkan sebuah
produk karya ilmiah, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hasil adalah bentuk dari hasil
tulisan tersebut, isi serta kemampuan memberikan alasan. Kemampuan siswa berkomunikasi secara
tertulis dapat dinilai dari cara mengorganisir data, kalimat yang digunakan, pilihan kata-kata, suara
(apakah sifat dari penulis keluar dalam tulisan), cara penyajian tabel, grafik, dan penjelasannya serta
faktor-faktor penting lainnya.
Hasil tulisan dari siswa dapat menyediakan jalan untuk mengungkapkan perasaan siswa
terhadap suatu pembelajaran. Ketika siswa ditanyakan pertanyaan yang spesifik mengenai arah dan
intensitas dari perasaan yang siswa alami terhadap sebuah proses dalam pembelajaran, dalam
sebuah lingkungan yang dapat dipercaya dimana kejujuran dapat diterima, maka siswa dapat
memberikan informasi kepada guru mengenai sikap, ketertarikan, tingkat, dan nilai motivasi siswa.
Kuesioner dengan pertanyaan terbuka dapat menghasilkan tulisan siswa yang penuh dengan
wawasan yang sangat penting mengenai iklim sikap dan sosial dalam sebuah sekolah atau kelas.
Berdasarkan hal tersebut, esai asesmen merupakan alat yang serbaguna. Asesmen esai
dapat menyediakan informasi yang sangat berguna untuk berbagai target penilaian. Kita dapat
menggunakannya untuk menilai penguasaan siswa terhadap suatu materi yang memiliki struktur
pengetahuan yang lebih luas. Selain itu, dengan asesmen esai juga dapat membuka kemampuan
siswa dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah. Dengan asesmen bentuk esai, guru
dapat menilai penguasaan siswa terhadap pengetahuan prosedur yang rumit yang merupakan
prasyarat bagi keterampilan yang akan ditampilkan dan/atau untuk mengetahui penguasaan dalam
proses dari pembuatan sebuah produk. Dan pada akhirnya, dengan asesmen bentuk esai kita dapat
mengeksplorasi sifat siswa dalam cara yang kaya dan berguna melalui hasil tulisan dari siswa.
Proses merancang dan mengembangkan sebuah esai asesmen meliputi tiga langkah, yaitu:
1. Perencanaan Asesmen
Dalam asesmen esai, target akan mencerminkan baik komponen pengetahuan maupun
jenis-jenis alasan yang akan digunakan oleh responden. Kita memiliki dua pilihan untuk memulainya,
yaitu dengan tabel spesifikasi tes atau dengan daftar tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan tabel spesifikasi, sel dalam tabel berisi skor dari hasil tes terhadap
suatu isi atau kombinasi alasan, bukan jumlah tes yang dilakukan oleh siswa. Berikut merupakan
contoh tabel spesifikasi tentang soal/tes bentuk esai dibandingkan dengan tes respon terbatas, serta
asesmen kinerja.
Asesmen Esai 10 10 10 30
Asesmen Kinerja 0 20 40 40
Total 20 40 40 100
Berdasarkan tabel tersebut tampak jelas bahwa dalam perencanaan, asesmen kinerja lebih
mengalami penekanan dibandingkan dengan kedua asesmen lain. Asesmen kinerja
memerlukan inference (penarikan kesimpulan) dan evaluation (evaluasi). Jika kita menggunakan soal
dengan nilai masing-masing 10, maka diperlukan 10 soal yang dapat merefleksikan prioritas-prioritas
tersebut. Dalam hal ini nilai-nilai yang sama dapat diubah ke dalam tujuan instruksional. Kita dapat
memilih tabel spesifikasi atau daftar tujuan pembelajaran yang akan kita pergunakan sebagai acuan,
tidak perlu keduanya.
Tabel spesifikasi sering juga disebut sebagai kisi-kisi atau blue print. Bentuknya berupa tabel
yang memuat perincian materi, tingkah laku serta preposisi yang dikehendaki penilai.
Faktor-faktor konteks yang mempengaruhi dalam penggunaan asesmen esai, antara lain:
b. Ketersediaan latihan esai berkualitas yang telah dikembangkan dengan kriteria penilaiannya.
d. Jumlah latihan yang diperlukan untuk mencobakan materi dan waktu untuk merespon yang
diperlukan untuk diberikan skor.
e. Lamanya waktu yang diperlukan untuk membaca dan mengevaluasi respon yang dihasilkan.
Soal-soal esai menunjukkan sampling pada dua elemen kunci yaitu pengetahuan yang sudah
ada (dari memori atau referensi) dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan
menggunakan pengetahuan dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan menggunakan
pengetahuan.
Dalam soal-soal esai, unit pengetahuan yang digunakan ukurannya lebih besar, serta lebih
inklusif bila dibandingkan dengan pengetahuan sebagai bahan soal berbentuk pilihan ganda.
Meskipun demikian, cakupan materi asesmen bentuk esai lebih kecil bila dibandingkan dengan
asesmen pilihan ganda.
Untuk menyukseskan penggunaan asesmen esai ini, harus dilakukan persiapan yang sangat
matang dalam latihan menulis yang dapat menantang responden untuk memaparkan tugas dengan
masalah baru secara lengkap. Pengembangan latihan esai harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi materi yang akan disajikan. Hal ini berarti menetapkan sejumlah pengetahuan
spesifik siswa sebagai respon yang diharapkan.
c. Arahkan jawaban kepada jawaban yang kita harapkan tanpa memberikan petunjuk jawaban.
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan soal-soal esai, yaitu:
a. Apakah pertanyaan memerlukan jawaban yang ringkas, respon apa yang terutama diharapkan?
b. Apakah pertanyaan mudah dipahami sehingga pembaca yang memiliki kemampuan kurang
sekalipun dapat memahaminya?
c. Apakah anda memiliki keyakinan bahwa ahli yang qualified di lapangan akan setuju dengan definisi
respon logis anda? Ini merupakan penilaian panggilan
e. Apakah kita memberikan satu set pertanyaan untuk seluruh responden? Apabila terdapat beberapa
set pertanyaan yang berbeda jangan pernah memberikan pilihan kepada mereka untuk memilih soal.
Berikut merupakan gagasan akhir untuk pengembangan latihan, yaitu jika kita ingin
menggunakan esai untuk menilai keterampilan siswa memberikan alasan, tetapi kita tidak yakin
bahwa siswa memiliki tingkat pengetahuan yang sama, sediakan pengetahuan yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut dan lihat apakah siswa dapat memanfaatkan pengetahuan yang
telah diberikan tersebut atau tidak.
Banyak guru yang memberikan skor esai dengan standar yang kurang jelas. Mereka tidak
membuat jawaban terlebih dahulu, tetapi menunggu jawaban yang akan diberikan oleh siswa. Hal ini
menyebabkan standar yang digunakan bergantung pada kemampuan siswa dalam kelompok
sehingga siswa yang memperoleh skor yang tinggi tidak berarti menguasai target yang ditetapkan
dengan baik. Padahal kriteria standar merupakan aspek penting dalam pemberian skor yang tepat
dan lebih akurat. Pada umumnya penilaian evaluatif dalam menentukan nilai suatu soal dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Dengan daftar check
Membuat daftar indikator yang spesifik dan memberikan nilai pada indikator spesifik
tersebut, lalu penilaian dilakukan memberikan nilai tersebut pada jawaban siswa jika sesuai dengan
indikator-indikator yang telah didaftar tersebut.
Dilakukan dengan menentukan nilai untuk satu atau lebih keterampilan yang merupakan
suatu rangkaian dalam bentuk skala. Misalnya skala lima poin menentukan lima tingkat dari sebuah
keterampilan.
Nilai Tinggi 5 Jawaban yang diberikan jelas, fokus, dan akurat. Dapat menggambarkan
suatu hubungan dengan baik dan wawasan yang penting digunakan.
3 Jawaban yang diberikan jelas dan agak focus, tetapi kurang akurat.
Hubungan yang digambarkan kurang jelas, dan hanya menunjukkan
beberapa wawasan penting.
Nilai Rendah 1 Jawaban yang diberikan meleset, mengandung informasi yang tidak
akurat, atau menunjukkan kekurangan penguasaan materi. Gambaran
yang ditunjukkan tidak jelas, tidak menggunakan wawasan yang
diinginkan.
Penilaian dengan skala lebih subjektif dibandingkan dengan daftar check. Terdapat tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam penilaian menggunakan nilai skala, yaitu:
a. Tentukan arti dari kesuksesan siswa dalam bentuk skala yang meningkat dalam asesmen.
Dengan semua metoda asesmen, cara utama yang harus dilakukan dalam memadukan esai
asesmen ke dalam proses belajar mengajar adalah dengan mencocokkan asesmen dengan
pengajaran, dengan meyakinkan bahwa hal-hal yang diajarkan dan dipelajari sesuai dengan hal-hal
yang diases.
Guru memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Suatu asesmen dapat lebih efektif apabila dilakuakn dalam proses alamiah siswa
belajar di dalam kelas, tanpa adanya suatu tekanan. Dengan demikian kemampuan siswa yang
terungkap dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
Cara lainnya yang esensial dalam mengintegrasikan asesmen dengan pengajaran adalah
dengan cara melibatkan siswa sebagai partner penuh dalam proses asesmen mereka sendiri serta
dalam proses penilaian prestasi belajar mereka. Siswa hendaknya dilibatkan dalam self
assessment sehingga dengan demikian terjadi kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam
pelaksanaan asesmen pada kegiatan belajar mengajar.
BAB III
IMPLEMENTASI
A. Rubrik Essay Assessment
FAIL
First Upper Middle Lower
Kriteria bawah 40
70% + 60-69% 50-59% 40-49 %
%
kesalahan kutipan
akademik
Mahasiswa : ................................................
Tanggal : ............................................................
Informasi
pengucapan, relevan samar, tidak relevan,
tidak benar
Struktur
Interpretasi
2. Rumusan soal
Dalam pengukuran kedalaman laut, gelombang
ultrasonic akan terdeteksi kembali 1 sekon setelah
dipancarkan, dengan kedalaman laut 1000 m.
Tentukanlah kedalaman lautnya, jika gelombang
ultrasonic terdeteksi kembali dalam waktu 1,2 sekon.
PENYELESAIAN:
t1 = 1 s
Ditanyakan: s2
Jawab:
b. Partial Credit
c. No Credit
Soal esai tes sekolah di atas dapat kita kategorikan ke dalam jenis tes uraian terbatas. Karena
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan mencakup
format isi, dan ruang lingkup jawaban.
Menilik pada rumusan soal PISA, dimana soal-soal PISA mempunyai karakteristik unik, yaitu
disajikan informasi dalam bentuk bacaan atau teks, baru diikuti dengan pertanyaan.Seringkali pula
sebelum pertanyaan, diberikan sejumlah informasi tambahan sehingga mereka masih harus
menafsirkan maksud pertanyaannya.Selain diberikan informasi dalam bentuk bacaan, cukup banyak
soal yang informasinya disajikan dalam bentuk grafik.Siswa diminta untuk memberikan jawaban,
seperti pada soal yang terdapat di atas. Soal dimulai dengan penyajian informasi singkat yang
menambah wawasan.
Soal yang digunakan di sekolah seperti contoh di atas dapat dikategorikan terlalu focus,
singkat dan sederhana. Jika kembali ke teori perumusan essai test, soal di atas sudah memenuhi
faktor penting dalam perencanaan soal-soal esay. Soal sudah dibantu dengan memberikan gambar
yang dapat membantu siswa dalam menalar penyelesaiannya. Bagi siswa yang berkemampuan agak
rendah akan sangat terbantu dengan gambar tersebut.karena ia dapat memperkirakan jarak yang
akan ditempuh oleh gelombang yang dimunculkan oleh kapal. Kekurangan dari soal esai sekolah di
atas jika dibandingkan dengan soal PISA adalah kurangnya informasi pendukung yang dapat
menambah wawasan bagi siswa. Selain itu, soal tersebut belum mampu mengeksplor siswa untuk
berfikir kritis. Hal tersebut dapat kita perbaiki menjadi:
Essay Question:
Dalam sebuah pengukuran kedalaman laut, gelombang ultrasonic yang dipancarkan dari
sebuah kapal akan terdeteksi kembali 1 sekon setelah dipancarkan, dengan kedalaman laut 1000 m.
a. Bagaimanakah cara mengukur suhu dan tekanan pada lapisan epilimnion, termoklin dan lapisan
hipolimnion
c. Berapakah perkiraan kedalaman lautan jika gelombang ultrasonic tersebut terdeteksi kembali dalam
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-
response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan
yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan
menuliskan jawabannya.
3. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik mendemonstrasikan
kecakapannya untuk : (1) menyebutkan pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan
faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren.
4. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada
bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang
harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen
otentik.
5. Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun,
menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri
buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi.
Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan
penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. Namun hal
ini dapat diminimalkan melalui penggunaan rubrik penilaian, dan penilai ganda (inter-rater).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Stiggins. 1994. Student Centered Classroom Assesment. Macmillan College Publishing Company: New
York.k
Reiner, Christian M. et.al. 2002. Preparing Effective Essay Questions: A Self-directed Workbook for
Educators. New Forums Press
Evisapinatul Bahriah. 2012. Asesmen
Esai. https://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/asesmen-esai/ (Diakses 5 Maret 2015)
http://fcit.usf.edu/assessment/constructed/constructb.html
BERBAGI
Komentar
2. jurnal ICT 1 jurnal ICT 2jurnal ICT 3 (matriks perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian)
8. angket validitas get it
9. angket praktikalitas get it
evaluasi
BERBAGI
POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
Mengenai Saya
Ritha Desmawati
KUNJUNGI PROFIL
Blog Archive
Laporkan Penyalahgunaan
Diberdayakan oleh Blogger