Anda di halaman 1dari 29

Rita Desmawati

great resonansi

Pages

 Beranda

assessment essay
Mei 19, 2015

Makalah 6

Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran

Fisika

tentang

ESSAY ASSESSMENT

 
Oleh:
Rita Desmawati
14175029

Dosen:
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Djusmaini Djamas, M.Si.

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

          Tiada ucapan yang lebih pantas diucapkan setiap makhluk kepada

khaliknya selain ucapan “Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin” atas segala limpahan

rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga

selalu tercurah untuk Rasulullah dan keluarganya, para sahabat, tabi’ dan

tabi’in, serta umat beliau.

          Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua yang telah memberikan

motivasi ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu Prof. Dr.

Festiyed, MS, beserta Ibu Dr. Djusmaini Djamas, M.Si., yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis dalam penyusunan tugas ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata

kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika serta untuk

menambah pengetahuan, khususnya penulis sendiri. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa makalah ini tidak terlepas dari khilaf dan kealfaan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

dosen pembimbing khususnya serta para pembaca umumnya.

          Hanya kepada Allah SWT. kita berharap, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca. karena hanya

Allah pengijabah segala doa dan harapan hamba-Nya.

                                                                                Padang,  Maret 2015


                  
                                                                                                                                     
Penulis

DAFTAR ISI

KATA ENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ii
ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang................................................................... 1

B.   Tujuan Penulisan................................................................ 2

C.   Manfaat Penulisan............................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


A.   Essay Test vs Essay Assessment........................................... 3

B.   Kriteria dan Jenis Essay Test............................................... 5

C.   Subjektivitas dalam Essay Assessment................................ 7

D.   Keunggulan dan Kelemahan Essay Assesment................... 8


E.   Target Yang Dapat Dinilai dalam Essay Assesment.......... 10
F.    Merancang dan Mengembangkan Essay Assessment........ 14
G.  Memadukan Essay Assessment  Dengan Pembelajaran..... 18
BAB III PEMBAHASAN
A.   Rubrik Essay Assessment..................................................... 19

B.   Format Penilaian Essay Assessment..................................... 21

C.   Contoh Soal Essay................................................................. 22

D.   Contoh Soal Essay PISA........................................................ 23

E.   Analisis Perbandingan.......................................................... 24

BAB IV PENUTUP
        A. Kesimpulan...................................................................... 26

        B. 27
Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 28
iii
 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam
pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al.,
1992:95; Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangya meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru
dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal, sebagaimana dikemukakan
oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut.

“A general term enhancing all methods customarily used to appraise performance of an


individual pupil or group. It may refer to a broad appraisal including many sources of evidence and
many aspect of pupil’s knowledge, understanding, skills and attitudes; An assess-ment instrument
may be any method and procedure, formal or in-formal, for producing information about pupil….”

Visi asesmen yang digambarkan oleh National Science Education Standards, asesmen


merupakan mekanisme feedback primer dalam sistem pendidikan sains. Sebagai contoh, data
asesmen yang diperoleh dari siswa merupakan feedback tentang sebaik apakah siswa dapat
mencapai tujuan yang diharapkan guru atau orang tua mereka., feedback dengan guru yaitu sebaik
apakah siswa mereka belajar, feedback bagi lembaga yaitu sebaik apakah efektivitas guru dan
program yang dijalankan, dan feedback bagi pembuat kebijakan yaitu sebaik apakah kebijakan
mereka berjalan. Feedback tersebut menuntun perubahan dalam sistem pendidikan sains dengan
menstimulasi perubahan dalam kebijakan, menuntun pengembangan guru yang profesional, dan
mendorong siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka terhadap sains.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3 :

Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#u=|
ä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ ô‰s)s9ur $¨ZtFsù
tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èu‹n=sù ª!$# šúïÏ%©!$# 
(#qè%y‰|¹ £`yJn=÷èu‹s9ur tûüÎ/É‹»s3ø9$# ÇÌÈ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman",

sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum

mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia

mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS: 29:2-3)

Salah satu bentuk asesmen yang biasa digunakan dalam evaluasi mata pelajaran IPA adalah
asesmen esai.            Tes berupa esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih
jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas.

            Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka
(extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada
kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-
idenya dan menuliskan jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas,
peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan faktual,
(2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya
secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta
didik lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus
dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik.

B.     Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memahami tentang essay assesment  sehingga dengan adanya
makalah ini dapat membantu para pendidik untuk memahami bagaimana mengaplikasikan essay
assesment dalam proses pembelajaran di kelas.

C.    Manfaat Penulisan

            Selesainya makalah essay assesment ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang baik di kelas sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan. 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Essay Test dan  Essay Assessment

1.      Pengertian essay test

Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun,
mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam bahasa sendiri. Tes essay sendiri sering menuntut penggunaan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis dan evaluasi.

Tes uraian/esai adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban
atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes
secara naratif. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang
yang menmbuat butir soal, tetapi dikonstruksi oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan atau
menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

2.      Pengertian essay assessment

Asesmen esai merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dengan cara membangun sendiri jawaban dan tanggapan atas masalah atau
pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban. Asesmen esai dapat menilai penguasaan
siswa dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan bahan referensi, ataupun dalam pemecahan
masalah.
Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur
organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan cara
mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam asesmen esai siswa harus menyusun
responnya sendiri. Usaha siswa dalam mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila
diterapkan dalam proses pengajaran IPA.

Dengan demikian, asesmen esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. Proses
asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut dapat
memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:

a)      Memberikan nilai pada tiap bagian jawaban mereka

b)      Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban diberikan skor tertentu,
serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan.

c)      Memberikan total nilai terhadap jawaban

d)     Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai untuk mendapatkan
nilai tertentu.

Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru tentang
kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen di kelas,
antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang kurang efektif untuk
diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui secara pasti kegiatan belajar seperti apa
yang kurang berhasil dengan baik.

Tabel 1. Perbedaan Tes esai (Essay test) Vs asesmen Esai (Assessment essay)

Tes essai (Essay test) Asesmen Essai (Assessment essay)

Tes esai adalah Butir soal yang Assesment essay  adalah salah satu bentuk
mengandung pertanyaan atau tugas asesesmen berbasis kompetensi yang
yang jawaban atau pengerjaan soal merupakan alternatif untuk digunakan dalam
tersebut harus dilakukan dengan cara penilaian pembelajaran. Assessment essay
mengekspresikan pikiran peserta tes. bertujuan untuk menilai proses pembelajaran
yang dijalankan guru dan mengukur
pencapaian kompetensi siswa

Ciri khas tes essay adalah jawaban Ciri khas asesmen esai adalah merupakan
terhadap soal tersebut tidak disediakan metodologi pengumpulan informasi tentang
oleh orang yang mengkonstruksikan proses dan hasil pembelajaran siswa dengan
butir soal, tetapi harus dipasok oleh menggunakan alat ukur berbetuk tes essay
peserta tes Setiap peserta tes dapat (uraian) (Marhaeni, 2007)
memilih, menghubungkan dan
menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan kata-katanya sendiri

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian esai (asesmen essay) untuk
menilai proses pembelajaran yang dijalankan guru dan mengukur pencapaian kompetensi siswa
dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan bahan referensi, ataupun dalam pemecahan
masalah. Sedangkan untuk melakukan asesmen esai digunakan alat ukurnya berupa tes esai, tes
yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dengan cara membangun sendiri jawaban dan
tanggapan atas masalah atau pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban.

B.     Kriteria dan Jenis Essay Test

Tes essay mungkin tampak lebih mudah untuk ditulis dari pada pilihan ganda dan jenis tes
lainnya, tetapi menulis pertanyaan essay yang efektif membutuhkan banyak pemikiran dan
perencanaan. Jika pertanyaan essay tidak jelas, maka akan jauh lebih sulit bagi siswa untuk
menjawabnya, dan pembuat soal akan kesulitan dalam melakukan asesmen. Pertanyaan essay yang
baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Dapat memandu bagaimana siswa harus mengkonstruksi respon mereka, tetapi bukan memberikan
jawaban pertanyaan

2.      Dapat memberikan informasi tentang bobot pertanyaan

3.      Dapat menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi

4.      Respon siswa dapat ditulis lebih dari satu kalimat

Pertanyaan esai dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:

1.      Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Essays)

Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan mencakup
format isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian ini harus menentukan batas jawaban yang
dikehendaki.

2.      Tes Uraian Bebas (Extended Response Essays)

Jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir tidak ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan
yang luas sekali untuk mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan
dalam menjawab soal tersebut. Jadi jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, tetapi tetap focus dan
terorganisisr.

Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur
organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan cara
mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam asesmen esai siswa harus menyusun
responnya sendiri. Usaha siswa dalam mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila
diterapkan dalam proses pengajaran IPA.

Dengan demikian, asesmen esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. Proses
asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut dapat
memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:

a.       Memberikan nilai pada tiap bagian jawaban mereka

b.      Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban diberikan skor tertentu,
serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan.

c.       Memberikan total nilai terhadap jawaban

d.      Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai untuk mendapatkan
nilai tertentu.

Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru tentang
kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen di kelas,
antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang kurang efektif untuk
diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui secara pasti kegiatan belajar seperti apa
yang kurang berhasil dengan baik.

C.    Subjektivitas dalam  Essay Assessment

Asesmen esai memiliki perbedaan dalam banyak hal jika dibandingkan dengan asesmen
respon terbatas. Dalam asesmen respon terbatas, penilaian bukan merupakan suatu masalah karena
dalam asesmen respon terbatas hanya menyediakan 2 jawaban yaitu benar atau salah, sehingga
jawaban benar menghasilkan sebuah nilai. Berbeda halnya dengan asesmen esai yang memerlukan
peran profesional yang lebih besar dalam penilaiannya.

Subjektivitas dalam asesmen berbentuk esai antara lain disebabkan karena pertimbangan
profesional memberi peranan besar tidak hanya dalam proses pembuatan soal tetapi juga dalam
prosedur pemberian skor. Dalam hal ini, banyak sekali kemungkinan yang dapat menyebabkan bias
dalam asesmen sehingga skor yang diperoleh tidak menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya. Hal ini berarti bahwa, pengguna asesmen esai harus dua kali lebih waspada terhadap
masalah yang akan dihadapi. Penilaian yang subjektif dalam asesmen esai dengan cara yang
sistematis dapat menjadikan asesmen esai sebagai suatu alat yang serbaguna.

Asesmen dalam bentuk esai yang menyandarkan pada penilaian (judgement) yang
profesional untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, dapat memberikan hasil yang berkualitas yang
menunjukkan kepada pembelajaran yang efektif dan perolehan yang tinggi hanya jika dikembangkan
dengan hati-hati berdasarkan pada peraturan yang menggunakan prosedur yang seharusnya.
Dengan penyusunan soal yang baik serta pemilihan kriteria pemilihan skor yang tepat, maka
kemampuan siswa akan terukur dengan baik.

Dalam asesmen esai ini terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a.       Menetapkan target pencapaian yang mendasari.

b.      Memilih komponen-komponen yang dapat mengarahkan target menjadi bagian dalam asesmen

c.       Menyiapkan latihan soal berbentuk esai

d.      Merancang kriteria penilaian

e.       Melaksanakan proses penilaian

Apabila guru tidak benar-benar mengenal asesmen yang digunakan dan/atau tidak
mengenal target perolehan yang ingin di ases, guru tersebut akan mengalami resiko salah dalam
mengukur dan tentunya siswa akan merasakan akibatnya, seperti frustasi, miskonsepsi, dan
mengurangi semangat belajar siswa.

D.    Keunggulan dan Kelemahan Essay Assessment

Adapun kelebihan soal essay adalah :

1. Tes essay dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks, artinya hasil belajar
yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari
yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan kata
yang dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan kemampuan
mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir
tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu
membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan
kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan terarah, maka kemampuan
tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat
kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca,
penyusunan paragraf dan susunan rangkain paragraf dalam suatu keutuhan pikiran.
3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan
kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut
kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri. Untuk dapat
mengekspresikan pemahaman dan penguasaan bahan dalam jawaban tes, maka bentuk tes
uraian menuntut penguasaan bahan secara utuh. Penguasaan bahan yang tanggung atau
parsial dapat dideteksi dengan mudah. Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik
peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes
secara tuntas. Seorang peserta tes yang mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan
parsial akan tidak mampu menjawab soal dengan benar atau akan berusaha dengan cara
membual.
4. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal. Kemudahan ini
terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a.       Jumlah butir soal tidak perlu banyak

b.      Kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga
akan sangat menghemat waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat
dikontruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih sederhana dari
kaidah penyusunan tes objektif.

5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakn kebaikan sekaligus
kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan guru
untuk belajar dan mengajar, serta menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian
diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan
meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan
tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk
tulisan yang dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi
siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.
Tes uraian di samping memiliki kelebihan terdapat pula kelemahan-kelemahannya, yaitu :

1.      Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama
atau tes yang parallel yang diuji ulang beberapa kali. Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129)
terdapat tiga hal yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan
sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang
cukup ketat. Ketiga, subjektifitas penilaian yang dilakukan oleh pemeriksa tes.

2.      Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang banyak.

3.      Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.

4.      Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan prestasi
belajar siswa

E.     Target yang Dapat Dinilai dalam Essay Assessment

Esai asesmen memiliki kontribusi potensial untuk membuat dimensi utama dalam menilai
pembelajaran siswa yang terbagi menjadi enam kategori, yaitu :

1.      Menilai Pengetahuan (Assessing Knowledge)

Banyak ahli yang tidak menyarankan penggunaan esai untuk menilai penguasaan materi
pada siswa, jika targetnya adalah konten (materi) yang harus diingat atau yang bersifat hafalan.
Menggunakan bentuk asesmen respon terbatas merupakan pilihan yang lebih efisien untuk menilai
hal seperti itu. Sedangkan soal berbentuk esai jauh lebih efektif apabila digunakan dalam
mengungkap aspek pengetahuan yang lebih tinggi.

Bentuk tes respon terbatas lebih efisien daripada esai untuk menilai pengetahuan, dalam hal
ini terdapat dua alasan. Pertama, kita dapat bertanya dengan pertanyaan pilihan berganda yang
lebih banyak dalam setiap unit waktu tes daripada menggunakan pertanyaan esai, karena waktu
untuk menjawab pertanyaan pilihan berganda lebih singkat. Kita dapat menyediakan sampel yang
lebih luas jika menggunakan bentuk tes respon terbatas dibandingkan dengan tes bentuk esai.
Alasan kedua yaitu menilai jawaban dari bentuk respon terbatas lebih cepat dibandingkan dengan
penilaian esai.

Jika kita ingin menilai pengetahuan yang lebih rumit dan membutuhkan suatu referensi, kita
dapat menggunakan tes open-book. Dengan asesmen esai, kita mencari gambaran dari pengetahuan
kognitif yang dimiliki siswa. Kelemahan utama dari bentuk respon terbatas adalah bahwa tes respon
terbatas membuat pengetahuan siswa menjadi terbagi-bagi, pengetahuan dikuasai tetapi tidak
terintegrasi sebagai satu kesatuan. Asesmen esai dapat mengatasi masalah tersebut dengan efektif.
Jadi,  asesmen esai tepat digunakan jika guru ingin mengetahui penguasaan pengetahuan pada siswa
jika materi yang diteskan saling berhubungan satu sama lain.

2.      Menilai Kemampuan dalam Memberikan Alasan (Reasoning Assessment)

Para ahli setuju bahwa kekuatan  asesmen esai adalah dapat menilai alasan. Pada saat tes,
kita dapat menghadirkan masalah yang rumit yang meminta siswa untuk menggunakan materi
pengetahuan yang mereka punya sekaligus keterampilan siswa membuat alasan dalam sebuah
pemecahan masalah.

Kita dapat meminta siswa untuk menganalisis, membandingkan, menarik kesimpulan,


dan/atau berfikir secara kritis terhadap suatu materi. Lebih jauh lagi kita dapat menghadirkan
masalah yang memerlukan gabungan materi dari subjek yang berbeda, atau memerlukan aplikasi
dari berbagai bentuk alasan. Perlu diingat bahwa kunci dari kesuksesan menilai cara berfikir siswa
menggunakan bentuk esai ini memiliki kunci yang sama seperti pada bentuk asesmen respon
terbatas, yaitu:

a.       Asesor harus memiliki pandangan yang sangat baik mengenai berfikir, beralasan, dan/atau dalam
pemecahan masalah.

b.      Asesor harus mengetahui bagaimana caranya menterjemahkan pandangan tersebut ke dalam


bentuk kriteria penilaian yang jelas dan fokus terhadap apa yang harus dinilai.

c.       Asesor yang memberikan tes, harus menghadirkan masalah yang baru bagi siswa pada saat asesmen
berlangsung (masalah yang belum dihapal oleh siswa).

3.      Menilai Keterampilan (Assessing Skill)

Keberhasilan siswa memiliki dalam mendemonstrasikan keterampilan tertentu hanya dapat


dinilai dengan cara mengobservasi performansinya secara aktual/langsung. Dalam menilai
keterampilan tidak mungkin digunakan bentuk tes esai. Tes bentuk esai tidak akan autentik lagi dan
tidak dapat menggambarkan performansi yang sebenarnya secara akurat.

Tetapi bagaimanapun, terdapat beberapa hasil keterampilan yang bisa diraih oleh asesmen
bentuk esai. Misalnya, kita dapat menggunakan esai untuk menilai penguasaan dari beberapa
pengetahuan yang rumit dan mungkin bahkan untuk menilai keterampilan pemecahan masalah yang
merupakan prasyarat bagi keterampilan dalam suatu performansi.
Contohnya, jika siswa tidak mampu menjawab apa saja fungsi dari alat laboratorium yang
digunakan dalam lab sains yang digunakan untuk sebuah percobaan, tidak mungkin siswa tersebut
dapat dengan berhasil melakukan pekerjaan lab/eksperimen tersebut. Pertanyaan esai dapat
digunakan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi prasyarat atau belum.

4.      Menilai Produk (Assessing Product)

Soal esai dapat digunakan untuk menilai pemahaman siswa tentang proses pembuatan
suatu produk yang berkualitas. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan asesmen
berbentuk esai pada aspek ini adalah bahwa pengetahuan tentang kriteria suatu produk yang
bermutu tidak sama dengan kemampuan dalam membuat produk tersebut.

Jika nilai keberhasilan siswa memiliki target dimana siswa dapat membuat suatu produk
tertentu yang memiliki atribut tertentu yang dapat dinilai, maka cara yang paling sesuai adalah siswa
harus benar-benar membuat sebuah produk yang dapat kita evaluasi berdasarkan standar kualitas
tertentu.

Namun demikian, esai berperan untuk mengetahui apakah siswa mengetahui dan
memahami bagaimana proses pembuatan produk yang berkualitas. Atau esai  mungkin dapat
menyediakan wawasan terhadap kesadaran siswa terhadap kriteria  atau atribut kunci dari kualitas
sebuah produk. Dalam hal ini asesmen dapat bermanfaat dalam konteks kelas dimana kompetensi
dasar terbangun, jika kita tetap selalu sadar akan fakta bahwa kemampuan untuk menulis tentang
sebuah produk yang baik dan mampu menciptakan produk tersebut merupakan hasil yang berbeda.

5.      Menilai Tulisan sebagai Produk (Assessing Writing as a Product)

Satu jenis produk yang sering kita minta kepada siswa adalah untuk membuat sebuah
tulisan. Produk tulisan tersebut dapat dinilai dalam tes bentuk esai, laporan percobaan, tugas
makalah, dan lain-lain. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk lain dari tes bentuk esai untuk
menilai pengetahuan yang memiliki struktur lebih luas dan/atau cara berikir yang lebih rumit.

Ketika siswa mengerjakan sebuah tes esai, maka kriteria evaluasinya akan fokus pada
penguasaan siswa pada jenis pengetahuan dan/atau alasan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan dengan baik. Tetapi jika menulis merupakan sebuah media untuk menghasilkan sebuah
produk karya ilmiah, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hasil adalah bentuk dari hasil
tulisan tersebut, isi serta kemampuan memberikan alasan. Kemampuan siswa berkomunikasi secara
tertulis dapat dinilai dari cara mengorganisir data, kalimat yang digunakan, pilihan kata-kata, suara
(apakah sifat dari penulis keluar dalam tulisan), cara penyajian tabel, grafik, dan penjelasannya serta
faktor-faktor penting lainnya.

6.      Menilai Sikap (Assesing Affect)

Hasil tulisan dari siswa dapat menyediakan jalan untuk mengungkapkan perasaan siswa
terhadap suatu pembelajaran. Ketika siswa ditanyakan pertanyaan yang spesifik mengenai arah dan
intensitas dari perasaan yang siswa alami terhadap sebuah proses dalam pembelajaran, dalam
sebuah lingkungan yang dapat dipercaya dimana kejujuran dapat diterima, maka siswa dapat
memberikan informasi kepada guru mengenai sikap, ketertarikan, tingkat, dan nilai motivasi siswa.
Kuesioner dengan pertanyaan terbuka dapat menghasilkan tulisan siswa yang penuh dengan
wawasan yang sangat penting mengenai iklim sikap dan sosial dalam sebuah sekolah atau kelas.

Berdasarkan hal tersebut, esai asesmen merupakan alat yang serbaguna. Asesmen  esai
dapat menyediakan informasi yang sangat berguna untuk berbagai target penilaian. Kita dapat
menggunakannya untuk menilai penguasaan siswa terhadap suatu materi yang memiliki struktur
pengetahuan yang lebih luas. Selain itu, dengan  asesmen esai juga dapat membuka kemampuan
siswa dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah. Dengan asesmen bentuk esai, guru
dapat menilai penguasaan siswa terhadap pengetahuan prosedur yang rumit yang merupakan
prasyarat bagi keterampilan yang akan ditampilkan dan/atau untuk mengetahui penguasaan dalam
proses dari pembuatan sebuah produk. Dan pada akhirnya, dengan asesmen bentuk esai kita dapat
mengeksplorasi sifat siswa dalam cara yang kaya dan berguna melalui hasil tulisan dari siswa.

F.     Merancang dan Mengembangkan Essay Assessment

Proses merancang dan mengembangkan sebuah esai asesmen meliputi tiga langkah, yaitu:

1.      Perencanaan Asesmen

Dalam  asesmen esai, target akan mencerminkan baik komponen pengetahuan maupun
jenis-jenis alasan yang akan digunakan oleh responden. Kita memiliki dua pilihan untuk memulainya,
yaitu dengan tabel spesifikasi tes atau dengan daftar tujuan pembelajaran.

Dengan menggunakan tabel spesifikasi, sel dalam tabel berisi skor dari hasil tes terhadap
suatu isi atau kombinasi alasan, bukan jumlah tes yang dilakukan oleh siswa. Berikut merupakan
contoh tabel spesifikasi tentang soal/tes bentuk esai dibandingkan dengan tes respon terbatas, serta
asesmen kinerja.

Tabel 1. Spesifikasi Untuk Tes Esai

Isi Recall Inference Evaluasi Total

Asesmen Respon Terbatas 10 10 10 30

Asesmen Esai 10 10 10 30

Asesmen Kinerja 0 20 40 40

Total 20 40 40 100

Berdasarkan tabel tersebut tampak jelas bahwa dalam perencanaan, asesmen kinerja lebih
mengalami penekanan dibandingkan dengan kedua asesmen lain. Asesmen kinerja
memerlukan inference (penarikan kesimpulan) dan evaluation (evaluasi). Jika kita menggunakan soal
dengan nilai masing-masing 10, maka diperlukan 10 soal yang dapat merefleksikan prioritas-prioritas
tersebut. Dalam hal ini nilai-nilai yang sama dapat diubah ke dalam tujuan instruksional. Kita dapat
memilih tabel spesifikasi atau daftar tujuan pembelajaran yang akan kita pergunakan sebagai acuan,
tidak perlu keduanya.
Tabel spesifikasi sering juga disebut sebagai kisi-kisi atau blue print. Bentuknya berupa tabel
yang memuat perincian materi, tingkah laku serta preposisi yang dikehendaki penilai.

Faktor-faktor konteks yang mempengaruhi dalam penggunaan  asesmen esai, antara lain:

a.       Tingkat keterampilan responden dalam menulis

b.      Ketersediaan latihan esai berkualitas yang telah dikembangkan dengan kriteria penilaiannya.

c.       Jumlah siswa yang akan dievaluasi

d.      Jumlah latihan yang diperlukan untuk mencobakan materi dan waktu untuk merespon yang
diperlukan untuk diberikan skor.

e.       Lamanya waktu yang diperlukan untuk membaca dan mengevaluasi respon yang dihasilkan.

f.       Sampling Prestasi Belajar Siswa dengan Esai

Soal-soal esai menunjukkan sampling pada dua elemen kunci yaitu pengetahuan yang sudah
ada (dari memori atau referensi) dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan
menggunakan pengetahuan dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan menggunakan
pengetahuan.

Dalam soal-soal esai, unit pengetahuan yang digunakan ukurannya lebih besar, serta lebih
inklusif bila dibandingkan dengan pengetahuan sebagai bahan soal berbentuk pilihan ganda.
Meskipun demikian, cakupan materi asesmen bentuk esai lebih kecil bila dibandingkan dengan
asesmen pilihan ganda.

Setiap tujuan instruksional membentuk kerangka sampling. Komponen-komponen dari


pengetahuan serta contoh-contoh aplikasi dari bermacam-macam pemikiran diambil oleh setiap
tujuan instruksional. Sebagai contoh, dibawah tujuan pertama kita dapat menanyakan tentang
beberapa tipe dari format tes. Pada tujuan yang kedua, memungkinkan untuk menanyakan tentang
kemampuan menarik kesimpulan. Sebagai tujuan yang ketiga kita memiliki sejumlah besar sampel
asesmen kinerja yang dapat diperlihatkan untuk evaluasi.

2.       Pengembangan Latihan Esai

Untuk menyukseskan penggunaan asesmen esai ini, harus dilakukan persiapan yang sangat
matang dalam latihan menulis yang dapat menantang responden untuk memaparkan tugas dengan
masalah baru secara lengkap. Pengembangan latihan esai harus meliputi hal-hal sebagai berikut:

a.       Mengidentifikasi materi yang akan disajikan. Hal ini berarti menetapkan sejumlah pengetahuan
spesifik siswa sebagai respon yang diharapkan.

b.      Spesifikasi jenis alasan atau problem solving yang harus dilakukan responden.

c.       Arahkan jawaban kepada jawaban yang kita harapkan tanpa memberikan petunjuk jawaban.

Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan soal-soal esai, yaitu:

a.       Apakah pertanyaan memerlukan jawaban yang ringkas, respon apa yang terutama diharapkan?
b.      Apakah pertanyaan mudah dipahami sehingga pembaca yang memiliki kemampuan kurang
sekalipun dapat memahaminya?

c.       Apakah anda memiliki keyakinan bahwa ahli yang qualified  di lapangan akan setuju dengan definisi
respon logis anda? Ini merupakan penilaian panggilan

d.      Apakah unsur-unsur yang akan kita nilai jelas kriterianya?

e.       Apakah kita memberikan satu set pertanyaan untuk seluruh responden? Apabila terdapat beberapa
set pertanyaan yang berbeda jangan pernah memberikan pilihan kepada mereka untuk memilih soal.

Berikut merupakan gagasan akhir untuk pengembangan latihan, yaitu jika kita ingin
menggunakan esai untuk menilai keterampilan siswa memberikan alasan, tetapi kita tidak yakin
bahwa siswa memiliki tingkat pengetahuan yang sama, sediakan pengetahuan yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut dan lihat apakah siswa dapat memanfaatkan pengetahuan yang
telah diberikan tersebut atau tidak.

3.       Penilaian Esai (Pemberian Skor Esai)

Banyak guru yang memberikan skor esai dengan standar yang kurang jelas. Mereka tidak
membuat jawaban terlebih dahulu, tetapi menunggu jawaban yang akan diberikan oleh siswa. Hal ini
menyebabkan standar yang digunakan bergantung pada kemampuan siswa dalam kelompok
sehingga siswa yang memperoleh skor yang tinggi tidak berarti menguasai target yang ditetapkan
dengan baik. Padahal kriteria standar merupakan aspek penting dalam pemberian skor yang tepat
dan lebih akurat. Pada umumnya penilaian evaluatif dalam menentukan nilai suatu soal dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a.        Dengan daftar check

Membuat daftar indikator yang spesifik dan memberikan nilai pada indikator spesifik
tersebut, lalu penilaian dilakukan memberikan nilai tersebut pada jawaban siswa jika sesuai dengan
indikator-indikator yang telah didaftar tersebut.

b.      Dengan skala penilaian

Dilakukan dengan menentukan nilai untuk satu atau lebih keterampilan yang merupakan
suatu rangkaian dalam bentuk skala. Misalnya skala lima poin menentukan lima tingkat dari sebuah
keterampilan.

Contoh penggunaan skala penilaian yaitu:

Nilai Tinggi 5 Jawaban yang diberikan jelas, fokus, dan akurat. Dapat menggambarkan
suatu hubungan dengan baik dan wawasan yang penting digunakan.

3 Jawaban yang diberikan jelas dan agak focus, tetapi kurang akurat.
Hubungan yang digambarkan kurang jelas, dan hanya menunjukkan
beberapa wawasan penting.

Nilai Rendah 1 Jawaban yang diberikan meleset, mengandung informasi yang tidak
akurat, atau menunjukkan kekurangan penguasaan materi. Gambaran
yang ditunjukkan tidak jelas, tidak menggunakan wawasan yang
diinginkan.

Penilaian dengan skala lebih subjektif dibandingkan dengan daftar check. Terdapat tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam penilaian menggunakan nilai skala, yaitu:

a.       Tentukan arti dari kesuksesan siswa dalam bentuk skala yang meningkat dalam asesmen.

b.      Berikan contoh kepada siswa yang mengilustrasikan perbedaan dari skala.

c.       Menyediakan latihan yang baik dengan standar yang telah ditentukan.

G.    Memadukan Essay Assessment  dengan Pembelajaran

Dengan semua metoda asesmen, cara utama yang harus dilakukan dalam memadukan esai
asesmen ke dalam proses belajar mengajar adalah dengan mencocokkan asesmen dengan
pengajaran, dengan meyakinkan bahwa hal-hal yang diajarkan dan dipelajari sesuai dengan hal-hal
yang diases.

Guru memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Suatu asesmen dapat lebih efektif apabila dilakuakn dalam proses alamiah siswa
belajar di dalam kelas, tanpa adanya suatu tekanan. Dengan demikian kemampuan siswa yang
terungkap dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.

Cara lainnya yang esensial dalam mengintegrasikan asesmen dengan pengajaran adalah
dengan cara melibatkan siswa sebagai partner penuh dalam proses asesmen mereka sendiri serta
dalam proses penilaian prestasi belajar mereka. Siswa hendaknya dilibatkan dalam self
assessment sehingga dengan demikian terjadi kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam
pelaksanaan asesmen pada kegiatan belajar mengajar.

Memadukan asesmen dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara :

1.      Mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran kepada siswa

2.      Menyepakati prosedur asesmen yang digunakan serta kriteria penilaiannya

3.      Mendiskusikan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil maksimal

4.      Melaksanakan kegiatan asesmen sesuai dengan perencanaan dan kesepakatan bersama


(pengumpulan data)

5.      Memberikan umpan balik

6.      Analisis dan pelaporan

7.      Menganalisis data yang telah dikumpulkan

8.      Memadukan hasil analisis dari berbagai data yang didapat

9.      Menerapkan kriteria penilaian akhir


10.  Melaporkan hasil asesmen.

BAB III

IMPLEMENTASI

A.    Rubrik Essay Assessment

FAIL
First Upper Middle Lower
Kriteria bawah 40
70% + 60-69% 50-59% 40-49 %
%

Informasi Detil, Detil, akurat  Umunya Terbatas Sangat


akurat, relevan akurat dan pengetahua terbatas ,
relevan, relevan. n, dengan dengan
poin kunci Tapi beberapa banyak
didsorot mungkin kesenjangan kesalahan
beberapa yang dan
kesenjangan signifikan kesenjanga
atau materi dan / atau n.
yang tidak kesalahan .
relevan

struktur Tegas Umumnya Tidak selalu Argumen kacau ,


berpendapa jelas jelas dan terbelakang tidak
t, logis, berendapat logis. dan tidak koheren .
mudah dan logis Mungkin sepenuhnya
diikuti terlalu
dipengaruhi
oleh
literature
sekunder
daripada
persyaratan
dari topic

interpretasi Bukti luas, Upaya untuk Sedikit Cukup Sepenuhny


pemikiran melampaui upaya untuk dangkal dan a derivatif ,
FAIL
First Upper Middle Lower
Kriteria bawah 40
70% + 60-69% 50-59% 40-49 %
%

independen ide-ide melampaui umumnya umumnya


, dan disajikan atau derivatif dan dangkal
analisis dalm mengkritik tidak kritis
kritis literature literature
sekunder sekunder

Penggunaa Poin-poin Kebanyakan Beberapa Beberapa Sedikit atau


n bukti penting poin bahan disebutkan, tidak ada
didukung disalurkan ilustrasi tetapi tidak bukti yang
dengan dengan bukti tetapi tidak terintegrasi dibahas.
bukti, kritis yang relevan harus dipilih ke dalam
dievalasi dengan baik presentasi
dan tidak atau
kritis dievaluasi .
dievaluasi .

Keterampil Jelas, hidup, Umumnya Beberapa Tidak selalu Clumsy ,


an imajinatif jelas, hidup: gangguan jelas atau terputus-
presentasi menggunaka presentasi mudah putus , sulit
n alat bantu tetapi diikuti ; untuk
visual yang umumnya imajinatif diikuti,
tepat; bukti kompeten , dan tidak kusam ,
yang baik jangkauan menarik ; keterkaitan
dan terbatas miskin sangat
penerapan keterampila menggunak miskin teks
keterampilan n TI tetapi an dan
IT mereka kemampuan ilustrasi ;
yang bekerja IT . penggunaa
digunakan n sangat
untuk miskin
standar keterampila
yang dapat n IT .
diterima

Referensi Penggunaa Baik Sebuah Beberapa Sepenuhny


akademik n konvensi penggunaan upaya yang upaya yang a tidak ada
referensi konvensi wajar dalam menunjukka atau sangat
akademik referensi menggunak n sumber buruk
akademik an konvensi telah dieksekusi
kutipan digunakan , dengan
akademik tetapi banyak
tetapi sedikit bukti kesalahan
beberapa pemahaman
inkonsistens suara
i atau konvensi
FAIL
First Upper Middle Lower
Kriteria bawah 40
70% + 60-69% 50-59% 40-49 %
%

kesalahan kutipan
akademik

B.     Format Penilaian Essay Asessment


FORMAT PENILAIAN

Mahasiswa      : ................................................

Unit judul       : ..................................................

Tanggal           : ............................................................

Informasi
pengucapan, relevan samar, tidak relevan,
tidak benar
Struktur

Koheren , logis kacau , tidak lengkap

Interpretasi

Mutakhir, asli Dangkal,sempit, tidak


asli
Rentang Bukti

Teladan yang bagus Beberapa sumber ,


dari berbagai sumber yang dipilih buruk
sekunder primer
Penggunaan Bukti

Artikulasi argumen Tidak jelas, ilustrasi


diilustrasikan dengan buruk
baik
Keterampilan
Presentasi
terputus-putus,         IT
Imajinatif, lemah
penggunaan IT baik
Mengacu akademik

Teladan Absen atau dieksekusi


buruk
Fitur terbaik dari esai :

Saran untuk perbaikan :

C.    Contoh essay test

1. Target Pencapaian kompetensi


Materi Teknik Bentuk
No Indikator Indikator soal
Pokok Penilaian Penilaian

1.      Merefleksikan Disajikan data


prinsip cepat mengenai hasil
rambat pengukuran
gelombang bunyi kedalaman laut,
untuk mengukur siswa dapat
Gelombang Tes
kedalaman laut menentukan Essay
Bunyi tertulis
kadalaman laut
dengan
membandingkan
hasil pengukuran
sebelumnya

2. Rumusan soal
Dalam pengukuran kedalaman laut, gelombang
ultrasonic akan terdeteksi kembali 1 sekon setelah
dipancarkan, dengan kedalaman laut 1000 m.
Tentukanlah kedalaman lautnya, jika gelombang
ultrasonic terdeteksi kembali dalam waktu 1,2 sekon.
PENYELESAIAN:

Diketahui:             s1 = 1.000 m

                  t1 = 1 s

                  t2 = 1,2 s

Ditanyakan: s2

Jawab:

D.    Contoh Soal Essay PISA


Pedoman Penskoran Soal PISA

E.     Analisis Perbandingan Soal Essay PISA dan Soal Essay Sekolah

Kriteria Pembanding Soal Essay Sekolah Soal Essay PISA

Essay Test ·         Fokus pada pemecahan soal ·         Menuntut banyak


dan aplikasi rumus kemampuan untuk menalar

·         Jawaban soal sudah pasti ·         Jawaban siswa bisa


bervariasi asalkan
memenuhi kriteria

Essay Assessment ·        Setiap langkah pengerjaan soal·       Pedoman penskoran PISA:


memiliki nilai
a.       Full Credit

b.      Partial Credit

c.       No Credit
Soal esai tes sekolah di atas dapat kita kategorikan ke dalam jenis tes uraian terbatas. Karena
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan mencakup
format isi, dan ruang lingkup jawaban.

Menilik pada rumusan soal PISA, dimana soal-soal PISA mempunyai karakteristik unik, yaitu
disajikan informasi dalam bentuk bacaan atau teks, baru diikuti dengan pertanyaan.Seringkali pula
sebelum pertanyaan, diberikan sejumlah informasi tambahan sehingga mereka masih harus
menafsirkan maksud pertanyaannya.Selain diberikan informasi dalam bentuk bacaan, cukup banyak
soal yang informasinya disajikan dalam bentuk grafik.Siswa diminta untuk memberikan jawaban,
seperti pada soal yang terdapat di atas. Soal dimulai dengan penyajian informasi singkat yang
menambah wawasan.

Soal yang digunakan di sekolah seperti contoh di atas dapat dikategorikan terlalu focus,
singkat dan sederhana. Jika kembali ke teori perumusan essai test, soal di atas sudah memenuhi
faktor penting dalam perencanaan soal-soal esay. Soal sudah dibantu dengan memberikan gambar
yang dapat membantu siswa dalam menalar penyelesaiannya. Bagi siswa yang berkemampuan agak
rendah akan sangat terbantu dengan gambar tersebut.karena ia dapat memperkirakan jarak yang
akan ditempuh oleh gelombang yang dimunculkan oleh kapal. Kekurangan dari soal esai sekolah di
atas  jika dibandingkan dengan soal PISA adalah kurangnya informasi pendukung yang dapat
menambah wawasan bagi siswa. Selain itu, soal tersebut belum mampu mengeksplor siswa untuk
berfikir kritis. Hal tersebut dapat kita perbaiki menjadi:
Essay Question:

Banyak hal yang dapat ditentukan dengan mengetahui


kedalaman laut. Seperti mengukur suhu perairan di
Indonesia. Sebaran suhu secara menegak ( vertikal)
diperairan Indonesia terbagi atas tiga lapisan, yakni
lapisan hangat di bagian teratas atau lapisan
epilimnion dimana pada lapisan ini gradien suhu
berubah secara perlahan, lapisan termoklin yaitu
lapisan dimana gradien suhu berubah secara cepat
sesuai dengan pertambahan kedalaman, lapisan dingin
di bawah lapisan termoklin yang disebut juga lapisan
hipolimnion dimana suhu air laut konstan sebesar 4ºC.
Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu yaitu
perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk setiap pertambahan kedalaman satu
meter (Nontji,1987) Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam, suhu
akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang
masuk kedalam perairan. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar
antara 2°C – 4°C (Hutagalung, 1988) Kedalaman air laut biasanya diukur dengan menggunakan echo
sounder atau CTD (Conductivity, Temperature, Depth). Alat ini memancarkan gelombang bunyi
berupa bunyi ultrasonic ke dalam laut dengan kelajuan tertentu.

Dalam sebuah pengukuran kedalaman laut, gelombang ultrasonic yang dipancarkan dari
sebuah kapal akan terdeteksi kembali 1 sekon setelah dipancarkan, dengan kedalaman laut 1000 m.
a.       Bagaimanakah cara mengukur suhu dan tekanan pada lapisan epilimnion, termoklin dan lapisan

hipolimnion

b.      Bagaimana proses pengukuran kedalaman laut jika menggunakan gelombang ultrasonic?

c.       Berapakah perkiraan kedalaman lautan jika gelombang ultrasonic tersebut terdeteksi kembali dalam

waktu 1,2 sekon.

d.                        Bagaimanakah keadaan suhu pada kedalaman tersebut? (skor masing-masing 2 poin)

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Tes esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan, dan


mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih jawaban, akan tetapi
memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas.

2.      Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-
response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan
yang diberikan kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan
menuliskan jawabannya.

3.      Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik mendemonstrasikan
kecakapannya untuk : (1) menyebutkan pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan
faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren.

4.      Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada
bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang
harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen
otentik.

5.      Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun,
menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri
buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi.
Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan
penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. Namun hal
ini dapat diminimalkan melalui penggunaan rubrik penilaian, dan penilai ganda (inter-rater).

B.     Saran

Pada pembelajaran fisika di kelas, diharapkan guru dapat mengaplikasikan essay


assesment  dan lebih memperhatikan bagaimana aturan dalam essay assesment ini, maka
diharapkan para guru atau pendidik senantiasa mempelajari bagaimana penggunaan dan
pelaksanaan yang sesungguhnya sehingga semua bentuk soal dapat lebih terarah dan mudah
dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Classroom Assessment. [Online].

Tersedia: http://fcit.usf.edu/assessment/selected/response.html (Diakses 2 Maret 2015)

AEU. ____. Classroom Assessment. Asia E University.

Stiggins. 1994. Student Centered Classroom Assesment. Macmillan College Publishing Company: New

York.k

Reiner, Christian M. et.al. 2002. Preparing Effective Essay Questions: A Self-directed Workbook for
Educators. New Forums Press

Evisapinatul Bahriah. 2012. Asesmen
Esai. https://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/asesmen-esai/ (Diakses 5 Maret 2015)

http://fcit.usf.edu/assessment/constructed/constructb.html
BERBAGI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

meddia pembelajaran ICT


Juni 01, 2015

Tugas semester media pembelajaran fisika:

1. perkembangan media pembelajaran berbasis ICT get it:

2. jurnal ICT 1 jurnal ICT 2jurnal ICT 3 (matriks perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian)

3. presentasi yang baik get it

4. teori pembelajaran individual get it

5. PPt presentasi oleh guru get it


6. PPt untuk pembelajaran individual get it

7. skenario untuk presentasi get it

8. angket validitas get it

9. angket praktikalitas get it

evaluasi

BERBAGI
 POSTING KOMENTAR

BACA SELENGKAPNYA

Mengenai Saya

Ritha Desmawati
KUNJUNGI PROFIL

Blog Archive
Laporkan Penyalahgunaan
 Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh mayo5

Anda mungkin juga menyukai