Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL


(PKP)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS III TENTANG PERKALIAN BERSUSUN PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE JARIMATIKA
DI SD INPRES LABAPU

OLEH
ESAU KANDE
NIM: 824 675 894

PROGRAM STUDI S-1 PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR
KABUPATEN ALOR
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Nama Mahasiswa : ESAU KANDE


NIM : 824 675 894
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Inpres Labapu
Jumlah Siklus Pembelajaran : Dua Kali
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, Kamis, 6 April 2017
Siklus II, Selasa, 18 April 2017
Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

1. Siswa kurang mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan


pembelajaran Jarimatika
2. Rendahnya pemahaman siswa tentang pembelajaran Jarimatika
3. siswa mengalami kesulitan dalam menghafal dan mengerjakan perkalian
bersusun.

Mengetahui Kalabahi, 18 Mei 2017


Supervisor 1 Mahasiswa

Dorji Hinadaka, S.Pd SD ESAU KANDE


NIP. 19691104 199903 2 005 NIM : 824 675 894

Mengesahkan
Pengelolah UT Pokjar Alor

YAKOBUS O. MOANLEY
NIP: 19650105 19851 1 001

2
LEMBARAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik


pemantapan kemampuan profesional (PKP) yang saya susun sebagai saran untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada program studi S1 PGSD Universits Terbuka
(UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah di tuliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti laporan PKP ini bukan hasil hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian bagian tertentu, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik yang sepantasnya.

Kalabahi, 18 Mei 2017


Yang membuat pernyataan

ESAU KANDE
NIM. 824 675 894

3
KATA PENGANTAR

Tujuan Pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut maka, peneliti
ingin mengubah pola pembelajaran di SD Inpres Labapu Kecamatan Alor Timur
Kabupaten Alor.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) program S1 PGSD, fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka Tahun 2017 dan juga
melatihan profesionalitas penulis.

Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa Tak ada gading yang tak retak)
demikian juga laporan ini tak ada kesempuatan tanpa adanya campuran dari
semua pihak oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini peneliti
dengan penuh ketulusan hati menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar besarnya kepada :

1. Kepala dan Para Staf UPBJJ UT Kupang yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk menempuh ilmu di bangku kuliah.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor yang sudah memberi ijin kepada
penulis untuk mengikuti kuliah di Universitas Terbuka.
3. Bapak. Yakobus Moanley sebagai Ketua Pokjar Alor yang sudah membantu
penulis dalam berbagai kebutuhan perkuliahan.
4. Ibu Supiana,S.Th sebagai Kepala Sekolah Dasar Inpres Labapu yang telah
memberikan kesempatan Kepada penulis untuk melaksanakan Praktek
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
5. Teman teman guru yang telah memberikan saran dan pendapat pada penulis
6. Rekan rekan Mahasiswa yang telah membantu penulis dalam penulisan
laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

4
7. Terkhususnya keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan doa demi
keberhasilan penulis, semoga Tuhan selalu memberkati mereka semua.
Dengan berbalut doa dan harapan semoga jerih payah Bapak/Ibu saudara
saudari yang telah membantu baik moril maupun materil yang dipersembahkan
pada praktikan demi terselesainya laporan ini, kiranya Tuhan Yang Maha Esa
dapat melimpahkan berkat dan rahmat-Nya pada kita sekalian.

Akhirnya penulis menyadari akan segala kekurangan dan kelemahan dari


laporan ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi sempurnanya laporan ini.

Penulis,

5
DAFTAR ISI

HLM
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
E. Manfaat Perbaikan ..............................................................................4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 6
A. Hakekat Belajar .............................................................................. 6
B. Pengertian Pembelajaran Matematika ............................................. 7
C. Pengertian Metode Jerimatik .......................................................... 8
D. Minat Belajar matematika .............................................................. 8
E. Hipotesis ......................................................................................... 9
BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN............................................................. 10
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 10
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ....................................... 10
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 12
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ....................... 12
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran .................................................................................. 14
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 30
A. Simpulan ........................................................................................ 30
B. Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 32
LAMPIRAN LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lembar Observasi Kerja Siswa ................................................... 18


Tabel 2. Hasil Analisis Belajar .................................................................. 19
Tabel 3. Analisis ketuntasan Pra Siklus .................................................... 20
Tabel 4. Lembar Observasi Kerja Siswa Siklus I ..................................... 21
Tabel 5. Hasil Analisis belajar Siklus I .................................................... 23
Tabel 6. Analisis Ketuntasan Siklus I ....................................................... 24
Tabel 7. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Perbaikan
Pembelajaran Siklus I ................................................................. 25
Tabel 8. Lembar Penilaian Kemampuan Merencanakan
Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................ 26
Tabel 9. Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan
Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................ 29
Tabel. 10. Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Perbaikan
Pembelajaran Siklus II ................................................................ 32
Tabel 11. Lembar Penilaian Kemampuan Merencanakan
Perbaikan Pembelajaran Siklus II ............................................... 33
Tabel 12. Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan
Perbaikan Pembelajaran Siklus II ............................................... 35
Tabel 13. Lembar Observasi Kerja Siklus II ............................................... 39
Tabel 14. Hasil Analisis Belajar Siklus II ................................................... 40
Tabel 15. Analisis ketuntasan Siklus II ....................................................... 41
Tabel 16. Rekapan Perkembangan Hasil Belajar Siswa dan
Perbandingan Angka Antara Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II ................................................................... 42

7
DAFTAR GAMBAR

Profil Hasil Perbaikan Pembelajaran

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 28

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Kesediaan Supervisor Sebagai Pembimbing

Lampiran II Surat Pernyataan Mahasiswa Bebas Plagiat

Lampiran III Perencana PKP

Lampiran IV a. RPP Pra Siklus

b. RRP Perbaikan Siklus I

c. RRP Perbaikan Siklus II

d. Lembar Observasi Oleh Pengamat (Supervisor II)

e. Jurnal Pembimbing

f. Hasil Pekerjaan Murid yang terbaik dan terburuk per

siklus

9
ABSTRAK

10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tantangan perkembangan global kini dan hari esok sangat berpengaruh


pada pendidikan formal, maka sudah sepantasnya sedikitnya sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan formal untuk menciptakan manusia yang berilmu,
berbudi pekerti , berakhlak mulai serta memiliki keterampilan dan dituntut
bekerja secara profesiaonal serta berdaya saing dan menghasilkan generasi
hari esok yang memiliki kecerdasan majemuk dan berkembang secara
harmonis dan optimal, sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
relevan serta bervariasi.

Menurut M.Noor Syam ( 1984 ) berpendapat bahwa pendidikan adalah


lembaga yang mampu membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan- perubahan cultur zaman demi suveinya manusia. Belajar dan
pembelajaran dilakukan di SD Inpres Labapu cukup baik, namun pelajaran
matematika menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Hal
ini disebabkan oleh sebagian faktor yang mempengaruhi seperti
ketidakmampuan daya pikir siswa untuk cepat tangkap terhadap materi
tertentu yang diajarkan, dari cara guru atau sebaliknya dari cara mengajar guru
yang kurang divariasikan dengan media atau metode yang mampu menarik
minat siswa. praktikan dalam pembelajaran juga mengacu pada prinsip belajar
sepanjang hayat dengan bertumbuh pada empat pilar pendidikan universal
yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri dan
belajar hidup dalam kebersamaan. Beranjak dari empat pilat diatas maka
belajar dapat diartikan sebagai perolehan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Secara tradisional atau secara umum belajar diartikan sebagai kegiatan
mengingat atau menghafal bahan pelajaran yang diajarkan oleh guru. itulah
sebabnya, seringkali kata belajar disebut pula Berguru .

11
Selama proses pembelajaran berlangsung terlihat beberapa siswa yang
kurang berfokus pada materi yang diajarkan, karena sekolah dasar sebagai
pelajar pemula Ilmu matematika, akan lebih sulit sehingga kebanyakan siswa
kurang berminat untuk belajar. Oleh karena itu yang diperoleh kurang
memuaskan atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM).

Disamping itu belajar mengajar merupakan suatu keharusan yang harus


dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui apa yang belum diketahui. Belajar
juga dikemukakan oleh Gegne ( 1984) : Mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses dimana satu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman belajar juga diartikan suatu aktivitas yang sengaja dilakukan
oleh individu agar terjadi perubahan diri, dengan belajar anak yang awalnya
tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu untuk
menjadi lebih terampil. Dari beberapa pengertian tersebut di atas terdapat tiga
pokok dala belajar yaitu Proses, perubahan dan pengalaman.

Dalam pelaksanaan praktis pemantapan kemampuan profesional ( PKP)


yang dilakukan pada SD Inpres Labapu, dalam proses pembelajarn praktikan
mengharapkan 100% siswa dapat menguasai materi tentang perkalian
bersusun, namun pada kenyataannya jauh dari harapan, setelah melakukan
evaluasi, hasil yang diperoleh adalah dari 15 siswa atau 60% siswa belum
menguasai materi, sedangkan 40% siswa sejalan telah memahami materi yang
diiajarkan. Walaupun dalam proses pembelajaran praktikan telah melakukan
berbagai cara baik dalam sistem menghafal maupun dengan menyanyikan lagu
perkalian satu hingga seepuluh, namun cara ini belum membuahkan hasil yang
maksimal, upaya untuk mengatasi masalah ini adalah praktikan mencoba
menerapkan metode pembelajaran yang lain yaitu metode jarimattika untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian
bersusun.

Berdasarkan metode jarimatika di atas, maka praktikan juga mengacu pada


beberapa pendapat para ahli tentang metode jarimatika, pendapat parah ahli

12
tersebut yaitu menurut Septi Peni Wulandari ( 2008:19): Mengatakan bahwa
jarimatika adalah cara berhitung ( operasi bagi- kali- tambah dan kurang )
dengan menggunakan jari-jari tangan, sedangkan menurut Sunar Prasetyono
( 2009:19) mengatakan bahwa jarimatika merupakan suatu cara berhitung
matematika dengan menggunakan alat bantu jari.

Dengan menggunakan metode jarimatika ini, siswa lebih cepat mendapat


hasil perhitungan dari pada cara lain, dan dalam proses pembelajaran guru
menggunakan metode jarimatika, maka hasil yang dicapai sangat memuaskan
hingga mencapai 100% siswa telah menguasai materi yang diajarkan,
sehingga praktikan termotivasi untuk mengangkat Judul UPAYA
MENINGKATKAN BELAJAR SISWA KELAS III TENTANG
PERKALIAN BERSUSUN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA DI SD INPRES
LABAPU .

1. Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran, praktikan menemukan beberapa masalah
antara lain :
a) Kebanyakan siswa tidak mampu menghafal perkalian 1 sampai 10
b) Praktikan telah menggunakan berbagai metode namun tidak
membuahkan hassil
c) Hasil evaluasi yang diperoleh siswa sangat minim, karena 60% siswa
belum menguasai materi
d) Siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sukar
bagi mereka
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa dibenahi pola pembelajaran untuk menjawab kendala di atas.
Adapun solusi yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a) Siswa lemban memahami materi tentang teknik penyelesaian
perkalian bersusun.
b) Guru harus menggunakan metode jarimatika untuk membantu siswa
menghafal dasar perkalian 1 sampai 10.
c) Hasil yang diperoleh kurang memuaskan,oleh karena metode yang
digunakan belum sesuai dengan karakteristik siswa.

13
d) Penerapan metode pembelajaran belum membangkitkan daya tarik
siswa tentang perkalian bersusun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah :
Apakah dengan menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III tentang perkalian bersusun di SD Impres
Labapu?
Bagaimana cara yang dapat digunakan sehingga siswa mampu
memahami materi tentang teknik penyelesaian perkalian bersusun.
Bagaimana sehingga guru harus menggunakan metode jarimatika untuk
membantu siswa menghafal dasar perkalian 1 sampai 10
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang perkalian bersusun dengan
menggunakan metode jarimatika
2. Memerbaiki proses belajar mengajar
D. Manfaat Penelitian
Penelitian Ini Bertujuan Untuk :
1. Bagi siswa
- Merubah pola pemikiran
- Lebih aktif dalam proses pembelajaran
- Meningkatkan minat siswa terhadap proses pembelajaran
- Meningkatkan hasil belajar siswa pada perkalian bersusun
2. Bagi Guru
- Memperbaiki pola pembelajaran
- Guru dapat berkembang secara profesional dan dapat menmbah
wawasan guru dalam pembelajaran berikutnya.
3. Bagi Sekolah
- Sebagai acuan untuk memperhatikan dan dapat dilanjutkan oleh guru
kelas atau teman- teman peneliti lainnya yang akan melakukan praktek
lapangan pada SD Inpres Labapu.
- Sebagai pengukur informasi dalam rangka memperbaiki sistem
pembelajaran untuk mencapai ketuntasan hasil belajar siswa.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar

Pada hakekatnya matematika adalah kependidikan yang berfungsi untuk


mengembangkan daya nalar serta pembinaan. Kepribadian siswa dan adanya
kebutuhan yang nyata berupa tuntutan perkembangan riil dari kepentingan
masa kini dan masa mendatang yang berorientasi pada perkembangan
pengetahuan seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Belajar yaitu proses
kegiatan yang berkesinambungan yang dapat mengakibatkan perubahan
tingkah laku karena pengaruh hasil dan pengalaman yang diperoleh hasil
belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar yang dilihat dari skolstin dan
non sklastik, skolastik merupakan hasil belajar yang dicapai siswa secara
kuantitatif, berarti hasil belajar yang berupa skolatik dapat dimaknai sebagai
prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran. Nonskolastik merupakan
hasil belajar yang ditunjukan dari perubahan perilaku siswa berarti hasil
belajar yang berupa non skolastik dapat dimaknai sebagai perubahan motivasi
belajar kearah yang lebih baik.

Sejalan dengan itu, belajar merupakan suatu proses kegiatan yang


dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan, sejalan dengan itu
Sukarin mengakatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja
untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru. Sedangkan
Hamalik (2001), mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan
tetapi lebih luas dari pada itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukan merupakan
suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.beranjak dari
beberapa pendapat tersebut di atas mengenai belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkahlaku yang dilakukan secara
sadar, baik itu perubahan pengetahuan kecakapan keterampilan, berakhlak

15
mulia, bertanggung jawab, cakap, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan
perubahan tersebut dilakukan secara berkesinambungan.

Berkaitan dengan hal di atas, gegne (dalah rahayu, 2009) mengatakan


bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan teks karena hasil
belajar berupa keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal,
keterampilan, nilai dan sikap, jadi hasil belajar dapat menunjukan suatu
kemampuan actual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
teks.

B. Pengertian Pembelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu Mathein atau


manthenien yang artinya mempelajari. Kata matematika diduga erat
berhubungan dengan kata sansekerta yaitu medha atau widya yang artinya
kepandaian, ketekunan dan intelegensia. (sri Subariah, 2006 : 1). Menurut
Ruseffendi (1993) matematika adalah terjemahan dari mathematics namun
arti itu atau defisini yang tepat tidak dapat diterapkan secara eksat (pasti) dan
singat karena cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah dan
makin bercampur satu sama lainnya. Menurut Tuseffendi (1993:27-28)
matematika itu terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefenisikan,
defenisi-defenisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan
kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu dedukatif. Ruseffendi juga
mengutip beberapa defenisi matematika menurut beberapa pendapat ahli yaitu
1. Menurut james dan james mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, bersaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang terbagi kedalam tiga
bidang yaitu : Aljabar, analisis dan geometri, 2. Menurut Johnson dan Rising
mengatakan bahwa matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan
pembuktian logic pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat- sifat,
teori -teori dibuat secara dedukatif berdasarkan unsur yang didefenisikan, sifat
atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

16
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak
dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Hal ini berarti bahwa belajar
metamatika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang
dedukatif ini harus diketahui oleh Guru sehingga mereka dapat mempelajari
matematika dengan tepat, mulai dari konsep- konsep sederhana sampai pada
yang kompleks.

C. Pengertian Metode Jarimatik


Secara umum terdapat empat kegiatan dalam penguasaan materi pelajaran
matematika dalam pembelajaran yaitu penanaman konsep, pemahaman
konsep, pembinaan keterampilan dan penerapan konsep. Secara umum kata
Metode berasal dari bahasa yunani yaitu metodas yang terdiri dari dua suku
kata yaitu metha (melalui/melewati) dan hodos (jalan/cara).

Menurut Septi Peni Wulandari (2008:2) mengatakan bahwa jarimatika


adalah cara berhitung (operasi bagi-kali-tambah-kurang) dengan
menggunakan jari- jari tangan, sedangkan menurut Sunar Prasetyono (2009 :
19) mengatakan bahwa jarimatika merupakan suatu cara berhitung matematika
dengan menggunakan alat bantu jari.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


metode jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi bagi-kali-kurang dan
tambah) dengan menggunakan jari jari tangan sebagai alat bantu untuk
berhitung, untuk membantu siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
matematika pada materi perkalian bersusun, oleh karena itu penerapan metode
jarimatika sangat mudah untuk meningkatkan hasil belajar serta dapat
mengembangkan minat peserta didik dalam pembelajaran, khususnya pada
perkalian bersusun pada siswa kelas III SD Inpres Labapu.

17
D. Minat Belajar Matematika
Hurlock (1993 : 18) menjelaskan bahwa minat adalah umber motivasi
yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika
bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat
maka, akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan
kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun,
sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat
berubah ubah.

Crow dan crow (1984 : 64) menjabarkan bahwa minat dapat


menunjukan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang/
kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman
yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab
sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih
lanjut minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan,
motif-motif dan respon-respon emosional. Minat berhubungan dengan nilai
nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Minat
juga berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan kegiatan tertentu yang spesifik.

E. Hipotesis
Jika dengan menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran
matematika tentang perkalian bersusun maka kesulitan belajar siswa SD
Inpres Labapu akan teratasi.

18
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kelas III SD Inpres Labapu Kecamatan Alor Timur
Kabupaten Alor. Jumlah siswa kelas III adalah 8 siswa terdiri dari 3 siswa laki
laki dan 5 siswa perempuan. Sekolah Dasar Inpres Labapu terdiri atas 4
ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 2 buah WC
dan 2 buah rumah guru.

Waktu pelaksanaan persiklus adalah sebagai berikut :

- Siklus I yaitu tanggal 6 April 2017


- Siklus II yaitu tanggal 18 April 2017
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur enelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan 2
( Dua ) siklus, setiap siklus terdiri ddari 4 (empat) tahap yakni tahap
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi Dan Refreksi.
Siklus I ( Pertama )
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu :
1. Guru menyiapkan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Guru menyiapka buku sumber yang akan digunakan dalam
pembelajaran
3. Guru menyiapkan lembaran Observasi
4. Guru menyiapkan LKS untuk siswa

19
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini penneliti melakukan kegiatan yang memuat dalam
perencanaan yaitu :
1. Apersepsi
2. Guru menjelaskan pengertian Jarimatika berdasarkan cara
menyelesaikannya
3. Siswa menuliskan hasil pengamatan di lembar kerja siswa ( LKS )
4. Siswa mengumpulkan hasil kerja
5. Guru memberi nilais
c. Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan oleh kepala sekolah, guru pamong dan temat
sejawat di sekolah.
d. Tahap Refreksi
Pada tahap ini peneliti akan melakukan reflekksi bersama kepala sekolah,
guru pamong dan teman sejawat untuk mengevvaluasi proses pemmbelajaran
yang sudah dilaksanakan. Apabila pada siklus satu hasil yang dicapai belum
maksimal maka akan diperbaiki dan dilanjutkan pada siklus II.

20
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran


Pada tahap awal penelitian tindak kelas, penelitian mengadakan
pengamatan awal terhadap aktivitas siswa dan guru pada proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peneliti melihat kebanyakan
siswa ribut, siswa mengantuk dan tidak fokus dalam pembelajaran
Jarimatika, dalam proses pembelajaran guru hanya bercerama saja
sehingga pada akhirnya murid ttidak bisa mengerjakan soal yang diberikan
guru dan hanya beberapa siswa saja yang mengerjakannya.
Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam
lembar kerja ( LKS) pada siswa kelas tiga SD Impres Labapu. Untuk
mengetahui tindakan hasil belajar murid tersebut, maka penulis
mengumpulkan data-data hasil belajar murid dengan materi Jarimatika
berdasarkan jari yang dimana digunakan untuk menghitung. Untuk
mengajarkan Jarimatika berdasarkan jari, guru hanya menerangkan materi
di depan kelas tanpa ada bantuan alat praga apapun. Disela-sela KBM guru
harus menayakan tanja jawab tentang materi pelajaran yang diberikan
untuk mengukur daya tangkap siswa tentang materi yang diberikan. Tanya
jawab juga dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap
guru dan pelajaran. Setelah melakukan tanya jawab guru memberikan
tugas kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang Jarimatika
berdasarkan jari.
Namun setelah diadakan penelitian tentang hasil kerja siswa, maka
hasil penelitian tersebut masih jauh ddari pada harapan. Siswa dinyatakan
berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada kompetensi dasar pelajaran
tersebut adalah 75 sehingga siswa yang belum mendapatkan nilai 75
dikategorikan belum tuntas pelajarannya. Hasil belajar murid dalam

21
mengerjakan tugas yang berupa lembar kerja siswa ( LKS ) sebelum
diadakan penelitian disajikan pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 1
Rekapitulasi Panilaian Hasil Kerja Siswa Pada Pra Siklus
Aspek yang dinilai Jumlah Nilai Tuntas Belum
Keaktif Kemandiri Hasil
nilai rata-rata tuntas
N Nama siswa
an an kerja
o
1 Meri Maure 70 60 75 205 68
2 Susana Lona 75 70 70 215 75
3 Hagar S Lifire 75 70 60 205 68
4 Bagas Kande 70 75 65 210 75
5 Maria Kande 75 60 65 200 67
6 Saul Kande 75 75 75 225 75
7 Serlin Molana 60 60 75 195 65
8 Mateos Kande 60 60 65 185 62
Jumlah 560 530 550 1640 547
Rata-Rata 70 66,25 68,7 205 68,37
5
berdasarkan data pada tabel diatas, tanpak bahwa tingkat ketuntasan belajar
sebelum diadakan tindakan ssangat rendah. Nilai ketuntasan kriteria minimal
(KKM ) yang ditentukan adalah 75, mayoritas siswa belum mencapainya. Hal ini
menunjukan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran pra siklus.
Refleksi penulisan pada rendahnya prestasi belajar siswa tentang
penggolongan Jarimatika berdasarkan perhitungan Jari, maka penulis menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu menghitung dengan tujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa tentang Jarimattika berdasarkan benruk Jari.

22
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam pembelajaran pra siklus yang dilakukan oleh penulis tidak
menghasilkan sebuah pembelajaran yang maksimal. Hal ini disebabkan
oleh rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh penulis tidak
dijalankan namun penulis hanya dapat menjalankan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan metode ceramah. Selain itu dalam pelaksanaan
penulis juga tidak menggunakan media sebagai komponen perantara atau
merangsang siswa dalam pembelajaran untuk mencapai keefektifan
program intruksi dan memperlancar proses interaksi guru dan siswa
sebagai mana yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh penulis tentang bilangan
perkalian penulis memberikan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan materi
tersebut hanya 3 (tiga) siswa dari 8 ( Delapan ) siswa atau 40% siswa
yang dapat menjawab dengan benar. Rencana pelaksanaan pembelajaran
dan lembar kerja siswa terlampir pada lampiran prasiklus.
Berdasarkan hasil pembelajaran prasiklus kyang ktidak memuaskan
maka penulis merencanakan perbaikan pembelajaran materi ini pada
Siklus I.
Berdasarkan hasil pembelajaran prasiklus yang tidak memuaskan,
maka penulis merencanakan perbaikan pembelajaran materi ini pada
Siklus I.

23
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pertama, peneliti mengajarkan mata pelajaran
Matematika dengan pokok bahasan operasi hitung bilangan bentuk Jari.
Alokasi waktu pada pertemuan pertama 2 X 35 Menit. Adapun
pelaksanaan pertemuan-pertemuan pertama pada siklus I ini dapat dirinci
sebagai berikut
Kegiatan Awal
- Salam dan doa
- Mengabsen murid
- Apersepsi
- Tanja jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi pelajaran
Kegiatan Inti
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Siswa menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang Jarimatika berdasarkan Jari
dan alat hitung lainnya yang sudah disiapkan
- Siswa menyelesaikan soal-soal di lembar kerja siswa ( LKS )
- Siswa melaporkan hasil kerja
Kegiatan Akhir
- Pemantapan dan penguatan materi ang sudah diajarkan
- Memberikan tugas rumah untuk mengetahui perkembangan hasil
belajar selanjutnya.
Tahap Observasi
Pada saat pembelajaran siklus I, peneliti meminta observer untuk mengamati
jalannya proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran dari awal
sampai akhir dengan cara mengisi lembar observasi, mengisi lembar
pengamatan rencana kagiatan pembelajaran dan setelah observer juga
diminta untuk menilai hasil kerja siswa, karena hasil kerja siswa dinilai oleh
guru dan observer. Didalam lembar observer terdapat 2 ( Dua) item
pertanyaan berdasarkan aspek yang dinilai untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa. Dari hasil llembar observasi tersebut ( data terlampir)
dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan atau kekurangan dalam
pertemuan pertama ini, diantaranya siswa sudah bisa menyelesaikan tugas
walaupun jawabannya belum sesuai dengan apa yang diharapkan, siswa
tidak serius dalam melakukan menjawab pertanyaan guru.

24
Sedangkan keberhasilan yang dicapai dalam pertemuan pertama ini antara
lain hasl kerja siswa sudah menggalami peningkatan tetapi ada berapa siswa
yang belum mencapai KKM yang ada.
Setelah memperhatikan kekurrangan tersebut, maka peneliti dalam
pertemuan berikutnya merrancang tindakan guna memperbaiki sebelumnya.
Kegiatan tersebut diantaranya adalah guru mmelibatkan siswa dalam
pembelajaran dan tanya jawa untuk mengetahui daya tangkap siswa tentang
materri pelajaran yang sudah diajarkan. Upaya tersebut menjadi perbaikan
untuk diadakan pada pertemuan berikutnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembbelajaran pada pertemuan pertama
siklus I maka peneliti merefleksikan kekurangan dalam pemelajaran,
kekurangan tersebut akan diperbaiki dalam siklus berikutnya. Hasil dari
refleksi diantaranya guru memancing siswa agar siswa bisa menjawab
pertanyaan dengan cara menggunnakan alat hitung.

Gambar Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

25
c. Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran berakhir, penulis merefleksi diri untuk
menemukan keberhasilan dan kegagalan dalam perbaikan pembelajaran. Dari
hasil yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang dapat penulis temukan
antara lain :
1. Rencana (Skenario) perbaikan pembelajaran sudah dapat berjalan
semestinya
2. 80 % siswa sudah aktif dalam menyelesaikan soal soal dengan metode
jarimatika
3. Metode yang digunakan praktis, sederhana dan pola pembelajaran
dilakukan secara alami, agar semua siswa aktif dalam menyelesaikan
perkalian bersusun dengan menggunakan metode jarimatika
4. Dari hasil yang dicapai terdapat 5 siswa belum tuntas
5. Daya serap siswa pada materi ini telah mencapai 65 % namun prosentasi
sisw a
yang belum paham adalah 35 %
6. Masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam beriskusi

Dari hasil refleksi di atas, kesan perbaikan pembelajaran siklus II sebagai berikut :

1. Pengelompokan siswa tiap kelompok terdiri dari 4 orang)


2. Perhatian guru lebih difokuskan pada siswa yang masih belum tuntas
rencana dan prosedur pelaksanaan pembelajaran Siklus II ini, diuraikan
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Siklus II ( kedua )
Siklus ke II (Kedua ) dilakukan dengan mengacuh pada kelemahan dan
kelebihan siklus I ( Pertama ). Pada siklus II ini peneliti melanjutkan materi
pelajaran dengan pokok bahasan Jarimatika berdasarkan hitungan Jari.
Dalam siklus II pola pikir anak berusaha ditingkatkan dengan pemberian
tugas untuk mengetahui sejauh mana pemahaman belajar siswa.

26
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan, peneliti terlebih dahulu menyiapkan segala
sesuatu yang akan digunakan dalam pertemuan siklus II, diantaranya
adalah menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) yang
memuat pokok bahasan operasi hitung bilangan, menyiapkan lembar
observasi untuk mengamati kegiatan siswa dan peneliti selama proses
pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa ( LKS ), menyiapkan
lembar tugas, menyiapkan lembar refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan siklus II ini, sebelum melakukan pembelajaran guru
melakukan pengulasan materi yang telah diajarkan pada siklus I untuk
mengingatkan siswa pada pertemuan pertama ini. Untuk lebih
meningkatkan kreatifitas anak dalam menyelesaikan soal Jarimatika
dan pola pikir anak dalam mengerjakan tugas.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
siklus II ( kedua )
Kegiatan Awal
- Salam dan doa
- Mengabsen siswa
- Apersepsi
Kegiatan Inti
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru menjelaskan cara menyelesaikan operasi hitung bilangan dengan
menggunakan jarimatika
- Siswa menyelesaikan soal Jarimatika dengan menggunakan Jari dan alat
hitung lainnya yang sudah disiapkan
- Siswa mengerjakan tugas di lembar kerja siswa ( LKS )
Kegiatan Akhir
- Memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang telah
disammpaikan
- Memberikan tugas/pekerjaan rumah ( PR ) kepada siswa

27
Tahap Observasi
Pada Siklus II ini penulis menetapkan beberapa instrumen yang akan
digunakan oleh rekan sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang
dilakukan oleh praktikan dalam proses pembelajaran, instrumen itu terdiri
atas observasi guru dan siswa.
Instrumen Observasi bagi guru
Merencanakan perbaikan
Apakah guru telah menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan tujuan / indikator perbaikan pembelajaran.
Apakah guru telah mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
media dan sumber belajar.
Apakah guru telah merancang pengelolaan kelas perbaikan
pembelajaran.
Apakah guru ktelah merancang perbaikan pembelajaran
Apakah guru ltelah merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
penilaian perbaikan pembelajaran
Apakah guru telah menentukan tampilan dokumen rencana perbaikan
pembelajaran
Instrumen bagi siswa
Apakah siswa aktif dalam menggunakan media jari untuk menghitung
perkalian bersusun.
Apakah siswa aktif dalam berdiskusi

Apakah siswa merespon pertanyaan guru :


I@ diisi setiap aspek dengan huruf
85 100 = Amat baik
70 84 = baik
55 69 = cukup
30 54 = kurang
0 29 = kurang sekali

Refleksi
Beranjak dari hasil evaluasi pada siklus ini hasilnya sangat memuaskan, oleh
karena seluruh siswa telah menguasai materi tentang perkalian bersusun
dengan menggunakan metode jarimatika, atau dengan kata lain melakukan
perkalian bersusun dengan menggunakan jari, dan hasil yang dicapai dalam

28
siklus ini ternyata 100 % siswa Kelas II SD Inpres Labapu telah tuntas dalam
proses pembelajaran.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


a. Hasil siklus I
Setelah melihat hasil kondisi awal, kemudian pada siklus I mulai dilakukan
pembelajaran dengan menggu akan media alat hitung sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Setelah pembelajaran pertama siklus I
dilakukan, maka nilai hasil kerja siswa ( data terlampir ) yang diperoleh
mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum dilakukannya
pembelajaran dengan tidak menggunakan alat hitung dan hasil rekapitulasi
dari siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Hasil Analisis Belajar Siklus I
Nomor Soal Rata
Jlh Blm
No Nama Siswa - Tuntas
1 2 3 4 5 Nilai Tuntas
Rata

1 Meri Maure 75 75 70 20 20 250 50

2 Susana Lona 70 70 70 20 20 250 50

3 Hagar S Lifire 70 70 70 20 20 250 50

4 Bagas Kande 60 70 60 40 20 250 50

5 Maria Kande 80 80 75 70 70 375 75

6 Saul Kande 80 80 80 75 70 385 77

7 Serlin Molana 75 70 70 70 70 355 75

8 Mateos Kande 70 60 60 45 40 275 55

Jumlah 580 575 555 360 330 2390 478

Rata Rata 72,5 71,8 69,3 45 41,2 298, 59,7


7 7 5 75 5

Tabel 3
Analisis Ketuntasan Siklus I

29
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas

1 Meri Maure 50

2 Susana Lona 50

3 Hagar S Lifire 75

4 Bagas Kande 77

5 Maria Kande 75

6 Saul Kande 77

7 Serlin Molana 75

8 Mateos Kande 55

Jumlah 972

Nilai Tertinggi 77

Nilai Terendah 50

Rata Rata 65

Jlh Siswa yang Tuntas 6

Jlh Siswa yang belum 9


tuntas

Tabel 4
Lembar Observasi Kerja Siklus II

Aspek yang dinilai


N Jlmh Nilai rata
Nama Siswa Hasil
o Keaktifan Kemandirian nilai rata
kerja

1 Meri Maure 80 75 75 230 77

2 Susana Lona 75 75 75 225 75

3 Hagar S Lifire 75 75 75 225 75

30
4 Bagas Kande 80 75 70 225 75

5 Maria Kande 80 80 75 235 78

6 Saul Kande 80 80 80 240 80

7 Serlin Molana 80 75 80 235 78

8 Mateos Kande 75 75 70 220 75

Jumlah 545 610 600 1835 611

Rata Rata 68,12 76,25 75 229,37 76,375

Keterangan

Petang nilai dan penilaian

1. KKM 70
2. Rentang Nilai
85 100 = Sangat baik

70 84 = baik

55 69 = cukup

30 54 = kurang

0 29 = sangat kurang

3. Penilaian
Jumlah Perolehan
=
Nilai rata rata Siswa Aspek Penilaian

Jumlah Nilai Perolehan


=
Nilai rata rata Kelas Jumlah Siswa

31
Tabel 5
Hasil Analisis Belajar Siklus II

Jlh Rata-
Nomor Soal
No Nama Siswa Nilai Rata

1 2 3 4 5

1 Meri Maure 80 75 75 70 75 375 75

2 Susana Lona 75 75 75 75 75 375 75

3 Hagar S Lifire 78 75 75 80 80 388 77,6

4 Bagas Kande 75 75 75 75 75 375 75

5 Maria Kande 80 75 75 75 80 385 77

6 Saul Kande 80 80 75 75 75 385 77

7 Serlin Molana 80 75 75 75 75 380 76

8 Mateos Kande 75 75 75 75 80 380 76

Jumlah 623 605 600 600 615 3043 609

Rata Rata 77,87 75,62 75 75 76,87 380,37 76,12

Keterangan

1. Jumlah Soal 5 nomor jumlah skor = 500

Skor Perolehan
2. Nilai rata rata Jumlah Soal =

32
Tabel 6
Analisis Ketuntasan Siklus II

Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas

1 Meri Maure 75

2 Susana Lona 75

3 Hagar S Lifire 77

4 Bagas Kande 75

5 Maria Kande 77

6 Saul Kande 77

7 Serlin Molana 76

8 Mateos Kande 76

Jumlah 604 8 -

Nilai Tertinggi 77

Nilai Terendah 73

Jlh Siswa yang Tuntas 8

Jlh Siswa yang belum -


tuntas

b. Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil pembelajaran Siklus II yang penulis gambarkan melalui
tabel di atas maka kegiatan perbaikan pembelajaran berakhir dengan nilai
yang memuaskan pada Siklus II, lebih jelas dapat dilihat pada rekapan hasil
belajar siswa dan perbandingan angka antara Siklus I dan Siklus II pada tabel
dan grafik di bawah ini :

Tabel 7

33
Rekapan Perkembangan Hasil belajar Siswa
Dan perbandingan angka antara Siklus I dan Siklus II

N Hasil Belajar Perolehan Tidak


Nama Siswa Tuntas
o Siklus I Siklus II antar siklus Tuntas

1 Meri Maure 72 75 22,3

2 Susana Lona 50 77 0,25

3 Hagar S Lifire 50 77,6 0,23

4 Bagas Kande 50 75 0,25

5 Maria Kande 75 71 2,2

6 Saul Kande 77 77 2,0

7 Serlin Molana 71 76 21,5

8 Mateos Kande 55 76 0,21

Jumlah 500 605 48,94

Rata Rata Kelas 62,5 75,62 6,1175

Tabel 8
Analisis Ketuntasan Siklus I

34
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas

1 Meri Maure 50

2 Susana Lona 50

3 Hagar S Lifire 75

4 Bagas Kande 77

5 Maria Kande 75

6 Saul Kande 77

7 Serlin Molana 75

8 Mateos Kande 55

Jumlah 972

Nilai Tertinggi 77

Nilai Terendah 50

Rata Rata 65

Jlh Siswa yang Tuntas 6

Jlh Siswa yang belum 9


tuntas

GAMBAR KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SILKUS II

35
36
Gambar diagram pencapaian daya serap prasiklus dengan SKM
Klasikal 70

100%
100

90
80%
80

70
60%
60

50

40

30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Berdasarkan hasil pengelolan data pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran


Siklus I dan Siklus II, maka hasil evaluasi dan pengamatan dapat penulis
lampirkan dalam Lampiran-lampiran.

37
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan yang dilakukan di kelas III SD Inpres Labapu, dan
dari analisis data data di peroleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode jarimatika dalam


menghitung hasil perkalian bilangan dalam menyelesaikan perkalian
bersusun, dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga
gelar siswa meningkat dari setiap siklus yang dilakukan. Hal ini
dibuktikan dalam lembar observasi persiklus.
2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dapat
membantu siswa menemukan hasil perkalian bilangan dengan cepat dan
tepat tanpa menimbulkan kejenuhan atau membosankan pada diri siswa
karena harus dipaksa untuk menghafal perkalian bilangan dengan benar.
3. Hasil belajar matematika tentang perkalian bersusun dengan metode
jarimatika media jari jari tangan sebagai alat hitung sangat siswa untuk
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar terbukti dari rata rata
skor tes siswa pada Siklus I 70.00 dan mengalami peningkatan pada siklus
II menjadi 85,5
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka penulis mempunyai
beberapa saran, antara lain :

1. Penggunaan metode jarimatika dalam penyelesaian perkalian bersusun


dapat meningkatkan hasil belajar matematika, oleh sebab itu guru kelas
maupun guru matematika dapat mencoba metode tersebut pada satuan
pendidikan sekolah dasar.

38
2. dalam pembelajaran matematika siswa harus dilibatkan aktif dalam
menemukan konsep matematika karena itu guru harus mampu
mengembangkan dengan yang praktis dan seserhana
3. Kiranya dengan adanya kendala yang ditemui prakyikan dapat menambah
wawasan pengetahuan keterampilan, keahlian pada pengalaman belajar di
SD Inpres Labapu.
4. Sebagai acuan untuk diperhatikan dan ditindak lanjuti oleh guru kelas pada
pembelajaran berikutnya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Dkk. 2011. Pemantapan Kemampuan profesional ; Buku Panduan.


Jakarta, Universitas Terbuka

Russeffendi E. T, dkk. (1993). Materi Pokok Pendidikan matematika III.


Universitas Terbuka. Depdiknas Jakarta.

Septi Pemi Wulandani. (2005), jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta.


Kawan Pustaka.

Wardani. I. G, dkk ; 2008. Penelitian Tindakan Kelas ; Jakarta. Universitas


Terbuka.

40

Anda mungkin juga menyukai