Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN MODEL COOPRATIVE LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA


MATERI PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DI KELA IV SDN
CARINGIN
KEC.CISOLOK KAB. SUKBUMI

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
PDGK 4501

Disusun Oleh :
Nama : RUSTINI
Nim : 857349283
Program Studi : S-1 PGSD
Kelompok Belajar : Palabuhanratu

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BOGOR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : RUSTINI


NIM : 857349283
Program Studi : PGSD
Tempat Mengajar : SD NEGERI CARINGIN
Jumlah Siklis Pembelajaran : 2 (Dua) Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Sabtu, 29 Oktober 2022
Siklus 2, Sabtu, 5 November 2022
Masalah yang Merupakan Fokus Perbikan :
A. Dengan menerapkan model cooperativ learning siswa lebih
memahami tentang hewan dan tumbuhan d sekitar lingkungan
rumah.
B. Dengan menerapkan model cooperativ learning agar siswa lebih
fokus dalam memahami tentang hewan dan tumbuhan d
lingkungan rumah dan diharapkan mendapat hasil pembelajaran
lebih meningkat.
Palabuhanratu,

Menyetujui
Superior 1 Mahasiswa

Drs. ENANG ROSIDIN, M.MPd RUSTINI


NIP. 196310211988031003 NIM. 857349283

i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukn seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,

Palabuhanratu,
Yang Membuat Pernyataan

RUSTINI
NIM. 857346571

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmaanirrohiim
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobill’alamin rasa syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT
yang telah melimpahkan anugerah dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis berupa laporan tugas akhir ini yang berjudul Peduli
Terhadap Makhluk Hidup Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan serta kerja
sama sari berbagai pihak penulis dapat mengatasi kendala tersebut. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan teriakasih kepada,
1. Pengelola UPBJJ UT Bogor Pokjar Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
2. Kepala sekolah SDN caringin yang telah memberikan izin penelitian ini.
3. Bapak Drs. Enang Rosididn, M.MPd selaku Supervisor 1
4. Ibu Desi Liansari, S.Pd selaku Supervior 2
5. Doa keluarga besar, kerabat, serta sahabat yang selalu memberikan
dukungan motivasi dan inspirasi mereka.
6. Rekan-rekan pengajar SDN caringin yang telah banyak membantu dan
memberikan dorongan hingga tuntasnya lapoean ini.
Penuis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya.
Penulis

RUSTINI

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan..........................................................................................i
Surat Pernyataan Bebas Plagiat......................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................................iv
Daftar Table ......................................................................................................vii
Daftar Gambar .................................................................................................viii
Daftar Lampiran ..............................................................................................xi
Abstrak ..............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................................
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat PTK dan PKP ..................................................................
B. Karakteristik Peserta Didik ...........................................................
C. Hakikat Mata Pelajarab Ilmu Pengetahuan Sosial ........................
D. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial................
E. Materi Pembelajaran .....................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu Penelitian ...
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ....................................
C. Teknik Analisis Data ....................................................................
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .....................
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................
C. Perencanaan Tindakan……………………………………………

iv
D. Observasi
E. Refleksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan .......................................................................................
B. Saran Tindak Lanjut .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran........................................


Tabel 4.1 Hasil Belajar Prasiklus..........................................................................
Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus.....................................
Tabel 4.3 Aktivitas Siswa Siklus I........................................................................
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I............................................
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I.............................................................................
Tabel 4.6 Aktivitas Siswa Siklus II.......................................................................
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklua II..........................................
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siklus II...........................................................................
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I Dan II ...........................

vi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Belajar Prasiklus.........................................................................


Grafik 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus....................................
Grafik 4.3 Aktivitas Siswa Siklus I.......................................................................
Grafik 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I..........................................
Grafik 4.5 Hasil Belajar Siklus I...........................................................................
Geafik 4.6 Aktivitas Siswa Siklus II.....................................................................
Gtafik 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklua II.........................................
Grafik 4.8 Hasil Belajar Siklus II..........................................................................
Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar SIswa Tiap Siklus...................
Grafik 4.10 Peningkatan Nilai Tertinggi dan Terendah Siswa Tiap Siklus..........
Grafik 4.11 Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Tiap Siklus..........................
Grafik 4.12 Peningkatan Aktiviatas Siswa Siklus I dan II....................................

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alat Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Berdasarkan Model


Cooprative learning...................................................................................

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Kesediaan Sebagai Supervisor 2 .....................................................


2. Surat Pernyataan Mahasiswa ....................................................................
3. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran ......................................................
4. Berkas RPP Prasiklus, Siklus I dan II dan Lembaran Observasi .............
5. Jurnal Pembimbing ...................................................................................
6. Hasil Pekerjaan Siswa Yang Terbaik dan Terburuk Prasiklus .................

ix
ABSTR

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mempelajari ilmu pengetahuan sosial berarti mempelajari tentang sosial
atau kehidupan sosial, mempelajari tentang kehidupan manusia dilingkungan
sosial. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini tentunya tidak hanya dihadapkan
dengan segudang fakta yang ada dilapangan, setumpuk teori, namun lebih
diarahkan kepada pemahaman peserta didik mengenai penomena dan gejala sosial
lingkungan tersebut.
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,
Siswa harus dibekali sejumlah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Khusus untuk siswa SD Kelas IV semester 1 Kelas IV di antaranya harus
menguasai Standar Kompetensi dengan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan
sosial.
Dengan memperhatikan hal tersebut ternyata hasil belajar pembelajaran
Peduli Terhadap Makhluk Hidup di kelas IV untuk materi
masih tergolong rendah. Kondisi ini dperkuat dengan bukti hasil uji prasiklus dari
30 orang siswa hanya 8 orang siswa atau sekitar 26,6 % mendapat nilai sesuai
serta di atas KKM (70) Ini menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pembelajaran masih kurang.
Bentuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru yaitu penggunaan model
pembelajaran yang relevan. Hal ini akan berdampak pada proses pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
yang digunakan adalah Model “ COOPRATIVE LEARNING”
Menurut Roger dan Johnson dalam Noor (2008) tidak semua kerja kelompok
dapat dianggap model cooperative leaming. Menurut Noor (2008) untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur model cooperative learning harus diterapkan:
1. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung
pada usaha setiap anggotanya.

1
2

2. Tanggung jawab perseorangan. Unsur ini merupakan akibat langsung dari


unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut
prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3. Tatap muka. Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok
harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi
yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota. Unsur ini juga menghendaki agar para
pembejar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.
5. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,
melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu.
1. Identifikasi Masalah
Rata-rata nilai ulangan harian prasiklus yang diperoleh siswa kelas IV
SDN NEGERI CARINGIN pada materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup,
hanya 8 siswa atau 19,33% yang mencapai KKM 70.
Berdasarkan hasil temuan pada prasiklus teridentifikasi masalahsebagai
berikut.
1. Siswa tidak meperhatikan guru
2. Siswa kurang fokus saat belajar
3. Siswa kurang percaya diri dalam belajar
4. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil refleksi diri dan diskusi dengan supervisor 2 maka
dapat dianalisis, bahwa faktor penyebab munculnya masalah adalah
sebagai berikut
1. Guru kurang persiapan dalam mengajar
2. Guru kurang interaksi dalam pembelajaran
3. Guru kurang menjadi contoh terhadap murid nya

2
3

4. Guru kurang kreatif dalam menggunakan model-model pembelajaran


5. Pengguna model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa,
sehingga berdampak kurangnya motivasi terhadap siswa
6. Akibat dari kurang pengguna model pembelajaran yang kurang
menarik bagi siswa, hasil belajar siswa kurang maksimal
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial khususnya materi Peduli terhadap
makhluk hidup Sebagai upaya pemecahannya adalah melalui Model “ cooprative
learning” Siswa dianggap meningkat hasil belajarnya, apa bila semua siswa dapat
mencapai nilai sama atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM .
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik
untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul : Penerapan Model
“cooprative learning “ untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan aktivitas Siswa pada
Materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup Siswa Kelas IV SDN CARINGIN Tahun
Ajaran 2022/2023
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model cooprative learning dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivtas siswa pada materi Peduli terhadap makhluk hidup kelas
IV di SDN CARINGIN?
2. Bagaimana proses penerapan model cooprative learning yang dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi Peduli tehadap
makhluk hidup kelas IV di SDN CARINGIN ?
3. Sejauh mana peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa setelah diterapkan
model Cooprative learning pada materi Peduli terhadap makhluk hidup
kelas IV di SDN CARINGIN?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan penerapan model Cooprative learning yang dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi peduli terhadap makhluk hidup
kelas IV di SDN CARINGIN

3
4

2. Mendeskripsikan penerapan model “cooprative learning” yang dapat


meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi peduli terhadap
makhluk hidup kelas IV di SDN CARINGIN
3. Mengukur besarnya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa setelah
diterapkan model “cooprative lerning” pada materi peduli terhadap makhluk
hidup kelas IV di SDN CARINGIN
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan kemampuan
menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran
inovatif.
a. Anak mendapatkan bimbingan dengan baik sehingga dapat
berkembang secara optimal
b. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dikelas
c. Dapat meningkatkan hasil belajar hasil belajar siswa dikelas
2. Bagi Guru
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian
tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi
pembelajaran.
a. Guru dapat mengetahui kelemahan terhadap program pembelajaran
yang ia lakukan didalam kelas sehingga dengan kelemahan tersebut
guru dapat memperbaiki diri
b. Dapat memberikan dorongan kepada guru agar guru dapat lebih kreatif
dalam merencanakan,menerapkan, dan memilih model pembelajaran
agar pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan tidak membuat
siswa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran
c. Dapat memberikan arahan kepada guru agar dalam menyampaikan
pelajaran tidak hanya dengan ceramah saja tetapi dapat
dikombinasikan dengan cara-cara yang lain, contohnya ialah dengan
menerapakan model yang paling sederhana
3. Bagi Sekolah

4
5

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik


pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
a. Mendapatkan kepercayaan dari orang tua karena sekolah telah berhasil
membimbing anak untuk mendapatkan prestasi akademik
b. Dapat memberikan masukan yang baik untuk sekolah dalam
memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa khususnyya dalam pembelajaran IPS
c. Sebagai informasi dan motivasi bagi sekolah untuk lebih menerapakan
model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran
d. Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa sehingga kualitas
pendidikan di SDN NEGERI CARINGIN semakin maju dan
berkembang.

5
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat PTK dan PKP


1. Hakikat PTK
A. Pengertian PTK
PTK merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu research. Bagi
sebagian mahasiswa, terutama mereka yang mengambil program sarjana,
penelitian merupakan kegiatan puncak dari studi mereka. Para mahasiswa
dituntut untuk mengembangkan wawasannya dengan cara melakukan
pencaharian atau eksplorasi untuk menemukan jawaban dari masalah yang
menjadi bidang kajiannya. Untuk melakukan pencaharian atau eksplorasi
tersebut ada seperangkat aturan dan langkah yang harus diikutinya. Anda pasti
sudah dapat menebak bahwa aturan dan langkah-langkah tersebut dikemas
dalam satu perangkat yang disebut metode penelitian. Bertitik tolak dari uraian
di atas, penelitian tindakan kelas merupakan satu penelitian pula, yang dengan
sendirinya mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti.
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action
Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas. Agar Anda
memiliki pengertian yang mantap tentang PTK, mari kita bahas makna PTK
dari segi semantik (arti kata). Action research, sesuai dengan arti katanya,
diterjemaahkan menjadi penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis
(McNiff, 1991:2) didefinisikan sebagai berikut:
Penelitian tindakan adalah bentuk penyelidikan refleksi diri yang
dilakukan oleh peserta (guru, siswa atau kepala sekolah, misalnya) dalam
(termasuk pendidikan) situasi untuk meningkatkan rasionalitas dan
keadilan. Jika kita cermati pengertian tersebut ada sejumlah ide pokok
yang diantaranya sebagai berikut.
1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau
penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam
situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.
3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk
situasi pendidikan.

6
7

4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar


pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman
terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat
praktik tersebut dilaksanakan.
Dari keempat ide pokok tersebut dapat kita simpulkan bahwa
penelitian tindakan merupakan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat.

Selain pengertian umum di atas, PTK juga didefinisikan secara lebih spesifik
oleh beberapa tokoh dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
2. Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
3. Menurut O’Brien (Mulyatiningsih, 2011), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang (siswa) yang
identifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu
tindakan untuk mengatasinya.
4. Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di
kelas dengan melihat kondisi siswa.
Dari beberapa penjelasan PTK menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian dalam bentuk penelitian
yang bersifat reflektif. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
didasarkan pada keseharian siswa yang kemudian diberikan perlakuan
tertentu sehingga didapatkan hasil yang diharapkan akan lebih baik dari
sebelumnya.
B. Tujuan PTK
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut:
7
8

1. Memecahkan permasalahan yang nyata terjadi di dalam kelas.


Meningkatkan profesionalisme guru.
2. Menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru.
3. Meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas.
4. Sebagai bentuk latihan guru untuk mengasah kemampuan analitis
sekaligus mempertinggi kesadaran diri
5. Melatih kreatifitas dan inovasi guru..
6. Mengembangkan keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Karakteristik PTK
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik tersendiri sehingga cukup
berbeda dari penelitian pada umumnya. Berikut adalah karakteristik PTK:
a. PTK merupakan penelitian yang dirancang untuk menyelesaikan
permasalahan nyata yang dialami guru dan siswa di dalam kelas. Oleh
karena itu rancangan penelitian yang dibuat benar-benar diterapkan
sepenuhnya di kelas tersebut, termasuk pengumpulan data, analisis,
penafsiran, hasil penelitian, dan penerapan hasil penelitian. Semuanya
dilakukan di kelas dan dirasakan oleh kelas tersebut.
b. PTK diterapkan secara kontekstual, artinya hasil penelitian yang
didapatkan hanya berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak dapat
digeneralisasi untuk kelas yang lain. Hasil dari PTK hendaknya selalu
diterapkan segera untuk kemudian ditelaah kembali keefektifannya.
c. PTK dilakukan dengan tujuan memperbaiki ataupun meningkatkan
kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tertentu. PTK akan
lebih berhasil jika terdapat kerja sama antarguru di sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar sesama guru bisa saling berdiskusi dan bertukar
informasi.
d. PTK mengandalkan data yang diperoleh langsung atas refleksi diri
peneliti. Pada saat penelitian berlangsung, peneliti, dalam hal ini guru
akan dibantu oleh rekan guru yang lain untuk mengumpulkan
informasi, menata informasi, membahas, mencatat, menilai, hingga
pada melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.
e. PTK memiliki kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal
percobaan tindakan yang segera dilakukan dan ditelaah kembali
efektivitasnya. Namun yang membedakan adalah PTK tidak secara

8
9

ketat memperdulikan pengendalian variabel yang mungkin


mempengaruhi hasil penelitian.
f. PTK bersifat situasional dan spesifik. Pada umumnya dilakukan dalam
bentuk studi kasus. Subjek penelitian tindakan kelas bersifat terbatas,
sehingga tidak cukup representatif untuk merumuskan atau
generalisasi.
Langkah-langkah PTK. Setelah mengetahui karakteristiknya, selanjutnya
adalah mengenai bagaimana menjalankan PTK itu sendiri.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Perencanaan (Planning), merupakan tahap persiapan yang dilakukan untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Tahap ini meliputi penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yang terdiri dari deskripsi tindakan yang
akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan,
serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3. Observasi (Observe), tahap ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan
semua rencana yang telah dibuat dengan baik. Kegiatan observasi dapat
dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain
yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4. Refleksi (Reflecting), merupakan langkah terakhir di mana dilakukan
evaluasi terkait perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas
perlakuan yang telah diberikan selama PTK berlangsung.
A. Hakikat PKP
Pengertian PKP Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
pendahuluan, PKP merupakan mata kuliah yang wajib diambil semua
mahasiswa seluruh program Sarjana (S1) yang ada di FKIP-UT. PKP
sebagai muara dari program S1 PGSD dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan profesional
guru SD dalam mengelola pembelajaran. Sebagai seorang profesional,
guru SD bertanggung jawab sebagai guru kelas yang mengajar lima bidang
studi (pendidikan kewarganegaraan /pkn, Bahasa Indonesia, Ilmu
pengetahuan sosial,Matematika, dan ilmu pengetahuan alam) atau
mengajar secara tematik ( untuk guru dikelas I.II.dan III). Disamping itu,
guru sd SD juga dituntut untuk mampu memperbaiki dan/atau

9
10

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan


kualitas belajar siswa.
Kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa setelah
mengikuti PKP adalah mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan
kualitas pembelajaran bidang studi atau pembelajaran tematik yang
diajarkan di SD dengan menerapkan kaidah kaidah penelitian tindakan
kelas (PTK) secara lebih khusus, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Merencanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran
berdasarkan hasil inkuiri melalui refleksi setelah pembelajaran
berlangsung;
2. Melaksanakan perbaikan/peningkatan kualitas pemebelajaran
dengan menerapkan kaidah dan prinsip PTK; dan
3. Mempertanggung jawabkan tindakan perbaikan/peningkatan
kualitas pembelajaran secara ilmiah.
Dengan dikuasainya ketiga kemampuan tersebut, kemampuan profesional
guru diharapkan akan semakin berkembang. Di samping itu,
Laporan PKP dapat digunakan sebagai karya ilmiah untuk keperluan
pengumpulan angka kredit ( kenaikan pangkat ) bagi guru.
Untuk mencapai kemampuan tersebut mahasiswa mengkaji berbagai konsep yang
berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajran dan PTK, serta
rambu-rambu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan perbaikan dan/atau
peningkatan kualitas pembelajaran; berlatih melakukan praktek inkuiri melalui
refeleksi setelah pembelajaran berlangsung mulai dari mengevaluasi pembelajaran
yang telah dilaksanakan, menganalisis masalah atau kondisi pembelajran,
menetukan alternatif tindakan perbaikan pembelajaran, menyusun rancangan dan
melaksanakan perbaikan pembelajaran, mengumpulkan dan mengolah data
pelaksanaan perbaikan pembelajaran, menyusun laporan perbaikan pembelajaran,
serta menulis artikel untuk dipublikasikan kepada jurnal.
B. Karakteristik Peserta Didik
a. Pengertian Karakteristik
Menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994) Karakteristik berasal dari kata
karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang
dimiliki oleh individu yang relatif tetap.
Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu

10
11

kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang


berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten
dan mudah di perhatikan. Menurut Sudirman (1990) Karakteristik siswa
adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa
sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga
menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-
aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal
yang dimiliki. Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi
edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas
pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000).
b. Pentingnya Identifikasi Karakteristik Peserta Didik dalam Pembelajaran
Berdasarkan landasan yuridis dan teoritik, perlu dilakukan
identifikasi karakteristik peserta didik. Pertama Peraturan pemerintah No.
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan
pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan; tuntutan, bakat, minat,
kebutuhan, dan kepentingan siswa. Kedua secara teoretik siswa berbeda
dalam banyak hal yang meliputi perbedaan fitrah individual disamping
perbedaan latar belakang keluarga, sosial, budaya, ekonomi, dan
lingkungan. Salah satu ciri kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya
interaksi antara guru dan siswa. Masing-masing memiliki tugas yang
saling mendukung. Siswa bertugas untuk belajar dan guru bertugas
mendampingi siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar, siswa diharapkan mencapai tujuan
pembelajaran tertentu yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
Sesuai orientasi baru pendidikan, siswa menjadi pusat terjadinya proses
belajar mengajar (student center), maka standar keberhasilan proses belajar
mengajar itu bergantung kepada tingkat pencapaian pengetahuan,
keterampilan dan afeksi oleh siswa. Oleh karenanya guru sebagai
pendesain pembelajaran sudah seharusnya mempertimbangkan
karakteristik siswa baik sebagai individu maupun kelompok.

11
12

Analisis karakteristik awal siswa merupakan salah satu upaya yang


dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat,
kebutuhan dan kepentingan siswa, berkaitan dengan suatu program
pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat
banyak pertimbangan seperti; siswa, perkembangan sosial, budaya,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program
pendidikan/pembelajaran tertentu yang akan diikuti siswa.
Berikut akan dijelaskan tentang perkembangan siswa dari segi usia,
fisik, psikomotorik dan akademik bagi anak di sekolah dasar.
1. Perkembangan Fisik Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ
yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada
periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan
fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa
perkembangan
fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
a. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi.
b. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik;
c. Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola
tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
d. Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
1. Karakteristik Perkembangan Fisik Pada Masa Kanak – kanak Usia 0 – 5 tahun
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan anak
mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu
gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak,
melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar
sebagai akibat partumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.
Perkembangan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan
keseimbangan berkembang dengan baik.
1) Usia 0 – 5 tahun

12
13

Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan anak


mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik,
yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat,
berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan
yang lebih basar sebagai akibat partumbuhan jaringan otot lebih besar.
Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki
dan tangan secara proporsional. Perkembangan fisik pada masa anak juga
ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan
baik.
2) Usia 5-8 tahun
Pada tahap ini waktu perkembangan lebih lambat dibanding masa kanak-
kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum
mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan
mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
3) Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak
laki-laki cenderung menyu– kai aktivitas yang ada kontak fisik seperti
berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem
peredaran darah ma– sih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih
kurang baik, da– ri segi psikologi anak perempuan lebih maju satu tahun
dari lelaki.
4) Usia 10-11 tahun
Kekuatan anak laki-laki lebih kuat dari perempuan, Kenaikan tekanan
darah dan metabolism yang tajam. Perempuan mulai mengalami
kematangan seksual (12 tahun), lelaki hanya 5% yang mencapai
kematangan seksual. (San– trock, 2007: 161).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk
perilaku psikomotorik ialah :
a. bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dan
b. dan yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang
halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated
movements).
a) Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa kanak– kanak:

13
14

Usia 3 tahun:
-Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba – tiba atau secara cepat
- Dapat melompat 15-24 inchi,
- Dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan
usia 4 tahun:
-Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar,
- Dapat melompat 24- 33
- Dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan,
- Dapat melakukan jingkat 4 sampai 6 langkah dengan
satu kaki .
3. Karakteristik Perkembangan Akademik
Karakteristik perkembangan akademik ini dijelaskan dengan
menggunakan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget.11 Kemampuan
akademik berkaitan dengan cara kerja otak. Adapun perkembangan kognitif itu
meliputi:
a.Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun
Bayi lahir dengan refleks bawaan, dimodifikasi dan digabungkan untuk
membentuk tingkah laku yang telah lebih kompleks. Pada masa ini anak
belum mempunyai konsepsi tentang objek tetap. Ia hanya mengetahui hal-
hal yang ditangkap oleh inderanya.
b.Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun
Anak mulai timbul pertumbuhan
kognitifnya, tetapi masih terbatas pada halhal yang dapat dijumpai (dilihat)
di dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak
telah mengenal simbol dan nama
1) Anak dapat mengaitkan pengalaman yang telah ada di lingkungan
bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi
egois.
2) di balik” (reversible Anak belum memiliki kemampuan untuk
memecahkan). masalah yang membutuhkan berikir “yang dapat Pikiran
mereka bersifat ireversible.
3) Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi
sekaligus dan belum mampu bernalar (reasoning) secara induktif dan
deduktif.

14
15

4) Anak bernalar secara tranduktif (dari khusus ke khusus), juga belum


mampu membedakan antara fakta dan fantasi
5) Anak belum memiliki konsep kekekalan
(kuantitas, materi, luas, berat dan isi) .
C. Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang mengkaji tentang kehidupan sosial kemasyarakatan,
termasuk di dalamanya membahas permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan sosial. Ilmu sosial merupakan bahan kajian yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan
dari konsep-konsep dan ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi dan ekonomi (Rudy Gunawan, 2006:36). IPS adalah
perwujudan dari pendekatan interdisipliner dari beberapa konsep ilmuilmu
sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan pengajaran di
sekolah (Sa’dun dan Hadi Sriwijaya, 2011:75).
Ilmu pengetahuan sosial merupakan bagian dari kurikulum
sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang- cabang ilmu sosial:
sejarah, ekonomi, geografi, politik, hukum, antropologi, filsafat dan
psikologi sosial (Trianto, 2010: 171). Dari beberapa pendapat IPS, maka
pendapat penulis tentang IPS ialah cabang ilmu sosial yang dimasukkan
dalam kurikulum sekolah melalui penyederhanakan dalam suatu mata
pelajaran sekolah dalam bentuk integratif yang mengkaji tentang konsep-
konsep ilmu sosial yang diturunkan dari cabang ilmu sosial seperti :
geografi, sosiologi, antropologi ekonomi, dan sejarah sebagai tujuan
pengajaran di sekolah.
Aspek-aspek pembelajaran IPS meliputi aspek sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Aspek-aspek ini nantinya akan dipelajari lebih mendalam pada materi
pelajaran IPS sesuai dengan cabang ilmu IPS seperti geografi, sejarah,
sosiologi, ekonomi. Namun pada jenjang sekolah dasar pembelajaran IPS
masih bersifat terpadu.

15
16

1. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang
terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS
diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah
dalam kotak disiplin ilmu (Lili M Sadeli, 1986:21). Berikut ini
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya.
1. Materi IPS
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara
individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya).
Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak
berpijak pada kenyataan. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21) ada
5 macam sumber materi IPS antara lain:
 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara
dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi, transportasi.
 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh.
 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang
tokohtokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber
materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep,
teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan
dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di
masyarakat.
1. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial

16
17

Oleh karena itu, pengajaran IPS sangatlah penting diajarkan


kepada peserta didik sejak dini. IPS yang diajarkan kepada peserta didik
pada pendidikan sekolah dasar dan menengah menjadi dasar pengantar
bagi mempelajari IPSStudi Sosial ataupun Ilmu Sosial di Perguruan
Tinggi dengan harapan peserta didik memiliki kemampuan serta
keterampilan untuk tetap bertahan menghadapi tantangan yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam standar isi BSNP 2006 meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
a. manusia, tempat, dan lingkungan
b. waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. sistem sosial dan budaya
d. perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, sebagai pokoknya adalah
kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosial.
Ditinjau dari aspek-aspeknya, ruang lingkup tersebut meliputi hubungan
sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek
politik. Dari ruang lingkup kelompoknya meliputi keluarga, rukun
tetangga rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke
tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional
sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi sosialnya,
meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik dan ekonomi. Tiap
unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu
sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks
masyarakatnya. Sedangkan ruang lingkup IPS sebagai program
pendidikan terkait dengan nilai dasar yang harus dikembangkan yaitu
nilai edukatif, nilai parktis, nilai teoritis, nilai filsafat dan nilai ketuhanan
Sumaatmadja, 2007: 1.22 Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa ruang lingkup dalam pembelajaran IPS mencakup
hal-hal yang sangatlah luas. Mengkaji manusia dan peradabannya
meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah,
geografi dan aspek politik dari tingkat regional sampai global.
D. Model Pembelajaran/metode COOPRATIVE LEARNING

17
18

PengerMenurut Roger dan Johnson dalam Noor (2008) tidak semua


kerja kelompok dapat dianggap model cooperative leaming. Menurut Noor
(2008) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model cooperative
learning harus diterapkan:
1. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung
pada usaha setiap anggotanya.
2. Tanggung jawab perseorangan. Unsur ini merupakan akibat langsung
dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut
prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3. Tatap muka. Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok
harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi.
Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi
ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota. Unsur ini juga menghendaki agar para
pembejar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.
5. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih
efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja
kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktutian.
2. Langkah-langkah
Noor (2008) menyatakan bahwa ada beberapa langkah yang harus
dilakukan berdasarkan komponen model cooperative learning antara lain ialah :
Langkah-Langkah
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan

E. Materi Pembelajaran
Kenampakan alam merupakan segala sesuatu yang ada di atas
permukaan bumi, baik itu dataran maupun perairan. Kenampakan alam ini
18
19

bisa tebentuk karena peristiwa yang terjadi di atas permukaan bumi dari
waktu ke waktu. Nah, berdasarkan proses terjadinya, kenampakan alam ini
dibedakan menjadi kenampakan alam alami dan buatan.Kenampakan alam
alami ini menjadi bentuk permukaan bumi yang terbentuk karena aktivitas
bumi secara alamiah, seperti gunung, pantai, laut, dataran rendah, dataran
tinggi, selat, teluk, sungai, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan
alam buatan merupakan bentuk permukaan bumi yang terbentuk akibat
adanya campur tangan aktivitas manusia. Seperti pemukiman, pasar,
stasiun, bandar udara, lapangan, dan lain-lain. Contoh kenampaka alam
yaitu :
a) Laut
b) Gunung
c) Sungai
d) Danau

19
20

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kelas IV
SDN CARINGIN pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tahun
Pelajaran 2022/2023 Jumlah siswa kelas ini sebanyak 30 siswa. dengan
rincian siswa 12 perempuan dan 18 siswa laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri Caringin yang
beralamat di Kp. Caringin Desa Caringin Kecamatan Cisolok Kabupaten
Sukabumi
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke-empat
bulan Oktober dan minggu ke-satu bulan Nopember tahun 2022 Untuk lebih
rinci tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel . 2
Waktu Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Tanggal Pelaksaaan Alokasi Waktu
1 29 Oktober 2022 Siklus 1 2x35 menit
2 5 November 2022 Siklus 2 2x35 menit

4. Pihak yang Membantu Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis dibantu kepala Sekolah SDN
Caringin Bapak/Ibu Dading Haerudin S.Pd yang telah memberikan izin
tempat dalam pelaksanaan penelitian ini, Bapak Mulyadi S.Pd sebagai
guru pendamping serta Bapak Drs.Enang Rosidin,M.Mpd sebagai
20
21

supervisor 1.
5. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan empat tahapan
relevan dengan model John Elliot (Muslihuddin,2011:72) yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun alur
pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada bagan berikut.
PELAKSANAAN

PENGAMATAN
SIKLUS I

RELEKSI
PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS II PENGAMATAN

RELEKSI

Bagan 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Berdasarkan Model John Elliot
Penelitian ini didesain berupa siklus dengan empat langkah pokok yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan , pengamatan dan refleksi.
a. Siklus pertama
1) Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM,
menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
mengembangkan skenario pembelajaran, menyiapkan sumber
pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, mengembangkan format
evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a. Siswa menonton video yang dishare guru lewat google classroom
berjudul kenampakan alam (Literasi)
b. Siswa dipersilahkan mengajukan pertanyaan (Mandiri)
c. Guru dan siswa berdiskusi di forum google classroom (Gotong
Royong)

21
22

d. Guru menyimpulkan hasil diskusi bersama siswa


( mengkomunikasikan )
e. Siswa mencatat tumbuhan yang ada di sekitar
(mengkomunikasikan)
f. Siswa mengisi tabel tentang karakteristik bentang alam tersebut
berdasarkan informasi yang ada dalam bacaan. (Critical Thinking
and Problem Solving)
g. Siswa menulis tumbuhan yang hidup di sekitar serta karakteristik
dan manfaatnya (Creativity and Innovation)
3) Pengamatan
Supervisor 2 memberikan ulasan untuk kegiatan siklus pertama ini di
karenakan hasil dari pengamatan supervisor 2 pada siklus pertama
tersebut perlu ada pada tindakan pendahuluan yang dilakukan peneliti
terhadap aktifitas siswa sebelum tindakan yang dilakukan,
pendamping (pengamat) mencatat, melakukan pemotretan (merekam)
suasana pembelajaran, menganalisis dan memberikan balikan dan
saran kepada peneliti apa yang dilakukan selama PTK berlangsung.
maka dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengatasi persoalan
dengan menggunakan metode cooprative learning dengan
menggunakan alat peraga atau alat pendukung agar nantinya
memudahkan peserta didik dalam mencerna materi yang di sampai
guru dan untuk efektifkan dalam kegiatan belajar mengajar saat
memberikan materi keliling bangun datar guru seharusnya membentuk
kelompok agar nantinya siswa atau peserta didik bisa berkerjasama
dalam memecahkan tugas tugas yang ada dalam LKPD. Selanjutnya
guru pendamping (pengamat) mencatat, melakukan pemotretan
(merekam) suasana pembelajaran, menganalisis dan memberikan
balikan dan saran kepada peneliti apa yang dilakukan selama PTK
berlangsung.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, melakukan
pembahasan hasil evaluasi, memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai dengan hasil evaluasi .
b. Siklus kedua

22
23

1) Perencanaan
Mengkaji kelemahan pelaksanaan pembelajaran yang ditemukan dari
siklus-1 dengan cara indentifikasi dan klasifikasi masalah,
merencanakan perbaikan dengan menerapkan Model Pembelajaran
Model cooprative learning
2) Tindakan
a) Guru menyampaikan poin-point materi yang harus dikuasai
oleh siswa hari ini dan Siswa mengamati penjelasan guru
b) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok
c) Masing –masing kelompok diberi tugas menganalasis berupa
3 permasalahan
d) Masing-masing kelompok ahli yang beranggotakan 3
siswa mendiskusikan materi yang sudah diberikan oleh guru
kemasing-masing kelompok
e) Guru menunjuk salah satu kelompok asal untuk
mempresentasikan hasil kerja dari kelompoknya, dan ditanggapi
oleh kelompok yang lain selanjutnya guru memberikan motivasi
pada kelompok untuk mengeluarkan pendapat.
f) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
3) Pengamatan
Guru pendamping (pengamat) mencatat, melakukan pemotretan
(merekam) suasana pembelajaran, menganalisis dan memberikan
balikan dan saran kepada peneliti apa yang dilakukan selama PTK
berlangsung.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, melakukan
pembahasan hasil evaluasi, memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai dengan hasil evaluasi .
b) Terakhir, dilakukan inventarisasi dan analisis data sebagai bahan
refleksi untuk kemudian diambil kesimpulan
C. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan merupakan perpaduan antara kuantitatif dan
kualitatif. Teknik kuantitatif berupa perhitungan sedangkan teknik kualitatif
berupa uraian. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui lembar

23
24

observasi dan lembar ujian siswa melalui tahap – tahap berikut ini :
1. Mengumpulkan data
a. Kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui lembar ob
servasi
b. Hasil belajar siswa melalui evaluasi / ulangan siswa yang dilaksanakan
setiap siklus
2. Menyeleksi data
3. Mengelompokkan data
4. Menghitung presentase data
5. Menganalisis data
Analisis data tersebut dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari
tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan. hingga refleksi kegiatan
6. Mendeskripsikan data

24
25

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan

Peneliti melaksanakan pengamatan awal ,sebelum melaksanakan tindakan

dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan awal ternyata menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih

tergolong rendah. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, maka peneliti

memutuskan untuk menerapkan Metode pembelajaran cooprative learning di

kelas IV SD Negeri Caringin Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan pelaksanaan tes awal di kelas IV

untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial

Nilai tes awal ini akan dijadian pedoman atau acuan setelah diterapkan

pembelajaran cooprative learning Soal tes berupa tes pilihan ganda Perolehan nilai

tes awal akan dijadikan acuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

setelah menggunakan pembelajaran cooprative learning Berikut ini disajikan data

hasil belajar siswa pada prasiklus.

Tabel 4.1

Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus

N Keterangan
Nama Anak L/p Kkm Nilai tes
o Tuntas Tidak tuntas
1 Agus L 70 50 Tidak tuntas
25
26

2 Agis L 70 60 Tidak tuntas


3 Naila P 70 70 Tuntas
4 Ikhsan L 70 45 Tidak tuntas
5 Karin P 70 70 Tuntas
6 Dira P 70 65 Tidak tuntas
7 Amel P 70 60 Tidak tuntas
8 Bela P 70 50 Tidak tuntas
9 Ured L 70 30 Tidak tuntas
10 Aldi L 70 30 Tidak tuntas
11 Azka L 70 45 Tidak tuntas
12 Fatih L 70 70 Tuntas
13 Hardian L 70 45 Tidak tuntas
14 Nizam L 70 20 Tidak tuntas
15 Imam L 70 35 Tidak tuntas
16 Hisam L 70 70 Tuntas
17 Riko L 70 75 Tuntas
18 Muhammad L 70 45 Tidak tuntas
19 Maspupah P 70 70 Tuntas
20 Siti salma P 70 65 Tidak tuntas
21 Airin P 70 75 Tuntas
22 Talita P 70 45 Tidak tuntas
23 Salsa P 70 55 Tidak tuntas
24 Hapipah P 70 65 Tidak tuntas
25 Ajay L 70 60 Tidak tuntas
26 Revan L 70 80 tuntas
27 Idam L 70 50 Tidak tuntas
28 Rehan L 70 60 Tidak tuntas
29 Sari P 70 65 Tidak tuntas
30 Hilya P 70 65 Tidak tuntas
Rata-rata Nilai 56,3
Presentasi ketuntasan 26,6%
Presentasi ketidak
tuntasan 73,3%

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada

prasiklus tersaji pada grafik 4.1 berikut.

Grafik 4.1

Data Hasil Belajar Siswa Prasiklus

Adapun tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada Prasiklus terlihat

pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

26
27

Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus

Jumlah
No Keterangan Persen
Siswa
1 Tuntas 8 26,6
Belum
2 22 73,3
Tuntas
Jumlah 30 100%
Jika tabel tersebut digambarkan dalam bentuk grafik akan tampak pada

grafik 4.2 berikut ini.

Grafik 4.2

Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus

Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat bahwa siswa hanya

memperoleh rata-rata 70 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 Siswa

yang hasil belajarnya di atas KKM hanya 22 orang atau 73% dari nilai KKM

yang ditetapkan yaitu 70 Hal ini menggambarkan bahwa hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih tergolong rendah.

2. Tindakan siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Tahap pertama dalam kegiatan pendahuluan Orientasi (PPK) Religius,

Nasionalis, Percaya Diri dan Tanggung jawab Kelas dimulai dengan dibuka

dengan salam, menanyakan kabar, memeriksa kehadiran siswa dan untuk menjaga

semangat nasionalisme guru dan peserta didik menyanyikan lagu ”Syukur”

langkah selanjutnya yaitu melakukan apersepsi Mengulas sedikit materi yang

telah disampaikan sebelumnya yang terakhir memberikan motivasi terhadapa

perserta didik Seteleh mempelajari materi ini,selanjutnya guru menjelakan mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan tema “ Peduli Terhadap Makhluk

Hidup”

b. Pelaksanaan Tindakan
27
28

Pelaskanaan Tindakan dalam Siklus I dilakasanakan dalam dua kali tatap

muka (pertemuan) dengan rincian sebagai berikut.

1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I dilaksanakan pada hari

Sabtu,tanggal 29 Oktober 2022 di kelas IV jam ke-1

a) Guru menyampaikan poin-point materi yang harus dikuasai

oleh siswa hari ini, dan Siswa mengamati penjelasan guru

tentang Peduli Terhadap Makhluk Hidup.

b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

c) Masing-masing kelompok diberi tugas menganalasis tentang

materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup.

d) Guru menunjuk salah satu kelompok asal untuk

mempresentasikan materi tentang Peduli Terhadap Makhluk

Hidup

e) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan

f) Penguatan dan membuat kesimpulan dari materi tersebut

2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke-2 dilaksanakan pada

hari Sabtu, tanggal 5 November 2022 di kelas IV jam ke-1

a) Guru menyampaikan poin-point materi yang harus dikuasai


oleh siswa hari ini, dan Siswa mengamati penjelasan guru
tentang Peduli Terhadap Makhluk Hidup.
b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

c) Masing-masing kelompok diberi tugas menganalasis tentang

materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup

d) Guru menunjuk salah satu kelompok asal untuk mempresentasikan

materi tentang Peduli Terhadap Makhluk Hidup

e) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan

f) Penguatan dan membuat kesimpulan dari materi tersebut.

28
29

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi pada Siklus I), didapat data bahwa
siswa kelas IV SD Negeri Caringin dalam memahami pembelajaran materi Peduli
Terhadap Makhluk Hidup yang menggunakan metode pembelajaran Cooprative
Learning ada peningkatan dalam memahami materi tersebut di karenakan adanya
kolaborasi antar siswa dengan membentuk kelompok dalam pembelajaran ini
sehingga anak kelas IV aktif dalam mengerjakan tugas-tugasnya baik itu tugas
individu maupun tugas kelompok sehingga pemahaman materi tersebut hampir
merata.
Data tentang aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar
observasi seperti pada lampiran. Keaktivan siswa tersebut dapat dilihat dalam hal
bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru maupun dari siswa saat proses
KBM berlangsung.
Data tentang aktivitas siswa pada siklus I terlihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3

Data Aktivitas Siswa pada Siklus I

No
. Indikator Jumlah Siswa Persentase
1. Sangat Aktif 7 23,3%
2. Aktif 6 20%
3. Kurang Aktif 9 30%
4 Tidak Aktif 8 26,7%
Jumlah 30 100%

Jika data tentang aktivitas siswa pada Siklus I digambarkan dalam bentuk

grafik diperoleh hasil sebagai berikut.

Grafik 4.3

Data Aktivitas Siswa pada Siklus I

29
30

Chart Title
D e n g a n m e m p
10 30%
9 26,7%
8 23,3%
7 20%
6
5
4
3
2
1
0
Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

menunjukkan sebagian besar kurang motivasi dalam mengikuti KBM.

Selanjutnya di bawah ini hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru pada

Siklus I terlihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Data Hasil Pengamatan Aktifitas Guru pada Siklus I

Penilaian
No
Indikator Bai Kuran
.
k Cukup g
1. Pendahuluan
a. Membuka Pelajaran v
b. Mengondisikan Kelas v
c. Menyampaikan Tujuan v
d. apersepsi pembelajaran v
2. Inti
a. relevan dengan indicator v
b.relevan dengan pengalaman
belajar v
c.Kejelasan dalam memaparkan
konsep dan contoh v
d. Mengaktifkan siswa dalam
KBM v
e. Rresponsif pada siswa v
f. Ketepatan menggunakan media v
3. Penutup
a. Evaluasi v
b Memberikan Penguatan v
c Menutup Pembelajaran v
4 Manajemen Waktu v
5. Kekondusifan Kelas v
30
31

Untuk memudahkan pengamatan dalam bentuk grafik peneliti memberikan

skor pada setiap kategori. Skor 70 untuk kategori Baik, 60 untuk kategori, Cukup

dan 50 untuk kategori Kurang.

Dengan ketentuan tersebut maka diperoleh grafik sebagai berikut.

Grafik 4.4

Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I

Data Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Pada Siklus I


80
60
40
20
0
s
n an an ator ajar oh BM swa ia si an an tu as
ake
la
ra uju j ar k l nt K i ed alua uat j ar ak Kel
l ajn T el
a d i b e co m a
s m
Ev eng bel
a W n
Pe sika ikan mb in an dan dala pad aka
n en sifa
a i a n m p m m u
k
bu kon
d pa i pe ng al
a p
se swa ons
if un an Pe aj
e nd
am eps n de eng kon i gg rik tup an ko
em ng y s s p en be u M Ke
M e en rs va p an fka
n
Re n m em Men
M M Ape ela gan rk ti a M
R a at
n
de ma
p ak
n eng tep
va e Ke
la m M
R e alam
d
n
a sa
l
je
ke Column1 Column2 Column3

Untuk mengetahui besaran hasil belajar siswa, pada akhir Siklus 1 dilakukan

tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

31
32

Tabel 4.5

Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Nilai keterangan
Nama Anak L/p Kkm
tes tuntas tidak tuntas
Agus L 70 75 tuntas
Agis L 70 70 tuntas
Naila P 70 75 tuntas
Ikhsan L 70 70 tuntas
Karin P 70 85 tuntas
Dira P 70 75 tuntas
Amel P 70 70 tuntas
Bela P 70 65 tidak tuntas
Ured L 70 70 tuntas
Aldi L 70 70 tuntas
Azka L 70 75 tuntas
Fatih L 70 85 tuntas
Hardian L 70 80 tuntas
Nizam L 70 60 tidak tuntas
Imam L 70 70 tuntas
Hisam L 70 80 tuntas
Riko L 70 70 tuntas
Muhammad L 70 65 tidak tuntas
Maspupah P 70 70 tuntas
Siti salma P 70 75 tuntas
Airin P 70 80 tuntas
Talita P 70 60 tidak tuntas
Salsa P 70 80 tuntas
Hapipah P 70 65 tidak tuntas
Ajay L 70 80 tuntas
Revan L 70 70 tuntas
Idam L 70 65 tidak tuntas
Rehan L 70 50 tidak tuntas
Sari P 70 60 tidak tuntas
Hilya P 70 75 tuntas
71.
Rata-rata Nilai 3
Presentasi ketuntasan 73%
Presentasi ketidak tuntasan 26,7%

Jika digambarkan dalam bentuk grafik , maka data hasil belajar pada siklus

I tersajik pada grafik 4.5 berikut ini

32
33

Grafik 4.5

Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Chart Title
170
150
130
110
90
70
50
30
10
us ila rin el ed ka n ko h rin ls a ay am
ri
Ag Na Ka Am Ur Az rd
ia am Ri upa Ai Sa Aj Id Sa
Ha Im sp
a
M

Series1 Series2

Berdasarkan tabel 4,5 dan grafik 4.5. di atas terlihat bahwa rata-rata nilai

siswa 70 dengan nilai tertinggi dan 85 nilai terendah 50 Siswa yang hasil

belajarnya di atas KKM ada 22 orang atau 71,3% dari nilai KKM yang ditetapkan

70 Hal ini memberikan gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari

Prasiklus ke Siklus I.

d. Refleksi

Dalam kegiagatan siklus ke-1 di lihat dari beberapa penilaian yang di

tampilkan kedalam tabel maupun dalam bentuk grafik hal yang perlu di perbaiki

oleh seorang guru terhadap peserta didik yaitu harus memperbaiki aktifitas guru di

kegiatan inti pembelajaran dikarenakan ada beberapa yang perlu di tingkatkan

seperti relevan dengan pengalaman belajar, Kejelasan dalam memaparkan konsep

33
34

dan contoh, Responsif pada siswa, dan Ketepatan menggunakan media

3. Tindakan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1) Peneliti melakukan identifikasi masalah berdasarkan refleksi pada Siklus I

sebelum menyusun rencana pembelajaran dan merencanakan langkah-

langkah yang akan dilaksanakan pada Siklus II.

2) Setelah peneliti mengetahui dan memahami masalah dan langkah-langkah

yang akan ditempuh pada tindakan Siklus II, peneliti kemudian menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai acuan

materi yang akan dibahas dalam penelitian.

4) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5) Mengembangkan format evaluasi.

6) Mengembangkan format observasi pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dengan rincian sebagai berikut.

a) Pelaksanaan tatap muka atau pembelajaran pada pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 29 oktober 2022 di kelas IV SD Negeri

Caringin Cisolok jam ke-1

b) membuka pelajaran ,mengecek absensi siswa ,mengondisikan kelas.

c) menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana kegiatan

berikutnya.

d) melakukan apersepsi

e) Guru memberikan penguatan serta menutup pembelajaran

34
35

2) Pelaksanaan tatap muka atau pembelajaran pertemua ke-2 dilaksanakan

pada tanggal 5 November 2022 di kelas IV SD Negerri Caringin jam ke

a) Guru menyampaikan poin-point materi yang harus dikuasai

oleh siswa hari ini

b) menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana kegiatan.

c) apersepsi dengan tanya jawab dengan materi yang diajarkan.

d) Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok

e) Masing – masing kelompok diberi tugas menganalasis mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

f) Masing-masing kelompok ahli mendiskusikan materi yang sudah

diberikan oleh guru

g) Masing-masing kelompok ahli Siswa diberikan kesempatan untuk

memberikan tanggapan

h) Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa menyimpulkan

kegiatan, memberikan penguatan, dan menutup kegiatan

pembelajaran.

c. Observasi

Pada siklus II ini guru telah melakukan perbaikan-perbaikan. salah

satunya seperti guru memberikan materi yang relevan dengan pengalaman

belajar, Kejelasan dalam memaparkan konsep dan memberikan contoh

yang mudah di pahami oleh siswa, lebih responsif pada siswa, dan

Ketepatan menggunakan media. Data mengenai aktivitas siswa dapat

diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, seperti pada lampiran.

Akitivitas siswa tersebut dapat dilihat dalam hal bertanya, mengomentari

maupun mengemukakan pendapatnya. Data tentang aktivitas siswa pada

35
36

Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

DataAktivitas Siswa Siklus II

keterangan
No Nama Anak L/p Kkm Nilai tes tidak
tuntas tuntas
1 Agus L 70 75 tuntas
2 Agis L 70 75 tuntas
3 Naila P 70 80 tuntas
4 Ikhsan L 70 75 tuntas
5 Karin P 70 90 tuntas
6 Dira P 70 80 tuntas
7 Amel P 70 80 tuntas
8 Bela P 70 75 tuntas
9 Ured L 70 80 tuntas
10 Aldi L 70 80 tuntas
11 Azka L 70 75 tuntas
12 Fatih L 70 90 tuntas
13 Hardian L 70 85 tuntas
14 Nizam L 70 70 tuntas
15 Imam L 70 75 tuntas
16 Hisam L 70 90 tuntas
17 Riko L 70 80 tuntas
18 Muhammad L 70 80 tuntas
19 Maspupah P 70 75 tuntas
20 Siti salma P 70 75 tuntas
21 Airin P 70 86 tuntas
22 Talita P 70 80 tuntas
23 Salsa P 70 90 tuntas
24 Hapipah P 70 80 tuntas
25 Ajay L 70 80 tuntas
26 Revan L 70 75 tuntas
27 Idam L 70 75 tuntas
28 Rehan L 70 70 tuntas
29 Sari P 70 70 tuntas
30 Hilya P 70 75 tuntas
Rata-rata Nilai 78,8%
Presentasi
ketuntasan 100%
Presentasi ketidak
tuntasan -

Jika tabel tersebut digambar dengan grafik akan tampak seperti berikut ini.

Grafik 4.6

36
37

Data Aktivitas Siswa Siklus II

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
us ila rin el ed ka n ko h rin ls a ay am
ri
Ag Na Ka Am Ur Az rd
ia am Ri upa Ai Sa Aj Id Sa
Ha Im sp
a
M

Series1 Series2

Data mengenal aktivitas siswa pada Siklus II menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa termotivasi dan aktif dalam mengikuti KBM.

Selanjutnya berikut ini hasil pengamatan pengamat (observer) tentang

aktivitas guru pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II

Jumlah
No Indikator Persentase
Siswa
1 Sangat Aktif 7 23,3%
2 Aktif 6 20%
3 Kurang Aktif 9 30%
4 Tidak Aktif 8 26,7%
Jumlah 30 100%

Untuk mempermudah mengamati peneliti memberikan pada setiap kategori

indikator. Kategori Baik diberi skor 70, Cukup diberi skor 60 serta Kurang diberi

skor 50. Dengan cara seperti ini tabel tersebut dapat digambarkan dalam grafik 4.7

berikut ini.

Grafik 4.7

37
38

Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II

Chart Title

10 30%
9 26,7%
8 23,3%
7 20%
6
5
4
3
2
1
0
Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

Untuk mengetahui besaran hasil belajar siswa, maka pada akhir Siklus II

dilakukan tes dengan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8
Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka data hasil belajar pada siklus

II tersaji pada grafik 4.8

.Grafik 4.8

Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
us ila rin el ed ka ia
n ko ah rin ls a ay am
ri
Ag Na Ka Am Ur Az rd am Ri up Ai Sa Aj Id Sa
Ha Im s p
a
M

Berdasarkan tabel dan grafik 4.8 di atas terlihat bahwa rata-rata siswa 75

38
39

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 Siswa yang hasil belajarnya di atas

KKM ada 30 orang atau 100% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70 Hal ini

memberikan gambaran bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari Siklus I ke

Siklus II.

d. Refleksi

Berdasar pada hasil analisis data didapat bahwa hampir seluruh siswa

menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan Pembelajaran

Contextual Teaching-Learning Komponen Pemodelan. Hal ini karena siswa

terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru bertindak sebagai

fasilitator dan moderator serta kegiatan berpusat kepada siswa. Siswa merasa

tertarik dan termotivasi mengikuti KBM yang menggunakan Pembelajaran

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pembelajaran menerapkan pembelajaran dengan model

cooprative learning .dan jawaban yang diberikan, kemudian peneliti

menggunakan jawaban tersebut untuk mengetahui apakah pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan menerapkan model cooprative learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN CARINGIN Kabupaten

Sukabumi . Berikut ini adalah data yang diperoleh dari hasil belajar siswa setiap

siklus (prasiklus, siklus I, dan siklus II )

Tabel 4.9

39
40

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus

Siklus Siklus
Prasiklus
No Nama Anak L/p I II
Nilai Nilai Nilai
1 Agus L 65 75 75
2 Agis L 70 70 75
3 Naila P 70 75 80
4 Ikhsan L 85 70 75
5 Karin P 70 85 90
6 Dira P 70 75 80
7 Amel P 70 70 80
8 Bela P 65 65 75
9 Ured L 70 70 80
10 Aldi L 65 70 80
11 Azka L 70 75 75
12 Fatih L 70 85 90
13 Hardian L 75 80 85
14 Nizam L 70 60 70
15 Imam L 80 70 75
16 Hisam L 70 80 90
17 Riko L 85 70 80
18 Muhammad L 70 65 80
19 Maspupah P 70 70 75
20 Siti salma P 70 75 75
21 Airin P 75 80 86
22 Talita P 70 60 80
23 Salsa P 60 80 90
24 Hapipah P 70 65 80
25 Ajay L 70 80 80
26 Revan L 85 70 75
27 Idam L 70 65 75
28 Rehan L 70 50 70
29 Sari P 65 60 70
30 Hilya P 70 75 75
Rata rata 71.2 71.3 78.9
Nilai tertinggi 85 85 90
Nilai terendah 60 50 70
Jumlah siswa yang tuntas 25 22 30
Jumlah siswa yang belum tuntas 5 8 0
Persentase Ketuntasan 83% 73,3% 100%

Berdasar pada hasil penelitian selama dua siklus yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup,

terlihat pada pelaksanaan Siklus I dan II telah menunjukkan hal-hal berikut yaitu
40
41

para proses pembelajaran cooprative learning ditinjau dari segi interaksi siswa

dan guru pada awal pelajaran, guru membuka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan menerapkan cooprative learning sebagai titik tolak pelajaran. Guru

membuka pelajaran dimulai dengan kegiatan awal,yaitu berdo’a mengisi daptar

hadir siswa,mempersiapkan materi pembelajaran,dan kemudian d lanjutkan

dengan sedikit mengulang materi pembelajaran yang telah dpelajari pada

pertemuan yang lalu.

Kegiatan inti, selama kegiatan inti guru menyampaikan materi pembelajaran

sebagai berikut: 1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi yang akan

dipelajari. 2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok sesuai dengan kelompok

yang telah dibentuk sebelumnya. 3) Siswa melaksanakan tugas yang diberikan

oleh guru secara kelompok sesuai arahan dan petunjuk pengerjaan pada LKPD. 4)

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok yang dikerjakannya di depan kelas

dengan penuh percaya diri, dan siswa lain menanggapinya dengan melakukan

tanya jawab; 5) Guru memberikan pengrahan dan meluruskan hal-hal yang masih

memerlukan penjelasan atau perlu diluruskan.

Kegiatan akhir, pada kegiata ini guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah diajarkan, Siswa mengerjakan soal tes yang telah

disiapkan dengan membagikan soal pilihan ganda (multiple choice) sebagai titik

tolak pengukuran tingkat pencapaian siswa dalam memahami materi pembelajaran

yang telah disampaikan.

dapat disimpulkan bahwa telah ada peningkatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai hasil belajar

dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II yang tersaji pada grafik 4.9

Grafik 4.9

41
42

Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

80.0
SILUS II

78.0

76.0

74.0

72.0 PRA SIKLUS SIKLUS I

70.0

68.0

66.0
1 2 3

Peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa juga ditunjang oleh

peningkatan nilai terendah dan nilai tertinggi setiap siklus seperti yang tergambar

pada grafik 4.10

Grafik 4.10

Peningkatan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Tiap Siklus

Dengan memperhatikan grafik 4.10 diperoleh data bahwa nilai terendah

pada prasiklus adalah …………. kemudian meningkat menjadi ……………. pada

siklus I dan meningkat lagi menjadi …………… pada siklus II. Selanjutnya nilai

tertinggi pada prasiklus adalah …………….., meningkat pada siklus I menjadi

…………………. serta meningkat lagi pada siklus II menjadi ………………. Hal

ini menandakan bahwa penerapan ………………………………. pada materi

menulis pengembangan paragraf deskripsi.

Selain peningkatan nilai rata-rata, dan peningkatan nilai tertinggi dan

terendah penerapan …………………………… juga dapat meningkatkan


42
43

persentase ketuntasan hasil belajar siswa seperti yang tersaji pada grafik 4.11

berikut.

Grafik 4.11

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Tiap Siklus

Dengan memperhatikan grafik 4.11 di atas diperoleh data bahwa

ketuntasan belajar siswa pada prasiklus …………… % atau ……………… siswa

yang nilainya di atas KKM , meningkat pada siklus I menjadi …………….. %

atau 27 siswa serta meningkat pula pada siklus II menjadi ……………% atau

…………….. siswa.

Peningkatan nilai hasil belajar siswa ditunjang pula oleh peningkatan

aktivitas siswa pada siklus I dan II seperti tergambar dalam grafik 4.12 berikut ini

Grafik 4.12

Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II.

Dengan memperhatikan grafik di atas diperoleh data bahwa pada siklus I

terdapat ……………… siswa sangat aktif (……………….) meningkat pada

siklus II menjadi …………siswa (……………… %). Selanjutnya pada siklus I

terdapat ……………..siswa aktif (…………….%) mengalami peningkatan pada

siklus II menjasi ………….. siswa aktif (……………….%). Pada siklus I terdapat

……………………. siswa kurang aktif (………………. %) dan …………………

siswa tidak aktif (………………..%)., sedangkan pada siklus tidak terdapat siswa

yang kurang aktif dan tidak aktif (………….%). Dengan banyaknya siswa yang

43
44

terlibat aktif maka pemberian materi pengembangan paragraf deskripsi proses

pembelajaran meningkat karena berhasil melibatka siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Data aktivitas guru menunjukkan bahwa pada siklus I (perhatikan dan

deskripsikan tabel dan grafik observasi aktivitas guru siklus I)

……………………… siklus II dengan kategori Baik. (perhatikan dan

deskripsikan tabel dan grafik observasi aktivitas guru siklus II) Hal inilah

menjadi salah satu aspek penyebab meningkatnya hasil belajar siswa.

44
45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri

Caringin .Kabupaten Sukabumi pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2022, bahwa

hasil belajar siswa setelah menarapkan model Cooprative learning menunjukkan

hasil yang memuaskan. Dari uraian pada bab sebelumnya dapat diambil simpulan

sebagai berikut.

1. Hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV

SD Negeri Caringin sebelum menggunakan model Cooprative

learning .mempunyai nilai rata-rata yang sangat rendah Pada saat

pembelajaran diubah dengan menerapkan model cooprative learning rata-

rata hasil belajar siswa meningkat menjadi ……….. pada siklus I serta

………….. pada siklus II.

2. Penggunaan model…………… ternyata ……………………. siswa. Pada

proses pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa yang berpengaruh

pada peningkatan hasil belajar siswa..Hal ini terbukti pada siklus I terdapat

……………siswa sangat aktif(……………%) meningkat pada siklus II

menjadi ………..siswa (…………%). Selanjutnya pada siklus I terdapat

…….. siswa aktif (…….%) mengalami peningkatan pada siklus II menjadi

45
46

………. siswa aktif (………..%). Pada siklus I terdapat ………….. siswa

kurang aktif (……….. %) dan …………. siswa tidak aktif (…………%).,

sedangkan pada siklus II terdapat siswa yang kurang aktif dan tidak aktif

…………siswa atau %. Dengan banyaknya siswa yang terlibat aktif maka

pemberian materi ………………..proses pembelajaran meningkat karena

……………………………………...

3. Penerapan model………………….ternayata dapat meningkatan hasil

belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan nilai terendah setiap siklus.

Pada prasiklus nilai terendah ………., meningkat pada siklus I menjadi

…………. dan meningkat lagi menjadi …………. pada siklus II..

Demikian pula peningkatan pada nilai tertinggi, pada prasiklus

…………… meningkat pada siklus menjadi …………siklus I serta

meningkat lagi pada siklus II menjadi …………... Peningkatan pun terjadi

pada persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada

prasiklus terdapat …………..siswa yang tuntas di atas KKM (…….%),

meningkat pada siklus 1 menjadi ……….. orang (……………. %) serta

meningkat pula pada siklus II menjadi ……….. orang (. %).

B. Saran

Setelah melaksanakan penelitian penulis mengajukan saran sebagai berikut.

1. …………………………………………………

2. ……………………………………….

3. ………………………………………..

4. …………...

46

Anda mungkin juga menyukai