Anda di halaman 1dari 71

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN MELALUI MEDIA STIK ES KRIM SISWA KELAS III


SEMESTER I SD NEGERI GLEMPANGPASIR 02 ADIPALA,CILACAP
TAHUN 2023/2024

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi


Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PDGK 4501) Program Studi PGSD FKIP Universitas Terbuka

Oleh
WAHYU KURNIA AMBARSARI
NIM. 857616006

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
PURWOKERTO
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada Program Strata 1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
oleh :
Nama Mahasiswa : Wahyu Kurnia Ambarsari
NIM : 857616006
Program Studi : S1 PGSD BI
Pokjar : SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto
Tempat Penelitian : SD Negeri Glempangpasir 02
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Siklus I -
-
Siklus II -
-
Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan metode setik es krim pada materi perkalian dapat
mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran?
2. Apakah penggunaan metode setik es krim pada materi perkalian dapat
meningkatkan minat belajar siswa?

Purwokerto,
Menyetujui
Supervisor 1, Peneliti,

Drs.Lilik Hidayat Setyawan , M.Pd Wahyu Kurnia Ambarsari


ID. Tutor NIM. 857616006

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah ditulis dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh sebagian atau sebagian laporan PKP
ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang
saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Purwokerto, 202
Yang membuat Pernyataan,

Wahyu Kurnia Ambarsari


NIM. 857616006

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridho-Nya dapat terselesaikan laporan hasil perbaikan dan pembelajaran ini.
Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan petunjuk dan teladan bagi umat-Nya.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini,


masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Itu semua karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi perbaikan di masa yang akan datang.

Laporan perbaikan pembelajaran ini disusun sebagai syarat untuk


memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK
4501). Keberhasilan peneliti menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari peran dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan
hati, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Terbuka di Jakarta;


2. Kepala UPBJJ 41 Purwokerto , Universitas Terbuka;
3. Bapak Drs.Lilik Hidayat Setiawan, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Laporan Perbaikan Pembelajaran yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya:
4. Pengelola Universitas Terbuka Pokjar SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto;
5. Ibu Sugiyem, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Glempangpasir 02
Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap atas dorongan dan semangatnya;
6. Ibu Titin, S.Pd,SD selaku observer (supervisor 2) yang telah memberikan
bimbingan dalam pelaksanaan penelitian;
7. Rekan-rekan Mahasiswa seperjuangan dan rekan-rekan Guru SD Negeri
Glempangpasir 02 atas dorongan dan semangatnya;
8. Keluaraga yang telah memberi dukungan setiap langkah penulis;dan
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)

iv
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
pada khususnya, dan bagi semua pihak pada umumnya. Penulis juga menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki kulitas dalam penulisannya.

Purwokerto, 202
Penulis

WAHYU KURNIA AMBARSARI

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
2. Analisis Masalah ...................................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................... 4
B Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................. 4
D Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A Landasan Teori………….............................................................. 6
B Penelitian yang Relevan ............................................................... 13
C Kerangka Berpikir… ................................................................... 14
D Hipotesis Tindakan ...................................................................... 16
E Indikator dan Kriteria Keberhasilan ............................................. 17
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ....................................... 19
B Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ................................... 20

C Teknik Analisis Data ................................................................... 31

vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesesuaian Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A
Dengan Tujuan Penelitian………………………... .................... 33
B Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……........ 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A Simpulan....................................................................................... 47
B Saran Tindak Lanjut .................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 53

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir...................................................................... 16

Tabel 4.1 Rekapitulasi Minat belajar siswa materi bangun datar Pra
35
Siklus dan Siklus I....................................................................
Tabel 4.2 Persentase Minat belajar Siswa materi bangun datar pada
37
Prasiklus dan Siklus I………………………………………..

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika


Siklus II......................................................................................
39

Tabel 4.4 Persentase Minat belajar siswa materi bangun datar pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II……........................................
42

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur PTK ……………………..……………........................ 21

Gambar 3.2 Alur Perbaikan ….................................................................. 22

Gambar 4.1 Diagram Minat belajar Siswa Pada Siklus I…….................. 45

Gambar 4.2 Diagram Minat belajar siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II…………………………………………………….
46

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing.

Lampiran 2 Perencanaan PTK (identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif

pemecahan masalah, rumusan masalah)

Lampiran 3 Berkas RPP pra siklus,

Lampiran 4 RPP perbaikan siklus 1,

Lampiran 5 RPP perbaikan siklus 2.

Lampiran 6 lembar observasi / pengamatan kinerja guru terisi

Lampiran 7 Jurnal pembimbingan dengan Supervisor 2

Lampiran 8 Hasil pekerjaan siswa yang tertinggi dan terendah per siklus

Lampiran 9 Kartu Kendali

Lampiran 10 Link Video Ujian Praktik Mengajar PKP

x
7

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI


PERKALIAN MELALUI MEDIA STIK ES KRIM SISWA KELAS III SD
NEGERI GLEMPANGPASIR 02 ADIPALA,CILACAP TAHUN 2023/2024

WAHYU KURNIA AMBARSARI


NIM 857616006
wahyukurniaok@gmail.com

Hasil ulangan harian siswa di kelas III SDN Glempangpasir 02 pada materi
pecahan masih tergolong rendah.Hanya 21% siswa yang dapat mencapai
KKM.Penyebab utama dari rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah
penggunaan media pembelajaran yang belum sesuai sehingga siswa sulit
memahami materi perkalian.Oleh sebab itu,penelitian ini dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa melalui media stik es krim
dilaksanakan pada materi perkalian di kelas III SDN Glempangpasir 02.Penelitian
ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitiannya siswa kelas III
SDN Glempangpasir 02,Adipala,Cilacap.Hasil tes tertulis dan observasi merupakan
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.Data yang terkumpul dianalisis
secara deskriptif,kuantitatif,dan kualitatif.Hasil Pra siklus menunjukan siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan sebesar 14%,kemudia siklus 1 sebesar 55%,sedangkan
siklus 2 meningkat menjadi 90% siswa mencapai ketuntasan.Menurut hasil
penelitian yang telah dilakukan hasil belajar siswa pada materi perkalian.

Kata Kunci: Minat Belajar, Pembelajaran Matematika dan Metode Perkalian


8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika adalah salah satu diantara mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.Namun kenyataannya
pelajaran matematika sering kali dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang
sulit dan menakutkan.Suasana proses belajar dan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran.Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media
seperti,gambar,ilustrasi,atau model-model kongkret sangat efektif untuk
membantu meningkatkan daya ingat seseorang tentang konsep yang sedang
dipelajari,terlebih jika media atau peragaan yang digunakan menarik
perhatian.Oleh karena itu agar siswa dapat dengan mudah menginat fakta-fakta
atau konsep-konsep yang dipelajari,maka guru sangat dianjurkan menggunakan
media yang benar-benar sesuai konsep yang dibahas serta menarik perhatian
siswa.
Perkalian adalah operasi matematika perskalaan satu bilangan dengan
bilangan lain.Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar dalam
aritmatika dasar (yang lainnya adalah penjumlahan,pengurangan,dan
pembagian).Perkalian adalah operasi matematika penakalaan satu bilangan
dengan bilangan lain.Sederhananya perkalian merupakan penjumlahan
berulang.Ina Kurniawati (2004:5) mengemukakan bahwa : Perkalian adalah
suatu cara pendek dan mudah untuk menulis dan melakukan suatu
penjumlahan.Dapat diartikan bahwa perkalian merupakan suatu penjumlahan
yang ditulis secara singkat.Contoh : 4 kali 2 berarti 2 + 2 + 2 + 2 atau 4 buah
angka 2 dijumlah secara peraga untuk pembelajaran matematika materi
penjumlahan,pengurangan,perkalian dan pembagian.Sehingga materi perkalian
sangatlah penting bagi siswa dan guru sampai akhir hayat.
Salah satu mata pelajaran pada pendidikan sekolah dasar (SD) ialah
matematika yang merupakan kegiatan inti dalam kehidupan sehari-hari dalam
9

pendidikan.Saking begitu pentingnya mempelajari matematika karena dengan


kita mengajarkannya kepada siswa maka tujuan pendidikan akan dijelaskan
dalam UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 bahwa matematika dapat
terpenuhi dengan baik.Permasalahnnya disini yang menyangkut pengelolaan
kegiatan proses belajar mengajar pelajaran matematika materi perkalian di SD
adalah kurangnya ilmu pengetahuan bagi guru sekolah dasar dan keterbatasan
dana serta sarana tentang bagaimana cara kita membuat dan menggunakan
media stike es krim dalam kegiatan pembelajaran matematika,materi
perkalian.Di lain sisi media stik es krim tersebut pembelajaran matematika telah
diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan.Berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan yang sedang dilakukan SDN Glempangpasir 02 Adipala,Cilacap
siswa kelas III akan memperlihatkan aktivitas belajar matematika masih rendah
dalam hal ini maka akan menimbulkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran materi perkalian melalui media stik es krim.Hal ini di dukung oleh
hasil siswa yang menunjukkan hanya 55% siswa yang tuntas.Penyebab
mendasar dari permasalahn ini adalah siswa terlibat langsung melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan cara menghafal saja tanpa harus
mempraktekannya di dalam tulisan sehingga siswa merasa malas dan bosan
dengan materi perkalian tersebut.Siswa yang telah mencapai tingkat
kompetensi tertentu yang dituangkan dalam kurikulum menunjukkan bahwa
mereka sudah memiliki keterampilan atau hasil belajar yang diperlukan (
Mardapi,2015; Sari Retno Dewi,2021).
Penyebabnya pada materi perkalian ini siswa belum mencapai kriteria
ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 60.Berarti ada 15
siswa dari 21 siswa atau 85% siswa yang belum mencapai KKM.Maka dari itu
diperlukan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
matematika.Cara menyampaikan materi perkalian yang akan dilakukan oleh
guru pada pelajaran matematika selama ini hanya menggunakan media latihan
saja,sehingga proses belajar mengajar berlangsung monoton dan
membosankan.Disamping itu,dalam proses belajar mengajar didominasi oleh
guru membuat siswa kurang antusias dan kurang merespon materi perkalian
10

yang akan dipelajari.Untuk meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa maka


dalam penelitian tindakan kelas ini,peneliti mencoba mengetengahkan salah
satu bentuk pembelajaran aktif,kreatif,egfektif dan menyenangkan.
Dalam penyampaian pembelajaran ini peneliti menggunakan media atau
alat peraga stik es krim dalam materi perkalian di kelas III SDN Glempangpasir
02,Adipala,Cilacap.Dengan urutan pembelajaran sebagai berikut:
1.Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil ( berpasangan dalam
satu bangku).
2.Kemudian stik es krim kita bagikan kepada masing-masing kelompok
sebanyak 30 buah.
3.Guru memperagakan stik es krim itu untuk menghitung perkalian.
4.Siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara memperagakan stik
es krim sebagai alat untuk menjawab lembar tugas tersebut.
Sedangkan guru mengamati proses penggunaan media stik es krim tersebut
untuk menjawab tugas yang telah diberikan.Setelah waktu yang ditentukan
habis,siswa disuruh memperagakan hasil kerjanya didepan kelas,begitu
seterusnya sampai trampil menggunakan media stik es krim itu untuk
menjulahkan bilangan perkalian.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004:13-14),Pentingnya
media atau alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk menunjang proses
pembelajaran.Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar
mempunyai indikator,mampu membuka pelajaran,mampu menyajikan
materi,mampu menggunakan metode atau strategi,mampu menggunakan media
atau alat peraga,mampu menggunakan bahasa yang komutatif,mampu
memotivasi siswa,mampu mengorganisasi,mampu menyimpulkan
pelajaran,mampu memberikan umpan balik,mampu melaksanakan
penilaian,dan mampu menggunakan waktu.Agar pembelajaran yang akan
diberikan oleh guru kepada siswa berhasil sesuai dengan kompetensi
dasar,maka guru diharapkan dapat menyusun langkah-langkah pengembangan
silabus pembelajran.
11

Menurut Depdiknas (2003:3),Langkah-langkah pengembangan silabus


pembelajaran diantaranya merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi :
1. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi.
2. Pengalaman belajar dapat dilaksanakan didalam dan di luar
kelas.Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus
berorientasi agar siswa aktif dalam belajar,iklim belajar yang
menyenankan,fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada sebagai
pemberi informasi,siswa terbiasa mencari sendiri informasi/dengan bimbingan
guru dari berbagai sumber,siswa dibekali dengan kecakapan hidup dan
terbiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual yaitu terkait dengan
lingkungan.
3. Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada
siswa untuk menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari dimensi
kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman untuk
mencapai kompetensi pada ranah kognitif,psikimotorik,dan afektif.Selanjutnya
pengalaman belajar dirumuskan dengan kata kerja yang operasional.
Selain itu menurut Pujiati (2004:1),yang menyarikan pada Bruner bahwa
untuk memahami pengetahuan yang baru,maka diperlukan tahapan-
tahapan yang runtut,yaitu: enactive,ikonik,dan simbolik.Tahap
enactive,yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang
kongkret,tahap ikonik,yaitu tahap belajar dengan menggunakan
gambar,dan tahap simbolik,yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang
atau simbol.
Berdasarkan pada uraian diatas,siswa pada usia sekolah dasar(SD) dalam
memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-
pengalaman konkret) yang dapat diterima akal mereka.Dalam penelitian
tindakan kelas(PTK) ini,peneliti mencoba mengetengahkan salah satu
12

bentuk pembelajaran aktif,kreatif,dan efektif.Dalam penyampaian


pembelajaran ini peneliti menggunakan media atau alat peraga stik es krim
Dalam materi perkalian di kelas III SDN Glempangpasir
02,Adipala,Cilacap.Dengan urutan pembelajarannya sebagai berikut: Guru
membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil ( berpasangan dalam
satu bangku),kemudian media stik es krim.Dengan urutan pembelajaranya
sebagai berikut: Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
(berpasangan dalam satu bangku), kemudian stik es krim kita bagikan
kepada masing-masing kelompok sebanyak 30 biji.Guru memperagakan
media stik es krim itu untuk menjumlahkan perkalian tersebut.Kemudia
siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara memperagakan
media stik es krim itu sebagai alat untuk menjawab lembar tugas yang telah
disediakan oleh guru.Sedangkan guru mengamati proses cara
menggunakan media stik es krim untuk menjawab tugas yang telah
diberikan.Setelah waktu yang ditentukan habis,siswa disuruh
memperagakan 5 soal didepan kelas,begitu seterusnya sampai siswa trampil
menggunakan media stik es krim itu untuk menghitung jumlah perkalian
tersebut.Pada akhir pengajaran guru mengadakan tanya jawab agar siswa
terampil menggunakan media stik es krim itu sebagai alat bantu untuk
menjumlahkan perkalian sebagai alat evaluasi.
Menurut Arend Darmadi media pembelajaran merupakan rancangan
dan perencanaan pembelajaran yang dipakai sebagai pedoman pada susunan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru untuk
mencapai tujuan. Peran guru sangat penting dalam merencanakan model
pembelajaran karena menentukan arah tujuan kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilakukan supaya aktivitas pembelajaran mengasyikkan
dan bermakna bagi anak. Model pembelajaran juga mempunyai peran
penting dalam minat belajar, karena dengan adanya model pembelajaran
yang menyenangkan membuat anak menjadi sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran sehingga minat dalam belajar anak akan tumbuh
dan model pembelajaran yang tepat akan membuat belajar mengajar
13

menjadi bermakna sehingga materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa
akan tertanam dalam pikirannya.
Minat adalah modal utama untuk melakukan pembelajaran, untuk
menjadi belajar itu sangat bermakana. Karena dengan pembelajaran yang
diminati siswa dan membuat siswa menjadi senang maka pembelajaran akan
terbawa pada memori jangka panjang, sehingga dapat menjadi bekal kelak
dimasa dewasa dan mampu mengamalkan pembelajaran yang telah
diajarkan atau dilakukannya.
Media stik es krim dapat digunakan untuk meningkatkan minat
belajar anak. Media stik es krim merupakan media pembelajaran yang
menarik serta menyenangkan bagi anak karena dalam pemakaian alat yang
warna-warni sehingga mampu memikat perhatian anak untuk belajar. Media
pembelajaran stik es krim ialah rancangan kegiatan belajar mengajar
memakai media alat tradisional yang diberi warna sehingga para siswa
mudah untuk menghafal angka-angka dan hasil perkalian tersebut. Melalui
media stik es krim anak melihat secara langsung bagaimana cara
menghitung dan menghafalkannya. Sehingga penggunaan stik es krim akan
sangat berperan terhadap tumbuhnya minat belajar anak.
Dalam hal ini peneliti penting untuk melakukan penelitian tentang
upaya yang dilakukan pada penggunaan media stik es krim dalam
peningkatan minat belajar anak di SD Negeri Glempangpasir 02.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan nilai hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
pada materi pekalian kelas III SD Negeri Glempangpasir 02 tahun
2023/2024 dengan jumlah siswa 21 terdiri dari 9 perempuan dan 12 laki-
laki. Pada hasil observasi tersebut siswa dapat dikatakan masih rendah
dalam materi tersebut. Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti
mengadakan penelitian tindak kelas (PTK) dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
perkalian kelas III SD Negeri Glempangpasir 02.
14

2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifkasi yaitu sebagai berikut :
a. Rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
b. Belum adanya penelitian minat belajar siswa melalui media stik
es krim pada pembelajaran matematika di SD Negeri
Glempangpasir 02.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini diperlukan kelas III
SD Negeri Glempangpasir 02, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap,
tahun 2023/2024 dengan fokus permasalahan adalah meningkatkan
minat belajar siswa pada pembelajaran perkalian dengan media stik es
krim.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka maasalah yang
menjadi fokus perbaikan adalah :
“Apakah dengan menggunakan pembelajaran stik es krim mampu
meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran perkalian pada
siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Glempangpasir 02 Adipala Kabupaten
Cilacap Tahun Ajaran 2023/2024?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika dengan menggunakan media stik es krim pada siswa kelas III
SDN Glempangpasir 02 Adipala, Cilacap.Dan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika dengan menggunakan media stik es krim pada siswa
kelas III semester 1 SDN Glempangpasir 02 Adipala, Cilacap Tahun
2023/2024.
D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan akan memberikan maanfaat yang berarti bagi
perorangan maupun instasi yaiti:
15

perbaikan pembelajaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai


berikut:
1. Bagi Peserta didik
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran
matematika setelah menggunaan media stik es krim pada siswa di
kelas III SD Negeri Glempangpasir 02.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas meningkat.
2. Bagi guru
a. Menambah wawasan pengetahuan dan kemampuan khususnya
yang berkaitan dengan proses pembelajaran matematika.
b. Guru memiliki kreatifitas dalam mengembangkan model
pembelajaran.
c. Guru terbiasa menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
d. Guru bisa meamakai hasil penelitian untuk perbaikan atau
penyempurnaan hasil pembelajaran selama ini dalam
meningkatkan minat belajar siswa.
e. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih media yang tepat
bagi siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
f. Menambah pengetahuan dengan menggunakan media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
g. Proses pembelajaran tidak lagi berjalan secara monoton.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka proses
pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika.
b. Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya
perbaikan mutu sekolah.
c. Ikut memajukan sekolah demi tercapainya proses pembelajaran yang
efektif.
16

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Belajar


Teori belajar adalah Suatu kegiatan seseorang untuk mengubah perilaku
mereka.Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi
kecakapan,ketrampilan dan sikap,pengertian dan harga diri, wataak, minat
penyesuaian diri dan lain sebagainya.Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif,
perubahan psikomotor, dan perubahan afektif.Teori belajar dapat membantu guru
untuk memahami bagaimana peserta dididk belajar.Berdasarkan teori belajar, guru
dapat merancang dan merencanakan peoses pembelajarannya.

1. Teori Behavioristik
Dalam teori Behavioristik belajar merupakan akibat interasksi stimulus dan
respon.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.Faktor lain yang dianggap penting oleh aliram Behavioristik
(Reinforcement).Menurut Sukmadinata (2003:168) belajar sebagai suatu proses
perubahab tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulasi
untuk merangsang pembelajaran dalam berprilaku.Pendidik yang menggunakan
kerangka Behavioristik biasanya merecanakan kurikulim dengan menyusun isi
pengentahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan menyusun isi
pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu ketrampilan
tertentu.Kemudian bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki,dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. Teori Kognitif
Tidak seperti halnya belajar menurut Perspektif Behavioris dimana perilaku
manusia tunduk pada peneguhan dan hukuman,pada perspektif kognitif ternyata di
temui tiap individu justru merencanakan respons perilakunya,menggunakan
berbagai cara yang biasa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan
secara unik dan lebih berarti.Menurut Wahyuni (2007:112),aliran kognitif
memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus dan respons yang bersifat
mekanistik,tetapi lebih dari itu,kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental
17

yang ada di dalam individu yang belajar”.Kutipan tersebut di atas berarti bahwa
belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai,mengingat dan
menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat
di ukur dan di amati tanpa melibatkan proses mental seperti
motivasi,kesengajaan,kenyakinan dan lain sebagainya.

3. Teori Disiplin Mental


Teori belajar disiplin mental menjadi dasar untuk disusunnya strategi dan
model pembelajaran untuk diterapkan bagi siswa.Model pembelajaran yang
dimaksud adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang menggunakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial serta untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajranan.Menurut Wahyuni,(2007:112) Teori disiplin
mental relevan apabila diterapkan dalam sistem pembelajaran,karena kriteria
belajar bagi siswa adalah adanya perubahan perilaku pada diri individu,perubahan
perilaku yang terjadi hasil dari pengamalan dan perubahan tersebut relatif
menetap,Berdasarkan teori belajar diatas maka penulisan menyimpulkan bahwa
teori yang paling cocok digunakan pada penelitian saya adalah teori kognitif dimana
pada 10 teori ini menelaah bagaimana orang berpikir,mempelajari konsep dan
menyelesaikan maslah sesuai dengan tujuan penggunaan media stik es krim pada
pembelajaran matematika yang menuntut siswa untuk mempelajari konsep dan
menyelesaikan soal dengan menggunakan media.

B. Belajar
1.Pengertian Belajar
Belajar merupakan Proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan
pengetahuan yang kita miliki.Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang
sudah kita miliki dengan pengetahuan baru.Dengan kata lain,ada tahapan evaluasi
terhadap informasi yang telah di dapat,apakah pengetahuan yang kita miliki masih
relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan
zaman.Sebagaimana di katakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses
perubahan manusia.Hamalik (2002:37),menyatakan bahwa Belajar adalah Proses
18

perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan


latihan.Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar undividu dan
lingkungannya,baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya.Menurut
Hakim (2005:21),mengemukakan bahwa Belajar adalah Suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk
kualitas dan kuantitas.Tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan,pengetahuan,sikap,kebiasaan,pemahaman,daya pikir,dan lain-lain.
Menurut Slameto (2003:2),Definisi belajar adalah Suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.Dari beberapa pendapat diatas , maka penulisan menyimpulkan
bahwa pengertian “ Belajar adalah Suatu proses memahami bahwa segala bentuk
pembelajaran dalam rangka untuk perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil
dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.Dan dalam
proses belajar ada tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
yang terjadi dalam diri siswa.Perubahan ini bersifat positif dalam arti berorientasi
ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

C. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai yang
sangat formal, dari bahan materi yang sederhana sampai bahan materi yang
rumit.Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses alamiah sampai proses yang
ilmiah.Aktivitas Menurut Poerwadarminto ( 2008:234),dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya Kegiatan atau Kesibukan.
Menurut Hanafiah,( 2010:23) mengatakan bahwa Belajar sangat dibutuhkan adanya
aktivitas,di karenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik.Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan
seluruh aspek peserta didik,baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan
perilakunya dapat berubah dengan cepat,tepat,mudah dan benar,baik berkaitan
dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
19

Menurut Sardiman ( 2011:100),mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah yang


bersifat fisik maupun mental.Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu
berkaitan.Jadi dapat kita simpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan
yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.Aktivitas dalam hal ini siswa dalam proses
pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif.Untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah
menguasai materi atau belum.Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan dan pencapaian
kompetensi dasar setelah mengikuti pembelajaran.Menurut Sudjana (2009:3),hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik,Dan juga kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami
suatu proses pembelajaran.Depdiknas,(2003:3),hasil belajar adalah penguasaan dan
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,lazimnya ditujukan dari nilai
tes atau nilai yang diberikan.Menurut Dimyati (2005:12),hasil belajar merupakan
hasil dari suatu intraksi belajar dan tindakan belajar.Hasil belajar untuk sebagian
adalah karena berkat tindakan guru, pencapaian pengajaran,pada bagian lain
merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.Dari kutipan di atas dapat
penulis simpulkan,bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa
setelah sisiwa tersebut melakukan proses belajar yang melibatkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang diwujudkan dalam bentuk skor/nilai atau angka setelah
mengikuti tes.Dan berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan individu setelah melalui proses
belajar. Perubahan kemampuan itu meliputi : Pe ngetahuan, sikap, dan ketrampilan.
20

E. Pembelajaran Matematika
Menurut Sumardyono (2004:28),secara umum definisi Matematika dapat di
deskripsikan sebagai berikut,antara lain :
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisasir.Agak berbeda dengan ilmu
pengetahuan yang lain,matematika merupakan suati bangunan struktur yang
terorganisir sebagai sebuah struktur,yang terdiri atas beberapa komponen
yang meliputi : Aksioma atau postulat,pengertian pangkal atau primitif, dan
dalil atau teorema yang termasuk di dalamnya lemma,teorema pengantar
atau kecil dan corolly atau sifat.
2. Matematika sebagai alat atau tool. Matematika juga sering dipandang
sebagai alay dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif.Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif,artinya suatu teori dalam
matematikadapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara
deduktif atau umum.
4. Matematika sebagai cara bernalar ( the way of thinking).Matematika dapat
pula dipandang sebagai cara bernalar,paling tidak karena beberapa hal,
seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih(valid),rumus-
rumus atau aturan yang umum,atau sifat penalaran matematika yang
sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa artifisial.Simbol merupakan ciri yang paling
menonjol dalam matematika.Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang
bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila di kenakan pada suatu
konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif.Penalaran yang logis dan efisien serta
perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan,maka
matematika sering pula disebut sebagai seni,khususnya merupakan seni
berpikir yang kreatif. Menurut Suherman (2003:253),Matematika adalah
Disiplin ilmu tentang cara berpikir dan mengolah logika baik secara
kuantitaf maupun secara kualitatif.Menurut penulis Matematika adalah ilmu
21

yang di pelajari dengan menggunakan logika dan mengolah matematika


harus diberikan sesuai dengan tingkat itelektual siswa.Hal idi di dasarkan
pada pemberian konsep tahap demi tahap guna untuk menyesuaikan taraf
kemampuan intelektual siswa.Maka dari itu guru dituntut untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku
sehingga proses pembelajaran khususnya pembelajaran matematika
dijadikan mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh siswa.Dengan kata
lain guru harus membangun konsep yang dapat menggugah siswa agar bisa
menguatkan metode penerapan pembelajaran untuk menciptakan bahwa
pelajaran matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan tidak sulit
untuk dipelajari.Karena ilmu pendidikan matematika sangat penting
diberikan kepada semua jenjang pendidikan,diharapkan dengan pendidikan
matematika seseorang dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.Dan matematika adalah ilmu dasar yang di dapat dengan berfikir dan
kebenaranya dapat dibuktikan.Selain itu matematika di respresentasikan
dengan simbol yang besrifat universal.
F. Pembelajaran Matematika di SD
1. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD
Menurut Sunmardyono (2004:11),Matematika sekolah adalah
matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa,serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan
kemampuan berpikir bagi para siswa.Ada sedikit perbedaan antara matematika
sebagai ilmu dengan matematika sekolah.Perbedaan itu dalam bentuk penyajian,
pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat ke abstrakan.
a. Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali dengan teorema atau
definisi,tetapi haus disesuaikan dengan taraf perkembangan berpikir
siswa.Apalagi untuk tingkat sekolah dasar (SD),mereka belum mampu
seluruhnya berpikir deduktif dengan obyek yang abstrak.Pendekatan yang
induktif dan menggunakan obyek yang konkrit merupakan sarana yang tepat
untuk membelajarkan matematika,karena kemampuan berpikir siswa
22

Sekolah Dasar (SD) masih dalam tahap operasional konkrit.Suatu konsep


diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek
konkrit,kemudian dilakukan proses abstraksi.Jadi,penggunaan media atau
alat peraga untuk memahami suatu konsep atau prinsip sangat penting di
lakukan dalam proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD).

b. Pola Pikir
Pembelajaran matematika di sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini dapat disesuaikan dengan topik
bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai kriteria umum, biasanya
siswa di SD menggunakan pendekatan induktif terlebih dahulu, sebab hal
ini lebih memungkinkan siswa untuk menangkap pengertian yang
dimaksud.

c. Semesta Pembicaraan
Sesuai tingkat perkembangan intelektual siswa, matematika yang
disajikan dalam jenjang pendidikan juga menyesuaikan dalam kekomplekan
semestanya. Semakin meningkat perkembangan intelektual siswa, maka
semesta matematikanya semakin diperluas.Contoh untuk siswa Sekolah
Dasar (SD) misalnya operasi bilangan perkalian pada kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar (SD) dibatasi pada operasi penjumlahan dan pengurangan
saja.Operasi perkalian , pembagian , perpangkatan belum diberikan di
Sekolah Dasar (SD).

d. Tingkat Keabstrakan
Tingkat keabstrakan matematika juga menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa. Di sekolah dasar (SD), untuk memahami
materi pelajaran dimungkinkan untuk mengkonkretkan obyek-obyek
matematika. Akan tetapi, hal ini berbeda untuk jenjang sekolah yang lebih
tinggi. Semakin tinggi jenjang sekolah, tingkat keabstrakannya semakin
tinggi pula.
23

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Depdiknas, (2006:417).Tujuan pembelajaran matematika yang


tercantum pada Standar Isi SD/MI Kurikulum 2006 adalah sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan


mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Adapun tujuan pembelajaran matematika disebutkan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:
Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari,
menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika, dan memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika SD


Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika di Sekolah
Dasar (SD) atau Madrasyah Islam (MI) mencangkup aspek-aspek berikut :
Bilangan , Geometri dan pengukuran,Pengolahan data.Dalam penelitian tindakan
24

kelas (PTK) ini penulis akan membahas materi perkalian dengan menggunakan
media pembelajaran.

G. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru
agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif.Sadiman
(2006:&).Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.Menurut Trianto (2010:199),Media sebagai
komponen strategi pembelajaran merupan wadah dari pesan yang oleh sumber
atau penyalurannya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan
bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas,maka peneliti menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran serta merangsang siswa untuk
bergairah dalam belajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran pada dasarnya tidak terlepas dari pengertian


media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar bagi peserta didik.Efektivitas proses
belajar mengajar/pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan
media pembelajaran yang digunakan.Keduanya saling berkaitan, dimana
pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan
digunakan. Dalam arti harus ada kesesuaian diantara keduanya untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran.Berikut ini fungsi media pembelajaran
menurut beberapa para ahli.Menurut Humalik (2008:49),Fungsi media
pembelajaran diantaranya :
25

a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.


b. Penggunaan media merupakan bagian internal dalam system pembelajaran.
c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses
pembelajaran dan membantu sisiwa dalam upaya memahami materi yang
akan disajikan di dalam kelas.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi
mutu pendidikan.Jadi dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Fungsi Media
adalah Sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Sadiman, dkk (2002:6) menyampaikan fungsi media (media pendidikan)


secara umum, adalah sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat visual; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,
misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar,
slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film,
video, foto atau film bingkai; (3) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan
siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap
pasif siswa; dan (4) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan
pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. Berdasarkan atas beberapa
fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh
yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara
nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin
terjadinya pemahaman yang lebih baikpada siswa. Pembelajar yang belajar lewat
mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan”
bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus
mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan
membawa pembelajaranke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada
keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat
mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara
kepada peningkatan pemahaman pembelajar terhadap materi ajar.
26

3. Jenis – Jenis Media


Sebelum mengenali jenis-jenis media atau alat peraga terlebih dahulu
diketahui bahwa media atau alat peraga itu dapat berupa benda rill dan gambar atau
diagram.Keuntungan media atau alat peraga dari benda rill adalah benda-benda itu
dapat dipindahkan atau dimanipulasikan.Menurut Azhar Arsyad, (2011:54),
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan
teknologi dibagi menjadi 2 kategori luas, yaitu media traditional dan media
teknologi muthakir.

a. Media tradisional
(a) visual diam yang diproyeksikan seperti proyeksi opaque,
proyeksi overhead, slides, filmstrips. (b) visual yang tak diproyeksikan
seperti gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info,
papan-bulu. (c) audio seperti rekaman piringan, pita kaset. (d)penyajian
multimedia seperti slide plus suara (tape), multi-image. (e) visual dinamis
yang diproyeksikan seperti film, televisi dan video. (f) cetak seperti buku
teks, modul, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out). (g)
Permainan seperti teka-teki, simulasi, permainan papan. (h)Realita seperti
model, specimen (contoh) dan manipulatif.

b. Media Teknologi Muthakir


(a) media berbasis telekomunikasi seperti telekonferen, kuliah jarak jauh
(b) media berbasis mikropocessor seperti Computer-assisted instruction,
perrmainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, Hypermedia, Compact
(video) disc. Keuntungan media atau alat peraga benda riil adalah benda-benda itu
dapat dipindah-pindahkan.Sedangkan kelemahannya tidak dapat di sajikan dalam
bentuk tulisan.Oleh karena itu , untuk bentuk tulisan harus di buat gambarnya tetapi
tidak dapat dimanipulasikan.
27

H. Media Pembelajaran Stik


1. Pengertian Media Pembelajaran Stik
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah stik es krim. Stik es krim adalah suatu stik kayu ukuran
12cm x 1cm x 1,8-2 mm ini berbahan dari kayu sengon atau albasia dan
kayu pinus yang telah melalui poses oven dan bahan halus.Dengan melalui
tahapan proses pemilihan bahan baku yang tepat serta proses produksi yang
aman dan higienis menggunakan mesin stik es krim yang modern,sehingga
stik es krim tidak mengandung zat-zat yang berbahaya.Stik es krim
sangatlah mudah di dapat,harganya juga murah ,dan dapat di manfaatkan
untuk pembelajaran lainnya.Stik es krim yang digunakan dibagi menjadi
dua warna yaitu warna merah dan warna biru.Untuk stik es krim yang
berwarna merah diumpamankan sebagai bilangan genap/ganjil
negatif/positif sedangkan stik yang berwarna biru diumpamakan bilangan
ganjil/genap positif/negatif.

2. Fungsi Alat Peraga Stik Es Krim

Menurut Agus Suharjana (2009:4) fungsi menggunakan media atau


alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah:

a. Mempermudah dalam hal pemahaman konsep-konsep dalam


matematika;
b. Memberikan pengalaman yang efektif bagi siswa dengan berbagai
kecerdasan yang berbeda;
c. Memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran matematika;
d. Memberikan kesempatan bagi siswa yang lebih lamban berpikir untuk
menyelesaikan tugas dengan berhasil;
e. Memperkaya program Pembelajaran bagi siswa yang lebih pandai;
f. Mempermudah abstraksi;
g. Efisiensi waktu;
28

h. Menunjang kegiatan matematika di luar sekolah

menurut Arsyad (2011: 12),Media atau Alat peraga merupakan salah satu
komponen penentu efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang
abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga
merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuaidengan tipe
siswa belajar.

Jadi dengan kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan fungsi alat peraga stik

es krim dalam pelajaran Matematika, antara lain adalah :

1. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti


pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari
Matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan
bersikap positif terhadap pengajaran Matematika.

2. Dengan disediakannya alat peraga stik es krim pada pembelajaran


Matematika dalam bentuk kerja kelompok, maka peserta didik pada tingkat-
tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti dengan
bertukar pendapat sesama teman.

3. Alat peraga stik es krim dapat membantu daya tarik peserta didik, karena
bisa membedakan antara ratusan, puluhan dan satuan. Sehingga dengan
melalui proses demonstrasi menghitung menggunakan alat peraga peserta
didik akan terbantu daya tariknya sehingga lebih berhasil dalam
pembelajaran. .

4. Peserta didik akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan


benda- benda kongkret yang ada di sekitar.

5. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu


dalam bentuk model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat
pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
29

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penggunaan alat peraga stik es krim


pembelajaran matematika akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan
minat belajar, alat peraga juga dapat membantu peserta didik meningkatkan
pemahaman, penyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan memudahkan informasi yang disampaikan

3. Langkah – Langkah Pembelajaran Media Stik Es Krim

Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga Stik Es Krim dalam


Pembelajaran menurut Tetyfitria (2015:20 ) digilib perpus um palangkaraya
adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan mengenai media atau alat peraga yang


digunakan. Bilangan positif menggunakan stik es krim berwarna biru,
untuk bilangan negatif menggunakan stik es krim berwarna merah dan stik
es krim yang tidak diberi warna, untuk penjumlahan bilangan positif dan
negatif yang menggunakan tiga angka.
b. Media atau Alat peraga stik es krim berwarna dibagikan kepada masing-
masing peserta didikmasing-masing 30 biji setiap kelompok.
c. Peserta didik membuat garis bilangan di atas meja dengan stik es krim
sesuai tugas.
d. Peserta didik menghitung stik es krim yang sudah di beri warna sesuai
dengan angkanya untuk menghitung penjumlahan dan pengurangan
dengan teknik menyusun stik pada bilangan bulat yang ditentukan.Dengan
konsep menyusun stik kekanan untuk bilangan positif. Dan menyusun stik
kekiri untuk bilangan negatif. Peserta didik menulis di buku jumlah dari
hasil tugas yang diberikan guru. Peserta didik melakukan kegiatan tersebut
secara berulang, dengan catatan stik es krim tidak berantakan dan hasil dari
cara menghitung itu ditulis sesuai cara menghitungnya yang bersusun
kebawah. Dalam penelitian ini melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan. .
30

4. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Stik Es Krim


Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga stik es krim dalam
pengajaran menurut Tetyfitria (2015:19 ) digilib perpus umpalangkaraya yaitu:

Kelebihan penggunaan alat peraga stik es krim yaitu:

a. Alat peraga stik es krim sangat mudah didapat dan bahannya pun cukup
sederhana.
b. Menumbuhkan minat belajar peserta karena pelajaran menjadi
lebihmenyenangkan dengan melihat warna dari alat peraga stik es krim.
c. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga peserta didik mudah
memahaminya.
d. Metode mengajar lebih bervariasi sehingga peserta didik tidak akan mudah
bosan.
e. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar.

Kekurangan alat peraga stik es krim yaitu:

a. Alat peraga stik es krim tidak tahan lama mungkin sampai 4 atau 5 bulan
setelah di cat pewarna.
b. Dengan memakai alat peraga lebih banyak menunjuk guru untuk berpikir
kreatif.
c. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan alat peraga stik es krim .
d. Perlu kesediaan berkorban pikiran bagaimana supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
I. Penelitian Yang Relevan
Sebagai kajian teori yang menunjang dalam penelitian ini ada beberapa hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni :
1. Wahyu Wibowo ( 2013 ),Peningkatan Aktivitas Dan hasil belajar Pada Mata
Pelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Make A Match
Siswa kelas III SDN Glempangpasir Tahun 2023/2024 Dengan tujuan untuk:
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SD N Glempangpasir
02.Pada pelajaran matematika penerapan model cooperative learning tipe make a
match.
31

2. Annisa Ulfa (2016), Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa
SD Melalui Model RME,yang dilakukan dengan Tujuan: :meningkatkan aktivitas
siswa dan hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran
Realistic Mathematic Education (RME).

3. Tety fitria (2015). Upaya Meningkatkan Hasil BelajarMatematika dengan


Menggunakan Alat Peraga Stik Es Krim Pada Peserta Didik Kelas III SDN
Glempangpasir 02,Adipala,Cilacap.Tahun 2023/2024 yang dilakukan dengan
tujuan meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Media Stik
Es Krim.

J. Kerangka Pikir
Proses belajar yang dilakukan oleh pendidik sebagian besar dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah. Dan kurang kreatif dalam menggunakan model dan
media pembelajaran sehingga aktifitas dan hasil belajar siswa rendah.Dalam proses
pembelajaran media strategi mempunyai posisi penting dalam menghasilkan hasil
belajar karena setiap materi yang disanpaikan mempunyai karakteristik yang
berbeda.Suatu contoh materi pembelajaran eksak berbeda dengan materi sosial
sebab materi matematika cenderung menekankan pada psykomotorik.Jadi tidak
sesuai jika seorang pendididk menggunakan strategi pembelajaran yang
konvensional karena cara tersebut tidak memberikan pemahaman terhadap
siswa.Berbeda jika seorang pendidik menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi seperti media pembelajaran stik es krim.Pada pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran stik es krim untuk pelajaran matematika materi
perkalian ini di harapkan agar siswa aktif dan guru tidak mendominasi kegiatan
pembelajaran..Penerapan dengan menggunakan media pembelajaran ini akan
membuat siswa belajar dengan senang karena dengan media yang ada mereka akan
lebih berusaha dalam kegiatan belajar mengajar . Media pembelajaran akan
membuat siswa beraktivitas dan berinteraksi yang saling memotivasi ,saling
membantu guna mencapai hasil belajar yang optimal.Dan dengan hasil belajar yang
optimal maka proses kegiatan belajar mengajar akan terasa lebih menyanangkan
32

dan lebih bersemangat sehingga prestasi siswa dalam belajar akan mengalami
peningkatan yang lebih baik lagi.

Secara skematis kerangka pikir penelitian disajikan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir

5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori penerapan media stik es krim dalam
pembelajaran matematika materi perkalian hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Berdasarkan
pendapat di atas bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban
sementara dalam suatau penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan
berdasarkan fakta-fakta di lapangan.Dalam penelitian ini peneliti mengajukan
hipotesis tindakan bahwa penerapan media stik es krim di duga dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
perkalian di kelas III SDN Glempangpasir 02 Adipala,Cilacap
6. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
33

1. Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur minat siswa dalam proses
pembelajaran adalah :
a. Unjuk kerja dalam kelompok
b. Antusias dalam mencari informasi
c. Unjuk kerja dalam diskusi
d. Merespon pertanyaan guru
Kriteria yang ditetapkan adalah siswa dinyatakan tuntas belajar jika
telah mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas. Indikator yang
digunakan untuk mengukur keaktifan belajar secara afektif adalah
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan
informasi selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran dengan menerapkan media stik es krim pada
penelitian ini dinyatakan berhasil jika terdapat peningkatan kemampuan
hasil belajar siswa minimal 85% dari jumlah siswa mencapai nilai belajar
tuntas (KKM = 60). Minimal 85% dari jumlah siswa dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Glempangpasir 02
Adipala,Cilacap Tahun 2023/2024.
2. Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran
adalah :
a. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan minat belajar siswa)
dinyatakan berhasil juika 85% siswa terlibat aktif selama proses
pembelajaran.
b. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan prestasi belajar siswa)
dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar
dan memahami kriteria ketuntasan minimal 68.
34

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subyek Penelitian:
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Pedasong 02
Korwil Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Adipala Kabupaten
Cilacap, Tahun ajaran 2022/2023, sejumlah 27 siswa yang terdiri dari laki-
laki 11 siswa dan perempuan 16 siswa.
SD Negeri Pedasong 02 adalah sekolah yang secara geografis terletak di
tepi jalan raya yang lumayan ramai dilalui kendaraan dan terletak di
perbatasan Desa Pedasong dengan Desa Glempangpasir. Jarak dari rumah
siswa ke sekolah berkisar 60 – 1.000 meter, yang sebagian besar berangkat
menuju ke sekolah dengan sepeda dan sebagian di antar oleh orangtuanya.
Kondisi yang demikian menyebabkan suasana belajar yang kurang kodusif.
Orang tua atau wali murid banyak yang berlatar belakang sebagai petani
dan berada di luar negeri, mereka lebih mementingkan bekerja dengan dalih
demi menghidupi keluarga, sehingga kesadaran untuk membimbing
anaknya dalam belajar maupun kedisiplinan mematuhi aturan sekolah
sedikit terabaikan. Hal ini berakibat pada proses pembelajaran dimana
pemahaman belajar siswa yang kurang dalam menerima pelajaran
menyebabkan hasil belajar mereka sulit ditingkatkan.
Orang tua atau wali murid SD Negeri Pedasong 02 khususnya orang tua
kelas II, dari 21 orang tua atau wali murid kebanyakan berada di luar negeri.
Hal ini akan sangat berdampak pada kurang perhatian dan kemampuanya
dalam membimbing anak-anaknya dalam belajar. Melihat sumber daya
orang tua/wali murid tersebut, maka tingkat kepedulian mereka terhadap
anak-anaknya juga sangat kurang, sehingga dalam keseharian anak-anak
mereka berkembang apa adanya, kurang perhatian dan arahan dari orang tua
khususnya dalam hal belaja
19
20

2. Setting Penelitian
a. Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertama : Rabu, 12 Oktober 2022 dan 19 Oktober 2022.
Siklus Kedua : Rabu, 26 Oktober 2022 dan 2 November 2022.
Alokasi Waktu : 1 Siklus : 1 x Pertemuan, 1 pertemuan 2 x 35 menit.

b. Tempat penelitian :
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pedasong 02 , Tahun ajaran
2022/2023.

3. Pihak yang membantu

Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh teman


sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut :

Nama : Harti Sugiarti, S.Pd.


NIP : -

Pekerjaan : Guru Kelas IV


Tugas : a. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran
mulai siklus pertama sampai dengan selesai.
b. Memberikan masukan tentang kekuatan dan
Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
c. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang
terdiri dari beberapa siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang disajikan pada bagian berikut:
21

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 1 Pengamatan/Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 2 Pengamatan/Observasi

Refleksi

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Gambar 3.1 Menjelaskan tentang PTK (Penelitian Tindakan Kelas)


dengan 2 siklus. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dapat dilaksanakan lebih
dari 2 siklus tergantung dengan kondisi sampel dan indikator keberhasilan.
22

Alur kegiatan perbaikan ini dapat dilihat pada gambar berikut :

IDE AWAL
Studi Pendahuluan Pemantapan
1. Proses pembelajaran 1. Refleksi
2. Tes diagnostik (data 2. Studi litertur
awal) 3. Diskusi dengan
3. Analisis dokumen kelas supervisor tentang
4. Wawancara dengan pendekatan konstektual
siswa
5. Diskusi dengan

Tindakan Pra Siklus Persiapan Penelitian

1.Perencanaan perbaikan 1.Penyusunan RPP, tes,


Belum
2.Pelaksanaan perbaikan lembar observasi,. dan
berhasil 3.Observasi lembar kerja siswa
4.Diskusi dengan supervisor 2.Mempersiapkan
5.Refleksi siklus kesatu supervisor
3.Simulasi
Revisi

Tindakan Siklus I

1.Perencanaan perbaikan
Belum Revisi
2.Pelaksanaan perbaikan
3.Observasi berhasil
4.Diskusi dengan supervisor
5.Refleksi siklus kedua

Tindakan Siklus II

1. Perencanaan perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
Simpulan Berhasil 3. Observasi
4. Diskusi dengan supervisor
Gambar 3.2. Alur Perbaikan

Prosedur Umum Pembelajaran dan Prosedur Umum Perbaikan Pembelajaran.


23

Prosedur Umum Pembelajaran.


Gagne dan Briggs menyebutkan prosedur umum pembelajaran
yaitu: memberikan motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada siswa, meningkatkan kompetensi prasyarat,
memberikan stimulus (masalah, topik, konsep), memberikan petunjuk
belajar (cara mempelajari), menimbulkan penampilan siswa, memberikan
umpan balik, menilai penampilan, menyimpulkan.

Sesuai dengan pendapat pakar tersebut maka prosedur umum


pembelajaran dapat diuraikan dalam urutan kegiatan pembelajaran sebagai
berikut:

a. Prosedur Umum Perbaikan Pembelajaran


Prosedur umum perbaikan pembelajaran menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan


merumuskan hipotesis;
2) Menemukan cara pemecahan masalah atau tindakan perbaikan;
3) Merancang skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP);
4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang
ditugasi sebagai pengamat (supervisor);
5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah
dirancang dan diamati oleh teman sejawat;
6) Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat;
7) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan;
8) Konsultasi dengan teman sejawat;
9) Merancang tindak lanjut
Rencana tindakan dalam penelitian ini menggunakan siklus atau
tahap-tahap PTK (penelitian tindakan kelas) yaitu: tahap perencanaan, tahap
24

pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Penelitian ini dimulai


dengan siklus pertama yaitu siklus 1.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan, peneliti membuat
perencanaan berdasarkan masalah yang terjadi di kelas berserta
penyebab yang telah diuraikan dalam latar belakang. Langkah-
langkah pada perencanaan sebagai berikut:
1. Menentukan waktu untuk pelaksaaan perbaikan, siklus I pada
bulan oktober tahun 2022
2. Pembuatan instrument penelitian, yang berupa:
a) Instrumen observasi guru
b) Intrumen observasi siswa
c) Rubrik penilaian dan daftar pertanyaan
3.Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran
4. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Standar Kompetnsi dan Kompetensi dasar untuk
materi pelajaran Matematika di kelas II semester I SD Negeri
Pedasong 02 Kecamatan Adipala Tengah Kabupaten Cilacap tahun
ajaran 2022/2023 yang didukung dengan metode pembelajaran
Picture and picture.
5. Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat pemahaman
tentang bangun datar.
6. Peneliti melakukan kriteria keberhasilan
Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui apakah tindakan
yang telah dilakukan sudah mencapai hasil yang diharapkan maka
tindakan perbikan dihentikan (siklus selesai). Apabila belum maka
peneliti melakukan perbaikan kembali dan terus melakukan
perbaikan siklus berikutnya
Kriteria dalam penelitian adalah:
a) Minimal 80 % siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan
25

b) Rata – rata skor siswa maksimal 80


c) Minimal 80% guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP
d) Minimal 80% siswa aktif dalam pembelajaran
Peneliti mengembangkan instrument (lembar pengamatan)
dan mempersiapkan dua pengamat. Untuk mengetahui kriteria
keberhasilan (a) dan (b) yaitu berdasarkan hasil pemahaman tentang
materi bangun datar. Sedangkan untuk kriteria (c) dn (d) peneliti
perlu mengembangkan lembar pengamatan aktivitas guru (untuk
kritria c) dan lembar pengamatan siswa (untuk kriteria d). dalam
melaksanakanya peniliti memerlukan bantuan dari guru atau pihak
lain sebagai pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan PTK dilaksanakan di kelas II SD Negeri
Pedasong 02 Cilacap, pada mata pelajaran Matematika terkait
dengan materi bangun datar. Proses pemberlajaran dilaksanakan
sesuai RPP yang sudah dirancang atau disusun. Langkah – langkah
tindakan pada saat pembelajaran:
Pertemuan I
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa
dan menanyakan kegiatan ibadah siswa. Peneliti juga
menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran untuk
memotivasi siswa agar aktif dalam proses penemuan informasi,
dilanjutkan menjelaskan secara singkat tentang proses
pembelajaran.
26

2. Kegiatan inti (50 menit)


Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang tentang bangun
datar kepada siswa. Peneliti menyampaikan pada siswa tentang
model picture and picture. Peneliti memberikan penjelasan
tentang materi bangun datar yang ada di dalam buku siswa.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan - pertanyaan yang ada dibuku siswa.
Pertemuan II
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa dan
menanyakan kegiatan ibadah siswa. Peneliti juga menyampaikan
tujuan dan manfaat pembelajaran untuk memotivasi siswa agar
aktif dalam proses penemuan informasi, dilanjutkan menjelaskan
secara singkat tentang proses pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang tentang bangun
datar kepada siswa. Peneliti menyampaikan pada siswa tentang
model picture and picture. Peneliti memberikan penjelasan
tentang materi bangun datar yang ada di dalam buku siswa.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada dibuku siswa.
c. Melakukan Pengamatan / Observing
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran
sekaligus melakukan pengamatan penelitian. Peneliti bersama
observer melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai RPPP yang
telah disusun dan sekaligus mencatat kejadian selama pengamatan
dalam pembelajaran. Peniliti dan observer mengamati proses
27

pembelajaran secara lansgung atau mengamati aktivitas guru dan


siswa untuk mengetahui keberhasilan dalam menerapkan model
pembelajaran Picture and picture.
d. Melakukan Refleksi / Reflecting
Peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I. penliti
melakukan evaluasi, dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan
siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dan memperbaikinya guna
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun datar kelas II
semester I SD Negeri Pedasong 02 Kecamatan Adipala Kabupaten
Cilacap tahun ajaran 2022/2023. Setelah pelaksanaan siklus pertama
dengan empat tahapan tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis,
peneliti dapat menyatakan meningkat atau tidaknya hasil belajar
pada siswa kelas II semester I SD Negeri Pedasong 02 Kecamatan
Adipala Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2022/2023. Jika meningkat
maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada
pelaksanaan siklus I yang telah diketahui terdapat hambatan,
kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya perbaikan
dan melakukan pengulangan yakni dengan siklus ke II. Kegiatan
siklus II dilakukan karena, adanya siklus II bertujuan untuk
memperbaiki siklus I yang belum berhasil
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan, peneliti membuat
perencanaan berdasarkan masalah yang terjadi di kelas berserta
penyebab yang telah diuraikan dalam latar belakang. Langkah-
langkah pada perencanaan sebagai berikut:
1. Menentukan waktu untuk pelaksaaan perbaikan, siklus I pada
bulan oktober tahun 2022.
2. Pembuatan instrument penelitian, yang berupa:
1. Instrumen observasi guru
2. Intrumen observasi siswa
28

3. Rubrik penilaian dan daftar pertanyaan


3.Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran
4. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Standar Kompetnsi dan Kompetensi dasar untuk
materi pelajaran Matematika di kelas II semester I SD Negeri
Pedasong 02 Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap tahun ajaran
2022/2023 yang didukung dengan metode pembelajaran Picture and
picture.
5. Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa tentang bangun datar dengan daftar pertanyaan.
6. Peneliti melakukan kriteria keberhasilan
Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui apakah
tindakan yang telah dilakukan sudah mencapai hasil yang
diharapkan maka tindakan perbikan dihentikan (siklus selesai).
Apabila belum maka peneliti melakukan perbaikan kembali dan
terus melakukan perbaikan siklus berikutnya
Kriteria dalam penelitian adalah:
a) Minimal 80 % siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan
b) Rata – rata skor siswa maksimal 80
c) Minimal 80% guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP
d) Minimal 80% siswa aktif dalam pembelajaran
Peneliti mengembangkan instrument (lembar pengamatan)
dan mempersiapkan dua pengamat. Untuk mengetahui kriteria
keberhasilan (a) dan (b) yaitu berdasarkan hasil pemahaman siswa
tentang materi bangun datar. Sedangkan untuk kriteria (c) dan (d)
peneliti perlu mengembangkan lembar pengamatan aktivitas guru
(untuk kritria c) dan lembar pengamatan siswa (untuk kriteria d).
dalam melaksanakanya peniliti memerlukan bantuan dari guru atau
pihak lain sebagai pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa.
29

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan PTK dilaksanakan di kelas II SD Negeri
Pedasong 02 Cilacap, pada mata pelajaran Matematika terkait
dengan materi bangun datar. Proses pemberlajaran dilaksanakan
sesuai RPP yang sudah dirancang atau disusun. Langkah – langkah
tindakan pada saat pembelajaran:
Pertemuan I
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa dan
menanyakan kegiatan ibadah siswa. Peneliti juga menyampaikan
tujuan dan manfaat pembelajaran untuk memotivasi siswa agar
aktif dalam proses penemuan informasi, dilanjutkan menjelaskan
secara singkat tentang proses pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang tentang bangun
datar kepada siswa. Peneliti menyampaikan pada siswa tentang
model picture and picture. Peneliti memberikan penjelasan
tentang materi bangun datar yang ada di dalam buku siswa.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada dibuku siswa.

Pertemuan II
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa dan
30

menanyakan kegiatan ibadah siswa. Peneliti juga menyampaikan


tujuan dan manfaat pembelajaran untuk memotivasi siswa agar
aktif dalam proses penemuan informasi, dilanjutkan menjelaskan
secara singkat tentang proses pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang bangun datar
kepada siswa. Peneliti menyampaikan pada siswa tentang model
picture and picture. Peneliti memberikan penjelasan tentang
materi bangun datar yang ada di dalam buku siswa.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada dibuku siswa.
c. Melakukan Pengamatan / Observing
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada dibuku siswa.
d. Melakukan Refleksi / Reflecting
Peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I. penliti
melakukan evaluasi, dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan
siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dan memperbaikinya guna
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun datar kelas II
semester I SD Negeri Pedasong 02 Kecamatan Adipala Kabupaten
Cilacap tahun ajaran 2022/2023. Setelah pelaksanaan siklus pertama
dengan empat tahapan tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis,
peneliti dapat mnyatakan meningkat atau tidaknya hasil belajar pada
siswa kelas II semester I SD Negeri Pedasong 02 Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2022/2023. Jika meningkat maka
tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada
pelaksanaan siklus I yang telah diketahui terdapat hambatan,
kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya perbaikan
dan melakukan pengulangan yakni dengan siklus ke II. Kegiatan
31

siklus II dilakukan karena, adanya siklus II bertujuan untuk


memperbaiki siklus I yang belum berhasil
Dalam pelaksanaannnya setelah melakukan siklus pertama
selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Hasil refleksi siklus
pertama digunakan sebagai dasar perencanaan siklus kedua. Pada
siklus kedua melakukan perencanaan tindakan sehingga tujuan
perbaikan tercapai.

C. Teknik Analisis Data


Jenis data ada dalam penelitian adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa proses pembelajaran siswa, sedangkan data kuantitatif
berupa hasil hasil pembelajaran yang berupa nila tes formatif dan observasi
kemunculan indikator keaktifan belajar siswa. Pengumpulan data tersebut
dilakukan melalui alat pengumpulan data yang berupa tes dan cek list tes untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap konsep pembelajaran
sedangkan cek list tes untuk mengamati keaktifan guru dan siswa selama proses
pembelajaran. Aktivitas siswa ditunjukkan dengan kemunculan indikator
keaktifan belajar sedangkan keaktifan guru munculnya prinsip Quantuum
Teaching dalam pembelajaranya yang dilaksanakanya. Untuk mengumpulkan
data - data tersebut perlu dibantu teman sejawat sebagai observer.
Analisis data dilakukan berdasarkan data tes formatif dari study awal
sampai dua siklus pembelajaran yang kemudian akan diolah secara deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Kegiatan analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah –


langkah sebagai beirkut:

1. Hasil tes siklus I dianalisis dengan cara mencari nilai rata – rata
semua siswa.
2. Hasil tes siklus II dianalisis dengan cara mencari nilai rata – rata
semua siswa.
32

3. Menganalisis rata – rata nilai tersebut dengan cara menggunakan


menggunakan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai
rata – rata siklus I, siklus II dan kondisi awal sebelum penelitian.

Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada


waktu siswa melakukan praktik atau sesudah proses berlangsung dengan
cara mengetes siswa.

Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan ini berlangsung.


Pengamat terlebih dahulu harus menetapkkan kisi – kisi tingkah laku apa
yang hendak di observasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam
pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat
sebenarnya bias diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah
laku yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda
centang (√) pada kolom jawaban hasil observasi.

Setelah penulis melakukan analisis data maka penulis mengambil


kesimpulan. Untuk menghitung hasil belajar diambil dari kemampuan
kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan
menggunakan rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ada dua katagori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan atau Individu
dan secara Klasikal atau kelompok. Penerapan Metode picture and picture
untuk meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran Matematika akan
meningkat jika siswa memenuhi KKM yaitu 67 untuk katagori individu.
Sebaliknya, ketuntasan secara klasikal terpenuhi jika presentase 80%. Untuk
menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

𝐹
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number Of Cases ( jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka untuk presentase.
34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kesesuaian Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Dengan


Tujuan Penelitian
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan tentang Hasil penelitian upaya peningkatan
minat belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas II SD
Negeri Pedasong 02 Adipala. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika
melalui penerapan metode picture and picture, mengajak siswa untuk aktif,
inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran matematika,
meningkatkan rasa percaya diri siswa dengan cara mampu mengungkapkan
pendapatnya, kemudian menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya metode picture and picture. Mulai dari pra siklus,
siklus I hingga siklus II. Pada setiap siklus memiliki bagian-bagian yang
sama, yaitu dimulai dengan perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan
tindakan, pengamatan (observasi), lalu diakhiri dengan refleksi.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pada bagian ini dijabarkan penerapan metode Picture and Picture pada
pembelajaran Matematika materi Bangun datar pada siswa kelas II SD
Negeri Pedasong 02 Adipala. Pada Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observasi/observing), dan refleksi (reflection) yang mana pada Siklus I
dilakukan selama dua pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 12
Oktober 2022 (pertemuan pertama) dan tanggal 19 Oktober 2022
(pertemuan kedua). Tahapan Siklus I dijabarkan berikut ini :
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan Siklus I ini, kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut :

34
35

1. Menyusun perangkat perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah


melalui koreksi kepala sekolah dan teman sejawat.
2. Menyiapkan media pembelajaran penerapan metode Picture and
Picture yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran Matematika
materi Bangun datar pada siswa kelas II SD Negeri Pedasong 02
Adipala. Media pembelajaran ini berupa menggunakan media
gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis.
3. Menyiapkan lembar observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan lembar kerja siswa Siklus I yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran pada Siklus I.
b. Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan dengan
2 pertemuan dengan alokasi waktu 60 menit pada setiap pertemuan. Pada
proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perangkat
pembelajaran berupa RPP yang telah disusun sebelumnya yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alat dan bahan yang
digunakan pada pembelajaran adalah gambar, dobletip, kertas asturo,
soal serta lembar evaluasi untuk mengukur ketercapaian materi Bangun
datar yang diterima siswa.
Pada penerapan metode Picture and Picture siswa menggunakan
media gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis selama siswa
mengurutkan gambar, guru mendampingi, memberikan motivasi sambil
mengamati jalannya kegiatan penerapan metode Picture and Picture.
Setelah mengurutkan gambar dan menempelkan sesuai namanya lalu
siswa menunggu giliran untuk maju ke depan kelas melakukan presentasi
secara berkelompok dan bergantian dengan kelompok lainnya. Guru
mengecek apakah urutan gambar sudah sesuai. Pengecekkan ini juga
bertujuan untuk memberikan penguatan materi bangun datar.
Pengecekkan ini dilakukan satu persatu pada semua siswa. Guru
36

memberikan apresiasi pada siswa karena telah berhasil menemukan


tepatangannya. Siswa dipersilakan duduk kembali ke tempat duduk
masing-masing. Pada kegiatan ini siswa terlihat lebih aktif dibandingkan
pada prasiklus.
Kemudian guru membagikan lembar evaluasi yang di dalamnya
terdapat beberapa soal evaluasi tentang Bangun datar. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi bangun
datar yang telah disampaikan dan juga mengukur seberapa besar tingkat
keberhasilan penerapan metode Picture and Picture terhadap
pembelajaran Matematika materi bangun datar.
Dari data nilai evaluasi Siklus I didapatkan hasil nilai evaluasi materi
bangun datar pada siswa meningkat dibandingkan nilai evaluasi
prasiklus. Selain itu tingkat keaktifan siswa ketika mengikuti
pembelajaran pun meningkat. Semakin banyak siswa yang menunjukkan
keaktifannya mengikuti pembelajaran.

Tabel 4.1. Rekapitulasi Minat belajar siswa materi bangun datar


Pra Siklus dan Siklus I :

NO Nama Pra siklus KET KET


Siklus I
Siswa
Niai Menunjukan Niai Menunjukan
evaluasi sikap aktif evaluasi sikap aktif
1 Agha 72 √ T 82 √ T
2 Ahmad 73 √ T 85 √ T
3 Alifah 60 - BT 70 - T
4 Arjun 50 - BT 55 - BT
5 Asyifa 65 - BT 70 - T
6 Attaya 50 - BT 55 - BT
7 Azhia 55 - BT 60 - BT
37

8 Dera 70 - T 79 - T
9 Edward 57 - BT 65 - BT
10 Fathur 64 - BT 69 - BT
11 Fazila 60 - BT 68 - BT
12 Freshty 75 √ T 86 √ T
13 Gavin 76 - T 88 √ T
14 Gesandra 67 - BT 79 √ T
15 Izaz 63 - BT 69 - BT
16 Miftah 61 - BT 68 - BT
17 Pandu 58 - BT 65 - BT
18 Salsa 59 - BT 66 - BT
19 Salsabila 65 - BT 80 √ T
20 Talitha 69 - BT 80 √ T
21 Zein 67 - BT 84 √ T
22 Zidan 60 - BT 69 - BT
Jumlah 1396 3 - 1592 8 -
Rata – Rata 63,4 - - 72,3 - -
Nilai terendah 50 - - 55 - -
Nilai tertinggi 76 - - 88 - -

Presentase 18,1 % 13,6% - 50 % 36,3 % -


ketuntasan

Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
c. Pengamatan (observing)
Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh teman
sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran penerapan metode
Picture and Picture di kelas II SD Pedasong 02. Dari Hasil pengamatan
38

yang dilakukan peneliti dan teman sejawat didapatkan data sebagai


berikut :
1. Pada Siklus I hanya ada 8 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran
saat menggunakan media gambar dan menjawab pertanyaan guru
secara klasikal sedangkan sisa nya yang berjumlah 12 siswa
cenderung diam dan tidak fokus.
2. Siswa terlihat kebingungan ketika mencari pasangan benda yang
berbentuk bangun datar di sekitarnya karena belum mengetahui
seperti apa itu bangun datar.
3. Siswa memerlukan waktu yang cukup lama ketika mengurutkan
gambar menjadi urutan yang logis karena siswa belum bisa
menentukan jawaban dengan cepat sehingga diperlukan waktu untuk
mencari mana yang tepat dengan gambarnya.
4. Pelaksanaan tes evaluasi belum berjalan dengan baik karena siswa
mengerjakan soal evaluasi melebihi batas waktu yang ditentukan.
Selain itu masih didapatkan hasil yang belum memuaskan.
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan
terdapat peningkatan keaktifan siswa dan nilai Hasil evaluasi siswa
terhadap materi bangun datar dari prasiklus sampai Siklus I. Namun
perolehan hasil evaluasi belum dapat dikatakan mencapai nilai KKM
secara keseluruhan dengan kata lain hasil yang diharapkan belum
maksimal.
Tabel 4.2. Persentase Minat belajar Siswa materi bangun datar pada Prasiklus dan
Siklus I :

Kegiatan Prasiklus Siklus 1


Kriteria Tuntas nilai Sikap aktif Tuntas nilai Sikap aktif
kkm kkm
Jumlah siswa 4 3 11 8
Presentase 18, 1 % 13,6 % 50 % 36,3 %
39

d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Dari data Hasil diskusi di dapat kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan perangkat
pembelajaran berupa RPP sudah disusun sebelumnya.
2. Kemampuan dalam memahami dan mengerti arti dalam
Matematika siswa masih rendah sehingga dalam penerapan metode
Picture and Picture membutuhkan waktu yang lama untuk
menyusun gambar menjadi urutan yang tepat.
3. Siswa belum begitu memahami cara mengurutkan dan menyusun
gambar sesuai dengan maksud dan tujuannya dalam metode
Picture and Picture.
4. Adanya peningkatan keaktifan dan nilai Hasil evaluasi siswa
terhadap materi bangun datar dari prasiklus sampai Siklus I namun
belum mencapai maksimal karena rata-rata keaktifan siswa belum
mencapai 85% atau sebanyak 11 siswa yang aktif mengikuti
pembelajaran sedangkan 11 siswa lainnya belum menunjukkan
keaktifannya selama mengikuti pembelajaran dan nilai evaluasi
siswa yang melampaui nilai KKM sebanyak 11 siswa, sedangkan
sisanya sebanyak 11 siswa masih dibawah nilai KKM.
Dari kelemahan-kelemahan di atas yang ditemukan dalam
pembelajaran, menunjukkan bahwa pelaksanaan Siklus I pada
penggunaan metode Picture and Picture untuk meningkatkan minat
belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas II semester I SD
Pedasong 02 Adipala Tahun Ajaran 2022/2023 belum menunjukkan
Hasil yang maksimal sehingga hal tersebut mendorong peneliti untuk
melanjutkan perbaikan pembelajaran pada Siklus II untuk mendapatkan
Hasil yang maksimal yang diharapkan.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II


40

Pelaksanaan Siklus II sama dengan Siklus I yakni terdiri dari empat


tahap, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observasi/observing), dan refleksi (reflection) yang mana pada Siklus II
juga dilakukan selama dua pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober 2022 (pertemuan pertama) dan tanggal 02 November 2022
(pertemuan kedua). Tahapan Siklus II dijabarkan berikut ini :
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan Siklus II ini, kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut :
1. Menyusun perangkat perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah
melalui koreksi kepala sekolah.
2. Menyiapkan media pembelajaran penerapan metode Picture and
Picture yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran
Matematika materi bangun datar pada siswa kelas II SD Pedasong
02 Adipala. Media pembelajaran ini berupa kumpulan gambar
yang di urutkan menjadi urutan tepat.
3. Menyiapkan lembar observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan lembar kerja siswa Siklus II yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran pada Siklus II.
b. Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II sama dengan
pelaksanaan pembelajaran Siklus I yaitu dilaksanakan dengan 2
pertemuan dengan alokasi waktu 60 menit pada setiap pertemuan. Pada
siklus II peneliti menggunakan variasi lagu perkalian untuk
menciptakan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. selain itu itu
juga untuk menguatkan materi perkalian. Pada proses pelaksanaan
pembelajaran dilakukan sesuai dengan perangkat pembelajaran berupa
RPP yang telah disusun sebelumnya yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alat dan bahan yang digunakan
41

pada pembelajaran Siklus II juga sama dengan yang digunakan dengan


Siklus I yaitu gambar, kertas aturo, lem, dan serta lembar evaluasi
untuk mengukur ketercapaian materi perkalian yang diterima siswa.
Pada penerapan metode Picture and Picture siswa mengurutkan
gambar dan diurutkan menjadi urutan yang tepat sama seperti yang
siswa lakukan pada Siklus I hingga siswa dapat mengurutkan dengan
benar dan tepat menjadi suatu urutan yang tepat dan dapat
dipresentasikan di depan kelas. Kemudian guru membagikan lembar
evaluasi yang di dalamnya terdapat beberapa soal evaluasi tentang
bangun datar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
siswa terhadap materi bangun datar yang telah disampaikan dan
mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan penerapan metode
Picture and Picture terhadap pembelajaran Matematika materi bangun
datar.
Dari data nilai evaluasi Siklus II didapatkan Hasil nilai evaluasi
matematika siswa semakin meningkat dibandingkan nilai evaluasi
Siklus I. Selain itu tingkat keaktifan siswa ketika mengikuti
pembelajaran pun semakin meningkat. Semakin banyak siswa yang
menunjukkan keaktifannya dan ketertarikan siswa mengikuti
pembelajaran.

Tabel 4.3. Rekapitulasi Minat belajar siswa materi bangun datar


Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II :

Siklus 1 Siklus 2
Nama Pra
No Nilai Menunjukan KET Nilai Menunjukan
siswa siklus KET
evaluasi sikap aktif evaluasi sikap aktif
1 Agha 72 82 √ T 90 √ T
2 Ahmad 73 85 √ T 92 √ T
3 Alifah 60 70 - T 75 √ T
4 Arjun 50 55 - BT 69 - BT
5 Asyifa 65 70 - T 75 √ T
42

6 Attaya 50 55 - BT 78 √ T
7 Azhia 55 60 - BT 80 √ T
8 Dera 70 79 - T 86 √ T
9 Edward 57 65 - BT 69 - BT
10 Fathur 64 69 - BT 82 √ T
11 Fazila 60 68 - BT 69 - BT
12 Freshty 75 86 √ T 90 √ T
13 Gavin 76 88 √ T 94 √ T
14 Gesandra 67 79 √ T 88 √ T
15 Izaz 63 69 - BT 80 √ T
16 Miftah 61 68 - BT 70 - T
17 Pandu 58 65 - BT 75 √ T
18 Salsa 59 66 - BT 78 √ T
19 Salsabila 65 80 √ T 85 √ T
20 Talitha 69 80 √ T 89 √ T
21 Zein 67 84 √ T 90 √ T
22 Zidan 60 69 - BT 80 √ T
Jumlah 1396 1592 8 - 1784 18 -
Rata – rata 63,4 72,3 - - 81 - -

Nilai terendah 50 55 - - 69 - -
Nilai tertinggi 76 88 - - 94 - -
Presentase 18,1% - 36,3 % - 86,3% 81,8% -
ketuntasan

Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
c. Pengamatan (observing)
43

Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh teman


sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran penerapan metode
Picture and Picture di kelas II SD Negeri Pedasong 02 Adipala. Dari
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat
didapatkan data sebagai berikut :
1. Pada Siklus II ada 18 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran
saat menggunakan mengurutkan gambar dan menjawab
pertanyaan guru secara klasikal sedangkan sisanya yang
berjumlah 4 siswa cenderung diam.
2. Siswa melakukan mengurutkan gambar menjadi urutan yang
tepat dengan cukup cepat ketika menentukan gambarnya karena
siswa sudah bisa menentukan jawaban dengan cepat.
3. Pelaksanaan tes evaluasi berjalan dengan sangat baik karena
siswa mengerjakan soal evaluasi kurang dari batas waktu yang
ditentukan.

Tabel 4.4. Persentase Minat belajar siswa materi bangun datar pada Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II :

Kegiatan Prasiklus Siklus I Siklus II


Kriteria Tuntas Sikap Tuntas Sikap Tuntas Sikap
nilai kkm aktif nilai kkm aktif nilai aktif
kkm
Jumlah 4 3 11 8 19 18
siswa
Presentase 18,1 % 13,6% 50 % 36, 3 % 86, 3 % 81, 8
%

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Hasil pengamatan terlihat peningkatan


keaktifan siswa dan nilai Hasil evaluasi siswa terhadap materi perkalian dari
Siklus I sampai Siklus II.
44

d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Dari data Hasil diskusi di dapat kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan perangkat
pembelajaran berupa RPP sudah disusun sebelumnya.
2. Kemampuan berhitung siswa meningkat setelah dilakukan
penerapan metode Picture and Picture yang ditandai dengan siswa
mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis dan dapat
mempresentasikan di depan kelas dengan cepat.
3. Adanya peningkatan keaktifan dan nilai Hasil evaluasi siswa
terhadap materi perkalian dari Siklus I sampai Siklus II. Ada 19
siswa yang melampaui nilai KKM tersisa 3 siswa yang dibawah
nilai KKM dan ada 18 siswa yang aktif ketika mengikuti
pembelajaran tersisa 4 siswa yang cenderung tepatif.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan Siklus II pada penggunaan metode Picture and Picture
untuk meningkatkan emampuan belajar matematia pada materi bangun
datar siswa kelas V semester I SD Pedasong 02 Adipala Tahun Ajaran
2022/2023 mengalami peningkatan dari Siklus II. Maka tidak perlu lagi
untuk melakukan siklus berikutnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Siklus I
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran Matematika materi
bangun datar pada siswa kelas II dengan menggunakan metode Picture and
Picture ternyata mampu meningkatkan minat belajar siswa. Selain
meningkatkan minat belajar siswa metode Picture and Picture juga dapat
meningkatkan keakftifan atau keterlibatan, mampu membuat siswa menjadi
lebih percaya diri dan tertarik dalam mempelajari Matematika sehingga
45

suasana kelas menjadi aktif dan memberikan pengalaman belajar yang


berkesan bagi siswa.
Pada nilai prasiklus terdapat 4 siswa yang mencapai nilai KKM atau
berada pada kategpori tuntas 18,1% sedangkan 18 siswa lainnya belum
mencapai nilai KKM atau sama saja dengan 81, 8%. Keaktifan siswa pada
prasiklus terdapat 3 siswa yang aktif atau 13,6% sedangkan 19 siswa
lainnya terlihat tepatif atau sama saja dengan 86,3%. Namun setelah
penggunaan Metode Picture and Picture pada Siklus I, terjadi peningkatan
nilai evaluasi materi bangun datar dan peningkatan keaktifan siswa di kelas.
Pada Siklus I terdapat 11 siswa yang mencapai nilai KKM atau sama saja
dengan 50% sedangkan 11 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM atau
50%. Demikian juga dengan keaktifan siswa, pada Siklus I terdapat 8 siswa
yang aktif di kelas atau 36,3% sedangkan 14 siswa lainnya belum
menunjukkan keaktifannya atau 63,6% ketika mengikuti pembelajaran
meski sudah dimotivasi oleh guru. Dari data tersebut terbukti bahwa
pencapaian nilai evaluasi dan keaktifan siswa di kelas masih belum
maksimal dengan kata lain metode Picture and Picture pada materi bangun
datar yang diterapkan pada Siklus I belum mencapai maksimal sehingga
perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada Siklus II.
Dari data yang telah didapatkan dari Hasil pengamatan guru selama
pembelajaran dan Hasil nilai evaluasi, maka peningkatan keaktifan dan nilai
ketercapaian ketuntasan minimal terhadap materi Bangun datar pada
Prasiklus dan Siklus I dapat digambarkan pada diagram berikut ini :
46

Gambar 4.1. Diagram Minat belajar Siswa Pada Siklus I

Diagram Prasiklus dan Siklus I


60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Prasiklus Siklus I

Memenuhi KKM Keaktifan

2. Siklus II
Pada Siklus II terjadi peningkatan nilai evaluasi dan keaktifan siswa
di kelas. Jumlah siswa yang memperoleh nilai melampaui nilai KKM
terdapat 19 siswa atau sama saja dengan 86,3% sedangkan 3 siswa lainnya
atau sebesar 13,6% belum mencapai nilai KKM. Begitu pula juga keaktifan
siswa dikelas terdapat 18 siswa atau 81,8% yang sudah menunjukkan sikap
aktif ketika mengikuti pembelajaran maupun menjawab pertanyaan guru
ketika tanya jawab. Sedangkan 2 siswa lainnya atau 18,1% masih terlihat
tepatif.
Pada Siklus II ini guru menggunaan contoh-contoh bentu nyata
bangun datar supaya suasana kelas menjadi lebih menyenangkan setelah
metode Picture and Picture diterapkan di kelas. Faktor yang dapat
meningkatkan nilai evaluasi siswa terhadap materi bangun datar adalah
suasana belajar yang menyenangkan dan media pembelajaran yang
digunakan menarik sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan
47

tertarik mengikuti pembelajaran mengakibatkan terjadi peningkatan minat


belajar.
Dari data yang telah didapatkan dari hasil pengamatan guru selama
pembelajaran dan hasil nilai evaluasi, maka peningkatan keaktifan dan nilai
ketercapaian ketuntasan mininmal terhadap materi Bangun datar pada
Siklus I dan Siklus II dapat digambarkan pada diagram berikut ini :

Gambar 4.2. Diagram Minat belajar siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Diagram Prasiklus, Siklus I dan Siklus II


100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Memenuhi KKM Keaktifan

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan


ketercapaian nilai ketuntasan minimal dan keaktifan siswa pada pembelajaran
Matematika materi bangun datar di kelas II SD Negeri Pedasong 02 Adipala saat
mengikuti pembelajaran dari setiap siklusnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. SIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian perbaikan pembelajaran mengenai
Penggunaan Metode Picture and Picture untuk meningkatkan minat belajar
matematika dalam materi bangun datar siswa kelas II Semester I SD Pedasong
02 Adipala Tahun Pelajaran 2022/2023, dapat peneliti simpulkan bahwa
penggunaan Metode Picture and Picture dapat meningkatkan minat belajar dan
motivasi siswa kelas II SD Negeri Pedasong 02 Adipala tentang pelajaran
Matematika materi bangun datar . Hal tersebut dapat dilihat dari :
Meningkatnya hasil nilai evaluasi siswa terhadap materi bangun datar.
Jumlah siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan pada Prasiklus sebanyak
18,1% atau sebanyak 4 siswa meningkat menjadi 50% atau sebanyak 11 siswa
pada Siklus I dan pada Siklus II terdapat peningkatan sebanyak 86,3% atau
sebanyak 19 siswa. Peningkatan kemampuan siswa menguasai materi bangun
datar dan berpengaruh pada keaktifan siswa yang mengalami peningkatan
cukup tinggi. Meningkatnya minat belajar siswa yang ditandai dengan
meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada setiap
siklusnya. Jumlah siswa yang aktif pada Prasiklus sebanyak 13,6 % atau
sebanyak 3 siswa meningkat menjadi 36,3% atau sebanyak 8 siswa pada Siklus
I dan pada Siklus II terdapat peningkatan sebanyak 81,8% atau sebanyak 18
siswa yang terlibat aktif dan tertarik terhadap pembelajaran matematika pada
materi bangun datar yang disampaikan oleh guru.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat
selama di kelas, Pembelajaran matematika lebih mendorong rasa ingin tahu
kepada peserta didik untuk memahami pelajaran matematika, namun tidak
menutup kemungkinan tuntutan materi dan standar kelulusan menjadikan

48
49

peserta didik harus paham dan mengingat tentang materi, hal ini mengharuskan
bagi guru untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan potensi anak dengan
menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas.
Metode Picture and Picture adalah salah satu model yang dapat
mengoptimalkan potensi peserta didik dalam belajar karena melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas . Maka saran sebagai tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
1. Menggunakan metode Picture and Picture dalam perbaikan
pembelajaran atau tindakan kelas tidak hanya pada pelajaran
matematika saja tetapi pada pelajaran lainnya sehingga diharapkan
dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran tersebut
dan meningkatkan keaktifan serta motivasi belajar yang tinggi siswa
ketika pembelajaran berlangsung.
2. Membuat variasi kegiatan pada metode Picture and Picture sehingga
siswa lebih tertarik.
3. Menyajikan gambar – gambar yang lebih menarik dan berkualitas bagi
metode Picture and Picture lebih baik.
b. Bagi guru :
1. Menciptakan metode pembelajaran lebih kreatif dan inovatif dengan
penggunaan gambar yang menarik dan menampilkan video serta
melakukan presentasi untuk selingan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat memenuhi semua karaketeristik siswa yang berbeda-
beda.
2. Memotivasi siswa agar siswa memberikan respon yang baik terhadap
pembelajaran di kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
3. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru lebih bervariasi dalam
melasanakan pembelajaran.
50

c. Bagi siswa :
1. siswa menjadi lebih mudah memahami materi melalui media gambar
dan menjadi lebih kooperatif dalam pembelajaran matematika.
2. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam memahami suatu
pembelajaran melalui metode Picture and Picture.
3. Dalam pembelajaran matematika khususnya lebih baik digunakan
model picture and picture dengan begitu siswa lebih memahami secara
visual.
d. Bagi sekolah :
1. Memberikan fasilitas dalam pengembangan media pembelajaran
matematika agar minat dan hasil belajar siswa meningkat.
2. Bagi pihak sekolah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada guru-
guru di sekolah mengenai model-model pembelajaran yang baru yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Metode picture and picture yang digunakan alangkah baiknya
bervariasi tidak hanya menggolongkan dan memasangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijno. (2013). Definisi Model Picture and picture. yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB,
dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, 7(10), 11
21.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta

Haryanto, S. P. (2013). Pengertian Minat Belajar. Pengertian Minat


Belajar AJARAN 2012-2013.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperarif.Pustaka. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Purwasih, Ria. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Picture


And Picture Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas X
Semester Genap SMA Dipanegara Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skripsi.UNIMED

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya.


Jakarta: Rineka Cipta

Suprihatiningrum, Jamil, 2016 Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-


Ruzz
Media.

Susanto, Ahmad, 2013, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah


Dasar,
Jakarta: Kencana.

Suwandi, Djoko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Solo: Qinant.

51
52

Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan


Efektif. Bandung: Alfabeta.

Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek,


Jakarta:
Herdy. 2011. Model Pembelajaran Picture And Picture http://herdy07wordpress
.com/category/61-model-pembelajaran/ (diakses 21 Oktober 2022)

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Afifudin dan Sabeni B. A. (2009).

Yusnaldi, Eka. 2013. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Model
Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV MIN Glugur Darat II
Medan Timur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal Tematik ISSN 1979-0633
Vol.003 No.12 Desember 2013 Hal 1 jurnal.unimed.ac.i
d/2012/index.php/tematik/article/download/.../967 diakses pada 29 September
2022

Anda mungkin juga menyukai