Oleh
WAHYU KURNIA AMBARSARI
NIM. 857616006
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
PURWOKERTO
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada Program Strata 1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
oleh :
Nama Mahasiswa : Wahyu Kurnia Ambarsari
NIM : 857616006
Program Studi : S1 PGSD BI
Pokjar : SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto
Tempat Penelitian : SD Negeri Glempangpasir 02
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Siklus I -
-
Siklus II -
-
Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan metode setik es krim pada materi perkalian dapat
mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran?
2. Apakah penggunaan metode setik es krim pada materi perkalian dapat
meningkatkan minat belajar siswa?
Purwokerto,
Menyetujui
Supervisor 1, Peneliti,
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah ditulis dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh sebagian atau sebagian laporan PKP
ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang
saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Purwokerto, 202
Yang membuat Pernyataan,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridho-Nya dapat terselesaikan laporan hasil perbaikan dan pembelajaran ini.
Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan petunjuk dan teladan bagi umat-Nya.
iv
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
pada khususnya, dan bagi semua pihak pada umumnya. Penulis juga menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki kulitas dalam penulisannya.
Purwokerto, 202
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
2. Analisis Masalah ...................................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................... 4
B Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................. 4
D Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A Landasan Teori………….............................................................. 6
B Penelitian yang Relevan ............................................................... 13
C Kerangka Berpikir… ................................................................... 14
D Hipotesis Tindakan ...................................................................... 16
E Indikator dan Kriteria Keberhasilan ............................................. 17
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ....................................... 19
B Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ................................... 20
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesesuaian Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A
Dengan Tujuan Penelitian………………………... .................... 33
B Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……........ 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A Simpulan....................................................................................... 47
B Saran Tindak Lanjut .................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 53
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekapitulasi Minat belajar siswa materi bangun datar Pra
35
Siklus dan Siklus I....................................................................
Tabel 4.2 Persentase Minat belajar Siswa materi bangun datar pada
37
Prasiklus dan Siklus I………………………………………..
Tabel 4.4 Persentase Minat belajar siswa materi bangun datar pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II……........................................
42
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Diagram Minat belajar siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II…………………………………………………….
46
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Hasil pekerjaan siswa yang tertinggi dan terendah per siklus
x
7
ABSTRAK
Hasil ulangan harian siswa di kelas III SDN Glempangpasir 02 pada materi
pecahan masih tergolong rendah.Hanya 21% siswa yang dapat mencapai
KKM.Penyebab utama dari rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah
penggunaan media pembelajaran yang belum sesuai sehingga siswa sulit
memahami materi perkalian.Oleh sebab itu,penelitian ini dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa melalui media stik es krim
dilaksanakan pada materi perkalian di kelas III SDN Glempangpasir 02.Penelitian
ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitiannya siswa kelas III
SDN Glempangpasir 02,Adipala,Cilacap.Hasil tes tertulis dan observasi merupakan
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.Data yang terkumpul dianalisis
secara deskriptif,kuantitatif,dan kualitatif.Hasil Pra siklus menunjukan siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan sebesar 14%,kemudia siklus 1 sebesar 55%,sedangkan
siklus 2 meningkat menjadi 90% siswa mencapai ketuntasan.Menurut hasil
penelitian yang telah dilakukan hasil belajar siswa pada materi perkalian.
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi bermakna sehingga materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa
akan tertanam dalam pikirannya.
Minat adalah modal utama untuk melakukan pembelajaran, untuk
menjadi belajar itu sangat bermakana. Karena dengan pembelajaran yang
diminati siswa dan membuat siswa menjadi senang maka pembelajaran akan
terbawa pada memori jangka panjang, sehingga dapat menjadi bekal kelak
dimasa dewasa dan mampu mengamalkan pembelajaran yang telah
diajarkan atau dilakukannya.
Media stik es krim dapat digunakan untuk meningkatkan minat
belajar anak. Media stik es krim merupakan media pembelajaran yang
menarik serta menyenangkan bagi anak karena dalam pemakaian alat yang
warna-warni sehingga mampu memikat perhatian anak untuk belajar. Media
pembelajaran stik es krim ialah rancangan kegiatan belajar mengajar
memakai media alat tradisional yang diberi warna sehingga para siswa
mudah untuk menghafal angka-angka dan hasil perkalian tersebut. Melalui
media stik es krim anak melihat secara langsung bagaimana cara
menghitung dan menghafalkannya. Sehingga penggunaan stik es krim akan
sangat berperan terhadap tumbuhnya minat belajar anak.
Dalam hal ini peneliti penting untuk melakukan penelitian tentang
upaya yang dilakukan pada penggunaan media stik es krim dalam
peningkatan minat belajar anak di SD Negeri Glempangpasir 02.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan nilai hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
pada materi pekalian kelas III SD Negeri Glempangpasir 02 tahun
2023/2024 dengan jumlah siswa 21 terdiri dari 9 perempuan dan 12 laki-
laki. Pada hasil observasi tersebut siswa dapat dikatakan masih rendah
dalam materi tersebut. Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti
mengadakan penelitian tindak kelas (PTK) dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
perkalian kelas III SD Negeri Glempangpasir 02.
14
2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifkasi yaitu sebagai berikut :
a. Rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
b. Belum adanya penelitian minat belajar siswa melalui media stik
es krim pada pembelajaran matematika di SD Negeri
Glempangpasir 02.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini diperlukan kelas III
SD Negeri Glempangpasir 02, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap,
tahun 2023/2024 dengan fokus permasalahan adalah meningkatkan
minat belajar siswa pada pembelajaran perkalian dengan media stik es
krim.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka maasalah yang
menjadi fokus perbaikan adalah :
“Apakah dengan menggunakan pembelajaran stik es krim mampu
meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran perkalian pada
siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Glempangpasir 02 Adipala Kabupaten
Cilacap Tahun Ajaran 2023/2024?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika dengan menggunakan media stik es krim pada siswa kelas III
SDN Glempangpasir 02 Adipala, Cilacap.Dan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika dengan menggunakan media stik es krim pada siswa
kelas III semester 1 SDN Glempangpasir 02 Adipala, Cilacap Tahun
2023/2024.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan akan memberikan maanfaat yang berarti bagi
perorangan maupun instasi yaiti:
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Teori Behavioristik
Dalam teori Behavioristik belajar merupakan akibat interasksi stimulus dan
respon.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.Faktor lain yang dianggap penting oleh aliram Behavioristik
(Reinforcement).Menurut Sukmadinata (2003:168) belajar sebagai suatu proses
perubahab tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulasi
untuk merangsang pembelajaran dalam berprilaku.Pendidik yang menggunakan
kerangka Behavioristik biasanya merecanakan kurikulim dengan menyusun isi
pengentahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan menyusun isi
pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu ketrampilan
tertentu.Kemudian bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki,dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. Teori Kognitif
Tidak seperti halnya belajar menurut Perspektif Behavioris dimana perilaku
manusia tunduk pada peneguhan dan hukuman,pada perspektif kognitif ternyata di
temui tiap individu justru merencanakan respons perilakunya,menggunakan
berbagai cara yang biasa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan
secara unik dan lebih berarti.Menurut Wahyuni (2007:112),aliran kognitif
memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus dan respons yang bersifat
mekanistik,tetapi lebih dari itu,kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental
17
yang ada di dalam individu yang belajar”.Kutipan tersebut di atas berarti bahwa
belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai,mengingat dan
menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat
di ukur dan di amati tanpa melibatkan proses mental seperti
motivasi,kesengajaan,kenyakinan dan lain sebagainya.
B. Belajar
1.Pengertian Belajar
Belajar merupakan Proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan
pengetahuan yang kita miliki.Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang
sudah kita miliki dengan pengetahuan baru.Dengan kata lain,ada tahapan evaluasi
terhadap informasi yang telah di dapat,apakah pengetahuan yang kita miliki masih
relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan
zaman.Sebagaimana di katakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses
perubahan manusia.Hamalik (2002:37),menyatakan bahwa Belajar adalah Proses
18
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai yang
sangat formal, dari bahan materi yang sederhana sampai bahan materi yang
rumit.Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses alamiah sampai proses yang
ilmiah.Aktivitas Menurut Poerwadarminto ( 2008:234),dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya Kegiatan atau Kesibukan.
Menurut Hanafiah,( 2010:23) mengatakan bahwa Belajar sangat dibutuhkan adanya
aktivitas,di karenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik.Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan
seluruh aspek peserta didik,baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan
perilakunya dapat berubah dengan cepat,tepat,mudah dan benar,baik berkaitan
dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
19
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif.Untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah
menguasai materi atau belum.Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan dan pencapaian
kompetensi dasar setelah mengikuti pembelajaran.Menurut Sudjana (2009:3),hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik,Dan juga kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami
suatu proses pembelajaran.Depdiknas,(2003:3),hasil belajar adalah penguasaan dan
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,lazimnya ditujukan dari nilai
tes atau nilai yang diberikan.Menurut Dimyati (2005:12),hasil belajar merupakan
hasil dari suatu intraksi belajar dan tindakan belajar.Hasil belajar untuk sebagian
adalah karena berkat tindakan guru, pencapaian pengajaran,pada bagian lain
merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.Dari kutipan di atas dapat
penulis simpulkan,bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa
setelah sisiwa tersebut melakukan proses belajar yang melibatkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang diwujudkan dalam bentuk skor/nilai atau angka setelah
mengikuti tes.Dan berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan individu setelah melalui proses
belajar. Perubahan kemampuan itu meliputi : Pe ngetahuan, sikap, dan ketrampilan.
20
E. Pembelajaran Matematika
Menurut Sumardyono (2004:28),secara umum definisi Matematika dapat di
deskripsikan sebagai berikut,antara lain :
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisasir.Agak berbeda dengan ilmu
pengetahuan yang lain,matematika merupakan suati bangunan struktur yang
terorganisir sebagai sebuah struktur,yang terdiri atas beberapa komponen
yang meliputi : Aksioma atau postulat,pengertian pangkal atau primitif, dan
dalil atau teorema yang termasuk di dalamnya lemma,teorema pengantar
atau kecil dan corolly atau sifat.
2. Matematika sebagai alat atau tool. Matematika juga sering dipandang
sebagai alay dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif.Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif,artinya suatu teori dalam
matematikadapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara
deduktif atau umum.
4. Matematika sebagai cara bernalar ( the way of thinking).Matematika dapat
pula dipandang sebagai cara bernalar,paling tidak karena beberapa hal,
seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih(valid),rumus-
rumus atau aturan yang umum,atau sifat penalaran matematika yang
sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa artifisial.Simbol merupakan ciri yang paling
menonjol dalam matematika.Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang
bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila di kenakan pada suatu
konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif.Penalaran yang logis dan efisien serta
perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan,maka
matematika sering pula disebut sebagai seni,khususnya merupakan seni
berpikir yang kreatif. Menurut Suherman (2003:253),Matematika adalah
Disiplin ilmu tentang cara berpikir dan mengolah logika baik secara
kuantitaf maupun secara kualitatif.Menurut penulis Matematika adalah ilmu
21
b. Pola Pikir
Pembelajaran matematika di sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini dapat disesuaikan dengan topik
bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai kriteria umum, biasanya
siswa di SD menggunakan pendekatan induktif terlebih dahulu, sebab hal
ini lebih memungkinkan siswa untuk menangkap pengertian yang
dimaksud.
c. Semesta Pembicaraan
Sesuai tingkat perkembangan intelektual siswa, matematika yang
disajikan dalam jenjang pendidikan juga menyesuaikan dalam kekomplekan
semestanya. Semakin meningkat perkembangan intelektual siswa, maka
semesta matematikanya semakin diperluas.Contoh untuk siswa Sekolah
Dasar (SD) misalnya operasi bilangan perkalian pada kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar (SD) dibatasi pada operasi penjumlahan dan pengurangan
saja.Operasi perkalian , pembagian , perpangkatan belum diberikan di
Sekolah Dasar (SD).
d. Tingkat Keabstrakan
Tingkat keabstrakan matematika juga menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa. Di sekolah dasar (SD), untuk memahami
materi pelajaran dimungkinkan untuk mengkonkretkan obyek-obyek
matematika. Akan tetapi, hal ini berbeda untuk jenjang sekolah yang lebih
tinggi. Semakin tinggi jenjang sekolah, tingkat keabstrakannya semakin
tinggi pula.
23
kelas (PTK) ini penulis akan membahas materi perkalian dengan menggunakan
media pembelajaran.
G. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru
agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif.Sadiman
(2006:&).Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.Menurut Trianto (2010:199),Media sebagai
komponen strategi pembelajaran merupan wadah dari pesan yang oleh sumber
atau penyalurannya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan
bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas,maka peneliti menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran serta merangsang siswa untuk
bergairah dalam belajar.
a. Media tradisional
(a) visual diam yang diproyeksikan seperti proyeksi opaque,
proyeksi overhead, slides, filmstrips. (b) visual yang tak diproyeksikan
seperti gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info,
papan-bulu. (c) audio seperti rekaman piringan, pita kaset. (d)penyajian
multimedia seperti slide plus suara (tape), multi-image. (e) visual dinamis
yang diproyeksikan seperti film, televisi dan video. (f) cetak seperti buku
teks, modul, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out). (g)
Permainan seperti teka-teki, simulasi, permainan papan. (h)Realita seperti
model, specimen (contoh) dan manipulatif.
menurut Arsyad (2011: 12),Media atau Alat peraga merupakan salah satu
komponen penentu efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang
abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga
merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuaidengan tipe
siswa belajar.
Jadi dengan kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan fungsi alat peraga stik
3. Alat peraga stik es krim dapat membantu daya tarik peserta didik, karena
bisa membedakan antara ratusan, puluhan dan satuan. Sehingga dengan
melalui proses demonstrasi menghitung menggunakan alat peraga peserta
didik akan terbantu daya tariknya sehingga lebih berhasil dalam
pembelajaran. .
a. Alat peraga stik es krim sangat mudah didapat dan bahannya pun cukup
sederhana.
b. Menumbuhkan minat belajar peserta karena pelajaran menjadi
lebihmenyenangkan dengan melihat warna dari alat peraga stik es krim.
c. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga peserta didik mudah
memahaminya.
d. Metode mengajar lebih bervariasi sehingga peserta didik tidak akan mudah
bosan.
e. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar.
a. Alat peraga stik es krim tidak tahan lama mungkin sampai 4 atau 5 bulan
setelah di cat pewarna.
b. Dengan memakai alat peraga lebih banyak menunjuk guru untuk berpikir
kreatif.
c. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan alat peraga stik es krim .
d. Perlu kesediaan berkorban pikiran bagaimana supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
I. Penelitian Yang Relevan
Sebagai kajian teori yang menunjang dalam penelitian ini ada beberapa hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni :
1. Wahyu Wibowo ( 2013 ),Peningkatan Aktivitas Dan hasil belajar Pada Mata
Pelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Make A Match
Siswa kelas III SDN Glempangpasir Tahun 2023/2024 Dengan tujuan untuk:
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SD N Glempangpasir
02.Pada pelajaran matematika penerapan model cooperative learning tipe make a
match.
31
2. Annisa Ulfa (2016), Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa
SD Melalui Model RME,yang dilakukan dengan Tujuan: :meningkatkan aktivitas
siswa dan hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran
Realistic Mathematic Education (RME).
J. Kerangka Pikir
Proses belajar yang dilakukan oleh pendidik sebagian besar dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah. Dan kurang kreatif dalam menggunakan model dan
media pembelajaran sehingga aktifitas dan hasil belajar siswa rendah.Dalam proses
pembelajaran media strategi mempunyai posisi penting dalam menghasilkan hasil
belajar karena setiap materi yang disanpaikan mempunyai karakteristik yang
berbeda.Suatu contoh materi pembelajaran eksak berbeda dengan materi sosial
sebab materi matematika cenderung menekankan pada psykomotorik.Jadi tidak
sesuai jika seorang pendididk menggunakan strategi pembelajaran yang
konvensional karena cara tersebut tidak memberikan pemahaman terhadap
siswa.Berbeda jika seorang pendidik menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi seperti media pembelajaran stik es krim.Pada pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran stik es krim untuk pelajaran matematika materi
perkalian ini di harapkan agar siswa aktif dan guru tidak mendominasi kegiatan
pembelajaran..Penerapan dengan menggunakan media pembelajaran ini akan
membuat siswa belajar dengan senang karena dengan media yang ada mereka akan
lebih berusaha dalam kegiatan belajar mengajar . Media pembelajaran akan
membuat siswa beraktivitas dan berinteraksi yang saling memotivasi ,saling
membantu guna mencapai hasil belajar yang optimal.Dan dengan hasil belajar yang
optimal maka proses kegiatan belajar mengajar akan terasa lebih menyanangkan
32
dan lebih bersemangat sehingga prestasi siswa dalam belajar akan mengalami
peningkatan yang lebih baik lagi.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori penerapan media stik es krim dalam
pembelajaran matematika materi perkalian hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Berdasarkan
pendapat di atas bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban
sementara dalam suatau penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan
berdasarkan fakta-fakta di lapangan.Dalam penelitian ini peneliti mengajukan
hipotesis tindakan bahwa penerapan media stik es krim di duga dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
perkalian di kelas III SDN Glempangpasir 02 Adipala,Cilacap
6. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
33
1. Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur minat siswa dalam proses
pembelajaran adalah :
a. Unjuk kerja dalam kelompok
b. Antusias dalam mencari informasi
c. Unjuk kerja dalam diskusi
d. Merespon pertanyaan guru
Kriteria yang ditetapkan adalah siswa dinyatakan tuntas belajar jika
telah mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas. Indikator yang
digunakan untuk mengukur keaktifan belajar secara afektif adalah
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan
informasi selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran dengan menerapkan media stik es krim pada
penelitian ini dinyatakan berhasil jika terdapat peningkatan kemampuan
hasil belajar siswa minimal 85% dari jumlah siswa mencapai nilai belajar
tuntas (KKM = 60). Minimal 85% dari jumlah siswa dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Glempangpasir 02
Adipala,Cilacap Tahun 2023/2024.
2. Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran
adalah :
a. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan minat belajar siswa)
dinyatakan berhasil juika 85% siswa terlibat aktif selama proses
pembelajaran.
b. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan prestasi belajar siswa)
dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar
dan memahami kriteria ketuntasan minimal 68.
34
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Setting Penelitian
a. Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertama : Rabu, 12 Oktober 2022 dan 19 Oktober 2022.
Siklus Kedua : Rabu, 26 Oktober 2022 dan 2 November 2022.
Alokasi Waktu : 1 Siklus : 1 x Pertemuan, 1 pertemuan 2 x 35 menit.
b. Tempat penelitian :
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pedasong 02 , Tahun ajaran
2022/2023.
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
IDE AWAL
Studi Pendahuluan Pemantapan
1. Proses pembelajaran 1. Refleksi
2. Tes diagnostik (data 2. Studi litertur
awal) 3. Diskusi dengan
3. Analisis dokumen kelas supervisor tentang
4. Wawancara dengan pendekatan konstektual
siswa
5. Diskusi dengan
Tindakan Siklus I
1.Perencanaan perbaikan
Belum Revisi
2.Pelaksanaan perbaikan
3.Observasi berhasil
4.Diskusi dengan supervisor
5.Refleksi siklus kedua
Tindakan Siklus II
1. Perencanaan perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
Simpulan Berhasil 3. Observasi
4. Diskusi dengan supervisor
Gambar 3.2. Alur Perbaikan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan PTK dilaksanakan di kelas II SD Negeri
Pedasong 02 Cilacap, pada mata pelajaran Matematika terkait
dengan materi bangun datar. Proses pemberlajaran dilaksanakan
sesuai RPP yang sudah dirancang atau disusun. Langkah – langkah
tindakan pada saat pembelajaran:
Pertemuan I
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa dan
menanyakan kegiatan ibadah siswa. Peneliti juga menyampaikan
tujuan dan manfaat pembelajaran untuk memotivasi siswa agar
aktif dalam proses penemuan informasi, dilanjutkan menjelaskan
secara singkat tentang proses pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang tentang bangun
datar kepada siswa. Peneliti menyampaikan pada siswa tentang
model picture and picture. Peneliti memberikan penjelasan
tentang materi bangun datar yang ada di dalam buku siswa.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Peneliti memberikan tugas pada siswa untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada dibuku siswa.
Pertemuan II
1. Kegiatan awal (10 menit)
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam,
menyapa, menanyakan kabar dan mengingtakan siswa untuk
selalu mejaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa dan
30
1. Hasil tes siklus I dianalisis dengan cara mencari nilai rata – rata
semua siswa.
2. Hasil tes siklus II dianalisis dengan cara mencari nilai rata – rata
semua siswa.
32
𝐹
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number Of Cases ( jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka untuk presentase.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
34
35
8 Dera 70 - T 79 - T
9 Edward 57 - BT 65 - BT
10 Fathur 64 - BT 69 - BT
11 Fazila 60 - BT 68 - BT
12 Freshty 75 √ T 86 √ T
13 Gavin 76 - T 88 √ T
14 Gesandra 67 - BT 79 √ T
15 Izaz 63 - BT 69 - BT
16 Miftah 61 - BT 68 - BT
17 Pandu 58 - BT 65 - BT
18 Salsa 59 - BT 66 - BT
19 Salsabila 65 - BT 80 √ T
20 Talitha 69 - BT 80 √ T
21 Zein 67 - BT 84 √ T
22 Zidan 60 - BT 69 - BT
Jumlah 1396 3 - 1592 8 -
Rata – Rata 63,4 - - 72,3 - -
Nilai terendah 50 - - 55 - -
Nilai tertinggi 76 - - 88 - -
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
c. Pengamatan (observing)
Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh teman
sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran penerapan metode
Picture and Picture di kelas II SD Pedasong 02. Dari Hasil pengamatan
38
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Dari data Hasil diskusi di dapat kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan perangkat
pembelajaran berupa RPP sudah disusun sebelumnya.
2. Kemampuan dalam memahami dan mengerti arti dalam
Matematika siswa masih rendah sehingga dalam penerapan metode
Picture and Picture membutuhkan waktu yang lama untuk
menyusun gambar menjadi urutan yang tepat.
3. Siswa belum begitu memahami cara mengurutkan dan menyusun
gambar sesuai dengan maksud dan tujuannya dalam metode
Picture and Picture.
4. Adanya peningkatan keaktifan dan nilai Hasil evaluasi siswa
terhadap materi bangun datar dari prasiklus sampai Siklus I namun
belum mencapai maksimal karena rata-rata keaktifan siswa belum
mencapai 85% atau sebanyak 11 siswa yang aktif mengikuti
pembelajaran sedangkan 11 siswa lainnya belum menunjukkan
keaktifannya selama mengikuti pembelajaran dan nilai evaluasi
siswa yang melampaui nilai KKM sebanyak 11 siswa, sedangkan
sisanya sebanyak 11 siswa masih dibawah nilai KKM.
Dari kelemahan-kelemahan di atas yang ditemukan dalam
pembelajaran, menunjukkan bahwa pelaksanaan Siklus I pada
penggunaan metode Picture and Picture untuk meningkatkan minat
belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas II semester I SD
Pedasong 02 Adipala Tahun Ajaran 2022/2023 belum menunjukkan
Hasil yang maksimal sehingga hal tersebut mendorong peneliti untuk
melanjutkan perbaikan pembelajaran pada Siklus II untuk mendapatkan
Hasil yang maksimal yang diharapkan.
Siklus 1 Siklus 2
Nama Pra
No Nilai Menunjukan KET Nilai Menunjukan
siswa siklus KET
evaluasi sikap aktif evaluasi sikap aktif
1 Agha 72 82 √ T 90 √ T
2 Ahmad 73 85 √ T 92 √ T
3 Alifah 60 70 - T 75 √ T
4 Arjun 50 55 - BT 69 - BT
5 Asyifa 65 70 - T 75 √ T
42
6 Attaya 50 55 - BT 78 √ T
7 Azhia 55 60 - BT 80 √ T
8 Dera 70 79 - T 86 √ T
9 Edward 57 65 - BT 69 - BT
10 Fathur 64 69 - BT 82 √ T
11 Fazila 60 68 - BT 69 - BT
12 Freshty 75 86 √ T 90 √ T
13 Gavin 76 88 √ T 94 √ T
14 Gesandra 67 79 √ T 88 √ T
15 Izaz 63 69 - BT 80 √ T
16 Miftah 61 68 - BT 70 - T
17 Pandu 58 65 - BT 75 √ T
18 Salsa 59 66 - BT 78 √ T
19 Salsabila 65 80 √ T 85 √ T
20 Talitha 69 80 √ T 89 √ T
21 Zein 67 84 √ T 90 √ T
22 Zidan 60 69 - BT 80 √ T
Jumlah 1396 1592 8 - 1784 18 -
Rata – rata 63,4 72,3 - - 81 - -
Nilai terendah 50 55 - - 69 - -
Nilai tertinggi 76 88 - - 94 - -
Presentase 18,1% - 36,3 % - 86,3% 81,8% -
ketuntasan
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
c. Pengamatan (observing)
43
Tabel 4.4. Persentase Minat belajar siswa materi bangun datar pada Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II :
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Dari data Hasil diskusi di dapat kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan perangkat
pembelajaran berupa RPP sudah disusun sebelumnya.
2. Kemampuan berhitung siswa meningkat setelah dilakukan
penerapan metode Picture and Picture yang ditandai dengan siswa
mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis dan dapat
mempresentasikan di depan kelas dengan cepat.
3. Adanya peningkatan keaktifan dan nilai Hasil evaluasi siswa
terhadap materi perkalian dari Siklus I sampai Siklus II. Ada 19
siswa yang melampaui nilai KKM tersisa 3 siswa yang dibawah
nilai KKM dan ada 18 siswa yang aktif ketika mengikuti
pembelajaran tersisa 4 siswa yang cenderung tepatif.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan Siklus II pada penggunaan metode Picture and Picture
untuk meningkatkan emampuan belajar matematia pada materi bangun
datar siswa kelas V semester I SD Pedasong 02 Adipala Tahun Ajaran
2022/2023 mengalami peningkatan dari Siklus II. Maka tidak perlu lagi
untuk melakukan siklus berikutnya.
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Prasiklus Siklus I
2. Siklus II
Pada Siklus II terjadi peningkatan nilai evaluasi dan keaktifan siswa
di kelas. Jumlah siswa yang memperoleh nilai melampaui nilai KKM
terdapat 19 siswa atau sama saja dengan 86,3% sedangkan 3 siswa lainnya
atau sebesar 13,6% belum mencapai nilai KKM. Begitu pula juga keaktifan
siswa dikelas terdapat 18 siswa atau 81,8% yang sudah menunjukkan sikap
aktif ketika mengikuti pembelajaran maupun menjawab pertanyaan guru
ketika tanya jawab. Sedangkan 2 siswa lainnya atau 18,1% masih terlihat
tepatif.
Pada Siklus II ini guru menggunaan contoh-contoh bentu nyata
bangun datar supaya suasana kelas menjadi lebih menyenangkan setelah
metode Picture and Picture diterapkan di kelas. Faktor yang dapat
meningkatkan nilai evaluasi siswa terhadap materi bangun datar adalah
suasana belajar yang menyenangkan dan media pembelajaran yang
digunakan menarik sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan
47
Gambar 4.2. Diagram Minat belajar siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
A. SIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian perbaikan pembelajaran mengenai
Penggunaan Metode Picture and Picture untuk meningkatkan minat belajar
matematika dalam materi bangun datar siswa kelas II Semester I SD Pedasong
02 Adipala Tahun Pelajaran 2022/2023, dapat peneliti simpulkan bahwa
penggunaan Metode Picture and Picture dapat meningkatkan minat belajar dan
motivasi siswa kelas II SD Negeri Pedasong 02 Adipala tentang pelajaran
Matematika materi bangun datar . Hal tersebut dapat dilihat dari :
Meningkatnya hasil nilai evaluasi siswa terhadap materi bangun datar.
Jumlah siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan pada Prasiklus sebanyak
18,1% atau sebanyak 4 siswa meningkat menjadi 50% atau sebanyak 11 siswa
pada Siklus I dan pada Siklus II terdapat peningkatan sebanyak 86,3% atau
sebanyak 19 siswa. Peningkatan kemampuan siswa menguasai materi bangun
datar dan berpengaruh pada keaktifan siswa yang mengalami peningkatan
cukup tinggi. Meningkatnya minat belajar siswa yang ditandai dengan
meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada setiap
siklusnya. Jumlah siswa yang aktif pada Prasiklus sebanyak 13,6 % atau
sebanyak 3 siswa meningkat menjadi 36,3% atau sebanyak 8 siswa pada Siklus
I dan pada Siklus II terdapat peningkatan sebanyak 81,8% atau sebanyak 18
siswa yang terlibat aktif dan tertarik terhadap pembelajaran matematika pada
materi bangun datar yang disampaikan oleh guru.
48
49
peserta didik harus paham dan mengingat tentang materi, hal ini mengharuskan
bagi guru untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan potensi anak dengan
menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas.
Metode Picture and Picture adalah salah satu model yang dapat
mengoptimalkan potensi peserta didik dalam belajar karena melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas . Maka saran sebagai tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
1. Menggunakan metode Picture and Picture dalam perbaikan
pembelajaran atau tindakan kelas tidak hanya pada pelajaran
matematika saja tetapi pada pelajaran lainnya sehingga diharapkan
dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran tersebut
dan meningkatkan keaktifan serta motivasi belajar yang tinggi siswa
ketika pembelajaran berlangsung.
2. Membuat variasi kegiatan pada metode Picture and Picture sehingga
siswa lebih tertarik.
3. Menyajikan gambar – gambar yang lebih menarik dan berkualitas bagi
metode Picture and Picture lebih baik.
b. Bagi guru :
1. Menciptakan metode pembelajaran lebih kreatif dan inovatif dengan
penggunaan gambar yang menarik dan menampilkan video serta
melakukan presentasi untuk selingan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat memenuhi semua karaketeristik siswa yang berbeda-
beda.
2. Memotivasi siswa agar siswa memberikan respon yang baik terhadap
pembelajaran di kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
3. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru lebih bervariasi dalam
melasanakan pembelajaran.
50
c. Bagi siswa :
1. siswa menjadi lebih mudah memahami materi melalui media gambar
dan menjadi lebih kooperatif dalam pembelajaran matematika.
2. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam memahami suatu
pembelajaran melalui metode Picture and Picture.
3. Dalam pembelajaran matematika khususnya lebih baik digunakan
model picture and picture dengan begitu siswa lebih memahami secara
visual.
d. Bagi sekolah :
1. Memberikan fasilitas dalam pengembangan media pembelajaran
matematika agar minat dan hasil belajar siswa meningkat.
2. Bagi pihak sekolah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada guru-
guru di sekolah mengenai model-model pembelajaran yang baru yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Metode picture and picture yang digunakan alangkah baiknya
bervariasi tidak hanya menggolongkan dan memasangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB,
dan TK. Bandung: Yrama Widya.
51
52
Yusnaldi, Eka. 2013. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Model
Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV MIN Glugur Darat II
Medan Timur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal Tematik ISSN 1979-0633
Vol.003 No.12 Desember 2013 Hal 1 jurnal.unimed.ac.i
d/2012/index.php/tematik/article/download/.../967 diakses pada 29 September
2022