Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

Penerapan Metode Student Centered Learning dalam Upaya untuk


Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar di Kelas IV SDN 49 R/L pada
Mata Pelajaran Olahraga

Disusun Oleh :

ROLIDIYA AFITA SARI

856817529

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2021

1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN OLAHRAGA

Nama Mahasiswa : Rolidiya Afita Sari

NIM : 856817529

Program Studi : PGSD BI

Tempat Mengajar : SDN 49 R/L

Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Hari Kamis, tanggal 29 April 2021

Siklus 2, Hari Kamis, tanggal 20 Mei 2021

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan :

Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar di kelas IV SDN 49 R/L pada
Mata Pelajaran Olahraga dengan menerapkan Metode Student Centered Learning.

Curup, Mei 2021

Menyetujui,
Supervisor 1 Mahasiswa,

Dr. Citra Dewi, S. Pd, M.Pd


NIDN.19001552 NIM. 856817529

2
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya
merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Curup, Mei 2021


Yang membuat pernyataan,

NIM. 856817529

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Sang Khalik yang telah berkenan melimpahkan kasih
dan rahmat-Nya sehingga penyelesaian laporan hasil perbaikan pembelajaran ini di
tulis dengan baik. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan laporan ini merupakan
salah satu tugas persyaratan mutlak mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP) yang mana tugas tersebut harus dipenuhi setiap mahasiswa program Strata 1
(satu).
Dalam penyusunan Laporan ini penulis merasa sangat perlu untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Citra Dewi, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pembimbing atau tutor yang telah
memberikan arahan dalam penulisan laporan ini
2. Ibu Ramayulis, MT,Pd selaku Kepala Sekolah SDN 49 R/L Curup yang telah
memberikan ijin dan memfasilitasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran
3. Bapak Sainuri, S.Pd sebagai Supervisor 2 yang telah memberikan penilaian dan
memberikan semangat saat melaksanakan pembelajaran prasiklus, siklus 1, siklus 2
4. Orang Tua tercinta yang ikut mendukung dengan doa sehingga bisa menyelesaikan
pelaksanaan dan penyusunan laporan ini dengan baik dan benar
5. Untuk seseorang yang telah memotivasi dan mendorong dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan penelitian ini.
7. Rekan guru dan rekan mahasiswa yang selalu memberi semangat dan dorongan
dalam pelaksanaan penelitian.
Besar harapan penulis, kiranya apa yang disajikan penulis dalam laporan ini
dapat diterima oleh tim penilai mata kuliah yang akhirnya menjadi bahan

4
pertimbangan dalam penentuan dan pemberian nilai mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Akhirnya penulis mohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita.

Penulis,

NIM.856817529

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................2

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.......................................................3

KATA PENGANTAR..............................................................................................4-5

DAFTAR ISI.............................................................................................................6-7

DAFTAR TABEL........................................................................................................8

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................9

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................10

ABSTRAK..................................................................................................................11

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................12-14
B. Rumusan Masalah......................................................................................14
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................14
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................15

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Olahraga.................................................................................16-17
B. Metode Student Centered Learning.....................................................17-19
C. Motivasi Siswa.....................................................................................19-22

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu...............23

6
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran............................................23-28
C. Teknik Analisis Data.................................................................................28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................29-37


B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.......................37-41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...............................................................................................42
B. Saran.....................................................................................................42-43

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................44

LAMPIRAN..........................................................................................................45-60

7
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Olahraga Peserta Didik.......................30

Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus 1.......................................30

Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus 1............................................32

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Olahraga Peserta Didik.......................35

Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II......................................35

Tabel 4.6 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II...........................................37

Tabel 4.7 Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I & Siklus II.38-39

Tabel 4.8 Perbandingan Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II.........41

8
DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Hasil Angket Motivasi Siswa.....................................................................33

9
DAFTAR LAMPIRAN

Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP...........................................45

Perencanaan PTK........................................................................................................46

Berkas RPP Siklus 1 dan Siklus II.........................................................................47-57

Lembar Observasi........................................................................................................58

Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor 2...........................................................59-60

10
ABSTRAK

Rolidiya Afita Sari dengan Judul Penerapan Metode Student Centered


Learning dalam Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar di Kelas
IV SDN 49 R/L Curup pada Mata Pelajaran Olahraga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Motivasi Siswa dalam


Belajar di Kelas IV SDN 49 R/L dengan Metode Student Centered Learning pada
Mata Pelajaran Olahraga. Jenis Penelitian ini adalah penelitian PTK. Teknik Analisis
Data yang digunakan yaitu Teknik Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya Peningkatan Motivasi Siswa dalam Belajar dari Siklus 1 ke 2, dengan
persentase Siklus 1 mencapai skor rata-rata 61,69% yaitu termasuk Kategori Sedang.
Sedangkan Siklus 2 mencapai skor rata-rata 72,78% yaitu termasuk Kategori Tinggi.
Pembelajaran tersebut diatas menunjukkan bahwa Motivasi Siswa dalam Belajar di
kelas IV SDN 49 R/L dengan menggunakan metode Student Centered Learning
mengalami Peningkatan.

Kata Kunci : Student Centered Learning, Motivasi Belajar Siswa

11
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia (Diani, 2015). Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan
suatu keharusan yang mesti dilakukan untuk melahirkan sumber daya manusia
unggulan (sabar, kompeten, mandiri, kritis cerdas, kreatif, profesional, beretos
kerja, bertanggung jawab, dll) yang siap bersaing ditengah perkembangan
dunia (Ningzaswati, Marhaeni, & Suastra, 2015). Salah satu komponen
pendidikan yang paling diamati dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
adalah pendidik (Khoiri, Hindarto, & Sulhadi, 2011). Oleh karena itu, banyak
pihak menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Tentunya, pendidik dalam upaya memperbaiki kualitas
pendidikan dituntut untuk bekerja profesional, yang mampu menyelesaikan
segala permasalah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar (Ertikanto,
2017). Namun realitanya siswa kurang mampu menyelesaikan masalah dalam
proses pembelajaran karena siswa menganggap materi sulit dimengerti,
sehingga kurang termotivasi untuk belajar dan cenderung malas.
Pendidikan dikatakan berhasil apabila siswa mampu menerima dan
paham terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan guru harus
dapat menyampaikan materi yang menarik agar materi dapat dipahami dan
dimengerti siswa. Guru diharapkan mampu memberikan materi dengan
metode yang menyenangkan. Hal ini disebabkan, selama ini pembelajaran
hanya berpusat pada guru (teacher centered), tetapi diharapkan pembelajaran

12
itu berpusat pada siswa (student centered) karena siswa akan lebih cepat
paham terhadap suatu materi ketika mereka dilibatkan langsung pada
pembelajaran.
Salah satu cara upaya untuk meningkatkan motivasi dengan
menggunakan Metode Student Centered Learning. Metode Student Centered
Learning memberikan kesempatan siswa untuk memecahkan masalah dengan
kreativitas masing-masing siswa, sehingga pendidik hanya sebagai fasilitator
pada proses pembelajaran dan siswa berusaha memecahkan masalah pada
pembelajaran dengan bantuan pendidik. Metode Student Centered Learning
dapat dijadikan alternatif dalam rangka meningkatkan motivasi belajar Siswa
di kelas IV SDN 49 R/L.
Rogers (Fairuzabadi, 2010) menyatakan bahwa, Pendekatan Student
Centered Learning merupakan hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam
proses pembelajaran, dari kekuatan pendidik sebagai pakar menjadi kekuatan
siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk
memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif,
bosan dan resisten.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)
memiliki langkah-langkah yang menuntut partisipasi aktif dari siswa, sebagai
berikut (Afiatin, Tina, 2009):
a. Berbagi informasi dengan cara curah gagasan, kooperatif,
kolaboratif, diskusi kelompok, diskusi panel, simposium dan
seminar
b. Belajar dari pengalaman dengan cara simulasi, bermain peran,
permainan, dan kelompok temu
c. Pembelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara studi kasus,
tutorial, lokakarya
Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan

13
untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktifitas tertentu lebih baik dari
keadaan sebelumnya (Uno, 2007: 9). Motivasi belajar dapat timbul karena
faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh
rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan
aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Penyebab motivasi siswa berkurang karena tidak adanya dorongan dari
diri sendiri untuk belajar secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan
pengetahuan yang di berikan oleh guru. Dan kurangnya keinginan untuk
menjadi lebih baik lagi. Selain dari kurangnya motivasi dari dalam diri siswa
itu sendiri, peneliti juga melihat kurangnya penggunaan model pembelajaran
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan begitu, perlu adanya
upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran. Salah satunya dengan
menggunakan Metode Student Centered Learning.

B. Rumusan Masalah

Apakah dengan menerapkan Metode Student Centered Learning dapat


meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar di kelas IV SDN 49 R/L
dengan topik permainan bola besar pada mata pelajaran olahraga ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Mendeskripsikan cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV


SDN 49 R/L dengan topik permainan bola besar pada mata pelajaran olahraga
melalui penerapan student centered learning.

14
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Bagi Siswa
a) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di kelas IV SDN 49 R/L
b) Mengembangkan daya pikir siswa dengan metode yang digunakan
2. Manfaat Bagi Guru
a) Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
b) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
3. Manfaat Bagi Sekolah
a) Proses belajar mengajar menjadi menarik
b) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan

15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Olahraga

Olahraga merupakan aktivitas yang memiliki tujuan tertentu, seperti


halnya melatih tubuh untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Sehingga
olahraga yang rutin dapat memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Dikarenakan metabolisme dalam tubuh dapat berjalan lancar. Dengan begitu,
penyerapan serta distribusi nutrisi dapat bekerja dengan efektif dan efisien.

Pendidikan Jasmani adalah salah mata pelajaran di sekolah yang


merupakan media pendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan
fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka
mencapai tujuan Sistem Pendidikan Nasional.

Menurut Rosdiani (2013:23), pendidikan Jasmani adalah proses


pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara
organik, neumuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka
sistem pendidikan nasional.

Menurut Mulyanto (2014:34 ), pendidikan Jasmani adalah proses belajar


untuk bergerak,dan belajar melalui gerak. Ciri dari pendidikan jasmani adalah
belajar melalui pengalaman gerak untuk mencapai tujuan pengajaran melalui
pelaksanaan, aktivitas jasmani, bermain dan olahraga.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas jadi dapat disimpulkan pendidikan


jasmani merupakan proses aktivitas yang direncanakan serta bertujuan untuk

16
mengembangkan kognitif, emosional, melalui pengalaman gerak, bermain dan
olahraga.

B. Metode Student Centered Learning (SCL)

1. Definisi & Tujuan


Student Centered Learning (SCL) merupakan metode pembelajaran
yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses
pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari
pendidik dirubah menjadi pembelajaran yang memberi kesempatan pada
peserta didik menyesuaikan dengan kemampuannya dan berperilaku langsung
dalam menerima pengalaman belajarnya.
Tujuan SCL yaitu :
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran
b) Mengembangkan potensi siswa secara optimal

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam penerapan SCL antara lain
:
a) Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang
harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b) Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c) Memberikan informasi kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan.
d) Memberikan bantuan dan pelayanan pembelajaran kepada
siswa yang memerlukan.
e) Memberikan motivasi dan bimbingan melalui pertanyaan-
pertanyaan.
f) Membantu siswa menarik kesimpulan.

17
2. Penerapan Student Centered Learning
Kadar SCL dilihat dari proses perencanaan yaitu :
a) Adanya keterlibatan siswa dalam :
b) Perumusan tujuan pembelajaran
c) Menyusun rancangan pembelajaran
d) Menentukan dan memilih sumber belajar
e) Menentukan dan pengadaan media.
Kadar SCL dilihat dari proses pembelajaran yaitu :
a) Adanya keterlibatan siswa secara fisik,mental,emosional dan
spiritual dalam proses pembelajaran,
b) Siswa belajar secara langsung,
c) Adanya keinginan siswa untuk terciptanya iklim belajar yang
kondusif,
d) Prakarsa siswa dalam memecahkan masalah,
e) Terjadi interaksi multi arah.
Kadar SCL dilihat dari kegiatan evaluasi yaitu :
a) Adanya self assessment,
b) Kemandirian siswa dalam kegiatan evaluasi,
c) Kemauan siswa dalam menyusun laporan kegiatan belajar.

3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan SCL


1. Faktor Guru
a. Kemampuan guru
b. Sikap profesional guru
c. Latar belakang pendidikan
d. Pengalaman

18
2. Faktor Sarana Belajar
a. Ruang kelas
b. Media dan sumber belajar
c. Lingkungan belajar

C. Motivasi Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Kata motivasi diambil dari bahasa latin, movere yang artinya dorongan
dari diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Motivasi belajar
artinya dorongan dari diri siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya
pemahaman materi atau pengembangan belajar. Dengan adanya motivasi,
siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Cara menumbuhkannya tentu bukan perkara mudah karena
setiap siswa memiliki karakter dan keinginan berbeda-beda. Hal ini tentu tidak
sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, namun Bapak/Ibu tetap memegang
peranan penting di dalamnya.

2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar


Motivasi belajar siswa bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri siswa sendiri
untuk belajar. Motivasi ini bisa dipengaruhi oleh keinginan siswa untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya berprestasi, masuk sekolah
favorit, masuk perguruan tinggi favorit, membanggakan orang tua, dan
sebagainya.

2) Motivasi Belajar Ekstrinsik


Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya
lingkungan. Contoh motivasi ekstrinsik adalah iming-iming hadiah dari

19
orang tua jika berprestasi, mengikuti saran atau nasihat dari guru, dan
sebagainya.

3. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentu bukan pekerjaan mudah.
Namun, Bapak/Ibu tetap harus mencoba dengan semangat dan selalu optimis.
Adapun cara meningkatkannya adalah sebagai berikut.

a) Menggunakan Metode Pembelajaran yang Tepat dan Beragam

Cara meningkatkan motivasi belajar siswa bisa dengan


meragamkan metode pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kebosanan siswa saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Jika siswa sudah mulai bosan dengan materi yang
disampaikan, Bapak/Ibu bisa mengubah metode yang lain, misalnya
diskusi kelompok, sesi tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.

b) Menjadikan Siswa sebagai Peserta Didik yang Aktif

Cara selanjutnya adalah dengan membuat siswa menjadi aktif di


kelas. Keaktifan siswa bisa mendorong dirinya untuk terus belajar dan
semangat dalam memecahkan suatu permasalahan.

Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sejumlah


pertanyaan berorientasi HOTS. Bagi siswa yang berani menjawab, baik
benar atau salah, akan mendapatkan reward yang menguntungkan.

20
c) Memanfaatkan Media Seoptimal Mungkin

Bapak/Ibu bisa memanfaatkan media sebagai salah satu cara


meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui media, siswa bisa
mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

Adapun contohnya adalah dengan menampilkan visualisasi


pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui visualisasi, siswa bisa
lebih mudah memahami suatu materi. Jika mereka paham, pasti mereka
akan semangat dan termotivasi untuk terus belajar.

d) Menciptakan Kompetisi

Kompetisi atau persaingan yang terjadi selama pembelajaran,


ternyata bisa menumbuhkan motivasi tersendiri bagi siswa. Melalui
kompetisi, mereka akan saling membuktikan bahwa merekalah yang
terbaik. Agar menjadi yang terbaik, siswa dituntut untuk terus belajar.
Kondisi inilah yang nantinya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.

Contoh motivasi belajar siswa melalui kompetisi adalah dengan


membuat cerdas cermat di dalam kelas. Bagi kelompok yang menang,
tentu akan mendapatkan hadiah dan tambahan nilai. Sementara itu,
kelompok yang kalah hanya akan mendapatkan tambahan nilai saja.

e) Mengadakan Evaluasi Secara Berkala

Evaluasi merupakan salah satu cara guru untuk mengukur


kompetensi siswanya. Melalui evaluasi, Bapak/Ibu bisa mengukur
keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.

21
Jika hasil evaluasi selalu menunjukkan hasil yang baik, maka bisa
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang
cukup besar. Contohnya adalah dengan membuat penilaian terkait
aktivitas siswa, misalnya tugas dan kuis.

f) Sampaikan Motivasi Secara Langsung

Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa adalah dengan


memberinya motivasi. Pada poin-poin sebelumnya, motivasi yang
Bapak/Ibu berikan adalah motivasi tidak langsung. Nah, ternyata
Bapak/Ibu juga bisa memberi siswa motivasi secara langsung, yaitu
dengan menceritakan kisah sukses Bapak/Ibu atau tokoh-tokoh lain.

Saat mendengar kesuksesan orang lain, tak jarang mereka akan


termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Alhasil, mereka bisa lebih giat lagi
dalam belajar.

g) Dermawan akan Pujian

Pujian merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif


secara verbal. Melalui pujian, seseorang akan merasa dihargai, begitu
juga dengan para peserta didik. Contohnya Bapak/Ibu bisa memberikan
apresiasi berupa pujian pada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik.

Dengan demikian, siswa tersebut akan terus termotivasi untuk


menjadi yang terbaik di hadapan gurunya. Untuk siswa yang tidak
menyukai pujian, Bapak/Ibu bisa menyiasatinya dengan reward yang
lain.

22
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang membantu

Mata Pelajaran yang diteliti adalah Olahraga dengan topik


permainan bola besar, lokasi di SDN 49 R/L, dengan waktu pelaksanaan
penelitian pada siklus 1 pada tanggal 29 April 2021 Jam 15.48 Wib, siklus 2
pada tanggal 20 Mei 2021 Jam 08.00 Wib. Adapun pihak yang membantu
yaitu rekan kerja.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

a. Pembelajaran Awal (Pra siklus)


1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran awal ini dilakukan dengan cara


pembelajaran yang biasa saja tanpa adanya persiapan-persiapan
khusus, dan dengan Rencana Pembelajaran. Topik yang di ambil
tentang permainan bola besar mata pelajaran olahraga kelas IV SDN
49 R/L.

Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah


sebagai berikut:

1. Guru menyusun Rencana Pembelajaran dengan topik permainan bola


besar, yaitu bola voli
2. Guru menyiapkan sumber bahan dan media pembelajaran

3. Menyusun lembar kerja

4. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa beserta

23
indikatornya

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran awal di lakukan selama 70 menit dalam


proses pembelajaran kelas IV di SDN 49 R/L. Dengan menggunakan
metode student centered learning. Tahap pelaksanaan pembelajaran
dilakukan seperti langkah-langkah di bawah ini :
1. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran

2. Guru menjelaskan teori tentang permainan bola besar yaitu bola


voli

3. Siswa memperhatikan apa yang dijelaskan guru

4. Guru mempraktekkan cara melakukan passing bawah dalam


permainan bola besar yaitu bola voli
3. Pengamatan

Pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang berisi


kegiatan guru, peserta didik, dan interaksi belajar beserta indikator-
indikatornya. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki guru dalam proses
pembelajaran. Sehingga bisa menjadi masukan-masukan dalam
kegiatan belajar mengajar berikutnya.

4. Refleksi

Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan


pembelajaran awal, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui
kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya
proses pembelajaran. Karena banyaknya kekurangan- kekurangan
saat proses pembelajaran berlangsung, maka guru mengadakan
perbaikan pembelajaran ke siklus I.

24
SIKLUS 1

Perencanaan

Perbaikan pembelajaran siklus I ini dilakukan berdasarkan hasil


refleksi terhadap pembelajaran awal mata pelajaran olahraga di kelas
IV SD dengan topik permainan bola besar yaitu bola voli. Adapun
rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1) Guru menyiapkan sumber bahan dan media yang akan digunakan

2) Guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I

3) Guru menyusun penilaian dalam teori dan praktek

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilakukan 70 menit dalam


proses pembelajaran mata pelajaran Olahraga kelas IV SDN 49 R/L
dengan menggunakan metode student centered learning. Tahap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan seperti
langkah-langkah berikut ini:

1) Siswa melaksanakan dan mempraktekkan yang di ajarkan guru

2) Siswa bertanya kesalahan-kesalahan dalam praktek

3) Guru mengoreksi kesalahan yang dilakukan siswa dan


melakukan penilaian

4) Guru memberikan tindak lanjut berupa remedial


5) Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat untuk belajar
kembali

25
Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 dengan


menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan guru , siswa-
siswi peserta didik, serta interaksi pembelajaran beserta indikator-
indikatornya. Pengamatan yang dilakukan guna untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh guru yang
melaksanakan proses pembelajaran. Apakah terdapat peningkatan
dibandingkan pra siklus/ rencana pembelajaran awal sehingga bisa
menjadi masukan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
selanjutnya.
Refleksi

Setelah melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran


siklus I, guru melakukan refleksi guna mengetahui kekurangan,
kelebihan, hambatan, serta kendala yang dihadapi saat terjadinya
proses pembelajaran. Dapat dilihat motivasi belajar siswa sudah
mengalami peningkatan , walaupun belum sepenuhnya. Melihat
motivasi belajar siswa yang belum sepenuhnya memuaskan , maka
guru mengadakan perbaikan siklus II.

SIKLUS II

Perencanaan

Perbaikan pembelajaran siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil


refleksi terhadap perbaikan siklus I mata pelajaran Olahraga dengan
topik permainan bola besar yaitu bola voli.

26
Berdasarkan dari pengamatan, guru masih belum puas terhadap
motivasi belajar siswa. Adapun rangkaian kegiatan yang akan
dillakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan sumber bahan media yang akan digunakan saat
pelaksanaan perbaikan siklus II
2) Guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II

3) Guru menyusun lembar observasi kegiatan siswa, guru, dan


interaksi pembelajaran beserta indikator-indikatornya
Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 70 menit dalam pelajaran


olahraga dengan topik permainan bola besar yaitu bola voli dengan
metode student centered learning. Supervisor 2 melakukan
pengamatan terhadap motivasi belajar siswa. Adapun tahapan
pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

1) Siswa melaksanakan dan mempraktekkan yang di ajarkan guru

2) Siswa bertanya kesalahan-kesalahan dalam praktek

3) Siswa menjelaskan secara detail gerakan yang belum


dimengerti

4) Guru mengoreksi kesalahan yang dilakukan siswa dan


melakukan penilaian

5) Guru memberikan tindak lanjut berupa remedial


6) Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat untuk belajar
kembali
7) Guru menekankan agar siswa lebih semangat dalam
mempraktekkan gerakannya.

27
Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan oleh supervisor 2 dengan


menggunakan lembar observasi yang telah diisi kegiatan guru,
peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikatornya.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan,
kelebihan yang dimiliki guru yang melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini menjadi
masukan untuk guru yang akan melakukan kegiatan belajar
selanjutnya.
Refleksi

Setelah melakukan observasi selama pelaksanaan


pembelajaran siklus II, guru melakukan refleksi guna mengetahui
kekurangan, kelebihan, hambatan, serta kendala yang dihadapi
saat terjadinya proses pembelajaran. Dapat dilihat, motivasi
belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan ,
walaupun belum sepenuhnya. Melihat motivasi belajar siswa
yang belum sepenuhnya memuaskan , maka penerapan PTK
sudah dapat dinyatakan berhasil.

C. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yaitu Menganalisis


hasil uji coba instrumen angket dan kemudian menentukan pertanyaan
yang tepat untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar. Dengan
menggunakan metode student centered learning.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berikut adalah data dari pengamatan per siklus

SIKLUS 1

a) Pengamatan terhadap Motivasi Belajar

Pengamatan ini dilaksanakan dengan menggunakan


instrumen berupa lembar observasi dan angket. Hasil
pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Hasil dari Lembar Observasi

Berikut ini adalah kriteria untuk menentukan


hasil dari lembar observasi motivasi belajar Olahraga
siswa :
Tingkat Motivasi (%) : x 100 %

29
Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Motivasi
Belajar Olahraga Peserta Didik
Kategori Persentase

Sangat Tinggi 85,01 - 100

Tinggi 70,01 - 85,00

Sedang 50,01 - 70,00

Rendah 01,00 - 50,00

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dibantu


satu orang observer dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun sebelumnya, diperoleh
data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus 1


No Indikator Motivasi Skor Persentase
Belajar
1 Ketekunan dalam 75 60,48
Belajar

2 Ulet menghadapi 78 62,90


Kesulitan

3 Adanya dorongan dan 78 62,90


kebutuhan dalam belajar

4 Adanya hasrat keinginan 75 60,48


untuk berhasil
Jumlah 306 246,76
Rata – rata skor Motivasi 76,5 61,69

30
Tabel 4.2 diperoleh dari jumlah perhitungan
nilai dari 4 pernyataan yang telah disiapkan
sebelumnya. Skor maksimal dalam setiap
pernyataan bernilai 4.

Pada pernyataan 1, mengenai ketekunan


dalam belajar diperoleh jumah skor seberar 75,
kemudian dibagi dengan jumlah maksimal skor
yang dapat diperoleh sebesar 124 dan dikali 100 %
maka menghasilkan persentase sebesar 60,48%.
Untuk pernyataan ke 2, jumlah skor yang diperoleh
sebasar 78 dengan hasil sebesar 62,90%. Untuk
pernyataan ke 3, jumlah skor yang diperoleh sebesar
78 sehingga hasil yang diperoleh sebesar 62,90%.
Pada pernyataan ke 4, jumlah skor yang diperoleh
sebesar 75 dengan hasil 60,48%.

Berdasarkan tabel 4.2, keseluruhan indikator


masuk kedalam kategori sedang (50,01% - 70,00%).
Secara keseluruhan, skor rata-rata dari hasil
observasi motivasi belajar peserta didik
menunjukan angka 61,69%, sehingga masuk dalam
kualifikasi sedang.

Berdasarkan data di atas, peneliti menilai


tindakan pada siklus I belum dapat mencapai
kriteria keberhasilan yang diharapkan yakni skor
rata-rata masuk dalam kualifikasi motivasi tinggi,
sehingga dikatakan belum berhasil dan akan
dilanjutkan pada siklus II.

(2) Hasil dari Angket

31
Cara yang digunakan untuk mengetahui
motivasi belajar olahraga peserta didik selain
dengan lembar observasi juga menggunakan
angket. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
motivasi belajar dari sudut pandang peserta
didik.
Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 Sangat 76,8 ≤ x <96 1 3,125


Tinggi
2 Tinggi 57,6 ≤ x <76,8 23 71,875

3 Sedang 38,4 ≤ x < 57,6 8 25,00

4 Rendah 19,2 ≤ x < 38,4 0 0

5 Sangat 0 ≤ x < 19,2 0 0


Rendah

32
Grafik 4.1 Hasil Angket Motivasi Siswa
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
0
(19,2-38,4) (38,4-57,6) (57,6-76,8) (76,8-96)

Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 di atas menunjukan hasil


angket motivasi belajar siswa. Persentase kategori sangat
tinggi mencapai 3,125% dengan jumlah siswa sebanyak 1
orang. Persentase kategori tinggi mencapai pada 71,875%
dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Sedangkan
Persentase kategori netral mencapai 25% dengan jumlah
siswa sebanyak 8 orang. Jika dilihat secara keseluruhan,
maka dapat disimpulkan bahwa rata – rata persentase
masuk pada kategori Tinggi.

33
Berdasarkan analisis di atas, meski sudah masuk
dalam kategori tinggi, peneliti memutuskan untuk
melanjutkan tindakan pada siklus II, dikarenakan pada
observasi yang dilakukan belum menunjukan hasil yang
diharapkan.

SIKLUS 2
Berikut data yang diperoleh dari pengamatan
tersebut :
A) Pengamatan terhadap Motivasi Belajar
Pengamatan pada motivasi belajar dilakukan
dengan dua cara. Salah satunya dengan menggunakan
observasi. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan
dibantu oleh satu orang observer. Berikut adaalah rincian
data hasil observasi selama proses pembelajaran
berlangsung :
(1) Hasil dari Lembar Observasi
Berikut ini adalah kriteria untuk menentukan hasil
dari lembar observasi motivasi belajar olahraga siswa :
Tingkat Motivasi (%) : x 100 %

34
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar
Olahraga Peserta Didik
Kategori Persentase

Sangat Tinggi 85,01- 100

Tinggi 70,01 - 85,00

Sedang 50,01 - 70,00

Rendah 01,00 - 50,00

Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus 2


No Indikator Motivasi Skor Persentase
Belajar
1 Ketekunan dalam belajar 89 71,78

2 Ulet menghadapi 91 73,38


kesulitan

3 Adanya dorongan dan 90 72,58


kebutuhan dalam belajar

4 Adanya hasrat keinginan 91 73,38


untuk berhasil

Jumlah 361 291.12

Rata – rata skor Motivasi 90,25 72.78

Tabel 4.5 diperoleh dari jumlah perhitungan


nilai dari 4 pernyataan yang telah disiapkan
sebelumnya. Skor maksimal dalam setiap
pernyataan bernilai 4. Pada pernyataan 1, mengenai
ketekunan dalam belajar diperoleh jumah skor
sebesar 89, kemudian dibagi dengan jumalah
maksimal skor yang dapat diperoleh sebesar 124
dan dikali 100 % maka menghasilkan persentase

35
sebesar 71,78%. Untuk pernyataan ke 2, jumlah
skor yang diperoleh sebasar 91 dengan hasil sebesar
73,38%. Untuk pernyataan ke 3, jumlah skor yang
diperoleh sebesar 90 sehingga hasil yang diperoleh
sebesar 72,58%. Pada pernyataan ke 4, jumlah skor
yang diperoleh sebesar 91 dengan hasil 73.38%.

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa semua


indikator mencapai kualifikasi tinggi (70,01 % -
80,00 %). Rata-rata skor hasil observasi mencapai
kualifikasi yang diharapkan yakni kualifikasi tinggi
yaitu sebesar 72,78%. Sehingga dapat dikatakan
pembelajaran tersebut dapat mencapai kriteria
ketuntasan yang diharapkan.

(2) Hasil dari Angket


Untuk melihat motivasi peserta didik, dapat
dilihat dengan menggunakan angket. Angket
tersebut diisi oleh 31 peserta didik kelas IV.
Pada Tabel 4.6, Persentase kategori sangat
tinggi mencapai 45,16% dengan jumlah siswa
sebanyak 14 orang. Persentase kategori tinggi
mencapai pada 38,70% dengan jumlah siswa
sebanyak 12 orang. Sedangkan Persentase kategori
netral mencapai 16,14% dengan jumlah siswa
sebanyak 5 orang.

36
Tabel 4.6. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus 2
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 Sangat 76,8 ≤ x <96 1 45,16
Tinggi 4

2 Tinggi 57,6 ≤ x <76,8 1 38,70


2
3 Sedang 38,4 ≤ x < 57,6 5 16,14

4 Rendah 19,2 ≤ x < 38,4 0 0

5 Sangat 0 ≤ x < 19,2 0 0


Rendah

Jika dilihat secara keseluruhan, skor rata-rata


dari angket motivasi pada siklus II sudah mencapai
kriteria ketuntasan yang diharapkan yakni masuk
dalam kualifikasi motivasi sangat tinggi dengan
jumlah peserta didik hampir separuh dan dan tinggi.
Hanya ada 5 orang yang masuk pada kategori netral.
Hal ini sejalan dengan hasil observasi yang
menunjukan adanya peningkatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
metode Student Centered Learning dapat dikatakan
berhasil dan diklasifikasikan dalam kategori sangat
tinggi dan tinggi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penerapan metode Student Centered Learning,
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dari siklus I
ke siklus II. Berikut penjelasannya :
a. Perhitungan Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

37
Berdasarkan perhitungan skor motivasi belajar peserta
didik diketahui bahwa skor meningkat pada siklus I ke siklus
II. Berikut rincian hasil observasi dan angket motivasi peserta
didik :
1) Hasil Observasi
Observasi motivasi peserta didik dilakukan peneliti
yang dibantu oleh satu orang observer. Observasi
dilakukan kepada seluruh peserta didik kelas IV SDN 49
R/L pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan
dilakukan dua kali pada saat siklus I dan siklus II. Hasil
observasi pada siklus I maupun siklus II menghasilkan
persentase skor tiap indikator yang diamati. Kemudian
persentase tersebut dihitung skor rata-ratanya dan dihitung
persentase peningkatan tiap indikator maupun pada skor
rata-ratanya. Sehingga kedua siklus dapat diamati
seberapa besar persentase peningkatannya.

Tabel 4.7 Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa


Siklus 1 dan Siklus 2
No Indikator Persentase skor Persentase
Motivasi Belajar Motivasi peningkatan

Siklus I Siklus II

1 Ketekunan 60,48 71,78 11,30


dalam
Belajar

2 Ulet 62,90 73,38 10,48


menghadapi
Kesulitan

3 Adanya 62,90 72,58 9,68


dorongan

38
dan kebutuhan
dalam belajar

4 Adanya hasrat 60,48 73,38 12,90


keinginan untuk
Berhasil

Jumlah 246,76 291,12 44,36

Rata – rata skor 61,69 72,78 11,09


Motivasi

Tabel 4.7 menunjukan bahwa terjadi peningkatan


rata-rata skor motivasi pada siklus I ke siklus II. Terlihat
bahwa terjadi peningkatan pada semua indikator dari
siklus I ke siklus II. Berdasarkan data tersebut peningkatan
tertinggi ada pada indikator “adanya hasrat keinginan
untuk berhasil”. Hal ini dikarenakan pada saat siklus I
peserta didik cenderung bermalas-malasan pada saat
mengerjakan tugas, dalam praktek, baik kelompok
maupun individu. Namun pada saat siklus ke II, peserta
didik terlihat lebih bersemangat, karena sebelumnya guru
memotivasi peserta didik dan memberi penjelasan tujuan
peserta didik mengerjakan tugas, praktek baik kelompok
maupun mengerjakan soal individu. Sehingga mereka
termotivasi. Sedangkan peningkatan skor terendah ada
pada indikator “adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar”. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran,
peserta didik masih terlihat enggan bertanya ketika ada
hal-hal baru yang disampaikan oleh guru karena budaya
bertanya yang tidak dibiasakan.

39
2) Hasil Angket
Angket dibagikan kepada peserta didik sebanyak dua
kali yaitu sebelum dilakukan siklus I dan setelah dilakukan
siklus II. Hal ini bertujuan agar motivasi peserta didik dapat
dilihat sebelum dilakukan siklus I. Kemudian dapat dilihat
pula seberapa peningkatan dilakukan siklus II.
Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari selisih antara
persentase skor motivasi pada siklus I dengan siklus II.
Pada hasil angket siklus I, motivasi siswa rata – rata
masuk pada kategori tinggi dengan persentase 71,875%,
artinya peserta didik sudah memiliki motivasi yang cukup
tinggi pada saat dilakukan pembagian angket pada siklus I.
Meski demikian, yang diharapkan adalah tingkat motivasi
yang sangat tinggi dapat terjadi pada peserta didik,
mengingat masih ada 25 % peserta didik yang memiliki
motivasi cukup rendah. Pada siklus II, terjadi peningkatan
presentase motivasi pada peserta didik. Dalam kategori
sangat tinggi mengalami peningkatan persentase yang
tinggi, naik sebesar 42,035%. Berdasarkan uraian di atas,
dapat dilihat bahwa ada peningkatan motivasi belajar dari
siklus I ke siklus II sebesar 8,86% pada kategori tinggi dan
sangat tinggi. Baik indikator yang ada pada lembar
observasi maupun angket. Sebagian besar indikator yang
digunakan pada keduanya sama. Data yang menunjukan
peningkatan skor motivasi dari angket dapat dilihat pada
tabel 4.8 :

40
Tabel 4.8 Perbandingan Angket Motivasi Belajar Siswa
Siklus 1 dan Siklus 2
No Kategori Persentase Peningkatan
Siklus I Siklus II

1 Sangat Tinggi 3,125 45,16 42,035

2 Tinggi 71,875 38,70 33,175

3 Sedang 25 16,14 8,86

4 Rendah 0 0 0

5 Sangat Rendah 0 0 0

41
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan menggunakan metode Student Centered
Learning pada kelas IV SDN 49 R/L meningkatkan motivasi belajar
siswa dilihat dari peningkatan rata – rata skor hasil angket sebesar
8,86% pada kategori tinggi dan sangat tinggi dari siklus I ke siklus
II.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Dapat memberikan informasi tentang pentingnya
mendukung terlaksananya berbagai metode dengan
mensosialisasikan kepada semua guru.
2. Bagi Guru
a. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang
mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah
dalam memahami materi pembelajaran.
b. Guru yang belum menerapkan metode Student Centered
Learning dapat menerapkan model tersebut dalam pelajaran
olahraga sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
memahami materi yang disajikan baik secara teorinya atau pun
praktek.
c. Guru sebaiknya bisa menumbuhkan budaya bertanya kepada
peserta didik, sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif
sehingga metode Student Centered Learning dapat berjalan
dengan baik.

42
3. Bagi siswa
a. Siswa meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif, baik
dengan guru maupun dengan siswa lain dalam proses belajar
mengajar.
b. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta harus
membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru,
namun bisa berasal dari teman, buku, televisi maupun internet.

4. Bagi peneliti selanjutnya


Soal/praktek yang diberikan kepada siswa ada baiknya bila
diujikan terlebih dahulu pada siswa sehingga apabila kualitas
soal/praktek tidak baik dapat diperbaiki sebelum dilaksanakan siklus.

43
DAFTAR PUSTAKA

Tim FKIP-UT. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Wardani, IG.A.K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. (2005). Buku Materi Pokok :
Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas Terbuka.

Rosdiani, Dini. (2013) . Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan


Jasmani Dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Mulyanto, Respaty. (2014). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: UPI.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R$D. Bandung: Alfabeta.

Hamdu dan Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa


Terhadap Prestasi. Jakarta: Bina Aksara.

http://mendidikanakkita.blogspot.com/2010/12/student-centered-learning-scl.html
(diakses tanggal 20 Mei 2021)

Eka viandari, 8 desember 2020. Motivasi Belajar Siswa: Jenis & Cara
Meningkatkannya https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/motivasi
belajar-siswa (diakses tanggal 17 mei 2021)

44
Lampiran 1

Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP)

Kepada
Kepala UPJJ UT Bengkulu
Dibengkulu

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Sainuri, S.Pd
NIP : 196205021989121001
Tempat mengajar : SDN 49 R/L
Alamat sekolah : Curup
Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas:
Nama : Rolidiya Afita Sari
NIM : 856817529
Program Studi : S1-PGSD
Tempat mengajar : SDN 49 R/L
Alamat Sekolah : Curup
Telepon : 082384355522
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui, Curup, Mei 2021
Kepala Sekolah Supervisor 2

Ramayulis, MT.Pd Sainuri, S.Pd


NIP. 196412302005021001 NIP. 196205021989121001

45
Lampiran 2

Format Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Olahraga

Fakta/Data pembelajaran yang terjadi di kelas : kurangnya motivasi siswa dalam


mengikuti pembelajaran mata pelajaran Olahraga di kelas IV SDN 49 R/L.

Identifikasi masalah: kurangnya metode pembelajaran yang digunakan, sehingga


peserta didik merasa bosan, kurang semangat dengan metode yang digunakan.

Analisis masalah : Rendahnya motivasi siswa dalam pelajaran Olahraga di SDN


49 R/L. Banyak siswa kesulitan untuk menjawab pertanyaan. Banyak siswa yang
tidak mengerjakan tugas diberikan guru dengan baik dan benar. Rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Kurangnya perhatian dan
minat siswa terhadap materi ketika pembelajaran berlangsung. Tidak adanya
keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kurangnya kreatifitas siswa
untuk menjawab pertanyaan guru.

RPP Perbaikan : RPP Siklus 1 dan II

Lampiran 3

46
RPP SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas/Semester : IV ( Empat ) / II (Dua )

Pertemuan ke- : 4

Waktu : 1 Kali Pertemuan (2 x 35 Menit)

I. Standar Kompetensi

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang


dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar

47
3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional;

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor,


dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional;

III. Indikator
1. Melambung-lambungkan bola voli dengan dua tangan
2. Melakukan gerakan passing bawah tanpa bola voli
3. Melakukan gerakan passing bawah dengan bola voli
4. Membuat bola voli dengan kertas

IV. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik dapat melakukan gerakan passing bawah dengan menggunakan
bola voli

V. Tujuan Perbaikan
Bagi Guru
• Dengan Menerapkan Metode Student Centered Learning bukan
hanya pendidik yang aktif tetapi peserta didik juga ikut aktif
Bagi Siswa
• Agar Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pelajaran bukan
hanya sekedar teori tetapi juga dalam praktek nya & untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik

48
VI. Materi Ajar

Berikut gerak passing bawah permainan bola voli, yaitu:


• Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan lutut ditekuk.
• Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua
ibu jari sejajar.
• Lakukan gerakan mengayunkan kedua lengan secara bersamaan dari
bawah ke atas hingga setinggi bahu.
• Saat bola tersentuh kedua lengan kedua lutut diluruskan.
• Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan

49
VII. Metode Pembelajaran
Metode Student Centered Learning (SCL)

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar Peserta didik.
2. Mengajak siswa untuk memulai pembelajaran dengan berdoa
3. Guru memeriksa kehadiran Peserta didik.
4. Guru Menanyakan tentang kegiatan apa saja yang di lakukan di rumah
5. Guru mengajak Peserta didik untuk menjaga Kesehatan agar terhindari
dari berbagai penyakit, terutama covid 19
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan
7. Guru memberikan motivasi dan semangat kepada anak

50
Kegiatan Inti
1. Peserta didik membuka buku PJOK dan melihat gambar
2. Guru memberikan penjelasan teori tentang :
a. Bentuk tangan passing bawah
b. Bentuk tubuh saat melakukan passing bawah
c. Bentuk kaki saat pasing bawah
d. Perkenaan bola saat passing bawah
3. Peserta didik melakukan gerakan seperti yang telah di jelaskan oleh guru
4. Peserta didik melakukan gerakan yang telah dilihat dan dipraktekkan
5. Setelah dipraktekkan, Peserta didik menanyakan kesalahan kesalahan
gerakan apa saja yang perlu di perbaiki
Kegiatan Penutup
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui Peserta
didik
2. Guru bersama Peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan”
3. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi &
praktek yang telah dilakukan/ diajarkan
4. Pembelajaran ditutup dengan Doa dan Salam

IX. Alat/Bahan/Sumber Belajar


A. Alat : Bola Voli
B. Media Pembelajaran : Gambar
C. Sumber Belajar : Buku siswa kelas 4 PJOK, Lks, Internet

X. Penilaian

NO NAMA BENTUK BENTUK BENTUK JUMLAH


KAKI TANGAN TUBUH NILAI

1 100 100 100

51
3

RPP SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas/Semester : IV ( Empat ) / II (Dua )

Pertemuan ke- : 4

Waktu : 1 Kali Pertemuan (2 x 35 Menit)

XI. Standar Kompetensi


1.Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3.Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4.Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

XII. Kompetensi Dasar

52
3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional;

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan


manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional;

XIII. Indikator
5. Melambung-lambungkan bola voli dengan dua tangan
6. Melakukan gerakan passing bawah tanpa bola voli
7. Melakukan gerakan passing bawah dengan bola voli
8. Membuat bola voli dengan kertas

XIV. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik dapat melakukan gerakan passing bawah dengan menggunakan
bola voli

XV. Tujuan Perbaikan


Bagi Guru
• Dengan Menerapkan Metode Student Centered Learning bukan
hanya pendidik yang aktif tetapi peserta didik juga ikut aktif
Bagi Siswa
• Agar Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pelajaran bukan
hanya sekedar teori tetapi juga dalam praktek nya & untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik

53
XVI. Materi Ajar

Berikut gerak passing bawah permainan bola voli, yaitu:


• Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan lutut ditekuk.
• Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua
ibu jari sejajar.
• Lakukan gerakan mengayunkan kedua lengan secara bersamaan dari
bawah ke atas hingga setinggi bahu.
• Saat bola tersentuh kedua lengan kedua lutut diluruskan.
• Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan

54
XVII. Metode Pembelajaran
Metode Student Centered Learning (SCL)

XVIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar Peserta didik.
8. Mengajak siswa untuk memulai pembelajaran dengan berdoa
9. Guru memeriksa kehadiran Peserta didik.
10. Guru Menanyakan tentang kegiatan apa saja yang di lakukan di rumah
11. Guru mengajak Peserta didik untuk menjaga Kesehatan agar terhindari
dari berbagai penyakit, terutama covid 19
12. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan
13. Guru memberikan motivasi dan semangat kepada anak

55
Kegiatan Inti
6. Peserta didik membuka buku PJOK dan melihat gambar
7. Guru memberikan penjelasan teori tentang :
e. Bentuk tangan passing bawah
f. Bentuk tubuh saat melakukan passing bawah
g. Bentuk kaki saat pasing bawah
h. Perkenaan bola saat passing bawah
8. Guru memanggil peserta didik satu persatu lalu peserta didik
mempraktekkannya
9. Peserta didik melakukan gerakan seperti yang telah di jelaskan oleh guru
dan guru memberikan arahan adanya kesalahan atau tidak
10. Peserta didik melakukan gerakan yang telah diperbaiki tersebut dan
dipraktekkan secara langsung
11. Setelah dipraktekkan, guru memberikan penilaiannya
Kegiatan Penutup
5. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui Peserta
didik
6. Guru bersama Peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan”
7. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi &
praktek yang telah dilakukan/ diajarkan
8. Pembelajaran ditutup dengan Doa dan Salam

XIX. Alat/Bahan/Sumber Belajar


D. Alat : Bola Voli
E. Media Pembelajaran : Gambar
F. Sumber Belajar : Buku siswa kelas 4 PJOK, Lks, Internet

56
XX. Penilaian

NO NAMA BENTUK BENTUK BENTUK JUMLAH


KAKI TANGAN TUBUH NILAI

1 100 100 100

LEMBAR REFLEKSI
Nama : Rolidiya Afita Sari
NIM : 856817529
Program Studi : S1 PGSD

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat


mengarah dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan
baik?
Kegiatan membuka pelajaran sudah baik

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya


sajikan sesuai dengan yang diharapkan ?
Materi pembelajaran untuk kelas IV sudah sesuai

3. Bagaimana respon siswa terhadap metode pembelajaran yang


digunakan?
Siswa merespon pembelajaran dengan antusias dan lebih aktif dalam
belajar

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang


dirancang?

Kegiatan belajar menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh atau bosan.

57
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI

Mata Pelajaran : Olahraga


Kelas/ Semester : IV/ II
Nama Sekolah : SDN 49 R/L
Fokus Observasi : Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dalam Kelas
Kemunculan
No Aspek yang diobservasi Komentar
Ada Tidak
1 Ketekunan dalam belajar

2 Ulet menghadapi
Kesulitan
3 Adanya dorongan dalam
kebutuhan dalam belajar
4 Adanya hasrat keinginan
untuk berhasil

Curup, Mei 2021


Supervisor 2

SAINURI, S.Pd

NIP.196205021989121001

58
Lampiran 5

JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR 2 PKP

Nama : ROLIDIYA AFITA SARI


Mengajar dikelas : IV (Empat)
Sekolah : SDN 49 R/L
Hari / Hasil / Paraf
No Kegiatan Tindak Lanjut
Tanggal Komentar Mahasiswa Sup 2
1. Jumat , Mendiskusikan Id Identifikasi Perbaiki
30 April refleksi terhadap masalah, refleksi
2021 pelaksanaan analisis terhadap
pembelajaran masalah, pembelajaran
pra siklus alternatif
(identifikasi dan
masalah, prioritas
analisis pemecahan
masalah, masalah
alternatif dan kurang
prioritas sejalan.
pemecahan
masalah,
rumusan
masalah)
2. Sabtu, Mendiskusikan -Alat Perbaiki alat
01 Mei RPP perbaikan penilaian penilaian dan
2021 olahraga siklus harus lembar
1 beserta lembar disesuaika pengamatan
pengamatannya n dengan
indikator
-Lembar
pengamata
n harus
disesuaika
n dengan

59
fokus
masalah

3. Senin, Mengamati -Siswa Sesuaikan


03 Mei pelaksanaan terlibat kegiatan guru
2021 perbaikan aktif dalam dengan
pembelajaran tanya aktivitas siswa
olahraga siklus jawab dari waktu
1 -Guru yang tersedia
terlalu
banyak
hilir mudik
sehingga
waktu
tidak
terkendali

Mengetahui, Curup, Mei 2021


Supervisor 1 Supervisor 2

SAINURI, S.Pd
Dr. Citra Dewi, S.Pd, M.Pd
NIP. 196205021989121001
NIDN. 19001552

60

Anda mungkin juga menyukai