Anda di halaman 1dari 89

B

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI


MEDIA GAMBAR PADA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN BILANGAN CACAH KELAS II
SDN 21 GEDONG TATAAN PESAWARAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:

NAMA : DIMAS DJULI HANDOKO


NIM : 856987355
PROGRAM STUDI : S.1 PGSD
POKJAR : KEDATON
MASA REGISTRASI : 2021.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Nama Mahasiswa : DIMAS DJULI HANDOKO


NIM : 856987355
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 21 Gedong Tataan
Jumlah Siklus : 3 (Tiga Siklus)
Hari dan Tanggal Pelaksanaan :
Siklus I, Hari Senin, tanggal 31 Mei 2021
Siklus II, Hari Jum’at, tanggal 04 Juni 2021
Siklus III, Hari Senin, tanggal 07 Juni 2021

Masalah yang merupakan fokus perbaikan:


1. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui media gambar pada materi perkalian
dan pembagian bilangan cacah di Kelas II.

Menyetujui, Bandar Lampung, 18 Juni 2021


Supervisor I Mahasiswa

DEWI ASMORO, M.Pd. DIMAS DJULI HANDOKO


NIP. 197809092000122001 NIM. 856987355

2
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Bandar Lampung, 18 Juni 2021


Yang membuat pernyataan,

DIMAS DJULI HANDOKO


NIM. 856987355

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) Program S1 BI-PGSD
pada anak di kelas II SDN 21 Gedong Tataan.
Laporan ini dibuat untuk dapat memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional.
Program SI BI-PGSD ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada:
 Ibu Dra. Sri Ismuliaty, M.Si selaku Direktur UPBJJ-UT Bandar Lampung.
 Ibu Surtiasih, S.Pd selaku ketua POKJAR Kedaton UPBJJ-UT Bandar
Lampung.
 Ibu Dewi Asmoro, M.Pd selaku Supervisor I atau Pembimbing.
 Kepala Sekolah dan Segenap Dewan Guru SDN 21 Gedong Tataan.
 Bapak, Ibu serta keluarga tercinta yang ikut mendukung.
 Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan perbaikan pembelajaran ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis
senantiasa menerima saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan perbaikan pembelajaran ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain yang membaca laporan ini.

Bandar Lampung, 12 Juni


2021

4
Dimas Djuli Handoko
NIM. 856987355

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PAGIAT ............................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 9


A. Latar Belakang Masalah..................................................... 9
1. Identifikasi Masalah ..................................................... 12
2. Analisis Masalah .......................................................... 13
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ............... 13
B. Rumusan Masalah .............................................................. 13
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ....................... 14
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 15


A. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika ........................ 15
B. Kajian Tentang Media Pembelajaran Matematika ............. 21
C. Kajian Tentang Hasil Belajar Matematika ......................... 28

BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN................ 32


A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian,
Pihak yang Membantu........................................................ 32
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.......................... 33
C. Teknik Analisis Data ......................................................... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 41


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ......... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .... 43

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ........................ 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46


LAMPIRAN ................................................................................................... 49

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika .............. 32


Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika ..... 41
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika ... 42

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 39


Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Matematika ................................. 43

7
ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR


PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH
KELAS II SDN 21 GEDONG TATAAN PESAWARAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Dimas Djuli Handoko


NIM. 856987355

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh signifikan penggunaan


media gambar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan,
Pesawaran. Permasalahan penelitian ini adalah Apakah penggunaan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas II SDN 21
Gedong Tataan, Pesawaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar
dalam pembelajaran. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Hasil belajar
matematika siswa kelas II SD cenderung mengalami peningkatan pada setiap
siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada materi
perkalian dan pembagian bilangan cacah dan 2) Penggunaan media pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II SDN 21 Gedong
Tataan pada materi perkalian dan pembagian bilangan cacah. Berdasarkan hasil
penelitian disarankan agar guru menggunakan media gambar sebagai salah satu
alternatif mengatasi kesulitan siswa dalam memahami matematika.

Kata kunci: Media Gambar, Pelajaran Matematika, Perkalian dan Pembagian.

8
9
10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.


Banyak masalah dan kegiatan dalam kehidupan yang harus diselesaikan dengan
ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dsb. Karena matematika itu
penting dalam kehidupan, maka seharusnya matematika merupakan kebutuhan
dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tujuan
matematika yaitu melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, dan mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah. Matematika berperan sebagai bahasa simbolis
yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Kegunaan
mata pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam
perhitungan-perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir,
terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis,
melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah.

Kemampuan berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan


matematika, sebab salah satu prasyarat untuk belajar matematika adalah belajar
berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu antara matematika
dan berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam hal ini guru-guru
banyak yang mengeluh karena siswanya lamban dan kurang terampil dalam
menyelesaikan perhitungan dari suatu pemecahan masalah. Menurut pengamatan
penulis sementara keterampilan berhitung bagi siswa akhir-akhir ini kurang
mendapat perhatian khusus baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa
penyebabnya adalah pertama semakin banyaknya alat-alat hitung yang serba
modern sehingga anak malas untuk berpikir sendiri dalam menyelesaikan suatu
perhitungan. Kedua ilmu berhitung tidak didapatkan secara khusus oleh anak dan
hanya merupakan bagian-bagian yang masuk ke dalam matematika sebagai
11

akibatnya berhitung kurang digemari. Pada kenyataannya pembelajaran


matematika sangat kurang diminati oleh para siswa, bahkan belajar matematika
seakan menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika
selama ini hanya cenderung sebagai kegiatan menghitung angka-angka, yang
seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya dengan meningkatkan kemampuan
berpikir untuk memecahkan berbagai persoalan. Seperti kita ketahui juga bahwa
mempelajari matematika tidak boleh terpenggal-penggal karena matematika itu
akan berhubungan dengan setiap bagiannya. Pelajaran Matematika juga tidak
terlepas dari berhitung sehingga jika anak kurang menguasai kemampuan
berhitung secara baik akan memperoleh hasil yang kurang baik pula.

Keterampilan berhitung di Sekolah Dasar merupakan kemampuan dasar untuk


menyelesaikan persoalan persoalan lebih lanjut, maka sangatlah tepat jika
mendapat perhatian sejak awal. Dalam proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan antara guru dan siswa memegang
peranan penting. Menurut konsepsi dasar pendidikan modern, proses belajar
mengajar mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu membangun dan
mengembangkan potensi peserta didik. Pendidik sebagai pemimpin dalam proses
belajar mengajar diharapkan mampu mendesain pembelajaran dengan baik.
Desain pembelajaran (instruksional) yang dikemas harus mengacu pada
pendekatan sistem dan lebih diarahkan pada penerapan teknologi instruksional.
Teknologi instruksional yaitu sumber-sumber yang disusun terlebih dahulu dalam
proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar yang dikombinasikan
menjadi sistem instruksional yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya
proses belajar yang bertujuan dan terkontrol (Maswan dan Khoirul Muslimin,
2017: 224).

Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan progam tindak lanjut
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran. Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang
saling terkait, yang meliputi tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan
12

pelajaran, metode/strategi belajar mengajar, alat/media, sumber pelajaran, dan


evaluasi. Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar
yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik,
mental dan emosionalnya. Salah satunya diantaranya dapat dilakukan guru dengan
memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan wahana
dalam menyampaikan informasi/pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya
media pada proses belajar mengajar, diharapkan membantu guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswanya. Pada umumnya ketika guru melakukan
proses pembelajaran siswa di kelasnya, masih banyak dijumpai penerapan strategi
mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak digunakan alat serta sumber belajar yang
optimal. Proses belajar mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih
dianggap satu-satunya sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang
demikian kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya sebagai
objek saja, bukan sebagai subjek yang mempunyai keterlibatan dalam proses
belajar mengajar.

Pembelajaran matematika akan menyenangkan jika guru memiliki pengetahuan


yang cukup tentang aspek-aspek yang mendukung keberhasilan pembelajaran.
Pengetahuan yang mendukung pembelajaran tersebut misalnya, teori tentang
belajar, strategi, metode dan media pembelajaran, dan yang jauh lebih penting lagi
adalah memahami karakter dan perkembangan siswa didik, juga memahami
materi atau bahan ajar. Terkait dengan itu diperlukan peran media pembelajaran
untuk pemahaman materi berhitung sehingga siswa mampu mempelajari materi
berhitung tanpa ada perasaan takut dan tertekan. Salah satu diantaranya dapat
memanfaatkan media gambar sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar
yang disajikan dalam pembelajaran Matematika khususnya berhitung. Sebagai alat
bantu, media gambar berfungsi memperlancar proses pembelajaran sekaligus
menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal tersebut harus dilandasi adanya
keyakinan bahwa proses pembelajaran dengan bantuan media khususnya media
gambar dapat memperbaiki hasil belajar siswa hingga tercapainya tujuan
pembelajaran matematika. Pendapat ini diperkuat dari beberapa peneliti
13

diantaranya Anggraeni Krisda Titis (2012) melakukan penelitian di SD Negeri


Pandeyan Yogyakarta, masalah yang terjadi adalah adanya kecenderungan proses
pembelajaran matematika khususnya pada pelajaran berhitung yang terpusat pada
guru, siswa cenderung pasif sehingga hal ini tentunya berdampak pada penurunan
hasil belajar siswa dan rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 5,0. Dan
mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media gambar dan hasil
penelitian yang diperoleh bahwa media gambar berpengaruh positif terhadap hasil
belajar matematika dengan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
dua angka. Jadi jelas, keberhasilan pembelajaran sangat didukung oleh pemilihan
metode dan media yang tepat. Pembelajaran akan efektif dan efisien jika siswa
diajak berpikir secara aktif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang mengarah
pada proses penyelidikan dan penemuan. Hal ini akan membuat siswa belajar
secara deduktif dan mampu berpikir secara induktif. Dengan demikian siswa akan
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Berkaitan dengan hal
tersebut diatas, maka peneliti memandang perlu untuk menerapkan pemanfaatan
media gambar dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi
perkalian dan pembagian bilangan cacah di SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dalam penelitian ini


teridentifikasi sejumlah permasalahan sebagai berikut :
a. Rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru selama kegiatan
pembelajaran daring
b. Penggunaan media pembelajaran yang belum optimal.
c. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dalam
matematika.
d. Kurangnya minat siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan.
e. Keadaan rumah atau lingkungan tempat siswa melakukan
pembelajaran daring yang kurang kondusif sehingga pembelajaran
14

daring belum efektif.

2. Analisis Masalah 

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui


penyebab siswa kurang menguasai materi pelajaran dan rendahnya hasil
belajar pada setiap pembelajaran adalah sebagai berikut: 
a. Guru cenderung menjadi satu-satunya sumber informasi, sehingga
siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya terfokus pada
guru.
b. Penggunaan metode ceramah dan buku teks lebih dominan 
c. Kurang dioptimalkannya penggunaan media gambar dalam
pembelajaran 

b. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Menindaklanjuti dari hasil identifikasi masalah di atas penulis dengan


teman sejawat melakukan diskusi untuk menentukan alternatif dan
prioritas pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Membuat pembelajaran yang efektif dengan media yang menarik
yakni melalui media gambar dengan model pembelajaran
demonstrasi.
b. Memberikan motivasi serta mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari perkalian dan pembagian bilangan cacah.
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan,
Pesawaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai


berikut: “Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi perkalian dan pembagian bilangan cacah siswa kelas II SDN
21 Gedong Tataan, Pesawaran Tahun Pelajaran 2020-2021?”
15

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan penulis dari perbaikan pembelajaran
ini adalah : 
a. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi perkalian dan pembagian bilangan cacah siswa
kelas II SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian
dan pembagian bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan,
Pesawaran.
c. Untuk mengetahui optimalisasi penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini bagi siswa antara lain; siswa
lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran; siswa dapat memahami materi
pelajaran dengan baik; mempermudah siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran; menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat
proses pembelajaran berlangsung; meningkatkan hasil belajar siswa. 

Sementara bagi guru diharapkan agar dapat merancang dan membuat rencana
perbaikan pembelajaran, merefleksi dan merevisi kelemahan dalam pembelajaran
yang dilakukan. Memperbaiki pembelajaran berikutnya dengan memanfaatkan
hasil temuan pada pembelajaran sebelumnya. Dan bagi sekolah, penelitian
perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat demi kemajuan
pengalaman belajar di kelas yang lebih bermakna bagi kehidupan pendidikan
khususnya di sekolah dasar sehingga visi misi sekolah dapat tercapai. 
16

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika

1. Hakikat Pembelajaran Matematika


Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan
sumber belajar, dan anak dengan pendidik (Daryanto, 2014: 1). Sedangkan
menurut Hamdani (2011: 23) pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu
yang sedang dipelajari. Sehingga, pembelajaran adalah suatu usaha yang diberikan
oleh guru kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan peserta didiklain untuk
mengetahui suatu hal baru melalui perantara sumber belajar.

Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan


dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakikat
matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan faktor
tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Menurut Johnson Matematika
adalah bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berpikir. Menurut Marti obyek Matematika yang bersifat
abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi oleh peserta
didik dalam mempelajari matematika. Tidak hanya peserta didik, guru pun juga
mengalami kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifat yang abstrak
tersebut (Sundayana, 2016).

Pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk watak,


peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta membantu
siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi matematika yang baik
sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik (Soviawati,
2011: 84). Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
17

kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa


memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Soebinto,
2013). Sehingga, guru harus mempunyai model pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa terhadap pembelajaran matematika agar siswa senang terhadap
matematika dan medapatkan pengalaman yang optimal dari pembelajaran
matematika. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran matematika adalah suatu usaha yang dilakukan dalam rangka untuk
membantu siswa dalam mempelajari matematika sebagai suatu hal yang menarik
dan menyenangkan.Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun
siswa bersama-sama menjadi pelaku agar terlaksana tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Menurut Susanto, (2013: 188) pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa. Keefektifan pembelajaran dapat
dilihat dari segi proses dan segi hasil. Selaras dengan yang disampaikan Wragg
(dalam Susanto, 2013: 188) pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat sesuai yang
diinginkan. Pada hakekatnya pembelajaran matematika tidak terlepas dari
kehidupan sehari-hari, sehingga keberhasilan pembelajaran matematika dapat
dilihat apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik kearah yang
berkaitan dengan matematika. Yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu tentang
konsep matematika.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar


Prihandoko (2012 : 5) mengemukakan tujuan pembelajaran matematika di
sekolah dasar adalah memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk menghadapi
materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lanjutan. Depdiknas
(Prihandoko, 2012: 21) menguraikan bahwa tujuan pembelajaran matematika
adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif,
dan konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah.
Kemudian, lebih spesifik lagi tujuan pembelajaran matematika yang dijelaskan
oleh Depdiknas dalam (Susanto, 2013: 190) adalah sebagai berikut:
18

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan


mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-
hari.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, tentunya seorang guru harus
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar.

Selain itu, matematika mempunyai manfaat yaitu dapat membentuk pola pikir
orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir sistematis, logis, kritis dengan
penuh kecermatan (Sri Subarinah, 2011 : 1). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Sujono (Prihandoko, 2012 : 10) mengemukakan bahwa nilai utama yang
terkandung dalam matematika adalah nilai praktis, nilai disiplin dan nilai budaya.
Matematika dikatakan mempunyai nilai praktis karena matematika merupakan
suatu alat yang dapat langsung dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Matematika terdapat nilai kedisiplinan dengan maksud bahwa belajar
matematika akan melatih orang berlaku disiplin dalam pola pemikirannya.
Matematika mempunyai nilai budaya karena matematika muncul dari hasil
budaya manusia dan berperan besar dalam perkembangan budaya itu sendiri.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika


bertujuan melatih dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif,
dan konsisten untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat lanjut,
19

serta mengembangkan sikap gigih danpercaya diri dalam menyelesaikan masalah


dan mempunyai nilai utama yang terkandung sehingga matematika bermanfaat
dalam membentuk pola pikir siswa.

3. Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD


Selain pengertian dan tujuan pembelajaran matematika SD, yang telah
diajabarkan, pembelajaran matematika juga mempunyai beberapa karakteristik
yaitu (Amir, 2014 : 78-79): a) Pembelajaran matematika menggunakan metode
spiral, yaitu pembelajaran matematika yang selalu dikaitkan dengan materi yang
sebelumnya. b) Pembelajaran matematika bertahap, yang dimaksudkan disini
adalah pembelajaran matematika yang dimulai dari hal yang konkret menuju hal
yang abstrak, atau dari konsep-konsep yang sedehana menuju konsep yang lebih
sulit. c) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif, yaitu metode
yang menerapkan proses berrpikir yang berlangsung dari kejadian khusus menuju
umum. d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi, artinya
tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lain, atau dengan
kata lain suatu pertanyaan dianggap benar apabila didasarkan atas pertanyaan-
pertanyaan terdahulu yang diterima kebenarannya. e) Pembelajaran matematika
hendaknya bermakna, yaitu cara pengajaran materi pembelajaran yang
mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik


pembelajaran matematika di SD adalah pembelajaran matematika yang
menyenangkan. Pembelajaran matematika yang menyenangkan membantu siswa
untuk lebih menyukai matematika. Matematika dikenal dengan mata pelajaran
yang rumit dan sukar itulah yang sudah menjadikan matematika banyak yang
tidak menyukai. Oleh karena itu, karakteristik pembelajaran matematika
hendaknya bermakna dan menyenangkan untuk siswa khususnya sekolah dasar.

4. Pengertian Kemampuan Berhitung


Menurut Susanto (2013) kemampuan berhitung adalah kemampuan yang
20

dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik


perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan
dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian
mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.
Menurut Ariyanti (2015) Kemampuan berhitung adalah suatu kemampuan yang
dimiliki setiap anak yang berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian yang merupakan kemampuan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Hamdani (2011: 2-23) menyatakan bahwa kemampuan
berhitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua
aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Dari pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti kegiatan mengurutkan
bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan
ketrampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang
merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun
kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar bagi anak.

5. Definisi Operasi Perkalian


Menurut Sri Subarinah (2011: 31) operasi perkalian pada bilangan cacah
diartikan sebagai penjumlahan berulang. Sehingga untuk memahami konsep
perkalian anak harus paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan.
Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b sebanyak a kali. Jadi a x
b = b+b+b+...+b sebanyak a kali. Sedangkan menurut Susilowati (2011: 35)
“Perkalian adalah bentuk lain dari penjumlahan berulang. Untuk anak yang baru
belajar perkalian, ada hal yang harus ditekankan bahwa yang samaadalah hasil
perkaliannya saja. pengertian perkaliannya atau gambarnya tetap berbeda. Jadi,
hasil perkalian dari 3 x 1 = 1 x 3 = 3 tetapi pengertiannya adalah berbeda. Contoh
konkretnya adalah soal minum obat pengertian perkalian 3 x 1 adalah obat itu
diminum tiga kali sehari sebanyak satu butir setiap kali minum. Berbeda sekali
pengertiannya dengan 1 x 3 yang artinya bahwa obat itu diminum satu kali sehari
21

sebanyak tiga butir satu kali minum. Jadi, untuk memahami konsep perkalian
anak harus paham dan trampil melakukan operasi penjumlahan”. Heruman (2013:
22) menyatakan pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan secara
berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa
sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Perkalian dapat
juga diartikan suatu langkah untuk melipatgandakan sebuah angka dengan angka
yang lain. Tentu saja untuk mendapatkan angka yang lebih besar.

6. Definisi Operasi Pembagian


Menurut Heruman (2013: 26) Pembagian merupakan lawan dari perkalian atau
disebut juga sebagai pengurangan berulang sampai habis. Syarat utama yang
harus dimiliki siswa dalam mempelajari konsep pembagian adalah pengurangan
dan perkalian. Operasi hitung pembagian termasuk topik yang cukup sulit untuk
dimengerti siswaa palagi siswa kelas rendah. Oleh karena itu, banyak ditemukan
kasus ketika siswa di kelas rendah bahkan sampai kelas tinggi kurang memiliki
keterampilan dalam pembagian. Kasus tersebut menjadi faktor penyebab banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi lain yang berkaitan
dengan pembagian. Penggunaan alat bantu pembelajaran yang efektif dengan
bimbingan guru, diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari topik
pembagian tersebut.

Menurut John A. Van De Walle (2011: 150) pembagian merupakan faktor


yang hilang dari faktor yang sudah diketahui dari hasil perkaliannya. Penguasaan
fakta perkalian merupakan elemen kunci untuk menguasai fakta pembagian,
sehingga perkalian dan pembagian cukup penting untuk diajarkan secara
kombinasi dari keduanya. Muchtar A. Karim (2011) juga menjelaskan bahwa
operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian dan memenuhi
sifat pengurangan. Misalnya ada sebuah bilangan cacah a dibagi bilangan cacah b
menghasilkan bilangan cacah c (a : b = c), maka bila diubah dalam perkalian
menjadi c x b = a. Sebagaimana operasi pengurangan, maka operasi pembagian
juga tidak memenuhi sifat-sifat operasi pertukaran, sifat identitas, sifat
pengelompokan, dan juga sifat penyebaran.
22

B. Kajian Tentang Media Pembelajaran Matematika

1. Definisi Media Pembelajaran


Kata “media” berasal dari bahasa latin “medium” yang artinya bentuk jamak.
Selain itu, media juga mempunyai arti perantara atau pengantar (Susilana &
Riyana, 2013). Media merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan proses
pembelajaran yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca (Arda, Saehana, &
Darsikin, 2015).

Media pembelajaran adalah seperangkat alat komunikasi yang melibatkan


seseorang dalam proses belajar (Arda, Saehana, & Darsikin, 2015). Pada
penelitian Basri, Waspodo, dan Sumarni (2013) media pembelajaran adalah alat
bantu yang dapat digunakan sebagai media dalam menyampaikan pesan melalui
proses pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Media pembelajaran yang
digunakan sangat membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Nurseto, 2011).

2. Media Pembelajaran Matematika


Herman Hudoyo (2011) menyatakan bahwa belajar matematika merupakan
proses membangun atau mengkonstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
tidak sekedar belajar yang terkesan pasif dan statis, namun belajar matematika itu
harus aktif dan dinamis. Hal ini sesuai dengan pandangan konstruktivitis yaitu
suatu pandangan dalam mengajar belajar dimana siswa membangun sendiri arti
dari pengalamannya dan interaksi dengan orang lain, sedangkan guru berperan
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Menurut Piaget (Monks
dkk, 2011) anak usia 4 sampai 7 tahun masih berpikir konkrit pra operasional
yang berarti untuk memahami suatu konsep siswa masih harus diberikan kegiatan
yang berhubungan dengan benda nyata atau kejadian nyata yang bisa diterima
akal.

3. Ciri-ciri Media Pembelajaran


23

Lebih lanjut Gerlach & Ely yang dikutip Arsyad Azhar (2012), mengemukakan
tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa
saja yang dapat dilakukan oleh oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau
kurang efisien) melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek. .
b. Ciri manipulatif (Manipulative Property), ciri ini memiliki makna bahwa
transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri
manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar.
c. Ciri distributif (Distributive Property), ciri distributif dari media memungkinkan
suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Arsyad Azhar (2012) menjelaskan bahwa penggunaan
media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian dan isi pelajaran pada saat itu,
disamping itu juga membangkitkan motivasi, minat siswa dan juga membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Menurut Levie dan Lentz dalam Arsyad Azhar (2012), mengemukakan empat
fungsi media pengajaran khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi atensi. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
24

pelajaran.
b. Fungsi afektif, fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif, fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris, fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.

Menurut Sudjana dan Rivai (2011) manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

5. Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran Matematika


Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin
25

dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Dalam hubungan ini
Dick dan Carey (Arif S. Sadiman, dkk., (2012) menyebutkan bahwa di samping
kesesuaian dengan tujuan perilaku dipertimbangkan dalam pemilihan media,
yaitu:
a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
b. Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya.
c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama.
d. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Adapun menurut Azhar Arsyad (2012) kriteria pemilihan media adalah:


a. Sesuai dengan tujuan yang dicapai media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan dan secara umum mengacu kepada salah satu
atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Tempat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip
atau generalisasi.
c. Praktis, luwes, dan bertahan lama d.Guru terampil menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran, kesesuaian dengan sarana belajar yaitu karakteristik
atau kondisi anak dan tujuan pembelajaran.
f. Mutu teknis yaitu kesesuaian antara situasi dan kondisi anak.
Menurut Nana Sujana dan Rivai (2011) dalam memilih media pembelajaran
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran dipilih atas
dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan pelajaran yang sifatnya ‘
fakta, prinsip konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar
mudah dipahami anak.
c. Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
26

d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya artinya apapun jenis media yang


diperlukan, syarat utama guru harus dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat bukan pada medianya tetapi dampak
penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan
lingkunganya.
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya artinya media tersebut dapat
bermanfaat
bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa artinya makna yang terkandung didalamnya
dapat dipahami oleh siswa.

6. Media gambar
Angkowo (dalam Poerwanti, 2015: 390), berpendapat bahwa media gambar
adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Dengan
adanya media gambar, akan dapat membantu guru dan siswa dalam
menyampaikan dan menerima pelajaran, serta dapat menarik dan membantu daya
ingat siswa. Menurut Fadillah dkk, (2012: 3)., media gambar merupakan lambang
dari hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide
yang divisualisasikan ke dalam bentuk 2 dimensi.

Hamalik (dalam Marlen, dkk, 2015: 5) menjelaskan bahwa: Media gambar


adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi
sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret,
slide, film, strip, proyektor. Berdasarkan pengertian media gambar menurut
beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar yaitu media yang
diwujudkan secara visual dalam bentuk 2 dimensi yang merupakan peniruan dari
benda-benda dan pemandangan melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan
gagasan yang jelas dan kuat.

Menurut Fuad (2012), Penggunaan media gambar sebaiknya harus disesuaikan


dengan kematangan siswa. Gambar yang dijadikan media hendaknya dalam hal-
27

hal sebagai berikut:


1. Warna harus menarik minat siswa, karena pada umumnya siswapetama kali
melihat warna, kemudian ditafsirkannya
2. Ukuran nya harus seimbang
3. Jarak suatu objek lainnya harus jelas
4. Suatu gambar hendaknya harus menunjukan gerakan gambar hendaknya
disesuaikan dengan urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang
luas.

Menurut Fuad (2012), Didalam proses pembelajaran, ada enam hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam menggunakan media gambar, yaitu:
1. Seorang guru harus memperhatikan kejelasan materi yang digambarkan /
dituliskan
2. Seorang guru harus yakin bahwa semua murid dapat melihat sketsa itu dan
menghilangkan segala yang merintangi pandangan mereka
3. Menggunakan beraneka raga warna supaya lebih menarik
4. Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaklah menunjukkan keaslian
atas situasi yang sederhana
5. Gambar harus membawa pesan yang cocok untuk tujuan pengajaran yang
sedang dibahas, bukan dari segala bagusnya sajatetapi yang penting gambar
tersebut membawa pesan tertentu.
6. Gambar harus dinamis sesuai dengan aktifitas tertentu.

7. Manfaat Penggunaan Media gambar


Pada dasarnya, manfaat yang diperoleh dari penggunaan gambar sebagai media
sama dengan penggunaan media pembelajaran pada umumnya, hal ini mengacu
pada suatu pengertian bahwa gambar merupakan media pembelajaran sehingga
manfaat yang diperolehnyasama. Penggunaan media pembelajaran secara umum
termasuk pada penggunaan media gambar dengan baik dapat berguna untuk:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
28

c. Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi sikap pasif dari
siswa
d. Dengan penggunaan media guru dapat menyampaikan materidengan
persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa (Sadiman, 2011).

8. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Media Gambar


Kelebihan media gambar antara lain:
a. Sifatnya konkrit, gambar lebih realitis menunjukkan masalah dibandingkan
dengan verbal semata
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi dimasa lampau bisa kita lihat seperti apa adanya.
c. Media gambar dapat mengatasiketerbatasan pengamatan kita.
d. Gambar dapat memperjelas suatu masalah.
e. Siswa mudah memahaminya.
f. Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram.
g. Bisa dipergunakan di dalam kelas, dirumah maupun dalam perjalanan dalam
kendaraan.
h. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
i. Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

Sedangkan Kelemahan media gambar antara lain:


a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
d. Gambar sulit dicari karena sejarah mempelajari masa lalu, dankejadian masa
lalu sulit untuk diabadikan.
e. Tidak semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya (Sadiman dkk, 2012).

9. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar


Sebelum menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, seorang
guru harus memperhatikan langkah-langkah menggunakannya,agar pembelajaran
29

dengan menggunakan media dapat berjalan dengan baik. Adapun yang harus di
perhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media gambar diantaranya
adalah :
1. Objektifitas,Unsurobjektifitas dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan. Artinya guru tidak boleh memilih media atas dasar kesenangan
pribadi, media pengajaran menunjukkan keaktifan danefesiensi yang tinggi
maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
2. Program pengajaran, Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak
didik harus sesuai dengan kurikulumyang berlaku baik isinya ataustrukturnya
3. Kualitas teknis
4. Situasi dan kondisi
5. Keaktifan dan efesiensi penggunana media.Keefektifan berkenaan dengan
hasil belajar yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses
pencapaian hasil belajar (Bahri, 2013).

Menurut Kosasih (2017), Langkah langkah Penggunaan Media Gambar antara


lain: 1). Guru menggunakangambar sesuai dengan pertumbuhan
danperkembangan siswa. 2). Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di
depan kelas. 3). Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar. 4).
Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan
pertanyaan kepadasiswa secara satu persatu. 5). Guru memberikan tugas kepada
siswa.

C. Kajian Tentang Hasil Belajar Matematika

1. Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah
dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Jihad
dan Haris, 2016: 15). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar
mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang
disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
30

Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil
belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Keberhasilan belajar adalah tahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam


bentuk perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotor dan
dapat dilihat dalam bentuk kebiasaan, sikap, penghargaan (Supardi, 2015).
Menurut Djamarah, untuk mengetahui indikator keberhasilan belajar dapat dilihat
dari daya serap siswa dan perilaku yang tampak pada siswa (Supardi, 2015).

Berdasarkan urauan diatas, hasil belajar matematika yang dimaksud dalam


penelitian ini adalah perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar yang ditunjukkan dengan siswa dapat memahami dan menguasai
materi matematika yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika


Menurut Sudjana (2011), Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu factor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan factor ekstern
yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Faktor dari diri siswa terutama adalah
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Clark, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Selain faktor
kemampuan siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, serta masih banyak faktor lainnya. Adanya
pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab
hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkahlaku yang diniati dan
disadarinya. Siswa harus merasakan adanyakebutuhan untuk belajar dan
berprestasi. Meskipun demikian, hasil yang dicapai masih juga bergantung dari
lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat
menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan
belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah
31

kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif


tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Salah satu yang mempengaruhi belajar adalah faktor pendekatan belajar


(approach to learning), yangdi dalamnya terdapat model pembelajaran. Joyce
(Trianto, 2011: 22) menyatakan bahwa model pembelajaran mengarahkan kita ke
dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Tepat tidaknya guru menggunakan model
pembelajaran, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai siswa.

3. Penilaian Hasil Belajar Matematika


Penilaian adalah suatu proses dalam menentukan suatu derajat keberhasilan
dan hasil penilaian sehingga kedudukan siswa dapat diketahui, apakah telah
menguasai tujuan instruksional ataukah belum (Sulistyorini, 2011).

Adapun tujuan penilaian hasil belajar menurut Ibid (2011) adalah:


a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
diberikan.
b. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran.
c. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi
guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut,
sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan
atau bimbingan.
e. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
jenis pendidikan tertentu.
f. Untuk menentukan kenaikan kelas.
g. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar
32

matematika adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses
belajar dan pembelajaran matematika telah dikuasai dan dimengerti oleh siswa.

Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam mencapai prestasi dalam


belajar diperlukan suatu pengukuran yang disebut dengan tes hasil belajar. Tujuan
dari tes pengukuran ini memberikan bukti peningkatan atau pencapaian prestasi
belajar yang diperoleh. Serta untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta
didik terhadap pelajaran tersebut. Tes hasil belajar merupakan (THB) tes
penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan oleh guru ata dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa
memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut (Purwanto, 2013).

Sulistyorini (2011) menyatakan menurut fungsionalnya dalam pembelajaran tes


hasil belajar dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:
a. Tes formatif, Tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan
ulangan harian.
b. Tes sumatif, Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan
dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester.
c. Tes diagnostik, Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswi
yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
d. Tes penempatan, Tes penempatan (placement tes) adalah pengumpulan data
hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok
siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Suatu nilai yang baik merupakan
tanda keberhasilan yang tinggi, sedangkan nilai tes yang rendah merupakan
kegagalan dalam belajar. Karena nilai tes dianggap satu-satunya yang
mempunyai arti penting, maka nilai tes itulah biasanya menjadi target usaha
mereka dalam belajar.
33

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri
21 Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Dengan
jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan 8 orang
perempuan. Mata pelajaran yang akan dilakukan perbaikan adalah mata
pelajaran Matematika dengan materi “Perkalian dan Pembagian Bilangan
Cacah”.

2. Tempat Penelitian
Penulis memilih SD Negeri 21 Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran
sebagai lokasi penelitian.

3. Waktu penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 3 siklus pada
semester II tahun pelajaran 2020/2021, sebagaimana terjadwal dalam tabel
berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika


No Hari/Tanggal Mata Pelajaran Waktu Siklus
1 Senin, 31 Mei 2021 Matematika 2 X 35 Menit 1
2 Jum’at, 04 Juni 2021 Matematika 2 X 35 Menit 2
3 Senin, 07 Juni 2021 Matematika 2 X 35 Menit 3

4. Pihak yang membantu


Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan ini penulis banyak sekali
mendapat bantuan dan partisipasi aktif dari dosen pembimbing; pihak
34

pengelola pokjar UT Kedaton; Kepala Sekolah; teman sejawat serta guru


dan stake holder SD Negeri 21 Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini jumlah siklus yang direncanakan
ada 3 siklus. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan,
melakukan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi/ evaluasi. Refleksi dalam
tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.

1. Siklus 1
Perencanaan Siklus 1
Perencanaan di susun dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran yang
ada pada lampiran yang secara garis besar sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar
3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai
5. Mempersiapkan sumber, bahan
6. Menyusun lembar kerja siswa
7. Mengembangkan alat evaluasi
8. Mengembangkan alat observasi pembelajaran

Pelaksanaan Siklus 1
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Siswa mendengarkan kompetensi dasar dan indikator atau materi pelajaran
2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
3. Terlebih dahulu siswa dibagi tiga (3) kelompok, setiap kelompok terdiri 5
orang
4. Siswa melaksanakan diskusi kelompok terhadap materi yang diberikan
35

5. Melakukan observasi terhadap kreatifitas siswa


6. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa

Pengamatan Siklus 1
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dapat di lihat
pada BAB IV Hasil Penelitian. Untuk menghasilkan data yang objektif
pengamatan dilakukan bekerjasama dengan teman sejawat dengan langkah-
langkah sebagi berikut:
1. Guru mengamati kreatifitas siswa dalam pembelajaran Metode
Demontrasi
2. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan.
3. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran
4. Guru mengamati aktivitas belajar siswa
5. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa

Refleksi Siklus 1
Tindakan perbaikan yang dilakukan ternyata belum mendapatkan hasil yang
memuaskan, karena masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, dari
20 siswa yaitu sebanyak 11 siswa. Sehingga peneliti bersama teman sejawat
memutuskan untuk melakukan siklus ke II.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan melakukan tanya jawab dan diskusi
dengan teman sejawat terhadap guru sebagai peneliti dan siswa,
1) Pada kegiatan pembelajaran setelah dilakukan tindakan menunjukkan
adanya perubahan nilai siswa yaitu 9 (sembilan) orang memiliki nilai > 65
atau 45 % dan masih ada 11 (sebelas) orang yang memiliki nilai <65 atau
55%.
2) Sebagian siswa sudah ada yang aktif bertanya dalam menjawab pertanyaan
36

guru.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian menyeluruh kepada siswa
4) Siswa lebih belum banyak dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar
Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada siklus I akan diperbaiki pada
siklus berikutnya.

2. Siklus 2
Perencanaan Siklus 2
Perencanaan di susun dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran yang ada
pada lampiran yang secara garis besar sebagai berikut:
1. Penentuan standar kompetensi, Kompetensi dasar, indikator dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
2. Pada RPP siklus dua ini difokuskan perbaikan pembelajaran adalah
meningkatkan kreativitas siswa dan hasil belajar Dalam upaya
memperbaiki kelemahan yang didapat pada siklus I maka merencanakan
pada siklus 2 sebagai berikut: (a) Menyusun dan menyempurnakan
rencana pembelajaran perbaikan, (b) Menyiapkan media pembelajaran,
dan (c) Menyiapkan format observasi dan evaluasi

Pelaksanaan Siklus 2
Pada siklus dua ini dilaksanakan revisi terhadap siklus 1. Setelah berdialog
dengan pembimbing telah disepakati bahwa perlu adanya beberapa alat
peraga untuk diperlihatkan berupa gambar. Kegiatan khusus yang dilakukan
untuk meningkatkan penguasaan siswa dengan mempresentasikan hasil
diskusinya berupa video yang kemudian dikirim melalui whatsapp grup. Guru
memberikan penguatan terhadap pekerjaan siswa.

Guru (Peneliti) dalam menyampaikan materi pembelajaran melakukan


langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
2. Guru merumuskan tujuan pembelajaran
37

3. Guru membagi siswa dalam tiga kelompok, setiap kelompok terdiri 5


orang
4. Siswa melaksanakan diskusi kelompok terhadap materi yang diberikan
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa.
7. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa

Pengamatan Siklus 2
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus dua dapat di lihat pada
BAB IV Hasil Penelitian. Untuk menghasilkan data yang objektif
pengamatan dilakukan bekerjasama dengan teman sejawat dengan langkah-
langkah sebagi berikut:
1. Guru mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran daring
2. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
3. Bersama teman sejawat mengadakan pengamatan, pemantauan sebagai
evaluasi dan refleksi
4. Siswa mengumpulkan hasil tes

Refleksi Siklus 2

Dari pelaksanaan perbaikan siklus II peneliti dan supervisor 2 mendiskusikan


untuk mencari kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan pada
perbaikan pembelajaran ini adalah guru dan siswa telah sama-sama
melakukan perbaikan pembelajaran. Siswa terlihat aktif dan terampil dalam
demonstrasi dan dalam menyampaikan video hasil presentasi melalui
whatsapp grup. Dan yang terpenting adalah hasil pekerjaan siswa
memuaskan. Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada siklus II akan
diperbaiki pada siklus III.
38

3. Siklus 3

Perencanaan Siklus 3
Pada siklus tiga ini dilaksanakan sedikit revisi terhadap siklus dua. Setelah
berdialog dengan pembimbing dan pengamat telah disepakati bahwa selain perlu
adanya beberapa alat peraga untuk diperlihatkan berupa gambar, juga perlu
adanya model pembelajaran yang cocok digunakan untuk lebih memudahkan
siswa memahami tujuan pembelajaran. Dalam upaya memperbaiki kelemahan
yang didapat siklus 2 maka perencanaan pelaksanaan pada siklus 3 sebagai
berikut:
1. Menyusun dan menyempurnakan rencana pembelajaran perbaikan.
2. Menyiapkan media pembelajaran
3. Membekali siswa dengan keterampilan berkomunikasi yang baik.
4. Guru mengadakan pendekatan persuasif terhadap siswa yang kurang
kreatif
5. Menyiapkan format observasi dan evaluasi.

Pelaksanaan Siklus 3
Guru (Peneliti) dalam menyampaikan materi pelajaran melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
2. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran
3. Menyajikan materi sebagai pengantar
4. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar berkaitan dengan
materi yang disajikan
5. Guru menunjukkan/ memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
7. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8. Simpulan / rangkuman
39

9. Dengan catatan agar guru mengupayakan belajar siswa aktif, berangkat


dari pengalaman siswa, mengajak siswa berpikir kritis, dan pembelajaran
kontekstual.
10. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.

Pengamatan Siklus 3
1. Guru mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
3. Guru mengamati kerjasama siswa dalam proses diskusi kelompok.
4. Bersama teman sejawat mengadakan pengamatan, pemantauan sebagai
evaluasi dan refleksi

Refleksi Siklus 3
Kegiatan refleksi dilakukan penilaian terhadap kerja siswa dalam
menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
peneliti dibantu oleh teman sejawat, adapun hasilnya :
1. Sebanyak 9 peserta didik hasilnya dapat meningkat, pada siklus I hanya 55
% menjadi 80% pada siklus II. Sebagian siswa yang tidak mencapai
ketuntasan belajar adalah karena siswa lambat belajar.
2. Pada siklus perbelajaran III dengan pembelajaran Metode Demontrasi
menggunakan media gambar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari peserta didik dikelas II dengan rata-rata nilai <90%.
3. Kerja kelompok yang dilakukan di kelas II SD Negeri 21 Gedong Tataan
menunjukkan kemampuan Komunikasi siswa sangat baik, sedangkan
aktivitas lain seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
aktivitas diskusi sudah relatif baik.
4. Guru sudah lebih baik mengelola kelas
5. Aktivitas di dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas daring sudah
meningkat dan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar

Dari hasil tes siklus III ini menunjukkan skor rata – rata kemampuan siswa
dalam menguasai materi sudah mencapai target . Hal ini menunjukkan bahwa
40

siswa sudah menguasai materi secara baik, maka perbaikan dihentikan

Gambar 3.1. Siklus Pelaksanaan Penelitian

C. Teknik Analisis Data


Analisis digunakan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai
dari tahap persiapan, proses sampai dengan hasil penelitian, dan
dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat
sudah sesuai dengan kapasitasnya.

Data-data diperoleh dengan cara tes dan non tes, lalu dilakukan analisa sebagai
kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Data kualitatif
diperoleh dari hasil pengamatan, yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik di
dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
tertulis yang merupakan tes soal dan jawaban yang diberikan pada peserta didik
dalam bentuk tulisan.
41

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif


kualitatif dalam bentuk persentase, nilai rata-rata, serta disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik. Analisis deskriptif kualitatif digunakan pula untuk mengukur
indikator kinerja berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Langkah-langkah
analisis data adalah sebagai berikut:

1. Mengkonversi skor hasil tes menjadi nilai (X) skala 0 – 100, dengan
menggunakan rumus:

Skor yang diperoleh/dicapai


x= x 100 (Arikunto, 2013)
Skor Ideal

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan pembelajaran

Berikut ditampilkan data hasil belajar matematika siswa kelas II SDN 21


Gedong Tataan pada materi perkalian dan pembagian bilangan cacah dari siklus
pertama sampai siklus ketiga.
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika 
Siklus I Siklus II Siklus III
No Nama
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1  Dita Pratama 70 T 75 T 86 T
2  Raniah 66 T 70 T 72 T
3  Riansah 69 T 82 T 79 T
4  Dava Pratama 63 BT 64 BT 70 T
5  Riko Nanda 72 T 80 T 87 T
6  Chairol Anom 80 T 86 T 91 T
7  Galih 62 BT 74 T 85 T
8  Nabila Pingki A. 45 BT 56 BT 62 BT
9  Bhisma Arditya P. 81 T 82 T 80 T
10  M. Setiawan 53 BT 67 T 90 T
11  Duwi Lestari 54 BT 60 BT 87 T
12  M. Fajri Aldiano 59 BT 61 BT 52 BT
13  Amelia Putri 70 T 75 T 70 T
14  Nadia Safira 70 T 73 T 70 T
15  M. Zaki Alfarizi 63 BT 70 T 80 T
16  Jesika Aura P. 53 BT 53 BT 60 BT
17  Jahrul 54 BT 58 BT 55 BT
18  Hanny Devira W. 59 BT 72 T 87 T
19  Reflansyah 70 T 67 T 92 T
20  Muhamad Alfian 60 BT 73 T 70 T
Keterangan: T = Tuntas dan BT = Belum Tuntas

Ketuntasan belajar pada Tabel 4.1 diatas secara singkat disajikan pada Tabel 4.2
berikut ini:

Tabel 4.2. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika


43

Jenis Kriteria Ketuntasan


No Evaluasi Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1 Siklus I 9 45 11 55
2 Siklus II 14 70 6 30

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada siklus pertama belum tercapai ketuntasan
belajar, dimana dari 20 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai 65 keatas. Hal
ini terjadi karena guru belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan
baik, sehingga pada siklus kedua dilakukan perbaikan pembelajaran. Pada siklus
kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 14 orang (70%), meskipun
pada siklus kedua mengalami peningkatan namun belum memenuhi kriteria
ketuntasan yang ditetapkan sehingga masih perlu dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar mencapai
80% hal ini menunjukan bahwa pada siklus ketiga telah tercapai ketuntasan
belajar sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, pembelajaran


yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya siswa yang menjawab pertanyaan, bahkan ada siswa yang mengajukan
pertanyaan. Perbaikan terjadi dalam pembelajaran adalah guru sudah tidak
menunjuk langsung siswa untuk menjawab pertanyaan, tetapi siswa sendiri yang
berinisiatif untuk menjawab dengan mengacungkan tangan bagi yang bisa
menjawab. Untuk lebih jelasnya, persentase ketuntasan belajar matematika siswa
kelas II SDN 21 Gedong Tataan pada materi perkalian dan pembagian bilangan
cacah secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
44

Gambar 4. 1 Persentase Ketuntasan Belajar Matematika

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan pembelajaran


Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah dilakukan
perbaikan pada siklus kedua dan ketiga. Pada siklus pertama hanya 9 orang atau
45% dari 20 siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus kedua hasilnya
meningkat dimana 14 orang atau 70% memperoleh nilai 65 ke atas. Pada siklus
ketiga ketuntasan belajar meningkat sebesar 80% dimana 16 siswa memperoleh
nilai 65 ke atas. Dengan demikian target perbaikan sudah tercapai pada siklus
ketiga, sekalipun masih ada 4 siswa yang belum tuntas memperoleh nilai 65 ke
atas.

Pada siklus I tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena guru belum melaksanakan pembelajaran
dengan baik yang diakibatkan oleh guru belum menguasai langkah-langkah
pembelajaran metode demonstrasi melalui media gambar.. Hal ini dijadikan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada
siklus berikutnya telah terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Adanya
peningkatan hasil belajar tersebut merupakan dampak dari perbaikan metode
pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan media gambar sehingga
siswa dapat menangkap dengan baik materi yang disampaikan. Sebagai alat bantu,
media gambar berfungsi memperlancar proses pembelajaran sekaligus menuju
45

tercapainya tujuan pembelajaran. Hal tersebut harus dilandasi adanya keyakinan


bahwa proses pembelajaran dengan bantuan media khususnya media gambar
dapat memperbaiki hasil belajar siswa hingga tercapainya tujuan pembelajaran
matematika. Keberhasilan pembelajaran sangat didukung oleh pemilihan metode
dan media yang tepat. Pembelajaran akan efektif dan efisien jika siswa diajak
berpikir secara aktif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang mengarah pada
proses penyelidikan dan penemuan. Hal ini akan membuat siswa belajar secara
deduktif dan mampu berpikir secara induktif. Dengan demikian siswa akan
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
46

A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran cenderung mengalami peningkatan pada setiap
siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada
materi perkalian dan pembagian bilangan cacah.
2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada materi
perkalian dan pembagian bilangan cacah

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya selalu aktif, kreatif, dan bekerja sama dengan teman
sejawat dalam menemukan dan memecahkan masalah bersama.
2. Guru senantiasa menggunakan media pembelajaran, khususnya media
gambar.
3. Siswa diharapkan termotivasi untuk belajar lebih optimal dan serius
dengan pembelajaran yang menarik dengan media gambar.
4. Siswa yang kurang berhasil harus mendapat perhatian dari guru.
5. Peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini dapat mencari
media-media pembelajaran lain yang lebih menarik yang mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
47

A. Van De,Walle John. (2011). Elementary and Middle School Mathematics,


Sixth Edition, Alih Bahasa oleh Suyono. Jakarta: Erlangga.

Amir, A. (2014). Kemampuan Penalaran dan Komunikasi dalam Pembelajaran


Matematika.Logaritma,Vol. II, No.01

Anggraeni, Krisda T. (2012). Pengaruh penggunaan media gambar terhadap


hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas I SD Negeri
Pandeyan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Arda, Saehana, S., & Darsikin. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran


Interaktif Berbasis Komputer Untuk Siswa Kelas VIII. e-Jurnal Mitra
Sains , 69, Vol 3 (1).hal, 12.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ariyanti, Zidni Immawan Muslimin. (2015). “Efektifitas Alat Permainan Edukatif


(APE) Berbasis Media Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Pada Anak Kelas 2 Di SDN Bulutirto Temanggung”: Jurnal Psikologi.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Arsyad, Azhar. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bahri, Syaiful. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Basri, H, Waspodo & Sumarni.S. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekola Dasar. Jurnal Inovasi
Pendidikan. 3(1). hal, 35-44.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Fadillah, Muhamad. (2012). Desain pembelajaran PAUD.Yogjakarta: Ar Ruzz


Media.
Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syahab. (2012). Quantum Teaching. Jakarta: Zikrul
Hakim Media.

Hamalik, Oemar. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : Bumi Askara.


Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Heruman. (2013). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


48

PT Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, Herman. (2011). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Matematika. Malang: UNM.

Ibid., hal. 15

Jihad A. dan Haris A. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi


Pressindo.

Karim, Abdul Muchtar dkk.( 2011). Pendidikan Matematika 2. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Kosasih, Angkowo . (2017). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:


Grasindo.

Maswan dan Khoirul M. (2017). Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Monks, F. J., dkk.(2011). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai


Bagiannya. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Nurseto, Tejo. (2011). “Membuat Media Pembelajaran yang Baik”.Jurnal


Ekonomi & Pendidikan, 8 (1), hal. 19-35.

Poerwanti, Endang dan Masduk. (2011). Pengembangan Tes Sebagai Instrumen


Evaluasi, Diunduh 28 Mei 2021 dari http://www.google.com/m?
hl=alat+penilaian+hasil+belajar+jurnal+pdf,

Prihandoko, Antonius Cahya. (2012). Memahami Konsep Matematika Secara


Benar Dan Menyajikannya Dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto. (2013). Evaluasi hasil belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rivai, Ahmad dan Nana S. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sadiman, Arif S., dkk. (2012). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,


dan pemanfaatannya) h. 29-30. Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT. Raja
Grafindo Persada.
49

Soebinto & Purwanto (2013). Penerapan Model Kooperatif Tipe Stad Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Bangun Datar
Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN Bulak Rukem I/25.
Surabaya: Skripsi.

Soviawati, Evi.(2011). Pendekatan Matematika realistik (PMR) Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar.
Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. 9 (2) hal. 79-85.

Subarinah, Sri. (2011). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:


Depdiknas.

Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: PT


Sinar Baru Algensindo.

Sulistyorini. (2011). Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.


Yogyakarta: Teras Media.

Sundayana, R. (2016). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supardi. (2015). Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Susilana, Rudi, Riyana C. (2013). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.

Susilowati, Erna. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Poster Session untuk


meningkatkan Keaktifan dan Pemahaman Konsep Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII
Semester I SMP Negeri 2 Selogiri). Surakarta: FKIP UMS.

Tofan, Sandi. (2015). Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan


motivasi dan prestasi siswa pada pembelajaran mata diklat system
bahan bakar bensin di kelas ix tkr smk hidayatul ummah
balongpanggang. Vol 04. Halaman 54-63. Surabaya: JPTM.

Lampiran 1
50

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PRA SIKLUS

Satuan Pendidikan : SDN 21 Gedong Tataan


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II (dua) / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Melakukan perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai dua


angka.

B. Kompetensi Dasar

Melakukan perkalian bilangan cacah yang hasilnya bilangan dua


angka.

C. Indikator

1. Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.

2. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan

dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui video dan PPT siswa mampu mengenal arti perkalian sebagai

penjumlahan berulang.
2. Melalui video dan PPT siswa mampu menyelesaikan permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan:

Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif,


51

dan disiplin.

D. Materi Pembelajaran

Perkalian Bilangan

a. Mengenal Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang

Arti perkalian

Perkalian termasuk bagian yang penting. Marilah kita

belajar perkalian.
Di halaman ada 4 ekor ayam. Berapa kaki 4 ekor ayam?
Berapa banyak kaki 4 ekor ayam? Banyak kaki 4 ekor ayam
2 + 2 + 2 + 2 = ....
Banyak kaki 4 ekor ayam
4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = ....
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh
Ada 4 kelompok apel. Setiap kelompok ada 3 apel.
Berapa banyak apel semuanya?
Penyelesaian

+ + + =
3 + 3 + 3 + 3 = ....
Sama artinya 4 × 3 = ....
Banyak apel semuanya 4 × 3 = 12

b. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan


dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
52

angka.
Contoh:

Doni membeli permen sebanyak 4 kardus kecil.


setiap kardus kecil berisi 4 permen.
Berapa permen yang dibeli Doni?
Penyelesaian:
Banyaknya kardus kecil = 4
Setiap kardus kecil berisi = 4 permen
Banyaknya permen yang dibeli Doni adalah : 4
× 4 = 16
Jadi banyaknya permen yang dibeli Doni adalah 16
permen.
Contoh:
Setiap hari diana makan 3 roti.
Diana makan roti selama 7 hari.
Berapa roti yang dimakan Diana?
Penyelesaian:
Diketahui: Diana setiap hari makan 3 roti.
Ditanyakan: Jumlah roti yang dimakan Diana selama 7 hari.
Banyaknya roti yang dimakan Diana adalah:
7 x 3 = 21
Jadi, selama 7 hari Diana makan 21 roti.

E. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan

di grup whatsapp dan aplikasi zoom.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai- nilai Alokasi


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Karakter Waktu
P
E
N
D
A
H
53

1. Pada waktu yang telah disepakati,


P Peserta Didik dan guru
e mengaktifkan grup chat/bertatap
n
d muka lewat aplikasi zoom
Religius 10 menit
a
2. Guru membuka dengan salam dan
h
u menanyakan kabar Peserta Didik
l
3. Guru mengajak Peserta Didik
u
a untuk berdo’a bersama
n
4. Guru memberikan presensi
kepada Peserta Didik
5. Diawali memberikan motivasi
belajar selama masa pandemi
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada Peserta
Didik.
1. Guru memberikan link materi Mandiri
kepada Peserta Didik
Berfikir kritis

2. Melalui link yang telah diberikan, Komunikatif


Peserta Didik melihat video
pembelajaran dan PPT tentang Kreatif & 60 menit
I tanggung
N perkalian sebagai penjumlahan
jawab
T berulang
I
3. Peserta Didik melakukan tanya
jawab melalui grup zoom meeting
terkait materi yang belum
dipahami
Peserta Didik mengerjakan
lembar kerja melalui daring
1. Membuat kesimpulan kegiatan
2. Pemberian informasi materi yang
P akan dilakukan pada hari
E berikutnya
N
U
T
U
P
54

3. Kelas ditutup dengan salam


dan mengingatkan kepada
Peserta Didik untuk tetap 15 menit
mengikuti anjuran
pemerintah dan selalu
menjaga kesehatan
4. Guru mengajak Peserta Didik
untuk berdo’a bersama
5. Grup zoom meeting ditutup

G. Media dan Sumber Pembelajaran


Media : Video pembelajaran, PPT, buku
paket Matematika, buku LKS
Matematika kelas II SD, dan alat tulis.

Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika dan buku LKS


Matematika kelas II SD.

H. Penilaian

Penilaian dilaksanakan sebelum, selama proses, dan sesudah pembelajaran,


yang meliputi penilaian:

Pengetahun : Menjawab pertanyaan tentang perhitungan perkalian.


Keterampilan : Menjelaskan proses dan cara menghitung perkalian
sebagai penjumlahan berulang
Sikap : Keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran
dan ketepatan pengerjaan tugas

indikator Teknik Bentuk Contoh


Instrumen Instrumen
Menghitung Praktik Isian 5 x 6 = ......
55

perkalian bilangan + ...... +


yang hasilnya ...... + ..... +
bilangan dua angka ...... = .....

Menyelesaikan Tes
permasalahan Tertulis
sehari-hari yang
berkaitan dengan
perkalian bilangan
yang hasilnya
bilangan dua angka

Gedong Tataan, 27 Mei 2021


Mengetahui, Mahasiswa
Kepala SDN 21 Gedong Tataan

Sumargono,S.Pd. Dimas Djuli Handoko


NIP.196105141983031010 NIM. 856987355

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I
56

Satuan Pendidikan : SDN 21 Gedong Tataan


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II (dua) / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

B. Kompetensi Dasar

Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

C. Indikator

1. Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.

2. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian

bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui video dan PPT siswa mampu mengenal arti perkalian sebagai

penjumlahan berulang.

2. Melalui video dan PPT siswa mampu menyelesaikan permasalahan sehari-


hari yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka.

E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan:

Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif,

dan disiplin.

F. Materi Pembelajaran
57

Perkalian Bilangan

a. Mengenal Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang

Arti perkalian

Perkalian termasuk bagian yang penting. Marilah kita

belajar perkalian.
Di halaman ada 4 ekor ayam. Berapa kaki 4 ekor ayam?
Berapa banyak kaki 4 ekor ayam? Banyak kaki 4 ekor ayam
2 + 2 + 2 + 2 = ....
Banyak kaki 4 ekor ayam
4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = ....
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh
Ada 4 kelompok apel. Setiap kelompok ada 3 apel.
Berapa banyak apel semuanya?
Penyelesaian

+ + + =
3 + 3 + 3 + 3 = ....
Sama artinya 4 × 3 = ....
Banyak apel semuanya 4 × 3 = 12

b. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan


dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka.
Contoh:

Doni membeli permen sebanyak 4 kardus kecil.


58

setiap kardus kecil berisi 4 permen.


Berapa permen yang dibeli Doni?
Penyelesaian:
Banyaknya kardus kecil = 4
Setiap kardus kecil berisi = 4 permen
Banyaknya permen yang dibeli Doni adalah : 4
× 4 = 16
Jadi banyaknya permen yang dibeli Doni adalah 16
permen.
Contoh:
Setiap hari diana makan 3 roti.
Diana makan roti selama 7 hari.
Berapa roti yang dimakan Diana?
Penyelesaian:
Diketahui: Diana setiap hari makan 3 roti.
Ditanyakan: Jumlah roti yang dimakan Diana selama 7 hari.
Banyaknya roti yang dimakan Diana adalah:
7 x 3 = 21
Jadi, selama 7 hari Diana makan 21 roti.

G. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan

di grup whatsapp dan aplikasi zoom.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Nilai- nilai Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Karakter Waktu
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
59

1. Pada waktu yang telah disepakati,


P Peserta Didik dan guru
e mengaktifkan grup chat/bertatap
n
d muka lewat aplikasi zoom
Religius 10 menit
a 2. Guru membuka dengan salam dan
h
u menanyakan kabar Peserta Didik
l 3. Guru mengajak Peserta Didik
u
a untuk berdo’a bersama
n 4. Guru memberikan presensi

kepada Peserta Didik


5. Diawali memberikan motivasi
belajar selama masa pandemi
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada Peserta
Didik.
1. Guru memberikan link materi Mandiri
kepada Peserta Didik
Berfikir kritis

2. Melalui link yang telah diberikan, Komunikatif


Peserta Didik melihat video
pembelajaran dan PPT tentang Kreatif & 60 menit
tanggung
I perkalian sebagai penjumlahan
jawab
N berulang
T
I
3. Peserta Didik melakukan tanya
jawab melalui grup zoom meeting
terkait materi yang belum
dipahami

4. Peserta Didik mengerjakan


lembar kerja melalui daring
60

1. Membuat kesimpulan kegiatan


P 2. Pemberian informasi materi yang
E
akan dilakukan pada hari
N
U berikutnya
T 15 menit
U 3. Kelas ditutup dengan salam
P dan mengingatkan kepada
Peserta Didik untuk tetap
mengikuti anjuran
pemerintah dan selalu
menjaga kesehatan
4. Guru mengajak Peserta Didik
untuk berdo’a bersama
5. Grup zoom meeting ditutup

J. Media dan Sumber Pembelajaran

Media : Video pembelajaran, PPT, buku


paket Matematika, buku LKS
Matematika kelas II SD, dan alat tulis.

Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika dan buku LKS


Matematika kelas II SD.

K. Penilaian

Penilaian dilaksanakan sebelum, selama proses, dan sesudah pembelajaran,


yang meliputi penilaian:
Pengetahun : Menjawab pertanyaan tentang perhitungan perkalian.
Keterampilan : Menjelaskan proses dan cara menghitung perkalian
sebagai penjumlahan berulang
Sikap : Keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran
61

dan ketepatan pengerjaan tugas

Indikator Teknik Bentuk Contoh


Instrumen Instrumen
Menghitung perkalian Praktik Isian 4 x 7 = ......
bilangan yang hasilnya + ...... +
bilangan dua angka ...... + ..... +...... = .....
Menyelesaikan Tes Setiap hari diana akan
permasalahan sehari- Tertulis makan 3 roti. Diana
hari yang berkaitan makan roti selama 7
dengan perkalian hari. Berapa roti yang
bilangan yang hasilnya dimakan diana?
bilangan dua angka

Gedong Tataan, 31 Mei 2021


Mengetahui, Mahasiswa
Kepala SDN 21 Gedong Tataan

Sumargono,S.Pd. Dimas Djuli Handoko


NIP.196105141983031010 NIM. 856987355
62

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN 21 Gedong Tataan


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II (dua) / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

C. Indikator

1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.

2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.

3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 1.
2. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 0.
3. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengalikan tiga bilangan satu
angka.
63

E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan

Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat/ komunikatif, kreatif,


dan disiplin.

F. Materi Pembelajaran

Perkalian Bilangan
1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.

Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!

a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1
=3
b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=7
c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1
=4
d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=5
Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri.

2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.

Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!

a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0
=0

b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0

=0

c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0

=0
64

d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0

=0

Semua bilangan jika dikalikan 0 hasilnya adalah 0

3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.

Contoh

a. 2 × 4 × 5 = ....

b. 8 × 1 × 3 = ....

Penyelesaian

a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5

=8×5

= 40

Jadi 2 × 4 × 5 = 40

b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3

=8×3

= 24

Jadi 8 × 1 × 3 = 24

Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari depan.

G. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan

di grup whatsapp dan aplikasi zoom.


65

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai- nilai Alokasi


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Karakter Waktu
1. Pada waktu yang telah disepakati,
P Peserta Didik dan guru
e
mengaktifkan grup chat/bertatap
n
d muka lewat aplikasi zoom
Religius 10 menit
P a
2. Guru membuka dengan salam dan
E h
N u menanyakan kabar Peserta Didik
D l
3. Guru mengajak Peserta Didik
A u
H a untuk berdo’a bersama
U n
4. Guru memberikan presensi
L
U kepada Peserta Didik
A 5. Diawali memberikan motivasi
N
belajar selama masa pandemi
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada Peserta
Didik.
1. Guru memberikan link materi Mandiri
kepada Peserta Didik
Berfikir kritis

2. Melalui link yang telah diberikan, Komunikatif


Peserta Didik melihat video
pembelajaran dan PPT tentang Kreatif & 60 menit
tanggung
I mengenal sifat perkalian dengan
jawab
N bilangan 1 dan bilangan 0.
T
I
3. Peserta Didik melakukan tanya
jawab melalui grup zoom meeting
terkait materi yang belum
dipahami

4. Peserta Didik mengerjakan


66

lembar kerja melalui daring


P 1. Membuat kesimpulan kegiatan
E 2. Pemberian informasi materi yang
N
U akan dilakukan pada hari
T
U berikutnya
P 3. Kelas ditutup dengan salam 15 menit

dan mengingatkan kepada


Peserta Didik untuk tetap
mengikuti anjuran
pemerintah dan selalu
menjaga kesehatan
4. Guru mengajak Peserta Didik
untuk berdo’a bersama
5. Grup zoom meeting ditutup

I. Media dan Sumber Pembelajaran

Media : Benda konkrit berupa permen, buku paket

Matematika
dan buku LKS Matematika kelas II SD,

dan alat tulis.


Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika dan buku LKS

Matematika kelas II SD.

J. Penilaian

Penilaian dilaksanakan sebelum, selama proses, dan sesudah pembelajaran,


yang meliputi penilaian:
Pengetahun : Menjawab pertanyaan tentang perhitungan perkalian.
Keterampilan : Menjelaskan proses dan cara menghitung perkalian
sebagai penjumlahan berulang
67

Sikap : Keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran


dan ketepatan pengerjaan tugas

Indikator Teknik Bentuk Contoh


Instrumen Instrumen
Mengenal sifat perkalian Praktik Isian 3x1 = .....
dengan bilangan 1 4x0 = .....
Mengenal sifat perkalian 2x4x2 = .....
dengan bilangan 0
Mengalikan tiga
Tes
bilangan satu angka
Tertulis

Gedong Tataan, 04 Juni 2021


Mengetahui, Mahasiswa
Kepala SDN 21 Gedong Tataan

Sumargono,S.Pd. Dimas Djuli Handoko


NIP.196105141983031010 NIM. 856987355
68

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS III

Satuan Pendidikan : SDN 21 Gedong Tataan


Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II (dua) / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

B. Kompetensi Dasar

Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

C. Indikator

1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.


2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.
3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 1.
2. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 0.
3. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengalikan tiga bilangan satu
angka.

E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan


69

Kerja keras, jujur, tanggung jawab, mandiri, bersahabat / komunikatif,


kreatif, dan disiplin.

F. Materi Pembelajaran

Perkalian Bilangan

1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.

Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!


a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1
=3

b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1

=7

c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1

=4

d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1

=5

Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu
sendiri.

2. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 0.


Perhatikan perkalian dua bilangan berikut ini!
a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0
=0

b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0

c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0

=0
70

d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0

=0

Semua bilangan jika dikalikan 0 hasilnya adalah 0

3. Mengalikan tiga bilangan satu angka.

Contoh

a. 2 × 4 × 5 = ....

b. 8 × 1 × 3 = ....

Penyelesaian

a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5

=8×5

= 40

Jadi 2 × 4 × 5 = 40

b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3

=8×3

= 24

Jadi 8 × 1 × 3 = 24

Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari depan.

G. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan

di grup whatsapp dan aplikasi zoom.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
71

Nilai- nilai Alokasi


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Karakter Waktu
1. Pada waktu yang telah disepakati,
P Peserta Didik dan guru
e
mengaktifkan grup chat/bertatap
n
d muka lewat aplikasi zoom
Religius 10 menit
P a
2. Guru membuka dengan salam dan
E h
N u menanyakan kabar Peserta Didik
D l
3. Guru mengajak Peserta Didik
A u
H a untuk berdo’a bersama
U n
4. Guru memberikan presensi
L
U kepada Peserta Didik
A 5. Diawali memberikan motivasi
N
belajar selama masa pandemi
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada Peserta
Didik.
1. Guru memberikan link materi Mandiri
kepada Peserta Didik
Berfikir kritis
2. Melalui link yang telah diberikan,
Komunikatif
Peserta Didik melihat video
pembelajaran dan PPT tentang
Kreatif & 60 menit
mengenal sifat perkalian dengan
I tanggung
N bilangan 1 dan bilangan 0. jawab
T
I 3. Peserta Didik melakukan tanya
jawab melalui grup zoom meeting
terkait materi yang belum
dipahami

4. Peserta Didik mengerjakan


lembar kerja melalui daring
72

P 1. Membuat kesimpulan kegiatan


E 2. Pemberian informasi materi yang
N
U akan dilakukan pada hari
T
U berikutnya
P 3. Kelas ditutup dengan salam 15 menit

dan mengingatkan kepada


Peserta Didik untuk tetap
mengikuti anjuran
pemerintah dan selalu
menjaga kesehatan
4. Guru mengajak Peserta Didik
untuk berdo’a bersama
5. Grup zoom meeting ditutup

I. Media dan Sumber Pembelajaran

Media : Benda konkrit berupa permen, lembar soal siklus II,

buku paket Matematika, buku LKS Matematika

kelas II SD, dan alat tulis.


Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika dan buku LKS
Matematika kelas II SD.

J. Penilaian

Penilaian dilaksanakan sebelum, selama proses, dan sesudah pembelajaran,


yang meliputi penilaian:
Pengetahun : Menjawab pertanyaan tentang perhitungan perkalian.
Keterampilan : Menjelaskan proses dan cara menghitung perkalian
sebagai penjumlahan berulang
Sikap : Keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran
73

dan ketepatan pengerjaan tugas

Indikator Teknik Bentuk Contoh


Instrumen Instrumen
Mengenal sifat Tes Isian 4x 1 x 8 =
perkalian dengan Tertulis ......
bilangan 1
Mengenal sifat Tes 9 x 1 = ......
perkalian dengan Tertulis
bilangan 0

Mengalikan tiga Tes 25 x 0 = ......


Tertulis
bilangan satu angka

Gedong Tataan, 07 Juni 2021


Mengetahui, Mahasiswa
Kepala SDN 21 Gedong Tataan

Sumargono,S.Pd. Dimas Djuli Handoko


NIP.196105141983031010 NIM. 856987355

Lampiran 5
74

LEMBAR SOAL PRA SIKLUS

NAMA :
KELAS :
HARI/ Tgl :

Jawablah soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. 5 x 6 = ...... + ...... + ...... + ..... + ...... = .....


2. 4 x 7 = ...... + ...... + ...... + ..... = ......
3. 8 x 5 = ...... + ...... + ...... + ..... + ...... + ...... + ...... + ...... = ......
4.

Ada berapa banyak bebek tersebut?


.......... + .......... + .......... = .......

5.
75

Ada berapa banyak nanas dalam kotak?


........ + ........ + ........ + ........ = .......

6.

Ada berapa banyak seruling yang ada di dalam kotak?


....... + ....... = .......

7.

Ada berapa kupu-kupu yang ada di dalam kotak?


....... + ....... + ....... + ....... + ....... + ....... = .......

6. Ada 4 keranjang di atas meja. Tiap keranjang berisi 6 botol. Berapa jumlah
botol seluruhnya?
76

7. Setiap hari Opi minum obat. Obat yang diminum sebanyak 3 tablet. Opi minum
obat selama 3 hari. Berapa tablet obat yang diminum Opi?

8. Ada 5 meja di restoran. Masing-masing meja terdapat 4 orang yang sedang


makan. Berapa banyak orang yang sedang makan di dalam restoran?
77

Lampiran 6

LEMBAR SOAL SIKLUS II

NAMA :
KELAS :
HARI/ Tgl :

Isilah titik-titik di bawah ini dengan baik dan benar !

1. 1 x 5 = ......

2. 8 x 1 = ......

3. 6 x 0 = ......

4. 0 x 12 = .....

5. 2 x 4 x 2 = ......

6. 4 x 1 x 8 = ......

7. 9 x 1 = ......

8. 25 x 0 = ......

9. 7 x 2 x 2 = ......

10. 0 x 21 = ......
78

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN PRA SIKLUS

1. 6 + 6 + 6 +6 + 6= 30

2. 7 + 7 + 7 + 7= 28

3. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5= 40

4. 6 + 6 + 6= 18

5. 8 + 8 + 8 + 8= 32

6. 9 + 9= 18

7. 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4= 24

8. 4 x 6= 24

9. 3 x 3= 9

10. 5 x 4= 20
79

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. 5
2. 8
3. 0
4. 0
5. 16
6. 32
7. 9
8. 0
9. 28
10. 0
80

Lampiran 9

NILAI TERENDAH DAN TERTINGGI SISWA

Nilai Terendah Pada Siklus 1


81

Nilai Tertinggi Pada Siklus 1


82

Nilai Terendah Pada Siklus 3


83

Nilai Tertinggi Pada Siklus 3


84

Lampiran 10

DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Kegiatan Pendahuluan (Guru membuka pembelajaran/Apersepsi)


85

Kegiatan Inti ( Siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru)


86

Kegiatan Penutup (Siswa menunjukkan lembar hasil kerja)


87

SIKLUS II

Kegiatan Pendahuluan (Guru membuka pembelajaran/Apersepsi)


88

Kegiatan Inti ( Siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru)


89

Kegiatan Penutup (Siswa menunjukkan lembar hasil kerja)

Anda mungkin juga menyukai