LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
Oleh:
2
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) Program S1 BI-PGSD
pada anak di kelas II SDN 21 Gedong Tataan.
Laporan ini dibuat untuk dapat memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional.
Program SI BI-PGSD ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada:
Ibu Dra. Sri Ismuliaty, M.Si selaku Direktur UPBJJ-UT Bandar Lampung.
Ibu Surtiasih, S.Pd selaku ketua POKJAR Kedaton UPBJJ-UT Bandar
Lampung.
Ibu Dewi Asmoro, M.Pd selaku Supervisor I atau Pembimbing.
Kepala Sekolah dan Segenap Dewan Guru SDN 21 Gedong Tataan.
Bapak, Ibu serta keluarga tercinta yang ikut mendukung.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan perbaikan pembelajaran ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis
senantiasa menerima saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan perbaikan pembelajaran ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain yang membaca laporan ini.
4
Dimas Djuli Handoko
NIM. 856987355
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
ABSTRAK
8
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan progam tindak lanjut
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran. Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang
saling terkait, yang meliputi tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan
12
1. Identifikasi Masalah
2. Analisis Masalah
B. Rumusan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan penulis dari perbaikan pembelajaran
ini adalah :
a. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi perkalian dan pembagian bilangan cacah siswa
kelas II SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian
dan pembagian bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan,
Pesawaran.
c. Untuk mengetahui optimalisasi penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan cacah siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan, Pesawaran.
Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini bagi siswa antara lain; siswa
lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran; siswa dapat memahami materi
pelajaran dengan baik; mempermudah siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran; menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat
proses pembelajaran berlangsung; meningkatkan hasil belajar siswa.
Sementara bagi guru diharapkan agar dapat merancang dan membuat rencana
perbaikan pembelajaran, merefleksi dan merevisi kelemahan dalam pembelajaran
yang dilakukan. Memperbaiki pembelajaran berikutnya dengan memanfaatkan
hasil temuan pada pembelajaran sebelumnya. Dan bagi sekolah, penelitian
perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat demi kemajuan
pengalaman belajar di kelas yang lebih bermakna bagi kehidupan pendidikan
khususnya di sekolah dasar sehingga visi misi sekolah dapat tercapai.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Selain itu, matematika mempunyai manfaat yaitu dapat membentuk pola pikir
orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir sistematis, logis, kritis dengan
penuh kecermatan (Sri Subarinah, 2011 : 1). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Sujono (Prihandoko, 2012 : 10) mengemukakan bahwa nilai utama yang
terkandung dalam matematika adalah nilai praktis, nilai disiplin dan nilai budaya.
Matematika dikatakan mempunyai nilai praktis karena matematika merupakan
suatu alat yang dapat langsung dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Matematika terdapat nilai kedisiplinan dengan maksud bahwa belajar
matematika akan melatih orang berlaku disiplin dalam pola pemikirannya.
Matematika mempunyai nilai budaya karena matematika muncul dari hasil
budaya manusia dan berperan besar dalam perkembangan budaya itu sendiri.
sebanyak tiga butir satu kali minum. Jadi, untuk memahami konsep perkalian
anak harus paham dan trampil melakukan operasi penjumlahan”. Heruman (2013:
22) menyatakan pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan secara
berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa
sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Perkalian dapat
juga diartikan suatu langkah untuk melipatgandakan sebuah angka dengan angka
yang lain. Tentu saja untuk mendapatkan angka yang lebih besar.
Lebih lanjut Gerlach & Ely yang dikutip Arsyad Azhar (2012), mengemukakan
tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa
saja yang dapat dilakukan oleh oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau
kurang efisien) melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek. .
b. Ciri manipulatif (Manipulative Property), ciri ini memiliki makna bahwa
transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri
manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar.
c. Ciri distributif (Distributive Property), ciri distributif dari media memungkinkan
suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Menurut Levie dan Lentz dalam Arsyad Azhar (2012), mengemukakan empat
fungsi media pengajaran khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi atensi. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
24
pelajaran.
b. Fungsi afektif, fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif, fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris, fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.
Menurut Sudjana dan Rivai (2011) manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Dalam hubungan ini
Dick dan Carey (Arif S. Sadiman, dkk., (2012) menyebutkan bahwa di samping
kesesuaian dengan tujuan perilaku dipertimbangkan dalam pemilihan media,
yaitu:
a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
b. Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya.
c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama.
d. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
6. Media gambar
Angkowo (dalam Poerwanti, 2015: 390), berpendapat bahwa media gambar
adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Dengan
adanya media gambar, akan dapat membantu guru dan siswa dalam
menyampaikan dan menerima pelajaran, serta dapat menarik dan membantu daya
ingat siswa. Menurut Fadillah dkk, (2012: 3)., media gambar merupakan lambang
dari hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide
yang divisualisasikan ke dalam bentuk 2 dimensi.
Menurut Fuad (2012), Didalam proses pembelajaran, ada enam hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam menggunakan media gambar, yaitu:
1. Seorang guru harus memperhatikan kejelasan materi yang digambarkan /
dituliskan
2. Seorang guru harus yakin bahwa semua murid dapat melihat sketsa itu dan
menghilangkan segala yang merintangi pandangan mereka
3. Menggunakan beraneka raga warna supaya lebih menarik
4. Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaklah menunjukkan keaslian
atas situasi yang sederhana
5. Gambar harus membawa pesan yang cocok untuk tujuan pengajaran yang
sedang dibahas, bukan dari segala bagusnya sajatetapi yang penting gambar
tersebut membawa pesan tertentu.
6. Gambar harus dinamis sesuai dengan aktifitas tertentu.
c. Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi sikap pasif dari
siswa
d. Dengan penggunaan media guru dapat menyampaikan materidengan
persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa (Sadiman, 2011).
dengan menggunakan media dapat berjalan dengan baik. Adapun yang harus di
perhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media gambar diantaranya
adalah :
1. Objektifitas,Unsurobjektifitas dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan. Artinya guru tidak boleh memilih media atas dasar kesenangan
pribadi, media pengajaran menunjukkan keaktifan danefesiensi yang tinggi
maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
2. Program pengajaran, Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak
didik harus sesuai dengan kurikulumyang berlaku baik isinya ataustrukturnya
3. Kualitas teknis
4. Situasi dan kondisi
5. Keaktifan dan efesiensi penggunana media.Keefektifan berkenaan dengan
hasil belajar yang dicapai, sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses
pencapaian hasil belajar (Bahri, 2013).
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil
belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
matematika adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses
belajar dan pembelajaran matematika telah dikuasai dan dimengerti oleh siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri
21 Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Dengan
jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan 8 orang
perempuan. Mata pelajaran yang akan dilakukan perbaikan adalah mata
pelajaran Matematika dengan materi “Perkalian dan Pembagian Bilangan
Cacah”.
2. Tempat Penelitian
Penulis memilih SD Negeri 21 Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran
sebagai lokasi penelitian.
3. Waktu penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 3 siklus pada
semester II tahun pelajaran 2020/2021, sebagaimana terjadwal dalam tabel
berikut:
1. Siklus 1
Perencanaan Siklus 1
Perencanaan di susun dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran yang
ada pada lampiran yang secara garis besar sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar
3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai
5. Mempersiapkan sumber, bahan
6. Menyusun lembar kerja siswa
7. Mengembangkan alat evaluasi
8. Mengembangkan alat observasi pembelajaran
Pelaksanaan Siklus 1
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Siswa mendengarkan kompetensi dasar dan indikator atau materi pelajaran
2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
3. Terlebih dahulu siswa dibagi tiga (3) kelompok, setiap kelompok terdiri 5
orang
4. Siswa melaksanakan diskusi kelompok terhadap materi yang diberikan
35
Pengamatan Siklus 1
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dapat di lihat
pada BAB IV Hasil Penelitian. Untuk menghasilkan data yang objektif
pengamatan dilakukan bekerjasama dengan teman sejawat dengan langkah-
langkah sebagi berikut:
1. Guru mengamati kreatifitas siswa dalam pembelajaran Metode
Demontrasi
2. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan.
3. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran
4. Guru mengamati aktivitas belajar siswa
5. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa
Refleksi Siklus 1
Tindakan perbaikan yang dilakukan ternyata belum mendapatkan hasil yang
memuaskan, karena masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, dari
20 siswa yaitu sebanyak 11 siswa. Sehingga peneliti bersama teman sejawat
memutuskan untuk melakukan siklus ke II.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan melakukan tanya jawab dan diskusi
dengan teman sejawat terhadap guru sebagai peneliti dan siswa,
1) Pada kegiatan pembelajaran setelah dilakukan tindakan menunjukkan
adanya perubahan nilai siswa yaitu 9 (sembilan) orang memiliki nilai > 65
atau 45 % dan masih ada 11 (sebelas) orang yang memiliki nilai <65 atau
55%.
2) Sebagian siswa sudah ada yang aktif bertanya dalam menjawab pertanyaan
36
guru.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian menyeluruh kepada siswa
4) Siswa lebih belum banyak dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar
Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada siklus I akan diperbaiki pada
siklus berikutnya.
2. Siklus 2
Perencanaan Siklus 2
Perencanaan di susun dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran yang ada
pada lampiran yang secara garis besar sebagai berikut:
1. Penentuan standar kompetensi, Kompetensi dasar, indikator dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
2. Pada RPP siklus dua ini difokuskan perbaikan pembelajaran adalah
meningkatkan kreativitas siswa dan hasil belajar Dalam upaya
memperbaiki kelemahan yang didapat pada siklus I maka merencanakan
pada siklus 2 sebagai berikut: (a) Menyusun dan menyempurnakan
rencana pembelajaran perbaikan, (b) Menyiapkan media pembelajaran,
dan (c) Menyiapkan format observasi dan evaluasi
Pelaksanaan Siklus 2
Pada siklus dua ini dilaksanakan revisi terhadap siklus 1. Setelah berdialog
dengan pembimbing telah disepakati bahwa perlu adanya beberapa alat
peraga untuk diperlihatkan berupa gambar. Kegiatan khusus yang dilakukan
untuk meningkatkan penguasaan siswa dengan mempresentasikan hasil
diskusinya berupa video yang kemudian dikirim melalui whatsapp grup. Guru
memberikan penguatan terhadap pekerjaan siswa.
Pengamatan Siklus 2
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus dua dapat di lihat pada
BAB IV Hasil Penelitian. Untuk menghasilkan data yang objektif
pengamatan dilakukan bekerjasama dengan teman sejawat dengan langkah-
langkah sebagi berikut:
1. Guru mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran daring
2. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
3. Bersama teman sejawat mengadakan pengamatan, pemantauan sebagai
evaluasi dan refleksi
4. Siswa mengumpulkan hasil tes
Refleksi Siklus 2
3. Siklus 3
Perencanaan Siklus 3
Pada siklus tiga ini dilaksanakan sedikit revisi terhadap siklus dua. Setelah
berdialog dengan pembimbing dan pengamat telah disepakati bahwa selain perlu
adanya beberapa alat peraga untuk diperlihatkan berupa gambar, juga perlu
adanya model pembelajaran yang cocok digunakan untuk lebih memudahkan
siswa memahami tujuan pembelajaran. Dalam upaya memperbaiki kelemahan
yang didapat siklus 2 maka perencanaan pelaksanaan pada siklus 3 sebagai
berikut:
1. Menyusun dan menyempurnakan rencana pembelajaran perbaikan.
2. Menyiapkan media pembelajaran
3. Membekali siswa dengan keterampilan berkomunikasi yang baik.
4. Guru mengadakan pendekatan persuasif terhadap siswa yang kurang
kreatif
5. Menyiapkan format observasi dan evaluasi.
Pelaksanaan Siklus 3
Guru (Peneliti) dalam menyampaikan materi pelajaran melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
2. Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran
3. Menyajikan materi sebagai pengantar
4. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar berkaitan dengan
materi yang disajikan
5. Guru menunjukkan/ memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
7. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8. Simpulan / rangkuman
39
Pengamatan Siklus 3
1. Guru mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Guru meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
3. Guru mengamati kerjasama siswa dalam proses diskusi kelompok.
4. Bersama teman sejawat mengadakan pengamatan, pemantauan sebagai
evaluasi dan refleksi
Refleksi Siklus 3
Kegiatan refleksi dilakukan penilaian terhadap kerja siswa dalam
menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
peneliti dibantu oleh teman sejawat, adapun hasilnya :
1. Sebanyak 9 peserta didik hasilnya dapat meningkat, pada siklus I hanya 55
% menjadi 80% pada siklus II. Sebagian siswa yang tidak mencapai
ketuntasan belajar adalah karena siswa lambat belajar.
2. Pada siklus perbelajaran III dengan pembelajaran Metode Demontrasi
menggunakan media gambar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari peserta didik dikelas II dengan rata-rata nilai <90%.
3. Kerja kelompok yang dilakukan di kelas II SD Negeri 21 Gedong Tataan
menunjukkan kemampuan Komunikasi siswa sangat baik, sedangkan
aktivitas lain seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
aktivitas diskusi sudah relatif baik.
4. Guru sudah lebih baik mengelola kelas
5. Aktivitas di dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas daring sudah
meningkat dan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar
Dari hasil tes siklus III ini menunjukkan skor rata – rata kemampuan siswa
dalam menguasai materi sudah mencapai target . Hal ini menunjukkan bahwa
40
Data-data diperoleh dengan cara tes dan non tes, lalu dilakukan analisa sebagai
kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Data kualitatif
diperoleh dari hasil pengamatan, yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik di
dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
tertulis yang merupakan tes soal dan jawaban yang diberikan pada peserta didik
dalam bentuk tulisan.
41
1. Mengkonversi skor hasil tes menjadi nilai (X) skala 0 – 100, dengan
menggunakan rumus:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42
Ketuntasan belajar pada Tabel 4.1 diatas secara singkat disajikan pada Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada siklus pertama belum tercapai ketuntasan
belajar, dimana dari 20 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai 65 keatas. Hal
ini terjadi karena guru belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan
baik, sehingga pada siklus kedua dilakukan perbaikan pembelajaran. Pada siklus
kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 14 orang (70%), meskipun
pada siklus kedua mengalami peningkatan namun belum memenuhi kriteria
ketuntasan yang ditetapkan sehingga masih perlu dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar mencapai
80% hal ini menunjukan bahwa pada siklus ketiga telah tercapai ketuntasan
belajar sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Pada siklus I tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena guru belum melaksanakan pembelajaran
dengan baik yang diakibatkan oleh guru belum menguasai langkah-langkah
pembelajaran metode demonstrasi melalui media gambar.. Hal ini dijadikan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada
siklus berikutnya telah terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Adanya
peningkatan hasil belajar tersebut merupakan dampak dari perbaikan metode
pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan media gambar sehingga
siswa dapat menangkap dengan baik materi yang disampaikan. Sebagai alat bantu,
media gambar berfungsi memperlancar proses pembelajaran sekaligus menuju
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
46
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran cenderung mengalami peningkatan pada setiap
siklus perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada
materi perkalian dan pembagian bilangan cacah.
2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas II SDN 21 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada materi
perkalian dan pembagian bilangan cacah
DAFTAR PUSTAKA
47
Arsyad, Azhar. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
PT Remaja Rosdakarya.
Ibid., hal. 15
Rivai, Ahmad dan Nana S. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Soebinto & Purwanto (2013). Penerapan Model Kooperatif Tipe Stad Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Bangun Datar
Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN Bulak Rukem I/25.
Surabaya: Skripsi.
Lampiran 1
50
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui video dan PPT siswa mampu mengenal arti perkalian sebagai
penjumlahan berulang.
2. Melalui video dan PPT siswa mampu menyelesaikan permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka.
E. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan:
dan disiplin.
D. Materi Pembelajaran
Perkalian Bilangan
Arti perkalian
belajar perkalian.
Di halaman ada 4 ekor ayam. Berapa kaki 4 ekor ayam?
Berapa banyak kaki 4 ekor ayam? Banyak kaki 4 ekor ayam
2 + 2 + 2 + 2 = ....
Banyak kaki 4 ekor ayam
4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = ....
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh
Ada 4 kelompok apel. Setiap kelompok ada 3 apel.
Berapa banyak apel semuanya?
Penyelesaian
+ + + =
3 + 3 + 3 + 3 = ....
Sama artinya 4 × 3 = ....
Banyak apel semuanya 4 × 3 = 12
angka.
Contoh:
E. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
H. Penilaian
Menyelesaikan Tes
permasalahan Tertulis
sehari-hari yang
berkaitan dengan
perkalian bilangan
yang hasilnya
bilangan dua angka
Lampiran 2
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui video dan PPT siswa mampu mengenal arti perkalian sebagai
penjumlahan berulang.
dan disiplin.
F. Materi Pembelajaran
57
Perkalian Bilangan
Arti perkalian
belajar perkalian.
Di halaman ada 4 ekor ayam. Berapa kaki 4 ekor ayam?
Berapa banyak kaki 4 ekor ayam? Banyak kaki 4 ekor ayam
2 + 2 + 2 + 2 = ....
Banyak kaki 4 ekor ayam
4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = ....
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh
Ada 4 kelompok apel. Setiap kelompok ada 3 apel.
Berapa banyak apel semuanya?
Penyelesaian
+ + + =
3 + 3 + 3 + 3 = ....
Sama artinya 4 × 3 = ....
Banyak apel semuanya 4 × 3 = 12
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Nilai- nilai Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Karakter Waktu
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
59
K. Penilaian
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 1.
2. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 0.
3. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengalikan tiga bilangan satu
angka.
63
F. Materi Pembelajaran
Perkalian Bilangan
1. Mengenal sifat perkalian dengan bilangan 1.
a. 3 × 1 = 1 + 1 + 1
=3
b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=7
c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1
=4
d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=5
Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri.
a. 3 × 0 = 0 + 0 + 0
=0
b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
64
d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
Contoh
a. 2 × 4 × 5 = ....
b. 8 × 1 × 3 = ....
Penyelesaian
a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5
=8×5
= 40
Jadi 2 × 4 × 5 = 40
b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3
=8×3
= 24
Jadi 8 × 1 × 3 = 24
Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari depan.
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Matematika
dan buku LKS Matematika kelas II SD,
J. Penilaian
Lampiran 4
A. Standar Kompetensi
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 1.
2. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengenal sifat perkalian
dengan bilangan 0.
3. Melalui video dan PPT, peserta didik mampu mengalikan tiga bilangan satu
angka.
F. Materi Pembelajaran
Perkalian Bilangan
b. 7 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=7
c. 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1
=4
d. 5 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1
=5
Semua bilangan jika dikalikan satu hasilnya sama dengan bilangan itu
sendiri.
b. 6 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
c. 5 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
70
d. 7 × 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
=0
Contoh
a. 2 × 4 × 5 = ....
b. 8 × 1 × 3 = ....
Penyelesaian
a. 2 × 4 × 5 = (2 × 4) × 5
=8×5
= 40
Jadi 2 × 4 × 5 = 40
b. 8 × 1 × 3 = (8 × 1) × 3
=8×3
= 24
Jadi 8 × 1 × 3 = 24
Mengalikan tiga bilangan satu angka dapat dilakukan mengalikan dari depan.
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi melalui video guru dan penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
71
J. Penilaian
Lampiran 5
74
NAMA :
KELAS :
HARI/ Tgl :
5.
75
6.
7.
6. Ada 4 keranjang di atas meja. Tiap keranjang berisi 6 botol. Berapa jumlah
botol seluruhnya?
76
7. Setiap hari Opi minum obat. Obat yang diminum sebanyak 3 tablet. Opi minum
obat selama 3 hari. Berapa tablet obat yang diminum Opi?
Lampiran 6
NAMA :
KELAS :
HARI/ Tgl :
1. 1 x 5 = ......
2. 8 x 1 = ......
3. 6 x 0 = ......
4. 0 x 12 = .....
5. 2 x 4 x 2 = ......
6. 4 x 1 x 8 = ......
7. 9 x 1 = ......
8. 25 x 0 = ......
9. 7 x 2 x 2 = ......
10. 0 x 21 = ......
78
Lampiran 7
1. 6 + 6 + 6 +6 + 6= 30
2. 7 + 7 + 7 + 7= 28
3. 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5= 40
4. 6 + 6 + 6= 18
5. 8 + 8 + 8 + 8= 32
6. 9 + 9= 18
7. 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4= 24
8. 4 x 6= 24
9. 3 x 3= 9
10. 5 x 4= 20
79
Lampiran 8
1. 5
2. 8
3. 0
4. 0
5. 16
6. 32
7. 9
8. 0
9. 28
10. 0
80
Lampiran 9
Lampiran 10
SIKLUS I
SIKLUS II