Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Palembang, 8 Juli 2023
Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Rancanglah pengelolaan kelas Bu Ratih sesuai dengan model yang dipilih dalam bentuk
sebuah bagan lengkap dengan langkah dan waktu pembelajaran selama 80 menit! Sertakan
penjelasan kegiatan pembelajaran tersebut.
Jawaban
Berikut adalah rancangan pengelolaan kelas Bu Ratih dengan model Rotasi Pelajaran untuk
mengajar kelas V dan kelas VI dalam waktu 80 menit:
2. Pembelajaran Skala Pada Denah dan Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri
dengan Lingkungan (10-30 menit)
o Bu Ratih memberikan penjelasan yang komprehensif tentang skala pada denah
kepada kelas V dan tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
kepada kelas VI.
o Bu Ratih menggunakan contoh dan ilustrasi untuk membantu pemahaman siswa.
o Bu Ratih mendorong partisipasi aktif siswa dengan mengajukan pertanyaan dan
mendengarkan tanggapan mereka.
o
3. Latihan dan Diskusi (30-50 menit)
o Bu Ratih memberikan latihan dan tugas kepada siswa, terkait dengan topik yang telah
dipelajari.
o Siswa bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk menyelesaikan latihan
tersebut.
o Bu Ratih mengawasi dan memberikan bimbingan kepada siswa saat mereka
mengerjakan latihan.
o Bu Ratih memfasilitasi diskusi kelompok untuk mendorong siswa berbagi pemikiran
dan memperdalam pemahaman mereka.
3. Pembelajaran harus dilakukan secara efektif, salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang pendidik
perlu memahami model-model interaksi dalam kegiatan PKR.
a. Penggunaan model Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dalam pembelajaran dapat memiliki
beberapa alasan yang berkaitan dengan tujuan dan peran guru.
Berikut adalah penjelasan mengenai alasan penggunaan model PBAS dari sudut pandang
tujuan dan peran guru:
➢ Tujuan Pembelajaran yang Mendorong Kemandirian
Model PBAS mendukung tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar. Dalam model ini, siswa dituntut untuk mengambil peran
aktif dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui eksplorasi mandiri,
penemuan, dan pengorganisasian materi pembelajaran. Dengan memberikan panduan atau
arahan yang tepat, guru memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan
belajar secara mandiri.
➢ Mendorong Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah
Model PBAS menekankan pada kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan
mengambil keputusan secara mandiri.
➢ Mendorong Aktivitas Kognitif dan Konstruktivisme
Model PBAS mendorong aktivitas kognitif siswa dengan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk aktif berpikir, merenung, dan membangun pemahaman mereka sendiri.
Siswa didorong untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada
dalam konteks yang bermakna bagi mereka. Guru berperan sebagai fasilitator yang
merangsang dan memandu diskusi, pertanyaan, serta refleksi yang
membantu siswa membangun pemahaman mereka sendiri.
➢ Mengembangkan Keterampilan Belajar Seumur Hidup
Model PBAS membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup yang
esensial dalam menghadapi tantangan di dunia yang terus berubah.
Siswa belajar untuk mengelola waktu, mengatur diri sendiri, mengembangkan keterampilan
riset, mengorganisir informasi, dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka
sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan
keterampilan ini dan memberikan panduan yang relevan.
b. Penggunaan model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) tipe Tutorial Teman Sebaya
(TTS) dalam pembelajaran memiliki alasan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran
dan peran guru.
Berikut adalah penjelasan alasan-alasan tersebut:
➢ Tujuan Pembelajaran Kolaboratif:
Model PBMKS TTS bertujuan untuk mendorong kolaborasi dan interaksi antara siswa
dalam proses pembelajaran. Melalui tutor teman sebaya, siswa dapat saling membantu dan
mendukung satu sama lain dalam pemahaman materi pelajaran.
Tujuan utama PBMKS TTS adalah memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman siswa melalui interaksi antar siswa.
➢ Pembelajaran Aktif dan Konstruktif:
Dalam model PBMKS TTS, siswa secara aktif terlibat dalam membantu dan mengajar
teman sebaya mereka. Mereka membangun pengetahuan mereka sendiri dengan
menjelaskan konsep, memberikan contoh, atau merangkum materi kepada teman sebaya.
Model ini mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam, mengorganisasi informasi
dengan baik, dan mengembangkan keterampilan mengajar yang bermanfaat bagi kedua
belah pihak.
➢ Peningkatan Keterampilan Sosial:
Model PBMKS TTS membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial yang
penting, seperti kemampuan berkomunikasi, empati, dan kerjasama.
Siswa belajar untuk memahami perspektif teman sebaya mereka, mengenali kebutuhan
individu, dan menyampaikan informasi dengan cara yang efektif.
Melalui interaksi tutor teman sebaya, siswa juga mengembangkan keterampilan
mendengarkan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
➢ Guru sebagai Pendukung dan Fasilitator:
Dalam model PBMKS TTS, peran guru adalah sebagai pendukung dan fasilitator
pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, memberi contoh, dan memberikan pedoman
kepada siswa dalam menjalankan peran tutor teman sebaya. Guru juga memberikan
pemantauan dan umpan balik yang relevan kepada siswa untuk memastikan kualitas
pembelajaran yang efektif.
➢ Peningkatan Kepercayaan Diri dan Motivasi:
Dalam model PBMKS TTS, siswa yang bertindak sebagai tutor teman sebaya dapat
merasa lebih percaya diri dan termotivasi karena mereka memiliki kesempatan untuk
mengajar dan membantu teman sekelas mereka.
Hal ini membantu dalam membangun kepercayaan diri, meningkatkan pemahaman mereka
sendiri, dan memperkuat rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran.
c. untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru di sini berperan sebagai fasilitator
dalam menyajikan masalah yang menantang dan membutuhkan pemecahan melalui pemikiran
kritis.
Dengan model pembelajaran ini guru dapat mengajak siswa untuk berpikir lebih mendalam,
menganalisis situasi, mengevaluasi berbagai solusi. Mereka juga akan mengembangkan
kemampuan untuk membuat keputusan yang berdasarkan pemikiran logis dan rasional.
Selain itu, penggunaan model OPS juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir
kreatif siswa. Guru berperan dalam menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pemikiran
kreatif siswa dengan memberikan ruang untuk eksplorasi, eksperimen, dan ide-ide inovatif.
Penggunaan model OPS juga dapat memperkuat peran guru sebagai pembimbing dan
pendamping siswa dalam proses pembelajaran. Guru membantu siswa dalam merumuskan
masalah sampai merancang strategi pemecahan masalah.
Sementara itu, tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat memahami kata
sapaan dan ciri-ciri kata sapaan, sedangkan tujuan pembelajaran PPKn adalah agar siswa dapat
mengenal kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga.
Tujuan-tujuan ini menggarisbawahi hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran.
Secara keseluruhan, rumusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam rancangan PKR Pak
Roni terlihat baik dan terstruktur dengan baik.
Indikator-indikator tersebut relevan dengan muatan pelajaran yang diajarkan dalam kelas II dan
III, dan tujuan pembelajaran juga sesuai dengan materi yang ingin disampaikan kepada siswa.
Aspek lain seperti metode pengajaran, bahan ajar, penilaian hasil belajar, dan penyesuaian
terhadap kebutuhan siswa juga perlu dievaluasi.
Dalam hal ini, Pak Roni perlu mengembangkan strategi pengajaran yang kreatif dan
menghadirkan bahan ajar yang menarik dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Selain itu, penilaian hasil belajar siswa harus dilakukan secara komprehensif, termasuk aspek
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran.
Dalam mengajar PKR, Pak Roni juga harus memperhatikan perbedaan kebutuhan dan tingkat
perkembangan siswa di kelas II dan III.
Penggunaan variasi metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik dan minat siswa dapat
membantu mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif.
TERIMA KASIH