Disusun oleh
MEDAN
2016.2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN PKN
NIM : 835265727
Mengetahui
Supervisor 1 Mahasiswa
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
SRI REJEKI
NIM.835265727
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas hingga terselesaikannya
penulisan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dalam
laporan penelitian ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Penulis
SRI REJEKI
NIM.835265727
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
ABSTRAK ..............................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kesimpulan..........................................................................................37
B. Saran ...................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Identifikasi Masalah
Dengan melihat dan mengamati hasil belajar siswa yang menunjukkan
kekurang berhasilan dalam mengajar, peneliti mencoba untuk bertanya, meminta
saran dan masukan dari teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
pembelajaran yang peneliti lakukan.
2. Analisis Masalah
Dengan telah ditemukannya identifikasi masalah dalam pembelajaran awal,
peneliti dengan bantuan teman sejawat menganalisa kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan , yang akan menjadi dasar dari kegiatan pembelajaran berikutnya.
a. Penyampaian materi yang terlalu cepat sebagai akibat dari kepercayaan diri
yang berlebihan dari peneliti saat proses penyampaian materi. Hal ini
disebabkan peneliti merasa enjoi dan menganggap materi mudah diterima
siswa.
b. Metode penyampaian yang digunakan guru dirasa masih kurang bisa membawa
suasana pembelajaran yang membangkitkan keaktifan siswa, sehingga dari
analisis yang dilakukan peneliti untuk metode pembelajaran perlu ditambah
agar bisa menarik minat belajar siswa.
c. Seperti halnya metode, penggunaan media pembelajaran untuk pembelajaran
dengan materi pokok Pemerintahan Desa dan Kecamatan , perlu menghadirkan
model pembelajaran yang mampu mendekatkan pemahaman dan menarik
perhatian siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi sekolah :
Sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
2. Manfaat bagi peneliti/guru :
Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan hasil
belajar PKn dengan menggunakan alat peraga skema struktur
pemerintahan desa dan kecamatan.
3. Manfaat bagi siswa :
Dapat mendorong siswa aktif dan mampu berkreatifitas dalam belajar serta
merasa senang dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi bisa
meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Konkrit
Konkrit memandang makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integratif
Pada tahp usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang di pelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilih-milih konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berfikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal0hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perludiperhatikan mengenai urutan
logis, keterkaitan antar materi dan cakupan keluasan dan kedalaman materi.
Dari tujuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, diketahui bahwa
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan memuat beberapa hal yang memuat nilai-
nilai karakter. Untuk mencapai tujuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki komponen-komponen yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter
kewarganegaraan (civic disposition) yang masing-masing memiliki unsur. Unsur-
unsur dari ketiga komponen tersebut dapat dilihat dalam lampiran 1. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat dikemukakan tujuan Pendidikan Kewaranegaran dapat
diartikan sebagai mata pelajaran yang fokus pada pembentukan warga negara
yang memiliki keterampilan intelektual, ketrampilan berpartisipasi dalam setiap
kegiatan kewarganegaraan dan memiliki karakter kewarganegaraan yang kuat
sehingga menjadikan warga negara yang cerdas dan berkarakter.
D. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik
secara ( learning dan teaching ). Dengan demikian belajar merupakan cakupan
dari pembelajaran sepihak. Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh dua orang atau pendidik dengan peserta didik yang mengandung
dua unsur yaitu belajar dan mengajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan
dari istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Hamalik (1994:57) menyatakan bahwa pembelajran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembalajaran.manusia yang terlihat dari sistem pembelajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan utlis dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas perlengkapan terdiri atas ruang
belajar, media visual atau alat peraga. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, kosep-konsep, informasi atau situasi
baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif siswa .
proses belajar tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yangn utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara
baik dan tidak lupa dilupakan. Dengan demuikian agar terjadi belajar bermakna
maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep
tersebut dengan pengetahuan yang akan diajarkan. Dengan kata lain belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengar orang/guru
menjalaskan.
F. Hasil Belajar
Menurut Gagne seperti dikutip Ratna Wilis dahar dalam bukunya. Teori-
Teori Belajar dan Pembelajaran ( 2011; 02 ) belajar didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.
Skinner ( dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4 ) mengatakan belajar merupakan suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Hal senada diungkapkan Rusman bahwa belajar adalah proses perubahan ingkah
laku individu sebagai hasildari pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkunagn ( Rusman,2011: 134 ). Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku,
pada saat orangbelajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia
tidak belajar, responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan
sebagaisuatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.
Ratna Wilis Dahar mengatakan bahwa bealajar dihasilkan dari pengalaman
dengan lingkungan, yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-
stimulus dan respons-respons ( 2011: 03 ). Hal senada diungkapkan Isriani
dan Dewi ( 2012: 4 ) bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku
seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan.
Dari beberapa definisi belajar diatas tersirat bahwa agar terjadi
prosesbelajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar
mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai
pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan pengalaman
belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aktifitas guru
untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung
optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru
bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga
siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan
pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling
memungkinkan proses belajar siswa berlangsung efektif dan efisien
adalah dengan adanya tujuan dari belajar itu sendiri.
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22 ) hasil belajar
adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap,
apersepsi, dan keterampilan. Selain itu Thobroni dan Mustofa ( 2011: 24 )
mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan Sadjana dalam
sarjanaku.com ( 2011 ) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan –
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Gagne dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22-23) berpendapat bahwa
hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi,
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Jika diselaraskan
dengan pendapat Bloom dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 23-24 ), yang
menyebutkan cakupan hasil belajar terdiri dari tiga hal, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor, dapat dikatakan bahwa hasil belajar tidak hanya mencakup salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan secara keseluruhan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dam keterampilan yang diperoleh siswa
setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehungga dapat
mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari – hari
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sudjana dalam sarjanaku ( 2011: 93 ) hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa ( internal ) dan
faktor dari luar diri siswa ( external ). Dari pendapat ini, faktor yang dimaksud
adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti
yang dikemukakan oleh Clark dalam ( 2011 ) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi
oleh lingkungan, demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang
paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yaitu faktor – faktor yang berada didalam dan diluar siswa, yang
tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik bersifat bawaan maupun keturunan.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Faktor lingkungan keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat.
d. Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belanja, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Keterangan :
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 105390 Pulau Gambar
Kec.Serba Jadi Kab. Serdang Bedagai pada mata pelajaran PKN. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 4
orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
oktober 2016 (mulai dari kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan ).
Perencanaan I
Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1
Pengamatan 1
Perencanaan II
Pengamatan II
b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
b. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta
penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Akhir
3. Tahap Observasi
4. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi
dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran
setelah diterapkannya model cooperative learning . Hasil analisis data yang
dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan kurikulum.
b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta
penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus
II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “Organisasi Pemerintahan kecamatan”.
Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
b. Guru menjelaskan tentang pengertian pemerintahan kecamatan.
c. Guru menjelaskan fungsi pemerintahan kecamatan
d. Menempelkan / menggambarkan struktur pemerintahan kecamatan
e. Siswa mengamati gambar yang di pajang di papan tulis
f. Guru menjelaskan media gambar yang ditempelkan
g. Siswa mencatat keterangan guru
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
3. Tahap Observasi
Seperti siklus sebelumnya, pada tahap ini dilaksanakan pengamatan
terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi
yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen
yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses
pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui metode cooperative
learning. Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan untuk di
analisis dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan yaitu:
1. Perubahan sifat pembelajaran yang semula berpusat kepada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
3. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
PKn Kelas IV SD Negeri No.105390 Pulau Gambar Kec. Serbajadi Kab.
Serdang B edagai.
R
NP = —— X 100 %
SM
Keterangan:
NP = Nilai persen atau nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)
b. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang akan dikerjakan siswa pada
siklus I, siklus II. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-
rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Σ X1
rumus: X = ——
N
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya Siswa
X1 = Nilai Siswa (Adaptasi dari Herrhyanto dkk., 2009: 4.2).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di akhir pelaksanaa siklus I siswa diberi tes hasil belajar yang bertujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan. Adapun data hasil belajar yang
bertujuan untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini .
Adapun jumlah persentase belajar siswa adalah 66% sehingga masih belum
sesuai kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan ( suatu kelas
dikatakan tuntas belajar jika dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap). Oleh karena itu perlu dilakukan kembali perbaikan pembelajaran
yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar siswa , maka dilanjutkan dengan
pelaksanaan siklus II.
e. Refleksi
Adapun keberhasilah dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan pada
siklus I ini diuraikan sebagai berikut :
1) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang serius ketika berdiskusi
kelompok
2) Masih terdapat siswa yang malu bertanyan kepada guru
3) Dari data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa jummlah persentase
ketuntasan siswa 66% sehingga masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasa
belajar klasikal yang telah di tetapkan.
a) Guru harus bisa melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif learning
b) Guru harus lebih banyak memotivasi belajar siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung
c) Guru harus memantau segala aktivitas yang dilakukan siswa
3. Siklus II
a. Permasalahan
Berdasarkan hasil belajar di bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan SD
Negeri No. 105390 Pulau Gambar, permasalah yang dialami siswa dalam
mempelajari materi pemerintahan desa dan kecamatan adalah siswa kurang
aktif ddalam belajar kelompo dan siswa juga masih ragu dalam
menyampaikan pendapat dalam kelompoknya.
b. Perencanaan tindakan
Adapun langkah-langkah yang di tempuh dalam perencanaan ini adalah :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajara ( RPP ) Yang berisikan langkah-
langkah kegiatan dalam menggunakan metode kooperatif learning sebagai
upaya mengatasi permasalah yang terjadi dalam siklus I
2) Mengupayakan agar siswa aktif melakukan diskusi kelompoknya
3) Memberi tugas pada setiap kelompok
c. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari satu pertemuan berdasarka
RPP yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajara pada siklus II yaitu :
d. Pengamatan / pengumpulan
Berdasarkan hasil penelitian , dapat dianalisis yang mencakup beberapa hal yaitu :
Siswa dapat aktif mengikutin pembelajaran
Siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya kepada guru
Diakhir pelaksanaan siklus II siswa diberikan tes hasil belajar yang bertujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan. Adapun data hasil belajar selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini .
Tabel 4. Hasil belajar siswa pada siklus II
Berdasarkan preolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
telah meningkat dan mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Karena
ketuntasan belajar telah tercapai, maka penulis tidak melanjutkan ke siklus III. Hal
ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan
desa dan kecamatan .
e. Refleksi
Dari tes analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
kemampuan belajar siswa. Peningkatan ini terjadi setelah diberikan pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif learning yang dirancang pada siklus I
Dan II yang beracuan pada pengalaman di siklus I. Peningkatan rata-rat tes
sebelumnya yaitu sebesar 21.67 dan ketuntasan klasikalnya sebesar 34%.
70%
60%
50%
40% Column1
Column2
30%
Column4
20%
10%
0%
Tuntas Tidak tuntas
2. Siklus II
Tabel hasil belajar siswa pada siklus II
100%
90%
80%
70%
60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1
30%
20%
10%
0%
tuntas tidak tuntas
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang disajikan pada BAB IV
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode kooperatif learning di kelas
IV SD Negeri NO. 105390 Pulau Gambar Kec. Serbajadi Kab. Serdang Bedagai
dapat berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dimulai dari tes prasiklus, terdapat 8 siswa yang telah tuntas belajar dan terdapat 7
siswa yang tidak tuntas belajar. Pada tahap prasiklus terdapat jumlah persentase
ketuntasan belajar siswa adalah 53%. Sehingga masih belum sesuai dengan
kriteria ketuntasan klasikal yang telah di tetapkan ( suatu kelas dikatakan tuntas
belajar jika dikelas tersebut diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar siswa
adalah 85%). Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus I di peroleh
66% yang telah tuntas belajar dan terdapat 5 siswa (34%)yang tidak tuntas belajar.
Maka agar hasil belajar lebih memuaskan proses perbaikan pembelajaran
dilanjutkan pada siklus II. Dengan menggunakan metode kooperatif learning
diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar siswa adalah 100%.
(R P P)
PRASIKLUS
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
1. Pemerintahan Desa
Seorang kepala desa di lantik oleh bupati/walikota, paling lambat 30 hari seteleha
dinyatakan terpilih. Kepala desa mempuyai tugas dan tanggung jawab,
diantaranya :
D. Langkah-langkah Pembelajaran
4. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang lembaga yang ada di
desa
E. Sumber Pembelajaran
F. Penilaian
3. Bentuk : essay
Soal Latihan
Nama :
Kelas :
Kunci Jawaban
5. Warganya sendiri.
(RPP PERBAIKAN)
SIKLUS 1
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
I. A .Tujuan pembelajaran :
Perbedaan desa dan kelurahan dapat terlihat dari pemimpin dan cara
pemilihanya. Lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah. Lurah adalah
seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang mampu dan cakap dalam
menjalankan tugas.
2. Memberdayakan masyrakat
3. Melayani masyarakat
3. Bebas Narkoba
VI. Penilaian
Teknik : tugas kelompok
Bentuk : tes tertulis
Instrumen soal
Nama Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas/Semester : IV/I
1. 1.
2. 2.
3. 3.
1. Kota
2. Lurah
3. RT, RW, Dewan Kelurahan
4. Bupati/Walikota
5.
(RPP PERBAIKAN)
SIKLUS II
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Pemerintahan Kecamatan
VII. Penilian
Teknik : Tugas individu
Bentuk : Tes tertulis
Instrumen soal
Nama Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas/Semester : IV/I