Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PKP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN
MELALUI METODE KOOPERATIF LEARNING SISWA
KELAS IV SD NEGERI NO.105390 PULAU GAMBAR
KEC. SERBA JADI KAB. SERDANG BEDAGAI

Disusun oleh

NAMA : SRI REJEKI


NIM : 835265727
PROGRAM STUDI : PGSD-SI
POKJAR : SEI RAMPAH
NAMA SEKOLAH : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA

MEDAN

2016.2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN

PEMBELAJARAN PKN

Nama Mahasiswa : SRI REJEKI

NIM : 835265727

Program studi : PGSD-SI

Tempat mengajar : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar

Jumlah siklus pembelajaran :2

Hari dan tanggal pelaksanaan : Siklus 1, hari Rabu, tanggal 11-10-2016

Siklus 2, hari Rabu, tanggal 18-10-2016

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN


melalui metode kooperatif learning

Serdang Bedagai, November 2016

Mengetahui

Supervisor 1 Mahasiswa

Dr.ARNITA SITORUS,M.Pd SRI REJEKI


NIP.195810141986032003 NIM.83526572
Hp.085276141712
LEMBAR PERNYATAAB BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada program studi S1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang say


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Serdang Bedagai, November 2016

Yang membuat pernyataan

SRI REJEKI

NIM.835265727
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, hanya


dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas dengan tema “Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKN melalui metode kooperatif learning siswa kelas IV SD Negeri
No.105390 Pulau Gambar Kec.Serba Jadi Kab.Serdang Bedagai

Laporan penelitian ini disusun dalam rangka upaya penulis untuk


memperbaiki proses pembelajaran PKN di SDN 105390 PULAU GAMBAR
KECAMATAN SERBA JADI.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas hingga terselesaikannya
penulisan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Peneliti ini tidak terlepas


dari berbagai kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak, agar laporan penelitian ini dapat menjadi lebih baik.

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis sajikan dalam
laporan penelitian ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Serdang Bedagai, November 2016

Penulis

SRI REJEKI

NIM.835265727
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

ABSTRAK ..............................................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1


1. Identifikasi Masalah.........................................................................3
2. Analisis Masalah..............................................................................3
3. Alternatif Pemecahan Masalah......................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Peneliti....................................................................................5

BAB II : KAJIAN PUTAKA

A. Teori Penelitain Tindakan Kelas............................................................6


B. Karakter Peserta Didik...........................................................................6
C. Karakter Mata Pelajaran PKN................................................................7
D. Penegrtian Belajar Dan Pembelajaran.................................................10
E. Metode Kooperatif learning................................................................11
F. Hasil Belajar.........................................................................................16
BAB III :PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian................................................19


B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran..........................................19
C. Urutan penelitian Tindakan Kelas.......................................................20
D. Teknik Analisis Data............................................................................24

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASA

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................27


B. Pembahasa Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .......................33

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................37
B. Saran ...................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

1. Tabel Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.............................................19


2. Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus............................................................27
3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I..............................................................29
4. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II.............................................................32
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar diagram Wardhani........................................................................20
2. Gambar kegiatan proses belajar ( lampiran )
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP
2. Format Perencanaan PTK
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I dan RPP Perbaikan Siklus II
4. Lembar observasi
5. Jurnal Bimbingan Dengan Supervisor 2
6. Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk Persiklus
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial, aktivitas dan


hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, serta untuk mendeskripsikan
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif lerning.
Penelitian ini menggunakan penilaian proses, penilaian hasil belajar siswa serta
refleksi pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri No.105390 Pulau Gambar Kec.Serba Jadi Kab.Serdang Bedagai. Dari hasil
penelitian penulis melakukan pengamatan sebanyak 2 siklus , dimana pada tahap
prasiklus hanya 53% siswa yang tuntas belajar. Melihat kenyataan ini penulis
membuat perbaikan pembelajaran pada tahap siklus I. Pada tahap ini ketuntasan
klasikal belajar siswa sebesar 66%, agar siswa dapat mencapai nilai KKM yang
telah di tetakan yaitu sebesar 85% maka penulis melakukan perbaikan
pembelajaran di siklus II dengan menggunakan metode pembelajara kooperatif
learning dan ternyata diperoleh hasil yang memuaskan seluruh siswa sudah tuntas
mendapatkan nilai KKM yang diharapkan. Untuk itu penelitian perbaikan
pembelajaran di akhiri pada siklus II.
Kata-kata kunci :

 Metode kooperatif learning


 Hasil belajar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalahnya

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ) merupakan mata


pelajaran yang mempokuskan pada pembentukan warganegara yang memehami
dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1995. Selain itu mata pelajaran Pkn merupakan bidang kajian
Interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan dari
beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara,
moral dan filsafat. Kerwaganegaraan dipandang sebagai mata pelajara yang
memegang peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik yang
sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara republik Indonesia.
Faktor lainya merupakan masalah dalam proses pembelajaran PKN adalah
dalam penyampaian materi pelajaran, guru masih terikat pada buku paket,
penggunaan media yang belum optimal, belum maksimalnya lingkungan sekolah
di gunakan sebagai sumber sarana pelajaran dan kurangnya penguasaan serta
pemahaman metodologi pembelajaran. Seperti yang di ungkapkan Udin S.
Winataputra bahwa: Pengajaran PKN di sekolah cenderung menitikberatkan pada
penguasaan hapalan, proses pembelajaran yang berpusat pada guru, terjadi banyak
miskonsepsi, sitiasi kesal yang membosankan siswa, ketidak lebih unggulan guru
dari sumber yang lain, ketidakmutahiran sumber belajar yang ada, sistem ujian
yang sentralistik, pencapaian tujuan kognitif yang “Mengulit bawang’’, rendahnya
rasa percaya diri siswa, sebagai dari amat lunaknya isi pelajaran, kontadiksi materi
dengan kenyataan, dominannya latihan berpikir taraf rendah, guru yang tidak
tangguh, persepsi negatif dan prasangka buruk dari masyarakat terhadap
kedudukan dan peran ilmu sosial dalam pembangunan masyarakat.Dari penjelasan
di atas, menyadarkan kita bahwa kondisi-kondisi tersebutlah yang merupakan
penyebab pendidikan kita tertinggal dari negara-negara lain termasuk
oleh negara-negara tetangga. Akhirnya dampak kurang baik yang sering kita
saksikan dan alami adalah rendahnya kreativitas, minat, dan motivasi belajar
siswa yang berkaitan pada rendahnya prestasi dan hasil belajar siswa.
Dengan demikian salah satu tentang mendasar dalam proses pembelajaran ini
adalah mencari strategi atau model pembelajaran yang inovatif dan realistis yang
memungkinkan bagi peningkatan kreatifitas siswa dan kualitas pembelajaran,
yang paada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
khususnya bagi peningkatan hasil belajar siswa. Agar proses pembelajaran
menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (
PAIKEM ) dapat di lakukan dengan berbagai cara ini, sedang dan terus
dikembangkan berbagai jenis model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan profesional guru agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam
menyampaikan pelajaran. Model pembelajaran sangat berguna bagi guru dalam
menentukan apa yang harus dilakukannya dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetepkan.
Untuk menjaga keseimbangan dimensi pendidikan di Indonesia maka
kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam mensukseskan
jalannya pendidikan. Dalam pembelajaran guru melakukan model-model
pembelajaran dengan tanpa alat peraga, dengan alat penilaian sesuai materi
pembelajaran, hasil penilaian direkap dan dirata-rata. Untuk berikutnya
pembelajaran dilakukan menggunakan alat peraga sekema struktur pemerintahan
desa dan kecamatan, dan alat penilaian yang sama pada pembelajaran awal,
kemudian hasil penilaian direkap dan dirata-rata. Selanjutnya kedua hasil
penilaian tersebut dibandingkan dan di amati perbedaannya sehingga akan
ditemukan kemungkinan-kemungkinan terjadi perbedaan tinggirendahnya nilai
rata-rata yang didapat siswa. Hal tersebut terlihat pada hasil pembelajaran dari 15
siswa, baru 8 siswa yang mencapai ketuntasan minimal, sedang 7 siswa lainnya
masih di bawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil diskusi
antara guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran PKn materi Sistim Pemerintahan Desa dan Kecamatan dengan
menggunakan alat peraga Skema Struktur Pemerintahan Desa dan Kecamatan,
disepakati untuk bisa dipergunakan sebagai penelitian .

1. Identifikasi Masalah
Dengan melihat dan mengamati hasil belajar siswa yang menunjukkan
kekurang berhasilan dalam mengajar, peneliti mencoba untuk bertanya, meminta
saran dan masukan dari teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
pembelajaran yang peneliti lakukan.

Setelah melakukan identifikasi masalah dari proses pembelajaran yang


dillakukan, akhirnya ditemukan beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab
kekurang berhasilan peneliti dalam mengajar, hal – hal tersebut adalah :

a. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam menyampaikan materi


yang terlalu cepat, khususnya dalam jabaran materi pemerintahan desa dan
kecamatan, sehingga materi ajar yang disampaikan belum bisa di pahami
siswa.
b. Metode pembelajaran yang masih kurang menarik perhatian siswa, khususnya
masih dominannya metode tanya jawab.
c. Media pembelajaran yang masih kurang menarik perhatian siswa, karena
dalam proses pembelajaran ini guru hanya menggunakan buku pelajaran saja..

2. Analisis Masalah
Dengan telah ditemukannya identifikasi masalah dalam pembelajaran awal,
peneliti dengan bantuan teman sejawat menganalisa kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan , yang akan menjadi dasar dari kegiatan pembelajaran berikutnya.

Hasil temuan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian materi yang terlalu cepat sebagai akibat dari kepercayaan diri
yang berlebihan dari peneliti saat proses penyampaian materi. Hal ini
disebabkan peneliti merasa enjoi dan menganggap materi mudah diterima
siswa.
b. Metode penyampaian yang digunakan guru dirasa masih kurang bisa membawa
suasana pembelajaran yang membangkitkan keaktifan siswa, sehingga dari
analisis yang dilakukan peneliti untuk metode pembelajaran perlu ditambah
agar bisa menarik minat belajar siswa.
c. Seperti halnya metode, penggunaan media pembelajaran untuk pembelajaran
dengan materi pokok Pemerintahan Desa dan Kecamatan , perlu menghadirkan
model pembelajaran yang mampu mendekatkan pemahaman dan menarik
perhatian siswa.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang harus diperbaiki
yaitu penggunaan metode mengajar dan media yang lebih bervariasi dan lebih
melibatkan anak dalam belajar aktif. Pada penelitian perbaikan pembelajaran guru
akan menggunakan metode mengajar kooperatif learning. Dimana siswa yang
berperan aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
pengarah, fasilitator, yang berperan meluruskan pemahaman anak yang salah
terhadap suatu kajian materi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah, analisis, serta alternatif pemecahan masalah


diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN


melalui metode kooperatif learnings siswa kelas IV SD Negeri No.105390
Pulau Gambar Kec.Serba Jadi Kab.Serdang Bedagai

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
metode kooperatif learning dalam peningkatan hasil belajar siswa terhadap
materi pemerintahan desa dan kecamatan dengan menggunakanmedia gambar
dikelas IV SD Negeri No.105390 Pulau Gambar.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi sekolah :
Sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
2. Manfaat bagi peneliti/guru :
Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan hasil
belajar PKn dengan menggunakan alat peraga skema struktur
pemerintahan desa dan kecamatan.
3. Manfaat bagi siswa :
Dapat mendorong siswa aktif dan mampu berkreatifitas dalam belajar serta
merasa senang dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi bisa
meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Thiharstuti, (2008:2),
dikatakna bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatau bentuk refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ), dalam
situasi – situasi sosial ( termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b)
pengertian mengenai praktik-praktik ini , dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-
lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu
pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan
mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis
terhadap praktik mengajar tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian
Tindakan Kelas bukan hanya sekedar mengajar, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan
kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap oroses perubahan
dan perbaikan proses pembelajaran. PTK medorong guru untuk berani bertindak
dan berfikir dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri dan
bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas jelas bahwa dilakukanya Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) adalah dalam rangka guru bersedia untuk
mengintrospeksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya
sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup profesional untuk selanjutnya
diharapkan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas anak didiknya.
B. Karakteristik Peserta Didik
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada tentang
usia tersebut anak ini mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut :
1) Mulai memendang dunia secara objektif bergeser dari satu aspek situasi ke
aspek lain secara reflektif dan menganggap unsur-unsur secara serentak.
2) Mulai berfikir secara operasional.
3) Mempergunakan cara berfikir secara opersional untuk mengklasifikasikan
benda-benda.
4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan – aturan, prinsip
ilmiah sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecendrungan belajar


anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri yaitu :

1. Konkrit
Konkrit memandang makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integratif
Pada tahp usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang di pelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilih-milih konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berfikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal0hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perludiperhatikan mengenai urutan
logis, keterkaitan antar materi dan cakupan keluasan dan kedalaman materi.

C. Karakteristik Mata Pelajaran PKN


1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. Kemudian menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18) menyatakan bahwa
PKn ialah media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara sadar,
cerdas, dan penuh tanggung jawab. Karena itu, program PKn memuat konsep-
konsep umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang
lain yang cocok dengan target tersebut.
Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan diartikan
sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang
memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28). Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang merupakan satu rangkaian
proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter
bangsa Indonesia, cerdas, terampil, dan bertanggungjawab sehingga dapat
berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD
1945.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.Tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Ahmad Sanusi (dalam Cholisin: 2004:15) menyebutkan bahwa
konsepkonsep pokok yang lazimnya merupakan tujuan Civic Education pada
umumnya adalah sebagai berikut:
a. Kehidupan kita di dalam jaminan-jaminan konstitusi.
b. Pembinaan bangsa menurut syarat-syarat konstitusi.
c. Kesadaran warga negara melalui pendidikan dan komunikasi politik.
d. Pendidikan untuk (ke arah) warga negara yang bertanggung jawab.
e. Latihan-latihan berdemokrasi.
f. Turut serta secara aktif dalam urusan-urusan publik.
g. Sekolah sebagai laboratoriun demokrasi.
h. Prosedur dalam pengambilan keputusan.
i. Latihan-latihan kepemimpinan.
j. Pengawasan demokrasi terhadap lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif.
k. Menumbuhkan pengertian dan kerjasama Internasional.

Dari tujuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, diketahui bahwa
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan memuat beberapa hal yang memuat nilai-
nilai karakter. Untuk mencapai tujuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki komponen-komponen yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter
kewarganegaraan (civic disposition) yang masing-masing memiliki unsur. Unsur-
unsur dari ketiga komponen tersebut dapat dilihat dalam lampiran 1. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat dikemukakan tujuan Pendidikan Kewaranegaran dapat
diartikan sebagai mata pelajaran yang fokus pada pembentukan warga negara
yang memiliki keterampilan intelektual, ketrampilan berpartisipasi dalam setiap
kegiatan kewarganegaraan dan memiliki karakter kewarganegaraan yang kuat
sehingga menjadikan warga negara yang cerdas dan berkarakter.
D. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik
secara ( learning dan teaching ). Dengan demikian belajar merupakan cakupan
dari pembelajaran sepihak. Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh dua orang atau pendidik dengan peserta didik yang mengandung
dua unsur yaitu belajar dan mengajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan
dari istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Hamalik (1994:57) menyatakan bahwa pembelajran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembalajaran.manusia yang terlihat dari sistem pembelajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan utlis dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas perlengkapan terdiri atas ruang
belajar, media visual atau alat peraga. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, kosep-konsep, informasi atau situasi
baru dengan komponen-komponen yang relevan didalam struktur kognitif siswa .
proses belajar tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yangn utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara
baik dan tidak lupa dilupakan. Dengan demuikian agar terjadi belajar bermakna
maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep
tersebut dengan pengetahuan yang akan diajarkan. Dengan kata lain belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengar orang/guru
menjalaskan.

E. Metode Kooperatif Learning

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar


Yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan
atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam
Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam
perilaku sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto,2010:
37). Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran
cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada
lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola
kelas lebih efektif.
Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model
pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan
evaluasi proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model
pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu
siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif
antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Arif Rohman, 2009: 186).
Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada
berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis
kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama
lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari
sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur
dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi
interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi
efektif antara anggota kelompok.
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di
mana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan
masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu
pada akhir tugas.
Anita Lie (Agus Suprijono, 2009: 56) menguraikan model pembelajaran
kooperatif ini didasarkan pada falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan
teori Darwin, filsafat ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci seseorang dapat menempatkan
dirinya di lingkungan sekitar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang,
dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar
belajar semua anggota maksimal.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi
anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Wisenbaken
(Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan norma-norma yang proakademik di antara para siswa, dan
norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi
pencapaian siswa.

3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif

Lungdren dalam Isjoni (2009: 16) mengemukakan unsur-unsur dalam


pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang
bersama”;
b. para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi;
c. para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama;
d. para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota
kelompok;
e. para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
f. para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar;
g. setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif


a. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Proyek
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
2. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi.
4. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
5. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
6. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
7. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
8. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
b. Kelemahan pembelajaran kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu
faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam
yaitu sebagai berikut.
a. guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
b. agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
c. selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
d. saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau


apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam
pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif


Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat
pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif dan
afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar
lain seperti berikut ini.
a. siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan
b. memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;
c. siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk
belajar;
d. dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
temantemannya,
e. dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang
f. positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;
g. pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
h. teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbedabeda

F. Hasil Belajar

Menurut Gagne seperti dikutip Ratna Wilis dahar dalam bukunya. Teori-
Teori Belajar dan Pembelajaran ( 2011; 02 ) belajar didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.
Skinner ( dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4 ) mengatakan belajar merupakan suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Hal senada diungkapkan Rusman bahwa belajar adalah proses perubahan ingkah
laku individu sebagai hasildari pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkunagn ( Rusman,2011: 134 ). Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku,
pada saat orangbelajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia
tidak belajar, responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan
sebagaisuatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.
Ratna Wilis Dahar mengatakan bahwa bealajar dihasilkan dari pengalaman
dengan lingkungan, yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-
stimulus dan respons-respons ( 2011: 03 ). Hal senada diungkapkan Isriani
dan Dewi ( 2012: 4 ) bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku
seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan.
Dari beberapa definisi belajar diatas tersirat bahwa agar terjadi
prosesbelajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar
mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai
pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan pengalaman
belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aktifitas guru
untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung
optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru
bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga
siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan
pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling
memungkinkan proses belajar siswa berlangsung efektif dan efisien
adalah dengan adanya tujuan dari belajar itu sendiri.
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22 ) hasil belajar
adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap,
apersepsi, dan keterampilan. Selain itu Thobroni dan Mustofa ( 2011: 24 )
mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan Sadjana dalam
sarjanaku.com ( 2011 ) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan –
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Gagne dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22-23) berpendapat bahwa
hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi,
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Jika diselaraskan
dengan pendapat Bloom dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 23-24 ), yang
menyebutkan cakupan hasil belajar terdiri dari tiga hal, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor, dapat dikatakan bahwa hasil belajar tidak hanya mencakup salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan secara keseluruhan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dam keterampilan yang diperoleh siswa
setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehungga dapat
mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari – hari
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sudjana dalam sarjanaku ( 2011: 93 ) hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa ( internal ) dan
faktor dari luar diri siswa ( external ). Dari pendapat ini, faktor yang dimaksud
adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti
yang dikemukakan oleh Clark dalam ( 2011 ) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi
oleh lingkungan, demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang
paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yaitu faktor – faktor yang berada didalam dan diluar siswa, yang
tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik bersifat bawaan maupun keturunan.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Faktor lingkungan keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat.
d. Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belanja, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian


Subjek, tempat dan waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1. Tempat dan waktu pelasanaan PTK.

NO. Mata pelajaran subjek jumlah prasiklus Siklus Siklus Tempat


Lk Pr 1 II
1. Pendidikan Kelas 4 11 Selasa, Selasa, Selasa, SDN
kewarganegaraan IV 04-10- 11-10- 18-10- No.
( PKN ) 2016 2016 2016 105390
Pulau
Gambar

Keterangan :
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 105390 Pulau Gambar
Kec.Serba Jadi Kab. Serdang Bedagai pada mata pelajaran PKN. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 4
orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
oktober 2016 (mulai dari kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan ).

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain yang digambarkan oleh
Wardhani (2007:24) yang mengmukakan secara garis besar terdapat 4 tahapan
yang dilalui dalam melaksanakan Penelitian Tindfakan Kelas (PTK) yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Adapun model tahapanya sebagai berikut :

Perencanaan I

Pelaksanaan1
Refleksi 1 Siklus 1

Pengamatan 1

Perencanaan II

Refleksi II Siklus II Pelaksaan II

Pengamatan II

Gambar tahapan-tahapan dalam PTK


Sumber Wardhani (2007:24)

C. Urutan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus
memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain.
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan kurikulum.

b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta
penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pada siklus I materi pembelajarannya adalah ”Lembaga-lembaga Negara
dalam Susunan Pemerintahan kelurahan”, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif.

2. Apersepsi, yakni upaya guru mengajak siswa mengingat materi


pembelajaran yang lalu dan mengaitkan dengan materi yang akan
dibahas.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan teknis pelaksanaan pembelajaran

2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok (4 atau 5 orang)

3. Setiap kelompok diberi tugas berupa LDS

4. Siswa mengerjakan LDS secara berkelompok dengan cara


berdiskusi, tentang pemerintahan kelurahan

5. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok

6. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi


7. Secara bersama-sama guru dan siswa membahas hasil diskusi

8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


mengenai materi pembelajaran sekaligus guru menanggapinya

9. Guru bersama siswa tepuk tangan sekaligus berteriak ”kami sudah


diskusi”

3. Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang baru dipelajari

2. Siswa mengerjakan evaluasi

3. Guru memberikan tindak lanjut

4. Guru menutup pelajaran dengan memberi kesan dan pesan yang


baik.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan


menggunakan lembar panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan
observasi berisi tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas
siswa dan kinerja guru.

4. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi
dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran
setelah diterapkannya model cooperative learning . Hasil analisis data yang
dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada
siklus berikutnya.

Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan kurikulum.
b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta
penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus
II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah “Organisasi Pemerintahan kecamatan”.
Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif

2. Apersepsi. Guru mengajukan pertanyaan, ”Di kecamatan mana


anak-anak tinggal?”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
b. Guru menjelaskan tentang pengertian pemerintahan kecamatan.
c. Guru menjelaskan fungsi pemerintahan kecamatan
d. Menempelkan / menggambarkan struktur pemerintahan kecamatan
e. Siswa mengamati gambar yang di pajang di papan tulis
f. Guru menjelaskan media gambar yang ditempelkan
g. Siswa mencatat keterangan guru

3. Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

2. Guru memberikan evaluasi


3. Guru memberikan tindak lanjut

4. Guru menutup pelajaran dengan kesan dan pesan yang baik.

3. Tahap Observasi
Seperti siklus sebelumnya, pada tahap ini dilaksanakan pengamatan
terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar panduan observasi
yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi tentang instrumen-instrumen
yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru.

4. Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses
pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui metode cooperative
learning. Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan untuk di
analisis dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan yaitu:
1. Perubahan sifat pembelajaran yang semula berpusat kepada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2. Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing dan


mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif.

3. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
PKn Kelas IV SD Negeri No.105390 Pulau Gambar Kec. Serbajadi Kab.
Serdang B edagai.

D. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi
yang digunakan untuk menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam
proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan
materi pembelajaran.
a. Kualitatif
Data kualitatif ini, diperoleh dari observasi dengan menggunakan lembar
panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya pembelajaran dengan
model cooperative learning tipe NHT. Analisis dilakukan dengan cara
memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini
bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan perubahannya selama
proses pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III. Rumus penilaian dari
kegiatan siswa dan kinerja guru di atas adalah sebagai berikut:

R
NP = —— X 100 %
SM

Keterangan:
NP = Nilai persen atau nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)

b. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang akan dikerjakan siswa pada
siklus I, siklus II. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-
rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Σ X1
rumus: X = ——
N
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya Siswa
X1 = Nilai Siswa (Adaptasi dari Herrhyanto dkk., 2009: 4.2).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra siklus
Sebelum melakukan penelitian perbaikan pembelajaran di peroleh
hasil pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil belajar siswa pada pra siklus.

No. Nama Nilai Ketuntasan


1 ALFI FERDIANSYAH 50,00 Tidak tuntas
2 ABDUL PATAH 50,00 Tidak tuntas
3 ABIM MULIA 50,00 Tidak tuntas
4 ADE APRILIA 70,00 Tuntas
5 ADE WAHYUNI 70,00 Tuntas
6 AGUNG ARYA PUTRA 80,00 Tuntas
7 FUAZI 80,00 Tuntas
8 FIKRI 100,00 Tuntas
9 SAPUTRA 50,00 Tidak tuntas
10 ALFIANSAHA 50,00 Tidak tuntas
11 ALVIANI SUPARMAN 70.00 Tuntas
12 ANDREANSAH 80,00 Tuntas
13 PUTRI 50,00 Tidak tuntas
14 YULIATRI 50,00 Tidak tuntas
15 ANNISA 70,00 Tuntas
Jumlah 970
Rata-rata 64,66
Terbesa ( max ) 100,00
Terkecil 50,00

Berdasarkan tabel diatas hanya 8 orang siswa yang memenuhi kriteria


ketuntasan minimum ( KKM ). Perlu penulis sampaikan bahwa KKM PKN SD
Negeri No.105390 Pulau Gambar dalah 70. Dan secara klasikal apabila melihat
nilia rat-rata diatas belum memnuhi KKM. Dari data diatas maka penulis
berencana melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif learning.
2. Siklus I
a. Permasalahan
Berdasarkan hasil belajar di bidang studi PKN SD Negeri No. 105390 Pulau
gambar, permasalahan yang dialami siswa dalam mempelajari materi adalah
siswa kurang memahami materi pembelajaran pemerintahan desa dan kecamatan
sehingga hasil belajar yang diperoleh di bawah kriteria ketuntasan minimum
(KKM).
b. Perancanaan tidakan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada perencanaan tidakan ini adalah :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-
langkah kegiatan dalam menggunakan metode kooperatif learning.
2) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung telaksananya proses
pembelajaran.
3) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran
langsung dengan menggunakan metode kooperatif learning.
c. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan RPP yang telah dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu :
 Guru mendemonstrasikan materi pembelajaran yang akan di pelajari.
 Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi
pembelajaran
 Siswa di bimbimg untuk melakukan diskusi kelompok
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang di
pahami
 Siswa di minta membuat rangkuman dengan menggunakan bahasa sendiri
 Guru memberikan kesimpulan
d. Pengamatan / pengumpulan data
Berdasarkan hasil observasi dapat dianalisis yang mencakup beberapa hal yaitu :
1) Masih ada beberapa siswa yang kurang serius aktif saat proses belajar
mengajar
2) Masih terdapat siswa yang enggan atau malu untuk bertanya kepada guru

Di akhir pelaksanaa siklus I siswa diberi tes hasil belajar yang bertujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan. Adapun data hasil belajar yang
bertujuan untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini .

Tabel 3. Hasil belajar siswa pada siklus I

No. Nama Nilai Ketuntasan


1 ALFI FERDIANSYAH 70,00 Tuntas
2 ABDUL PATAH 60,00 Tidak tuntas
3 ABIM MULIA 70,00 Tuntas
4 ADE APRILIA 80,00 Tuntas
5 ADE WAHYUNI 70,00 Tuntas
6 AGUNG ARYA PUTRA 80,00 Tuntas
7 FUAZI 80,00 Tuntas
8 FIKRI 100,00 Tuntas
9 SAPUTRA 50,00 Tidak tuntas
10 ALFIANSAHA 50,00 Tidak tuntas
11 ALVIANI SUPARMAN 70.00 Tuntas
12 ANDREANSAH 80,00 Tuntas
13 PUTRI 60,00 Tidak tuntas
14 YULIATRI 60,00 Tidak tuntas
15 ANNISA 70,00 Tuntas
Jumlah 1030
Rata-rata 68,66
Terbesa ( max ) 100,00
Terkecil 560,00
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada 5 siswa yang termasuk
kategori tidak tuntas belajar dan ada 10 siswa yang termasuk kategori tuntas
belajar.

Adapun jumlah persentase belajar siswa adalah 66% sehingga masih belum
sesuai kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan ( suatu kelas
dikatakan tuntas belajar jika dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap). Oleh karena itu perlu dilakukan kembali perbaikan pembelajaran
yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar siswa , maka dilanjutkan dengan
pelaksanaan siklus II.

e. Refleksi
Adapun keberhasilah dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan pada
siklus I ini diuraikan sebagai berikut :
1) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang serius ketika berdiskusi
kelompok
2) Masih terdapat siswa yang malu bertanyan kepada guru
3) Dari data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa jummlah persentase
ketuntasan siswa 66% sehingga masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasa
belajar klasikal yang telah di tetapkan.

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I maka, pada siklus II


direncanakan bebrapa hal dibawan ini :

a) Guru harus bisa melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif learning
b) Guru harus lebih banyak memotivasi belajar siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung
c) Guru harus memantau segala aktivitas yang dilakukan siswa

3. Siklus II
a. Permasalahan
Berdasarkan hasil belajar di bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan SD
Negeri No. 105390 Pulau Gambar, permasalah yang dialami siswa dalam
mempelajari materi pemerintahan desa dan kecamatan adalah siswa kurang
aktif ddalam belajar kelompo dan siswa juga masih ragu dalam
menyampaikan pendapat dalam kelompoknya.
b. Perencanaan tindakan
Adapun langkah-langkah yang di tempuh dalam perencanaan ini adalah :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajara ( RPP ) Yang berisikan langkah-
langkah kegiatan dalam menggunakan metode kooperatif learning sebagai
upaya mengatasi permasalah yang terjadi dalam siklus I
2) Mengupayakan agar siswa aktif melakukan diskusi kelompoknya
3) Memberi tugas pada setiap kelompok

c. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari satu pertemuan berdasarka
RPP yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajara pada siklus II yaitu :

1. Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit )

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif

2. Apersepsi. Guru mengajukan pertanyaan, ”Di kecamatan mana


anak-anak tinggal?”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti (± 50 menit )


1. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
2. Guru menjelaskan tentang pengertian pemerintahan kecamatan.
3. Guru menjelaskan fungsi pemerintahan kecamatan
4. Menempelkan / menggambarkan struktur pemerintahan kecamatan
5. Siswa mengamati gambar yang di pajang di papan tulis
6. Guru menjelaskan media gambar yang ditempelkan
7. Siswa mencatat keterangan guru

3.Kegiatan Akhir (± 15 menit )

1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

2. Guru memberikan evaluasi

3. Guru memberikan tindak lanjut


4. Guru menutup pelajaran dengan kesan dan pesan yang baik.

d. Pengamatan / pengumpulan
Berdasarkan hasil penelitian , dapat dianalisis yang mencakup beberapa hal yaitu :
 Siswa dapat aktif mengikutin pembelajaran
 Siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya kepada guru

Diakhir pelaksanaan siklus II siswa diberikan tes hasil belajar yang bertujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan. Adapun data hasil belajar selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini .
Tabel 4. Hasil belajar siswa pada siklus II

No. Nama Nilai Ketuntasan


1 ALFI FERDIANSAH 90,00 Tuntas
2 ABDUL PATAH 95,00 Tuntas
3 ABIM MULIA 80,00 Tuntas
4 ADE APRILIA 80,00 Tuntas
5 ADE WAHYUNI 100,00 Tuntas
6 AGUNG ARYA PUTRA 90,00 Tuntas
7 FUAZI 90,00 Tuntas
8 FIKRI 100,00 Tuntas
9 SAPUTRA 85,00 Tuntas
10 ALFIANSAHA 95,00 Tuntas
11 ALVIANI SUPARMAN 90.00 Tuntas
12 ANDREANSAH 100,00 Tuntas
13 PUTRI 85,00 Tuntas
14 YULIATRI 80,00 Tuntas
15 ANNISA 90,00 Tuntas
Jumlah 1355
Rata-rata 90,33
Terbesa ( max ) 100,00
Terkecil 85,00

Berdasarkan preolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
telah meningkat dan mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Karena
ketuntasan belajar telah tercapai, maka penulis tidak melanjutkan ke siklus III. Hal
ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan
desa dan kecamatan .

e. Refleksi
Dari tes analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
kemampuan belajar siswa. Peningkatan ini terjadi setelah diberikan pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif learning yang dirancang pada siklus I
Dan II yang beracuan pada pengalaman di siklus I. Peningkatan rata-rat tes
sebelumnya yaitu sebesar 21.67 dan ketuntasan klasikalnya sebesar 34%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I
Tabel hasil belajar siswa pada siklus I

No. Nama Nilai Ketuntasan


1 ALFI FERDIANSYAH 70,00 Tuntas
2 ABDUL PATAH 60,00 Tidak tuntas
3 ABIM MULIA 70,00 Tuntas
4 ADE APRILIA 80,00 Tuntas
5 ADE WAHYUNI 70,00 Tuntas
6 AGUNG ARYA PUTRA 80,00 Tuntas
7 FUAZI 80,00 Tuntas
8 FIKRI 100,00 Tuntas
9 SAPUTRA 50,00 Tidak tuntas
10 ALFIANSAHA 50,00 Tidak tuntas
11 ALVIANI SUPARMAN 70.00 Tuntas
12 ANDREANSAH 80,00 Tuntas
13 PUTRI 60,00 Tidak tuntas
14 YULIATRI 60,00 Tidak tuntas
15 ANNISA 70,00 Tuntas
Jumlah 1030
Rata-rata 68,66
Ketuntasan belajar siswa 66%
Tidak tuntas 34%
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jalannya pembelajatan di dukung
dengan instrumen yang terdiri dari tes hasil belajar siswa dan lembar observasi.
Pada siklus I kegiatan belajar mengajar belum terlaksana sesuai dengan yang di
rencanakan. Berdasarkan hasil observasi dapat dianalisis mencakup hal-hal yaitu :
pertama faktor guru, yaitu guru masih belum bisa melibatkan siswa secara aktif
didalam pembelajaran. Kedua faktor siswa yaitu masih terdapat siswa tang kurang
serius memperhatikan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar dan masih
terdapat siswa yang enggan atau malu bertanya pada guru.

Setelah pemberian tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode


kooperatif learning di perole jumlah persentase ketuntasan belajar siswa adalah
66%, dan siswa yang tidak tuntas adalah 34%. Sehingga masih belum sesuai
dengan ktiteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan.

Grafik ketuntasan klasikal siklus I

70%

60%

50%

40% Column1
Column2
30%
Column4
20%

10%

0%
Tuntas Tidak tuntas

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada rencana perbaikan


pembelajaran siklus I di peroleh hasil sebagai berikut :

a. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100


b. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50
c. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM berjumlah 5 Orang ( 34% )
d. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM berjumlah 10 orang ( 66% )
Dari masalah yang dialmi penulis diatas, maka penulis melakukan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II.

2. Siklus II
Tabel hasil belajar siswa pada siklus II

No. Nama Nilai Ketuntasan


1 ALFI FERDIANSAH 90,00 Tuntas
2 ABDUL PATAH 95,00 Tuntas
3 ABIM MULIA 80,00 Tuntas
4 ADE APRILIA 80,00 Tuntas
5 ADE WAHYUNI 100,00 Tuntas
6 AGUNG ARYA PUTRA 90,00 Tuntas
7 FUAZI 90,00 Tuntas
8 FIKRI 100,00 Tuntas
9 SAPUTRA 85,00 Tuntas
10 ALFIANSAHA 95,00 Tuntas
11 ALVIANI SUPARMAN 90.00 Tuntas
12 ANDREANSAH 100,00 Tuntas
13 PUTRI 85,00 Tuntas
14 YULIATRI 80,00 Tuntas
15 ANNISA 90,00 Tuntas
Jumlah 1355
Rata-rata 90,33
Terbesa ( max ) 100,00
Terkecil 85,00

Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II dengan penggunaan


metode kooperatif learning di peroleh jumlah persentase ketuntasan belajar siswa
adalah 100%. Jadi dapat di simpulkan bahwa hasil belajar siswa telah meningkat
dan mencapai ketuntasan belajar klasikal. Karena ketuntasan belajar siswa telah
tercapai, maka penulis ttidak melanjutkan ke siklus III. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan metode kooperatif learning lebih efektif.

Grafik ketuntasan klasikal

100%

90%

80%

70%

60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1
30%

20%

10%

0%
tuntas tidak tuntas

Dengan melaksanakan refleksi terhadap rencana perbaikan pembelajaran


pada siklus II dan berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa diperoleh hasil sebagai
berikut :

a. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100


b. Nilai terendah yang diperoleh sisa adala 85
c. 100% siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM
d. Nilai rat-rata peolehan adalah 90,33
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang disajikan pada BAB IV
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode kooperatif learning di kelas
IV SD Negeri NO. 105390 Pulau Gambar Kec. Serbajadi Kab. Serdang Bedagai
dapat berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dimulai dari tes prasiklus, terdapat 8 siswa yang telah tuntas belajar dan terdapat 7
siswa yang tidak tuntas belajar. Pada tahap prasiklus terdapat jumlah persentase
ketuntasan belajar siswa adalah 53%. Sehingga masih belum sesuai dengan
kriteria ketuntasan klasikal yang telah di tetapkan ( suatu kelas dikatakan tuntas
belajar jika dikelas tersebut diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar siswa
adalah 85%). Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus I di peroleh
66% yang telah tuntas belajar dan terdapat 5 siswa (34%)yang tidak tuntas belajar.
Maka agar hasil belajar lebih memuaskan proses perbaikan pembelajaran
dilanjutkan pada siklus II. Dengan menggunakan metode kooperatif learning
diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar siswa adalah 100%.

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagi berikut :
1) Disarankan kepada guru kelas terutama bidang studi pendidikan
kewarganegaraan ( PKN ) untuk melibatkan siswa berinteraksi dalam
pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator.
2) Kepada teman teman mahasiswa UPBJJ-UT untuk dapat mencoba melakukan
model Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan menggunakan strategi dan
metode pembelajaran lainnya.
3) Kepada para pembaca yang mungkin akan melakukan penelitian
menggunakan metode kooperatif learning kiranya dapat mencoba dengan
materi pembelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan


Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar Isi. Jakarta : Menteri Pendidikan


Nasional.

Santyasa, I Wayan (2010). Teknik Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas. Singaraja : Undiksha.

UU No. 20 Tahun 2003 . Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : DPR dan


Presiden RI.

Wardhani,I.G.A.K, Wihardit (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Cet9-Ed 1.


Jakarta : Universitas Terbuk
Ali, Lukman. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Ittidad, Zainul Amin. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Lampiran 1
Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
Kepada
Kepala UPBJJUT MEDAN
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HOTMA AGUSTINA SIDABUTAR.S.Pd
NIP : 198608202010012038
Tempat mengajar : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar
Alamat sekolah : Pulau gambar
Telepon :
Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK 4501) atas :
Nama : SRI REJEKI
NIM : 835265727
Program studi : PGSD-SI
Tempat mengajar : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar
Alamat sekolah : Pulau Gambar
Telepon : 085362382526
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pulau Gambar, 4 Oktober 2016
Mengetahui,
Kepala sekolah Supervisor 2,

S.SEMBIRING.S.Pd Hotma Agustin Sidabutar.S.Pd


NIP.195802211978012001 NIP. 198608202010012038
Lampiran 2
Tabel 5. Format Perencanaan PTK
Fakta/data Hal ini dimulai dari tes prasiklus, terdapat 8 siswa yang
pembelajaran yang telah tuntas belajar dan terdapat 7 siswa yang tidak tuntas
terjadi di kelas belajar. Pada tahap prasiklus terdapat jumlah persentase
ketuntasan belajar siswa adalah 53%. Sehingga masih
belum sesuai dengan kriteria ketuntasan klasikal yang
telah di tetapkan ( suatu kelas dikatakan tuntas belajar
jika dikelas tersebut diperoleh jumlah persentase
ketuntasan belajar siswa adalah 85%). Selanjutnya
setelah pemberian tindakan pada siklus I di peroleh 66%
yang telah tuntas belajar dan terdapat 5 siswa (34%)yang
tidak tuntas belajar. Maka agar hasil belajar lebih
memuaskan proses perbaikan pembelajaran dilanjutkan
pada siklus II. Dengan menggunakan metode kooperatif
learning diperoleh jumlah persentase ketuntasan belajar
siswa adalah 100%.

Identifikasi masalah d. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam


menyampaikan materi yang terlalu cepat, khususnya
dalam jabaran materi pemerintahan desa dan
kecamatan, sehingga materi ajar yang disampaikan
belum bisa di pahami siswa.
e. Metode pembelajaran yang masih kurang menarik
perhatian siswa, khususnya masih dominannya metode
tanya jawab.
f. Media pembelajaran yang masih kurang menarik
perhatian siswa, karena dalam proses pembelajaran ini
guru hanya menggunakan buku pelajaran saja.
Analisis masalah d. Penyampaian materi yang terlalu cepat sebagai akibat
dari kepercayaan diri yang berlebihan dari peneliti saat
proses penyampaian materi. Hal ini disebabkan
peneliti merasa enjoi dan menganggap materi mudah
diterima siswa.
e. Metode penyampaian yang digunakan guru dirasa
masih kurang bisa membawa suasana pembelajaran
yang membangkitkan keaktifan siswa, sehingga dari
analisis yang dilakukan peneliti untuk metode
pembelajaran perlu ditambah agar bisa menarik minat
belajar siswa.
f. Seperti halnya metode, penggunaan media
pembelajaran untuk pembelajaran dengan materi
pokok Pemerintahan Desa dan Kecamatan , perlu
menghadirkan model pembelajaran yang mampu
mendekatkan pemahaman dan menarik perhatian
siswa.
Alternatif dan Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang
prioritas pemecahan harus diperbaiki yaitu penggunaan metode mengajar dan
masalah media yang lebih bervariasi dan lebih melibatkan anak
dalam belajar aktif. Pada penelitian perbaikan
pembelajaran guru akan menggunakan metode mengajar
kooperatif learning. Dimana siswa yang berperan aktif
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai pengarah, fasilitator, yang berperan meluruskan
pemahaman anak yang salah terhadap suatu kajian
materi.
Rumusan masalah Apakah metoe kooperatif learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa materi sistem pemerintahan desa dan
kecamatan dengan menggunakan media gambar di SD
Negeri No. 105390 Pulau Gambar ?
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(R P P)

PRASIKLUS

Sekolah : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : IV/I

Alokasi Waktu : 2x 35 menit

Standar Kompetensi :

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar :

1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan


pemerintahan kecamatan.

Indikator :

1. Menyebutkan tugas dan tanggung jawab kepala desa

2. Menjelaskan fungsi BPD.

3. Menjelaskan fungsi LKMD

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui tanya jawab klasikal, siswa dapat menyebutkan 4 lembaga yang


ada di desa
Melalui diskusi kelompok, siswa dapat:

1. Menyebutkan 5 tugas dan tanggung jawab kepala desa

2. Menjelaskan fungsi BPD dengan tepat

3. Menjelaskan 3 fungsi LKMD

B. Materi Pembelajaran

1. Pemerintahan Desa

Masyarakat di wilayah pedesaan memegang erat sistem persaudaraan


antarindividu. Pada umumnya, masyarakat desa bermata pencarian sebagai petani,
nelayan, buruh tani, berladang dan berternak. Setiap desa di pimpin oleh seorang
kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakt itu sendiri. Masa
jabatan kepala desa adalah enam tahun.

Seorang kepala desa di lantik oleh bupati/walikota, paling lambat 30 hari seteleha
dinyatakan terpilih. Kepala desa mempuyai tugas dan tanggung jawab,
diantaranya :

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa

2. Membina perekonomian desa

3. Membina kehidupan masyarakat desa

4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.

5. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat yang di desa.

6. Mewakili desanya baik dalam maupun diluar pengadilan dan dapat


menunjuk kuasa hukum.

Menurut UU No. 32 tahun 2004 dijelaskan, dalam penyelenggaraan pemerintahan


desa di bgentuk Badan Permusyawaratan Desa ( BPD). BPD berfungsi
melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan peraturan desa bersama kepala
desa. Selain itu BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
desa serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintahan desa.
Di desa di bentuk juga beberapa lembaga kemasyarakatan di antaranya LKMD,
PKK, Karang Taruna.

C. Pendekatan dan Metode

1. Metode : Tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit )

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif

2. Apersepsi, yakni dengan memberikan suatu cerita yaitu, ”Anak-


anak, suatu wilayah yang penduduk atau masyarakatnya mayoritas
petani, alam dan wilayah lingkunganya masih bersih dan belum
terpolusi, udaranya masih sejuk, indah, damai, sikap kegotong
royongannya masih tinggi, suasana seperti itu menggambarkan
suatu tempat dimana?”, atau dengan bertanya, ”Rumahmu
beralamat dimana, Nak?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2.Kegiatan Inti (± 50 menit )

1. Guru menjelaskan teknis pelaksanaan pembelajaran

2. Guru menjelaskan tentang pengertian desa

3. Guru menjelaskan tentang tugas menjadi kepala desa.

4. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang lembaga yang ada di
desa

5. Melalui tanya jawab dan memberikan contoh guru dan siswa


membahas konsep tentang pemerintahan desa
3.Kegiatan Akhir (± 15 menit )

1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

2. Guru memberikan evaluasi

3. Guru memberikan tindak lanjut

4. Guru menutup pelajaran dengan kesan dan pesan yang baik.

E. Sumber Pembelajaran

1. Buku PKn Kelas IV SD penerbit DEPDIKNAS.

F. Penilaian

1. Prosedur : awal, proses, akhir

2. Jenis : lisan dan tertulis

3. Bentuk : essay

Soal Latihan

Nama :

Kelas :

Jawablah pertanyaan di bawah ini !

1. Sebutkan 4 lembaga yang ada di pemerintahan desa !

2. Sebutkan 5 tugas kepala desa !


3. Jelaskanlah fungsi LKMD !

4. Jelaskanlah fungsi BPD !

5. Siapa yang memilih kepala desa ?

Kunci Jawaban

1. RT, RW, Kepala Dusun, BPD

2. a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa

b. Membina perekonomian desa

c. Membina kehidupan masyarakat desa

d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat

e. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat yang di desa.

3. Membantu pemerintahan desa dalam merencanakan, pelaksanaan dan


pengendalian pembangunan desa.

4. Melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan peraturan desa bersama


kepala desa dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa
serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintahan desa.

5. Warganya sendiri.

Pulau Gambar, 2016


Diketahui oleh
Kepala sekolah Mahasiswa

S.SEMBIRING.S.Pd SRI REJEKI


NIP.195802211978012001 NIM.835265727
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP PERBAIKAN)

SIKLUS 1

Sekolah : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : IV/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi :

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar :

1.1.Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan


pemerintahan kecamatan.

Indikator :

1. Menjelaskan perbedaan pemerintahan desa dan kelurahan

2. Menyebutkan tugas lurah

3. Menyebutkan syarat menjadi lurah

I. A .Tujuan pembelajaran :

1. Menyebutkan 3 lembaga yang ada di kelurahan

2. Menjelaskan 4 perbedaan desa dengan kelurahan

3. Menyebutkan 4 tugas lurah

4. Menyebutkan 4 syarat menjadi lurah

B. Tujuan perbaikan pembelajaran :


Dengan bantuan alat peraga yang lebih menarik di harapkan siswa dapat
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
II. Materi pembelajaran :
2. Pemerintahan Kelurahan

Perbedaan desa dan kelurahan dapat terlihat dari pemimpin dan cara
pemilihanya. Lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah. Lurah adalah
seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang mampu dan cakap dalam
menjalankan tugas.

Lurah mempuyai tugas, diantaranya :

1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan

2. Memberdayakan masyrakat

3. Melayani masyarakat

4. Menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tentram dan


tertib

5. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di


masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada


Bupati/Walikota melalui camat.

Perbedaan Antara Desa dan Kelurahan

Pemerintahan Desa Pemerintahan kelurahan

– Di pimpin oleh kepala desa – Di pimpin oleh lurah yang


diangkat oleh Bupati/Walikota
– Jumlah penduduk di desa sedikit dan
penguasaan teknologi sederhana – Jumlah penduduk di kelurahan
lebih banyak dan maju
– Bukan pegawai negeri sipil
– Di Desa terdapat Badan Perwakilan – Pegawai negeri sipil
desa ( BPD)
– Di kelurahan terdapat Dewan
kelurahan

Syarat menjadi lurah diantaranya:

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Sehat jasmani dan rohani

3. Bebas Narkoba

4. Tidak cacat hukum

5. Mempuyai pengetahuan tentang pemerintahan.

III. Metode pembelajaran : kooperatif learning

IV. Langkah – langkah pembelajaran.

4. Kegiatan Pendahuluan (± 15 menit )

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif.

2. Apersepsi, yakni upaya guru mengajak siswa mengingat materi


pembelajaran yang lalu dan mengaitkan dengan materi yang akan
dibahas.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5. Kegiatan Inti (± 50 menit )

1. Guru menjelaskan teknis pelaksanaan pembelajaran

2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok (4 atau 5 orang)

3. Setiap kelompok diberi tugas berupa LDS


4. Siswa mengerjakan LDS secara berkelompok dengan cara
berdiskusi, tentang pemerintahan kelurahan

5. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok

6. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi

7. Secara bersama-sama guru dan siswa membahas hasil diskusi

8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


mengenai materi pembelajaran sekaligus guru menanggapinya

9. Guru bersama siswa tepuk tangan sekaligus berteriak ”kami sudah


diskusi”

6. Kegiatan Akhir (± 15 menit ).

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang baru dipelajari

2. Siswa mengerjakan evaluasi

3. Guru memberikan tindak lanjut

4. Guru menutup pelajaran dengan memberi kesan dan pesan yang


baik.

V. Alat dan sumber belajar :


 Buku PKn kelas 4
 Gambar struktur pemerintahan kelurahan

VI. Penilaian
 Teknik : tugas kelompok
 Bentuk : tes tertulis
Instrumen soal

Lembar Diskusi Siswa (L D S)

Nama Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

Kelas/Semester : IV/I

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu soal di bawah ini !

1. Kelurahan biasanya terdapat di mana ………

2. Kelurahan dipimpin oleh ………………..

3. Sebutkan 3 lembaga yang ada dikelurahan ……………………

4. Lurah bertanggung jawab kepada…………………

5. Isilah tabel di bawah ini!!

Pemerintahan Desa Pemerintahan Kelurahan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

Kunci Jawaban LDS

1. Kota

2. Lurah
3. RT, RW, Dewan Kelurahan

4. Bupati/Walikota

Pemerintahan Desa Pemerintahan kelurahan

– Di pimpin oleh kepala – Di pimpin oleh lurah yang


desa diangkat oleh Bupati/Walikota

– Jumlah penduduk di desa – Jumlah penduduk di kelurahan


sedikit dan penguasaan teknologi lebih banyak dan maju
sederhana
– Pegawai negeri sipil
– Bukan pegawai negeri
– Di kelurahan terdapat Dewan
sipil
kelurahan
– Di Desa terdapat Badan
Perwakilan desa ( BPD)

5.

Pulau Gambar, 2016


Diketahui oleh
Kepala sekolah Mahasiswa

S.SEMBIRING.S.Pd SRI REJEKI


NIP.195802211978012001 NIM.835265727
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP PERBAIKAN)

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri No.105390 Pulau Gambar

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : IV/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi :

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar :

1.1.Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan


pemerintahan kecamatan.

Indikator :

1. Menjelaskan pengertian kecamatan

2. Menyebutkan tugas camat

3. Menjelaskan cara pengangkatan camat

I.A. Tujuan pembelajaran :

1. Melalui tanya jawab klasikal, siswa dapat menjelaskan pengertian


kecamatan dengan benar
2. Siswa dapat menyebutkan 5 tugas camat
3. Siswa dapat menjelaskan proses pengangkatan camat dengan
benar.

B. Tujuan perbaikan pembelajaran


 Dengan menggunakan metode observasi diharapkan siswa dapat
memahami materi dengan lebih baik lagi.
 Setelah proses pembelajaran, siswa bertambah pengetahuannya tentang
semua hal berkaitan dengan desa, kelurahan, dan kecamatan.
Khususnya, lingkungan sekitar tempat tinggal siswa, misalnya
kecamatan, desa, dan kelurahan apa saja yang terdapat di tempat
tinggalnya.

II. Materi pembelajaran :

Pemerintahan Kecamatan

Kecamatan adalah pembagian wilayah administrasi di indonesia di bawah


kabupaten atau kota. Wilayah kecamatan merupakan dari beberapa desa
dan atau kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat. Dalam
menjalankan tugasnya camat dibantu oleh sekretaris camat. Adapun tugas
camat yaitu:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan


ketertiban umum.

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan


perundang-undangan

4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemeliharaan prasarana dan


fasilitas pelayanan.

5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan dari semua kegiatan


pemerintahan di tingkat kecamatan

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa atau kelurahan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup


tugasnya.
Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah
Kabupaten/Kota. Seorang camat harus berasala dari pegawai negeri sipil
yang menguasai pengetahuan teknik pemerintahan dan memenuhi
persyaratan. Camat harus mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya
kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota.

III. Metode pembelajaran : kooperatif learning

IV. Langkah- langkah pembelajaran

4. Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit )

1. Siswa dikondisikan pada situasi belajar yang kondusif

2. Apersepsi. Guru mengajukan pertanyaan, ”Di kecamatan mana


anak-anak tinggal?”

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5. Kegiatan Inti (± 50 menit )


f. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
g. Guru menjelaskan tentang pengertian pemerintahan kecamatan.
h. Guru menjelaskan fungsi pemerintahan kecamatan
i. Menempelkan / menggambarkan struktur pemerintahan kecamatan
j. Siswa mengamati gambar yang di pajang di papan tulis
k. Guru menjelaskan media gambar yang ditempelkan
l. Siswa mencatat keterangan guru
6. Kegiatan Akhir (± 15 menit )

5. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

6. Guru memberikan evaluasi

7. Guru memberikan tindak lanjut

8. Guru menutup pelajaran dengan kesan dan pesan yang baik.


V. Alat dan sumber belajar

 Buku pelajaran PKn kelas 4


 Gambar struktur organisasi pemerintahan kecamatan

VII. Penilian
 Teknik : Tugas individu
 Bentuk : Tes tertulis

Instrumen soal

Lembar Diskusi Siswa (L D S)

Nama Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

Kelas/Semester : IV/I

Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu soal di bawah ini !

1. Apa yang dimaksud dengan kecamatan ?

2. Sebutkan 5 tugas seorang camat dalam memimpin sebuah kecamatan

3. Bagaiamana proses pengangkatan camat?

4. Kepada siapa camat mempertanggung jawabkan tugasnya?


Kunci Jawaban

1. Pembagian wilayah administrasi di Indonesia yang berada di bawah


kabupaten atau kota.

2. A. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

B. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban


umum

C. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peratutan perundang-


undangan

D. Mengoordinaikan penyelenggaran pemeliharaan prasarana dan fasilitas


pelayanan.

E. Mengoordinasikan penyelenggaraan dari semua kegiatan pemerintahan


di tingkat kecamatan

F. Membina penyelenggaaran pemerintahan desa atau kelurahan.

3. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten


atau walikota dan harus berasal dari pegawai negeri sipil

4. Kepada bupati atau walikota melalui sekretaris daerah kabupaten atau


walikota.

Pulau Gambar, 2016


Diketahui oleh
Kepala sekolah Mahasiswa

S.SEMBIRING.S.Pd SRI REJEKI


NIP.195802211978012001 NIM.83526572
Lampiran 4

Lembar Obsevasi Praktik PKP


PRASIKLUS

Nama Mahasiwa/NIM : SRI REJEKI


Mata Pelajaran/Tema : PKN
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Rabu, 4 oktober 2016
Pokok bahasan/sub pokok bahasan : Pemerintahan desa dan
kecamatan
No Aspek yang diobservasi*) Kemunculan** Komentar
Ada Tidak
ada
1. Menyediakan pijakan ( √
keterampilan membuka pelajaran )

2. Memberi tuntunan ( keterampilan √


bertanya )

3. Melibatkan siswa sebanyak √


mungkin dalam kegiatan
pembelajaran (keterampilan
bertanya)
4. Penjelasan konsep oleh guru √
(keterampilan menjelaskan)

5. Memberikan contoh ( keterampilan √


mengadakan variasi)

6. Menggunakan media yang tepat ( √


keterampilah mengadakan variasi)

7. Memberi penguatan (keterampilan √


memberi penguatan)

8. Membimbing diskusi (keterampilah √


membimbing diskusi kelompok
besar dan kecil )
9. Melakukan penilaian hasil dan √
proses belajar ( keterampilan
menutup pembelajran )

10. Keterampilan mengajar kelompok


kecil dan perorangan

11. Memberi balikan ( keterampilan √


menutup pelajaran )
**) beri tanda √

Kesimpulan: harus dilakukan perbaikan pembelajaran


Lembar Obsevasi Praktik PKP
SIKLUS I

Nama Mahasiwa/NIM : SRI REJEKI


Mata Pelajaran/Tema : PKN
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Rabu, 11 oktober 2016
Pokok bahasan/sub pokok bahasan : Pemerintahan desa dan
kecamatan
No Aspek yang diobservasi*) Kemunculan** Komentar
Ada Tidak
ada
1. Menyediakan pijakan ( √
keterampilan membuka pelajaran )

2. Memberi tuntunan ( keterampilan √


bertanya )

3. Melibatkan siswa sebanyak √


mungkin dalam kegiatan
pembelajaran (keterampilan
bertanya)
4. Penjelasan konsep oleh guru √
(keterampilan menjelaskan)

5. Memberikan contoh ( keterampilan √


mengadakan variasi)

6. Menggunakan media yang tepat ( √


keterampilah mengadakan variasi)

7. Memberi penguatan (keterampilan √


memberi penguatan)

8. Membimbing diskusi (keterampilah √


membimbing diskusi kelompok
besar dan kecil )
9. Melakukan penilaian hasil dan √
proses belajar ( keterampilan
menutup pembelajran )
10. Keterampilan mengajar kelompok √
kecil dan perorangan

11. Memberi balikan ( keterampilan √


menutup pelajaran )
**) beri tanda √

Kesimpulan: harus dilakukan perbaikan pembelajaran


Lembar Obsevasi Praktik PKP
SIKLUS II

Nama Mahasiwa/NIM : SRI REJEKI


Mata Pelajaran/Tema : PKN
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Rabu, 18 oktober 2016
Pokok bahasan/sub pokok bahasan : Pemerintahan desa dan
kecamatan
No Aspek yang diobservasi*) Kemunculan** Komentar
Ada Tidak
ada
1. Menyediakan pijakan ( √
keterampilan membuka pelajaran )

2. Memberi tuntunan ( keterampilan √


bertanya )

3. Melibatkan siswa sebanyak √


mungkin dalam kegiatan
pembelajaran (keterampilan
bertanya)
4. Penjelasan konsep oleh guru √
(keterampilan menjelaskan)

5. Memberikan contoh ( keterampilan √


mengadakan variasi)

6. Menggunakan media yang tepat ( √


keterampilah mengadakan variasi)

7. Memberi penguatan (keterampilan √


memberi penguatan)

8. Membimbing diskusi (keterampilah √


membimbing diskusi kelompok
besar dan kecil )

9. Melakukan penilaian hasil dan √


proses belajar ( keterampilan
menutup pembelajran )
10. Keterampilan mengajar kelompok √
kecil dan perorangan

11. Memberi balikan ( keterampilan √


menutup pelajaran )
**) beri tanda √

Kesimpulan: perbaikan pembelajaran berakhir di siklus II


Lampiran 5

Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP

No. Hari / Kegiatan Hasil / Tindak Paraf


tanggal komentar lanjut Mhs Sup.2
1. Rabu,05- Membuat Mendatakan Pengisian
10-2016 perencanaan identifikasi format
penelitian masalah, penelitian
perbaikan analisis perbaikan
pembelajaran masalah, pembelajaran
pemecahan
masalah dan
rumusan
masalah
2. Sabtu, 07- Pembahasan Skenario di Perbaikan
10-2016 RPP fokuskan tujuan dan
perbaikan pada langkah-
siklus I penggunaan langkah RPP
pelajaran media dan siklus I
PKN metode yang
digunakan
3. Rabu,12- Refleksi Hasilnya Memperbaiki
10-2016 siklus I menunjukkan cara
pelaksanaan penggunaan
perbaikan media dan
belum metode
maksimal pembelajaran
4. Sabtu,15- Mebahas Tujuan Memperbaiki
10-2016 RPP pembelajaran pembelajaran
perbaikan difokuskan dengan
siklus II pada media agar
penggunaan pembelajaran
metode dan lebih
media terfokus
pembelajaran
5. Selasa, 18- Mengamati Siswa aktif Membuat
10-2016 proses dalam proses refleksi
perbaikan pembelajaran
pembelajaran
6. Rabu,19- Refleksi Perbaikan Perbaikan
10-2016 siklus II pembelajaran pembelajaran
untuk siklus II di akhiri
membahas dilaksanakan pada siklus
hasil secara II
pelaksanaan maksimal
perbaikan sehingga
pembelajaran persentase
siklus II hasil belajar
siswa
mencapai
KKM

Serdang Bedagai, 20 Oktober 2016


Mengetahui,
Supervisor 1 Supervisor 2

Dr.ARNITA SITORUS,M.Pd Hotma Agustin Sidabutar.S.Pd


NIP.195810141986032003 NIP. 198608202010012038

Anda mungkin juga menyukai