Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PKP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE KOOPERATIF


MODEL STAD KELAS V SD NEGERI NO.106219 NAGURUJUNG
KEC.TANJUNG BERINGIN KAB.SERDANG BEDAGAI
TAHUN AJARAN 2018-2019

Disusun oleh

NAMA : LISA MARDIANI


NIM : 835330634
PROGRAM STUDI : PGSD-SI
POKJAR : SEI RAMPAH

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ )


UNIVERSITAS TERBUKA
MEDAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN

PEMBELAJARAN PKN

Nama Mahasiswa : LISA MARDIANI

NIM : 835330634

Program studi : PGSD-SI

Tempat mengajar : SD Negeri No.1046219 Nagur Ujung

Jumlah siklus pembelajaran : 2

Hari dan tanggal pelaksanaan : 1. Prasiklus hari kamis, tanggal 05-04-2018

2. Siklus 1, hari Kamis, tanggal 12-04-2018

3. Siklus 2, hari Selasa, tanggal 17-04-2018

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

1. Meningkatkan hasil pembelajaran PKn menggunakan metode kooperatif


model STAD.

Serdang Bedagai, 4 Mei 2018

Mengetahui

Supervisor 1 Mahasiswa

Dr.ARNITA SITORUS,M.Pd LISA MARDIANI


NIP. 195810141986032003 NIM. 835330634
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada program studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang say kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Serdang Bedagai, 6 Mei 2018


Yang membuat pernyataan

LISA MARDIANI
NIM. 835330634
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat


ridhonya sehingga penulis dsapat menyelesaikan laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PKP ) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Kooperatif Model STAD Kelas V
SD Negeri No.106219 Nagur Ujung Kec.Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai
Tahun Ajaran 2018-2019.”
Penyusunan laporan ini melibatkan bantuan dari berbagai pihak.Oleh
karena itu pada kesempatan ini peneliti sampaikan terima kasih kepada orang
yang terhormat :

1. Ibu Dr.ARNITA SITORUS, M.Pd ( Dosen pembimbing dan supervisor I )


2. Ibu RIANA SIHOMBING, S.Pd (Supervisor II )
3. Bapak SANUAR,S.Pd( Kepala sekolah SD Negeri No.106219 Nagur
Ujung )
4. Ibu Riana Sihombing ( Kepala sekolah SD Negeri No. 102041 Firdaus )
5. Siswa – siswi SD Negeri No. 102041 Firdaus

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu


Dr.ARNITA SITORUS, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu membantu
dari awal hingga akhir penulisan. Dalam penulisan dan penyusunan laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan dimasa yang akan
datang.

Serdang Bedagai, 6 Mei 2018


Penulis

LISA MARDIANI
NIM. 835330634
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii

ABSTRAK .............................................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1


B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................3
D. Manfaat Peneliti.....................................................................................3

BAB II : KAJIAN PUTAKA

A. Hakikat PTK...........................................................................................4
B. Karakteristik Peserta Didik....................................................................8
C. Metode Kooperatif Learning.................................................................8
D. Model Pembelajaran STAD.................................................................13
E. Hasil Belajar.........................................................................................16
F. Hakikat PKN........................................................................................18
BAB III :PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.................................................21


B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran............................................22
C. Urutan Penelitian Tindakan Kelas.......................................................22
D. Teknik Analisis Data............................................................................28

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................30


B. Pembahasa Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .........................38

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................41
B. Saran ....................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................21


2. Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus............................................................31
3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I..............................................................33
4. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II.............................................................36
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Diagram Arikunto.....................................................................................22
2. Kegiatan proses belajar ( lampiran )
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP
2. Format Perencanaan PTK
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I dan RPP Perbaikan Siklus II
4. APKG
5. Lembar observasi
6. Jurnal Bimbingan Dengan Supervisor 2
7. Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk Persiklus
LISA MARDIANI NIM . 835330634 “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Kooperatif Model STAD Kelas V SD Negeri
No.106219 Nagur Ujung Kec.Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai Tahun
Ajaran 2018-2019.”

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran


STAD dalam peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pecahan melalui
metode kooperatif di kelas V SD Negeri N0.106219 Nagur Ujung. Penelitian ini
menggunakan penilaian proses, penilaian hasil belajar siswa serta refleksi
pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No.106219 Nagur
Ujung Kec.Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai pada mata pelajaran PKn.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari
15 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan April 2018 (mulai dari kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan).
Dari hasil penelitian penulis melakukan pengamatan sebanyak 2 siklus , dimana
pada tahap prasiklus hanya 13 (46%)orang siswa yang tuntas belajar. Melihat
kenyataan ini penulis membuat perbaikan pembelajaran pada tahap siklus I. Pada
tahap ini ketuntasan klasikal belajar siswa sebesar 64% yang berarti ada 18 orang
siswa yang termasuk kategori tuntas, agar siswa dapat mencapai nilai KKM yang
telah di tetapkan yaitu sebesar 85% maka penulis melakukan perbaikan
pembelajaran di siklus II dengan menggunakan metode pembelajara kooperatif
model STAD dan ternyata diperoleh hasil yang memuaskan seluruh siswa
sebanyak 26( 92%) orang sudah tuntas mendapatkan nilai KKM yang diharapkan
Ada 2 siswa yang belum tuntas, hal ini di karenakan penalaran kedua siswa
tersebut sangat lambat terutama dalam hal membaca dan menuliss. Untuk itu
penelitian perbaikan pembelajaran di akhiri pada siklus II.

Kata-kata kunci : Metode kooperatif, Model STAD , Hasil belajar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kondisi pembelajaran yang aktif merupakan impian guru dalam
mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut suatu strategi pembelajaran yang
direncanakan oleh seorang guru dengan mengedepankan keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan dengan kegiatan belajar yang
menekankan keaktifan siswa mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran aktif tersebut guru menggunakan
metode dan media pembelajaran yang tepat dan afektif.
Pada Saat pembelajaran PKn semester II dengan materi Organisasi
guru mendapati banyak diantara anak didiknya yang tidak memperhatikan
pada saat guru menerangkan. Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa
menunjukkan nilai yang rendah, tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran PKn kurang dari apa yang diharapkan oleh guru. Hanya ada 13
(46%) siswa dari 28 siswa yang mencapai nilai diatas 70. Motivasi dan
minat siswa dalam mata pelajaran PKn juga cenderung menurun, siswa
kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mengakibatkan
nilai evaluasi yang rendah.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat diatas, peneliti meminta
bantuan kepada teman sejawat untuk mengatasi masalah tersebut. Dari
diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat akhirnya dapat
terungkap permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu: a)
rendahnya tingkat minat membaca siswa pada mata paelajaran PKn, (b)
Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, (c) Guru terlalu
banyak didepan kelas berceramah, sehingga siswa merasa bosan, (d) Tidak
adanya media / alat perga pembelajaran yang dapat menarik oerhatian
siswa, (e) Pendekatan yang dilakukan guru terhadap siswa kurang sesuai,
(f) Penjelasan yang terlalu abstrak, (g) Kurangnya perhatian siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas peneliti akan melakukan
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD Negeri
No.106219 Nagur Hilir yang menekankan pada “Peningkatan Hasil
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Kooperatif Model
STAD Kelas V SD Negeri No.106219 Nagur Ujung Kec.Tanjung Beringin
Kab.Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2018-2019.”
Apakah dengan menggunakan metode kooperatif model STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas v pada mata pelajaran Pkn
yang membahas tentang organisasi ?

Beberapa alasan peniliti menggunakan menggunakan metode kooperatif


learning dalam mengajarkan materi organisasi ( PKn ) diantaranya :
1. Dengan kelompok siswa dapat berinteraksi dengan temanya,
2. Demontrasi kelompok dapat membawa siswa melakukan praktik
langsung,
3. Diskusi kelompok dapat memecahkan suatu kesulitan,
4. Dengan diskusi kelompok akan mendapatkan pengalaman baru dalam
pembelajaran.

Dari beberapa alasan pengambilan permasalahan dalam penelitian tindakan


kelas tersebut, maka dapat dirumuskan suatu judul penilitian tindakan kelas
“Meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode
Kooperatif Model STAD Kelas V SD Negeri No.106219 Nagur Ujung
Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran
2018-2019 “

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat merumuskan fokus
penelitian yaitu “Apakah dengan menggunakan metode kooperatif model
STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas v pada mata pelajaran
Pkn yang membahas tentang organisasi ? “
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka penelitian tindakan
kelas ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
Metode kooperatif model STAD dapat meningkatkan pemahaman dan
prestasi belajar siswa tentang Organisasi pada siswa kelas V SD Negeri No.
106219 Nagur Ujung “

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah :
1. . Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V PKn SD Negeri No.
106219 Nagur Ujung
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan dasar tinjauan bagi peneliti untuk
mengembangkan penelitian lanjutan. Khususnya mata pelajaran PKn.
3. Bagi Guru Lain
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan mata pelajaran PKn pada siswa
kelas V SD Negeri No. 106219 Nagur Ujung melalui pendekatan
kooperatif model STAD dapat berguna bagi guru SD lain.
4. Bagi Lembaga Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil dan mutu
pendidikan di SD tempat penelitian pada khususnya dan mutu pendidikan
nasional pada umumnya demi kemajuan lembaga.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Secara keilmuan diharapkan dapat menambah kasanah perbendaharaan
Ilmu pengetahuan, serta dapat mendorong peneliti lain untuk meneliti hal
Serupa dengan kajian yang lebih luas dan mendalam.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat PTK
Penelitian Tindakan Kelas [PTK] dibentuk dari 3 kata, yang memiliki
pengertian sebagai berikut :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan
nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik
tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi
rutin, karena jika penelitian dilakukan dalam kondisi lain, hasilnya tidak
dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata
lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian
tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal
yang sudah ada.
2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Didasarkan pada sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
dengan hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang
lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan
terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara,
karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang
susul menyusul. Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal
statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan. Penelitian tindakan
bukan menyangkut materi atau topik bahasan itu sendiri, tetapi
menyangkut penyajian topik pokok bahasan yang bersangkutan, yaitu
strategi, pendekatan, metode, atau cara untuk memperoleh hasil melalui
sebuah kegiatan uji coba atau eksperimen.
3. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan
SMART merupakan akronim dari Spesific (khusus, tidak terlalu umum),
Managable (dapat dikelola, dilaksanakan), Acceptable/Achievable
(dapat diterima lingkungan, dapat dicapai, dijangkau), Realistic
(operasional, tidak di luar jangkauan), dan Time bound (diikat oleh
waktu, terencana).
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang
paling terkait dengan subyek yang akan dikenai tindakan. Oleh karena itu,
sebelum guru menentukan lebih lanjut tindakan yang akan diberikan, mereka
harus diajak bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh guru dan akan mereka
lakukan harus disepakati dengan suka rela. Dengan demikian, guru dapat
mengharapkan tindakan yang dilakukan oleh siswa dilandasi atas kesadaran
dan kemauan penuh. Dampaknya adalah akan menghasilkan semangat atau
kegairahan yang tinggi.
Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui :
1. Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakn dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit
apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.
4. Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk
menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah
sesuai dengan rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih
perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam
refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada
peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri
sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.

Adapun persyaratan PTK itu sendiri adalah sebagai berikut :


1. Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran
dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan
sistematis. Hasil pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk
menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti
3. Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang
berurutan.
4. Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan,
dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5. Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga
pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang
dilakukan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
6. Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh
sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.
Objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai
aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Unsur-unsur yang
dapat dijadikan sasaran/objek PTK tersebut adalah : (1) siswa, (2) guru, (3)
materi pelajaran, (4) peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan,
baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan
oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan
di laboratorium, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan, dan (7) pengelolaan,
hal yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan misalnya cara dan waktu
mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal,
pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan
milik siswa, dan lain-lain.
Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian
tindakan kelas. Ada dua keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang
guru melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pertama adalah dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan yang kedua, adalah merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan catatan,
bila penelitian tindakan kelas dilakukan secara baik dan benar. PTK akan
berhasil baik dan signifikan apabila sebelum melaksanakannya seorang
guru harus sudah mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan
PTK. Mulai dari pengertian PTK, tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan
sasaran/objek yang bisa dikenai tindakan.

B. Karakteristik Peserta Didik


Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua kativitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memcahkan masalah, dan merancang masa depan
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu,
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya. ( Desmita, 2009 )
Guru harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik.
Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan
lebih di terapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal
bakalperkembangan kognitif tersebut, karena jika anak diasuh secara tidak
sesuai bagaimana mestinya, ini akan berakibat pada perkembangan kognitif
anak, bahkan pada perkembangan mental anak tersebut. Lingkungan pun
sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan
atau pergaulan seseorang maka kemungkinan pengaruh lingkungan pada
perkembangan kognitif anak semakin besar ( wibowo, 2016).

C. Metode Kooperatif Learning


1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
Yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang
dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans
dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama
selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15)
menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa
lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku
sosial.
Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model
pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan
positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar
anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah model
pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar
individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap
muka,komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok
(ArifRohman, 2009: 186).
Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada
berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat
prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling
membantu satusama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu danmenutup kesenjangan dalam pemahaman
masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok
karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan
tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi
secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi
efektif antara anggota kelompok.
Agus Suprijono (2009: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
ataudiarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa
pengetahuan,konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan
supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan
kontribusi. Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan bahwa tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang pro-
akademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki
pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa.
3. Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Lungdren dalam Isjoni (2009: 16) mengemukakan unsur-unsur dalam
pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau
berenang bersama”;
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi;
c. Para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama;
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok;
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar;
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
4. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Proyek
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
dan mereka perlu untuk dihargai.
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
2. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi.
4. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
5. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
sumber.
6. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
7. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
8. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
b. Kelemahan pembelajaran kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua
faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).
Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu;
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai;
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama


atau apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait
dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat
pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif
dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-
manfaat besar lain seperti berikut ini.
a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif
akan
b. Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;
c. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang
lebih besar untuk belajar;
d. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
temantemannya,
e. Dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang
f. Positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;
g. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa
terhadap
h. Teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbedabeda
D. Model pembelajaran Student Team Achievement Division ( STAD )
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran
kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
menggunakan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan
siswa yang heterogen.Dimana model ini dipandang sebagai metode yang
paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif.Metode ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh
para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika Serikat
dengan menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif.Di dalamnya siswa
diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan
teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu
permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 - 84).
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Guru
yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama
dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru
secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau
teks.Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang
dibahas.Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena
didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk
mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya
kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota
kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes
individu.Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari
kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari
kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai
terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini
tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali
penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus
menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan
kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja
keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
sebelumnya.Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar
dan skor tes.Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir
dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya
melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan
atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.Kelompok
dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat
mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.Pemberian penghargaan
ini tergantung dari kreativitas guru.
2. Langkah-Langkah STAD
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah :
1. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri empat
sampai lima orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda
2. Guru menyajikan pembelajaran
3. Guru memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok
4. Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada seluruh anggota
dampai semua mengerti
5. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa
6. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
7. Guru member evaluasi dan kesimpulan (Tim Instruktur, 2008: 17)
3. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1. Meningkatkan kecakapan individu
2. Meningkatkan komitmen
3. Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
4. Tidak bersifat kompetitif
5. Tidak memiliki rasa dendam meningkatkan kecakapan kelompok
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD
1. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan (Yamin, 2008).

E. . Hasil Belajar
Menurut Gagne seperti dikutip Ratna Wilis dahar dalam bukunya.
Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran ( 2011; 02 ) belajar didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat
suatu pengalaman. Skinner ( dalam Isriani dan Dewi, 2012: 4 ) mengatakan
belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Hal senada diungkapkan Rusman bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan ( Rusman,2011: 134
). Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar, responnya
menurun. Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam
kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Ratna Wilis Dahar
mengatakan bahwa bealajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan,
yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-
stimulus dan respons-respons ( 2011: 03 ). Hal senada diungkapkan Isriani
dan Dewi ( 2012: 4 ) bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah
laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari
lingkungan.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar.
Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi
lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus
mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran yang ada,
yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung efektif dan
efisien adalah dengan adanya tujuan dari belajar itu sendiri.
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa ( 2011: 22 ) hasil
belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian – pengertian,
sikap – sikap, apersepsi, dan keterampilan. Selain itu Thobroni dan Mustofa (
2011: 24 ) mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Sedangkan Sadjana dalam sarjanaku.com ( 2011 ) mendefinisikan hasil belajar
sebagai kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehungga dapat
mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari – hari
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sudjana dalam sarjanaku ( 2011: 93 ) hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa ( internal ) dan
faktor dari luar diri siswa ( external ). Dari pendapat ini, faktor yang dimaksud
adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti
yang dikemukakan oleh Clark dalam ( 2011 ) menyatakan bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 %
dipengaruhi oleh lingkungan, demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yaitu faktor – faktor yang berada didalam dan diluar siswa, yang
tergolong faktor internal adalah :
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
2. Faktor psikologis, baik bersifat bawaan maupun keturunan.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Faktor lingkungan keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat.
d. Faktor kelompok.
2) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belanja, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
F. Hakikat pkn
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004).
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan
perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran
Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang
berkaitan dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban
warga negara. Civics merupakan cabang ilmu politik.
1. Fungsi dan tugas
Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk
membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia
kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan
UUD 1945.
2. Tujuan pkn
Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut ini.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
(Kurikulum KTSP, 2006)

1. Ruang lingkup pkn


Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,


Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang


pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,


Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi


negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri


Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

BAB III
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V SD
Negeri No.106219 Nagur Ujung. Subjek, Tempat, dan Waktu penilitian dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini :
1. Subjek penelitian
yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri No.
106219 Nagur Ujung 28 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 13
perempuan.
2. Tempat dan waktu penelitian
Tabel 3.1. Subjek, Tempat, dan Waktu pelaksanaan PTK.
Mata Jumlah Siklus Siklus
No Subjek Prasiklus Tempat
Pelajaran Lk Pr I II
1 PKn Kelas 15 13 Kamis, Kamis, Selasa, SD Negeri
V 05-04- 12-04- 17-04- No.106219
2018 2018 2018 Nagur
Ujung

Keterangan :
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No.106219 Nagur Ujung pada mata
pelajaran PKn. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri No.106219
Nagur Ujung yang berjumlah 28 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 13
orang perempuan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2018 (mulai
kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan).
3. Pihak yang membantu
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah Ibu
Dr.Arnita Sitorus,M.Pd bertindak sebagai supervisor I, Riana Sihombing,S.Pd,
bertindak sebagai supervisor II, Sanuar, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri
No. 106219 Nagur Ujung.
B.Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain yang digambarkan
oleh Arikunto, DKK ( 2008 ) yang mengemukakan secara garis besar terdapat
4 tahapan yang dilalui dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Adapun model tahapannya sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Diadopsi dari diagram Arikunto ( 2008 )

C. Urutan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing
siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain :
Prasiklus
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Menyusun rancangan rencana pembelajaran
b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa
c. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan metode yang
sesuai
d. Mempersiapkan media
e. Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
memahami materi pelajaran
f. Menyusun lembar observasi kinerja guru.
2. Pelaksanaan
Dalam konteks PTK, istilah tindakan dipahami sebagai aktifitas yang
dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau
perbaikan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tindakan maka perlu
menyusun langkah-langkah atau skenario pembelajaran dari tindakan yang
dilakukan.
 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
– Guru bertanya pada siswa tentang organisasi yang ada di sekolah.
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen (prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
 Kegiatan Penutup
 Guru memberikan evaluasi.
 Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
 Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing untuk mengakhiri pelajaran. .
3. Obervasi
a. Pada waktu guru mengajar, peneliti dibantu teman sejawat untuk
melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat kejadian-kejadian
selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh
mana data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan.
b. Untuk mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi angket prestasi
belajar pada awal kegiatan sebelum melakukan tindakan dan juga pada
lembar jawaban observasi prestasi belajar yang dibawa peneliti. Untuk
mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes
yang diberikan setiap akhir pembelajaran .
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data baik dasar observasi
maupun data data hasil evaluasi. Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk
menilai apakah penggunaan metode yang digunakan sudah berjalan efektif, dan
yang terpenting tindakan ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
atau kendala yang dihadapi dan kemungkinan pengembangannya pada siklus
berikutnya.

Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Menyusun rencana pembelajaran ( RPP ).
2. Menyiapkan media alat peraga yaitu berupa gambar tentang sumber
daya alam
3. Menyusun tes awal
4. Menyusun tes akhir
2. Pelaksanaan
Dalam Konteks PTK, istilah tindakan dipahami sebagai aktifitas
yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan
atau perbaikan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tindakan maka
perlu menyusun langkah-langkah atau skenario pembelajaran dari tindakan
yang dilakukan :
 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen(prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
 Kegiatan Penutup
 Guru memberi evaluasi
 Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
 Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
3. Observasi
Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi
kelas ( obeservasi pelaksanaan proses belajar mengajar ). Dengan
menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang
telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh proses yang
terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan.
Kegiatan pengamatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Mengamati pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dan
memeriksa hasil pekerjaan anak.
b. Membuat catatan tentang temuan yg terjadi ketika proses KBM
berlangsung.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan
pada proses pembelajaran setelah diterapkannya model STAD. Hasil
analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya

Siklus II
I. Perencanaan
a. Membuat Perangkat Pembelajaran (pemetaan, silabus, RPP) untuk
menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan
kurikulum.

a. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan


media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal


beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji
proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus II. Materi pembelajaran siklus II ini adalah
“organisasi”. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi
2. Pelaksanaan Tindakan
 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen (prestasi,jenis kelamin,suku, dan lain-lain.
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
Padasaatmenjawab kuis tidak boleh saling membantu.
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa .
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
 Kegiatan Penutup
 Guru memberikan evaluasi.
 Guru memberikan kesimpulan.
3. Observasi
Seperti siklus sebelumnya, pada tahap ini dilaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar
panduan observasi yang telah dibuat. Lembar panduan observasi berisi
tentang instrumen-instrumen yang berkenaan dengan aktivitas siswa dan
kinerja guru.
4. Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan
pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui
metode kooperatif model STAD. Data hasil pelaksanaan siklus I dan II
kemudian dikumpulkan untuk di analisis dalam penyusunan laporan hasil
penelitian tindakan kelas.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan yaitu:
1. Perubahan sifat pembelajaran yang semula berpusat kepada guru
menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2. Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing dan
mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif.
3. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran PKn siswa kelas I SD Negeri 106219 Nagur Ujung.

D. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil
observasi yang digunakan untuk menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan
digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya
dengan penguasaan materi pembelajaran.
a. Kualitatif
Data kualitatif ini, diperoleh dari observasi dengan menggunakan
lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui
sejauh mana aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya
pembelajaran dengan model problem solvingtipe NHT. Analisis dilakukan
dengan cara memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan
pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua
prilaku siswa dan perubahannya selama proses pembelajaran dari siklus I dan
siklus II. Rumus penilaian dari kegiatan siswa dan kinerja guru di atas adalah
sebagai berikut:
R
NP = —— X 100 %
SM

Keterangan:
NP = Nilai persen atau nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)
b. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang akan dikerjakan siswa
pada siklus I, siklus II. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung
nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Σ X1
rumus: X = ——
N
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya Siswa
X1 = Nilai Siswa (Adaptasi dari Herrhyanto dkk., 2009: 4.2).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini hasil ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan
PKn tentang materi organisasi, dengan menggunakan metode kooperatif model
STAD pada siswa kelas V SD Negeri No.106219 Nagur Ujung Kec. Tanjung
Beringin Kab. Serdang Bedagai.
A. Diskripsi persiklus
1.1 Pembelajaran sebelum dilaksanakan perbaikan.
a. Tahap perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelaksanaan pembelajran, ringkasan materi, dan alat pengajaran
yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan.
Tahap kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran dilaksakan pada hari
kamis, 5 april 2018, di kelas V SD Negeri No.106219 Nagur Ujung ,
dengan jumlah murid 28 orang anak. Peneliti bertindak sebagai guru,
observasi/ pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Proses kegiatan belajar-mengajar berpedoman pada RPP yang
telah dibuat.
Tes formatif diberikan pada akhir proses pembelajaran, dan tes ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemehaman dan keberhasilan siswa
untuk memahami materi yang telah diajarkan. Data yang diperoleh setelah
proses pembelajaran adalah:

Tabel I
Rekapitulasi Nilai Siswa sebelum Perbaikan Pembelajaran PKn
Kelas V
No. Nama siswa KKM NILAI KETUNTASAN
1 AGUS 70 60 Tidak Tuntas
2 ANGGRAINI 70 50 Tidak Tuntas
3 FAUZIA 70 80 Tuntas
4 FRAME 70 70 Tuntas
5 AQBAL 70 60 Tidak Tuntas
6 LEYLA 70 60 Tidak Tuntas
7 M.DANDI 70 50 Tidak Tuntas
8 M.RAVI 70 60 Tidak Tuntas
9 NAILA TAMBUNAN 70 80 Tuntas
10 NAILA KHANAHAYA 70 60 Tidak Tuntas
11 NAUVAL 70 70 Tuntas
12 NAILA AMELIA 70 70 Tuntas
13 PIA LETARI 70 60 Tidak Tuntas
14 RENDI RAMADHAN 70 80 Tuntas
15 RENDI FAHRIZAL 70 50 Tidak Tuntas
16 RIZKY 70 70 Tuntas
17 SONIA 70 60 Tidak Tuntas
18 T.KHABIB 70 60 Tidak Tuntas
19 T. FAHRIZAL 70 70 Tuntas
20 YUWANDA 70 60 Tidak Tuntas
21 SAMUEL 70 80 Tuntas
22 SUCI 70 60 Tidak Tuntas
23 PUTRI 70 70 Tuntas
24 T. BONDAN 70 70 Tuntas
25 DAVID 70 60 Tidak Tuntas
26 SANDI 70 80 Tuntas
27 REFANDY 70 50 Tidak Tuntas
28 NAZWA 70 70 Tuntas
JUMLAH 1.820
RATA-RATA 65,00
Persentase Ketuntasan 46%
Jumlah Siswa : 26 siswa
Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 100
Ketuntasan yang diharapkan : 85%
Jumlah siswa yang berhasil : 13 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 15 siswa
Prosentase ketuntasan : 46%

Grafik ketuntasan klasikal prasiklus


56%

54%

52%

50% Column1
Column2
48%
Column4
46%

44%

42%
Tuntas Tidak tuntas

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa belum mampu


mengerjakan soal tes PKn dengan benar berjumlah 13 siswa, hal ini disebabkan
karena:
1. Siswa belum menguasai materi
2. Siswa belum memahami konsep tentang daur air.
Pada data menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum mencapai
ketuntasan belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 adalah 46% lebih
kecil dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85%. Untuk itu peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1

1.2 Perbaikan Siklus 1


1.2.1 Tahap Perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran , lembar pengamatan, alat
evaluasi.
1.2.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap kegiatan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 1
dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 12 April 2018, di kelas V SD
Negeri No.106219 Nagur Ujung, dengan jumlah murid 28 siswa. Peneliti
bertindak sebagai guru, dan observer yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Proses kegiatan belajar mengajar berpedoman
pada hasil pembelajaran awal dan pada Rencana Pelaksanaan Perbaikan
yang telah dibuat.
Tes evaluasi diberikan pada akhir proses pembelajaran, tes ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa
terhadap materi yang telah dipaparkan. Data yang diperoleh setelah
proses perbaikan adalah seperti di bawah ini.
Table 2
Rekapitulasi Nilai Siswa pada Perbaikan Pembelajaran PKn
Siklus 1 Kelas V
No. Nama siswa KKM NILAI KETUNTASAN
1 AGUS 70 80 Tuntas
2 ANGGRAINI 70 80 Tuntas
3 FAUZIA 70 80 Tuntas
4 FRAME 70 70 Tuntas
5 AQBAL 70 70 Tuntas
6 LEYLA 70 70 Tuntas
7 M.DANDI 70 50 Tidak Tuntas
8 M.RAVI 70 70 Tuntas
9 NAILA TAMBUNAN 70 80 Tuntas
10 NAILA KHANAHAYA 70 60 Tidak Tuntas
11 NAUVAL 70 70 Tuntas
12 NAILA AMELIA 70 70 Tuntas
13 PIA LETARI 70 60 Tidak Tuntas
14 RENDI RAMADHAN 70 80 Tuntas
15 RENDI FAHRIZAL 70 50 Tidak Tuntas
16 RIZKY 70 70 Tuntas
17 SONIA 70 60 Tidak Tuntas
18 T.KHABIB 70 60 Tidak Tuntas
19 T. FAHRIZAL 70 70 Tuntas
20 YUWANDA 70 60 Tidak Tuntas
21 SAMUEL 70 80 Tuntas
22 SUCI 70 60 Tidak Tuntas
23 PUTRI 70 70 Tuntas
24 T. BONDAN 70 70 Tuntas
25 DAVID 70 60 Tidak Tuntas
26 SANDI 70 80 Tuntas
27 REFANDY 70 50 Tidak Tuntas
28 NAZWA 70 70 Tuntas
JUMLAH 1.890
RATA-RATA 67,50
Persentase Ketuntasan 64%

Jumlah Siswa : 28 siswa


Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 80
Ketuntasan yang diharapkan : 85%
Jumlah siswa yang berhasil : 18 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 10 siswa
Prosentase ketuntasan : 64%

Grafik ketuntasan klasikla sklus I


70%

60%

50%

40% Column1
Column2
30%
Column4
20%

10%

0%
Tuntas Tidak tuntas

Hasil data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa masih belum mampu
memahami konsep PKn berjumlah 10 siswa, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan. Sebelum diadakan perbaikan siswa yang memperoleh nilai di atas 70
hanya 46%, setelah diadakan perbaikan pertama meningkat menjadi 64%.
Meskipun ada peningkatan namun secara klasikal siswa belum mencapai
ketuntasan belajar karena siswa memperoleh nilai ≥70 masih 64%, lebih kecil dari
prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Pada penilaian proses
selama proses pembelajaran masih didapati siswa yang kurang aktif, kerja
samanya juga kurang dan waktu mendemonstrasikan masih kurang serius. Hal ini
menunjukkan pemahaman siswa masih kurang. Untuk itu peneliti melajutkan
penelitian pada siklus 2

1.3 Perbaikan Siklus 2


1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Perbaikan 2, lembar
pengamatan, media yang mendukung.

1.3.2 Tahap Pelaksanaan Perbaikan


Tahap pelaksanaan pembelajaran perbaikan 2 dilaksanakan pada
hari selasa, tanggal 17 April 2018, di kelas V SD Negeri No.106219 Nagur
Ujung dengan jumlah murid 28 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru, dan
observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Proses kegiatan belajar mengajar berpedoman pada hasil perbaikan 1
(siklus 1) dan pada Rencana Pelaksanaan Perbaikan 2 yang telah dibuat.
Tes evaluasi diberikan pada akhir proses pembelajaran dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa dalam
memahami materi yang telah diberikan.
Data yang diperoleh setelah proses perbaikan 2 adalah seperti di bawah
ini.

Table
Rekapitulasi Nilai Siswa pada Perbaikan Pembelajaran PKn
Siklus 2 Kelas V
No. Nama siswa KKM NILAI KETUNTASAN
1 AGUS 70 80 Tuntas
2 ANGGRAINI 70 80 Tuntas
3 FAUZIA 70 80 Tuntas
4 FRAME 70 100 Tuntas
5 AQBAL 70 70 Tuntas
6 LEYLA 70 70 Tuntas
7 M.DANDI 70 80 Tuntas
8 M.RAVI 70 70 Tuntas
9 NAILA TAMBUNAN 70 80 Tuntas
10 NAILA KHANAHAYA 70 80 Tuntas
11 NAUVAL 70 70 Tuntas
12 NAILA AMELIA 70 90 Tuntas
13 PIA LETARI 70 80 Tuntas
14 RENDI RAMADHAN 70 80 Tuntas
15 RENDI FAHRIZAL 70 50 Tidak Tuntas
16 RIZKY 70 70 Tuntas
17 SONIA 70 80 Tuntas
18 T.KHABIB 70 80 Tuntas
19 T. FAHRIZAL 70 70 Tuntas
20 YUWANDA 70 70 Tuntas
21 SAMUEL 70 80 Tuntas
22 SUCI 70 60 Tidak tuntas
23 PUTRI 70 70 Tuntas
24 T. BONDAN 70 70 Tuntas
25 DAVID 70 80 Tuntas
26 SANDI 70 80 Tuntas
27 REFANDY 70 90 Tuntas
28 NAZWA 70 70 Tuntas
JUMLAH 2100
RATA-RATA 75,50
Persentase Ketuntasan 92%

Jumlah Siswa : 28 siswa


Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 100
Ketuntasan yang diharapkan : 85%
Jumlah siswa yang berhasil : 26 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 2 siswa
Presentase ketuntasan : 92%

Grafik ketuntasan klasikla sklus I


100%
90%
80%
70%
60%
Column1
50%
Column2
40%
Column4
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak tuntas

Berdasarkan analisis hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa siswa


secara keseluruhan telah mencapai kriteria ketuntasan maksimal , hal ini
menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Sebelum diadakan
perbaikan presentase ketuntasan belajar hanya 46%, setelah diadakan perbaikan
satu meningkat menjadi 64%. Kemudian peneliti melaksanakan perbaikan dua
dengan hasil yang sangat bagus.Prosentase ketuntasan mencapai 92%, Pada
peilaian proses selama pembelajaran berlangsung sangat terlihat keaktifan siswa
pada semua kelompok, menunjukkan kerja sama ynag baik dalam diskusi kelas.

B. Pembahasan Setiap Siklus


1.1 Ketuntasan Hasil Belajar
Dari hasil penelitian selama proses belajar mengajar berlangsung,
menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran PKn khususnya materi organisasi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase ketuntasan dalam tes
evaluasi pada perbaikan satu dan tes evaluasi perbaikan dua. Sebelum
diadakan perbaikan ketuntasan mencapai 46% masih jauh dari presentase
ketunntasan yang diinginkan. Tetapi setelah perbaikan satu presentase
ketuntasan ada peningkatan menjadi 64%. Meskipun ada peningkatan baik
minat maupun hasil belajar siswa pada perbaikan satu masih perlu perbaikan
lagi dikarenakan belum mencapai ketuntasan yang diinginkan.
Kemudian dilakukan perbaikan siklus dua, nilai ketuntasan belajar
mengalami kenaikan yang signifikan yaitu menjadi 92%.Dengan demikian
pada siklus dua ini ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai sehingga
tidak perlu lagi diadakan perbaikan. Berikut ini grafik hasil perbandingan
antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

1.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian, aktifitas siswa, kerja kelompok dan
keseriusan siswa dalam setiap proses pembelajaran mengalami peningkatan,
yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil
belajar siswa menunjukkan seberapa besar peranan guru dalam mengelola
pembelajaran, serta guru berhasil meningkatan hasil belajar siswa.

1.3 Aktifitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran


Berdasarkan analisis data, dapat diketahui perkembangan aktifitas
dalam Proses Pembelajaran sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa, guru
banyak berceramah sehingga siswa banyak mendengarkan saja, kurang
aktif.
2. Pada pelaksanaan perbaikan siklus 1, guru menampilkan bebrapa
gambar agar siswa dapat dengan mudah memahami materi. Dengan
menerapkan model pembelajaran seperti itu nilai ketuntasan siswa
sedikit meningkat, namun belum maksimal.
3. Pada pelaksanaan perbaikan 2 guru menambah media dan menggunakan
metode STAD. Siswa lebih aktif dan merasa senang, siswa aktif
melakukan kunjung kerja ke kelompok lain. Guru mengamati dengan
menggunakan lembar pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
diantaranya membimbing, mengarahkan, memberi penguatan/motivasi dan
mengamati setiap kegiatan siswa.
Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa minat siswa pada
pembelajaran khususnya materi tentang pecahan dengan menggunakan
metode STAD, semakin meningkat secara tidak langsung hasil belajar siswa
ikut meningkat. Hal ini terlihat saat siswa bekerja, hasil kerja siswa dalam
kelompoknya dan dapat mendiskusikan secara kompak dan benar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui
metode STAD sangat bermanfaat baik guru maupun bagi siswa.Dengan
metode STAD dan media nyata siswa merasa senang karena siswa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan model STAD
di pembelajaran PKn tentang Organisasi pada siswa kelas V SD Negeri
No.106219 Nagur Ujung dapat meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa. Dari data tabel diperoleh nilai rata – rata pada siklus I = 67,00
dan pada siklus II = 75,50. prosentase ketuntasan belajar siswa pada
siklus I = 64% dan pada sikuls II = 92%. Ada 2 siswa yang belum
tuntas, hal ini di karenakan penalaran kedua siswa tersebut sangat
lambat terutama dalam hal membaca dan menulis.
2. Dengan menggunakan strategi pendekatan STAD pembelajaran akan
menjadi lebih menarik dan menyenangkan, karena dalam pendekatan
STAD siswa dapat melakukan pengamatan dan penggunaan alat peraga
yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar di kelas V SD
Negeri No.106219 Nagur Ujung.
3. Pendekatan STAD dengan pemberian motivasi, bimbingan, pujian dan
dengan penggunaan alat peraga yang menarik sudah terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran PKn sebaiknya guru sering – sering melakukan
kreativitas yang sesuai dengan materi agar pembelajaran lebih menarik
dan dapat memikat perhatian siswa.
2. Dalam pembelajaran PKn, sebaiknya guru lebih menekankan
pembelajaran dalam kelompok, karena dengan belajar kelompok akan
lebih mengaktifkan siswa dalam melakukan diskusi dan dengan belajar
kelompok siswa tidak malu bertanya kepada temannya sendiri
(sharing).
3. Dalam pembelajaran sebaiknya guru banyak memberikan motivasi agar
pembelajaran tidak terasa tegang dan membosankan.
4. Setelah pembelajaran perlu dilakukan evaluasi dan refleksi agar guru
dapat merencanakan tindak lanjut, apakah perlu perbaikan atau sudah
tuntas.
5. Ciptakan suasana belajar yang kondusif dan lingkungan yang bersih,
agar siswa merasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon .

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secaraa Manusiawi. Jakarata:


Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta:


Usaha Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.


Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. psikologi belajar. Rineksa Putra.

Felder, Richad M. 1994. Cooperative Learning In The Technical Corse, (online),


(Pcll\d\My% Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1982. metodologi research, jilid I.yogayakarta: yp. Fak. Psikologi
UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universiats Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Tabel format perencanaan PTK
Fakta/data pembelajaran yang terjadi di Strategi pembelajaran dengan
kelas menggunakan pendekatan model STAD
di pembelajaran PKn tentang
Organisasi pada siswa kelas V SD
Negeri No.106219 Nagur Ujung dapat
meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa. Dari data tabel diperoleh nilai
rata – rata pada siklus I = 67,00 dan
pada siklus II = 75,50. prosentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus I =
64% dan pada sikuls II = 92%
Dengan menggunakan strategi
pendekatan STAD pembelajaran akan
menjadi lebih menarik dan
menyenangkan, karena dalam
pendekatan STAD siswa dapat
melakukan pengamatan dan
penggunaan alat peraga yang dapat
menunjang dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas V SD Negeri
No.106219 Nagur Ujung.
Pendekatan STAD dengan pemberian
motivasi, bimbingan, pujian dan dengan
penggunaan alat peraga yang menarik
sudah terbukti dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Identifikasi masalah a) rendahnya tingkat minat membaca
siswa pada mata paelajaran PKn, (b)
Rendahnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran, (c) Guru
terlalu banyak didepan kelas
berceramah, sehingga siswa merasa
bosan, (d) Tidak adanya media / alat
perga pembelajaran yang dapat menarik
oerhatian siswa, (e) Pendekatan yang
dilakukan guru terhadap siswa kurang
sesuai, (f) Penjelasan yang terlalu
abstrak, (g) Kurangnya perhatian siswa
ketika pembelajaran berlangsung.

Analisis masalah 1. Apa yang menjadi penyebab


sehingga siswa kurang memahami
materi
2. Apa yang harus dilakukan guru
supaya tumbuh minat belajar siswa
untuk bertanya
3. Apakah penyebab siswa kesulitan
menjawab pertanyaan
4. Apa yang harus dilakukan guru
agar siswa lebih aktif lagi
Alternatif dan prioritas pemecahan Penggunaan metode mengajar yang
masalah lebih berfariasi dan lebih melibatkan
anak dalam belajar aktif. Pada
penelitian perbaikan pembelajaran guru
akan menggunakan metode mengajar
kooperatif model STAD. Dimana
siswa yang berperan aktif dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai pengarah, fasilitator yang
berperan meluruskan pemahaman anak
yang salah terhadap suatu kajian
materi.
Rumuan masalah Apakah dengan menggunakan metode
kooperatif model STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas v
pada mata pelajaran Pkn yang membahas
tentang organisasi ?
Lampiran 1
Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
Kepada
Kepala UPBJJUT MEDAN
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Riana Sihombing,S.Pd
NIP : 19680511 198803 2 005
Tempat mengajar : SD Negeri No.102041 Firdaus
Alamat sekolah : Firdaus
Telepon :
Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK 4501) atas :
Nama : LISA MARDIANI
NIM : 835330634
Program studi : PGSD-SI
Tempat mengajar : SD Negeri No.106219 Nagur Ujung
Alamat sekolah : Nagur Ujung
Telepon : 081362746577
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Serdang Bedagai, 2018
Mengetahui,
Kepala sekolah Supervisor 2,

Sanuar,S.Pd Riana Sihombing,S.Pd


NIP. 19581205 198201 1 002 NIP. 19680511 198803 2 005
Surat Pernyataan Sebagai Supervisor 2
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : LISA MARDIANI
NIM : 835330634
UPBJJ-UT : MEDAN
Menyatakan bahwa :
Nama : Riana Sihombing,S.Pd
NIP : 19680511 198803 2 005
Tempat mengajar : SD Negeri No.102041 Firdaus
Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam melaksaakan perbaikan
pembelajaran yang merupakan tuas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Mengajar Profesional (PKP).
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Serdang Bedagai, 2018


Mengetahui,
Supervisor 2, Mahasiswa

Riana Sihombing,S.Pd Lisa Mardiani


NIP. 19680511 198803 2 005 NIM. 835330634
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PRA SIKLUS

Nama Sekolah : SD Negeri No.106219 Nagur Ujung


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi**
3. Memahami kebebasan berorganisasi.

II. Kompetensi Dasar


3.1. Mendekripsikan pengertian organisasi
III.Indikator
1.Mendeskripsikan pengertian organisasi.
2.Menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi.
3.Menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi.
4.Merumuskan contoh struktur organisasi.
5.Merumuskan contoh tata tertib organisasi.

IV. Tujuan Pembelajaran


 Siswa dapat menjelaskan pengertian organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh struktur organisasi.
 Siswa dapat merumuskan contoh tata tertib organisasi.
V. Materi Ajar
 Pengertian organisasi
 Ciri-ciri organisasi.
– Tujuan organisasi.
– Anggota organisasi.
– Struktur organisasi.
– d. Tata tertib organisasi.
Organisasi adalah wadah atau tempat yang mana orang-orang semuanya
berkumpul didalamnya,melakukan kerja sama secara rasional,sistematis,juga
terkendali dengan memanfaatkan sebuah sumber daya yang ada yang dipakai secara
efektif untuk menggapai tujuan atau cita-cita bersama.
Menurut Stoner
Organisasi sebuah contoh hubungan melewati orang-orang yang diberikan sebuah
arahan dari atasan agar dapat menggapai tujuan.

Ciri-ciri Organisasi
- Mempunyai tujuan dan sasaran
- Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya kerja sama dari kelompok orang
- Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang
Tujuan Organisasi
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai.Tujuan menggambarkan tentang
apa yang akan dicapai atau yang diharapkan
Tujuan organisasi secara umum antara lain :
1. Tujuan organisasi adalah untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita bersama
anggota organisasi
2. Tujuan organisasi adalah hasil akhir yang diinginkan di waktu yang akan datang
Manfaat Organisasi
Sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk kehidupan, karena dalam
sebuah organisasi bisa diibaratkan sebagai masyarakat dalam lingkup kecil,selalu
ada masalah yang perlu dipecahkanbersama,sikap saling menjaga dan bertanggung
jawab terhadap keutuhan anggota ataupun mempertahankan sebuah kelompok.
Beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi:
1. Tercapainya sebuah tujuan.
2. Melatih mental bicara di publik.
3. Mudah memecahkan masalah.
Hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Memperluas pergaulan
2. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
3. Membentuk karakteristik seseorang
4. Kuat dalam menghadapi tekanan
5. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
6. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya

VI. Metode Pembelajaran


 Diskusi

VII. Langkah-langkah Kegiatan


 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
– Guru bertanya pada siswa tentang organisasi yang ada di sekolah.
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen (prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
 Kegiatan Penutup
 Guru memberikan evaluasi.
 Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
 Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing untuk mengakhiri pelajaran. .

VIII. Sumber/Bahan Belajar


 Gambar diagram struktur organisasi apa saja yang ada di lingkungan
sekolah.
 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar
Kelas V, terbitan Narasumber umum.)
 Lingkungan sekolah.
 Masyarakat sekitar dan lingkungan kehidupan siswa di luar sekolah.

IX. Penilaian
1. Lisan
2. Tulisan

Instrumen soal
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2. Tuliskan salah satu ciri-ciri organisasi ?
3. Mengapa manusia membutuhkan manusia lainnya ?
4. Pengurus yang bertugas memimpin sebuah organisasi adalah ?
5. Sebutkan tiga manfaat berorganisasi.
Nagur Ujung, 05 April 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN

SANUAR S.P.d LISA MARDIANI


NIP :19581205 198201 1 002 NIM :835330634
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SD Negeri No 106219 Nagur Ujung
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

I. Standar Kompetensi**
3. Memahami kebebasan berorganisasi

II. Kompetensi Dasar


3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

III.Indikator
 Menyebutkan contoh-contoh organisasi di sekolah dan masyarakat.
 Menyebutkan tujuan serta menjelaskan tentang organisasi di sekolah dan
masyarakat.
 Menyebutkan manfaat organisasi yang ada di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
 Menyebutkan struktur organisasi yang ada di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
 Menyebutkan fungsi organisasi yang ada di lingkungan sekolah dan
masyarakat.

IV. Tujuan Pembelajaran


 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh organisasi di sekolah dan
masyarakat.
 Siswa dapat menyebutkan tujuan serta menjelaskan tentang organisasi di
sekolah dan masyarakat.
 Siswa dapat menyebutkan manfaat organisasi yang ada di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
 Siswa dapat menyebutkan struktur organisasi yang ada di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
 Siswa dapat menyebutkan fungsi organisasi yang ada di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan siswa mampu memahami materi dengan lebih baik lagi nilai
mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.
VI. Materi Ajar
Macam-macam bentuk organisasi
 Organisasi formal
Adalah organisasi yang membentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan
tertentu yang di sadari pula dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang
formal.Organisasi formal biasanya di tandai dengan adanya anggaran
dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART).
 Organisasi informal
Adalah organisasi yang dibentuk tanpa di sadari sepenuhnya, tujuan-
tujuannya juga tidak begitu jelas.Contohnya :klub sepeda motor
 Organisasi sosial
Adalah organisasi yang mempunyai tujuan sosial. Organisasi semacam ini
tidak berharap keuntungan dalam bentuk materi. Tujuan utama organisasi
ini untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa menghitung utung rugi.
 Organisasi bisnis
Adalah organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari
hasil organisasi yang di bangun.
 Organisasi resmi
Adalah organisasi yang terdaftar dilembaga pemerintah. Organisasi ini
bisa langsung dibentuk oleh pemerintah atau hanya ada hubungannya
dengan pemerintah.
 Organisasi tidak resmi
Adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan
tidak terdaftar di pemerintah.
 Organisasi dilingkungan masyarakat
- Organisasi kemasyarakatan
- Organisasi pemerintah
- Organisasi ekonomi
- Organisasi sosial
- Organisasi polotik
- Organisasi wanita
- Organisasi keagamaan
 Contoh organisasi dilingkungan sekolah
- Pramuka
- Koperasi sekolah
- Usaha kesehatan sekolah (UKS)
- Organisasi kelas
- OSIS (organisasi siswa intra sekolah )
- PMR (palang merah remaja)
 Manfaat mengikuti organisasi
- Menambah wawasan dan pengalaman
- Mengetahui dan mengembangkan bakat
- Menambah teman
- Belajar mengemukkan pendapat
- Belajar menghormati orang lain
- Belajar menghargai orang lain
- Mudah bergaul
- Melatih kedisiplinan
- Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat
VII. Metode Pembelajaran
 Student Teams-Achievement Divisions
VIII. Langkah-langkah Kegiatan
 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen(prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
 Kegiatan Penutup
 Guru memberi evaluasi
 Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
 Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
IX. Sumber/Bahan Belajar
 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar
Kelas V, terbitan Narasumber umum.)
 Alat Peraga
X. Penilaian
1. Lisan
2. Tulisan
Instrumen Soal
1. Tujuan organisasi Pramuka adalah ...
2. Jelaskan perbedaan organisasi dan perkumpulan!
3. Sebutkan organisasi apa saja yang ada di sekolahmu!
4. Sebutkan organisasi masyarakat yang ada di sekitar rumahmu!

Nagur Ujung, 12 April 2018


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel PKN.

SANUAR S.P.d LISA MARDIANI


NIP :19581205 198201 1 002 NIM :835330634
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II

Nama Sekolah : SD Negeri No.106219 Nagur Ujung


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).

I.Standar Kompetensi
3. Memahami kebebasan berorganisasi

II. Kompetensi Dasar


3.3. Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah.

III.Indikator
1. Memahami prinsip-prinsip organisasi, serta sikap dalam memilih dan
memanfaatkan organisasi.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip organisasi.
3. Menjelaskan sikap dalam memilih dan memanfaatkan organisasi.
4. Mengetahui jenis- jenis organisasi disekolah.
5. Menjelaskan prinsip dalam memilih organisasi disekolah.

IV. Tujuan Pembelajaran


1.Siswa dapat memahami prinsip-prinsip organisasi, serta sikap dalam memilih
dan memanfaatkan organisasi.
2. Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip organisasi.
3. Siswa dapat menjelaskan sikap dalam memilih dan memanfaatkan organisasi.
4.Siswa dapat mengetahui jenis- jenis organisasi disekolah.
5. Siswa dapat menjelaskan prinsip dalam memilih organisasi disekolah.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Dengan metode belajar yang lebih bervariasi diharapkan siswa mampu
memahami materi yang disampaikan.

VI. Materi Ajar


Organisasi adalah wadah atau tempat yang mana orang-orang semuanya
berkumpul didalam nya,melakukan kerja sama secara rasional,sistematis,juga
terkendali.Dengan memanfaatkan sebuah sumber daya yang ada yang dipakai
secara efektif untuk menggapai tujuan atau cita-cita bersama.
Berikut ini adalah pakar-pakar yang menjelaskan tentang pengertian
organisasi.
1.Dres.H.Melayu.S.P Hasibuan
Organisasi adalah sebuah proses pengelompokan,penentuan dan segala
pengaturan yang bermacam-macam kegiatan yang memang dibutuhkan untuk
menggapai tujuan bersama.
2.Stoner
Organisasi sebuah contoh hubungan melewati orang-orang yang diberikan
sebuah arahan dari atasan agar dapat menggapai tujuan bersama.
Ciri-ciri organisasi
- Mempunyai tujuan dan sasaran
- Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya kerja sama dari sekelompok orang
- Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang
Manfaat organisasi
Sebuah organisasi mempunyai dampak sangat benar untuk kehidupan
karena dalam sebuah organisasi bisa diibaratkan sebagai masyarakat dalam
lingkup kecil.selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama,sikap saling
menjaga dan bertanggung jawab terhadap keutuhan anggota ataupun
mempertahankan sebuah kelompok.
Beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi
- Tercapainya sebuah tujuan
- Melatih mental bicara di publik
Hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
- Memperluas pergaulan
- Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
- Membentuk karakteristik seseorang
- Kuat dalam menghadapi tekanan
- Mampu mengatur waktu dengan sangat baik

VII. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Student Teams-Achievement Divisions

VIII. Langkah-langkah Kegiatan


 Kegiatan Awal
– Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
– Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen (prestasi,jenis kelamin,suku, dan lain-lain.
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
Padasaatmenjawab kuis tidak boleh saling membantu.
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa .
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
 Kegiatan Penutup
 Guru memberikan evaluasi.
 Guru memberikan kesimpulan.

IX. Sumber/Bahan Belajar


 Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar
Kelas V, terbitan Narasumber umum.)
 Alat Peraga

X. Penilaian
1. Lisan
2. Tulisan
Insrumen soal
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2. Apa yang di maksud dengan organisasi sekolah ?
3. Sebutkan manfaat organisasi di sekolah ?
4.Sebutkan jenis-jenis organisasi di sekolah ?
5.Tuliskan satu contoh jenis organisasi di sekolah ?

Nagur Ujung, 17 April 2018


Mengetahui
Kepala Sekolah Mahasiswa

SANUAR,S.Pd LISA MARDIANI


NIP.19581205 198201 1 002 NIM. 835330634
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)
UJIAN
Nama Sekolah : SD Negeri No.
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
 Memahami kebebasan berorganisasi.

II. Kompetensi Dasar


 Mendekripsikan pengertian organisasi
III. Indikator
 Mendeskripsikan pengertian organisasi.
 Menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi.
 Menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi.
 Merumuskan contoh struktur organisasi.
 Merumuskan contoh tata tertib organisasi.
IV. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menjelaskan pengertian organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh tujuan organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh anggota organisasi.
 Siswa dapat menyebutkan contoh struktur organisasi.
 Siswa dapat merumuskan contoh tata tertib organisasi.
V. Materi Ajar
Jabatan dalam oragnisasi beserta tugasnya:
 Ketua
 Mengurus organisasi
 Bertanggung jawab akan keberlangsungan organisasi
 Memimpin setiap rapat
 Mengadakan hubungan dengn pihak luar
 Membuat rencana kerja
 Wakil ketua
 Membantu ketua dalam mengurus organisasi
 Menggantikan tugas ketua, jika ketua berhalangan
 Sekretaris
 Membuat agenda organisasi
 Membuat surat-surat yang diperlukan
 Membantu ketua dalam rencana kerja
 Bendahara
 Mengurus masalah keuangan organisasi
 Membuat laporan keuangan
 Membntu ketua dalam membuat rencana kerja
Agar lebih mengerti, perhatikan struktur organisasi pramuka berikut.

VI. Metode Pembelajaran


 Cooperative Learning.
VII. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
o Mempersiapkan kondisi kelas
o Berdoa dan mengabsen siswa

2. Kegiatan Inti
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
o Guru menjelaskan susunan sebuah organisasi organisasi
o Guru menempelkan salah satu gambar organisasi
o Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa
o Kemudian guru memberikan tugas
o Siswa mendengarkan penjelasan guru
o Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok
o Kemudian siswa di tugaskan untuk membuat sebuah susuan organisasi

3. kegiatan penutup
o Guru memberikan penilaian terhadap jawaban-jawaban siswa
o Membuat kesimpulan bersama
o Menutup pelajaran dengan berdo’a

VIII. Sumber/Bahan Belajar


 Buku paket IPS kelas v
 Lingkungan sekolah.
 Masyarakat sekitar dan lingkungan kehidupan siswa di luar sekolah.

IX. Penilaian
 Teknik : Tugas individu
 Bentuk : Tes tertulis
Instrumen soal

Buatlah sebuah struktur organisasi !

............, ......................20 ...


Mengetahui
Kepala Sekolah Mahasiswa

.................................. ..................................
NIP : NIM:

Anda mungkin juga menyukai