Oleh:
MANU WINARSIH
NIM: 824783034
i
LEMBAR PENGESAHAN
Masalah yang merupakan fokus perhatian: Penerapan Metode Role Playing Pada
Tema Kegiatan Jual Beli Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Manu Winarsih
NIM. 824783034
iii
KATA PENGANTAR
iv
ini.
8. Seluruh siswa kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk atas kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran………………..… 5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran………………… 5
vi
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Yang
Membantu………………………………..…………………. 18
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran………………….. 18
C. Teknik Analisis Data……………………………………….. 26
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR DIAGRAM
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Manu Winarsih. 824783034. 2017. Penerapan Metode Role Playing Pada Tema
Kegiatan Jual Beli Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk
Kata kunci: Metode Role Playing, kegiatan jual beli, hasil belajar
Permasalahan yang muncul pada proses kegiatan belajar mengajar yakni
rendahnya daya serap siswa terhadap pemahaman materi yang disampaikan guru
dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan pola pembelajaran yang masih
berpusat pada guru, masih bersifat konvensional artinya dalam penyampaian
materi masih menggunakan metode ceramah dan beberapa pertanyaan. Siswa
kurang terlibat dan kurang termotivasi dalam proses pembelajaran dan penanaman
konsep dari suatu materi/tema kurang memanfatkan situasi nyata di lingkungan
sekitar siswa sehingga berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk menghidupkan suasana belajar
yang kondusif di SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk adalah
dengan penerapan metode role playing (bermain peran), dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok dengan tema
kegiatan jual beli. Tahap penelitian ini diawali dengan perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi
(reflection). Tahapan ini terus berulang sampai peningkatan hasil belajar yang
diharapkan tercapai, dan tidak memerlukan perbaikan lagi. Sehingga dapat
dilanjutkan dengan penyampaian pokok materi baru.
Analisis hasil akhir menunjukkan bahwa hasil belajar untuk pelajaran IPS
pada tahap pra siklus dari jumlah 25 siswa terdapat 5 siswa yang mendapat nilai
75, dan dikatakan tuntas secara klasikal mencapai 20%. Pada siklus I terjadi
peningkatan dari 25 siswa terdapat 17 siswa yang mendapat skor ≥ 75 dan
dikatakan tuntas secara klasikal sebesar 68%. Pada siklus I terjadi peningkatan
lagi dari 25 siswa terdapat 23 siswa yang mendapat skor ≥ 75 dan dikatakan tuntas
secara klasikal sebesar 92%. Sedangkan Analisis hasil akhir menunjukkan bahwa
hasil belajar untuk pelajaran Bahasa Indonesia pada tahap pra siklus dari jumlah
25 siswa terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 74, dan dikatakan tuntas secara
klasikal mencapai 12%. Pada siklus I terjadi peningkatan dari 25 siswa terdapat 14
siswa yang mendapat skor ≥ 74 dan dikatakan tuntas secara klasikal sebesar 56%.
Pada siklus I terjadi peningkatan lagi dari 25 siswa terdapat 23 siswa yang
mendapat skor ≥ 74 dan dikatakan tuntas secara klasikal sebesar 92%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan materi pokok dengan metode role
playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDIT Ulul Albab
Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk
xiii
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Sardjiyo (2012: 1.26)
adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pembaharuan di bidang
pendidikan merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan
kualitasdi dunia pendidikan nasional. Kurikulum harus dikembangkan secara
berkesinambungan, fleksibel dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan
anak secara individu sehingga tujuan kurikulum tercapai.
Pembelajaran yang efektif mendorong siswa belajar lebih optimal di dalam
kelas. Salah satu solusi yang alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia salah satunya dengan cara
penerapan metode bermain peran.
Permasalahan ini juga terjadi di SDIT Ulul Albab, sesuai hasil observasi
peneliti dan hasil wawancara dengan guru mitra yang ada di sekolah tersebut
bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia
masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh bebrapa factor
antara lain pembelajaran masih terpusat pada guru, kurangnya interaksi antar
siswa, pemilihan metode pembelajaran belum tepat, sehingga menyebabkan siswa
bosan dalam proses pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan upaya perbaikan kinerja dan
kreatifitas guru untuk mengajarkan IPS dan Bahasa Indonesia di sekolah dasar.
Diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, sebagai
usaha meningkatkan mutu pembelajaran sehingga siswa mampu mengenal
1
2
dalam belajar. Kondisi yang seperti ini ternyata berpengaruh pula terhadap
kurangnya minat belajar siswa dan perkembangan potensi siswa dalam
pembelajaran sehingga prestasi yang dicapai pun tidak maksimal dan kurang
memuaskan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis mencoba mencari dan mendalami
beberapa literatur yang terkait dengan masalah metode pembelajaran untuk
mengatasi masalah tersebut, penulis menemukan metode pembelajaran yaitu
dengan metode bermain peran (role playing)
Metode role playing ini dipilih oleh penulis karena pada dasarnya
pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan
lingkungannnya baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar,
maupun anak dengan pendidik. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar,
demi mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Metode bermain peran (role playing) menuntut peran serta siswa secara
aktif, siswa melihat, melakukan, mengamati, menganalisa dan menyimpulkan
sendiri atas apa yang terjadi selama bermain peran (role playing) dilakukan.
Disamping itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menumbuhkan motivasi
serta penghargaan kepada peserta didik. Dengan ini penulis berkeyakinan bahwa
dengan metode ini mampu mengatasi rendahnya motivasi yang ditunjukkan
dengan antusiasme dan semangat belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi
siswa dalam mata pelajaran IPS yang bisa dilihat dari meningkatnya nilai belajar
siswa.
Dalam meningkatkan motivasi siswa, penulis langsung menerapkan metode
role playing yang melibatkan siswa kelas III ke dalam kegiatan market day.
Market day merupakan aktifitas pembelajaran enterpreneur dimana anak-anak
diajarkan bagaimana memasarkan produk kepada teman, guru atau pun kepada
pihak luar. Para siswa dalam market day hanya sebatas distributor. Sedangkan
dalam penyediaan produknya bisa melibatkan orang tua maupun guru. Satu lagi
yang perlu ditambahkan adalah fungsi kontrol ketika kegiatan distribusi
4
B. Rumusan Masalah
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa seringkali tidak memahami
secara optimal tentang materi apa yang disampaikan oleh guru bahkan kalaupun
mengerti mereka mudah lupa. Hal ini berakibat rendahnya kualitas hasil proses
belajar mengajar serta kegagalan proses belajar mengajar yang akhirnya
menimbulkan kekecewaan bagi seorang guru, bagi orang tua murid maupun bagi
murid yang bersangkutan karena tidak sesuai dengan harapan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat kami dirumuskan masalahnya
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran role playing dalam pembelajaran
dengan tema kegiatab jual beli pada siswa kelas III SDIT Ulul Albab Loceret?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDIT Ulul Albab Loceret
dalam pembelajaran dengan tema kegiatan jual beli setelah diterapkan metode
role playing ?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Untuk mendukung rancangan yang mendukung dilaksanakan PKM ini
secara berturut-turut akan dipaparkan teori- teori yang berkaitan dengan belajar,
hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia , metode role playing
serta konsep market day.
1. Pengertian Belajar.
Untuk memperoleh pengertian belajar secara obyektif dan lengkap maka
perlu dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli yang telah memberikan
definisi tentang belajar, antara lain sebagai berikut:
a. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995 : 14)
b. Pengertian belajar menurut Sri Anitah (2012: 2.5) bahwa belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses, artinya dalam belajar terjadi proses melihat, membuat,
mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak dan latihan.
c. Gagne dalam Dinn Wahyudin (2007: 3.31) berpendapat bahwa belajar adalah
seperangkat yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa
tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang
baru (Margaret G. Bell). Oleh sebab itu proses belajar selalu bertahap mulai
belajar melalui tanda (signal), kemudian melalui rangsangan-reaksi (stimlus
respons), belajar berangkai (chining), belajar secara verbal, belajar prinsip dan
belajar untuk memecahkan masalah. Hasilnya berupa kapabilitas, baik berupa
sikap, ataupun pengetahuan tertentu.
Jadi belajar adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara sadar
guna mendapatkan perubahan baik pengetahuan, ketrampilan, sikap maupun
aspek-aspek lain yang ada pada individu.
6
7
secara lisan. Sebagai proses, di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang
terlibat, yaitu pembicara, isi pembicaraan, saluran, penyimak, dan tanggapan
penyimak (Anonim, 2009).
Penyimak akan dapat menyimak dengan baik apabila ia memiliki
kemampuan berkonsentrasi, menangkap bunyi tuturan, mengingat hal-hal penting,
serta memahami unsur linguistik dan nonlinguistik secara memadai (Anonim,
2009).
Sedangkan keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa adalah proses
penyampaian pesan kepada pihak lain secara tertulis. Adapun keterampilan
membaca merupakan proses penyampaian pesan secara tertulis dari pihak lain.
Sebagai proses, membaca merupakan kegiatan pemaknaan yang terus-menerus
berdasarkan apa yang tersaji dalam teks karangan serta pengetahuan yang dimiliki
oleh pembacanya (Anonim, 2009).
F. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud dalam ilmu pengetahuan , cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995:652). Sedangkan menurut Joni (1992/1993) dalam Sri
anitah W (2008: 1.24) mengemukaan bahwa metode adalah berbagai cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
1. Prinsip Penggunaan MetodeMengajar.
Beberapa prinsip yang perlu dipehatikan dalam pemililihan metode menurut
Sri anitah W (2008 : 5.5) yaitu :
a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin
tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
b. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui
pemecahan masalah.
13
dibebankan atau kepada siswa. Peran orang tua dan guru juga diperlukan dan
harus disertakan.Para siswa dalam Market Day hanya sebatas distributor. Hal yang
tidak kalah penting adalah fungsi kontrol ketika kegiatan distribusi berlangsung,
disini dibutuhkan peran guru, karena Market Day biasanya dilaksanakan di area
sekolah. Dimana fungsi kontrol ini bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa
berjual beli yang benar, mengajarkan siswa yang belum bisa bertransaksi dalam
bentuk uang dan barang. Sedangkan yang menjadi konsumennya adalah semua
siswa danguru.
Kegiatan Market Daybukan hanya mengajarkan tata cara bertransaksi bagi
siswa. Tetapi banyak nilai moril yang bisa ditanamkan kepada para siswa, seperti
kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, komunikasi interpersonal,
membantu siswa dalam memahami pelajaran yang berkaitan dengan kegiatan
Market Day, serta menanamkan nilai- nilai syari‘at Islam yang benar dalam
kegiatan jual-beli kepada siswa yang berhubungan erat dengan Pendidikan Agama
Islam.
H. Pengertian KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria paling rendah
yang dijadikan tolok ukur untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran baru oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan.
Pertimbangan pendidik atau forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Berapapun jumlah peserta didik yang dapat melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak akan mengubah keputusan guru dalam menyatakan tuntas dan
tidak tuntas siswa dalam suatu proses pemebelajaran. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakkan yang tepat terhadap hasil
penilaian,yaitu memberikan layanam pengayaan bagi yang sudah melampaui
kriteria ketuntasan minimal.
Pertimbangan pendidik atau forum MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan
17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
18
19
Gambar 3.1
Bagan Siklus PTK Model Kemmis dan Taggart (1990)
(Menurut Arikunto, dkk. 2010)
2. Pelaksanaan
Penulis dengan bantuan teman sejawat dan supervisor dalam perbaikan
pembelajaran ini disebut sebagai tim peneliti melakukan kegiatan persiklus.
Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pra Siklus
1) Perencanaan Tindakan
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup
langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh serta instrument yang
akan digunakan.
b) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan mencakup sumber dan
media belajar.
c) Mendesain alat evaluasi belajar pra siklus untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari proses belajar mengajar sekaligus melihat perkembangan
hasil belajar siswa pada tema kegiatan jual beli.
d) Memilih dan menentukan teman sejawat yang akan melakukan observasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
20
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu
beserta langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.
b) Guru membacakan surat Al Baqarah ayat 275 beserta penjelasan singkat
tentang maknaya yang terkandung di dalamnya yakni anjuran jual beli
dalam islam dan mengharamkan riba.
c) Siswa membuat tulisan sederhana berdasarkan gambar seri dengan
menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan
pengalamannya dan siswa lain diperbolehkan menanggapinya.
3) Observasi
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengamati siswa saat
melakukan kegiaatan berkelompok dan membuat catatan atas kejadian saat KBM
berlangsung. Selama kegiatan observasi dengan teman sejawat dapat tari
kesimpulan bahwa:
a) Interaksi antara guru dengan siswa masih kurang
b) Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar masih rendah, sehingga banyak
siswa yang bersikap pasif dan jenuh.
b. Siklus I
1) Refleksi Awal
Peneliti dan praktisi (guru) mengidentifikasi masalah yang selama ini ada
dalam penyampaian materi pada tema kegiatan jual beli pada siswa kelas III
21
2) Perencanaan Tindakan
a) Permasalahan yang telah digali dalam refleksi awal selanjutnya
dirumuskan peneliti dengan lebih maksimal. Perencanaan selanjutnya
adalah bagaimana mengajarkan materi dengan tema kegiatan jual beli
melalui rangkaian pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Merumuskan rancangan tindakan penelitian yang didalamnya meliputi:
(1) Menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran seperti:
RPP, LKS, dan media pembelajaran.
(2) Mengembangkan tes hasil belajar.
3) Pelaksanaan Tindakan
Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi dengan cara menggali pengalaman siswa yang
relevean dengan tema kegiatan jual beli tersebut.
b) Menjelaskan materi pembelajaran secara singkat.
c) Metode pembelajaran role playing dengan menggunakan barang yang ada
disekitar lingkungan siswa, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
sekolah.
d) Mengkondisikan siswa untuk bermain peran, termasuk membagi siswa
menjadi 4 kelompok yakni kopersi, pasar tradisional, apotek dan swalayan.
Pada masing-masing kelompok diberi tugas sendiri-sendiri sesuai dengan
fungsinya sebagai penjual dan sebagai pembeli.
e) Membimbing siswa dalam kegiatan bermain peran.
f) Mengadakan tanya jawab tentang kegiatan bermain peran.
g) Memotivasi siswa agar punya keberanian menyampaikan cerita
pengalaman di depan kelas, dan membimbing siswa untuk menemukan
22
4) Pengamatan
Selama proses KBM berlangsung, guru mengamati kegiatan bermain peran
tentang kegiatan jual beli pada masing-masing kelompok, tentang bagaimana
mereka melakukan transaksi, bagaimana cara mereka agar daganganya laku dan
bagaimana cara mereka mendapatkan barang yang bermutu. Berdasarkan
pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Interaksi siswa dan guru semakin baik dan meningkat.
b) Keterlibatan siswa sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dengan antusiasme
siswa saat memainkan peran baik sebagai penjual maupun sebagai
pembeli.
c) Pemahaman siswa pada aspek berbiacara dan menulis pada pelajaran
bahasa Indonesia sudah mulai ada peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari
perkembangan perbendaharaan kata pada kalimat dalam karangan sudah
mulai tertata dan memperhatikan ejaan yang baik dan benar. Sebagian
siswa mulai ada keberanian menceritakan pengalamannya di depan kelas.
5) Refleksi
Setelah proses KBM sudah selesai, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a) Pelaksanaan pembelajaran dengan metode role playing lebih ditingkatkan
lagi, motivasi dan bimbingan dari guru bagi siswa-siswa tertentu sangat
diperlukan sehingga tidak ada lagi siswa yang canggung ketika
mempraktekkan kegiatan jual beli.
23
b) Pemantapan konsep materi kegiatan jual beli bisa dilakukan oleh guru
beserta teman sejawat untuk menerjunkan langsung siswa kelas III ke
dalam kegiatan market day yang diadakan sekolah.
c) Pembimbingan siswa dalam menemukan gagasan pokok pada gambar seri
perlu di tingkatkan lagi, sehigga isi karangan tidak keluar dari alur cerita.
c. Siklus II
1) Perencanaan
Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan perbaikan penelitian yang
di dalamnya meliputi:
a) Menyiapkan dan mengembangkan perangkat mengajar seperti rencana
pembelajaran, lembar kerja siswa dan media pembelajaran.
b) Memberikan soal uraian kepada siswa berupa soal uraian dengan tujuan
agar siswa terbiasa untuk mengungkapkan atau menceritakan
pengalamannya ke dalam bentuk karangan dengan bahasa yang baik dan
ejaan yang benar.
2) Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Proses pembelajaran
Proses pembelajaran berlangsung dalam beberapa tahapan, dimana dalam
proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
(1) Pada kegiatan ini, dalam memantapkan pemahaman jual beli dalam
pandangan islam, siswa diberikan dasar hukumnya yakni surat Al
Muthaffifin ayat 1-3, dengan cara menghafal dengan gerakan agar siswa
lebih mudah memahami artinya.
(2) Untuk meningkatkan ketertarikan siswa pada jual beli secara islami, guru
memberikan cerita hikmah tentang cara/strategi dagang Rasulullah SAW.
24
(3) Guru menjelaskan secara singkat tentang tujuan diadakan praktek jual beli
yang telah dilakukan beserta manfaatnya.
(4) Untuk memantapkan konsep jual beli, siswa diajak langsung terjun dengan
ikut serta pada program market day yang diadakan sekolah.
(5) Peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk membantu kelancaran
praktek jual beli yang dilakukan siswa kelas III pada program market day.
(6) Setelah melakukan kegiatan jual beli siswa kemudian membuat
kesimpulan sebagai bentuk penguasaan mereka atas konsep jual beli yang
telah diajarkan.
(7) Untuk mengukur prestasi belajar siswa terhadap tema kegiatan jual beli
ini, siswa diberikan tes terakhir kegiatan. Hasil pengujian ini nantinya
dipakai sebagai parameter apakah tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
b) Tes formatif
Tes formatif ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pokok bahasan,
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
c) Guru membuat kesimpulan
Pertemuan ke-1 : Peneliti menyampaikan materi tentang tema kegiatan jual
beli kepada siswa kelas III SDIT Ulul Albab Loceret.
Pertemuan ke-2 : Menyusun dan melaksanakan rencana perbaikan
pembelajaran dari pra siklus tentang tema kegiatan jual
beli.
Pertemuan ke-3 : Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus 1 dan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada tema kegiatan
jual beli.
3) Pengamatan
Selama proses kegiatan berlangsung, peneliti diamati oleh teman sajawat
sebagai pengamat yang bertugas mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Perangkat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Rencana Pembelajaran
25
4) Refleksi
a) Penggunaan metode role playing sangat tepat dalam penyampaian materi
dengan tema jual beli. Dengan menerjunkan langsung ke dalam program
market day siswa terlihat sangat antusias untuk mempraktekkan teori yang
sudah diperolehnya.
b) Melalui kegiatan transaksi jual beli langsung , siswa dapat belajar
bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagai penjual
maupun sebagai pembeli.
26
2. Data Kuantitatif
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk prosentase dan
angka:
a. Rumus untuk menhgitung prosentase ketuntasan belajar adalah:
Selanjutnya dijelaskan, apabila 75% dari jumlah dari jumlah siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar (KBM) mencapai taraf keberhasilan dengan
kualifikasi baik atau bahkan sangat baik, maka proses belajar mengajar dapat
dilanjukan dengan materi baru (S. Bahri Djamari & Aswan Zain, 2006:108).
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1
Guru Menggunakan Metode Ceramah Pada Kegiatan Pra Siklus
29
30
Gambar 4.2
Guru Membagikan Soal Pada Siswa
Pada tema kegiatan jual beli ini meliputi pelajaran IPS dan Bahasa
Indonesia, yang nantinya siswa diharapkan selain dapat bersosialisasi dengan
sesama teman, siswa juga diharapkan mengasah kemampuannya dalam hal
menulis dan berbicara lewat role playing (bermain peran).
Rincian analisis hasil belajar siswa kelas III SDIT Ulul Albab pada tema
kegiatan jual beli adalah sebagai berikut:
31
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Pra Siklus
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat grafik hasil belajar siswa sebagai
berikut:
Grafik 4.1
Hasil Belajar Siswa Tahap Pra Siklus
25
20
15
10 Bahasa Indonesia
5 IPS
Jika dilihat pada tabel dan grafik 4.1, dari 25 siswa kelas III SDIT Ulul
32
Albab yang mencapai ketuntasan pada pelajaran IPS hanya 20%, sedangkan pada
pelajaran Bahasa Indonesia siswa yang tuntas baru mencapai 12%.
c. Refleksi
Langkah selanjutnya, setelah menganalisis hasil belajar, guru dibantu
dengan teman sejawat melakukan refleksi untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembelajaran guna penyusunan perbaikan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang
direncanakan. Sedangkan kelemahannya yaitu:
1) Guru masih mendominan dalam proses pembelajaran, hanya menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab yang pasti membuat siswa kurang
tertarik dan cenderung malas memperhatikan.
2) Keterlibatan siswa masih kurang, sehingga siswa cenderung pasif, cepat
bosan, bahkan ada yang mengantuk.
3) Metode yang digunakan masih belum tepat.
2. Siklus I
a. Perencanaan Perbaikan
Peneliti melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran pada hari Rabu tanggal
12 April 2017. Penyusunan rencana kegiatan perbaikan pembelajaran meliputi:
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya
didiskusikan dengan guru mata pelajaran, menyusun daftar kelompok
(pengelompokan siswa dilakukan secara acak dengan tujuan siswa dapat
berinteraksi dengan teman yang memiliki karakter yang berbeda-beda), menyusun
lembar pengamatan kegiatan bermain peran (role playing), dan soal tes individu
dan kunci jawaban.
b. Pelaksanaan Perbaikan
Pada pertemuan siklus I, guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode bermain peran (role playing) pada materi dengan tema jual
beli di lingkungan sekolah. Sebelum pembelajaran dimulai, guru (peneliti)
menjelaskan sekilas tentang jalannya pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia
dengan menggunakan metode bermain peran.
33
Pada awal kegiatan, guru (peneliti) menyampaikan materi yaitu jual beli
dalam pandangan islam yang dilakukan di lingkungan sekolah. Guru memberikan
materi sebagai dasar hukum jual beli dalam islam, yakni menghafal dengan
metode flash surat Al Muthaffifin ayat 1-3, kemudian guru memotivasi siswa
dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan jual beli, tentang
rukun, hukum, dan larangan jual beli dalam pandangan islam. Dengan beberapa
pertanyaan memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran dengan lebih baik.
Gambar 4.3
Guru Menjelaskan Pembelajaran Dengan Metode Role Playing
Gambar 4.4
Pembagian Kelompok Berdasarkan Tempat Jual Beli
Gambar 4.5
Penjelasan Aturan Bermain Peran Masing-Masing Kelompok
35
Proses bermain peran ini dilakukan di area kelas dan menggunakan meja
dan kursi sebagai tempat. Setelah praktek kegiatan jual beli selesai, siswa diminta
untuk berkumpul dengan kelompoknya dan berdiskusi untuk mengerjakan soal.
Selanjutnya guru memberikan penjelasan siswa tentang langkah-langkah membuat
cerita berdasarkan gambar berseri dengan bahasa yg jelas dan mudah dipahami.
Setelah kegiatan kelompok dilakukan, guru meminta siswa untuk membacakan
hasil dari kerja kelompok tersebut.
Gambar 4.6
Kegiatan Diskusi Siswa
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat grafik hasil belajar siswa sebagai
berikut:
Grafik 4.2
Hasil Belajar Siswa Tahap Siklus I
25
20
15
10 Bahasa Indonesia
IPS
5
0
37
Jika dilihat pada tabel dan gambar grafik diatas, dari 25 siswa kelas III SDIT
Ulul Albab yang mencapai ketuntasan pada pelajaran IPS hanya 68 %, sedangkan
pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa yang tuntas baru mencapai 56%.
c. Refleksi
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I yaitu adanya siswa yang masih kurang aktif dalam kegiatan
kelompok bermain peran, lambat dalam memahami materi. Dalam pertemuan
pada siklus I ada beberapa cara untuk mengatasi masalah, pada siklus berikutnya
seperti:
1. Pada pertemuan perbaikan pembelajaran siklus 1, pada saat memainkan
perannya baik sebagai penjual maupun pembeli, siswa masih merasa
canggung, kurang percaya diri. Guru kurang memberikan kesempatan
bertanya bagi siswa sehingga selain kesempatan bertanya kurang siswa
menjadi kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya. Disamping itu
pada saat mempresentasikan pengalaman praktek jual beli di sekolah, kurang
ada proses menanggapi hasil, dan pada siklus II harus ada proses menanggapi
hasil kerja kelompok. Hal ini digunakan agar siswa lebih memahami materi
dan konsep yang diberikan oleh guru dan sebagai acuan bagi siswa untuk
mengerjakan latihan soal. Guru harus lebih intensif dalam membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan. Guru bisa meminta bantuan pada teman
sejawat untuk membimbing siswa dalam praktek jual beli, dan memberikan
reward untuk menambah semangat belajar pada siswa.
2. Persentase hasil tes pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal yang sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM)
yaitu 75%, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran dalam RPP dan juga
strategi pada pertemuan berikutnya yaitu pada siklus yang II. Diharapkan
setelah siklus II berlangsung, hasil tes akhir siswa dapat meningkat dan
mencapai ketuntasan sesuai dengan SKBM yang telah ditentukan.
38
3. Siklus II
a. Perencanaan Perbaikan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari
senin, tanggal 17 April 2017, dan berlanjut pada praktek jual beli langsung pada
hari sabtu dengan program market day yang rutin diadakan sekolah, dengan
bimbingan guru dibantu dengan teman sejawat.
Pada tahap perencanaan ini, Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pada siklus
II peneliti mempersiapkan rencana perbaikan yang meliputi RPP perbaikan, LKS,
dan penggunaan media dengan mengacu pada hasil pengamatan pada refleksi
siklus I.
b. Pelaksanaan Perbaikan
Pada awal kegiatan, guru (peneliti) menyampaikan materi yaitu jual beli
dalam pandangan islam. Guru memperagaka surat Al Muthaffifin ayat 1-3 dengan
metode flash (mengerti arti lewat gerakan). Hal ini akan memudahkan siswa
dalam memahami hukum, rukun dan larangan jual beli dalam pandangan islam.
Kemudian guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan praktek jual beli di sekolah yang dipraktekkan minggu lalu.
. Dengan beberapa pertanyaan diatas maka diharapkan dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk memulai pembelajaran dengan lebih baik.
Langkah – langkah yang dilakukan pada siklus II ini sedikit berbeda dengan
langkah – langkah pada siklus I. Proses bermain peran berlangsung langsung
melibatkan adik dan kakak kelas.
Pada dasarnya hampir sama pada kegiatan awal sampai akhir dengan
kegiatan pada siklus I, perbedaanya pada saat presentasi, pada siklus I guru tidak
menanggapi hasil presentasi masing- masing kelompok, pada siklus II guru
menanggapi hasil presentasi siswa, hal ini digunakan untuk mempertegas jawaban
siswa dan sebagai acuan untuk tes.
Dalam meningkatkan kemampuan menulis, siswa dibimbing langsung
secara klasikal tentang langkah-langkah menulis karangan, dari mulai perbaikan
dalam menemukan gagasan pokok sampai menghasilkan tulisan dengan bahasa
yang jelas, mudah dipahami, dan memperhatikan EYD serta tanda baca yang
39
benar. Kemudian guru memberikan tes akhir (tes individu) untuk mengukur
kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran
guru melakukan refleksi bersama dengan siswa dan guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah bisa tercapai atau belum.
Pada kegiatan jual beli pada siklus II ini nantinya berlanjut pada kegiatan
market day yang rutin diadakan oleh sekolah setiap hari sabtu, dimana kelas III
sebagai peserta baru program tersebut untuk berjualan, karena sebelumnya yang
diperbolehkan berjualan hanya kelas IV, V dan VI dengan pertimbangan mereka
sudah memiliki bekal konsep tentang jual beli selain itu perhitungan mereka
tentang uang yang masuk dan keluar sudah lebih paham dari pada kelas III. Dalam
pengawasan pada praktek langsung ini, peneliti meminta bantuan pada teman
sejawat untuk membantu mendampingi dan mengkondisikan siswa kelas III dalam
transaksi jual beli riil.
Gambar 4.7
Bekerja Sama Dengan Teman Sejawat Mendampingi
Siswa Kelas III Pada Program Market Day
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Siklus II
Nilai IPS Keterangan Nilai B I Keterangan
KKM:75 Jumlah T/TT KKM:74 Jumlah T/TT
70 2 TT 72 2 TT
75 3 T 76 10 T
77 1 T 80 4 T
78 2 T 84 5 T
79 1 T 88 1 T
80 4 T 100 3 T
82 1 T T
83 1 T T
84 1 T T
85 3 T
87 1 T
89 1 T
90 2 T
93 1 T
100 1 T
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat grafik hasil belajar siswa sebagai
berikut:
Grafik 4.3
Hasil Belajar Siswa Tahap Siklus II
35
30
25
20
15 Bahasa Indone
10 IPS
5
0
41
Jika dilihat pada tabel di atas, dari 25 siswa kelas III SDIT Ulul Albab yang
mencapai ketuntasan pada pelajaran IPS maupun pelajaran Bahasa Indonesia
siswa yang tuntas sudah mencapai 92%.
c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes formatif siswa pada siklus II, diperoleh hasil
persentase seperti berikut, selama proses pembelajaran dengan tema kegiatan jual
beli dengan menggunakan metode bermain peran mencapai 92 % dengan
ketuntasan yang diperoleh 23 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa sesuai dengan
kriteria ketuntasan, presentase tersebut sudah mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal. Dari data diatas, presentase ketuntasan hasil belajar siswa sudah
maksimal dan ketuntasan belajar secara klasikal sudah tuntas. Dengan demikian
tidak perlu dilakukan perbaikan dalam siklus II.
2. Siklus I
Pada perbaikan pra siklus, guru mulai menggunakan metode role playing.
Penggunaan metode ini sangat tepat digunakan untuk menyampaikan tema
kegiatan jual beli, karena siswa terlibat dalam proses kegiatan belajar secara
langsung. Siswa mulai antusias, dan melibatkan diri dalam praktek kegiatan jual
beli dkelas. Percaya diri siswa mulai meningkat meskipun masih ada sebagian
siswa masih canggung dalam praktek jual beli. Siswa mulai berani
mempresentasikan hasil kegiatan jual beli di depan kelas. Kemampuan menulis
dengan membuat karangan berdasarkan gambar seri sudah mulai tampak.
Pada hasil evaluasi hasil belajar pada siklus I ini, prosentase ketuntasan
siswa meningkat, untuk pelajaran IPS menjadi 68% dan Bahasa Indonesia menjadi
56% dari 25 siswa. Hal ini masih dikatakan proses perbaikan pembelajaran belum
tuntas, karena masih dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimum yakni 75% .
Hasil yang diperoleh pada tahap siklus I ini niai rata rata siswa pada
pelajaran IPS adalah 75, sedangkan Bahasa Indonesia nilainya 74,7. Meskipun
telah mengalami peningkatan hasil yang diperoleh pada siklus I masih perlu
peningkatan perbaikan, oleh karena itu guru memandang perlu melakukan
perbaikan siklus II
3. Siklus II
Pada siklus II ini ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari
pembelajaran pra siklus yang dilakukan sampai perbaikan pembelajaran siklus II.
Hanya 2 orang siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus II.
Perbaikan pembelajaran berhasil dilaksanakan sampai siklus II. Ternyata
dengan menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan pembelajaran membuat
siswa aktif dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai. Muchlas Samani (2007) mengemukakan bahwa
apapun metode pembelajarannya, maka harus bermakna (meaningfull learning).
43
Gambar 4.8
Kegiatan Setelah Selasai Market Day
Peningkatan aktivitas belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II.
Siswa termotivasi dan tertarik mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan
meningkatnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru, siswa berani bertanya,
dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Pada hasil evaluasi hasil belajar pada siklus II ini, prosentase ketuntasan
siswa meningkat, untuk pelajaran IPS dari 68% menjadi 92% sedangkan pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi dari 56% menjadi 92% dari 25 siswa. Berdasarkan
Standar Ketuntasan Belajar Minimum yakni 75% , maka proses perbaikan
pembelajaran dikatakan tuntas karena sudah lebih dari 75%. Sehingga tidak perlu
diadakan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.4
Rekapitilasi Data Hasil Belajar
Jumlah Tes Pra Siklus Daya
IPS Daya Bahasa Indonesia
Siswa Serap
<75 >75 Serap <74 >74
25 20 5 20% 22 3 12%
44
100%
50% Siklus II Pra Siklus
Siklus I
Siklus I
0% Pra Siklus Siklus II
IPS
Bahasa Indonesia
menjadi 56% dengan nilai rata-rata 74,7. Kemudian pada siklus II prosentase
prestasi belajar meningkat menjadi 92%, dengan nilai rata-rata 81,2.
Dengan demikian pemilihan metode role playing sangat tepat dalam
penyampaian materi dengan tema kegiatan jual beli pada kelas III SDIT Ulul
Albab Nganjuk. Metode role playing (bermain peran) ini dipilih oleh penulis,
karena sangat tepat digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran dengan
materi pokok kegiatan jual beli. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa peneliti
sebelumnya yang menggunakan metode role playing ini dalam menyampaiakn
pelajaran.
Penelitian yang berkaitan dengan penerapan metode role playing pada tema
kegiatan jual beli ini misalnya yang dilakukan saudara Sri Wahyuni dkk (2014),
mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta jurusan PGSD. Beliau
menerapkan metode role playing ini pada pelajaran IPS materi jual beli yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada kelas
III SDN Banjarmukadan, Buluspesantren, Kebumen tahun ajaran 2013/2014.
Penerapan metode role playing ini juga dilakukan oleh saudari Kanti
Wilujeng (2015) pada SDN Semboro 01 Kabupaten Jember kelas III untuk
pelajaran IPS dengan materi jail beli dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Peneliti lain tentang penggunaan metode role playing juga
dilakukan oleh saudari Wilda Ramatul Mazidah (2015) pada MI Darul Ulum
Rejosari, Wonodadi Blitar.
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing ini,
memiliki kesamaan tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan
mendorong siswa menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran dan tercipta suasana
belajar yang menyenangkan. Sehingga ketika siswa bermain peran akan terdorong
motivasi belajar sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Namun terdapat perbedaan pada peneliti sebelumnya yakni penelitian ini
menggunakan tematik yang mencakup juga pelajaran Bahasa Indonesia, dimana
siswa juga diajari untuk memiliki keberanian menceritakan pengalaman dari
kegiatan jual beli di depan kelas, kemudian siswa yang lainnya menanggapi.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dan diselesaikan
pada penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul “Penerapan Metode Role
Playing Pada Tema Kegiatan Jual Beli Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk” maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode role playing pada pelajaran dengan tema kegiatan jual beli,
yang mencakup pelajaran IPS dan bahasa Indonesia dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SDIT Ulul Albab Loceret. Dilihat dari
hasil belajar siswa yang meningkat, hal ini membuktikan bahwa penyampaian
materi dengan tema kegiatan jual beli dengan menggunakan model bermain
peran (role playing) sangat efektif untuk membantu siswa dalam memahami isi
dan konsep dari materi yang diajarkan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
juga tampak, siswa tidak lagi pasif dan lebih komunikatif. Dengan bermain
peran, siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menerima materi pokok
karena siswa merasa terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa bergantian
berperan sebagai penjual dan pembeli. Penerapan metode role playing dalam
pembelajaran kegiatan jual beli ini, siswa tampak lebih antusias dan
bersemangat dalam belajar yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar
siswa.
2. Analisis hasil akhir menunjukkan bahwa hasil belajar pada pra siklus dari
jumlah 25 siswa terdapat 5 siswa yang mendapat skor ≥ 75 pada pelajaran IPS,
prosentase ketuntasan secara klasikal untuk pelajaran IPS 20%. Sedangkan
pada pelajaran bahasa Indonesia yg mendapat nilai > 74 sebanyak 7 siswa,
prosentase ketuntasan secara klasikal 28%.
Pada siklus I terjadi peningkatan dari jumlah 25 siswa pada pelajaran IPS
46
47
terdapat 17 siswa yang mendapat skor ≥ 75, dan dikatakan tuntas secara
klasikal mencapai 68%. Sedangkan pasa pelajaran bahasa Indonesia terdapat
15 siswa yang mendapat nilai > 74, dan dikatakan tuntas secara klasikal
mencapai 60%. Pada siklus II terjadi peningkatan dari jumlah 25 siswa pada
pelajaran IPS maupun bahasa Indonesia terdapat 23 siswa yang mendapat skor
IPS ≥ 75, dan nilai bahasa Indonesia > 74, dan dikatakan tuntas secara klasikal
mencapai 92%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan
model role playing (bermain peran) dapat meningkatkan hasil belajar pada
tema kegiatan jual beli siswa kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret,
Kabupaten Nganjuk.
menggunakan metode role playing (bermain peran) pada materi yang lain
dalam ruang lingkup yang lebih luas dan dalam jangka waktu yang lama.
49
DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana, Yusi. 2012. Bahasa dan Sastra Indonesia. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Tangerang Selatan.
Sri, Wahyuni. dkk. Penerapan Metode Role Playing (Bermain peran) untuk
meningkatkan konsep kegiatan jual beli. www.e-
jurnal.com/2015/06/penerapan-metode-role-playing-bermain.html. Diakses
tanggal 7 Mei 2017.
Taufiq, Agus. Prianto, P.L. Mikarsa, H.L. 2012. Pendidikan Anak di SD. Edisi 1.
Universitas Terbuka. Tangerang Selatan.
Wahab, A.W. dkk. 2011. Konsep Dasar IPS. Edisi 1. Universitas Terbuka.
Jakarta.
49
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN
PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN LAPORAN PKP
NIM : 824783034
Nama Sekolah : SDIT ULUL ALBAB
Kelas : III (tiga)
Tema : Kegiatan Jual Beli
Identifikasi Masalah : 1. Tidak adanya interaksi aktif antara guru dan
Pembelajaran di Kelas murid. Murid cenderung bersifat pasif dan
sebagai pendengar saja sedangkan guru hanya
sebagai pembicara.
2. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti mata
pelajaran IPS yang berdampak menurunnya
prestasi yang bisa dilihat pada hasil belajar
siswa yang masih rendah.
3. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang
tepat
Pemecahan Masalah : 1. Membangun komunikasi yang interaktif antara
guru dan siswa, dengan melibatkan siswa
dalam setiap kegiatan pembelajaran.
2. Memberikan motivasi kepada siswa baik secara
verbal dengan cerita hikmah yang mampu
menumbuhkan karakter yang baik dalam
kehidupan sehari hari. Selain itu juga
memberikan motivasi non verbal, misalnya
dengan adanya reward bagi siswa yang aktif dan
menunjukkan prestasi yang bagus
3. Memilih metode Role Playing dan
menggunakan media yang melibatkan siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan metode Role Playing
dalam pembelajaran dengan tema kegiatan jual
beli pada siswa kelas III SDIT Ulul Albab
SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret?
2. Bagaimana penerapan metode Role Playing
dalam pembelajaran dengan tema kegiatan jual
beli dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas III SDIT Ulul Albab Kecamatan
Loceret?
Nama Kepala Sekolah : Hernawan, A.Ma
Nama Supervisor 2 : Wiwik Budiwiyatni, S.Pd.I
Lampiran 3
Kepada
Kepala UPBJJ Malang
Di
Malang
Menyatakan bahwa:
Nama : Wiwik Budiwiyatni, S. Pd.I
Tempat Tugas : SDIT Ulul Albab Loceret
Supervisor 2 Mahasiswa
Supervisor 2 Mahasiswa
Paraf
No Hari/tgl Kegiatan Hasil/ komentar
Mahasiswa Supervisor 2
1.
2.
3.
4.
5.
Paraf
No Hari/tgl Kegiatan Hasil/ komentar
Mahasiswa Supervisor 2
6.
7.
8.
9.
Mengetahui
Kepala UPBJJ-UT Malang Koord. BBLBA Supervisor 2
Dr. Agus Santoso., M.Si. Drs. Sigit Waluyo, M.Pd Wiwik Budiwiyatni, S.Pd.I
NIP. 19640217 199303 1 001 NIP.195808051983031002
Lampiran 20.
1. UPBJJ-UT : MALANG
2. TempatUjian :
3. LokasiUjian :
4. RuangUjian : KELAS:
5. NamaPesertaUjian :
6. NomorIndukMahasiswa :
7. WaktuPelaksanaanUjian :
TANDA
No. TANGGAL PUKUL RP YANG DIUJIKAN TANGAN
PESERTA
8. Catatan Peristiwa
yang Terjadi
Mengetahui
Pengelola Pokjar PGSD Penguji TandaTangan
Kab. Nganjuk Nama:
1. ( )
2. ( )
SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)
ULUL ALBAB
Jl. Merapi IV Gang Bengkel Ds. Sukorejo Kec. Loceret Kab. Nganjuk
Telp. (0358) 322913 Email : ululalbab.ngk@gmail.com
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ulul Albab
menerangkan bahwa :
Nama : Manu Winarsih
NIM : 824783034
Tempat/Tgl.Lahir : Nganjuk, 16 Nopember 1978
Alamat Rumah : RT.002/ RW.002, Dk Barong Ds. Mungkung Kec. Loceret
Kab. Nganjuk 64471
Demikian surat Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Hernawan, A. Ma
SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)
ULUL ALBAB
Jl. Merapi IV Gang Bengkel Ds. Sukorejo Kec. Loceret Kab. Nganjuk
Telp. (0358) 322913 Email : ululalbab.ngk@gmail.com
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SDIT Ulul Albab Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk menerangkan bahwa :
Nama : Manu Winarsih
NIM : 824783034
Tempat/Tgl.Lahir :Nganjuk, 16 Nopember 1978
Alamat Rumah : RT.002/ RW.002, Dk Barong Ds. Mungkung Kec. Loceret
Kab. Nganjuk 64471
Yang namanya tersebut di atas benar telah mengikuti ujian Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) tanggal 22 April 2017
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sesunggunya untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Hernawan, A. Ma