Anda di halaman 1dari 20

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN

BANGUN RUANG DI KELAS V SDN RANTAWAN 2 MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

EKA FITRIANI

NIM : 858297038

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional.
Pelaksanaan penyusunan laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang lebih berpengalaman. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih dan perhargaan yang sebesar- besarnya kepada :
1. Yuli Hastuti, M.Pd selaku tutor pembimbing mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional yang telah banyak memberikan bimbingan
terhadap upaya perbaikan pembelajaran ini.
2. H. Akhmad Riadi, S.Pd, selaku teman sejawat yang telah banyak
membantu dalam melakukan observasi, refleksi dan diskusi selama
perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan.
3. Hj. Setiawati Olfah, S.Pd selaku Plt. Kepala Sekolah SDN Rantawan 2
yang telah banyak memberikan dukungan dan bimbingan.
4. Seluruh dewan guru dan karyawan SDN Rantawan 2 yang banyak
memberikan dukungan.
Penulis menyadari, laporan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini
masih belum sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan, demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang kan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
dalam upaya memantapkan kemampuan profesional guru.

Banjarmasin, April 2022


Mahasiswa

EKA FITRIANI
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN


BANGUN RUANG DI KELAS V SDN RANTAWAN 2 MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Banjarmasin, April 2022

Supervisor 1 Mahasiswa

( .........................) ( EKA FITRIANI)


LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan PGSD Universitas Terbuka
merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi- sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Banjarmasin,…………….…..2022

Materai 6000

EKA FITRIANI
NIM. 858297038
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar........................................................................................ i
Lembar Pengesahan................................................................................. ii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat........................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................. iv

I. Pendahuluan.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Perbaikan............................................................. 3
D. Manfaat Perbaikan........................................................... 4

II. Kajian Pustaka....................................................................... 5


A. Belajar………………..................................................... 6
B. Karakteristik Anak SD.................................................... 7
C. Mata pelajaran Matematika............................................. 8
D. Pembelajaran Kooperatif................................................. 9
E. Pembelajaran Kooperatif................................................. 9
F. Metode Make A Macth.................................................... 10

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.................. 8

A. Subjek, Waktu dan Tempat penelitian............................ 8


B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran....................... 9
C. Teknik Analisis Data...................................................... 10
D. Indikator Keberhasilan.................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah jantung dari sebuah bangsa. Itulah istilah
popular yang sering terdengar di Indonesia. Pendidikan mempunyai peran
penting dalam kehidupan manusia, yakni dapat membangun harkat dan
martabat seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara.
Pendidikan yang ada di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera yang merupakan tujuan Pembangunan Nasional. Pendidikan juga
dikatakan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan kemampuan seseorang
ke jalan yang baik.
Pendidikan adalah pokok utama dari pengembangan komunitas
kelompok terkecil hingga bangsa yang paling besar. Sebuah kelompok
akan lebih berharga, jika sumber daya manusia dalam kelompok itu
memiliki kualitas yang baik dalam pendidikan. Dengan kata lain,
seseorang yang mempunyai pendidikan memiliki banyak pengetahuan
umum, pengetahuan agama, informasi dan teknologi.
Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui
belajar matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang melatih
kemampuan logis berpikir kritis, sistematis dan analitis. Matematika
jembatan ilmu teknologi dan pengetahuan karena untuk pelajaran lain
seperti bidang ilmu sosial, biologi, fisika maupun ekonomi tidak akan
terlepas dari matematika.
Menurut Soedjadi (1994:1), meskipun terdapat berbagai pendapat
tentang matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun
tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain: (a)
memiliki objek kajian abstrak, (b) bertumpu pada kesepakatan, (c) berpola
pikir deduktif, (d) memiliki symbol yang kosong dari arti, (e)
memperhatikan semesta pembicaraan, (f) konsisten dalam sistemnya.
Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai
pendidik. Hal ini mengharuskan guru untuk selalu dapat menyesuaikan
dan mengembangkan cara mengajar dalam melaksanakan sebuah
pembelajaran, agar guru dapat memahami hal-hal yang berhubungan
dengan proses belajar-mengajar.
Dalam proses belajar mengajar ada satu tujuan yang harus di capai
secara maksimal, ini berarti guru harus merancang pembelajaran agar
materi pembelajaran yang akan diajarkan dapat diserap siswa sesuai yang
diharapkan.
Menurut Sujana dalam Asep Herry Hernawan, dkk (2020: 1.28),
bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari
guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai
lebih efektif dan lebih efisien.
Berdasarkan hasil tes evaluasi mata pelajaran Matematika pokok
bahasan Bangun Ruang yang dilaksanakan di Kelas V SD Negeri
RANTAWAN 2 Kecamatan Amuntai Tengah, menunjukan masih
rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sesuai nilai
KKM mata pelajaran MATEMATIKA. Siswa tidak dapat secara tuntas
menguasai konsep tersebut dengan baik selama kegiatan pembelajaran,
siswa kurang minat dengan pembelajaran Matematika, kurangnya motivasi
untuk belajar, jarang mengajukan pertanyaan atau kalau diminta maju ke
depan ada siswa yang merasa malu.
Masalah di atas disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
strategi pembelajaran dalam mata pelajaran yang dikatakan cenderung
masih didominasi oleh metode ceramah dan kurangnya media
pembelajaran yang menarik, dimana guru sebagai sumber informasi,
kegiatan pembelajaran selayaknya banyak memberi kesempatan kepada
siswa, sehingga dapat mengembangkan keterampilan dan sejumlah
kompetensi yang terkait dengan perubahan kondisi kini dan kondisi masa
depan.
Untuk menumbuhkan suasana kelas yang kundusif, upaya yang
dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran ialah mengembangkan
pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut James M,
Cooper dalam Djam’an Satori,dkk (2011: 4.24), pembelajaran kooperatif
ialah pembelajaran yang mengkombinasikan : (1) tujuan kelompok atau
dukungan tim, (2) tanggung jawab individual, dan (3) kesamaan
kesempatan untuk sukses.
Maka dari itu penulis beranggapan bahwa Model Pembelajaraan
kooperatif tipe make a macth adalah salah satu cara yang dapat mengatasi
masalah-masalah yang disebutkan diatas tadi. Metode Make a Match atau
mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan
kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa
disuruh dikembangkan oleh batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokan kartunya diberi poin. Maka penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana hasil belajar Matematika dalam bahasan pokok Bangun Ruang
siswa kelas V SDN Rantawan 2 Kecamatan Amuntai Tengah, jika
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Macth.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan dalam pembelajaran
Matematika pokok bahasan Bangun Ruang, siswa perlu memiliki teknik
atau model pembelajaran kooperatif tipe make a macth, dengan model
pembelajaran ini sebagai motivasi untuk meningkatakan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas V SDN Rantawan 2 berhasil dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe make a macth
sebagai motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Rantawan 2 ?”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan perbaikan ini adalah
untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a
macth sebagai motivasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada
siswa kelas V SDN Rantawan 2.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Perbaikan


Hasil dari perbaikan ini diharapkan dapat digunakan sebagai:
a). Bagi Siswa
1. Hasil belajar MATEMATIKA siswa kelas V SDN Rantawan 2
Menjadi meningkat.
2. Menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa.

b). Bagi Guru

1. Guru dapat memperbaiki pembelajaran di kelasnya.


2. Guru berkembang secara professional.
3. Guru percaya diri menemukan kelemahan dengan kekuatan diri.
4. Guru mempunyai kesempatan aktif mengembangkan diri.

c). Bagi Sekolah

1. Sekolah menjadi lebih berkembang


2. Sesama guru saling bekerjasama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
Menurut Gagne, bahwa belajar adalah satu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar
adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. ( Anitah W, Sri, dkk; 2020:1.3).
Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang dieroleh melalui latihan. Perubahan itu disebabkan
karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan
terjadinya interaksi edukatif. ( Anitah W, Sri, dkk; 2020:2.4).
Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut kognitif, psikomotorik, maunpun efektif. Hasil belajar
siswa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dan
luar diri belajar siswa. Faktor yang berasal dari dalam dapat berupa
bakat, minat dan semangat beajar. Sedangkan faktor yang berasal dari
luar dapat berupa motivasi dan stimulasi dalam belajar.
Menurut Bloom, dkk, tujuan atau hasil belajar digolongkan
menjadi tiga domain yaitu :
1. Kognitif
Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan
dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa.
Dalam domain ini terdsapat enam tingkatan, yaitu, ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Afektif
Hasil belajar afektif mengacu pada sikap dan nilai yang
diharapkan setelah mengikuti pelajaran.
3. Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik mengacu pada kemampuan bertindak.
B. Karakteristik Anak SD
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau
masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah
matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua,
yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6-12 tahun.
Nampak cenderung lamban. Pertumbuhan fisik anak menurun terus,
kecuali pada akhir periode tersebut, sedangkan kecakapan motorik terus
membaik. Perubahan terlihat kurang menonjol jika dibandingkan
dengan usia permulaan. Akan tetapi perkembangan pada usia ini masih
signifikan. Perkembangan intektual sangat subtansial, karena karena
sifat egonistik, anak menjadi lebih logis. Perkembangan yang terjadi
menghasilkan adanya perbedaan pada anak usia 6-12 tahun. Anak usia
6 tahun tampak seperti anak kecil, sedangkan anak berusia 12 tahun
Nampak seperti orang dewasa.
Menurut Nursidik Kurniawan, ada empat macam karakteristik anak
SD (http://multiply.com.journal/item/3), yaitu senang bermain, senang
bergerak, senang bekerja sama dalam kelompok dan senang merasakan
atau melakukan/ memperagakan sesuatu secara langsung.
Menurut Santrock (2018), untuk menjadi guru seseorang
membutuhkan berbagai ilmu dan keterampilan, termasuk kemampuan
untuk berinteraksi dengan peserta didik yang bervariasi, Santrock
berbagi “resep” menjadi guru efektif dalam dua kategori utama, yaitu
pengetahuan dan keterampilan profesional serta komitmen, motivasi,
dan kepedulian. (Felicia Nisa, 2021:1.26)
Oleh karena itu, para guru harus mengetahui karakteristik anak
usia sekolah dasar (SD), sehingga lebih mengetahui kemampuan siswa
khususnya ditingkat sekolah dasar. Sebagai guru kita harus dapat
menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa,
maka sangatlah penting mengetahui karakteristik siswanya.
C. Mata Pelajaran Matematika
Dalam kurikulum bebasis kompetensi (KBK), Matematika
memiliki beberapa model pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan
tantangan sekarang dan mendatang. Beberapa diantaranya adalah
model-model (1) contexctual learning, (2) cooperative learning, (3)
Realistic Mathematics Education, (4) problem solving, (5)
matchematical investigation, (6) guided discovery, (7) open-ended
(multiple solution, multiple method of solution), (8) manipulative
material, (9) concept map, (10) quantum teaching/learning, dan (11)
writing in mathematics.
Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri khusus antara
lain abstrak, deduktif, konsisten, hierakis, dan logis. Soedjadi (1999)
menyatakan bahwa keabstakan matematika karena objek dasarnya
abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip (Muhsetyo Gatot, dkk,
2021:1.2)
Bangun ruang merupakan salah satu materi geometri yang
diajarkan sejak sekolah dasar dan termasuk dalam materi pokok
pelajaran Matematika kelas 5 semester 2.
Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi. Bangun ruang
memiliki ruang yang dibatas oleh bidang-bidang. bangun yang
mempunyai ruang yang dibatasi oleh sisi-sisinya. Salah satu jenis
bangun ruang, yaitu: kubus dan balok.
Kubus adalah sebuah bangun ruang yang memiliki panjang rusuk
yang sama serta merupakan bangun yang di batasi oleh enam buah sisi
yang sama dan sebangun, serta merupakan bangun ruang tiga dimensi.
Kubus memiliki sifat, yaitu : mempunyai 6 sisi berbentuk persegi yang
ukurannya sama luas, 12 rusuk yang ukurannya sama panjang, 8 titik
sudut, 4 buah diagonal ruang, dan 12 buah bidang diagonal. Rumus
volume kubus yaitu: V = s x s x s atau V = s3.
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk dari tiga
pasang persegi atau persegi panjang, dengan setidaknya memiliki satu
pasang di antaranya berukuran berbeda. Balok memunyai sifat, yaitu
mempunyai 4 sisi berbentuk persegi panjang (2 pasang persegi panjang
yang ukurannya sama), 2 sisi yang bentuknya sama (1 pasang persegi
panjang dengan ukurannya sama namun berbeda ukuran dengan 2
pasang persegi panjang yang lain), 12 rusuk yang ukurannya sama
panjang, dan 8 buah titik sudut. Volume balok yaitu V = Panjang x
lebar x tinggi atau V = p x l x t

D. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif ikut serta
bekerjasama sehingga mereka mampu berkomunikasi, berinteraksi,
dengan teman-temannya dan membahas sesuatu yang penuh arti.
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas
yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar
mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai
pemecahan masalah yang komplek. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu dalam
belajar satu sama lainnya.
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo
homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk
sosial ( Lie, 2003:27 ). Sedangkan menurut Ibrahim (2003:2) model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri
khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus
diterapkan, yang meliputi : saling ketergantungan positif, tanggung
jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi
proses kelompok ( Lie, 2003:30 ).
E. Metode Make a Match
Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas,
guru menerapakan metode pembelajaran make a match. Metode make a
match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang
dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari
teknik yaitu siswa disuruh dikembangkan oleh batas waktunya, siswa
yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari
pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu
keunggulan tekhnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai
berikut:
1. Guru menyiapakan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawanban / soal yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu “soal” maka harus
mencari pasangan yang memegang kartu “jawaban soal” secepat
mungkin. Demikian juga sebaliknya.
5. Setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu akan
diberi poin.
6. Setelah satu babak dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya.
7. Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh
kesemua siswa
8. Kesimpulan/ penutup.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN RANTAWAN 2
kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun pelajaran
2021 / 2022, dengan jumlah siswa seluruhnya 236 orang yang terdiri dari 128
orang laki-laki dan 108 orang perempuan. Mata pelajaran yang dijadikan
dalam bahan penelitian adalah bidang studi Matematika.
Adapun rencana penelitian ini sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 1. Rencana Tindakan Penelitian
Standar Kompetensi : Volume Bangun Ruang
Kompetensi dasar : Menjelaskan, dan menentukan volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
Siklus Pertemuan Indikator Materi Metode/ Hari/
pokok model Tanggal/
waktu
Siklus 1 Menentukan Volume kooperatif Rabu, 25
1 volume bangun Mei 2022,
kubus dan ruang 1x
volume balok pertemuan
3x 35 menit
Jam 1-3
Evaluasi akhir siklus 1
Siklus 2 Menentukan Volume kooperatif Rabu, 3
2 volume bangun April 2022,
kubus dan ruang 1x
volume balok pertemuan
3x 35 menit
Jam 1-3
Evaluasi akhir siklus 2
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian dirancang dengan metode yang disebut Classroom Action


Research yaitu Action Research yang dilakukan dikelas. Wardani (2007:1.3)
Classroom Action Research (CAR), berarti penelitian yang dilakukan dikelas
dengan berbagai tindakan (Action) untuk mengetahui akibat tindakan
tersebut. Jadi, “ karekteristik yang khas dalam penelitian ini adalah adanya
tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dikelas” (Muhtar, 2000:7).

Kemmes dan Taggart (dalam Arikunto, 2006 :3) penelitian ini dilakukan
melalui proses yang dinamis yang terdiri dari tahapan – tahapan sebagai
berikut:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II

Pengamatan

Gb. 1 Bagan Desain Penelitian (Suharsimi, 2006:16)


Tahapan – tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan
Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci.
Segala keperluan pelaksanaan tindakan mulai dari materi/teknik
mengajar, serta teknik dan instrumen observasi/evaluasi dipersiapkan
dengan matang pada tahap perencanaan.

2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan RPP
yang sudah dibuat pada tahap perencanaan. Langkah-langkah yang
dilaksanakan harus sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Pada
langkah ini guru berperan ganda selain sebagai pelaksana
pembelajaran juga sebagai peneliti.

3. Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaaan dengan pelaksanaan tindakan,
yaitu melakukan observasi bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran yang dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat.

4. Refleksi
Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang diperoleh
pada saat melakukan observasi. Peneliti dan pengamat bersama-sama
membahas tentang hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Segala hambatan dan keberhasilan pada
pelaksanaan tindakan dikaji kembali.
C. Teknik Analisis Data

1. Sumber Data
Data penelitian ini di kumpulkan oleh peneliti pada mata pelajaran
Matematika. Pada siswa kelas V SDN Rantawan 2 Kecamatan
Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara, semester 2 Tahun
ajaran 2021/2022.

2. Jenis Data
Jenis data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang
bersifat Kualitatif dan Data kualitatif yang terdiri dari:
a. Data Kuantitatif yaitu data yang bersifat angka-angka hasil belajar
dengan data tes tertulis dalam bentuk data hasil belajar di akhir
siklus. Data kuantitatif juga digunakan sebagai komponen utama
dalam penarikan kesimpulan atau sebagai dasar data kualitatif.
b. Data kualitatif yaitu data yang bersifat kata-kata atau kreteria
prilaku dengan alat penggali data berupa data observasi aktivitas
siswa maupun cara guru mengelola pembelajaran. Data kualitatif
diambil dari kesimpulan hasil observasi atau dari angka-angka
kemudian diklarifikasikan menjadi kata-kata.

3. Cara Pengambilan Data


a. Data hasil belajar diperoleh dari nilai tes tertulis pada akhir proses
pembeajaran setiap pertemuan dan siklus. Data tersebut di ambil
memperhatikan presentasi ketuntansan.
Belajar yang di hitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah siswa yang tuntas belajar


Presentasi = x 100%
Jumlah siswa keseluruhan
b. Data aktivitas siswa di peroleh dari hasil observasi aktifitas siswa
dalam presentasi aktivitas yang di lakukan dalam pembelajaran di
hitung dengan rumus:
Jumlah skor aktif
Presentasi = x 100%
Jumlah siswa keseluruhan

Tabel 2. Presentasi aktivitas siswa.


Persentasi Keterangan
81-100 Sangat aktif
61-80 Aktif
41-60 Cukup aktif
21-40 Kurang aktif
0-20 Tidak aktif

c. Data tentang pembelajaran diambil dari hasil observasi tahapan-


tahapan proses belajar mengajar yang dilakukan guru dari
pembukaan, kegiatan inti dan evaluasi.

Tabel 3. Presentasi aktivitas guru


Persentasi Keterangan
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup baik
21-40 Kurang baik
0-20 Tidak baik
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika prestasi dalam
menerima materi Matematika mencapai kualifikasi baik berdasarkan
nilai tes hasil belajar dan observasi yang dilakukan terhadap siswa.
Apabila nilai hasil belajar siswa baik secara individual maupun
klasikal dapat mencapai ketuntasan belajar, maka penelitian tindakan
kelas ini dianggap berhasil.
Data kuantitatif diambil dengan memperhatikan presentasi
ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan klasikal dihitung dengan rumus
sebagi berikut :
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Presentasi = x 100 %
Jumlah siswa keseluruhan

Secara individu, ketuntasan belajar tercapai apabila siswa telah


mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 Ketuntasan belajar
klasikal tercapai yaitu apabila terdapat 75 % siswa yang memiliki
penguasaan minimal lebih besar atau sama dengan 65.

Anda mungkin juga menyukai