Oleh
ARIFAH
857742662
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL (PKP) PDGK 4501
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat mengajukan dan
menyampaikan laporan hasil perbaikan pembelajaran pada muatan pelajaran
Matematika dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung
Bilangan Cacah Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Kartu Soal
Siswa Kelas III SDN Banyudono Tahun Pelajaran 2022/2023”. Laporan ini
penulis susun dalam rangka Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501 Program S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Terbuka tahun 2022. Sekaligus sebagai salah satu
sumbangsih untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan berharap dapat
mendorong para guru untuk selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan, serta kreativitasnya sebagai bekal melaksanakan pembelajaran yang
lebih bermakna dan berkualitas tentunya.
Berbagai upaya yang optimal demi terselesainya laporan ini telah penulis
lakukan, namun tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
saran dan masukan demi penyempurnaan penelitian ini akan penulis terima
dengan tangan terbuka. Tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih atas
segala bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, khususnya kepada.
1. Nyamat, M.Pd. selaku tutor sekaligus dosen mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan banyak ilmu kepada penulis.
2. Ibu Kepala Sekolah dan Guru serta siswa kelas III SDN Banyudono yang
banyak memberikan bantuan dan motivasi tiada henti.
3. Suami, orang tua dan keluarga tercinta, yang selalu memberi kasih sayang,
dukungan, inspirasi, motivasi, dan kekuatan saya menyelesaikan tugas akhir
ini.
4. Teman-teman S1 PGSD 2B Pokjar Cempaka yang senantiasa memberikan
dukungan moral dan bantuannya kepada penulis.
5. Tak lupa untuk seluruh orang yang teribat dalam penyusunan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini.
ii
Demikian ucapan kata pengantar yang dapat kami sampaikan, semoga
laporan PKP ini memberikan banyak manfaat dan sumbangsih bagi khasanah ilmu
pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Tentunya laporan perbaikan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan dan terima kasih.
ARIFAH
NIM 857732536
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : ARIFAH
NIM : 857742662
Program : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Banyudono
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, 25 Oktober 2022
Siklus 2, 12 November 2022
iv
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………. iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………. v
DAFTAR ISI………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………1
B. Perumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………...4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Matematika…………………………... 6
B. Model Problem Based Learning……………………………. 11
C. Media Kartu Soal……………………………………………. 14
D. Hasil Belajar…………………………………………………. 17
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar……………………………19
F. Kerangka Berpikir…………………………………………… 20
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian …………………………………………… 22
B. Deskripsi Per Siklus…………………………………………. 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus…………………………………………… 31
B. Pembahasan dari Setiap Siklus………………………………. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………... 40
B. Saran…………………………………………………………. 40
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Learning………………………………………………… 21
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Liansari dan
Untari, 2020:2). Sehingga pembelajaran dapat dimaknai bantuan yang
diberikan penduduk agar dapat terjasinya proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta pendidik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi kreativitas
pengajar, pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi, ditunjang dengan
mengajar yang mampu memfasilitasi sehingga tercapai target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta pendidik
melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang
memadai, ditambah dengan kreativitas pendidik akan membuat peserta didik
lebih mudah mencapai target belajar.
Ardiyanti dan Endang (2021) berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan korelasi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar dalam
suatu lingkungan belajar. Sedangkan Hotimah (2020) menyebutkan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang diberikan pendidik untuk membantu
peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pembentukan karakter pada suatu lingkungan belajar. Seorang pendidik dapat
dikatakan berhasil jika tujuan dari pembelajaran tersebut telah tercapai. Suatu
sarana diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat
mengatur terjadinya proses pembelajaran sehingga dapat terlaksana dengan
baik, terarah, dan menyenangkan. Salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk mengatur jalannya suatu proses pembelajaran yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran.
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penelitian ini
difokuskan pada permasalahanpokok sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan model problem based learning berbantuan kartu soal
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pengurangan bilangan
ribuan pada siswa kelas III SDN Banyudono tahun pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana cara meningkatkan keaktifan siswa pada materi pengurangan
bilangan ribuan siswa kelas III SDN Banyudono tahun pelajaran
2022/2023?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Mengetahui penerapan model problem based learning berbantuan kartu
soal dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pengurangan
bilangan ribuan pada siswa kelas III SDN Banyudono tahun pelajaran
2022/2023.
2. Mengetahui cara meningkatkan keaktifan siswa pada materi pengurangan
bilangan ribuan siswa kelas III SDN Banyudono tahun pelajaran
2022/2023.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SDN Banyudono Kecamatan Kaliori
Kabupaten Rembang ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
beberapa pihak sebagai berikut.
1. Manfaat bagi Siswa
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang materi pengurangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dan mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi siswa
pada materi pengurangan bilangan ribuan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori atau konsep yang akan dipaparkan pada bab II ini diantaranya
adalah hakikat pembelajaran matematika, model problem based learning, media
kartu soal, hasil belajar, karakteristik siswa SD, dan kerangka berpikir.
3. Pembelajaran Matematika di SD
Matematika sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari
matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi pada perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal tersebut menunjukkan
bahwa matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika
sebagai ilmu karena memiliki perbedaan antara lain dalam hal: a.
penyajiannya, b. pola pikirnya, c. keterbatasan semstanya, d. tingkat
keabstrakannya (Susanah, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, dikatakan bahwa matematika yang
mempunyai ciri akstrak perlu disajikan menurut tingkat tumbuh kembang
siswa agar penyampaiannya mudah dan anak tidak kesulitan menerimanya.
Jean Piaget dalam Fahrurrozo (2017) berpendapat bahwa setiap individu
pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak
usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan sebagai berikut.
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) yaitu terbentuknya konsep
kepermanenan objek dan kemajuan global dari perilaku reflektif ke
perilaku yang mengarah kepada tujuan.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu perkembangan kemampuan
menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia.
c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) yaitu perbaikan dalam
kemampuan untuk berpikir logis.
d. Tahap perasi formal (11 tahun - dewasa) yaitu pemiliran abstrak dan
murn I simbolis mungkin dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, maka anak usia sekolah dasar ada pada fase
operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
9
logika, meskipun masih terikat dengan objek yang masih bersifat konkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek
konkret yang dapat ditangkap panca indra. Dalam pembelajaran matematika
yang abstrak, siswa perlu alat bantu atau media dan alat peraga yang akan
membantu memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru.
Lebih lanjut Brunner dalam Fahrurriozi (2017) menguraikan tahap
intelektual pada anak sebagai berikut.
a. Tahap Enaktif
Pada tahap ini penyajian dilakukan melalui tindakan anak yang
secara langsung dalam memanipulasi objek. Pada tahap ini anak belajar
suatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif
menggunakan benda-benda konkrit maupun situasi nyata tanpa
menggunakan imajinasi atau kata-kata.
b. Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada
pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian
gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, yang berhubungan
dengan gambar dari objek yang dimanipulasi.
c. Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik. Anak memanipulasi
simbol-simbol atau lambing-lambang objek tertentu. Saat tahap ini anak
sudah mampu menggunakan notasi tanpa harus menggunakan objek riil
dam pembelajaran disajikan dalam bentuk abstrak.
Menurut Bruner, dalam pembelajaran matematika siswa harus
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Sesuai
dengan uraian diatas, pembelajaran matematika diharuskan untuk melihat
berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut,
pembelajaran matematika yang akan dilakukan dengan problem based
learning akan mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan
masalah, sehingga siswa akan membangun pengetahuannya sendiri,
10
dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dimaksud adalah bahan atau
materi pembelajaran. Untuk itu, penyampaian materi pelajaran tentunya
membutuhkan sarana penunjang yang tepat agar siswa dapat menyerap materi
dengan baik. Sarana tersebut berupa media pembelajaran. Berdasarkan
pemikiran tersebut media kartu soal digunakan untuk meningkatkan interaksi
belajar dan pemahaman konsep materi pembelajaran matematika. Media kartu
soal dapat dibuat menggunakan kertas manila atau sejenisnya dengan ukuran
10 cm x 15 cm.
Mengingat media ini berorientasi untuk mengaktifkan kelompok maka
dalam proses pembelajarannya tidak terlepas dari kegitan diskusi antar siswa
dengan bimbingan dan arahan guru. Guru menjelaskan inti materi yang sesuai
dengan bahan ajar yang diberikan. Setelah guru menerangkan, siswa dan
kelompoknya diberi kartu soal yang masing-masing berisi soal yang telah
dibuat. Pada akhir pembelajaran kelompok diharapkan dapat
mempresentasikan hasil dari diskusi di depan kelas sehingga hasil dari setiap
kelompok dapat dibandingkan tingkat pemahamannya.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kartu soal menurut
Sudarmono dikutip dalam Salsabila (2022) adalah sebagai berikut.
1. Setiap siswa diberi kartu soal berupa kertas manila berukuran 10 cm x 15
cm untuk menuliskan soal cerita sesuai materi yang dibahas.
2. Kartu yang telah berisi soal yang ditulis oleh siswa dikumpulkan kembali
pada guru.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4
orang siswa.
4. Salah seorang siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi
pertanyaan kemuadian membagikannya secara acak kepada teman-
temannya.
5. Setiap kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara bersama-
sama.
6. Koreksi jawaban atas tugas kelompok.
17
D. Hasil Belajar
Hasil belajar pada Kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga aspek penilaian
yaitu penilaian aspek sikap (spiritual dan social), aspek penilaian pengetahun,
dan aspek penilaian keterampilan. Dilansir dari Panduan Penilaian untuk
Sekolah Dasar yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (2018), ketiga aspek penilaian tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku
peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan
social. Karakteristik dan teknik penilaian sikap berbeda dengan penilaian
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap lebih ditujukan untuk
membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.
a. Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI 1) yang akan diamati adalah
menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
b. Sikap Sosial
Kompetensi sikap social (KI 2) yang akan diamati mencakup
perilaku anatara lain: jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga,
dan masyarakat.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KI 3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan factual,
konseptual, procedural, dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses
18
E. Karakteristik Siswa SD
Dalam memberikan pengajaran kepada siswa, satu hal yang perlu
dipertimbangkan guru adalah minat dan potensi siswa. Namun sebelum sampai
ke minat dan potensi masing-masing siswa yang berbeda, guru perlu melihat
karakteristik siswa di sekolah dasar secara utuh.
Menurut Jean Piaget dalam Fahrurrozi (2017), tahap-tahap perkembangan
kognitif anak didasarkan pada 4 (empat) tahapan, yaitu.
1. Tahap sensorimotor (0-2 tahun), ketika indera dan gerak adalah dua hal
utama yang digunakan bayi dalam tahap ini untuk membangun pemahaman
mereka tentang dunia.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun), ketika pengetahuan tentang objek,
hubungan kausalitas, ruang dan waktu dibangun melalui media atau
representasi mental.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun), ketika penggunaan logika sudah
semakin baik sehingga nak mampu berpikir konservasi dan dapat
menyelesaikan operasi matematika sederhana.
4. Rahap operasional formal (11-15 tahun), ketika anak mulai mampu
memikirkan konsep abstrak, berpikir logis, dan menarik kesimpulan,
mereka juga mampu membuat prediksi tentang kemungkinan yang dapat
terjadi dari sebuah isu.
Dari keempat tahapan tersebut, siswa yang berapa di sekolah dasar pada
umumnya berusia 6 sampai 12 tahun sehingga masuk dalam tahap operasional
konkret. Sementara itu, dasi sisi tahap perkembangan emosi, anak direntang
usia 6 sampai 12 tahun berada pada tahap complex emotions. Anak sudah
memiliki rasa malu, gugup, self-touching, enggan, sombong, merasa bersalah,
20
dan lain-lain. Pada tahap ini, anak sudah dapat mengungkapkan emosinya
sendiri tanpa bantuan (Fahrurrozi, 2017).
F. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa kelas III SDN Banyudono semester I tahun
pelajaran 2022/2023 pada muatan pelajaran matematika khususnya dibidang
pengurangan bilangan ribuan, masih dibawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Hal ini terjadi karena pada pembelajaran, guru tidak menggunakan
media pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam berhitung rendah,
siswa cepat bosan, dan pembelajaran tidak menyenangkan.
Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran, maka untuk mengatasi
masalah pembelajaran tersebut guru melakukan tindakan yang berupa
penggunaan model Problem Based Learning berbantu media pembelajaran
kartu soal. Siswa belajar pengurangan dengan media pembelajaran kartu soal
dalam menyelesaikan masalah yang terkandung dalam soal. Pada pembelajaran
yang menggunakan model Problem Based Learning berbantu kartu soal
diharapkan kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah ribuan dapat
meningkat, siswa tidak bosan belajar dikelas, dan pembelajaran menjadi
menyenangkan.
21
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir dengan model Problem Based Learning
22
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SDN Banyudono yang terletak di
Desa Banyudono Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Siswa yang
terlibat dalam penelitian adalah siswa kelas III yang berjumlah 27 siswa,
dengan 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Muatan pelajaran
yang diajarkan adalah Matematika dengan materi pengurangan bilangan
ribuan pada semester I tahun pelajaran 2022/2023.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pelaksanaan siklus I adalah
pada tanggal 25 Oktober 2022. Sementara pelaksanaan siklus II adalah
pada tanggal 12 November 2022. Kedua siklus dilaksanakan pada hari
Sabtu, pukul 07.00 – 08.10.
2. Siklus 2
Pada siklus 2 ini mengambil kompetensi dasar “menjelaskan sifat-sifat
operasi hitung pada bilangan cacah” dengan indicator memahami cara
menentukan hasil pengurangan dengan teknik tanpa meminjam dengan
benar.
a. Perencanaan
Dalam tindakan siklus 2 materi yang akan diajarkan oleh
peneliti sebagai pengajar adalah materi pengurangan bilangan ribuan.
Perencanaan tersebut meliputi rencana perbaikan pembelajaran,
mempersiapkan media kartu soal, membuat lembar kerja siswa
(LKS2), rencana pembentukan kelompok diskusi, mempersiapkan
lembar penilaian dan merencanakan dan menyusun tes uji kompetensi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus 2, peneliti mengawali dengan.
1) Apersepsi
2) Melaksanakn pembelajaran tentang “menentukan hasil
pengurangan dengan teknik meminjam dengan benar”.
3) Menggunakan kartu soal untuk mengerjakan permasalahan uang
diberikan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dan
berkolaborasi dengan teman sejawat dalam pelaksanaan siklus 2
adalah.
1) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajak siswa
mengeluarkan uang saku dan mengajak siswa melakukan
percobaan bersama.
2) Guru memberitahu siswa tujuan yang akan dipelajari bersama.
3) Guru memberitahu siswa tujuan yang akan dicapai materi tersebut.
4) Guru membagi kelas kedalam 5 kelompok. Guru menerangkan
tentang penguranan bilangan cacah dengan menggunakan model
problem based learning berbantuan kartu soal.
27
4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan (action
research) penelitian bersiklus yang dilakukan oleh guru berdasar
permasalahan nyata yang ditemui di kelasnya dengan langkah-langkah:
merancang, melaksanakan, observasi dan merefleksi. Siklus dalam
PTK diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan,
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan dan yang
terakhir melakukan refleksi dan seterusnya sampai peningkatan yang
diharapkan.
29
Keterangan:
B : banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan
ganda) atau jumlah skor jawaban benar pada setiap butir/item soal
(pada tes bentuk menguraikan)
St : Skor teoritis
b. Menentukan batas minimal ketuntasan
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi
dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompotensi yang
30
Keterangan :
𝑥̅ = Nilai rata-rata
∑ 𝑋 = Jumlah semua nilai siswa
∑ 𝑁 = Jumlah siswa
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Siklus 1
Pelaksanaan tindakan di kelas III SDN Banyudono pada siklus 1
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2022 meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut.
1) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan langkah-langkah
problem based learning.
2) Menyiapkan lembar kerja kelompok dan media kartu soal yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyiapkan evaluasi berupa tes tertulis.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal
1) Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
“Berapa uang sakumu hari ini?Sudah dibuat jajan apa belum? Kalau
sudah berpa yang dibuat jajan? Dan berapa sisanya?”
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran “hari ini kita akan
mempelajari tentang pengurangan bilangan ribuan dengan
menerapkannya dalam memecahkan masalah sehari-hari.”
3) Guru mempersiapkan siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok.
Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.
2) Siswa diberi permasalahan berupa kartu soal terkait materi
pengurangan.
3) Siswa diminta untuk melakukan diskusi untuk memecahkan masalah
yang diberikan.
32
2. Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaan tindakan di kelas III SDN Banyudono pada siklus 2
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 November 2022 meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut.
1) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 2 dengan langkah-
langkah problem based learning.
2) Menyiapkan lembar kerja kelompok dan media kartu soal yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyiapkan evaluasi berupa tes tertulis.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal
1) Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Apa
ada yang masih ingat tentang pengurangan ribuan?
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran “hari ini kita akan
mempelajari tentang pengurangan bilangan ribuan dengan
menerapkannya dalam memecahkan masalah sehari-hari.”
3) Guru mempersiapkan siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok.
Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.
2) Siswa diberi permasalahan berupa kartu soal terkait materi
pengurangan.
3) Siswa diminta untuk melakukan diskusi untuk memecahkan masalah
yang diberikan.
4) Siswa nyampaikan hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian.
35
Tabel 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Muaatan Pelajaran Matematika
melalui PBL berbantuan Kartu Soal
No Keterangan Siklus 1 Siklus 2
1. Nilai Rata-rata Kelas 60,71 91,42
2. Nilai Tertinggi 100 100
3. Nilai Terendah 20 60
4. Siswa Tuntas Belajar 13 27
5. Siswa Tidak Tuntas Belajar 15 1
6. Persentase Ketuntasan Belajar 46% 96%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar operasi
hitung bilangan cacah melalui model problem based learning (PBL) berbantuan
kartu soal pada siswa kelas III SDN Banyudono, dapat ditarik kesimpulan bahwa
hasil belajar Matematika siswa kelas III telah meningkat secara signifikan.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata 60,71 dengan
ketuntasan belajar 46 %. Pada siklus II rata-rata 91,42 dengan ketuntasan belajar
96%.
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
melalui model problem based learning (PBL) berbantuan kartu soal dapat
meningkatkan hasil belajar pembelajaran operasi hitung bilangan cacah pada siswa
kelas III SDN Banyudono. Dengan demikian perumusan masalah untuk penelitian
ini yaitu melalui penerapan model problem based learning (PBL) berbantuan kartu
soal dapat meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung bilangan cacah pada
siswa kelas III SDN Banyudono terbukti kebenarannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran matematika kelas III
SDN Banyudono, peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Dalam mengembangkan pembelajaran matematika sebaiknya guru memulai
dengan memberikan permasalahan terlebih dahulu serta guru harus lebih aktif
untuk memancing terjadinya diskusi antar siswa dengan saling mengomentari
hasil pekerjaan setiap kelompok.
2. Guru harus lebih aktif untuk memancing terjadinya diskusi antar siswa
dengan saling mengomentari hasil pekerjaan setiap kelompok.
3. Guru harus dapat mengkondisikan suasana belajar yang kondusif agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
41
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanti, R.E.S., dan Endang, S. (2021). Problem Based Lerning Apa dan
Bagaimana. Jurnal Pendidikan, 3(1), hal. 31-34.
Fahrurrozi, Muh. Mohammad Ropii. (2017). Evaluasi Hasil Belajar. Lombok timur:
Universitas Hamzanwadi Press
Fahrurrozi. Sukrul Hamdi. (2017). Metode Pembelajaran Matematika. Lombok Timur:
Universitas Hamzanwadi Press
Hendracita, Nana. (2021). Model-Model Pembelajaran SD. Bandung: Tofani
Multikreasi.
Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning
dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan, VII (3), hal. 5-11.
Kemendikbud. (2018). Permendikbud No. 4 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kementerian
Republik dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No. 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Republik dan
Kebudayaan.
Liansari, V. dan Untari, R.S. (2020). Strategi Pembelajaran. Sidoarjo: Umsida Press
Prabandari, Endang. (2017). Pemanfaatan Hasil Penilaian. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Salsabila, J.S. dan Indrawati, D. (2022). Pengembangan Kartu Soal Berbasis
Augmented Reality Materi Ciri-Ciri Bangun Ruang Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan, 10(1), hal. 3630-3640.
Sofyan, H. dkk. (2017). Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta Press
Susanah. (2019). Matematika dan Pendidikan Matematika. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya Press
Suwarsi. (2018). Meningkatkan Keterampilan HOTS Siswa melalui Permainan
Kartu Soal dalam Pembelajaran PBL. Jurnal Pendididikan, I, hal. 248-255
42
Syamsidah. Hamidah Suryani. (2018). Buku Model Problem Based Learning (PBL)
Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Yogyakarta: Deepublish CV Budi
Utama
Wahyudi. (2017). Strategi Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga: Satya
Wacana University Press
43
LAMPIRAN 1
RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : 1 (satu)
Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Tanggal : 25 Oktober 2022
Perumusan Masalah :
Bagaimana penerapan model problem based learning
berbantuan kartu soal dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi pengurangan bilangan ribuan pada
siswa kelas III SDN Banyudono tahun pelajaran
2022/2023?
Rencana Kegiatan :
RKH ke- Pembuka Inti Penutup
Membaca doa dan Pemaparan materi Soal evaluasi
I menyanyikan lagu disertai dengan tanya individu.
nasional jawab dan pembahasan.
Tanya jawab terkait Diskusi kelompok tiap Pengumpulan
materi kelompok terdiri dari 4- tugas kelompok
II
5 orang siswa secara
acak.
Penyampaian tujuan Presentasi hasil diskusi Doa dan salam
III
pembelajaran tiap kelompok
45
Siklus : 2 (dua)
Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Tanggal : 12 November 2022
Perumusan Masalah :
46
LAMPIRAN 2
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Lampiran 2
Materi
Aturan pengurangan bilangan ribuan dengan cara bersusun.
Contoh:
4.758
3.425
—— –
1.333
Jadi, 4.758 – 3.425 = 1.333
4.385
1.420
—— –
2.965
Jadi, 4.385 – 1.420 = 2.965
66
Lampiran 3
3678 7885
2459 - 5647 -
1219 2218
70
Lampiran 4
Soal Evaluasi
71
4. 4 7 4 2. 4 1 3
1. 2 0 7
2. 2 8 8 1. 3 4 8
72
LAMPIRAN 3
Skenario Perbaikan Pembelajaran
Hari Pertama Siklus 1 dan Hari Terakhir Siklus 2
LAMPIRAN 4
LEMBAR REFLEKSI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
A. GURU
B. SISWA
C. KBM
Mahasiswa,
Arifah
NIM 857742662
LEMBAR REFLEKSI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2
Kemunculan Komentar
No Aspek yang diobservasi
Ya Tidak
A. GURU
B. SISWA
C. KBM
Mahasiswa,
Arifah
NIM 857742662
LAMPIRAN 5
Jurnal Pembimbing PKP
7 Minggu, Mendiskusikan
20 laporan akhir
November PKP
2022
Mengetahui
Ka. UPBJJ-UT Tutor PKP
LAMPIRAN 6
Siklus 2