Anda di halaman 1dari 49

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM MATEARI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN
DAN FUNGSINYA KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGRI 2 ENDANG REJO
TAHUN AJARAN 2022/2023

DI SUSUN OLEH :
JUSI ARIANI
NIM 856964397

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ( PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.2
i
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SDN 2
INDRA PUTRA SUBING PADA MATA PELAJARAN PPKn
MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA
TAHUN 2022/ 2023

Seputih Agung, November 2022

Supervisor 1, Mahasiswa,

ISKANDAR, S.Pd.,MM. JUSI ARIANI


NIM. 856964451

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Seputih Agung, November 2022


Yang Membuat Pernyataan

Matrai 10000

JUSI ARIANI
NIM. 856964397

iii
KATA PENGANTAR

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Endang Rejo


Kecamatan Seputih Agung dengan tujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran di kelas. Selain itu, proses pelaksanaan maupun hasil penelitian
tindakan kelas ini sangat membantu guru yang sering menghadapi permasalahan
pembelajaran yang inovatif. Dari satu sisi, guru memperoleh pengetahuan yang
luas.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan khususnya pembelajaran,


saya mencoba untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan
yang diawali dari lingkup kerjanya. Bentuk partisipasi ini diwujudkan dengan
berupaya mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Semoga apa yang saya
lakukan ini dapat memacu guru-guru lain untuk segera melakukan langkah nyata
dalam rangka ikut serta meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya melalui
Penelitian Tindakan Kelas.

Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada:


1. Dra. Sri Ismulyaty,M. Si. Selaku Kepala UPBJJ-UT Bandar Lampung
2. Imam Mustofa,M.Pd.I. selaku Pengelola UT Pokjar Seputih Agung
3. Iskandar,S.Pd., MM. Selaku Supervisor 1 / Dosen Pembimbing
4. Saginim,S.Pd. selaku Supervisor 2
5. Susilo,S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Endang Rejo

6. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu serta memberika dukungan


selama proses penyusunan laporan ini.

Saya berharap agar laporan ini bisa bermanfaat dikemudian hari.

Seputih Agung, November 2022


Mahasiswa,

iv
Jusi Ariani
NIM. 856964397

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 7
B. Rumusan Masalah ............................................................... 9
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ......................... 10
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................ 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Metode Pembelajaran Problem Solving .............................. 12
B. Model Pembelajaran ............................................................ 12
C. Hasil Belajar......................................................................... 14
D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)............................................. 17

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu, Pihak yang Membantu.................. 22
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ........................... 23
C. Teknik Analisis Data ........................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........... 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran ....................................................................... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan .............................................................................. 41
B. Saran Tindak Lanjut ............................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 43
v
Lampiran

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM MATEARI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN
DAN FUNGSINYA KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGRI 2 ENDANG REJO
TAHUN AJARAN 2022/2023

ABSTRAK

Oleh:
Jusi Ariani

Pembelajaran yang dihadapi peserta didik ialah pembelajaran yang


berpusat kepada guru. Kurangnya guru dalam mengelola kelas yang
aktif. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi sumber bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya melalui model
pembelajaran problem solving dengan pendekatan kooperatif. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yaitu
siklus I dengan siklus II. Baik siklus I maupun siklus II memiliki tahapan
yang sama yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas dilakukan di SD N 02 Endang
Rejo kelas 4 dengan jumlah siswa 21 orang, 11 diantaranya laki-laki dan
10 diantaranya perempuan. Objek penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes dan nontes. Untuk
teknik analisis data yaitu menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Kriteria
keberhasilan belajar dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa
dengan penerapan model pembelajaran problem solving. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran problem
solving menggunakan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Data diperoleh dari hasil ketuntasan belajar peserta didik
pelaksanaan siklus 1 dengan presentase nilai 48% dari presentase
sebelumnya prasiklus 29%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 78%.

Kata Kunci : Problem solving, pendekatan kooperatif, meningkatkan hasil


belajar IPA

vi
DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan

Tabel 4.1 Presentase Hasil Belajar Siswa Prasiklus

Tabel 4.2 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.3 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.4 Presentase Hasil Belajar Siswa Prasiklus – Siklus II

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4 Hasil Belajar Prasiklus – Siklus II

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kesediaan sebagai Supervisor 2


Lampiran 2 Format Perencanan Perbaikan
Lampiran 3 Silabus
Lampiran 4 RPP Prasiklus
Lampiran 5 Data Nilai Prasiklus
Lampiran 6 RPP Siklus I
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Siklus I
Lampiran 8 Lembar Soal dan Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 9 Lembar Refleksi Siklus I
Lampiran 10 Lembar Observasi Siklus I
Lampiran 12 Alat Penilaian Simulasi PKP Siklus I
Lampiran 11 Data Nilai Siklus I
Lampiran 13 Hasil Pengamatan Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 14 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 15 RPP Siklus II
Lampiran 16 Kisi-kisi soal siklus 2
Lampiran 17 Lembar soal dan kunci jawaban siklus II
Lampiran 18 Lembar Refleksi Siklus II
Lampiran 19 Lembar Observasi Siklus II
Lampiran 20 Alat Penailaian Simulasi PKP Siklus II
Lampiran 21 Data Nilai Siklus II
Lampiran 22 Hasil Pekerjaan Siswa Terburuk Siklus II
Lampiran 23 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 24 Jurnal Bimbingan Supervisor 1 PKP
Lampiran 25 Jurnal Bimbingan Supervisor 2 PKP

x
xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Nugraha (2018:1), Pendidikan adalah investasi yang utama sekaligus


merupakan isu sentral bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang
berkembang yang giat membangun negaranya seperti halnya di negara indonesia.
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk hal
tersebut melalui pendidikan. Kualitas dalam pendidikan ini menekankan kepada
siswa untuk lebih berperan aktif yaitu terhadap kemampuan intelektual peserta
didik secara totalitas. Menurut Surahman, Paudi dan Tureni (dalam Rusi Rusmiati
Aliyyah 2021:3) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep
alam yang memiliki hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan
manusia.

Berdasarkan hasil pengamatan di SDN 2 Endang Rejo menunjukkan pembelajaran


IPA di sekolah tersebut kurang diminati oleh peserta didik. Pembelajaran ini lebih
banyak menggunakan bahasa peristilhan atau bisa juga di sebut dengan nama-
nama latin/ilmiah sehingga peserta didik kurang antusias terhadap pembelajaran
tersebut karena harus menghafal setiap peristilahannya. Setiap kali melakukan
kegiatan belajar mengajar (KBM) peserta didik kurang berperan aktif dalam
pembelajaran IPA. Peserta didik tidak fokus pada saat guru menyampaikan materi
tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya bagi kehidup sehari-hari.
kemungkinan pada saat pembelajaran guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang tepat masih monoton hanya menggunakan media buku serta
metode ceramah dan penugasan. Guru belum melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajarannya. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu lemahnya
pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan guru sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini di buktikan dari nilai rata-rata yang di
peroleh peserta didik yang belum mencapai KKM, sehingga perlu adanya
perbaikan dalam proses pembelajaran IPA tersebut. Berdasarkan hasil belajar IPA

1
kelas 4 SD N 2 Endang rejo di peroleh nilai harian rata-rata dari jumlah peserta
didik 21 orang. Nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah ialah 65. Sehingga
diperoleh sebanyak 15 peserta didik belum mencapai nilai KKM dan sebanyak 6
peserta didik sudah mencapai KKM. Dengan demikian perlu dilakukan suatu
tindakan pada proses pembelajaran dan diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan hasil belajar.

Tabel 1.1 Data Hasil Prasurvey Analisis Proses Pembelajaran IPA pada Materi
Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas 4 SD N 2 Endang Rejo

No Nilai Kriteria Jumlah Presentase


1 ≥ 65 Tuntas 6 20%
2 ≤ 65 Belum Tuntas 15 80%
Total Jumlah Peserta didik 21 100%

Sumber dari daftar nilai harian hasil analisis proses pembelajaran IPA materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.Berdasarkan permasalahan di atas maka
peneliti tertarik menggunakan penerapan Model pembelajaran problem solving
untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran peserta didik. Pembelajaran
problem solving dirasa cocok digunakan pada mata pelajaran IPA materi bagian-
bagian tumbuhan dan fungsinya agar dapat meningkatkan keberhasilan
pembelajaran peserta didik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran problem
solving yaitu mengedintifikasi dan menemukan solusi yang efektif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik berkomentar dengan bebas untuk
mengeluarkan pendapat. Dengan demikian peneliti mengambil judul
“PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGRI 2 ENDANG REJO

2
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi se-
bagai berikut :
a) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih sangat rendah.
b) Siswa tidak fokus saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata
pelajaran IPA
c) Guru kurang terampil dalam menggunakan strategi pembelajaran
dikelas
b. Analisis Masalah
Faktor penyebab masalah kurangnya siswa menguasai materi pembelajaran
IPA sebagai berikut :
a) Guru tidak menggunakan strategi, model, dan metode dalam
pembelajaran.
b) Kurangnya perhatian siswa pada materi yang disampaikan guru.
c) Pembelajaran yang di sampaikan masih berpusat pada guru be- lum
melibatkan siswa.
c. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, langkah perbaikan yang di-
lakukan guru sebagai alternatif pemecahan masalah yaitu :
a) Penggunaan alat peraga media dan metode untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
b) Mengubah strategi pembelajaran yang dilakukan agar siswa ikut
berperan aktif dalam kelas.
c) Pengelolaan kelas yang baik akan memberikan siswa tetap fokus pada
pembelajaran

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut :
“Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran problem solving untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV mata pelajaran IPA materi

3
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya Tema 3 Subtema 1 dengan
Pendekatan Kooperatif Di SDN 2 Endang Rejo Semester 1 Tahun Ajaran
2022/2023” ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan dari penelitian perbaikan pada pembelajaran ini adalah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Tema 3 Subtema 1 Pada Mata
Pelajaran IPA bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya melalui Model
Pembelajaran problem solving dengan menggunakan Pendekatan
Kooperatif Di SDN 2 Endang Rejo Semester 1 Tahun Ajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Dapat memperoleh pengalaman langsung melalui model
pembelajaran.
c. Dapar berpikir kritis (menemukan dan mencari) permasalahan
yang berkaitan dengan materi.
2. Bagi Guru
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam menemukan model
pembelajaran yang tepat.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang model
pembelajaran yang tepat digunakan di sekolah.
c. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran dikelas.
d. Mengembangkan kemampuan guru terhadap penggunaan model
pembelajaran problem solving.

4
3. Manfaat Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan strategi dan model
pembelajaran yang tepat dan bisa di terapkan di sekolahnya serta
dalam penyusunan program pembelajaran.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. MODEL PEMBELAJAR
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem solving
Problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan
masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang
digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih
mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin
(dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah
suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran
dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan
keterampilan.

Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281)


berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan
menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi
baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model
pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari
berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem)
sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting
yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang


mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena
dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi
mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model
yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa
dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik
baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
6
b. Langkah-langkah pembelajaran problem solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk


menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-
langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem
solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

1. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.


2. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
3. Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang
benar.
4. Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru.
5. Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat
diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
6. Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Problem solving


Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem
solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain
itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model
pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
1. Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan
kehidupan sehari-hari.
2. Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil.
3. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara
kreatif.
4. Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari
semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
5. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
6. Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
7. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.

7
8. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
9. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
10. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
11. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.

d. Kelemahan Model Pembelajaran Problem Solving

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem


solving adalah sebagai berikut ini.Manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba..
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.

B. HASIL BEAJAR

1. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Dr. Abdulloh, S.Pd, M.Pd (2019 : 203) Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek, pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.
Menurut Ahiri (2017 : 18) hasil belajar merupakan perilaku yang
dapat diamati dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki
seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku
sebagai hasil belajar itu dapat di klasifikasikan dalam dimensi-
dimensi tertentu.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian hasil belajar adalah proses yang di peroleh

8
peserta didik baik dari segi perubahan aspek-aspek,
pengetahuan, keterampilan, jasmani, budi pekerti dan sikap melalui
sesuatu yang dipelajarinya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan salah satu indikator yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor penunjang yang mempengaruhi hasil belajar.
Menurut Purwanto dalam Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL
(2018:36) menyatakan yang dapat mempengaruhi hasil belajar terdiri
dari faktor dalam diri peserta didik (intern) yaitu Fisiologi dan
Psikologi sedangkan faktor dari luar peserta didik (ekstern) yaitu
lingkungan dan instrumental. Menurut Slameto dalam Rahmat Putra
Yudha, M.Ed TESOL (2018:37) faktor yang mempengaruhi hasil
belajar di golongkan menjadi dua yaitu intern (jasmaniah, psikologis
dan kelelahan) sedangkan ekstern (keluarga, sekolah, dan
masyarakat). dalam Faktor intern antara lain fisiologi danpsikologi.
Sedangkan faktor ekstern antara lain lingkungan dan instrumental.
Menurut Parwati dan Suyawan (2018:59) faktor yang mempengaruhi
hasil belajar antara lain :
a. Faktor Internal
Proses belajar yang ditentukan oleh peserta didik terjadi atau
tidak terjadinya belajar. Siswa belajar bertindak menghadapi
masalah-masalah secara intern atau dalam diri siswa jika siwa tidak
mampu mengatasi masalahnya maka ia tidak belajar dengan baik.
Maka faktor intern yang di alami siswa berpengaruh terhadap hasil
belajar sebagai berikut :
1) Sikap Terhadap Belajar
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan objek yang di hadapi. Sikap
merupakan keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau

9
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
2) Motivasi Belajar
Kematangan dan kesiapan diperlukan sehingga dalam proses
belajar mengajar tanpa motivasi tidak akan mencapai hasil belajar
yang baik. Terutama pada motivasi instrinsik proses belajar
mengajar tidak efektif dan tanpa kematangan organ-organ biologis
serta fisiologis upaya belajar sukar berlangsung.
3) Konsentrasi Belajar
Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
sehingga seseorang tersebut tidak teringat lagi dengan hal-hal lain
selain yang dihadapinya.Dapat ditarik kesimpulan bahwa
konsentrasi pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal. Kurangnya
konsentrasi atau pemusatan pemikiran siswa terhadap pelajaran
akan menghambat proses pembelajaran.
4) Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala
aspek kelebihan yang dimilikinya dan segala keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan
di dalam hidupnya.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan ini meliputi fisik, sosial dan alam misalnya suhu,
kelembapan, tempat yang kurang strategis dll. Seperti contoh
belajar pada siang hari di ruang yang memiliki ventilisasi udara
yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan
belajar di pagi hari yang udaranya masih freshatau segar maka
kondisi belajar akan semakin membaik.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah keberadaan dan penggunaanya
dirancang untuk mencapai hasil belajar yang di harapkan. Faktor

10
ini berfungsi untuk sarana tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah di rancang. Faktor ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Berdasarkan pengertian faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa menurut para ahli yaitu terdiri dari faktor internal
dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa yaitu
dari segi sikap, rasa percaya diri serta fisik sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar yaitu lingkungan (sekolah, keluarga dan
masyarakat).

C. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)


a. Pengertian IPA
Menurut Aisih Widi Wisudawati dan Eka Sulistiawati dalam
Subiyanto (2018:23-24) antara lain:
a) Suatu cabang ilmu pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta
yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan
berlakunya hukum- hukum umum.
b) Suatu cabang ilmu yang bersangkutan dengan observasi dan
klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum
umum dengan induksi dan hipotesis.
c) Pengetahuan yang didapat dengan praktik.
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA menurut BSNP (2013
dalam Farida Nur Kumala, S.Si., M.Pd 2016) sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YangMaha
Esa berdasarkan ke beradaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

11
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

c. Materi Pembelajaran IPA


a. Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
tumbuhan juga memiliki bagian-bagian tertentu. selain itu bagian
tersebut juga memiliki peran atau fungsi yang penting
b. Manfaat
1. Daun
Daun memiliki fungsi yang penting dalam tumbuhan.bagian
ini berperan dalam proses terjadinya fotosintesis.
selain itu .daun juga merupakan tempat kloroplas berada .lebih
tepatnya.berada di bagian belakang daun .daun itu terdiri dari
bagian tulang daun.helai daun,pelepah daun dantangkai
daun.semua bagian itu tersusun dengan baik .
daun memilikiberagam bentuk mulai dari daun yang berdaun
sejajar,berbentuk menjari,dan pula yang berbentuk menyirip
2. Batang
Batang tanaman merupakan tempat tumbuhnya ranting.
Bagian tumbuhan ini memiliki beberapa fungsi,antara lain:
a) mengangkut air dan mineral dari akar ke daun
b) menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
c) sebagai tempat cadangan makanan

3. Akar

12
Akar tanaman terletak di bagian bawah tanaman bagian ini
biasanya terkubur di dalam media tanam atau tanah
akar tumbuhan terdiri daridua jenis yaitu akar tunggang dan akar
serabut untuk fungsinya,bagian tumbuhan ini memiliki beberapa
fungsi ,antara lain :
a) untuk menopang tanaman
b) menyerap zat hara pada tanah
c) menyalurkan zat hara,mineral dan air ke bagian daun,melewati
bagian batang
d) menyimpan cadangan makanan seperti wortel dan kentang
4. Bunga
Ada tumbuhan yang memiliki bunga dan ada juga yang
tidak untuk tumbuhan yang memiliki bunga akan terdiri dari
putik,benang sari,tangkai,mahkota,dan kelopak bungadi dalam
bagian ini juga di temukan proses penyerbukan, antara putih dan
benang sari.
5. Biji
Biji juga dikenal sebagai isi buah. biasanya biji tumbuhan
memiliki peran yang penting, yakni sebagai cikal bakal tanaman
baru.biji itu terbagi menjadi dua jenis ,yaitu biji yang berkeping
dua atau dikenal dengan tumbuhan dikotil dan biji yang berkeping
satu yang dikenal dengan sebutan tumbuhan monokotil

D. KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR


Menurut Istiqomah and Suyadi (2019: 155-158) Perkembangan fisik
siswa sekolah dasar dapat meliputi proses pertumbuhan biologis seperti
pertumbuhan tulang, otot dan otak. Menurut Fikriyah (2021 : 200- 207)
Usia anak 10 tahun, tinggi dan berat badannya akan mengalami
pertambahan lebih kurang sebesar 3.5 Kilogram baik itu anak perempuan
maupun anak laki-laki. Namun setelah anak mengalami masa remaja
dengan pekiraan dimulai pada usia 12-13 tahun, anak perempuan akan
lebih bekembangan cepar dari pada anak laki-laki. Ada beberapa poin

13
yang harus diketahui oleh guru mengenai perkembangan fisik siswa
bahwa:

1. Siswa sekolah dasar yang baru masuk kelas satu merupakan anak yang
berada dalam masa peralihan pertumbuhan cepat masa anak-anak awal
ke masa pertumbuhan yang sedikit lebih lambat. Oleh sebab itu
perkembangan fisik anak siswa kelas satu tidak secepat pertumbuhan
ketika pada masa taman kanak-kanak.
2. Pada siswa yang berumur 9 tahun, siswa laki-laki maupun siswa
perempuan memiliki ukuran yang kurang lebih sama namun sebelum
siswa berumur 9 tahun anak laki-laki memiliki ukuran lebih tinggi
dan lebih gemuk dari pada anak perempuan.
3. Siswa perempuan akan mengalami lonjakan pertumbuhan pada akhir
kelas empat yang dapat dilihat dari lenga dan kaki yang lebih berisi.
4. Siswa perempuan akan memiliki postur yang lebih tinggi, badan yang
lebih berat dan kekuatan yang lebih kuat dari pada siswa laki-laki pada
akhir kelas lima. Hal ini dikarenakan siswa laki-laki akan mengalami
lonjakan pertumbuhan pada usia lebih kurang sebelas tahun.
5. Pada awak kelas 6, siswa perempuan akan mengalami fase klimak
tertinggi proses pertumbuhan. Pada masa ini (rentang umur 12-13
tahun) siswa akan mengalami masa pubertas yang ditandai dengan
terjadinya mentruasi. Untuk siswa laki-laki akan mengelami masa
pubertas dengan rentang umur 13-16 tahun dengan ditandai terjadinya
proses ejakulasi.
6. Masa pubertas merupakan masa dimulainya perkembangan fisik
seorang remaja. Pada masa ini siswa yang mengalami masa pubertas
akan mengalami perubahan fisiologis yang mampu bereproduksi. Pada
umumnya setiap individu akan mengalami urutan masa pubertas
yang sama namun memiliki rentang waktu dan proses yang berbeda-
beda. Pada kenyataanya masa pubertas siswa perempuan lebih cepat
sekitaran 5-2 tahun dari pada siswa laki-laki. Maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa meskipun siswa memiliki usia yang sama maka
akan memiliki masa pubertas yang berbeda-beda.
14
Berdasarkan para ahli diatas bahwa bahwa karakteristik siswa dilihat dari
segi pertumbuhannya, perbedaan antara laki-laki dengan perempuan
terhadap perkembangan fisik siswa bahwa pertumbuhan siswa perempuan
lebih cepat bagi anak-anak usia SD sedangkan laki-laki lebih lambat.

15
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK, TEMPAT, WAKTU DAN PIHAK YANG MEMBANTU


1. Subjek
Subjek penelitian yang saya lakukan di Sekolah Dasar Negeri 2
Endang Rejo pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa keseluruhan
sebanyak 21 orang, diantaranya 11 orang perempuan dan 10 orang
laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran yang saya lakukan
adalah di SDN 2 Endang Rejo Kecamatan Seputih agung Lampung
Tengah Provinsi Lampung.
3. Waktu Pelaksanaan
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan perbaikan
No Kegiata Tanggal Materi Kelas Keterangan
n Pelaksanaan Pelajaran
1 Prasiklu sabtu, 22 Bagian-bagian IV
s Oktober 2022 tumbuhan dan
fungsinya
2 Siklus I Sabtu, 12 Bagian-bagian IV
November 2022 tumbuhan dan
fungsinya
3 Siklus II Sabtu , Bagian-bagian IV
19 November tumbuhan dan
2022 fungsinya

4. Pihak Yang Membantu


Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan ini saya di bantu oleh
Bapak Susilo, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN 02 Endang Rejo
tempat saya melakukan penelitian dan juga di bantu oleh
16
Ibu Saginem, S.Pd. selaku Guru kelas IV sebagai suvervisior 2
melakukan pengamatan terhadap praktik PKP serta teman sejawat vera
yuliana selaku pengambil video praktik PKP yang saya lakukan pada
saat kegiatan pembelajaran.

5. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas IV SDN 2 Endang Rejo yaitu senang
beremain, bergerak, bekerja dalam kelompok dan senang
memperagakan sesuatu secara langsung.

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK Guru) adalah penelitian yang


dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan suatu tindakan untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar memperoleh hasil yang
lebih baik dari sebelumnya. 
Pembuatan PTK membutuhkan waktu yang lama karena harus
mengimplementasikan tindakan dan variabel yang telah dirancang untuk
mencapai hasil yang diinginkan Artinya, penelitian semacam ini tidak bisa
diselesaikan hanya dalam waktu 1-2 hari. Hasil yang diperoleh melalui PTK
ini dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dalam rangka pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB)
Tujuan pembuatan PTK Guru  adalah sebagai berikut.

 Memperbaiki pola mengajar guru.


 Memperbaiki perilaku siswa.
 Meningkatkan praktik pembelajaran.
 Mengubah kerang
 ka kerja guru dalam mengajar sehingga terjadi peningkatan pelayanan
profesional guru.
Manfaat Penelitian Tindakan KelaS

 Dari PTK yang Anda lakukan, berikut manfaat yang akan diperoleh.
 Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas.
17
 Mengembangkan kinerja profesionalisme guru.
 Melatih guru untuk menjadi pemecahan masalah yang andal.
 Melatih kreativitas guru.
 Menumbuhkan rasa percaya diri guru.
 Meningkatkan kualitas lembaga sekolah.

Prosedur perbaikan pembelajaran terdiri dari beberapa tahapan antara lain :


1. Perencanaan (Planning)
2. Tindakan / Pelaksanaan (Action)
3. Pengamatan (Observing)
4. Refleksi (Reflekting)
Gambar.1 Desain Langkah-Langkah Perbaikan Pembelajaran
Menurut Arikunto (2010:137)
Perencanaan

Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS 1

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi

Pengamatan

18
a. Siklus I

1) Perencanaan
Tahap perencanaan ini merupakan tahap awal yang dilakukan
sebelum membuat rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan masalah.
c. Merancang rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran RPP
Siklus 1
d. Mendiskusikan metode yang akan digunakan.
e. Menyiapkan instrumen : refleksi guru, penilaian siswa, observasi
menyajikan ke siswa
f. Menyiapkan lembar kerja siswa
g. Memberikan kisi-kisi soal
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini ialah tahap yang dilakukan saat kegiatan
belajar mengajar dikelas. Kegiatan yang dilakukan ialah kegiatan
awal, inti dan penutup. Kegiatan Awal yaitu : menyapa siswa dan
mengucapkan salam. berdoa bersama. menyampaikan tujuan
pembelajaran. melakukan apersepsi dengan menyampaikan alur
pembelajaran. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari
solusinya. Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang
benar. Peserta didik mencari literature yang mendukung untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Peserta didik
menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk
mnyelesaikan permasalahn . Peserta didik melaporkan tugas yang
diberikan guru . Kegiatan Inti yaitu : guru membagi kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang. Guru menunjukkan tumbuhan menunjukan
ke siswa dan Siswa mengamati .Guru tanya jawab dengan
menanyakan “dari tumbuhan yang diamati apa fungsi
tumbuhan?”.Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk

19
menyampaikan pendapat mereka tentang fungsi tumbuhan . Setiap
kelompok menjelaskan apa saja yang ada di media . Setelah selesai
semua guru memberikan penguatan dari jawaban siswa tersebut.
Guru memberikan tugas kepada siswa masing-masing membuat
peta pikiran tentang fungsi tumbuhan. Kegiatan Penutup yaitu :
guru melakukan .penilaian dari hasil jawaban siswa. Membuat
kesimpulan bersama dengan siswa. Kemudian ditutup dengan
memberi apresiasi kepada siswa setiap kelompok. Ditutup dengan
membaca doa bersama.

3) Observasi
Tahap observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung
pada siklus 1 hingga selesai pembelajaran. Tahap ini dibantu oleh
guru suvervisior 2 dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran.
2. Suvervisor 2 melakukan pengamatan proses perbaikan
pembelajaran menggunakan metode problem solving yang
dilakukan oleh guru.
3. Suvervisor 2 mencatat semua kegiatan yang terjadi adakah
perubahan yang terjadi dalam pembelajaran.
4. Melakukan diskusi mengenai kekurangan dan kelebihan yang
saya lakukan pada saat pembelajaran berlangsung serta
memberikan saran perbaikan pembelajaran untuk berikutnya.

4) Refleksi
Setelah semua kegiatan dilakukan dari perencanaan, pengamatan
sampai dengan observasi tentang kegiatan yang guru lakukan jika
masih belum memenuhi ketercapaian pembelajaran maka guru
harus meningkatkan keterampilan mengajarnya secara lebih
maksimal.

20
b. Siklus II
1) Perencanaan
Tahap perencanaan ini merupakan tahap awal yang dilakukan
sebelum membuat rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan masalah.
c. Merancang rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran RPP
Siklus 1
d. Mendiskusikan metode yang akan digunakan.
e. Menyiapkan instrumen : refleksi guru, penilaian siswa,
observasi menyajikan ke siswa
f. Menyiapkan lembar kerja siswa
g. Memberikan kisi-kisi soal

2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini ialah tahap yang dilakukan saat kegiatan
belajar mengajar dikelas. Kegiatan yang dilakukan ialah kegiatan
awal, inti dan penutup. Kegiatan Awal yaitu : menyapa siswa dan
mengucapkan salam. berdoa bersama. menyampaikan tujuan
pembelajaran. melakukan apersepsi dengan menyampaikan alur
pembelajaran. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari
solusinya. Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang
benar. Peserta didik mencari literature yang mendukung untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Peserta didik
menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk
mnyelesaikan permasalahan . Peserta didik melaporkan tugas yang
diberikan guru . Kegiatan Inti yaitu : siswa membagi kelompok
yang terdiri dari 3 orang. Guru menunjukkan tumbuhan
menunjukan ke siswa dan Siswa mengamati .Guru tanya jawab
dengan menanyakan “dari tumbuhan yang diamati apa fungsi
tumbuhan?”.Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk

21
menyampaikan pendapat mereka tentang fungsi tumbuhan . Setiap
kelompok menjelaskan apa saja yang ada media Setelah selesai
semua guru memberikan penguatan dari jawaban siswa tersebut.
Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa,Guru memberikan
tugas kepada siswa masing-masing membuat peta pikiran
tentang fungsi tumbuhan. Kegiatan Penutup yaitu : guru melakukan
.penilaian dari hasil jawaban siswa. Membuat kesimpulan bersama
dengan siswa. Kemudian ditutup dengan memberi apresiasi
kepada siswa setiap kelompok. Ditutup dengan membaca doa
bersama.

3) Observasi
Tahap observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung
pada siklus 1 hingga selesai pembelajaran. Tahap ini dibantu oleh
guru suvervisior 2 dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran.
2. Suvervisor 2 melakukan pengamatan terhadap proses
perbaikan pembelajaran menggunakan metode problem
solving yang dilakukan oleh guru.
3. Suvervisor 2 mencatat semua kegiatan yang terjadi adakah
perubahan yang terjadi dalam pembelajaran.
4. Melakukan diskusi mengenai kekurangan dan kelebihan yang
saya lakukan pada saat pembelajaran berlangsung serta
memberikan saran perbaikan pembelajaran untuk berikutnya.

4) Refleksi
Setelah semua kegiatan dilakukan dari perencanaan, pengamatan
sampai dengan observasi tentang kegiatan yang guru lakukan jika
masih belum memenuhi ketercapaian pembelajaran maka guru
harus meningkatkan keterampilan mengajarnya secara lebih
maksimal.

22
C. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik kuantitatif dan kualitatif.
 Data kuantitatif yaitu data berupanilai rata-rata ketuntasan belajar
diperoleh melalui hasil tes belajar siswa pada mata pelajaran IPA
Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Bentuk tes yang digunakan
adalah tes tulis essay.

Tuntas at au Tidak T
∑Rata-rata(%) = ∑ × 100 %
Seluru h siswa

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa


Tingkat Keberhasilan Keterangan
≥ 80 Sangat Tinggi
65 – 79 Tinggi
40 – 64 Sedang
25 – 39 Rendah
≤ 25 Sangat Rendah

 Data kualitatif yaitu data berupa informasi yang diperoleh melalui hasil
pengamatan atau observasi pada subjek penelitian dilakukan dengan
cara membuat tabel pengamatan tentang aktifitas siswa selama proses
pembelajaran

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian ini menjelaskan secara ringkas tentang kegiatan yang di
lakukan selama penelitian. Mulai dari kondisi awal siswa dan guru dengan
melihat RPP dan nilai hasil belajar siswa banyak yang masih di bawah KKM.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada materi Bagian-bagian tumbuhan dan
fungsinya adalah 65. Dengan demikian peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran melalui siklus I dan siklus II yang terdiri dari beberapa tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaaan, observasi, dan refleksi yang di uraikan
sebagai berikut.

1. Deskripsi hasil penelitian siklus 1


Tahap perencanaan Pada siklus I guru melakukan pertemuan dengan guru
kelas. Kemudian guru mengidentifikasi masalah dan menetapkan
alternative permasalahan, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran
yang terjadi pada tahap prasiklus. Mendiskusikan rencana perbaikan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Selanjutnya membuat RPP
melalui penerapan metode pembelajaraan problem solving dengan
pendekatan kooperatif. Membuat instrumen penilaian siswa melalui tes
tulis essay,kisi-kisi,penskoran. Melakukan pengamatan melalui lembar
observasi dan refleksi.

Tahap Pelaksanaanv kegiatan pada siklus 1 dilakukan pada pertemuan


minggu ke 4 hari sabtu tanggal 12 November 2022 Jam 07.30. Kegiatan
pembelajaran ini dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaaran (RPP) yang sudah di diskusikan bersama dengan
suvervisior 2. Hasil perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan

24
metode pembelajaran problem solving dengan pendekatan kooperatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan ini dimulai dari kegiatan
awal, inti dan penutup.

Pada kegiatan awal guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti


kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam,berdoa sebelum
memulai pembelajaran,guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran ,memeriksa kerapihan pakaian,posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran ,guru memberikan apresepsi
kepada siswa,guru menjelaskan tujuan pembelajaran ,guru menjelaskan
alur pembelajaran.

Pada kegiatan inti yang dilakukan dengan guru mengondisikan siswa


secara klasikal dengan mengamati gambar tanah longsor,guru meminta
siswa untuk menjelaskan akibat terjadinya tanah longsor , selesai
pengamatan bersama guru membagi siswa menjadi 4 yang terdiri dari 4-5
orang. Guru menunjukkan tumbuhan menunjukan ke siswa dan Siswa
mengamati .Guru tanya jawab dengan menanyakan “dari tumbuhan yang
diamati apa fungsi tumbuhan?”.Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk menyampaikan pendapat mereka tentang fungsi tumbuhan . Setiap
kelompok menjelaskan apa saja bagian-bagian tumbuhan. Setelah selesai
semua guru memberikan penguatan dari jawaban siswa tersebut. Guru
memberikan tugas kepada siswa masing-masing membuat peta pikiran
tentang fungsi tumbuhan,guru memberikan lembar kerja siswa lalu siwa
melakukan pemecahan masalah ,siswa berdiskusi memecahkan
masalah,siswa menyampaikan hasil diskusi(setiap kelompok ),guru dan
siswa melakukan perbaikan terkait persoalan dan mencari solusi tentang
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya,siswa memperhatikan
penjelasan guru.guru memberikan penilaian kepada siswa secara mandiri.

Pada tahap penutup guru menarik kesimpulan dari hasil diskusi bersama
siswa ,kemudian siswa diberi kesempatan kembali untuk mengungkapkan

25
pendapat ataupun bertanya mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan ,selanjutnya guru memberikan tugas rumah untuk siswa
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan salam.

Tahap observasi atau pengamatan,tahap ini dilakukan saat guru melakukan


perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode problem solving.
Observasi atau pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta mengetahui bagaimana penerapan
metode problem solving dalam pembelajaran,berdasarkan hasil dari lembar
obserfasi siklus 1,guru kurang memberikan motivasi kepada siswa,guru
tidak memberikan umpan balik kepada siswa sehingga guru tidak
mengetahui sampai dimana pemahaman siswa, metode problem solving
yang digunakan harus ditingkatkan, media yang digunakan belum
mengakomodir seluruh siswa,siswa masih ada yang belum focus dalam
pembelajaran

Tahap refleksi, pada tahap ini dilkukan dengan maksud sebagai bahan
masukan pada perencanaan pada siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus 1
dilakukan bersama teman sejawat atau supervisor 2, adapun hasil dari
refleksi siklus 1 adalah guru harus menyampaikan tujuan
pembelajaran ,guru dapat memperbaiki penggunaan metode problem
solving yang digunakan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
guru harus mengondisikan siswa secara kondusif sehingga siswa fokus
mengikuti pembelajaran, membimbing siswa dalam diskusi

2. Deskripsi hasil penelitian siklus II


Pada tahap perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil diskusi pada
kegiatan siklus I dengan melengkapi kekurangan atau kelebihan yang
terjadi pada siklus I dan membuat tujuan perbaikan siklus II, Pada
perbaikan dan penggunaan metode, pengelolaan waktu secara efesien dan

26
mengkondisikan keadaan kelas membuat instrument penilaian,soal,kisi-
kisi dan penskoran

Tahap pelaksanaan siklus II, Pada tahap pelaksanaan telah dilakukan pada
hari sabtu ,tanggal 19 November 2022, jam 07.30 ,di kelas IV SDN 2
Endang Rejo. Kegiatan siklus II dilakukan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menggunakan
metode problem solving

Pada kegiatan awal, guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti


kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam,berdoa sebelum
memulai pembelajaran,guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran ,memeriksa kerapihan pakaian,posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran ,guru memberikan apresepsi
kepada siswa,guru menjelaskan tujuan pembelajaran ,guru menjelaskan
alur pembelajaran.

Pada kegiatan inti yang dilakukan dengan guru mengondisikan siswa


secara klasikal dengan mengamati video banjir ,guru meminta siswa untuk
menjelaskan akibat terjadinya banjir, selesai pengamatan bersama guru
membagi siswa menjadi 7 yang terdiri dari 3 orang. Guru menunjukkan
tumbuhan menunjukan ke siswa dan Siswa mengamati .Guru tanya jawab
dengan menanyakan “dari tumbuhan yang diamati tumbuhan apa yang
cocok di tanam di daerah banjir?”.Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk menyampaikan pendapat mereka tentang fungsi tumbuhan . Setiap
kelompok menjelaskan apa saja bagian-bagian tumbuhan. Setelah selesai
semua guru memberikan penguatan dari jawaban siswa tersebut. Guru
memberikan tugas kepada siswa masing-masing membuat peta pikiran
tentang fungsi tumbuhan,guru memberikan lembar kerja siswa lalu siwa
melakukan pemecahan masalah ,siswa berdiskusi memecahkan
masalah,siswa menyampaikan hasil diskusi(setiap kelompok ),guru dan
siswa melakukan perbaikan terkait persoalan dan mencari solusi tentang

27
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya,siswa memperhatikan
penjelasan guru.guru memberikan penilaian kepada siswa secara mandiri.

Pada tahap penutup guru menarik kesimpulan dari hasil diskusi bersama
siswa ,kemudian siswa diberi kesempatan kembali untuk mengungkapkan
pendapat ataupun bertanya mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan ,selanjutnya guru memberikan tugas rumah untuk siswa
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan salam.

Pada hasil observasi atau pengamatan yang dilakuakan oleh supervisor 2,


bahwa guru sudah melakukan rangkaian langkah-langkah pembelajaran
menggunakan metode problem solving keseluruhan berjalan dengan baik ,
meskipun ada sedikit permasalahan pada posisi,sikap guru saat
memberikan stimulus serta guru harus memperbiki alokasi waktu begitu
juga dengan siswa tampak antusias ,semangat,berani dalam kegiatan
belajar diskusi kelompok

Tahap Refleksi, berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan bersama


supervisor 2 menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran yang
telah dilakukan ,telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan hal
ini dapat dilihat dari hasil belajar dan aktivitas siswa dengan demikian
dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus


yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.Penerapan model pembelajaran problem solving
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan
dan fungsinya terbukti dengan tercapainya hasil belajar siswa yang memenuhi
kriteria ketuntasan belajar siswa.

1. Siklus I
28
Berdasarkan perencanaan yang di peroleh dengan berdiskusi bersama
suvervisor 2 telah dilakukan secara maksimal dan mampu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan sebaik-baiknya. Melalui penerapan
metode pembelajaran problem soving dengan pendekatan kooperatif pada
siklus 1 ini dapat dikatakan belum memenuhi kriteria ketuntasan pembelajar.
penerapan metode pembelajaran problem solving dengan pendekatan
kooperatif nilai kuantitatif yang diperoleh yaitu ketuntasan sebanyak 48%
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 52%. Pada siklus 1 ini mengalami
peningkatan dengan menerapkan metode pembelajaran dapat dikatakan
berhasil karena problem solving ini membantu siswa memahami materi
dengan gambar yang berkaitan dengan materi. suvervisi mengamati hasil
observasi siswa diperoleh nilai rata-rata masih kurang sebanyak 25% dan baik
sebanyak 75%. Hasil refleksi siklus 1 di peroleh kelemahan yaitu guru belum
menguasai pengelolaan kelas yang benar hanya duduk dan berdiri di depan
kelas belum mengecek ke semua siswa, siswa kesulitan menyelesaikan tugas
karena siswa kurang fokus dan kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kelebihannya yaitu guru sudah menerapkan langkah-langkah
metode pembelajaran problem solving dengan pendekatan kooperatif
sehingga beberapa siswa mampu memahami materi yang sajikan, serta siswa
bernama dimas dari kelompok 1 yang berani tampil mempresentasikan
kedepan tanpa harus di perintah. Keunikan saat pembelajaran ialah setiap
kelompok selalu ada 1 siswa yang paling aktif dalam berdiskusi salah satunya
adalah afrizal dari kelompok 1 dan faiza dari kelompok 3. Siswa terlihat
perduli dalam bekerja kelompok, setiap siswa bertanggung jawab terhadap
tugasnya namun masih ada beberapa yang belum bertanggung jawab. Upaya
yang harus dilakukan guru ialah memperbaiki pengelolaan kelas yang baik
dengan berkeliling mengecek hasil kerja siswa, bertanya kepada siswa apakah
ada kesulitan dalam mengerjakan soal. Maksimalkan penggunaan metode
pembelajaran agar siswa lebih fokus. Maka dari hasil yang di peroleh pada
siklus 1 belum bisa dikatakan berhasil untuk itu guru perlu melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

29
Berdasarkan data diatas, disajikan data hasil belajar siswa keaktifan pada
siklus I sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus 1


No Nilai Kriteria Jumlah Presentase
1 ≥ 65 Tuntas 10 48%
2 ≤ 65 Tidak Tuntas 11 52%
Total jumlah Peserta Didik 21 100%
.
Pada siklus 1 terlihat peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
metode pembelajaaran Problem solving melalui pendekatan kooperatif
diperoleh jumalah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 48% sedangkan
yang belum memenuhi KKM sebanyak 52% maka dapat dikategorikan
cukup namun masih perlu melanjutkan pada siklus berikutnya.

Data berupa informasi diperoleh melalui hasil pengamatan atau observasi


pada subjek penelitian dilakukan dengan cara membuat tabel pengamatan
tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

No Aspek Yang Dinilai Presentase


Tidak aktif Aktif
1 Memperhatikan penjelasan guru 26% 74%
2 Bertanya kepada guru 52% 48%
3 Mencatat/menyalin/menulis hasil 10% 90%
4 Mengerjakan 5% 95%
LKS
5 Menjawab/menanggapi pertanyaan 57% 43%
6 Mengerjakan soal-soal latihan 0% 100%
Rata-rata presentasi 25% 75%

30
Terlihat dari presentase pengamatan siswa terhadap penjelasan guru
diperoleh siswa lebih banyak yang memenuhi kriteria ketercapaian
pembelajaran dengan presentase 75% sedangkan yang masih belum
memenuhi kriteria pembelajaran sebanyak 25%.

2. Siklus 2
Pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan penerapan metode
pembelajaran problem solving diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa
sebanyak 78% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 22%. Mengalami
peningkatan karena guru sudah mengelola kelas dengan baik, memberikan
umpan balik kepada siswa problem solving ini membantu siswa memahami
materi yang di sampaikan karena dengan problem solving ini siswa dapat
menambah informasi berkaitan dengan materi yang di sajikan. Guru
melakukan pengamatan terhadap observasi siswa diperoleh nilai dengan
presentase kurang 22% dan baik 78% pada siklus 2 ini meningkat
dikarenakan siswa sudah berani dan lebih mengenal guru serta sudah
memahami materi yang disampaikan. Hasil refleksi dengan penerapan metode
pembelajaran problem solving dapat dikatakan berhasil guru telah melakukan
semua tahapan kegiatan yang sangat baik. Guru sudah mengelola kelas
dengan baik dengan cara berkeliling kelas mengecek siswa mengerjakan
tugas, memberikan umpan bagi siswa yang kesulitan. Siswa terlihat semangat
dan antusias mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Kelebihan yang
ditemui terutama pada saat kerja kelompok siswa sangat perduli dan saling
membantu satu sama lain. Hal unik yang ditemui setiap kelompok ada 1
siswa yang paling aktif dan berani mengungkapkan pendapatnya contoh salah
satu siswa nya bernama afrizal. Dari nilai presentase rata-rata siklus 1 48%
meningkat pada siklus 2 menjadi 78% dengan demikian guru tidak perlu
melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Karena sudah
sesuai dengan harapan yang di inginkan guru beserta suvervisior 2 dapat
dikatakan tuntas dengan kriteria ketuntasan pembelajaran 75%. Terbukti
bahwa dengan penerapan metode pembelajaran problem solving melalui
pendekatan kooperatif siswa menjadi lebih menyukai dan senang mengikuti

31
pembelajaran pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya sehingga
proses pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil diatas di sajiak data berupa nilai rata-rata ketuntasan belajar
diperoleh melalui hasil tes belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus 2


No Nilai Kriteria Jumlah Presentase
1 ≥ 65 Tuntas 16 78 %
2 ≤ 65 Tidak Tuntas 5 22%
Total Jumlah Peserta Didik 21 100%

Berdasarkan tabel di atas di peroleh nilai rata-rata yang memenuhi KKM


sebanyak 16 orang dengan presentase 78% sedangkan yang belum
memenuhi KKM sebanyak 5 orang dengan presentase 22%. Jumlah siswa
keseluruhan adalah 21 orang. Maka dengan penerapan metode
pembelajaran problem solving melalui pendekatan kooperatif siswa
mengalami peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Dari kategori pada
siklus 1 cukup namun belum memuaskan meningkat menjadi baik. Dengan
demikian metode pembelajaran problem solving yang dilakukan pada
siklus 2 dapat dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Maka peneliti tidak perlu
melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutya dikarenakan
sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran problem solving dengan pendekatan kooperatif pada materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

Data berupa informasi diperoleh melalui hasil pengamatan atau observasi


pada subjek penelitian dilakukan dengan cara membuat tabel pengamatan
tentang aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

32
No Aspek Yang Dinilai Presentase
Tidak Aktif Aktif
1 Memperhatikan penjelasan guru 21% 79%
2 Bertanya kepada guru 36% 64%
3 Mencatat/menyalin/menulis hasil 5% 95%
4 Mengerjakan LKS 0% 100%
5 Menjawab/menanggapi pertanyaan 21% 79%
6 Mengerjakan soal-soal latihan 0% 100%
Rata-rata presentasi 13% 87%

Dari data di atas terlihaat perbedaan siklus 1 dengan siklus 2 mengalami


peningkatan pada setiap aspek yang dinilai dengan mencapai ketuntasan
rata-rata yang kurang hanya mencapai 13% sedangkan yang baik sudah
mencapai 87%. Siklus 2 ini dikatakan berhasil dan tuntas dari presentase
yang diperolah pada tabel.

Untuk mengetahui progres peningkatan hasil belajar pada tiap tahapan


siklus disajikan data persentase sebagai berikut

Tabel 4.3 Persentase Hasil Belajar Prasiklus – Siklus I – Siklus II


No Uraian Siklus I Siklus II
1 Tuntas 10 16
2 Tidak Tuntas 11 5
Persentase Ketuntasan 48% 78%
Belajar

33
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa,Siklus I dan Siklus II

Chart Title
80
Tuntas
60 Tidak Tuntas
40 Persentase

20
0
1 2

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 21 siswa pada kegiatan siklus 1
terdapat 10 siswa yang mencapai nilai di atas KKM, setelah dilakukan perbaikan
siklus II meningkat menjadi 16 siswa mencapai nilai di atas KKM, Dari data
tersebut tampak ada peningkatan disetiap siklusnya.

34
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menerapkan metode problem solving mampu
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SDN 2 Endang rejo
Kecamatan Seputih agung Kabupaten Lampung Tengah.
Penggunaan metode problem solving pada mata pelajaran IPA kelas
IV SDN 2 Endang rejo tahun pelajaran 2022/2023 telah mengalami
peningkatan hasil belajar siklus I, siswa yang memperoleh nilai mencapai
KKM adalah 10 siswa (48%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di
bawah KKM adalah 11 siswa (52%). Pada mata pelajaran IPA ditentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70. Pada siklus II, siswa yang mencapai
KKM berjumlah 16 siswa (78%), sedangkan siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM yaitu 5 siswa (22%). Dengan demikian, berdasarkan hasil
perbaikan pembelajaran siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu
30%.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru harus profesional dalam memilih metode pembelajaran yang akan
digunakan agar hasil belajar sesuai dengan tujuan;
2. Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan oleh siswa;
3. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
materi ajarnya, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai;
4. Guru selalu melakukan refleksi pembelajaran, serta melakukan komunikasi
dengan teman sejawat untuk meminta saran, bantuan terkait pembelajaran
yang dilakukan;

35
5. Guru mengembangkan keprofesionalan melalui penelitian tindakan kelas
berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan selama kegiatan
pembelajaran.

36
Daftar Pustaka

Ahiri, (2017 :18). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran. Jakarta : Uhamka


Press.

Aisih Widi Wisudawati dan Eka Sulistiawati dalam Subiyanto (2018:23-24).


Metodelogi Pembelajaran IPA. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Aris Shoimin, (2017 : 125). 63 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Cet-1.
Aris Shoimin, (2017 : 46-47). 63 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Cet-1.
Dalam Proses Pembelajaran. (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah Karangbendo
Dr. Abdulloh, S.Pd, M.Pd Dkk. (2019 : 203). Peningkatan Dan Pengembangan
Prestasi Belajar Peserta Didik. Jawa Timur : Uwais Inspirasi Indonesia.
(01 Maret 2019)

Fikriyah, S. N. (2021). Analisis Perkembangan Fisik-Motorik Siswa Kelas 3 di


Sekolah Dasar
Istiqomah, H., & Suyadi, S. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia
Sekolah Dasar
Jamil, Suprihatiningrum. (2017 :191) Strategi Pembelajaran. Jogjakarta :
ARRUZZ MEDIA
M. Yaumi, (2018 : 123). Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Prenada
Media Ed-1, Cet1.
Negeri Tajem. Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 200-207.
Nugraha, M. (2018 : 1). Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran. Tarbawi Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 4(1)

Nurmawati, (2016 : 53). Evaluasi Pendidikan Islami. Bandung : Citapustaka


Media.
Nurul Afifah (2019 : 21 dalam Nur Fadilah 2021 : 33). Pengaruh Metode Poster
Comment terhada hasil belajar menulis deskripsi siswa kelas V UPTD
SDN 158 barru. Makasar :
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/19640-Full_Text.pdf

37
Pariang Sonang Siregar & Rindi ganesa (2019 : 9). Ayo Latihan Mengajar
Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Yogyakarta : CV Budi
Utama.
Parwati, N. N., & Suryawan, I. P. P. (2018 : 59). Belajaar Dan
Pembelajaran.Depok : PT Raja Grafindo Persada.
Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL (2018 : 36). Motivasi Berprestasi dan
Disiplin Peserta Didik. Pontianak-Kalimantan Barat : Yudha English
Gallery (01 Januari 2018)

Ruslia Isnawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. (2020 : 79). Cara Kreatif Dalam Proses
Belajar. Surabaya : CV.Jakad Media Publishing.

Surrahman, Paudi, R. I., & Tureni, D. (2021:3). Upaya Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran. Jurnal
Sosial Humaniora 3(4)

Yogyakarta). El Midad, 11(2), 155-168.

38

Anda mungkin juga menyukai