Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, karena telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan dalam bentuk waktu, tenaga maupun pikiran kepada kami
selaku penyusun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunikasi Non Verbal” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai
pemenuhan tugas mata pelajaran pengantar ilmu komunikasi yang akan dikumpulkan
perkelompok dan berdasarkan referensi yang ada dalam banyak situs yang menyangkut
materi ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................................... 6
A. Kajian Teori............................................................................................................ 6
B. Kajian Hasil Penelitian ......................................................................................... 10
BAB III .............................................................................................................................. 11
PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................................................... 11
A. Objek Tindakan .................................................................................................... 11
B. Setting Penelitian .................................................................................................. 11
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 12
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 13
BAB IV ............................................................................................................................. 15
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 15
A. Gambaran Lokasi Dan Sumber Penelitian .......................................................... 15
B. Uraian Penelitian Secara Umum .......................................................................... 15
C. Penjelasan Setiap Siklus ....................................................................................... 15
D. Proses Menganalisis Data ..................................................................................... 18
E. Pembahasan Dan Pengembilan Kesimpulan ....................................................... 19
BAB V............................................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 22
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 22
B. Saran ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23
A. Kompetensi Inti .......................................................................................................... 26
iv
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).................................. 26
D. Materi Pembelajaran................................................................................................... 28
E. Model, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran ........................................................... 29
F. Media, Alat dan Bahan ............................................................................................... 29
Penilaian ............................................................................................................................ 32
a) Spiritual ..................................................................................................................... 32
b) Sikap sosial ................................................................................................................ 32
c) Pengetahuan ............................................................................................................... 32
d) Keterampilan .............................................................................................................. 32
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
pada materi bilangan bulat, guru lebih sering menjelaskan materi melalui
ceramah, siswa cenderung pasif, dan aktivitas siswa yang sering dilakukan hanya
mencatat dan menyalin. Siswa masih malu bertanya kepada guru jika mengalami
kesulitan dalam memahami atau menyelesaikan soal yang diberikan, akibatnya
hasil belajar siswa pada materi bilangan belum maksimal.
Padahal dalam praktiknya matematika merupakan salah satu bidang ilmu
yang sangat penting untuk di pelajari. Menurut (Khawarizmi et al., 2017)
matematika merupakan suatu bidang ilmu yang menglobal, yang hidup di alam
tanpa batas. Matematika merupakan ilmu yang dalam perkembangannya tidak
pernah bergantung pada ilmu yang lain. Namun dalam perkembangannya sendiri
matematika di anggap ilmu yang cukup sulit dan menakutkan. Padalah dalam
perannya matematika merupakan ilmu yang digunakan untuk menata nalar dan
logika para siswa untuk mengembangkan kemampuannya.
Dalam kegiatan pembelajarannya matematika memiliki berbagai macam
aspek yang perlu dimiliki. Ada dua macam aspek utama yang berkaitan begitu erat
dengan pembelajaran matemtika. Yaitu aspek afektif dan kognitif. Kedua aspek
ini memiliki hubungan yang erat dan tak terpisahkan. Salah satu aspek yang cukup
penting dalam pembelajaran matemtika adalah keaktifan belajar matematis siswa.
Meskipun terdengar sepele keaktifan belajar sangatlah penting dimiliki oleh
seorang anak. Sebab keaktifan disini tidak hanya mencakup bagaimana cara anak
bisa berinteraksi secara intens dalam sebuah pembelajaran, namun keaktifan disini
mencakup banyak kegiatan. Menurut Sardiman dalam Widayanti, (2014) beliau
mengemukakakn bahwa keaktifan siswa terdiri dari keaktifan jasmani dan rohani
yang kegiatannya terdiri dari :
a. keaktifan indera, dimana siswa dirangsang untuk memanfaatkan semua
panca indera yang dimilikinya
b. keaktifan akal, disini siswa didorong untuk mampu menimbang,menyusun
dan menyelesaikan masalah
c. keaktifan ingatan, dimana siswa di tuntut untuk mampe menyimpan semua
2
pengetahuan untuk kemudian diutarakan Kembali
d. keaktifan emosi , dalam hal ini siswa didorong untuk mampu mengatur
emosinya dalam belajar.
Dengan demikian keaktifan belajar sangatlah di butuhkan dalam sebuah kegiatan
pembelajara. Selain itu untuk meningkatkan kekatifan belajar siswa dibutuhkan
juga sebuah metode pembelajaran yang tepat.
Karena permasalahan tersebut, peneliti berpendapat perlu adanya peningkatan
proses pembelajaran siswa Kelas VII. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dapat bertukar pikiran untuk memahami
konsep bilangan bulat dan menyelesaikan masalah bilangan bulat dengan berdiskusi
dalam kelompok.salah satu model pembelajaran yang paling tepat adalah model
pembelajaran kooperatif . Menurut Sanjaya dalam Khasanah, (2016) menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menggelomppokan
siswa terdiri dari empat sampai enam orang yang memiliki jenis kelami, akademik,
suku yang berbeda. Selain itu pembelajraan kooperatif memiliki enam Langkah
pembelajaran (Ismail dalam Khasanah, 2016) yaitu : 1) menyampaikan tujuan
pembelajaran, 2) memberikan informasi, 3) mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok – kelompok belajar, 4) membimbing kelompok belajar, 5) melakukan
evaluasi, 6) memberika penghargaan.
Oleh karena itu, perlu adanya model pem
belajaran yang dapat mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar
mengajar. Model pembelajaran kolaboratif ala STAD merupakan model
pembelajaran yang mengedepankan aktivitas siswa, kemandirian dan tanggung
jawab. Penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan keberhasilan belajar siswa pada seluruh materi Kelas
VII.
3
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut
:
1. siswa mampu menangani kesulitan selama melakukan pembelajaran
mengenai operasi hitung bilangan bulat.
2. siswa mampu memahami materi yang telah diberikan secara tuntas.
3. siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran.
4. Siswa mampu mengerjakan soal – soal yang diberikan.
C. Rumusan Masalah
4
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran
dengan tujuan agardapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan prestasi
dalampembelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam
pembelajaran matematika
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Kimble dalam (Festiawan, 2020) mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relative permanen dalam behavioral patentiality
yang terjadi sebagai akibat praktik yang diperkuat. Sedangkan menurut
(Slameto, n.d.) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Hal lain mengenai belajar dikemukakan oleh Makmun
dalam (Widianto, 2020) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu. Hal ini Senada dengan pernyataan Skinner
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar
maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responsnya akan menurun (teoribelajar, n.d.).
6
kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses
belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.
3. Pembelajaran kooperatif
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa dibagi dalam sebuah kelompok heterogen yang
terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) anggota untuk kemudian bekerja sama.
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menguatkan Kerjasama
untukmenyelesaikan masalah. Sedangkan menurut Nurdiansyah menyebutkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk belajar dalam sebuah tim/kelompok kecil yang
bersifat heterogen untuk siswa mampu mengembangkan keterampilan
Kerjasama dalam balajar (Rohmah & Wahyudin, 2017). Pendapat lain
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode yang
menugaskan para siswa untuk membentuk kelompok kecil dikelas dan
dilingkungan agar siswa saling membantu bekerja sama.
Model pembelajaran kooperatif memiliki enam langkah dalam
pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Fase Pertama, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2. Fase kedua, menyampaikan informasi. Guru menyampaikan informasi
kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan
bacaan.
3. Fase ketiga, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
4. Fase keempat, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru
7
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
5. Fase kelima adalah evaluasi. Guru melakukan evaluasi dengan
menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan
pembelajaran.
6. Fase keenam, memberikan penghargaan. Guru mempersiapkan
struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Guru mencari cara-
cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun
kelompok.
Maka dapat disebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah
metode yang dilakukan untuk meningkatkan kerjsama antar siswa dalam
menyelesaikan sebuah masalah dengan pembelajran dengan berbentuk
kelompok.
4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Model Pembelajaran coperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. STAD memiliki lima
prinsip yaitu:
1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence);
2) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction);
3) Partisipasi dan komunikasi (participation communication);
4) Evaluasi proses kelompok. Jika prinsip tersebut dapat dijalankan
dengan baik maka model ini akan efektif dalam mengaktifkan
mahasiswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa
Pengertian lain menyatakan bahwa model pembelajaran tipe STAD
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memicu siswa bekerja
sama untuk belajar agar mereka saling mendorong dan membantu satu sama
lain dalam menguasai kpmtenesi yang diharapkan (Esminarto et al., 2016).
8
Dari uraian di atas dapat disimpulkna bahwa pembeajaran tipe STAD
adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang merangsang sisa untuk
saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
9
pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik,
mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membagun gagasan
dan melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman langsung sehingga
belajar merupakan proses yang aktif dalam membangun pengetahuannya
sendiri.
10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas (PTK), dengan objek
penelitian tentang meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika materi bilangan bulat melalui metode pembelajaran
kooperatif tipe stad (student teams achiievement division).
Adapun jenis Tindakan yang diteliti adalah :
1. Kerjasama, keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses belajar dan
menjelaskan serta mengkomunikasikan hasil belajarnya.
2. Hasil belajar siswa setelah melaksanakan proses belajar.
PTK ini menggunakan model Stephen Kemmis yang terdiri dari empat
tahapan. Yaituu
1. Perencanaan (plan)
Disini pendidik merencanakan kegiatan dan langkah – langkah yang
dilakukan.
2. Tindakan (act)
Pada tahap ini pendidik melaksanakanlangkah – Langkah yang telah
direncanakan unutk krmudian dilakukan observasi
3. Observasi (observasion)
Observasi ini dilakukan selama kegiatan berlangsung atau bisa disebutkjuga
dilaksanakan berbarengan dengan Tindakan.
4. Refleksi (reflec)
Pada tahap ini data – data ynag di dapatkan dianalisis untuk mengetahui apakah
tujuan dan hasil penelitian tercapai atau belum.
B. Setting Penelitian
11
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penting malekukan pengamatan awal
untuk memahami dan menjelaskan mengenai situasi dan kondisi subjek penelitian
yang kan dilakukan penelitian, waktu penelitian, siklus penelitian, dan subjek
penelitian Tindakan kelas.
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksnakan di kelas VII E SMPN 2
Pangalengan desa banjarsari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 21 November – 3 Desember dimana kompetensi
dasar “Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dengan
memanfaatkan sifat – sifat operasi hitung” diajarkan kepada kelas VII. Kegiatan
penelitian Tindakan kelas ini dilakukan selam kurang lebih 1 bulan dimulai dari
perencanaan awal sampai penulisan laporan.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas VII E SMPN 2 pangalengan sebanyak 38
siswa terdiri dari 20 permpuan dan 18 Laki – laki.
4. Siklus penelitian
Sebagaimana dijelaskan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus untuk
melihat pembelejaran dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan.
12
materi yang telah disampaikan dengan melihat ketuntasan belajar setiap
individu dan ketuntasan belajar setiap kelompok. Instrument tes di ambil dari
buku atau modul ajar yang di anggap soal standar pada materinya.
Dimana :
KB = Ketentuan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik
T1 = Jumlah skor total
Depdikbud menyatakan Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan individu), jika proposi jawaban benar peserta didik ≥ 65 % dan suatu
13
kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal), jika dalam kelas tersebut
terdapat ≥ 85 % yang telah tuntas belajarnya (Marzuki, 2020).
14
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Dan Sumber Penelitian
SMPN 2 Pangalengan berlokasi di PTPN. VIII Perkebunan Malabar,
Banjarsari, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat, dengan kode pos
40378. SMP Negeri 2 Pangalengan dalam kegiatan pembelajarnnya memiliki 30
kelas yang teridiri dari 10 kelas untuk masing – masing angkatan yang setiap
kelas terdiri dari 30-32 siswa. SMPN 2 pangalengan memiliki lima guru
matematika yang semuanya merupakan lulusan sarjana pendidikan matematika..
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika kelas 7 dan 9
menyatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII masih cukup rendah. Hal ini
dilihat dari rata – rata nilai PTS yang didapatkan yaitu 58,52 pada semester ganjil
yang masih dibawah KKM sekolah yaitu 70.
B. Uraian Penelitian Secara Umum
Sebelum dilaksanakan penerpan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD di kelas VII E SMPN 2 Pangalengan peneliti lebih dulu melakukan pretest.
Pada tes awal dilakukan pada seluruh siswa di kelas tersebut dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
Dari hasil test awal pada kelas VII E setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda beda dalam menyelesaikan soal operasi hitung pada bilangan bulat,
terdapat beberapa siswa yang sudah mengenal namun belum benar – benar mampu
menyelesaikan permaslahan secara keseluruhan terdapat pula siswa yang benar
benar tidak mengetahui dan tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan. Secara
keseluruhan siswa dapat dikatakan belum tuntas dalam materi operasi hitung
bilangan bulat.
15
Pada siklus ini guru memulai kegiatan dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran sampai denagn proses pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
b. Aktivitas siswa
Pada siklus ini peneliti memberikan materi mengenai bilangan bulat,
disini peneliti mengamati aktivitas siswa dimulai dari persiapan hinga kegiatan
saat sisa mengikuti pembelajaran pembelajaran. Peneliti mengamati semua
aktivitas siswa seperti perhatian siswa terhadap pembelajaran, semangat sisa
saat mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam pembelajaran,
penyampaian pertanyaan atau pendapat yang disampaikan siswa serta
keaktifan siswa saat mengerjakan LKS.
Berdasarkan data observasi aktivitas siswa diperoleh bahwa terdapat hal
– hal yang masih kurang, diantanya kurangnya kemampuan penyelesaian
masalah yang diberikan dalam LKS, kurangnya keseriusan siswa dalam
menyimak dan memeprhatiakan penjelasan guru sehingga mempengaruhi pada
pemahaman siswa.
c. Perencanaa kegiatan siklus I
Adpun Langkah – Langkah kegiatan yang di gunakan pada siklus 1 adalah ;
1. menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi belajar peserta didik.
2. menyajikan dan / menyampaikan materi informasi pada peserta didik
denga demonstrasi
3. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok – kelompok belajar.
4. Guru membimbing pesertakelompok belaja pada saat mengerjakan tugas
5. Mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang yag=ng
disampaikan
6. memberi penghargaan )
16
d. Hasil pembelajaran siklus I
Sebelum dilakukan pembelajaran pada siklus ini dilakukan test pras iklus
dimana diperoleh hasil 42%. Kemudian setelah dilaksanakan pembelajaran
secara konevnsional pada dan pengerjaan LKS dilakukan perorangan atau
individu. Setelah dilakukan evalusi pemberian LKS diperoleh data siswa
mencapai 63,2% dan dapat dikatakan belum tuntas karena belum ≥65%.
Sehingga ketuntasan pembelajaran pada siklus I harus di tingkatkan.
17
terdapat hal – hal yang masih kurang, diantanya kurangnya kemampuan
siswa dalam pembentukan kelompok secara mandiri sehingga
pembentukan kelompok dilakukan atas intruksi guru.
c. Lagkah – Langkah pembelajaran
1. menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi belajar peserta didik.
2. menyajikan dan / menyampaikan materi informasi pada peserta didik
denga demonstrasi
3. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok – kelompok belajar.
4. Guru membimbing peserta didik untuk belajar setiap kelompoknya
dimana salah seorang siswa menjelaskan Kembali materi yangtelah di
ebrikan kepada temannya.
5. Mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang yang disampaikan
6. memberi penghargaan
d. Hasil pembelajaran siklus II
18
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif , data ini berupa data yang direkam melalui daya serap siswa
terhadap pembelajaran yang dikumpulkan melalui hasil test evaluasi
tertulis berbentuk soal yang diebrikan mengenai materi yang talah
disampaikan.
a. Data Kuantitatif
Data ini di dapatkan dari hasil belajar siswa yang diambil dari hasil
test setelah pembelajaran dilakukan.
Pengolahan Hasil test
Adapun pengolahan nilai test siswa dilakukan dengan
Teknik perhitungan Menurut Trianto (2009: 241), untuk
menentukan ketuntasan belajar siswa dapat di hitung dengan
menggunakan rumus persamaan sebagai berikut:
𝑇
𝐾𝐵 = × 100%
𝑇1
Dimana :
KB = Ketentuan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa
T1 = Jumlah skor total
19
dilakukan dengan proses membangun pemahaman siswa itu sendiri. Siswa
diarahkan untuk lebih aktif dan produktif dalam pembalajaran berlngsung
sehingga dirinya mampu menemukan konsep pemecahan dari masalah yang
diberikan. Dalam proses ini penelitian bertindak sebagai fasilitator dan juga
sebagai mediator dan menuntun siswa menrapkan Langkah – lagkah pembelajarn
kooperatif tipe STAD. Penelitian ini berlangsung selama 2 fase. Dimana setiap
fase memiliki Tindakan masing masing. Pada fase pertama peneliti melakukan
pembelajaran dengan metode konvensional dan dilanjutkan di fase kedua dengan
metode kooperatif tipe STAD. Sebelum malkukan Tindakan peneliti terlebih dulu
melakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran. Selama kegiatan
pembelajarn berlangsung juga peneliti membentuk kelompok heterogeny yang
terdiri dari 4 sampayi 6 orang siswa dalam setiap kelompoknya dengan
pembentukan kelompok dibagi berdasrakan kemampuan dan jenis kelamin dengan
tujuan memberikan peluang bagi siswa untuk bisa bekerja sama dan tidak hanya
saling bergantung keapada temannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
disebutkan oleh Simamora dan Halim dalam (Santi, 2022) yang menyatakan
bahwa keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki siswa dalam rangka
memahami konsep – konsep yang sulit, berpikir kritis dan kemampuan membantu
teman.
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menerapkan Langkah –
Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD . Menurut Wibowo menyebutkan
bahwa Langkah – Langkah penerapam dalam model kooperatif tipe STAD adalah
: 1)Pembagian kelompok, 2)penyampaian materi 3)diskusi kelompok 4)pemberian
kuis 5)penyimpulan 6)pemberian penghargaa (Nurzayana et al., 2019).
Berdasarkan hasil dari pembelajaran yang dilakukan didapatkan bahwa
hasil dari pembelajaran siswa mendapatkan persentasi 81% setelah dilakukan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD . yang pada awal pre test nilai siswa
hanya mencapai 42,8% kemudian setelah dilakukan pembelajaran konvensional
hasil test pertama siswa mengalami kenaikan sebanyak 20% sehingga mencapai
20
63% dan pada test terakhir setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD hasil mengalami kenaikan yang snagat siginifikan, dimana hasil dari tes
menunjukan persentasi yang cukup tinggi yaitu mencapai 81%.
Proses belajar yang menggunakan model pembelajaran tkooperatif tipe
STAD membuat siswa lebih antusias dalam melakukan pembelajaran sehingga
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan sangat memabantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar .
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan hasil dari analisis data yang didapatkan bisa
disimpulakn bahwa :
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat efektik digunakan untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
2. model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif digunakan dibandingkan
model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belasjar siswa,
hal ini dapat dilihat dengan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai hail post
test pada siklus dua adalah 81% pada test siklus 1 hanya 63%.
B. Saran
Sebagai hasil simpulan di atas hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pembelajaran model ini sangatlah baik untuk digunakan dalam metod pembelajaran
guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti
meyarankan :
1). Model pembelajaran tipe STAD dapat dijadikan alternatif pembelajaran dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dan dapat dijadikan masukan untuk
sekolah sebagai pendekatan pembelajaarn yang efektif dalam pokok bahsan lain .
22
DAFTAR PUSTAKA
-, W., & Widayanti, L. (2014). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan
Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo
Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia, 17(49), 32–35.
https://doi.org/10.22146/jfi.24410
Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 80.
https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14958
Esminarto, E., Sukowati, S., Suryowati, N., & Anam, K. (2016). Implementasi Model Stad
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siwa. Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 1(1),
16. https://doi.org/10.28926/briliant.v1i1.2
Festiawan, R. (2020). Belajar dan pendekatan pembelajaran. Jurnal K, 1–17.
Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan Keaktifan Belajar
Siswa. Studi Kemahasiswaan, 1(1), 1–13.
Khasanah, F. (2016). Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Students Teams Achievement Division). LIKHITAPRAJNA. Jurnal
Ilmiah, 18(2), 48–57.
Khawarizmi, A., Pendidikan, J., Matematika, P., Diklat, K. B., & Aceh, K. (2017).
PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KITA. 1(1).
Marzuki, M. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Lingkaran melalui Metode Kumon pada
Siswa Kelas VI SDN 11 Gandapura. Jurnal Serambi Akademica, 8(3), 283–286.
http://www.ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-akademika/article/view/2052
Nurzayana, N., Samparadja, H., & Tiya, K. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas Viie Smp Negeri 1 Kabawo. Jurnal Penelitian
Pendidikan Matematika, 6(3), 1. https://doi.org/10.36709/jppm.v6i3.9136
Putri, I. D. C. K., & Widodo, S. A. (2017). Hubungan Antara Minat Belajar Matematika,
Keaktifan Belajar Siswa, dan Persepsi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 6(3), 721–724.
23
Rohmah, E. A., & Wahyudin, -. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (Tgt) Berbantuan Media Game Online Terhadap Pemahaman
Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar
Kampus Cibiru, 8(2), 126. https://doi.org/10.17509/eh.v8i2.5135
Santi, P. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Ii.B Sdn.
004 Teratak Buluh. JURNAL PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 6(5), 1539.
https://doi.org/10.33578/pjr.v6i5.8966
Selfiana, D., Nurfalah, E., & Wiratsiwi, W. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan
Bulat Melalui Model. IV, 439–447.
Sitepu, J. M. (2017). Pembelajaran Berbasis Edutainment Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa. The Progressive and Fun Education Seminar, 304–310.
Slameto. (n.d.). Buku Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya Oleh Slameto1/1.
1.
TEORIBELAJAR. (n.d.).
Widianto, S. (2020). Korelasi motivasi, fasilitas belajar dan prestasi belajar siswa. Awwaliyah :
Jurnal PGMI, 3(1), 47–56.
24
LAMPIRAN _ LAMPIRAN
25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
1. KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggungjawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
3. KI 3: Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
26
4.2 Menyelesaikan masalah yang 4.2.1 Memecahkan masalah konstektual yang
berkaitan dengan operasi hitung berkaitan dengan operasi hitung bilangan
bilangan bulat bulat (C4)
27
C. Tujuan Pembelajaran (Audience,Behaviour,Competence,Degree)
Melalui vidio pembelajaran yang diberikan oleh guru menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD ( Student Teams Achievement Divisions) dengan mengedapankan perilaku disiplin,
bertanggung jawab, sopan santun, diharapkan:
1. Peserta didik dapat membuktikan sifat-sifat operasi hitung yang melibatkan bilangan bulat
2. Peserta didik dapat Memcahkan permasalahan operasi hitung bilangan bulat dengan
memanfaatkan berbagai sifat operasi hitung bilangan bulat dengan benar
3. Peserta didik dapat memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan operasi
hitung bilangan bulat
D. Materi Pembelajaran
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif atau sebaliknya, maka
hasilnya adalah bilangan bulat yang nilainya
terbesar.
Contoh : 3 + (-5) = -2 dan (-3) + 5 = 2
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya bedasarkan
bilangan bulat yang dikurang. Jika nilai bilangan bulat yang dikurang lebih kecil dari bilangan
bulat pengurang maka
hasilnya negative, dan sebaliknya,
Contoh : 3 – 5 = -2 dan 5 – 3 = 2
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif atau sebaliknya, maka
hasilnya berdasarkan kebalikan dari pengurangnya. Bila pengurangnya negatif maka hasilnya
positif, dan
bila pengurangnya positif maka hasilnya negatif.
Contoh 3 – ( -5) = 8 dan (-3) – 5 = -8
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah
berdasarkan nilai bilangan bulat yang dikurang. Jika nilai bilangan bulat yang dikurang lebih
kecil dari bilangan bulat
pengurang maka hasilnya positif, dan sebaliknya.
Contoh pp
28
E. Model, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran
1. Model : Kooperatif tipe STAD ( Student Team Achievement Division )
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Penugasan, diskusi, tanya jawab
G. Sumber Belajar
1. Kementrian Pendidikan dan kebudyaan. 2021. Mathematics for Junior High School 1 level
2. Vidio pembelajaran ( Youtube )
3. LKPD Operasi BIlangan Bilat (Pribadi)
4. Internet (link)
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
29
2. Peserta didik dan pendidik bertanya jawab
mengenai kesiapan pembelajaran dan hambatan Fase I
yang dirasakan, pendidik senantiasa (
menyampai
mengingatkan untuk tetap semangat belajar.
kan tujuan
3. Pendidik dan peserta didik bertanya jawab dan dan
tentang motivasi dan manfaat pembelajaran memotivasi
dalam kehidupan sehari-hari, mengenali materi peserta
bilangan bulat. Selain itu, guru menyampaikan didik
bahwa jika peserta didik belajar dengan sungguh-
menyampai
kan semua
sungguh, maka peserta didik akan dapat tujuan
membuktikan sifat-sifat operasi hitung dalam pembelajara
bilangan bulat. (PedagogicalKnowledge) (PPK) n yang
4. Pendidik dan Peserta Didik Bersama-sama ingin
menyanyikan lagu “Ibu Pertiwi” untuk dicapai dan
memotivasi
meningkatkan semangat belajar dan
belajar
meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air peserta
(Nasionalisme) didik )
5. Pendidik memberikan informasi kepada Peserta
didik terkait informasi tentang model, penilaian,
tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
mengenai operasi hitung bilangan bulat.
(Communication) (Pedagogical Knowledge)
6. Pendidik dan peserta didik bertanya jawab
mengenai materi prasyarat kepada peserta didik
tentang bilangan asli.
pada perkalian matriks?
7. Pendidik dan Peserta didik menyimak informasi
dari pada tayangan vidio pembelajaran tentang
bilangan. (Rasa ingin tahu)(TPACK)
32
DOKUMENTASI
33
34
35