Anda di halaman 1dari 76

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP


INVESTETION (GI) DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
EKONOMI MATERI INFLASI DAN INDEKS
HARGA PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA
NEGERI JENGGAWAH SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disusun oleh:
Budi Purnomo
NIP : 196609091995121002

Tahun 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian : Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)


dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Materi
Inflasi dan Indeks Harga pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah
Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022.

Identitas Peneliti :

1. Nama Lengkap : Budi Purnomo

2. NIP : 196609091995121002

3. Pangkat / Gol : Pembina Utama Muda /IV-c

4. Unit Kerja : SMA Negeri Jenggawah

5. Lama Penelitian : 3 bulan

Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan sebagai pemenuhan SKP.

ii
SURAT KETERANGAN
NO:

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala perpustakaan SMA Negeri Jenggawah
menerangkan dengan sebenarnya bahwa

Judul PTK : Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)


dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Materi
Inflasi dan Indeks Harga pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah
Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022.

Peneliti : Budi Purnomo

NIP : 196609091995121002

Pangkat / Gol : Pembina Utama Muda /IV-c

Laporan Penelitian Tindakan Kelas tersebut benar-benar disimpan di


perpustakaan SMA Negeri Jenggawah.

Demikian surat keterangan ini dibuat dan dapat digunakan sebagai mana
mestinya.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi Materi Inflasi dan Indeks Harga pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri
Jenggawah Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022”.

Tujuan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pemenuhan Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak mendapatkan


bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada: .

1. Bapak Suryadi S.Pd.M.Pd selaku Kepala SMA Negeri Jenggawah.


2. Ibu Dra. Endang Elfia Yuniasih M.P selaku kepala perpustakaan SMA Negeri
Jenggawah.
3. Bapak agus Sairi selaku teman sejawat yang membantu dalam melaksanakan penelitian
sebagai observer,

Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga mungkin


terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. semoga apa
yang disajikan dalam karya tulis ini memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.

Jenggawah, 20 Juni 2022


Penulis

Budi Purnomo
NIP : 196609091995121002

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
SURAT KETERANGAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Batasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR


DAN HIPOTESIS
A. Kajian teori .................................................................................. 6
1. Metode Pembelajaraan Kooperatif Group Investigation (GI) 6

2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi...................................... 15


B. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 26
C. Kerangka pikir ............................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ......................................................................... 30
B. Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................... 35
C. Subjek Penelitian Dan Objek Penelitian .................................... 36
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 36
E. Tahap Pengumpulan Data............................................................ 37
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 39
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 39

v
H. Indikator Keberhasilan ................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ............................................................................. 42
1. Sejarah Singkat SMA Negeri Jenggawah ............................... 42
2. Data Keadaan Siswa................................................................ 46
B. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 46
C. Analisis Data ............................................................................... 65
D. Pembahasan ............................................................................... 67

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 69
B. Saran............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR SIMBOL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang dilakukan oleh

manusia sepanjang hayat. Belajar adalah kunci utama dari pendidikan.

Pendidikan ini penting bagi manusia untuk menghadapi perkembangan

jaman yang semakin kompetitif. Pendidikan akan membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas, sehingga manusia memperoleh bekal untuk

bertahan dalam jaman yang semakin berkembang. Pendidikan merupakan

salah satu faktor penunjang yang penting bagi manusia. Menurut UU No. 20

Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Djamarah (2012: 23), Prestasi belajar adalah hasil yang di

peroleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Perubahan tersebut bukan

hanya perubahan dalam tingkah laku individu saja, tetapi juga dapat

berkaitan dengan perubahan dalam pengajuan penguasaan bahan pelajaran.

Belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari

1
2

pada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan perubahan kelakuan. (Oemar Hamalik, 2007: 36). Berdasarkan

observasi yang telah dilakukan, proses pembelajaran sedang mengalami

penurunan keaktifan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata

pelajaran ekonomi. Kurangnya keaktifan siswa dipengaruhi oleh strategi

pembelajaran yang kurang tepat yaitu metode ceramah, sehingga siswa

cinderung pasif dan merasa jenuh sehingga motivasi belajar siswa kurang

pada saat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan

dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan

pembelajaran tidak berpusat pada guru (teacer centered). Ekonomi adalah

salah satu dari mata pelajaran di sekolah yang menurut para siswa tidak hanya

mempunyai landasan teori yang kuat saja, tetapi harus mempunyai kemampuan

menganalisis, mendeskripsikan, dan mengidentifikasi suatu permasalahan.

Menurut Miftahul Huda (2013: 143) Ada banyak model


pembelajaran yang berkembang untuk membantu siswa berpikir
kreatif dan produktif. Bagi guru, model-model ini penting dalam
merancang kurikulum pada siswa-siswanya. Model pembelajaran
harus dianggap sebagai kerangka kerja struktual yang juga dapat
digunakan sebagai pemandu untuk mengembangkan lingkungan dan
aktivitas belajar yang kondusif.

Alternatif solusi untuk mengatasi masalah Prestasi Belajar Ekonomi

siswa yang kurang optimal adalah dengan model pembelajaran yang

merangsang tumbuhnya aktivitas. Model pembelajaran yang diterapkan

adalah pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan


3

model pembelajaran dengan cara berkelompok, salah satu tipe pembelajaran

kooperatif adalah Group Investigation (GI).

Menurut Killen dalam Aunurrahman (2014: 152) Metode Group


Investigation merupakan cara yang langsung dan efisien untuk
mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial.
Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan
antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan
kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap harkat
dan martabat orang lain.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraian diatas

maka masih rendahnya hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS 3 SMA

Negeri Jenggawah terlihat dari nilai mata pelajaran Ekonomi yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ≥ 75 dari 28 siswa hanya 6

siswa yang nilainya memenuhi KKM, jadi ketuntasan belajar pada mata

pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah baru

mencapai 21,42% dari 28 siswa. Maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul, “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGETION (GI) DALAM MENINGKATKAN PESTASI BELAJAR SISWA MATA

PELAJARAN EKONOMI MATERI INFLASI DAN INDEKS HARGA PADA SISWA

KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI JENGGAWAH SEMESTER GENAP TAHUN

PELAJARAN 2021/2022”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, maka dapat

diidentifikasi masalah yang terdapat di SMA Negeri Jenggawah, yaitu

sebagai berikut:
4

1. Srategi pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri Jenggawah sering

kali masih konvensional dengan metode ceramah sehingga siswa

menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, pemilihan

metode pembelajaran yang tepat seperti Group Investigation (GI) dapat

berpengaruh pada siswa.

2. Pendidik masih belum banyak mengetahui metode-metode pembelajaran

dan belum banyak menggunakan metode diskusi berkelompok.

3. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka Batasan Masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah

Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Penelitian dilakukan pada masalah penerapan metode Group

Investigation (GI) dalam meningkatkan Prestasi Belajar siswa kelas XI

IPS 3 SMA Negeri Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah metode pembelajaran Group Investigation (GI)


5

dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri

JenggawahTahun Pelajaran 2021/2022”?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah penulis

kemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah Tahun

Pelajaran 2021/2022 melalui model pembelajaran Group Investigation (GI)

dalam mata pelajaran ekonomi.

F. Manfaat penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan sumbangan

bagi dunia pendidikan khususnya dalam penerapan model pembelajaran

Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi.

2. Secara praktis

a. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai

masalah-masalah yang ada di sekolah. Peneliti beralih untuk

menemukan solusi atas maslah-masalah yang terjadi di sekolah

khususnya dalam proses pembelajaran.


6

b. Bagi Universitas Muhammadiyah Purworejo

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka sehingga

dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis.

c. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan petunjuk bagi

pihak sekolah SMA Negeri Jenggawah dalam meningkatkan model

pembelajaran dan prestasi belajar.


BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,
DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaraan Kooperatif Group Investigation (GI)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Salah satu metode pembelajaran yang berkembang saat ini

adalah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).

Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga

peserta didik saling bekerja sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan peserta

didik untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja

kelompok untuk menuntaskan masalah dalam belajar.

Menurut Arihi (2012: 47) Pembelajaran kooperatif


(cooperatif learning) merupakan model pembelajaran dalam
kelompok-kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5
orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap
anggota kelompok harus saling kerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa
selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab
berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab dalam
kelompok.
Pembelajaran kooperatif mempunyai dua aspek. Maning
dalam Arihi (2012: 49) mengklasifikasi kedua aspek tersebut
yaitu:
1) Dimungkinkannya lingkungan yang kooperatif yang
mendidik dan memacu siswa untuk bersaing satu sama
lain dan bukan hanya sekedar bekerjasama.
2) Mengindikasikan bahwa belajar kooperatif bila
diimplikasikan secara umum mempunyai potensi untuk
memberikan kontribusi secara umum, mempunyai
potensi untuk memberikan kontribusi secara positif pada

7
8

kemampuan akademik, keterampilan sosial, dan


kepercayaan diri.
Berdasarkan kedua aspek diatas Nurhadi dalam Arihi (2012:
49) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki
ciri-ciri:
1) Saling ketergantungan positif yang memungkinkan
siswa saling memberi motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal.
2) Interaksi tatap muka yang memungkinkan siswa
menjadi sumber belajar lebih bervariasi.
3) Akuntabilitas individual untuk mengetahui pengetahuan
siswa terhadap materi pelajaran secara individual.
4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi dan
sosial.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan

sistem pembagian kelompok, namun kelompok bukanlah semata-

mata sekumpulan orang. Dimana kumpulan dapat dikatakan sebuah

kelompok apabila didalamnya terdapat interaksi, mempunyai

tujuan, berstuktur, groupness. Interaksi merupakan sebuah tindakan

yang dilakukan oleh seorang individu kepada individu yang lain.

Interaksi dapat terjadi secara fisik, non-verbal, emosional dan

sebagainya. Sedangkan tujuan didalam sebuah kelompok memiliki

dua sifat yaitu tujuan intrinsik dan tujuan ekstrinsik. Tujuan

intrinsik merupakan suatu tujuan pada perasaan senang di dalam

kelompok tersebut, dan tujuan ekstrinsik merupakan suatu tujuan

untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri, dimana

tujuan tersebut harus dilakukan secara bersama-sama. Dari tujuan

tersebut tentulah memerlukan sebuah stuktur kelompok yang

menunjukan bahwa kelompok tersebut


9

memiliki peran, yang mana peran tersebut harus berkaitan antara

anggota yang satu dengan yang lainya.

Apabila diperhatikan secara seksama, maka pembelajaran


kooperatif ini memiliki ciri-ciri tertentu dibandingkan dengan
model lainya. Arends dalam Arihi (2012: 5) menyatakan
bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menunjukan materi belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada
individu.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran

yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Berikut enam tahap

pembelajaran kooperatif menurut Arihi (2012: 54) yang terdapat

pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1
Enam Tahap Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1 Menyampaikan Guru menyampaikan semua tujuan


tujuan dan motivasi siswa pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi siswa dengan jalan informasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa
Mengkoordinasikan bagaimana caranya membentuk
siswa kedalam kelompok kelompok belajar dan membantu
kooperatif setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4 Guru membimbing
Membimbing kelompok kelompok-kelompok belajar pada saat
bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas mereka.
10

Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar


Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk
Memberikan menghargai baik upaya maupun hasil
penghargaan belajar individu dan kelompok.

Adapun manfaat dan karakteristik pembelajaran kooperatif


menurut Orlich, et al., dalam Arihi (2012 : 55) :
1) Meningkatkan pemahaman terhadap pengetahuan dasar.
2) Memberikan penguatan terhadap keterampilan sosial.
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
keputusan.
4) Menciptakan lingkungan belajar yang aktif.
5) Meningkatkan kepercayaan diri siswa.
6) Menghargai perbedaan gaya belajar.
7) Meningkatkan tanggung jawab.
8) Fokus pada keberhasilan setiap siswa.
Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Menggunakan kelompok kecil tiga atau empat orang
siswa.
2) Berfokus pada penyelesaian tugas-tugas.
3) Terjadi kerja sama dan interaksi kelompok.
4) Tanggung jawab pribadi untuk belajar.
5) Mendukung kerja kelompok.

b. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)

Miftahul Huda (2013:292) Menyatakan metode Group


Investigation (GI) yang pertama kali dikembangkan oleh
Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu metode
kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan
siswa untuk menggunakan skill berpikir tingkat tinggi. Pada
prinsipnya, strategi GI sudah banyak diadopsi oleh berbagai
bidang pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan
tetapi, dalam kontek pembelajaran kooperatif, metode GI
tetap menekankan pada heterogenitas dan kerjasama antar
siswa.
Group Investigation (GI) menurut pandangan para ahli dalam
Aunurrahman (2013: 151-154)
a) Dalam pandangan Tsoi, Goh dan chia (2001), model
investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari
paradigma konstruktivis, dimana terdapat suatu situasi
yang didalamnya siswa-siswa berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai
11

informasi dan melakukan pekerjaan secara kolaboratif


untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan,
mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan mereka.
Karena itu model ini sangat sesuai untuk merespon
kebutuhan-kebutuhan siswa akan pentingnya
pengembangan kemampuan collaborative learning
melalui kerja kelompok beranjak dari pengalaman-
pengalaman masing-masing siswa guna mewujudkan
interaksi sosial yang lebih baik. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa pembelajaran melalui investigasi
kelompok akan memuat empat hal esensial, yaitu;
kemapuan melakukan investigas, kemampuan
mewujudkan interaksi, kemampuan menginterprestasi
serta mampu menumbuhkan motivasi instrinsik
(intrinsic motivation).
b) Joy, Weil dan Calhoun, (2000: 16) mengungkapkan
bahwa model investigasi kelompok menawarkan agar
dalam mengembangkan masalah moral dan sosial, siswa
diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian
bersamaatau “cooperative inquiry” terhadap masalah-
masalah sosial dan moral, maupun masalah akademis.
Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing
para siswa mendefinisikan masalah, mengekplorasi
berbagai cakrawala mengenai masalah itu,
mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan
mengetes hopotesis.
c) Killen (1998), yang berpandangan bahwa model
investigasi kelompok merupakan cara yang langsung
dan efisiensi untuk mengajarkan pengetahuan akademik
sebagai suatu proses sosial. Model ini juga akan mampu
menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi,
kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijakan,
kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap harkat
dan martabat orang lain. Dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa investigasi kelompok dapat di pergunakan
pada seluruh areal subyek yang mencangkup semua
anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai
model sosial inti untuk semua sekolah.

c. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)

Langkah-langkah pelaksanaan model group investigation


menurut Slavin dalam (Arihi, 2012: 70-71) meliputi:
1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam
kelompok.
12

a) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan


sejumlah topik dan mengkategorikan saran-saran.
b) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk
mempelajari topik yang mereka pilih.
c) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan
siswa dan harus bersifat heterogen
d) Guru membantu dalam mengumpulkan informasi
dan memfasilitasi pengaturan.
2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
3) Melaksanakan investigasi.
a) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan.
b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk
usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.
c) Para siswa saling bertukar, berdiskusi,
mengklarifikasi, dan menyintesis semua gagasan.
4) Menyiapkan laporan akhir.
a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan
esensial dari proyek mereka.
b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan
mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan
membuat presentasi mereka.
c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia
acara untuk mengkondisikan rencana-rencana
presentasi.
5) Mempresentasikan laporan akhir.
a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dari
berbagai macam bentuk.
b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan
pendengaranya secara aktif.
c) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan
dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh
anggota kelas.
6) Evaluasi.
a) Para siswa saling memberikan umpan balik
mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah
mereka kerjakan, mengenai keefektifan mereka.
b) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran siswa.
c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi
pemikiran paling tinggi.

Dengan langkah-langkah pembelajaran metode Group

Investigation (GI) di atas maka peserta didik akan melakukan


13

kerjasama dalam kelompoknya masing-masing. Peserta didik akan

melakukan pembelajaran yang sangat panjang. Sebab, metode ini

tidak hanya memakai pemikiran yang hanya menghafal atau

mengingat saja melainkan peserta didik akan menggunakan

pemikiran kemampuan berpikir yang tinggi.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group

Investigation (GI)

1. Kelebihan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)

a) Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia

siswa, mata pelajaran, dan aktivitas belajar.

b) Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur

psikologis siswa menjadi perangsang dan lebih aktif. Hal

ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam

kelompok sehingga mereka dengan mudah dapat

berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.

c) Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi

lebih aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan

pendapat.

d) Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja

keras siswa, berani mengemukakan pendapat.

e) Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkanya

dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat


14

meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok

dalam memecahkan masalah.

2. Kekurangan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)

a) Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Group

Investigation (GI) hanya sesuai untuk diterapkan dikelas

tinggi, hal ini disebabkan karena tipe GI memerlukan

tingkatan kognitif yang lebih tinggi.

b) Konstribusi siswa yang lebih berprestasi rendah menjadi

kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan

mengarah pada kekecewaan, hal ini disebabkan oleh peran

anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

c) Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai

yang lebih tinggi dengan kelompok yang memiliki nilai

rendah.

d) Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan

pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang lebih

lama di bandingkan pembelajaran yang konvensional,

bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan

dengan kurikulum yang ada apa bila guru belum

berpengalaman.

e) Guru membutuhkan persiapan yang matang dan

pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan belajar

kooperatif tipe GI dengan baik.


15

2. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,


diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk
mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan,
tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang
harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan
dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk
mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi
itu harus dengan jalan keuletan. (Djamarah, 2012: 19-20).
Prestasi menurut pandangan para ahli dalam (Djamarah, 2012:
20-21)
1) WJS. Poerwadarminta berpendapat, bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan,
dan sebagainya).
2) Mas’ud Khasan Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja.
3) Nasrun Harahab dan kawan-kawan memberikan batasan
bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam
kurikulum.

Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para

ahli diatas, dijelaskan terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu

sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai

dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan

yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan

kerja baik secara individual maupun kelompok dalam bidang

kegiatan tertentu.
16

b. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses tindakan atau perilaku yang

berlangsung secara terus menerus. Belajar dilakukan guna

mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sesuatu

yang telah dipelajari. Kegiatan belajar biasanya terjadi pada

individu. Definisi belajar sangat luas, tergantung pada sisi mana kita

melihatnya. Oleh karena itu banyak para ahli yang mengemukakan

tentang definisi belajar. Berikut beberapa definisi belajar menurut

para ahli :

1) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa-raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotorik”. (Djamarah, 2012: 23).

2) “Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar,

maka responya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia

tidak belajar maka responya menurun”. Skiner dalam

Dimyati & Mudjiono (2006: 9)

3) “Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan

tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar,

baik potensial maupun aktual”. (Utomo 2013: 13)

4) “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan


17

sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain

yang ada pada individu yang belajar”. (Sudjana,

2010:5).

Perbuatan belajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses


itu sendiri sulit di amati, namun perbuatan atau tindakan
belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku
yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu,
untuk memahami suatu perbuatan belajar di perlukan kajian
terhadap perbuatan itu secara unsuriah. Dengan kata lain,
setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur, yang
sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dapat dikatakan
dinamis, karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat
menjadi lebih kuat atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan
ini di pengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri
siswa dan yang ada di luar diri siswa bersangkutan.
Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya
terhadap kegiatan belajar yang di peroleh. Unsur-unsur yang
terkait dalam proses belajar:
a) Motivasi siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya
suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar
terjadi karena adanya motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan perbuatan belajar.
b) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang
penting mendapat perhatian oleh guru. Dengan bahan
itu, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan
dalam upaya mencapai tujuan belajar.
c) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan
belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien
dan efektif.
d) Suasana belajar
Suasana belajar pentingartinya bagi kegiatan belajar.
suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan
kegairahan belajar sedangkan suasana yang kacau, rame,
18

tak tenang dan banyak gangguan sudah tentu tidak


menunjang kegiatan belajar yang efektif.
e) Kondisi subjek belajar
Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan
keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efisien
dan efektif apabila badan sehat, memiliki inteligensi yang
memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar,
memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian
sengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar.
(Hamalik, 2007: 50- 52).

c. Ciri-ciri Belajar

1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.


Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus
tolak ukur keberhasilan belajar.
2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat
individual.
3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan
lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila
dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat
terwujud karena individu memiliki berbagai potensi
untuk belajar.
4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri
orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral,
artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lainya.
Darsono dalam (Hamdani, 2011: 22).

d. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan sebuah hasil yang diperoleh dari suatu

aktivitas. Sedangkan belajar merupakan suatu proses yang

mengakibatkan perubahan diri didalam individu tersebut yaitu

perubahan tingkah laku.

“Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-


kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Bagi lembaga
pendidikan yang mengetahui, bahwa prestasi belajar siswa
binaanya ternyata masih rendah menurut standar penilaian
dunia pendidikan, maka lembaga tersebut
19

dapat memperbaiki strategi evaluasinya, yang kemungkinan


belum menyentuh materi pelajaran yang telah diberikan.
Atau perlu meninjau kembali strategi proses interaksi belajar
mengajarnya guna memperoleh proses interaksi belajar
mengajar yang kondusif di masa mendatang. Hal ini sudah
barang tentu akan melibatkan guru dalam menanganinya,
sebab dalam penyampaian materi pelajaran dan pelaksanaan
evaluasi, gurulah yang lebih banyak bergelut didalamnya.
(Djamarah, 2012: 23-26).

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari

pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif,

dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes atau istrumen yang

relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian

usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak pada periode tertentu.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(Hamdani, 2011: 139) mengemukakan bahwa faktor-faktor


yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan
faktor dari luar (ekstern).
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa.
Faktor ini antara lain adalah sebagai berikut:
a) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasaan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
yang dihadapinya.
b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang.
c) Sikap
20

Sikap yaitu, suatu kecenderungan untuk mereaksi


terhadap suatu hal, orang atau benda yang suka,
tidak suka, atau acuh tak acuh.
d) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus-menerus.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang.
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
a) Yang termasuk lingkungan sosial adalah:
1) Guru
2) Kepala sekolah
3) Staf administrasi
4) Teman-teman sekelas
5) Rumah tempat tinggal siswa
6) Alat-alat belajar
b) Yang termasuk lingkungan non sosial adalah:
1) Gedung sekolah
2) Tempat tinggal
3) Waktu belajar
Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan pada individu. Menurut Slameto
dalam (Hamdani, 2011:143), faktor ekstern dapat
mempengaruhi belajar adalah:
1) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
2) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa.
3) Lingkungan masyarakat
Disamping orangtua, lingkungan juga merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
dalam proses pelaksanaan pendidikan.

f. Mengukur Prestasi Belajar


21

Syah (2009:217) menambahkan kunci pokok untuk

memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang

terurai diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator

(petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi

yang hendak diungkapkan atau diukur.

Tabel 2
Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/jenis prestasi Indikator Cara evaluasi


A. Ranah Cipta
(kognitif)

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukan 1.Tes lisan


2. Dapat 2.Tes tertulis
membandingkan 3.Observasi
3. Dapat
menghubungkan

2. Ingatan 1. Dapat 1. Tes lisan


menyebutkan 2. Tes tertulis
2.Dapat menunjukan 3. Observasi
kembali

3. Pemahaman 1. Dapat 1. Tes lisan


menjelaskan 2. Tes tertulis
2. Dapat
mendefinisikan
dengan lisan
sendiri

4. Aplikasi/pen 1. Dapat memberikan 1. Tes tertulis


erapan. contoh 2. Pemberian
2. Dapat tugas
mengguakan 3. Observasi
secara tepat.

5. Analisis 1. Dapat 1. Tes tertulis


(pemeriksaa menguraikan 2. Pemberian
n dan 2. Dapat tugas
pemilihan mengklasifikasika
secara teliti) n/memilah-milah.
22

6. Sintesis 1. Dapat 1. Tes tertulis


(membuat menghubungkan 2. Pemberian
panduan materi-materi tugas
baru dan sehingga menjadi
utuh) kesatuan baru.
2. Dapat
menyimpulkan
3. Dapat
menggeneralisasik
an (membuat
prinsip umum)

B. Ranah Rasa
(Afektif)

1. Penerimaan 1. Menunjukan 1. Tes tertulis


sikap menerima 2. Tes skala
2. Menunjukan sikap
sikap menolak 3. Observasi

2. Sambutan 1. Kesediaan 1. Tes skala


berpartisipasi/terli sikap
bat 2. Pemberian
2. Kesediaan tugas
memanfaatkan 3. Observasi

3. Apresiasi 1. Menganggap 1. Tes skala


(sikap penting dan penilaian
menghargai) bermanfaat sikap
2. Menganggap 2. Pemberian
indah dan tugas
harmonis 3. Observasi
3. Mengagumi

4. Internalisasi 1. Mengakui dan 1. Tes skala


(pendalaman) meyakini sikap
2. Mengingkari 2. Pemberian
tugas
ekspresif
(yang
menyatakan
sikap) dan
tugas
proyektif
(yang
23

menyatakan
perkiraan
atau ramalan

5. Karakterisasi 1. Melembagakan 1. Pemberian


(penghayatan) atau meniadakan tugas
2. Menjelmakan ekspresif
dalam pribadi dan 2. Observasi
perilaku sehari-hari
C. Ranah Karsa
(Psikomotorik)

1. Keterampilan 1. Kecakapan 1. Observasi


bergerak dan mengkoordinasika 2. Tes tindakan
bertindak n gerak mata,
tangan, kaki, dan
anggota tubuh
lainya.

2. Kecakapan 1. Kefasihan 1. Tes lisan


ekspresi melafalkan/mengu 2. Observasi
verbal dan capkan 3. Tes tindakan
non verbal 2. Kecakapan
membuat mimik
dan gerakan
jasmani

g. Mata Pelajaran Ekonomi

1) Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu


oikosnamos atau oikonomia yang artinya manajemen
urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan
administrasi pendapatan. Menurut Albert “ilmu ekonomi
merupakan ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan
pemuas kebutuhan manusia. Kata kuncinya adalah
kebutuhann dan pemuas kebutuhan. Kebutuhan
merupakan suatu keperluan manusia terhadap barang dan
jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam
dalam jumlah yang tidak terbatas. Pemuas kebutuhan
memiliki ciri-ciri terbatas. Ahli ekonomi lainya, yaitu J.L.
Meij mengemukakan “ilmu ekonomi adalah ilmu tentang
usaha manusia ke arah kemakmuran. Pendapatnya sangat
realistis karena di tinjau dari aspek ekonomi dimana
24

manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus),


hakikatnya mengarah pada pencapaian kemakmuran.
(Sudarno, 2013: 4).

2) Fungsi dan Tujuan

a) Fungsi mata pelajaran ekonomi di SMA dan MA adalah

mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonom,

dengan cara menengenal berbagai kenyataan dan peristiwa

ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam

memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan

masyarakat.

b) Tujuan mata pelajaran ekonomi di SMA dan MA adalah:

(1) Membekali siswa sebuah konsep ekonomi untuk

mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah

ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang

terjadi di lingkungan setingkat individu/rumah tangga,

masyarakat dan negara.

(2) Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada

jenjang selanjutnya.

(3) Membekali siswa nilai-nilai etika ekonomi dan

memiliki jiwa wirausaha.

(4) Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan

bekerjasama dalam masyarakat yang mejemuk, baik

dalam skala nasional maupun skala internasional.


25

3) Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi di SMA dan MA

Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi dimulai dari

masalah-masalah ekonomi yang terjadi dilingkungan yang

terjauh. Adapun ruang lingkup pelajaran ekonomi di SMA dan

MA adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang secara

rinci mencangkup aspek-aspek sebagai berikut:

(1) Berekonomi

(2) Ketergantungan

(3) Spesialisasi dan Pembagian kerja

(4) Perkoperasian

(5) Kewirausahaan

(6) Pengolahan keuangan perusahaan


26

B. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini peneliti menyajikan hasil penelitian dari

peneliti terdahulu yang memiliki persamaan dalam masalah utama yang

diteliti, peneliti yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Nurul, Hikmah. 2014. ”Penggunaan Metode Group Investigation

(GI) Dan Motivasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

SMA Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa, presentasi belajar siswa meningkat dari 25,00% pada pra

siklus menjadi 56,25% pada siklus (I) dan meningkat lagi menjadi 100%

pada siklus (II). Peningkatan ini berpengaruh terhadap peningkatan prestasi

belajar. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa.rata-

rata nilai siswa meningkat 59,06 dengan ketuntasan 25,00% pada pra siklus

menjadi 69,37 dengan ketuntasan 56,25% pada siklus (I) dan meningkat lagi

menjadi 87,75 dengan ketuntasan 100% pada siklus (II). Sehingga dapat di

simpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI) dan motivasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI di

SMA Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen.

Muhammad Haris Hasibuan. 2012. “Penerapan Metode Kooperatif

Group Investigation Pada Pembelajaran Rencana Anggaran Biaya (Rab)

Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Teknik

Konstruksi Batu Dan Beton Di Smk Negeri 2 Wonosari” Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa metode Kooperatif Group Investigation lebih efektif

dibandingkan dengan metode konvensional dalam meningkatkan prestasi


27

belajar siswa terhadap mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB). Hal

ini dapat terlihat pada peningkatan nilai rata-rata pada Post-test pada kelas

eksperimen (89,00) lebih tinggi dibanding nilai rata-rata pada kelompok

kontrol (68,33) sehingga terdapat perbedaan yang positif dan signifikan

dengan dengan p < 0.05. Dengan demikian metode Kooperatif Group

Investigation efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Rencana Anggaran

Biaya (RAB) siswa kelas XI Teknik konstruksi Batu dan Beton di SMK

Negeri 2 Wonosari.

C. Kerangka pikir

Guru dan siswa merupakan dua faktor penting dalam setiap

penyelenggaraan di kelas. Guru sebagai unsur utama dalam proses

pembelajaran, membutuhkan keterlibatan siswa demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Maka guru harus memiliki strategi dalam pelaksanaannya

sebagai tindakan nyata untuk melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu

diperlukan oleh guru merancang model pembelajaran yang efektif, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Salah satu tolak ukur

bahwa sebuah proses pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Salah satu

tolak ukur bahwa sebuah proses pembelajaran berkualitas atau tidak dapat

diketahui melalui proses belajar siswa.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI) diduga dapat meningkatkan peran serta

siswa, sebab dalam pelaksanaannya siswa dilibatkan secara langsung, mulai


28

dari perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara

mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun

dalam ketrampilan proses kelompok (group process skil). Dengan demikian

siswa selau aktif dan selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga

tercipta belajar bermakna dan siswa termotivasi untuk belajar, yang

kemudian akan dapat meningakatkan prestasi belajar siswa. Ekonomi adalah

salah satu dari mata pelajaran di sekolah yang menurut para siswa tidak

hanya mempunyai landasan teori yang kuat saja, tetapi harus punya

kemampuan menganalisis, mendeskripsikan, dan mengidentifikasi suatu

permasalahan.

Alasan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)

untuk diterapakan pada mata pelajaran Ekonomi. Pertama, dengan

menggunakan model GI dapat meningkatkan partisipasi siswa terutama

dalam kelompoknya, sehingga siswa dapat saling bekerjasama. Kedua,

dengan menggunakan GI siswa yang pandai dapat mengembangkan

keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan

masalah yang dihadapai oleh teman kelompok. Tidak ada persaingan antara

siswa atau kelompok karena siswa bekerjasama untuk menyelesaikan

masalah kelompoknya dengan cara berfikir bersama-sama. Siswa tidak

banyak mengharapkan bantuan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi

untuk mencari sendiri informasi mengenai topik, permasalahan yang

dihadapi. Ketiga, dengan menggunakan model GI dapat menumbuhkan


29

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya kegiatan

presentasi kelompok.

Pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation (GI)

dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain : 1) Pembentukan kelompok,

2) Perencanaan, 3) penyelidikan, 4) Pengorganisasian, 5) Presentasi, 6)

Evaluasi. Dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) diharapakan

akan terjadi keaktifan siswa dalam kerja kelompok, keaktifan siswa dalam

presentasi kerja kelompok, tanya jawab siswa saat presentasi tugas kelompok,

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan terjadi evaluasi

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru terhadap pembelajaran

yang sudah dilakukan, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS 3 SMA

Negeri Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.

Metode penelelitian di artikan sebagai cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan untuk dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati
dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang
tidak ilmiah misalnya, mencari anak yang hilang saat memanjat
gunung, atau ingin mencari mobil yang hilang ke paranormal).
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
(Sugiyono, 2013: 6)

Pada penelitian tindakan kelas bertujuan sebagai upaya pemecahan

masalah dan digunakan untuk meningkatkan mutu di berbagai bidang

pendidikan yang berfokus kepada kegiatan pembelajaran, penelitian tindakan

kelas ini berkembang sebagai suatu penelitian yang terapan, dan bermanfaat

bagi guru untuk meningkatkan mutu proses hasil pembelajaran yang

dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat

30
31

kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang

ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c)

pengamatan, (d) refleksi. Empat kegiatan utama dalam menjalankan kegiatan

pembelajaran pada setiap siklus yaitu:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus

(Suharsimi Arikunto dkk, 2009:16)

Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut :


1. Tahap Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak
yang mengamati proses jalanya tindakan. Istilah untuk cara ini
adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena
adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas yang
berpengaruh, yaitu cinderung mengunggulkan dirinya. Apabila
32

pengamatan dilakukan orang lain, pengamatanya lebih cermat


dan hasilnya akan lebih objektif. Berikut ini merupakan tahapan
perencanaan yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
a) Menganalisis metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran ekonomi.
b) Mengidentifikasi hambatan apa saja yang membuat siswa
sulit menerima mata pelajaran ekonomi sehingga
menghambat kegiatan pembelajaran ekonomi.
c) Meningkatkan pemahaman siswa dan prestasi belajar
siswa dengan menyiapkan hal apa yang sesuai dengan
pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi.
d) Menyusun atau menyiapkan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan metode Group Investigation (GI).
2. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas. Hal ini yang perlu di ingat adalah bahwa
dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi,
harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi,
keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu
diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud
semula. Berikut ini tahapan atau kegiatan yang akan dilakukan
yaitu:
a) Mempersiapkan rancangan yang sesuai dengan materi
pembelajaran dan model pembelajaran Group
Investigation (GI).
b) Peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran ekonomi
untuk disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan
oleh peneliti.
c) Dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut
peneliti didampingi oleh guru mata pelajaran ekonomi
yang berada di sekolah tersebut, dengan tujuan agar dapat
memberikan dorongan dan pengarahan terhadap jalanya
penelitian tindakan kelas tersebut.
d) Melaksanakan kegiatan penelitian dengan model
pembelajaran Group Investigation (GI) yang diikuti
dengan membagi kelompok, dan memberikan penugasan
kepada siswa dan dilakukan pula tanya jawab kepada
siswa.
e) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk
melaksanakan pembelajaran ekonomi menggunakan
model Group Investigation (GI).
33

3. Pengamatan (Observing)
Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan
penelitian. Dalam pengamatan tersebut dilakukan pada waktu
tindakan sedang berjalan, sehingga keduanya berlangsung
dalam waktu bersamaan. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang akan diperlukan,
dimana semua hal yang dicatat adalah semua yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan penelitian berlangsung.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan
dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang
telah disusun. Sehingga dapat membantu mempermudah
peneliti untuk memperoleh data yang bersangkutan dengan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji semua tindakan
yang telah dilakukan secara menyeluruh yang berdasarkan data
yang telah terkumpul, yang kemudian dilakukan evaluasi yang
berguna untuk menyempurnakan tindakan yang akan dilakukan
berikutnya. Dalam refleksi pada penelitian tindakan kelas ini
mencangkup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan yang telah dilakukan.

Ke empat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur

untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang

kembali kelangkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila

dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian

ini, maka yang disebut dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi,

bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi

selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu

dalam bentuk siklus.


34

Tabel 3
Langkah-langkah Penelitian Siklus I dan Siklus II

Siklus I Perencanaan 1. Mengidentifikasi permasalahan


dan menentukan pokok bahasan.
2. Menyusun rencana pelaksanaan
Pembelajaran
3. Menyusun skenario
pembelajaran
4. Menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
saat pembelajaran
5. Membuat lembar diskusi siswa,
soal evaluasi beserta
jawabannya
6. Membuat lembar observasi
siswa
Pelaksanaan 1. Melaksanakan skenario
pembelajaran yang sudah
direncanakan dengan model
pembelajaran Group
Investigation (GI)
Pengamatan 1. Melakukan pengamatan dalam
proses pembelajaran yang
dilakukan, dengan memakai
lembar observasi siswa untuk
mengetahui keaktifan siswa
dalam pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran Group
Investigation (GI)
Refleksi 1. Melakukan evaluasi siklus I
2. Menganalisis hasil pengamatan
dan evaluasi
3. Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil
pengamatan dan evaluasi, untuk
digunakan pada siklus
berikutnya
Siklus II Perencanaan 1. Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II
2. Menyusun skenario
pembelajaran
3. Menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
saat pembelajaran
35

4. Membuat lembar diskusi siswa,


soal evaluasi beserta
jawabannya
5. Membuat lembar observasi
siswa
Pelaksanaan 1. Melaksanakan skenario
pembelajaran yang sudah
direncanakan pada siklus II
Pengamatan 1. Melakukan pengamatan dalam
proses pembelajaran yang
dilakukan, dengan
memakai lembar observasi
siswa untuk mengetahui
keaktifan siswa dalam
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran Group
Investigation (GI)
Refleksi 1. Melakukan tes evaluasi siklus II
2. Menganalisis data-data
observasi, evaluasi yang sudah
dilakukan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada
siswa dan suasana kelas

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakasanakan di SMA Negeri Jenggawah yang

berlokasidi Jalan Temugiring 1 Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten

Cilacap. Pada bulan Maret 2022 sampai dengan selesai. Data yang di ambil

dalam penelitian ini adalah data semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022.
36

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri

Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022. Objek penelitian ini adalah

peningkatan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran Group

Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS 3 SMA Negeri

Jenggawah.

Ada beberapa alasan peneliti memilih sempel penelitian kelas XI IPS

3 adalah sebagai berikut.

1. Kelas XI IPS 3 merupakan kelas yang heterogen dengan kemampuan

berbeda-beda.

2. Kelas XI IPS 3 secara berangsur-angsur mengalami penurunan nilai.

3. Guru mata pelajaran ekonomi bersedia berkolaborasi dengan peneliti

untuk mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran.

Dengan keadaan tersebut, prestasi siswa harus ditingkatkan. Salah

satu solusi pembelajaran adalah dengan menggunakan metode pembelajaran

Group Investigation (GI). Metode pembelajaran Group Investigation (GI)

diharapkann dapat meningkatkan prestasi siswa.

D. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhadi dalam Widoyoko (2012: 1) meyatakan

bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek

dengan objek yang lain. Menurut Sugiyono (2010;38) variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
37

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (Independent

Variabel) dan variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya

perubahan pada variabel lain. Sedangkan variabel bebas merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Disebut

variabel terikat karena kondisi atau variasinya dipengaruhi oleh variabel

bebas. Yang merupakan variabel bebas (independent) dalam penelitian ini

yaitu model pembelajaran Group Investigation (GI), sedangkan yang

merupakan variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar ekonomi.

E. Tahap Pengumpulan Data

Menurut Widoyoko (2015:33) menyatakan bahwa pengumpulan

data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini

merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang dipelukan dalam penelitianya.

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini

menggunakan tiga metode yaitu ujian atau (test), pengamatan (observasi),

dan dokumentasi.

1. Metode Tes

Menurut Widoyoko (2015: 50) Tes merupakan salah satu alat


untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.
Karakteristik objek dapat berupa keterampilan, pengetahuan, minat,
maupun bakat , baik yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.
38

Menganalisis data-data observasi, evaluasi yang sudah dilakukan


untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dan suasana
kelas.

Metode tes ini digunakan peneliti dengan menggunakan tes tertulis,

dimana dengan menggunakan tes tertulis tersebut peneliti memperoleh

gambaran tentang tingkat pemahaman dan tingkat prestasi belajar yang

diperoleh oleh siswa pada setiap siklus dalam kegiatan pembelajaran

ekonomi yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation

(GI).

2. Metode Observasi

Menurut Sudjana (2016: 84) “observasi atau pengamatan sebagai

alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”.

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian sistematis karena aspek-aspek yang akan diteliti telah

diketahui oleh peneliti. Dalam hal ini observer mempersiapkan pedoman

pengamatan secara detail sekaligus menyediakan daftar cek (check list)

yang bisa digunakan sebagai pedoman pengamatan.

3. Metode Dokumentasi

Widoyoko (2015:49) “Metode ini merupakan suatu cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti”.


39

Dokumentasi merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data sekolah, nilai yang diperoleh siswa, dan daftar nama

siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Dimana subjek penelitian

prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa.

F. Instrumen Penelitian

Menurut (Suharsimi Arikunto 2010:134) instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data. Dimaksudkan agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Sedangkan menurut Widoyoko, S. Eko Putro (2012: 51) “ Insrumen

penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian dengan cara pengukuran”. Insrumen dalam

penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) insrumen tes dan 2) insrumen

non tes.tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan insrumen tes.

Dengan instrumen tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

dasar yang dimiliki oleh siswa dan juga digunakan untuk mengetahui prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Instrumen tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa uraian atau essay.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013: 335) Analisis data adalah proses mencari dan


menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
40

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih


mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan,

dimana tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model

pembelajaran Group Investigation (GI) dengan diikuti perkembangan

kegiatan pembelajaran siswa di kelas dengan meningkatkan prestasi belajar

siswa. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

deskriptif dengan teknik presentase yang di nilai secara kuantitatif dalam

bentuk presentase.

1. Presentase data pada setiap siklus pada penelitian tindakan kelas ini di
hitung menggunakan rumus:

R
NP= SM X 100

Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau di harapkan.
R = skor mentah yang di peroleh siswa.
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan.
100 = bilangan tetap.
(Purwanto Ngalim, 2013:102)

2. Skor yang di gunakan untuk setiap siklus dalam penelitian ini di hitung
menggunakan rumus:
X
X = N
Dengan keterangan:
X = rerata nilai
= tanda jumlah
X = nilai mentah yang di miliki subjek
N = banyaknya subjek yang memiliki nilai
(Arikunto, 2010: 285)
41

H. Indikator Keberhasilan

Indikator penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar

ekonomi yang dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian

tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan prestasi

siswa sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa kelas tersebut. Penelitian

dengan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) dikatakan

berhasil jika:

1. Rerata tes hasil prestasi belajar ekonomi siswa mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) lebih dari atau sama dengan 75.

2. 75% atau lebih siswa yan g mengikuti kegiatan pembelajaran ekonomi

memperoleh nilai tes prestasi belajar lebih atau sama dengan 75.
42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) di SMA

Negeri Jenggawah pada bulan Maret sampai bulan April 2022. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus peneliti

menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu pembelajaran model

Group Investigation (GI). Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti

melakukan penelitian di kelas XI IPS 3 dengan jumlah siswa sebanyak 28

dengan jumlah siswa laki - laki sebanyak 8 siswa dan 20 siswa perempuan.

Pada bagian ini, seluruh data yang terkumpul dari penelitian akan

diolah dengan tujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi yang menggunakan pembelajaran kooperatif model

Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

XI IPS 3 dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional

sebelumnya pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah tahun

pelajaran 2016/ 2022.

Berikut ini deskripsi pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)

pada pembelajaran ekonomi dengan pembelajaran kooperatif model Group

Investigation (GI) yang dilaksanakan pada masing-masing siklus.

1. Keadaan Sebelum Tindakan (Pra Siklus)


43

Untuk mendapatkan gambaran secara khusus proses pembelajaran

peneliti mengadakan pengamatan langsung ke sekolah pada tanggal 20

januari 2022 dengan membawa surat permohonan izin penelitian untuk

mengadakan penelitian di SMA Negeri Jenggawah. Pada kesempatan

kali ini peneliti langsung menemui ibu Susi Kurnianingsih selaku guru

mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS 3 dan peneliti mendapat

kesempatan berbincang-bincang mengenai proses pembelajaran yang

ada di kelas X

3. Dari hasil bincang-bincang tersebut peneliti mendapat informasi

bahwa sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif model Group

Investigation (GI) pembelajaran ekonomi di kelas dilaksanakan dengan

metode konvensional atau ceramah.

Bapak Agus Sairi S.Pd bertindak sebagai teman sejawat bagi

peneliti yang tugasnya mengawasi dan mengamati kondisi kelas ketika

pelaksanaan siklus I dan siklus II. Adapun prestasi belajar ekonomi pra

siklus siswa akan dilihat dari hasil ulangan tengah semester I. yang akan

ditunjukan pada tabel 5.

Tabel 5
Hasil Tes Ulangan Akhir Semester atau Pra Siklus
Keterangan Pra Siklus
Jumlah nilai keseluruhan 1896
Rata-rata 1896
28 = 67, 71
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 40
Siswa Mencapai KKM 6
Presentase Siswa Mencapai KKM 6
28 X 100 = 21,42%
Sumber : Data yang diolah, 2022.
44

Berdasarkan tabel 5 tentang hasil belajar ekonomi dapat

digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 2. Prestasi Pra Siklus, 2022

Gambar 2. menunjukan prestasi belajar siswa sebelum

menggunakan metode kooperatif model Group Investigation (GI). Besar

rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada tindakan pra siklus adalah

67,71 dan presentase ketuntasan belajar siswa adalah 21,42%.

berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti dari guru mata pelajaran

tersebut, menunjukan bahwa pencapaian prestasi pelajaran ekonomi

masih kurang optimal. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut

pengamatan awal tersebut, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif model Group

Investigation (GI).
45

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planing)

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2

kali pertemuan, yakni pada hari Senin dan Selasa Tanggal 3 April

2022 dan 4 April 2022 dengan alokasi waktu 3 x 45 Menit. Adapun

tahap perencanaan tindakan Siklus I ini meliputi:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran

ekonomi kelas X. Persiapan tersebut termasuk didalamnya

adalah memilih materi sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Peneliti kemudian menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran.

Setelah perangkat pembelajaran siap, peneliti mendiskusikanya

dengan guru mata pelajaran. Skenario pembelajaran yang

direncanakan adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2022

Waktu : 13.15 - 14.00 (1 x 45 Menit)

a) Menjelaskan penggunaan dan pelaksanaan model

pembelajaran Group Investigation (GI).

b) Pembentukan kelompok dengan jumlah siswa 28 orang.

Dimana dua kelompok terdiri 5 orang siswa dan tiga

kelompok terdiri dari 6 orang siswa.


46

c) Diskusi kelompok dengan cara setiap kelompok diberi

pembahasan yang berbeda dengan kelompok lain namun

masih dalam satu pokok bahasan.

d) Pemberitahuan bahwa pada pertemuan berikutnya adalah

presentasi atau pembacaan jawaban diskusi dan

pelaksanaan evaluasi atau post tes siklus I. Siswa diminta

mempersiapkan diri untuk kegiatan tersebut.

Pertemuan II

Hari, Tanggal : Selasa, 4 April 2022

Waktu : 07.00 - 08.30 (2 x 45 Menit)

a) Pelaksanaan pembelajaran Group Investigation (GI),

dimana masing-masing kelompok berdiskusi tentang tugas

yang diberikan peneliti.

b) Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang sudah

dibagi pada pertemuan sebelumnya untuk melanjutkan

diskusi.

c) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

d) Pembacaan jawaban hasil diskusi oleh masing-masing

kelompok secara bergantian.

e) Penarikan kesimpulan hasil diskusi oleh peneliti

f) Pelaksanaan evaluasi atau post tes siklus I.


47

2) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Standar Kompetensi : Memahami fungsi konsumsi dan

investasi.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan

fungsi tabungan.

3) Menyediakan media pembelajaran yang diperlukan sesuai

dengan skenario pembelajaran.

4) Mendesain instrumen penilaian berupa tes berbentuk uraian

untuk mengetahui tingkat prestasi belajar setelah penggunaan

pembelajaran Group Investigation (GI).

5) Menyiapkan instrumen

Peneliti menyiapkan instrumen peneliti berupa lembar observasi

untuk mencatat aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar evaluasi atau post tes

siklus I dan absensi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada hari

Senin Tanggal 3 April 2022 pada jam terakhir. Pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada

RPP yang sudah dibuat. Kegiatan diawali dengan salam,

mengabsen kehadiran siswa, mengecek kebersihan kelas mengecek

kesiapan siswa untuk menerima pelajaran, menyiapkan sumber atau


48

media belajar dan mengapresiasi siswa untuk mengingatkan

kembali materi lalu yang masih ada kaitannya dengan materi yang

akan dipelajari supaya siswa mempunyai gambaran tentang materi

yang akan dipelajari. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan pengarahan

mengenai model pembelajaran Group Investigation (GI) yang akan

diterapkan dalam pembelajaran. Setelah memberikan penjelasan

mengenai model pembelajaran Group Investigation (GI) kepada

siswa, peneliti hanya menyampaikan garis besar materi pelajaran

saja mengenai materi konsumsi dan tabungan. Setelah itu peneliti

langsung menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI)

dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan dalam model pembelajaran Group Investigation (GI) ini,

yakni tahap pengelompokan, perencanaan, penyelidikan,

pengorganisasian, presentasidan evaluasi. Pada tahap

pengelompokan peneliti membagi kelas menjadi kelompok

investigasi. Setiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa, anggota

kelompok ditentukan menurut urutan nomor absen. Dari jumlah 28

siswa kelas XI IPS 3 diperoleh lima kelompok investigasi, dua

kelompok terdiri dari lima siswa dan tiga kelompok terdiri dari

enam siswa. Setelah proses pengelompokan selesai dilakukan

peneliti langsung memberikan materi investigasi pada masing-

masing kelompok. Setiap kelompok investigasi merencanakan

tugas belajar, mencari


49

jawaban atas materi yang akan di investigasi, dan menyiapkan

laporan hasil tugas investigasi kelompoknya. Peran peneliti di sini

hanya sebagai fasilitas belajar, membimbing dan memberi

pengarahan pada setiap siswa atau kelompok yang mengalami

kesulitan. Di akhir pertemuan peneliti memberikan motivasi belajar

kepada siswa untuk lebih giat belajar dan meminta siswa agar

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh peneliti, karena pada

pertemuan berikutnya akan di adakan presentasi dan evaluasi/post

tes siklus I dan di akhiri dengan salam dan doa. Pada pertemuan

selanjutnya Selasa 4 April 2022 pada jam pertama peneliti

membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, berdoa bersama,

mengabsen kehadiran siswa, mengecek kebersihan kelas, mengecek

kesiapan siswa untuk menerima pelajaran, menyiapkan sumber dan

media belajar. Kemudian, peneliti meminta siswa berkumpuldan

duduk sesuai dengan kelompoknya, untuk berdiskusi kembali

sebelum mendapat giliran maju ke depan kelas mempresentasikan

hasil diskusinya. Peneliti meminta siswa yang sudah siap atau

selesai untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas,

pada saat presentasi kelompok lain diarahkan untuk memberikan

pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi agar terjadi

proses tanya jawab serta diskusi di dalam presentasi kelompok yang

dilakukan. Setelah presentasi kelompok selesai dilakukan peneliti

membahas hasil presentasi dan memberikan tanggapan terhadap


50

pertanyaan-pertanyaan yang terjadi saat presentasi kelompok

berlangsung. Setelah semua kelompok investigasi selesai

mempresentasikan tugasnya. Pada saat berlangsungnya

pembelajaran Group Investigation (GI), ini juga dilakukan

pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

dimaksudkan untuk mengetahui bagaimanakah keaktifan siswa

selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Group Investigation (GI). Setelah peneliti dan siswa menyimpulkan

hasil pembelajaran tentang materi konsumsi dan tabungan peneliti

memberikan instruksi agar semua siswa kembali ketempat duduk

masing-masing karena akan diadakan evaluasi atau post tes siklus I.

Peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab pada semua

siswa, dan tidak lupa mengingatkan siswa agar tidak lupa mengisi

identitas sebelum mengerjakan soal, meminta siswa mengisi daftar

hadir yang sudah disediakan dan meminta semua siswa

mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab yang sudah selesai

dikerjakan ke depan kelas. Setelah semua siswa mengumpulkan

lembar soal dan lembar jawab, peneliti menutup pembelajaran

dengan salam.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation (GI)

mengamati aktivitas belajar siswa saat kegiatan belajar berlangsung.


51

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan pembelajaran Group Investigation (GI)

yang diterapkan oleh peneliti dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Observasi dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan atau observasi pada tahap ini

menunjukan adanya peningkatan. Dimana banyak siswa mulai aktif

mengikuti pelajaran walaupun masih terdapat sebagian siswa yang

tidak memperhatikan dan berbicara sendiri. Peningkatan aktivitas

belajar siswa selama tindakan siklus I dapat dilihat pada lampiran

35. Selain itu prestasi belajar siswa pada tindakan siklus I ini

mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan pada

tindakan pra siklus ditunjukan dalam tabel 6.

Tabel 6.
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dari Pra Siklus ke Siklus I
Keterangan Pra Siklus Siklus I
Jumlah nilai keseluruhan 1896 2168
Rata-rata 1896 2168
28 = 67,71 28 = 77, 43
Nilai Tertinggi 92 98
Nilai Terendah 40 30
Siswa Mencapai KKM 6 20
Presentase Siswa 6 20
Mencapai KKM 28 X 100 = 28 X 100 =
21,42% 71,43%
Sumber : Data Olahan Primer, 2022

Berdasarkan tabel 6 tentang hasil belajar ekonomi dapat

digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 3. berikut ini :


52

Peningkatan Prestasi Belajar Ekonomi


120
98
100 92
77
80 67
60
40
40 30
20
20 6
0
Rata-rata Nilai Tertiggi Nilai Terendah Mencapai KKM

Gambar 3. Peningkatan Prestasi Siklus I, 2022

Gambar 3 menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa

dari tindakan Pra Sikus ke Siklus I. Dimana terjadi peningkatan

rerata nilai siswa dari tindakan Pra Siklus 67,71 menjadi 77,43 pada

tindakan Siklus I, dengan jumlah siswa tuntas 6 pada pra siklus

meningkat menjadi 20 pada siklus I. Pada tindakan Siklus I ini

prestasi belajar siswa sudah mulai cukup baik namun belum

maksimal sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus

selanjutnya yaitu Siklus II.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengkajian secara

menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan

hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Dari hasil refleksi pada

tindakan Siklus I ini dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi

peningkatan prestasi belajar siswa dibandingkan keadaan sebelum

tindakan atau pra siklus. Ini terlihat dimana sudah banyak siswa
53

yang memperhatikan penjelasan peneliti dan secara aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan baik. Namun dalam kegiatan siklus I

ini masih juga terdapat sebagian siswa yang masih bersikap pasif

dengan pembelajaran Group Investigation (GI) ini. Terlihat dari

pengamatan dimana sebagian siswa masih sering bicara dengan

temanya dan tidak memperhatikan teman atau peneliti yang sedang

berbicara didepan kelas sehingga hasil tes yang diperoleh belum

maksimal.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planing)

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2

kali pertemuan, yakni pada hari Senin dan Selasa Tanggal 17 April

dan 18 April 2022 dengan alokasi waktu 3 x 45 Menit. Adapun

tahap perencanaan tindakan Siklus I ini meliputi:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran

ekonomi kelas X. Persiapan tersebut termasuk didalamnya

adalah memilih materi sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Peneliti kemudian menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran.

Setelah perangkat pembelajaran siap, peneliti mendiskusikanya

dengan guru mata pelajaran. Skenario pembelajaran yang

direncanakan adalah sebagai berikut:


54

Pertemuan I

Hari, Tanggal : Senin, 17 April 2022

Waktu : 13.15 - 14.00 (1 x 45 Menit)

a) Menjelaskan penggunaan dan pelaksanaan model

pembelajaran Group Investigation (GI).

b) Pembentukan kelompok dengan jumlah siswa 28 orang.

Dimana dua kelompok terdiri 5 orang siswa dan tiga

kelompok terdiri dari 6 orang siswa.

c) Diskusi kelompok dengan cara setiap kelompok diberi

pembahasan yang berbeda dengan kelompok lain namun

masih dalam satu pokok bahasan.

d) Pemberitahuan bahwa pada pertemuan berikutnya adalah

presentasi atau pembacaan jawaban soal diskusi dan

pelaksanaan post tes siklus II. Siswa diminta

mempersiapkan diri untuk kegiatan tersebut.

Pertemuan II

Hari, Tanggal : Selasa, 18 April 2022

Waktu : 07.00 - 08.30 (2 x 45 Menit)

a) Pelaksanaan pembelajaran Group Investigation (GI),

dimana masing-masing kelompok berdiskusi tentang tugas

yang diberikan peneliti.


55

b) Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang sudah

dibagi pada pertemuan sebelumnya untuk melanjutkan

diskusi.

c) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

d) Pembacaan jawaban hasil diskusi oleh masing - masing

kelompok secara bergantian.

e) Penarikan kesimpulan hasil diskusi oleh peneliti.

f) Pelaksanaan post tes siklus II.

2) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Standar Kompetensi: memahami fungsi konsumsi dan investasi

Kompetensi Dasar: mendeskripsikan kurva permintaan

investasi.

3) Menyediakan media pembelajaran yang diperlukan sesuai

dengan skenario pembelajaran.

4) Mendesain instrumen penilaian berupa tes berbentuk uraian

untuk mengetahui tingkat prestasi belajar setelah penggunaan

pembelajaran Group Investigation (GI).

5) Menyiapkan instrumen

Peneliti menyiapkan instrumen peneliti berupa lembar observasi

untuk mencatat aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar evaluasi dan absensi.


56

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan pembelajaran Siklus II dilaksanakan pada hari

Senin Tanggal 17 April 2022 pada jam terakhir. Pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada

RPP yang sudah dibuat. Kegiatan diawali dengan salam, mengabsen

kehadiran siswa, mengecek kebersihan kelas mengecek kesiapan

siswa untuk menerima pelajaran, menyiapkan sumber atau media

belajar dan mengapresiasi siswa untuk mengingatkan kembali materi

lalu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari

supaya siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan

dipelajari. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan memberikan pengarahan mengenai model

pembelajaran Group Investigation (GI) yang akan diterapkan dalam

pembelajaran. Setelah memberikan penjelasan mengenai model

pembelajaran Group Investigation (GI) kepada siswa, peneliti hanya

menyampaikan garis besar materi pelajaran saja mengenai materi

investasi. Setelah itu peneliti langsung menerapkan model

pembelajaran Group Investigation (GI) dalam kegiatan

pembelajaran. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam

model pembelajaran Group Investigation (GI) ini, yakni tahap

pengelompokan, perencanaan, penyelidikan, pengorganisasian,

presentasi dan evaluasi. Pada tahap pengelompokan peneliti

membagi kelas menjadi kelompok investigasi. Setiap kelompok


57

beranggotakan 5-6 siswa, anggota kelompok ditentukan menurut

urutan nomor absen. Dari jumlah 28 siswa kelas XI IPS 3 diperoleh

lima kelompok investigasi, dua kelompok terdiri dari lima siswa dan

tiga kelompok terdiri dari enam siswa. Setelah proses

pengelompokan selesai dilakukan peneliti langsung memberikan

materi investigasi pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok

investigasi merencanakan tugas belajar, mencari jawaban atas materi

yang akan di investigasi, dan menyiapkan laporan hasil tugas

investigasi kelompoknya. Peran peneliti di sini hanya sebagai

fasilitas belajar, membimbing dan memberi pengarahan pada setiap

siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. Di akhir pertemuan

peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk lebih giat

belajar dan meminta siswa agar menyelesaikan tugas yang diberikan

oleh peneliti, karena pada pertemuan berikutnya akan di adakan

presentasi dan evaluasi post tes siklus II dan di akhiri dengan salam

dan doa. Pada pertemuan selanjutnya Selasa 18 April 2022 pada jam

pertama peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan salam,

berdoa bersama, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kebersihan

kelas, mengecek kesiapan siswa untuk menerima pelajaran,

menyiapkan sumber dan media belajar. Kemudian, peneliti meminta

siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya, untuk berdiskusi

kembali sebelum mendapat giliran maju ke depan kelas

mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta siswa yang


58

sudah siap atau selesai untuk mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas, pada saat presentasi kelompok lain diarahkan untuk

memberikan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi

agar terjadi proses tanya jawab serta diskusi di dalam presentasi

kelompok yang dilakukan. Setelah presentasi kelompok selesai

dilakukan peneliti membahas hasil presentasi dan memberikan

tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terjadi saat

presentasi kelompok berlangsung. Setelah semua kelompok

investigasi selesai mempresentasikan tugasnya. Pada saat

berlangsungnya pembelajaran Group Investigation (GI), ini juga

dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran, dimaksudkan untuk mengetahui bagaimanakah

keaktifan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Group Investigation (GI). Setelah peneliti dan siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran tentang materi Investasi peneliti

memberikan instruksi agar semua siswa kembali ketempat duduk

masing-masing karena akan diadakan evaluasi atau post tes siklus II.

Peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab pada semua

siswa, dan tidak lupa mengingatkan siswa agar tidak lupa mengisi

identitas sebelum mengerjakan soal, meminta siswa mengisi daftar

hadir yang sudah disediakan dan meminta semua siswa

mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab yang sudah selesai

dikerjakan ke depan kelas. Setelah semua siswa mengumpulkan


59

lembar soal dan lembar jawab, peneliti menutup pembelajaran

dengan salam.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran Group Investigation (GI), mengamati aktivitas belajar

siswa saat kegiatan belajar berlangsung. Observasi ini dilakukan

untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

pembelajaran Group Investigation (GI) yang diterapkan oleh peneliti

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Observasi dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan atau

observasi pada tahap ini menunjukan adanya peningkatan. Dimana

banyak siswa yang aktif dan memperhatikan peneliti dan temann

yang sedang berbicara didepan kelas. Peningkatan aktivitas belajar

siswa selama kegiatan belajar berlangsung dapat dilihat pada

lampiran 36. Selain itu prestasi belajar siswa pada tindakan siklus II

ini mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan pada

tindakan siklus I yang ditunjukan dalam tabel 7.


60

Tabel 7.
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II
Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah Nilai Keseluruhan 2168 2307
Rata-rata 2168 2307
28 = 77, 43 27 = 85,45
Nilai Tertinggi 98 100
Nilai Terendah 30 50
Siswa Mencapai KKM 20 23
Presentase Siswa Mencapai 20 23
KKM 28 X 100 = 71, 27 X 100 =
43% 85,19%
Sumber : Data Olahan Primer, 2022

Berdasarkan tabel 7. tentang hasil belajar ekonomi dapat

digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 4 berikut ini :

Gambar 4. Peningkatan Prestasi Siklus II, 2022

Gambar 4 menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa

dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Di mana terjadi

peningkatan rerata nilai siswa dari tindakan siklus I yakni 77,43

menjadi 85,45 pada tindakan siklus II dengan presentase ketuntasan

prestasi belajar sebesar 71,43% pada tindakan siklus I dan

meningkat menjadi 85,19% pada tindakan siklus II dengan jumlah


61

siswa tuntas 20 pada siklus I meningkat menjadi 23 pada siklus II..

Pada tindakan siklus II ini prestasi belajar siswa sudah mencapai

indikator keberhasilan. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada

tindakan siklus berikutnya. Dimana dalam indikator keberhasilan,

peneliti dikatakan berhasil jika rerata tes hasil presentasi belajar

siswa mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari atau

sama dengan 75 dan 75% atau lebih siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran ekonomi memperoleh nilai tes presentasi belajar lebih

atau sama dengan 75.

d. Tahap Refleksi (Reflektion)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengkajian secara

menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan

hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Dari hasil refleksi pada

tindakan siklus II ini prestasi belajar siswa sudah mencapai indikator

keberhasilan penelitian sehingga tidak perlu dilanjutkan pada

tindakan siklus selanjutnya.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukan adanya

peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi melalui

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Pengukuran prestasi

belajar siswa dilakukan pada tindakan pra siklus, Siklus I, Siklus II.
62

Rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI). Pada tindakan pra siklus dapat dilihat dari hasil ulangan

tengah semester (UTS) adalah 67,71 meningkat menjadi 77,43 pada tindakan

siklus I setelah menggunakan pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) dan pada tindakan siklus II terjadi peningkatan rata-rata 85,44.

Presentase ketuntasan belajar pada tindakan pra siklus sebesar 21,42% pada

tindakan siklus I presentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 71,43%

dan meningkat lagi pada siklus II yakni sebesar 85,19%. Peningkatan

presentasi belajar siswa dalam tiap siklus dapat dilihat dalam gambar 5.

Gambar 5. Diagram Rerata Nilai dan Presentase Ketuntasan Belajar


Ekonomi

Gambar 5 menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) menunjukan hasil yang

lebih baik dibandingkan penggunaan model konvensional. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan


63

meningkatnya rerata nilai siswa dan presentase ketuntasan belajar siswa dari

siklus ke siklus.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan awal dan hasil diskusi dengan guru

mata pelajaran ekonomi SMA Negeri Jenggawah, peneliti mendapat subjek

penelitian yaitu kelas siswa XI IPS 3 yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan

20 siswa perempuan. Berdasarkan hasil bincang-bincang dengan guru mata

pelajaran ekonomi didapatkan permasalahan yaitu rendahnya prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Terdapat beberapa faktor yang ikut

mempegaruhi rendahnya prestasi belajar siswa, salah satunya adalah

penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional yaitu metode

ceramah. Dimana penggunaan model pembelajaran ini cenderung membuat

siswa bersikap pasif dan jenuh yang akhirnya membuat siswa tidak tertarik

mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga mengakibatkan

rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Dengan

adanya permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) dimana rata-rata nilai siswa pada tindakan pra siklus dilihat dari hasi

Ulangan Tengah Semester (UTS) adalah 67,71 meningkat menjadi 77,43

pada tindakan siklus I setelah menggunakan pembelajaran Group

Investigation (GI). Presentase ketuntasan belajar pada tindakan pra siklus

sebesar 21,42% menjadi 71,43%. akan tetapi pembelajaran dalam tindakan

siklus I ini belum maksimal. Sehingga di perlukan adanya tindakan siklus II.
64

Pada tindakan siklus II peningkatan rata-rata nilai siswa yakni menjadi 85,44

dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 85,19% sehingga dapat

disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti

dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan penelitian,

dimana peneliti dikatakan berhasil jika rerata tes hasil prestsai belajar siswa

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari atau sama dengan

75 dan 75% atau lebih siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran ekonomi

memperoleh nilai tes prestasi belajar atau sama dengan 75.


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di

kelas XI IPS 3 SMA Negeri Jenggawah diketahui bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) terbukti sebagian

besar prestasi belajar siswa meningkat pada materi Konsumsi dan Investasi.

Kesimpulan ini didasarkan dari peningkatan ketuntasan belajar dari data awal

sebelum Silkus/Pra Siklus ketuntasan klasikal sebesar 21,42%, setelah

dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

meningkat pada Siklus I sebesar 71,43% dan meningkat lagi pada Siklus II

menjadi 85,19%. Kondisi ini mengidentifikasikan bahwa sebagian besar

siswa telah mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rata-rata 85,44.

Peningkatan prestasi belajar dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa

tuntas belajar di atas nilai KKM 75.

B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka saran

peneliti untuk meningkatkan prestasi belajar di kelas XI IPS 3 SMA Negeri

Jenggawah tahun pelajaran 2016/2022 adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah perlu menerapkan strategi belajar mengajar yang tepat

untuk lebih meningkatkan kualitas terutama dalam hal pembelajaran di

69
70

kelas, baik itu metode maupun penyediaan fasilitas belajar yang berkaitan

dengan materi hendaknya juga diperhatikan.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mengetahui permasalahan yang timbul dalam proses

pembelajaran di kelas, baik itu metode, model, strategi maupun bentuk

pengajaran (kelompok atau individu), sehingga dapat meningkatkan

kualiatas pembelajaran di kelas.

3. Bagi Siswa

Bagi siswa hendaknya membiasakan untuk bekerjasama dalam kegiatan

pembelajaran, terutama yang bersifat kelompok. Siswa yang mempunyai

kemampuan lebih dari siswa lain sebaiknya mau untuk membantu siswa

lain yang biasanya menemui kesulitan dalam belajarnya atau malu untuk

bertanya kepada guru hendaknya dengan teman sendiri diharapkan dapat

berkomunikasi dengan lancar, dengan demikian pengetahuan siswa tidak

terbatas melainkan dapat berkembang.


DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2014. Belajar Dan Pembelajaran. Pontianak: Alfabeta,cv

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

..................................2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

.................................2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djmarah Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Usaha Nasional

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan dan Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Pelajar.

Haris Hasibuan, Muhammad. 2012. Penerapan Metode Kooperatif Group


Investigation Pada Pembelajaran Rencana Anggaran Biaya(Rab)
Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Teknik
Konstruksi Batu Dan Beton Di Smk Negeri 2 Wonosari. Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Hikmah, Nurul. 2014. Penggunaan Metode Grup Investigation (GI) Dan Motivasi
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen. Skripsi. Purworejo.
Universitas Muhammadiyah Purworejo.

La Iru & La Ode Arihi. 2012. Pendekatan, ,metode, strategi,dan model-model


pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

LPM, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2015. Pedoman Penyusunan


Skripsi. Purworejo: LPM Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Miftahul, Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu


Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Ngalim, Purwanto. 2013. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evalaluasi Pengajaran.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Oemar, Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudarno dkk. 2013. Ekonomi Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Wangsa Jatra
Lestari
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT
Remaja Rosdakarya.

......................2010. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Sinar baru algensindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi belajar. Bandung: PT. Raja Grafindo


Persada.Wahyu utomo, lilik. 2012. Psikologi pendidikan. Purworejo.

Widoyoko, S, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

googlewebblight.com/?lite_url=http://allforedu.blogspot.com/2012/06/kelebihan
dan-kekuranganpembelajaran.html?m%3D1&ei=_EH2m51&lc=ID&s=l&m=83
3&host=www.google.co.id&ts=1500254450&sig=ALNZjWkyLDVFd8kj0prgT7G
AJoMyiawA&lite_refresh=1500254650232

Anda mungkin juga menyukai